2018
KEGIATA
N
PENINGKATAN PELABUHAN AGATS TAHAP
I
TAHUN ANGGARAN
2019
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
TEKNIS
RKS TEKNIS
DAFTAR ISI
KataPengantar ................................................................................................................. i
DaftarIsi ......................................................................................................................... ii
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua ii
Pasal 3PekerjaanSparing..............................................................................................2-12
Pasal 4PekerjaanWaterproofing...................................................................................2-13
Pasal 5 PekerjaanStrukturBaja...................................................................................... 2-16
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua i
BAB I
SYARAT-SYARAT
UMUM
PASAL
1
LINGKUP
PEKERJAAN
1.3. PEKERJAANPERSIAPAN
Meliputi: mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air dan
listrik untuk bekerja.
PASAL 2
MEMULAI
KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja pelaksanaan
pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor /
Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan,
maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.
PASAL 3
MOBILISAS
I
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaanini.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 1-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
TEKNIS
RKS TEKNIS
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaanini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat- alat konstruksi
daninstalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor /
Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas
untukdisetujui.
PASAL 4
PAPAN NAMAPROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI
LAPANGAN
5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor
atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong,
berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil / Arsitektur atau sederajat dengan
pengalaman minimum 6 (enam)tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadapkewajibannya.
5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua
Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk
mendapatpersetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas
bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk
mengganti‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /
Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor /
Pemborongsendiri(PenanggungJawab/DirekturPerusahaan)yangakanmemimpin
pelaksanaanpekerjaan.
PASAL 6
RENCANA KERJA
6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)
kepadaKonsultanPengawasuntukdiberikankepadaPemilikProyekdanPerencana. 1 (satu)
salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasikerja.
6.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai
dengan Rencana Kerjatersebut.
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong berdasarkan
Rencana Kerjatersebut.
PASAL 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-
bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor /Pemborong.
7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh Kontraktor
/ Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan
ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepadaProyek.
PASAL 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN
KERJA
8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan
di suati tempat yang telahditentukan.
8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan
pekerja,bahandanperalatanteknissertakonstruksiyangdiserahkanPemberiTugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus
bertanggung jawab untukmemperbaikinya.
8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
TenagaKerjaNomor30/KPTS/1984danKep-07/Men/1984tanggal27Januari1984
tentangPelaksanaanPeraturanPemerintahNomor33Tahun1977bagiTenagaKerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan
proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang
sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK
dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
TEKNIS
RKS TEKNIS
PASAL 9
TENAGA DAN SARANA
KERJA
9.2. PERALATANBEKERJA
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
9.3. BAHAN-BAHANBANGUNAN
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dariluar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas /Direksi.
9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5m3.
PASAL
10
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG
DIGUNAKAN
10.1. PERSYARATANPELAKSANAAN
Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan
memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja
dan penjelasan RKS.
Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk
yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan:
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurutkontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyekadalah:
1 (satu)kamera.
1 (satu) alat ukurschuifmat.
2 (dua) alat ukur optik ( theodolit&waterpass).
1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 (satu) unit komputer danprinter.
1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120cm.
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis
maupunadministratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-
data yang diperlukan menurut data dan keadaansebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dari KonsultanPengawas.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk bahanmonitoring.
PASAL
12
PENJELASAN RKS DAN
GAMBAR
12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalahRKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detailgambarmungkinakandilakukandidalamwaktupelaksanaankerja.Kontraktor
/ Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam
gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap
deviasidarikarakteryangtidakdijelaskandalamgambardanspesifikasiataugambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secaratertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan- permukaan
pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang
tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari KonsultanPengawas.
12.4. UKURAN
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkapmeliputi:
As - as
Luar -luar
Dalam -dalam
Luar -dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi meter (
cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk
pekerjaan Baja dan Mekanikal /Elektrikal.
12.4.3. Khususukuran-ukurandalamGambarKerjaArsitektur,padadasarnyaadalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai (“finished”).
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuranskalatidakbolehdipergunakankecualibilasudahdisetujuioleh Konsultan
Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak
terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti
ukuranukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang
terjadiadalahtanggungjawabKontraktor/Pemborongbaikdarisegibiaya
maupunwaktu.
12.5. PERBEDAANGAMBAR
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yangmengikat (berlaku).
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang
akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan KonsultanPerencana.
12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor /
Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu
pelaksanaan.
12.6. ISTILAH
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut:
SD: Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dindingbeton, batu
kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanaman rumput, pohon peneduh,
perdu dan lain-lainnya.
SR: Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning kolom, balok dan tebal lantai.
AR: Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancanganbangunansecaramenyeluruhdarisemuadisiplin-disiplinkerjayangada baik
teknis maupunestetika.
M: Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air kotordrainase, sistim
pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-generator set dan sistim pengkondisian udara
(AC).
EL: Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik dan
penerangan.
12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yangharus dibuat
oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaanlapangan.
12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh KonsultanPengawas.
12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja /
Dokumen Kontrak maupun di dalam Bukuini.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 1-9
PASAL
13
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan GambarKerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut
diatas.
13.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaanpekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor /Pemborong.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawabKontraktor
/ Pemborong.
PASAL
14
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN –
BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakanmaupunsyarat-syaratpelaksanaanharusmemenuhisyarat-syaratyang
tercantumdalamPersyaratanUmumBahanBangunanIndonesia(PUBITahun1982), Standar
Nasional Indonesia (SNI), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud,
serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yangberlaku
di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan,sepertimaterial,peralatandanalatlainnya,harusdalamkondisibarudan dengan
kualitas terbaik untuk tujuan yangdimaksudkan.
14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar
spesifikasibahantersebut,mengikutiperaturanpersyaratanbahanbangunan
yangberlaku.
14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankanuntuksetiapjenisbahanyangbolehdipakaidalampekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaanbahanproduklainyangsetarafdenganapayangdipersyaratkan
harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan
serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis
dan diketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test
laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong
tanpa dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
14.3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-
bahanyangdiperlukanuntukbangunantersebutkepadaKonsultanPengawas
/ Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis
sebelumsemuabahan-bahantersebutdidatangkan/dipakai.Contohbahantersebut yang harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah
sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk
menetapkan“standardofappearance”dandisimpandiruangDireksi.Palinglambat
waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 1-11
14.5. PenyimpananMaterial
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Penempatanbahan-bahanmaterialdiaturdenganpertimbanganyangmatang
agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.
Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (First
InFirstOut),sehinggatidakadabahanmaterialyangtersimpanterlalulama
dalam gudang / stockmaterial.
14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang
bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan
sedemikianrupaagarmemudahkanpemeriksaan.Benda-bendamilikpribadi tidak
boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan
dari kandungan air / cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan
tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi
lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima)meter.
PASAL
15
PEMERIKSAAN BAHAN-
BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 diatas.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan
memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
/ Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari
bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan
yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat
pekerjaan yang akandilaksanakan.
PASAL
16
SUPPLIER DAN SUB
KONTRAKTOR
16.1. JikaKontraktor/PemborongmenunjukSupplierdanatauKontraktorbawahan(Sub
Kontraktor)didalamhalpengadaanmaterialdanpemasangannya,makaKontraktor/
Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada KonsultanPengawas
/ Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
PASAL
17
PEMBERSIHAN TEMPAT
KERJA
17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.
Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus
tetap ditempatnya.
17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintanganlainnya yang
muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau
dibongkarsertadibuangbilaperlu.Padadaerahgalian,segalatungguldanakarharus
dibuangdaridaerahgaliansampaikedalamansekurang-kurangnya50cm.dibawah
elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-
urug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering
maksimum sesuai AASHTO T 99.
PASAL
18
DRAINASE /
SALURAN
PASAL
19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL 0.00
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui
oleh KonsultanPengawas.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan
Pengawassegalaperalatan,instrumen,personildantenagasurvey,danlain- lain
material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan
(setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait.
Personildanperalatansurveyharusmeliputidantidakhanyaterbataspada:
a) Personil:
1 orang surveyorahli
1 orang pekerjasurveyor
b) Peralatan pengukuran(survey):
1 Wild ROS Theodolite (360derajat)
1 Wild T0 Theodolite (360derajat)
1 Wild NAKlevels
1 pita meteran baja dengan panjang 50m
1 steel measuring rod (4m)
5 target poles dengantripod
Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam
survey.
Semuaperalatanpengukuranharusdisediakanlengkaptermasuktripoddan lain- lain.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan
survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan
pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya.
SetiaptandayangdibuatolehKonsultanPengawasataupunolehKontraktor
harus dijaga baik-baik.Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.Setiap jenis pekerjaan dari bagian
apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh
KonsultanPengawas.
PASAL 20
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
20.1. PATOKUKUR.
20.1.3. Indikasiselanjutnyaselaintersebutdiatasagardicantumkanpadapatokukur
sesuai petunjuk KonsultanPengawas.
20.1.4. Padadasarnya,patokukurinidibutuhkansesuaipatokanketinggianataupeil
permukaan yang ada dantercantum dalam GambarKerja.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang
jelas,dandijagakeutuhannyasampaipelaksanaanpembangunanselesaidan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untukdibongkar.
20.2.3. Papanbangunandipasangsejarak2,00m.dariaspondasiterluaratausesuai
dengan keadaansetempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan
lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.5. Setelahselesaipemasanganpapanbangunan,Kontraktor/Pemborongharus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkanpersetujuan.
PASAL
21
PEMERIKSAAN HASIL
PEKERJAAN
21.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong
harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan
Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan
tidakterlihat.
21.2. KEMAJUANPEKERJAAN
21.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan
harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh
KonsultanPengawas.
21.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang,makaKonsultanPengawasharusmemberikanpetunjuksecara
tertulislangkah-langkahyangperludiambilgunamelancarkanlajupekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telahditentukan.
21.4. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 1-18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
TEKNIS
RKS TEKNIS
BAB II
SYARAT - SYARAT
TEKNIS
PEKERJAANSTRUKTUR
PASAL
1
PEKERJAAN
STRUKTURBETON
1.1. PERSYARATANMUTU.
1.1.1. MutuBeton.
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut:
a) Pondasi Setempat:K-250
b) Pilecap dan Sloof Beton:K-250 c)
Kolom dan Balok:K-250
d) Pelat Lantai & Atap Dak:K-250
e) Kolom & Ring Balok Praktis:K-175
f) AdukanBeton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada
bagian-bagiantertentudapatmenggunakanbetonkonvensionalyang
sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas /
KonsultanPengawas.
g) LantaiKerja
Seluruhbetonuntuklantaikerjaadalahbetonrabatdengancampuran 1pc
: 3ps :5kr.
1.2.1. Semen.
a) SemuasemenharusSemenPortlandyangdisesuaikandenganpersyaratan dalam
Peraturan Semen Portland SNI 2049-2015 atau ASTM C-150 Type
1 atau BS EN 197-12000.
b) Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus bersedia
untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan
tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 2-1
beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas
beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
c) TempatPenyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian
rupa agar memudahkan waktupengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak
minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen
dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam
pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup
untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah pisah dan
menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung
zak-zak dan memindahkannya. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk
lebih tinggi dari 2meter.
Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan,Kontraktorhendaknyamempergunakansemenmenurut urutan
kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus
disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan
darikirimanlainnya.Semuazakkosongharusdisimpandenganrapih dan
diberi tanda yang telah disetujui oleh KonsultanPengawas.
Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakanoleh
Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta
harus dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan penyelidikan.
Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang
cocok dari penerimaan dan pemakaian semenseluruhnya.
Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan
Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama
hari itu ditiap bagianpekerjaan.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 2-2
boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk
meratakan pengiriman berikutnya.
d. Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan KonsultanPengawas.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuandasar(pokok)untuksemuabahanyangdiambildarisumber
tersebut.Kontraktorharusbertanggungjawabataskualitastiapjenisdari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir
alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan
kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan
harusdiaturdandilaksanakansedemikianrupasehinggatidakmerugikan kegunaan
daritimbunan.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunakdaritanahliat,mikadanhal-halyangmerugikandarisubstansiyang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam subsansi yangmerugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5% beratpasir.
Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagaiberikut:
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8
dapat naik sampai 20%.
e. Agregat Kasar ( Kerikil)
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahanbatu.
Kebersihan danmutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahanorganisataudarisubstansiyangmerusakdalamjumlahyang
merugikan.Besarnya persentase dari semua substansi yang merusaktidak
boleh mencapai 3 (tiga) persen dariberatnya.
Agregatkasarharusberbentukbaik,keras,padat,kekaldantidakberpori. Apabila
kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harusdicuci.
Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara5 mm.
sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 %berat.
Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98%
berat.
Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan,adalahmaksimum60%danminimum10%beratserta harus
menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam SNI2847:2013.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi,
maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali
bahannyaatasbebannyasendiri,untukmenghasilkanagregatyangdapat disetujui
KonsultanPengawas.
1.2.3. A i r
Airyangdipakaiuntuksemuapekerjaanbeton,spesi/mortardanspesiinjeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di
Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam
SNI 2847:2013 untuk bahan campuranbeton.
1.2.4. BajaTulangan
a) Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan SNI
2052:2014 dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh
pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan
Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian
konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan denganbeton.
c) Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh, maka
wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION METAL
atau BRCLYSAGHT.
1.2.6. Waterstop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian- bagian
yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat
basah lainnya sesuai dengan Gambar Kerja.
Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk FOSROC, tipe
disesuaikan dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.
1.2.7. BondingAgent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan design dan
perhitungannya.
Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk FOSROC
berupa material liquid berwarna putih terbuat dari bahan polymer acrylic
digunakan pada sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus untuk daerah
kering.Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
1.2.8. Admixture
a) Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah
SIKAMENT 520 merk SIKA dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran
yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas /Perencana.
b) Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set),
dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan
sampai dengan waktu penuangan beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu)
jam. Bahan retarder yang dipergunakan adalah CONPLAST RP264M2 dengan
takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di
BatchingPlant.
c) Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai
kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength). Bahan plasticizer adalah
CONPLAST SP 430D dengan takaran 0,60 – 2,00 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum beton dituang ke
dalamcetakan.
1.3.8. PekerjaanMengaduk
a) Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari KonsultanPengawas.
b) Bahan-bahan pembentukbeton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton (“batch mixer/beton mollen“). Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
c) Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan (lamanya)
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yangdikehendaki.
d) Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki dan atau diganti. Mesin pengaduk yang disentralisir (batching
mixing plant) harus diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk
dapat diawasi dengan mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak
boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin
pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlahadukan.
1.3.9. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang
dari 4,5oC.Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton
harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bilabetondicorpadawaktuiklimsedemikianrupasehinggasuhudaribeton melebihi
32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor
harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan
agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malamharibilaperlu,untukmempertahankansuhubetonwaktudicorpada suhu
dibawah32oC.
1.3.13. PekerjaanPengecoran
a) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain- lainnya telah selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh
KonsultanPengawas.
b) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan
bahan-bahanyangmenyerappadatempat-tempatyangakandicor,harus dibasahi
dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak
akandiserap.
c) Permukaan-permukaanbetonyangtelahdicorlebihdahuludimanaakan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan beton
baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan
beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan- bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor. Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d) Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yangada.
e) Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi pekerjaan,
dan persiapannya betul-betul telahmemadai.
f) Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
danspesinya.Pemisahanyangberlebihandariagregatkasardalambeton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan.Kalaudiperkirakanpemisahanyangdemikianitumungkinakan
terjadi,Kontraktorharusmempersiapkantremieataualatlainyangcocok untuk
mengontrol jatuhnyabeton.
g) Pengecoranbetontidakbolehdijatuhkanlebihtinggidari2meter,semua penuangan
beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari
50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat
memenuhi spesifikasiini.
h) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun
hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari
agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan
pada construction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaandilanjutkan.
i) Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syaratsyarat
campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50
liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya
pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit /terbatas.
j) Setiaplapisanbetonharusdipadatkansampaisepadatmungkin,sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan
dari cetakan dan material yangdiletakan.
k) Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator)harusdapatmenembusdanmenggetarkankembalibetonpada bagian
atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
SemuabetonharusdipadatkandenganalatpenggetartypeIMMERSON, beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan ke dalambeton.
1.3.15. Perawatan(Curing)
a) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini
atau disemprot dengan Curing Agent CONCURE P yang berupa bahan
cair / liquid material dimana setelah mengering berbentuk membrane clear dan
berfungsi sebagai pelindung (curing compound) untuk menahan / mencegah
penguapan air dari dalam beton, dengan takaran pemakaian untuk 1 liter
adalah 5 – 6 m2. Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagianpekerjaan.
b) Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacamitudilakukandenganmenutupipermukaanbetondengandeklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecorandilaksanakan.
c) Perawatanbetonsetelah3hari,adalahdenganmelakukanpenggenangan dengan
air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis
atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang
disetujui Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan
beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk
campuranbeton.
PASAL 2
PENYEKAT-PENYEKAT
AIR
2.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor harus
menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan
bahan penyambunglainnya.
PASAL 3
PEKERJAAN
SPARING
3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan gambar
kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatanstruktur.
3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari KonsultanPengawas.
3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan,
makabajatulangantersebuttidakbolehditekukataudipindahkantanpapersetujuan dari
KonsultanPengawas.
3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoranbeton.
3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktupengecoran.
PASAL 4
PEKERJAANWATERPROOFING
4.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Yangtermasukkedalampekerjaaniniadalahpenyediaantenagakerja,bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik
yangbersangkutan.
Bagian-bagian yang harus di-waterproofing ini mencakup seluruh bagian plat atap dan
daerah-daerah basah lainnya, kecuali daerah basah pada plat lantai.
4.2. PERSYARATANBAHAN.
4.2.2. Bahan.
a) Untuk Kamar Mandi /WC
Menggunakan BRUSHBOND merk Fosroc, merupakan bahan pelapis kedap
air pada beton dengan bahan dasar semen dan acrylic (2komponen).
Pemakaiannya dengan cara pelaburan (coating). Takarannya adalah 2 kg/cm2
(2 kali pelaburan) tebal 1,2 mm.
b) Untuk waterproofing atapDak.
Menggunakan BRUSHBOND merk Fosroc, merupakan bahan pelapis kedap
air pada beton dengan bahan dasar semen dan acrylic (2komponen).
Pemakaiannya dengan cara pelaburan (coating). Takarannya adalah 2 kg/cm2
(2 kali pelaburan) tebal 1,2 mm.
4.3. PENGUJIAN.
4.3.1. Bila diperlukan, wajib mengadakan tes bahan tersebut pada laboratorium yang
independen, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor / Supplier harus menunjuk syarat
rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai
pekerjaan.
4.3.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya selama minimal
10 (sepuluh) tahun termasuk kesanggupan mengganti dan memperbaiki segala
jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak
pabrik untuk kualitas material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator)
untuk kualitaspemasangan.
4.4.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telahditentukan.
4.4.3. Tempatpenyimpananharuscukup,bahanditempatkandandilindungisesuai
denganjenisnya.
4.5. SYARAT-
SYARATPELAKSANAAN.
4.5.1. Persyaratanumum.
a) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biayatambahan.
b) Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahanbahan
pengganti harus yang disetujui oleh Konsultan Pengawas berdasarkan contoh
yang diajukan olehKontraktor.
c) Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
Konsultan Pengawas dengan cara-cara yang telah disetujui Konsultan
Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengangambar.
d) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
e) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di
suatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum
perbedaan tersebutdiselesaikan.
4.5.2. Carapelaksanaan.
a) Pelaksanaanpemasanganharusdikerjakanolehahliyangberpengalaman
(ahlidaripihakpemberijaminanpemasangan)danterlebihdahuluharus
mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari KonsultanPengawas.
b) Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang pada tempat-tempat yang
terkena langsung oleh sinar matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung
terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaanatauspesifikasiArsitektur,makadibagianatasdarilembaran
waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai dengan gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed ataupun material
finishing.
c) Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm. lengkap dengan primer, screed lapisan
pertama dan screed lapisan kedua, kawat ayam dan pengaturan kemiringan
harus sesuai dengan yangdibutuhkan.
4.6. TANGGUNGJAWAB
4.6.3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan, baik teknis
mapunadministratif.
4.7. CONTOH.
4.7.1. Kontraktorwajibmengajukancontohdarisemuabahan,brosurlengkapdan
jaminan dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan olehproyek.
4.7.3. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada
Kontraktorselamatidaklebihdari7(tujuh)harikalendersetelahpenyerahan contoh-
contoh bahantersebut.
4.8. PENGUJIANMUTU.
4.9. PENGAMANANPEKERJAAN.
4.9.2. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka
Kontraktorharusmemperbaiki/menggantisampaidinyatakandapatditerima oleh
Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah
tanggung jawabKontraktor.
PASAL 5
PEKERJAAN STRUKTUR
BAJA
5.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan baja sesuai dengan
gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada:
5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahanbahan
seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis pelaksanaan.
5.2. PERSYARATANUMUM.
Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan
normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti:
SNI 1729-2015: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung BajaStruktural.
AISC “Specification for Fabrication anderection”.
Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari SNI
1729-2015 atau AISC “Specification for Structural JointsBolts”.
Semua pekerjaan las harus mengikuti SNI 1729-2015 atau “American Welding
Society for Arc Welding in Builiding ConstructionSection”.
5.3. PERSYARATANBAHAN.
5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37
dengan tegangan leleh minimum 240MPa.
Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada
tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan
elektroda tersebut tidakberubah.
BahanlasyangdigunakandarikelasE6012AWSdanharusdijagaagarselalu dalam
keadaan baik dankering.
5.3.4. Bahan-bahanyangdipakaiuntukpekerjaanbajaharusdiperolehdariSupplier
/ Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana / Konsultan
Pengawas.
5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.
Penampang-penampang(profil)yangtepat,bentuk,tebal,ukuran,beratdan detail-
detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harusdisediakan.
5.4. PERSYARATANTEKNIS.
5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum pada gambarkerja.
5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail /
sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak / belum tercantum dalam
gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaantersebut.
5.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dan
diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.
5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhikontrak.
5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untuk
bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di
workshop sehingga harus dikerjakan dilapangan.
5.4.7. Semuarivetdanbautbaikyangdikerjakandiworkshopmaupundilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet atau
bauttersebut.
5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus
diberikankepadaKonsultanPengawasuntukmendapatpersetujuanterhadap
bahantersebut.
5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan
tampak yang rapisekali.
5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang diperlukan demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan / disediakan, kecuali jika
dipersyaratkanlain.
5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan, harus
segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain- lain dengan
cara yang memenuhisyarat.
5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian
itu harus diperiksa dalam keadaan tidakcacat.
5.5. PERSYARATANPELAKSANAAN.
5.5.1. Pengelasan.
a) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing tukang
lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian
sekunderkonstruksi.
b) Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja
yangdipakai.
BahanlasyangdipergunakandaritipeE6010untukposisipengelasanplat horizontal
dan overhead, serta tipe E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan plat,
dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan baik dan kering.
Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau:
Tebal las minimum : 3,5mm.
Panjanglasminimum : 13 x teballas.
Panjanglas maksimum : 43 x teballas.
c) Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan
sedemikianrupa,sehinggapekerjaanlasdapatdilakukandenganbaikdan teliti.
d) Pemberhentianlas,haruspadatempatyangditentukandanharusdijamin tidak akan
berputar ataumembengkok.
e) Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan
dibersihkan denganbaik.
f) Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahanbajanya.
g) Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda tersebut.
h) Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualitas dari las yangdikerjakan.
i) Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan
yang akan di-las juga harus bersih dariaspal.
j) Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang
sesuaidenganyangdibutuhkan,sehinggapenyambungandenganlasdapat
memuaskan.Mesinlastersebutharusmencapaikapasitas24–40Voltdan 200
– 400Ampere.
k) Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya perbaikan las ini
menjadi tanggung jawabKontraktor.
5.6. PEMASANGAN.
5.6.1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari Asnya.
Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan bidang
permukaanlantai.
5.6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan
rusak karena perubahancuaca.
5.6.4. Memotongdanmenyelesaikanpinggiran-pinggiranbekasirisandanlain-lain.
a) Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambarrencana.
b) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-
kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur danlain-lain.
c) Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas
irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2,5
mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak
tampak lagijalur-jalur.
d) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-
bekas potongan atau kotoran-kotoranlainnya.
5.7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan
kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat baja atau
sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metalic yang merata.
5.7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali, disikat kawat,
digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang telah diuraikan. Cat
dasar dilaksanakan 2 (dua) kalipengecatan.
5.7.5. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh pabrik
dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN TIANG
PANCANG
PASAL
1
PEKERJAAN TIANG PANCANG
BAJA
1.1. UMUM
Untuk mencapai hasil konstruksi pondasi yang sesuai dan memenuhi semua kriteria
teknis di dalam perencanaan struktur pondasi yang telah dituangkan di dalam
gambarrencana,makapekerjaanpemancanganpondasitiangperlumengacukepada semua
persyaratan teknis yang telah digunakan di dalamperencanaannya. Persyaratan teknis
penting yang diperlukan didalam konstruksi pondasi akan dijelaskan berikut ini,
yang meliputi Standar, Spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus
dilakukan dan Prosedur Pemancangan tiang pancang baja.
1.2. STANDAR
Sejumlahperaturanbakuyangmenjadiacuandidalampenentuanpersyaratanteknis
iniadalah:
1) SNI 03-2847-2013 Persyaratan Beton Struktural untuk BangunanGedung;
2) SNI 8052:2014 Pipa Baja untukPancang;
3) Standar Industri Indonesia(Sll)
4) American Concrete Institute(ACI)
5) American Welding Society(AWS)
6) American Society For Testing and Materials(ASTM)
7) British Standard Code of Practice BS-8004 andBS-8110
1.3. MATERIAL
1.3.1. Material tiang yang digunakan ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan
maupuntatacarapabrikasiyangmenjaminagarsemuatiangdapatterpasang dengan
baik sesuai rencana. Material tiang yang digunakan ini harus mengikuti
persyaratan mutu bahan maupun tata cara pabrikasi yang
menjaminagarsemuatiangdapatterpasangdenganbaiksesuairencanayang dibuktikan
dengan sertifikat tiang pancang berupa Dimensi tiang pancang (Diameter Luar,
Ketebalan, dan Panjang), serta Type of Pile, Leng of Pile, Yield Strength,
Radiograph, Tensile danImpact.
1.3.2. Mutu Tiang Pancang Baja yang digunakan adalah: SKK-400; JIS-A5525 G
3444/G 3106 dengan Mills Certificate atau mengacu pada ASTM A 252.
Tensile strength min. 400N/mm2
Yield Point min. 235 N/mm2
Elongation min. 18%
Tensile Strength Of Welds min. 400n/mm2
Komposisi kimia maksimal (SKK 400) C: 0,25% - P: 0,04% - S: 0,04%
Flatness 2/3 D
Toleransi diameter: 0,5 % x D
Toleransi ketebalan: -0,6mm untuk D< 50 cm, -0,7mm untuk D>50-80cm
Toleransi lengkungan: 0,1 % x L
Toleransi panjang tiang: 0
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 3-1
1.4. PENGADAANMATERIAL
Setiap pembelian / pengadaan tiang pancang harus disertai dengan bukti surat
penyerahan barang (Delivery Order) sebagai tanda bukti pembelian yang harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas.
1.5. ALATKERJA
Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini maka alternatif alat
pancang yang dapat digunakan dalam pemancangan ini adalah: Diesel hammer K-
32 untuk tiang pancang Ø 457 dengan ram stroke minimal dapat mencapai 2,8 m. Semua
alat kerja, seperti ring pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat bantu
lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu
pekerjaan maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.
1.6. PERSIAPAN
Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor sebelum memulai
pekerjaan pemancangan adalah:
a) Pengukuran dan marking posisi untuk pancang sesuai koordinat dalam gambar
piling plan terbaru yang disetujui oieh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh
surveyor LSI qualified / di bawah pengawasankonsultan.
b) Sebelumpekerjaanpamancangandimulai,kontraktorpancangakanmengajukan metoda
kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan beserta urutan pemancangan
yang akan dilakukan kepada pengawas/ pemberi tugas untuk
mendapatpersetujuan.
c) Kontraktor pancang akan bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan
sehubungan dengan metoda dan alat kerja yangdipilih.
1.9.3. Pemborongharusmenyediakanperalatandanmesinlaslistrikyangmemadai
kapasitasnya serta elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang
sesuai dengan tiang yang akan dilas dan harus dengan persetujuan Direksi.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 3-2
1.9.4. Ahli las yang akan melaksanakan pengelasan harus benar-benar qualified
sesuaidenganAWSDI-72yangdibuktikandengansertipikatdariinstansiyang
berwenang.
1.9.5. Pipa baja sebelum disambung dan selama pengelasan harus dipegang erat-
eratdengansuatukonstruksiclampyangcukupkakuuntukmenjaminbahwa
sumbusegmenpipa-pipayangakandisambungberadadalamsatugarislurus.
1.9.6. Proses Penyambungan tiang pancang baja agar dilaksanakan dengan 3 (tiga)
lapispengelasan.
1.10.1. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan dan testing untuk
menjamin bahwa hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat dan tidak
porous serta ukurannya sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu Pemborong haius
menyediakan tenaga ahli, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
testingtersebut.
1.10.2. Hasil pengelasan harus ditest secara visual dengan menggunakan metode
liquid penetrant dan contrast sesuai dengan prosedurAWS.
1.10.3. Hasil pengelasan dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dalam waktu
paling lama 24 jam untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan. Hasil yang
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan harus diperbaiki, diperkuat atau
dipotong dan dilas kembali sesuai petunjukDireksi.
1.12.1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambarkerja.
1.12.2. Toleransimaksimumyangdiijinkanterhadaphasilpemancangantiangadalah 10
Cm penyimpangan dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring
atau vertikal adalah 2 % untuk pemotongan tiang sebesar 5cm.
1.12.3. Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi
tertentu, dicabut atau lain sebagainya sesuai dengan keputusan Direksi, dengan
biayaPemborong.
1.13.4. Alatpancangharusdilengkapidenganladderyangcukuppanjangdandapat
digerakansecarahydrolikataumekanis,untukmenjaminpemancangantiang
tegak dan tiang miring dapatdilaksanakan.
1.14.2. Pemancangan tiang pancang dilakukan dengan alat tersebut di atas dan bila tidak
memungkinkan dapat dilakukan pengeboran terlebih dahulu (preboring) yang
dilakukan setelah mendapat persetujuan dariDireksi.
1.14.5. Pemborong tidak diperkenankan memindahkan alat pancang dari kepala tiang
tanpa persetujuanDireksi.
1.14.6. Tiang hanya dipancang selama ada Direksi dan hanya tersedia fasilitas bagi
Direksi untuk memperoleh informasi pemancangan tiang yang diperlukan.
Meskipun demikian Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaanini.
1.14.8. Tiang yang tidak dipakai akibat "over acting" atau tidak memenuhi toleransi yang
diijinkan, maka harus dibuat tiang ekstra yang dipancang di lokasi tersebut, atas
persetujuanDireksi.
1.14.9. Kalendering wajib dilakukan untuk setiap titik pancang sebagai penentuan daya
dukung tiang pancang berdasarkan dynamic formula (Hiley Formula) dan
panjangnya tiang pancang lebihlanjut.
1.14.10. Kalendering dilakukan bukan sebagai penentu berhentinya Final Set. Hanya
sebagai bentuk pencatatan, berapa kedalaman yang ditempuh oleh Tiang Pancang
pada sebuahtitik.
1.14.16. Kedalaman pemancangan tiang pancang harus sesuai dengan perhitungan daya
dukung tiang pancang dan beban maksimum yang diteruskan tiang ke tanah
berdasarkan perhitunganstruktur;
1.14.17. Daya dukung tiang pancang harus dapat memenuhi daya dukung aksialtarik dan
aksialtekan;
1.14.18. Untuk daya dukung tiang pancang yang mengandalkan tahanan ujung tiang (end
bearing), penetrasi tiang pancang dalam 10 pukulan terakhir harus kurang dari
2,5cm.
1.15.1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set sesuai
dengan persyaratan daya dukung berdasarkan “Dynamic Formula” dibandingkan
dengan daya dukung yang diperoleh berdasarkan data-data karakteristiktanah.
1.15.2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang tiang/kedalaman rencana,
makabagiantiangberlebih(diatascutofflevel)harusdipotong,pemotongan kelebihan
tiang ini harus mendapat persetujuanDireksi.
1.15.3. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang, tetapi final sebelum
terpengaruh, maka tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan
kekurangan panjang tiang ini harus mendapat persetujuanDireksi.
1.15.4. Harga tiang pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan
diperhitungkan dengan harga satuan panjang seperti padapenawaran.
PASAL 2
UJI PEMBEBANAN
2.1.3. Jumlah titik PDA Test adalah sebesar 1 % atau minimal 1 (satu) tiang untuk 1
(satu)segmendarijumlahkeseluruhantianguntukmasing-masingkedalaman
tiang pancang. Atau untuk setiap 10 (sepuluh) titik pemancangan wajib
dilaksanakan PDA test.Tujuan pengujian adalah mendapatkan daya dukung
statispondasitiangpancangtunggalsehinggadapatdievaluasiterhadapdaya
dukungrencana.
2.1.5. Massa hammer, dengan berat sesuai dengan beban ultimate rencana dart
tiangAlatpenjatuhhammer(dapatdigunakancraneatausejenisnya).Prinsip kerja
pengujian adalah teori perambatan gelombang pada 1 dimensi (1-D Wave
Propagation) dengan asumsi tiang uniform dan sifat elastis-linier, Pengujian
dilakukan sesuai dengan prosedur pengujian pada ASTM (American Standard
Testing &. Materials) D4945-89. Hasil PDA test dibandingkan dengan daya
dukung tiangpancang.
2.1.6. Apabila daya dukung tiang pancang berdasarkan Formula Hilley dan PDA test
lebih kecil dari daya dukung tiang pancang yang disyaratkan di dalam dokumen
studi DED dan spesifikasi teknis rencana, pelaksana kegiatan (KPA, PPK,
Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib segera melapor kepada
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat cq. Direktur Prasarana pada
kesempatanpertama.
3.1. LINGKUPPEKERJAAN
Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung listrik dan harus memenuhi
peryaratan BS 1856 atau JIS Z 3801 dan Z 3841.
Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang
berpengalaman yang sedikitnya mempunyai pengalaman enam bulan termasuk dua buah
berturut-turut sebelum bekerja pada pekerjaan dimaksud.
Kontraktor haras memberikan daftar kepada Direksi/Engineer/Pengawas mengenai tukang-
tukang las yang dipekerjakan, nama-nama mereka, pengalaman kerja dan keterangan-
keterangan lain yang diperlukan.Daftar ini harus mendapat persetujuan
Direksi/Engineer/Pengawas.
Tempat pembuatan las lengkung, peralatan-peralatan dan kelengkapan- kelengkapannya
harus dipakai sesuai persyratanan BS 638 C 9301.
3.2.3. Penyambungan tiang-tiang pipa baja harus dilakukan dengan las yang
dilaksanakanpadatempatpekerjaanlasdisitedengancarapengelasansemi automatic
seperti ditentukan dalam JIS Z 3605 dan sesuai dengan gambar. Penyambungan
dan perakitan profil baja untuk ponton adalah dengan las,
dimanasambunganlasharusmemenuhiketentuanyangdiberikandalamSNI 03 -
1729 - 2002 butir13.5.
3.2.6. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk memperbaiki las yang tidak memenuhi
syarat seperti keropos, tumpang tindih (overlap), miring, kelebihan atau kurang
tebalnya "throat" atau ukuran. Pengelasan tidakboleh dilakukan pada waktu hujan
atau hujan angin (storm) kecuali pengelasan dengan cara ''pengelasan di dalam
air". Pekerjaan las dalam keadaan cuaca
burukdapatdilakukandenganpersetujuanDireksi/Engineer/Pengawas,jika telah
diambil langkah – langkah pengaman terhadap pengaruh cuacaburuk.
3.2.7. Pemotongan tiang pancang yang telah terpancang wajib dilakukan pada elevasi
pemotongan yang sesuai dengan mempertimbangkan kesesuaian gambar desain
rencana dengan hasil pengukuran pasang surut serta bathimetri dan
pemetaanulang;
3.3. PENYELESAIANPERMUKAAN
3.3.1. Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dari goresan – goresan, lekukan –
lekukan, sisa – sisa bahan las dan cacat – cacat lain yang ada selama
pelaksanaan. Setiap pekerjaan perbaikan harus dilakukan pada tanah yang
rata,bersih,baik.Pekerjaanperbaikanlastidakbolehlebihpendekdari5cm termasuk
random arcstrikes.
Semua pengelasan harus mencapai sudut – sudut dari bagian – bagian yang dilas.
3.3.3. Perbaikan dengan cara mengulangi las diatasnya, tidak diijinkan. Jika untuk
memperbaiki kesalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Direksi / Engineer /Pengawas.
3.4.1. Pekerjaan Las harus diperiksa atau disaksikan oleh Direksi / Engineer / Pengawas
atau wakil yang ditunjuknya sesuai dengan persyaratan dalam JIS Z 3146 dan
harus mencakup tapi tidak terbatas hanya pada pemeriksaan visual, test ultrasonic
dan tesradiografik.
3.4.2. Pengawasan visual harus tetap dilakukan meskipun pemeriksaan lain dijalankan
juga, pemeriksaan visual mencakup pengecekan pemasangan sambungan yang
dilas, apakah sudah lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenai
sudut-sudut lekukan, permukaan-permukaan bagianyang dilas dan bagian-bagian
yang terbuka. Direksi/Engineer/Pengawas dapat memerintahkan setiap
sambungan las untuk diperiksa dan ditest dengan cara radiografik atau ultrasonic
yang disetujui, jika test seperti tersebut diatas dianggap perlu olehnya. Dalam hal
ini, Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatunya agar test bisa
dilaksanakan.
PASAL 4
PENGECATAN PROTEKSI TIANG PANCANG
BAJA
3.5. PEMBERSIHAN
Pengecatan proteksi yang akan diuraikan disini menyangkut semua bahan dan
peralatan dari baja seperti bollard, rantai-rantai baja, tangga-tangga dan peralatan baja
lain yang akan dipakai pada konstruksi dermaga dan peralatan navigasi. Sebelum dicat,
benda-benda baja harus dibersihkan dari karat dengan sikat kawat atau dengan alat-alat
lain. Semua benda-benda yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dari pabrik cat atau seperti yang dijelaskan dalam, spesifikasi ini. Pekerjaan las
harus dibersihkan dari sisa-sisa las dan percikan-percikan las harus dibersihkan.
3.6. PENGECATAN
Setelah bagian yang akan dicat diperiksa kebersihannya oleh Direksi/Engineer
/Pengawas, maka bagian luar dari bahan-bahan baja tersebut akan dicat dengan cat anti
karat sebagai berikut:
Cat Dasar Cat Luar
Macam Cat Zinc Rich Based Epoxy Resin Based
Jumlah Lapisan 1 2
Pengecatan harus dilakukan 3 kali dan tebal lapisan cat setelah keringminimum 0,3
mm. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, contoh-contoh cat dannama pabriknya harus
disampaikan kepada Direksi/Engineeer/Pengawasuntuk mendapat persetujuannya.
WarnadarilapisanterakhirharussesuaidenganperintahDireksi/Engineer/Pengawas.
PASAL 5
KEPALA TIANG & POER (PILE
CAP)
3.8. Diatastiap-tiappancangpancangakandibuatkanpoeruntukmenyalurkangayadari
balokketiangpancangyangukuran-ukurandanpenulangannyasepertiditunjukkan dalam
gambarkerja.
3.9. Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudah terpasang dengan
baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harusdiperhitungkan waktunya
sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah dituangkan tidakterganggu oleh pasang surut
sebelum beton mencapai umur 3jam.
3.10. Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekisting atau baja tulangan yang menonjol dari
permukaan, maka besi/baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga
nantinyadapattertanamdanditutupdenganadukanbetonmaterialyangkedapair minimal
setebal selimutbeton.
BAB IV
SYARAT - SYARAT
TEKNIS PEKERJAAN
ARSITEKTUR
PASAL
1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a) Pekerjaan adukan pasangan batukali
b) Pekerjaan adukan pasangan batu bata dan batakopress
c) Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambarkerja.
1.2. PERSYARATANBAHAN.
1.2.1. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasiryangdigunakanadalahjenispasirpasangdenganbutir-butiryangtajam, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahanorganis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahan
organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3. PERSYARATANPELAKSANAAN.
1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga)menit.
1.3.2. Jenisadukan.
a) Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc:5ps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b) Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran iniuntuk:
Menutupsemuapermukaandindingpasanganpadabagianluar/tepi
luarbangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm. dari permukaanlantai.
Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
GambarKerja.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 4-1
1.3.3. Semuajenisadukantersebutdiatasharusdisiapkansedemikianrupasehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaanpemasangan.
1.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan
kedapair.
PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU
KALI
2.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a) Pekerjaan pondasi pasangan batukali.
b) Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam GambarKerja.
2.2. PERSYARATANBAHAN.
2.2.1. Batukali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.
2.3. PERSYARATANPELAKSANAAN.
2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas,
kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram sampai
jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benarpadat.
Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang
sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc :3ps.
2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian
dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 4-2
2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam GambarKerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan
pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40- d atau
sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Jarakantarastek-stekiniadalahtiap100cm.danatausepertiyangtercantum
dalam GambarKerja.
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA DAN BATAKO
PRESS
3.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
a) Pembuatan dinding batakopress.
b) PekerjaanpasanganbatubatalainnyasepertitercantumdalamGambarKerja.
3.2. PERSYARATANBAHAN.
3.2.1. Batakopress.
Batako press yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, setaraf bata F, ukuran 8
x 20 x 30 cm. dengan pengepresan sempurna dan merata. Batako
pressyangdipakaiharusbebasdaricacat,retak,catatauadukan,mempunyai sudut siku
dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik ataupenjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai
data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. PERSYARATANPELAKSANAAN.
3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya
sesuai dengan yang tercantum dalam GambarKerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu batatersebut.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi harus
sama setebal 1cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan batako dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom danbalok praktis.
Persyaratanpelaksanaankolomdanbalokpraktis,mengacupadapersyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam bukuini.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruhpekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaantanah.
3.3.9. Setelah batako terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram
air dan siap menerimaplesteran.
3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dandibersihkan.
3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidakdiperkenankan.
3.3.14. Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
PASAL 4
PEKERJAAN BETON NON
STRUKTURAL
4.1. LINGKUPPEKERJAAN.
4.2. PERSYARATANBAHAN.
4.2.1. BesiBeton.
a) BesibetonyangdipakaiadalahdarimutuU-24untukdiameterlebihkecil dari
∅ 16mm.
b) Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih.
c) Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 2052-2014
Baja TulanganBeton.
d) Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan GambarKerja.
e) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
KonsultanPengawas.
f) Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /
dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI
2052-2014.
4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
4.2.5. A ir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.3.
PERSYARATANPELAKSANAAN.
4.3.1. BetonBertulang.
a) Campuran dan mutu beton
Campuran adalah 1pc : 2ps :3Kr.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175.
b) Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya
harus sesuai SNI2052-2014.
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
GambarKerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan SNI2052-
2014.
c) Acuan /bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam GambarKerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoranberlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dansebagainya.
d) Carapengadukan.
Cara pengadukan harus menggunakan betonmolen.
Takaranuntuksemenportland,pasirdankoralharusdisetujuiterlebih
dahulu oleh KonsultanPengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak
terjadi penguapan terlalucepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e) PengecoranBeton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiramcetakan-cetakansampaijenuh,pemeriksaanukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
KonsultanPengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarangkoral
/ spleet yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui
KonsultanPengawas.
Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai
Bonding Agent NITOBOND PVA merkFOSROC.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus
dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA yang
pelaksanaannya sesuai persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung
dilakukan pengecoran betonbaru.
f) Pekerjaan pembongkaran acuan /bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan
dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
g) Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktisuntuk:
Setiap pertemuan dinding pasangan batubata.
Dindingpasanganbatubata½batupadabagiandalambangunan
setiap seluas 9m2.
Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar
bangunan setiap seluas 9m2.
Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13cm.
Dan atau seperti tercantum dalam GambarKerja.
terlebihdahulutelahditanamdenganbaikpadabagianpekerjaankolom
danbalokpraktisini.Bagianyangtertanamdalampasanganbataminimal
sedalam 30 cm. kecuali ditentukanlain.
PASAL 5
PEKERJAAN
PLESTERAN
5.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batako press dan permukaan
beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam GambarKerja.
5.2. PERSYARATANBAHAN.
5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3. A ir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
5.3. PERSYARATANPELAKSANAAN.
5.3.2. Jenisplesteran.
a) Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan.
Campuanplesterankasaradalahcampuranadukkedapair,yaitu1pc:3ps.
Dipakaiuntuk:
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga
ke permukaan tanah dan atau lantai.
Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga. b)
Plesteran biasa adalah campuran 1pc :5ps.
Adukplesteraniniuntukpasanganbatubatadanbatutempelsertauntuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam GambarKerja.
c) Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran iniuntuk:
Menutupsemuapermukaandindingpasanganpadabagianluar/tepi
luarbangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm. dari permukaanlantai.
Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
GambarKerja.
d) Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yanghomogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan.Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteransebagailapisandasartelahberumur8(delapan)hari,atausudah
keringbenar.
5.3.3. Pelaksanaan.
a) Adukansemuajenisplesterantersebutdiatasharusdisiapkansedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mongering pada waktu
pelaksanaanpemasangan.
b) Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi
30 menit, terutama untuk plesteran kedapair.
c) Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untukplesteran aci halus.
d) Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteranharus
diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus
rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang,
tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuatcacat.
e) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk
permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Semua lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plesteran.
f) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper
dipakai plesteran aci halus di atas permukaanplesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir
lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garishorizontal
untukmemberikanikatanyanglebihbaikterhadapbahan/materialyang akan
digunakantersebut.
g) Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam
5mm.
h) Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
i) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. Tebal
plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam
yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
j) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasanganinstalasipipalistrik,pipaplumbing,untukseluruhbangunan.
5.3.4. Pemeliharaan.
a) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
denganwajar.Halinidilakukandenganmembasahipermukaanplesteran
setiapkaliterlihatkeringdanmelindunginyadarisinarmataharilangsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sekurangkurangnya
2 (dua) kali sehari sampaijenuh.
b) Selamapermukaanplesteranbelumdilapisdenganbahan/materialakhir,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaantambah.
c) Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut diatas.
d) Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk
perbaikantersebutditanggungolehKontraktordantidakdapatdijadikan sebagai
pekerjaantambah.
PASAL 6
PEKERJAAN
KAYU
6.1. LINGKUPPEKERJAAN.
6.2. PERSYARATANBAHAN.
6.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan pada
butir berikutini.
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus.Tanpa cacat mata
kayu, putih kayu dan retak.
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
6.2.4. Kelembaban.
Untukketebalankayulebihdari3cm.disyaratkankelembabankayutidak lebih
dari 14 %terpasang.
Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm. diijinkan kelembaban kayu 25 %
maksimum.
Untukketebalankayulebihkecildari7-3cm.diijinkankelembabankayu
18%maksimum.
Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas
diperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.
6.2.5. Pengawetankayu.
Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudah
melaluiprosespengeringan(drykiln)danharussudahdiberibahanantirayap sebelum
pelaksanaanfinishing.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum pada
pekerjaan perlindungan.
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini harus
diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari
kerusakan.Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung
terhampar di lantai.
PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU
BESI
7.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi: Pekerjaan pintu besi dan Rolling Door pada
Gerbang seperti tercantum pada Gambar Kerja.
7.2. PERSYARATANBAHAN.
PintuBesi
Bahan : Daun pintu memakai Hollow squaretube.
Rangkadaunpintumemakaihollowscuaretube.Kusenmemakaibesi kanal.
Ukuran : Sesuai GambarKerja.
Engsel : Sistim kupu-kupu dengan batang poros engsel dapatdikunci.
Kunci : Sistem selot dengangembok.
7.3. PERSYARATANPELAKSANAAN.
Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.
Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop, tiba
di lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan.
Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat pelaksanaan
pekerjaan dinding termaksud.
Jumlah engsel adalah 3 (tiga) buah tiap daun pintu.
PASAL 8
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (ALAT PENGGANTUNG
& PENGUNCI)
8.2. PERSYARATANBAHAN.
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.Pemilihan
“hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
b) Kotak Kunci(“Lockcase”).
1. Mekanisme : 2 kali kunci (“doublelock”).
Pemakaian :Semuapintutunggaldanpintugandadenganrangka
aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah silang (latchbolt)
dan lidah malam (rolling deadbolt).
Produk : SES, CISA atausetara
Warna :Silver.
c) Kunci(“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu RollingDoor
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci dikeduaujungnya
(DoubleCylinder).
Produk : SES, CISA atausetara
Warna : Ditentukankemudian.
d) Pegangan(“Handle”).
1. Pemakaian : Untuk semua pintu kecualipintuframeless.
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan(LatchBolt) secara
mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci. Dilengkapi
dengan penutup lubangkunci.
Produk : SES, CISA atausetara.
Warna :Silver.
b) Kunci.
Mekanisme : Sistim selot.
Spesifikasi : Batang selot pada daun pintu dilengkapi peganganyang
dapat dipasang kuncigembok.
Pada kusen dipasang ring untuk tempat mengunci pegangan batang selot dan
kunci gembok.
Pemakaian : Bangunan Ruang Genset.
Jumlah : 1 (satu) set per daunpintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daunpintu.
8.2.3. Kehandalankerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan
baiksebelumdansesudahpemasangan.Untukitu,harusdilakukanpengujian secara
kasar danhalus.
8.3.
PERSYARATANPELAKSANAAN.
8.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasukketeranganproduk,carapemasanganataudetail-detailkhususyang belum
tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai
denganstandarisasifabrikasi,danpemasangannyauntuksetiaptipepintudan jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum
dilaksanakan.
8.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu
pada pintu-pintu umumbiasa.
Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as) dari
permukaan bawah pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.
8.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding dengan
minimumketinggian155cmdan6cmdaritepidaunpintu.Untukpintulain, dipasang
padalantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat
pintu terbuka. Pemasangandoorpull100cm.
(as)daripermukaanlantai.Pelaksanaanharus
sesuai dengan spesifikasi pabrikpembuat.
PASAL
10
PEKERJAAN PERLINDUNGAN
10.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaansealant.
Pekerjaangrouting.
Pekerjaan floorhardener.
Pekerjaanwaterproofing.
10.1.1. PekerjaanSealant.
Semua celah pada sambungan unit saniter dan “accessories”nya terhadap
dinding, lantai maupun antara pipa.
Semuacelahpadakacadenganrangkadandinding.Semuacelahpadakusen aluminium.
10.1.2. Pekerjaangrouting.
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan / material metal yang
tertanam dalam beton maupun pasangan bata.
10.1.3. Pekerjaan FloorHardener.
Pelapisan dengan bahan / material floor hardener untuk permukaan lantai
beton pada: Ruang Genset dan atau sesuai Gambar Kerja.
10.1.4. PekerjaanWaterproofing.
Pelapisan dengan bahan / material waterproofing untuk:
Bahan / material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat
atapbeton.
10.2. PERSYARATANBAHAN.
10.2.1. PekerjaanSealant.
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan / material,
tahancuaca,kedapair,tahanterhadapgaramdanalkali,bersifatelastisuntuk
menghadapiperubahantemperatur,tahanbenturandanberdayalekattinggi dan bahann
dasar dari PolyUrethan.
Produk : FOSROC
Namabahan : NITOSEAL118
10.2.2. Pekerjaangrouting.
Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan pemakaian
dicampur semen.
Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA GP
Bahan grouting untuk penutup / pengisi keretakan beton dari jenis epoxy
dengan pemakaian diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harus
dilaksanakan oleh aplicator dengan garansi.
Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA EP
10.2.5. Penyerahanbahan/materialditempatpekerjaanharusdalamkeadaanmasih
utuh, tertutup baik dan tersegel dalam kemasannya serta berlabel seperti
waktu diterima dari Distributor /Pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan / material tersebut tidak
diperkenankan untuk dipakai.
10.3.
PERSYARATANPELAKSANAAN.
10.3.2. PekerjaanSealant.
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar kering, bersih
dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partikel
bahan / material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya. Permukaan
material harus sudah di-finish.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup
karena sealant memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara
pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis material
yaitu:
Material keramik /kaca.
Materialmetal.
Materialkayu.
Materialbeton.
Permukaan aduk plesteran danlain-lain.
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik.
10.3.3. PekerjaanGrouting.
a) PersiapanPermukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat.Terkecuali untuk
baja stainless steel, persyaratan ini tidakberlaku.
Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus bersih
danbebasdaridebu,minyak,lemak,pecahanataububukadukan/semen, partikel
bahan / material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih
dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan tersebut
pada waktu pelaksanaan grouting.
b) Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang
tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga
udara.
Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong atau alat lain.
c) Perawatan (curing) danperbaikan.
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan
pengerasan yang terlalu cepat yaitu dengan ditutup oleh kain basah.
b) Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Kontraktorharusmelaksanakanpekerjaanlapisanfloorhardenerdengan mengikuti
persyaratan dari pabrikpembuat.
c) Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihhindarkan dari
terjadinya kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakanyangterjadipadapermukaanlapisanfloorhardener
harusdiperbaikiolehKontraktorhinggamencapaimutupekerjaanseperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya biayatambahan.
10.3.5. PekerjaanWaterproofing. a)
PersiapanPermukaan.
Bekistingpadabagian/sisibawahpelatlantaidanpelatatapbetonharus sudah
dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
Pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan
waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk
aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang menonjol tajam,
permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk
kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan permukaannya.
b) Pekerjaan Waterproofingcair.
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosis yang
ditentukan oleh pabrik.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,
disemprot atau trowel.
d) LapisanPelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)
kedap air 1 pc : 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm. dan maksimal 8 cm.
e) Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan dibiarkan selama 3 x
24 jam.
f) Perbaikan LapisanWaterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadi
kebocoran), maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali
pekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui Konsultan Pengawas dan
biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Metoda
pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk
/ saran dari pakarnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
g) Jaminan /Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan / garansi tertulis bahwa pekerjaan,
perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah
dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5
tahun setelah masa pemeliharaan.
PASAL
11
PEKERJAAN
PENGECATAN
11.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata danbeton.
Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie danlain-lain).
11.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam GambarKerja.
11.2. PERSYARATANBAHAN.
11.2.4. LapisanPrimer.
Bahan dari kualitas utama.
11.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akandipergunakan.
Pembuktian berupa:
Segelkaleng
TestBD
Testlaboratorium
Hasil akhirpengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
11.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30cm.
Padabidang-bidangtersebutharusdicantumkandenganjelaswarna,formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).
11.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikanlain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
11.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaanpekerjaan.
11.3.3. Tidakdiperkenankanmelaksanakanpekerjaaninidalamkeadaancuacayang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebubertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan
tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas angin
( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
11.3.4. Peralatansepertikuas,roller,sikatkawat,kape,pompaudaratekan(vacuum
cleaner),semprotandansebagainyaharustersediadarikualitas/mututerbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaanini.
11.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui KonsultanPengawas
11.3.6. Pemakaianampelas,pencuciandenganairmaupunpembersihandengankain
keringterlebihdahuluharusmendapatkanpersetujuantertulisdariKonsultan
Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasiini.
11.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan
/ material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
11.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
12.1. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding partisi lengkap seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
12.2. PERSYARATANBAHAN.
12.2.1. RangkaPartisi.
Besi hollow lengkap wall track, stud.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
12.2.3. Asesori.
Angker, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angker rangka induk / pokok partisi adalah galvanis steel plate, tebal 2 mm.
12.3. PERSYARATANPELAKSANAAN.
12.3.1. Padadasarnya,pelaksanaanharusmemenuhipersyaratanpelaksanaandalam
Pasal Pekerjaan Pintu dan Jendela dan spesifikasipabrik.
12.3.2. StandarPekerjaan.
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi (“mock-up”)1
(satu)unitdindingpartisilengkapdenganpintu,danterpasangditempatnya.Jika contoh
jadi ini disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, maka contoh jadi
ini menjadi acuan standar pelaksanaan pekerjaan dinding partisi keseluruhan.
12.3.3. Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
Gambar Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi kemiringan yang
diijinkan dari masing-masing bahan yangdigunakan).
12.3.4. Semuaukuranmodulyangdianutberkaitandenganmodullantaidanlangit-
langit.
12.3.5. Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja, dalam hal
tipe dan“lay-out”.
12.4. LINGKUPPEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi;
Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan asesori penutup
bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig dan atau sesuai Gambar Kerja.
12.5. PERSYARATANBAHAN.
12.5.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk carapemasangan.
12.5.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi
Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini
harusdiawasiolehtenagaahli/supervisikhususdaripabrikpembuatdengan dan atas
biaya tanggunganKontraktor.
12.5.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan dipasang,
rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana
pemasangandimulai.
12.5.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu
bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka
penumbu /gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan
dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama
jika jarak penyangga kecil.
12.5.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat kait.
Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi
lembaran harus memenuhi persyaratanpabrik.
12.5.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus ditekuk
ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air
kedalambangunan.
Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
12.5.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus ditekuk
ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran
kedalambangunan.
Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut.
12.5.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan terpasang.
Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik khusus untuk
pekerjaantersebut.
Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping) ditekuk ke
bawah dengan alat penekuk yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut
hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran. Penutup bubungan
(capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
12.5.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun
belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar Pelengkap
sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari kemungkinankebocoran.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
12.5.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk tepat
di atasgording.
BAB V
SYARAT
- SYARAT
TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL /
ELEKTRIKAL
PASAL
1
U M UM
PASAL 2
PERSYARATAN
PELAKSANAAN
2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan Undang-
undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan dari Jawatan KeselamatanKerja.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Mekanikal / Elektrikal, untuk dapatdipertanggung-jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaanpekerjaan.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalahtanggung jawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
Kontraktor.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 5-1
7) Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLNNo.48.
8) Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan
Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat TeknikPenyehatan.
9) Peraturan Instalasi Air Minum dari PAMBandung.
10) Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur(AVWI).
11) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77,
tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk Berbagai kegunaan yang
berhubungan dengankesehatan.
12) Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar
Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC dan lain-lain.
13) Peraturan Perburuhan Departemen TenagaKerja.
14) Peraturan-peraturanyangditentukandalamspesifikasiinimaupunyangterdapat
dalamgambar-gambar.
15) Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan
TransmigrasiRI).
16) Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (DepartemenPU).
17) Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Tahun 1985 (DepartemenPU.
18) N.F.P.A. dan F.O.C. sebagaipelengkap.
19) Peraturan Telekomunikasi1989.
20) Peraturan-peraturan lain yang berlakusetempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabik pembuatnya.
2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Pengawas.
2.10. Kontraktor.
2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah Badan
Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja untuk penyediaan
dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai.
2.10.3. KontraktorharusmemilikitenagaahliyangmempunyaiPAS/SIKAPLNkelas C
untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing
dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di
bidangnyamasing-masing.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 5-2
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga
ahliyangsetiapsaatdapatberdiskusidandapatmemutuskansetiappersoalan
teknis dan administrasi dilapangan.
2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-hal
yangkurangjelaspadadokumen-dokumenpelelangan,gambar-gambaratau lainnya.
2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor Sipil
maupunArsitektur.
2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat
mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk
seluruh proyek ini agar mudahmemeliharanya.
2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasisistimini,Kontraktorbertanggungjawabpenuhatassegalaperalatan dan
pekerjaanini.
2.11.5. Kontraktorharusmengijinkan,mengawasidanmemberikanpetunjukkepada
Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel,
pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan
sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar
sistim Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas
peralatan-peralatantersebut.
2.12. PengawasanInstalasi.
2.12.1. Shopdrawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja
/ shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar
yangtelahdikoordinasikandengansemuadisiplinpekerjaanpadaproyekini dan
disesuaikan dengan koordinasi lapangan yangada.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa setiap
pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yangada.
Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada
jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.
2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakanpekerjaan.
2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
2.13. PembersihanLapangan.
2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan
yangdigunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan tersebut.
2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan
Portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuk setiap luasan
sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biayaKontraktor.
2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi
danperawatanyangharusdibuatdalambahasaIndonesiakepadaKonsultan Pengawas
dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan
pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk KonsultanPengawas.
2.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau
sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan
pabrikataupengerjaanyangsalahselamajangkawaktu180(seratusdelapan
puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama
kalinya.
2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal serta
mendatangkan seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masapemeliharaan.
2.16. Izin.
2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh
Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas
dengan semua biaya atas bebanKontraktor.
2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang di- paten-
kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan
untukini.
UntukhaliniKontraktorwajibmenyerahkanSuratPernyataanmengenaihal
tersebut diatas.
2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak
yang ditunjuk, sebelum penyerahan keduadilakukan.
2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan diluar jam kerja (kerjalembur).
2.17. KorelasiPekerjaan.
2.17.1. PekerjaangaliandanpenimbunantanahuntukkeperluaninstalasiMekanikal
/ Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.
2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan KonsultanPengawas.
2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segiteknis.
2.18. SubKontraktor.
2.19. SiteManager.
2.19.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh
Kontraktor pada saat penawarandilakukan.
2.19.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai SiteManager.
2.20. Bahan.
2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit,
katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang
ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran
Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya
sesuai dengan gambar danspesifikasinya.
2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan dirubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan
biayaKontraktor.
2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi
ini sebelumdipasang.
PASAL 3
LINGKUP
PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan
alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan
keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun
dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat
pada Syarat-syarat Khusus Teknis):
3.1. SistimMekanikal.
3.1.1. InstalasiPlumbingairbersih,airkotordanairbekasbesertapemompaannya.
3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning)
3.2. SistimElektrikal.
3.2.1. Instalasi Sistim Distribusi Listrik berikut panel-paneldaya.
3.2.2. Instalasi Penerangan dan StopKontak.
3.2.3. Instalasi PenangkalPetir.
3.2.4. InstalasiTelepon.
3.3. Penyetelanseluruhsistimagarlengkapdandapatbekerjadenganbaiksesuaidengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yangada.
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengankontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak
lain yang ditunjuk untukini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkinterjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta
addendumlainnya.
3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis atau disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegasspesifikasinya.
BAB VI
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI
LISTRIK
PASAL
1
U M UM
Syarat-syaratKhususTeknisyangdiuraikandisiniadalahpersyaratanyangharusdilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk
seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunangedung.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
PASAL 2
PRINSIP PENYEDIAAN DAYA
LISTRIK
Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan daya
terpasang sebesar 197 kVA.
Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke trafo
distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi daya bertegangan rendah
LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter).
Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan
gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase – empat kawat 220
/ 380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
PASAL 3
LINGKUP
PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai suatu sistim
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi
PLN,LMKdanatauBadanKeselamatanKerja,sertaserahterimadanpemeliharaan/garansi selama
12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus
juga dimasukkan ke dalam pekerjaanini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pengadaandanpengangkutankelokasiproyek,pemasanganbahan,material,peralatandan perlengkapan
sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada
Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim / peralatan,
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 6-1
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambardokumen.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 6-1
3.1. Pekerjaan di dalamGedung.
3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar
paneldaya/penerangandankabel-kabeldayamenujuperalatan(mesinAC, pompa-
pompa danlain-lain).
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan normal maupundarurat.
3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantu
yangdibutuhkan.
3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan
material bantu yangdibutuhkan.
3.2.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/ taman, termasuk lampu
sorotbangunan.
PASAL 4
GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang di-
dalamnyadicantumkanbesaran- besaranlistrikdanmekanissertaspesifikasitertentulainnya.Pengerjaan
dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli,
Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
PASAL 5
KETENTUAN-KETENTUAN
INSTALASI
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 6-2
5.1.1. Kotak-kotak (doos)outlet. a.
Jenis.
Kotak-kotakoutletharussesuaidenganpersyaratanVDE,PUIL,AVEatau
standarlain.Kotak-kotakinibisaberbentuksingle/multigangboxempat
persegi atau segidelapan.
Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat
yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit,
sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
b. CaraPemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A
/ 250V.
Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian
140 cm. di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang
sesuai.Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop
kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah
dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Saklar dan stop kontak ex MK.
c. JumlahKutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran
pentanahan.
d. Pendukung danPengikat.
Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai
bentuk yang tetap.
5.1.3. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-baranglainyangdiperlukanuntukmelengkapidanmenyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistim danperalatan.
d. Splice /Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop
kontak. Sambunganpadakabelharusdibuatsecaramekanisdanharuskuatsecara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabelkontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol
motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis
standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai
600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5
sqmm.Untukpanjanglebihdari30m.)untukmendapatkanoperasiyang
memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dansebagainya.
f. BahanIsolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu danharus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrikpembuatnya.
g. PemasanganKabel.
1) Pemasangan diPermukaan.
Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan. Semua kabel
harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy gauge,
dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus dicat
dengan cat antikarat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur.Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan
tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali
diameter kabel).
2) Pemasangan diPermukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam
dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge
dengan ukuran minimum ¾”.
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.
3) Pemasangan MenembusDinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang
terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang
kabel.
c. Pemasangan.
1) Race Way yang ditanam didinding.
Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktordiwajibkanuntukmengembalikankondisidindingdengan
kondisisemula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus
ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
5) CableTrench.
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman di bawah
tanah minimal 80 cm. dari permukaan. Bila bersilangan dengan
saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus ditanam
setelah pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan
setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari
110 cm. atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.
7) Pengakhiran danSambungan.
Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus
terbuat dari thermoplastic atau “fire minded” yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas
dari sistim grounding dari Race Way.
Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yangtahanhujanataufittingdengankonsentrasitinggidengansistim
penguncian interlockcompressed.
8) Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-
bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,
termasuk pelindung kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal,
rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus
dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya konduktor
pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalamhaliniharusdigunakankonduktortersendiriyangterbuatdari tembaga
dengan daya hantar yangtinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6
sqmm.dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan
konduktor
pentanahanharusmenggunakanpenyambungmekanisyangdisetujui oleh
KonsultanPengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
• Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2ohm.
• Pentanahan netral generator, maksimum 2ohm.
5.1.6. CableTray.
a. Bahan.
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam dengan ketebalan plat tidak
kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir.
b. Penggantung /Penyangga.
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable tray harus
dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6
mm. ujung penggantung di-ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling
cable tray.Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar
menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.
b. IntersectionBox.
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pre-
galvanized steel dengan ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai
dengan pemasangan underfloor duct yang digunakan (lebar 2 x 70 mm. dan
tinggi 28 mm.).
Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm, ukuran box base 270 x 170 mm. Frame
dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium dengan ukuran 200
mm. x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate untuk pemasangan
2 (dua) buah stop kontak, 2 (dua) buah female socket RJ-
45 untuk saluran data komputer dan 2(dua) buah female socket RJ-11 untuk
saluran telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium yang
dilengkapi dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup menahan beban pada
saat ditutup.
b. Panel-Panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba, dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan seperti
disyaratkan di bawah ini:
1) Umum.
Setiappaneldayautamaharusdarijenisinbouw,deadfront,terbuat dari plat
baja (metalcled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil
baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam
pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis serta thermal
akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik). Rangka ini
harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan
sisi-sisinya dengan plat-plat penutup yang bisa dilepas.
Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur dan atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkanpadasisidepanyangberengsel.Tutupyangberengsel tersebut
harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain- lain
harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi
untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus
pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk
peralatan yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai
konstruksi sekrup (screwed on / bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
2) PullBox.
Bila ditunjukkan dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang cukup
dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada bagian atas dari
switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian
yang bisa dibuka lepas.
Dasardaripullboxharusterdiriataspapanasbestonataubahantahan api
yangsempurna.
Kabel yang menuju individual breaker harus tegak lurus melalui
lubang-lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
Penutupatasyangditempatkandibagianbelakangstrukturharusbisa dilepas
dengan mudah agar supaya memungkinkan pembuatan lubang-lubang
untuk konduit kabel yangdiperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga
terhindar dari kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan
ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-
pindahkan bilamana perlu.
3) Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana, untuk melaksanakan fungsiyang
diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa
fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat, untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi).
Tempatstrukturbus-bardanhubungan-hubungannyaharusdibangun
danditunjanguntukdapatmenahanarushubung-singkatyangterjadi pada
lokasi tertentutersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontak yang baik.
4) Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine, untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang
tersebut.
Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (di- punch).
5) PapanNama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi denganpapan nama
yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat
dilihat denganmudah.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian
dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan
mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mini diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.
7) Bus-Bar / RelDaya.
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar bus-bar/rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel
daya di dalam PUIL 2000.
Bus-bar harus terbuat dari tembaga jenis “hard drawn high conductivity”
yang memenuhi standar BS 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya
secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150%
dari arus beban terpasang.
Ukuran bus-bar harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000. Semua
bus-bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain
atau moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya
mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat. Bus-bar dicat dengan warna
yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70oC.
Setiappanelharusmempunyaibus-barnetraldengankapasitaspenuh (full
netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa – 4
kawat – 5bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan
arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang- batang
tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel berisolasi
PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.
Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu terminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih
dari 2 (dua) buah sepatu kabel (cable shoes) pada satu terminal atau bus-
bar. Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan
batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel (cable shoes)
tersebut pada terminal yang berlainan.
8) Alat-alatUkur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan Ampere meter selector switch (saklar pindah), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk Ampere meter harus
dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasangsecarategaklurusdipintupanel.Kelasalatukuryangpaling tinggi
1,5 dengan penunjukkan melingkar (minimum 90o), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 mm. x
96mm.
Posisi dari saklar putar untuk Volt meter dan Ampere meter harus ditandai
dengan jelas.
9) TrafoArus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasanganharusdilakukansecarakuatagarmampumenahangaya-
gayamekanisyangtimbulpadawaktuterjadinyahubungansingkat3
fasasimetris.
Trafo arus untuk Ampere meter tidak boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter. Trafo arus harus terpisah dengan trafo kWh meter.
10) Kabel-Kabelkontrol.
Kabel kontrol (controlling wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang
di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi
terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 Volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel sesuai dengan ukuran kabelnya dan
dikencangkan dengan alat penekan (press tang / kraft tang) secara
baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal
peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
11) MerkPabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu
pabrik.Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
13) TerminalPembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan
beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus
juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan. Terminal
pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan
terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuaidan dilubangi
sesuai dengan ukuran sepatu kabel yangdigunakan.
Setiap mur baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar
terhindar dari kemungkinan hubungan longgar (lost contact).
5.1.9. PeralatanPenerangan. a.
Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan
serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yanglengkap dan sempurna
dari semua peralatan penerangan.Fixture harus seperti yang disyaratkan dan
ditunjuk padagambar-gambar.
b. Kualitas danPengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama.Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul,
atau seperti yang disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan
faktorkerjasehinggamencapaiminimum0,96.Ballastharusdaritipelow
losses.
c. JenisArmature.
1) Lampu-Lampu Fluorescent(TL).
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
UntuktwinlampataudoubleTLharusdirangkaisecaralead-laguntuk
meniadakan efekstroboskopis.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
2) Lampu DownLight.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang - ruang tertentu
menggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana.
3) LampuBaret.
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kacasusudenganlampupijar(incandescent)ataulampuTLcircle32 W sesuai
dengankebutuhan.
4) Lampu Taman dan LampuPJU.
Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar rencana
lengkap dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box
berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3 x 2,5 mm2
dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal lampu untuk
pentanahan.
d. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
orang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui oleh
KonsultanPengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan- bahan
yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yangbaik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa
sehingga betul-betullurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture
dan permukaan-permukaan disebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan(grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /kekurangan.
Padawaktupemeriksaanakhir,semuaarmaturdanperlengkapannya harus
menyala secaralengkap.
PASAL 6
PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN
SISTIM
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung
dalam pekerjaan renovasi sistim listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan
tenaga kerja harus dilaksanakan olehKontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commissioning.
6.3. Pengujian-pengujianyangharusdilaksanakanolehKontraktordibawahpengawasan
Konsultan Pengawas, antara lain:
Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
Pengujian pentanahanpanel.
Pengujian kontinuitaskonduktor.
Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-paneldaya.
Pengujian keseimbangan pembebanan(phasing-out).
Loadtesting.
Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelan yangdilakukan.
SemuainstalasilistrikyangbaruharusmendapatpengesahandariPLNataubadan
resmi yang ditunjuk KonsultanPengawas.
6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikandi atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
BAB VII
SYARAT -
SYARATTEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING /
SANITASI
PASAL
1
U M UM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini adalah persyaratan
yangharusdilaksanakanolehKontraktordalamhalpengerjaaninstalasimaupunpengadaan material
danperalatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-syarat Teknis ini.
PASAL 2
LINGKUP
PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuanganairkotor,airbekasdanpenyediaanairbersih)didalamdandiluarbangunan sampai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar- gambar maupun
yangdispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.
Ketentuan-ketentuanyangtercantumdalamgambarmaupunpadaspesifikasi/syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke
dalam pekerjaanini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pengadaandanpengangkutankelokasiproyek,pemasanganbahan,material,peralatandan perlengkapan
sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun
tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut:
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 7-1
2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan
dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean
out dan lainsebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septictank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out danfilternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunankembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekananhidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.
PASAL 3
TEKNIS UMUM PELAKSANAAN
3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan
lapisan cat dasar (primecoating).
Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai
dengan bahan masing-masing.
3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat / bahan-bahan sudah dicat di pabriknya
atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
3.1.4. Kontraktorharusmemberikantanda-tandahurufdannomoridentifikasibagi
peralatannya dengancat.
Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Konsultan
Pengawas.
3.2. Peralatan.
Penyusunan SID dan RIP Peningkatan Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua 7-2
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulanudara.
3.3. Ukuran(Dimensi)
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
dita’ati oleh Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi
perbedaanantarasatudenganyanglain,harussegeradibicarakandenganKonsultan Pengawas.
Kontraktordiwajibkanmelakukansemuapekerjaanpengukurandanpenggambaran
yang diperlukan guna memudahkanpelaksanaan.
PASAL 4
INSTALASI AIR
BERSIH
4.1. P i pa
Pipa dengan diameter 1” s/d. 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk
yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW.
4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan sambungan ulir
(screwed)
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk
fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara.Setiap penawaran harus
dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
4.5.1. PipaTegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok /
lantai.Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa.
Setelahpipadipasang,diklemdandiuji;harusditutupkembalisehinggatidak kelihatan
dariluar.
Carapenutupankembaliharussepertisemuladandi-finishyangrapisehingga
tidak terlihat bekas-bekas daribobokan.
4.5.2. PipaMendatar.
Untukpipayangberadadiatasatapdandibawahlantai,pipaharusdipasang dengan
penyangga (support) atau penggantung(hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. SambunganLem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan
dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. SambunganLas.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air
minum.Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las,
dengan kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
itu.
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang
longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untukyangdiinginkankedapair,harusdilengkapidengansayap/flens/
waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Ronggaantarapipadansleeveharusdibuatkedapairdenganrubberseal ataucaulk.
4.5.7. PekerjaanLain-Lain.
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor
adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah
darihasilgaliandanlain-lainyangditemuidisite,sertamemperbaikikembali
sepertisemula.
PASAL 5
INSTALASI AIR KOTOR / AIR
BUANGAN
5.1. Material
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara
injectionmoulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahanstainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang
mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sedimentbowl.
5.2.3. PenyambunganPipa.
a. PipaPVCdengandiameter3”keatasyangdipasangdibawahpelatlantai dasar
harus disambungkan dengan rubber ring joint(RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solventcement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran danlemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari
pipa yang akan salingmelekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu
kelancaran air di dalampipa.
5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan
pengujian adalah 15kg/cm2.
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan
ditutuprapat.
Untukpemipaanairkotor,bekasdanairhujan,pengujiandilakukansebelum pemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan
dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak
terjadi pengurangan volumeair.
5.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini
dianggapperlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan,makabiayapengujian/pengulanganpengujianadalahtermasuk tenggung
jawabKontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
KonsultanPengawas.
PASAL 6
PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR - POMPA
6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70%
pada sekitar + 10 % dari titikkerjanya.
6.1.4. Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk
airminum.
6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya yang
khusus untuk airminum.
6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat dari
tungsteencarbide.
6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selainair.
6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran air ke
saluran buangan terdekat (lihat gambarrencana).
6.1.11. Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas
normal ( 50 dB A).
6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan
koplingfleksibel.
6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari primingtank.
6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50Hz.
6.2.3. Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis, sedangkan untuk
motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter direct- on-
line(DOL).
Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan di
pemipaan header.