RKS :
- STRUKTUR
- ARSITEKTUR TAH U N 2023
- MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
URAIAN RENCANA KERJA DAN SYARAT
PEKERJAAN ARSITEKTUR
DAFTAR ISI
2.3.PEKERJAAN LANTAI
2.3.1. PEKERJAAN LAPISAN KEDAP AIR
(WATER PROOFING) ................................................................... 11
2.3.2. PEKERJAAN FINISHING LANTAI ............................................. 16
2.4.PEKERJAAN KACA................................................................................... 20
3. PENUTUP ......................................................................................................... 59
B. PenerimaanPekerjaan
a. Semua hasil finishing pekerjaan arsitektur baik itu dari pekerjaan
halaman/landscape, lantai sampai dengan lantai atap harus tetap dalam kondisi
baik dan tidak cacat sampai dengan Serah Terima II.
b. Semua kerusakan yang terjadi, harus segera diperbaiki sehingga menjadi baik &
biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawabPelaksana Pekerjaan.
2. PEKERJAAN FINISHING
2.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
2.1.1 BAHAN
A. Bata Ringan
Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet
(durable) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata ini cukup ringan, halus dan
memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Bata ringan diciptakan dengan tujuan
memperingan beban strukur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat
pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses
pemasangan dinding berlangsung.
Memiliki panjang 60 cm, tinggi 20 cm dan tebal 10 cm. Adonannya terdiri dari pasir
kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna,
nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam
adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang
dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong
sesuai ukuran. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V.1941. Kontraktor
harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas
Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak
memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan.
2.1.2 PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) :kolom praktis 11 x 11 cm,
ringbalk 10 x 15 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding
bata sehingga mencapai tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan
lainnya dengan tebal minimum 3 cm. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat.
Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting
baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
b. Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam
jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.
c. Persiapan:
1) PelaksanaPekerjaanwajibmembuat shop drawing lengkap (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar perancangan dan telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan berikut detail-detail khusus yang diperlukan untuk
kejelasan dan kemudahan pelaksanaan. Sebelum pelaksanaan, shop drawing
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
2) Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing haruslah rata, kering
dan bersih dari kotoran-kotoran. Lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal
dengan adukan/acian terlebih dahulu; Peil dan ukuran harus sesuai dengan
gambar rancangan. Sebelum pekerjaan pelaksanaan, kondisi permukaan yang
akan ditutup water proofing harus telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3) Bila terdapat perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lain
sebagainya Pelaksana Pekerjaan harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pelaksana Pekerjaan tidak
dibenarkan melaksanakan pekerjaan, sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.
d. Pelaksanaan :
1) Waterproofing Coating
− Permukaan beton asal harus dikasarkan dan dijenuhkan dengan air
(direndam minimal 1 jam).
2) Waterproofing Membrane
- Sebelum dimulai pekerjaan, cek seluruh area harus bersih, rata, dan dalam
keadan kering.
- Penuhi instruksi pabrikan untuk pemindahan dan pemasangan material
lapisan kedap air.
- Seluruh permukaan dak yang akan dipasang dilapisi dengan Primer
termasuk bagian dinding dengan ketinggian minimum 15-20 cm
- Sistem pemasangan Torching seaming atau dengan pamanasan pada setiap
Sambunganya dengan lebar overlap 10cm, material yang di gunakan
memiliki dimensi 1 x 10 m dengan ketebalan konstan 3 mm
• Detail Pemasangan:
Membrane dipasang dengan cara dibakar pada bagian bawahnya dengan
overlap 10 cm dan di pasang dengan metode T joint atau susun silang
- Cek dan periksa kembali waterproofing, pastikan ambungan sempurna
hingga lelehan aspal keluar dari overlap.
2.3.2.3 PELAKSANAAN
a. Pemasangan Finishing Lantai
Pemasangan Finishing Lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan dipasang
Homogenuis Tile atau Keranik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan
tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / lantai yang ada.
Sebelum dipasang, material finising lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk
pemasangan Homogenuis Tile atau Keramik harus penuh, baik permukaan dasar
maupun di badan belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan
ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan
rata – rata 2 - 4 cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk l lantai adalah 4 - 5 mm, dengan
campuran pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan
untuk diberi expansion joint. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik,
dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih
dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari
produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat
terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai
yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh ahli yang berpengalaman,
sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.
b. Tenaga &Peralatan:
1) Pemasangan ubin keramik harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan trampil dalam pekerjaan ini.
2) Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan dan alatbantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu baik.
c. Persiapan:
1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing dari pola keramik untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik
Proyek.
2. Keramik yang dipersiapkan untuk pemasangan harus memenuhi kwalitas baik
dan warna yang seragam.
3. Sebelum mulai pemasangan ubin keramik, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan
ubin.
Pekerjaan yang harus diperiksa (untuk dikoordinasikan) diantaranya adalah:
- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi dibawah lantai misalnya pipa-pipa
dan sebagainya.
- Pekerjaan water proofing.
- Dan Iain-lain yang dianggap perlu.
4. Sebelum pemasangan keramik, dasar permukaan lantai kerja harus dibuat rata
dan rapi terlebih dahulu.
5. Keramik yang akan dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam
air sampai kondisi jenuh.
d. Pelaksanaan:
1. Adukan pengikat terdiri dari 1 (satu) bagian PC dan 3 (tiga) bagian pasir dengan
air secukupnya, digunakan sebagai adukan untuk alas pemasangan ubin dan
ditambahkanbahanperekat ± 3 mm (Plaster Adhesive Polymer Emulsion).
d. Pelaksanaan.
1. Sebelum pemasangan penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan
harus diletakan pada ruang / tempat dan terlindung dari kerusakan
2. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pengelasan rangka hollow stainless
steel hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas pengelasan.
3. Desain dan produksi harus mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan
Pengawas.
2.5.4.3 BAHAN
a. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitasbaik,
buatanpabrik yang dikenal dan disetujui.Semua bahan harus anti karat untuk semua
tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
b. Alat Penggantung dan Pengunci.
Rangka Bagian Dalam.
d. Pelaksanaan
1. Profile-profile yang dipasang harus mempunyai rigdity yang cukup dan lurus
serta sudut tekukan(bending) harus runcing dan lurus sempurna. Pada
pekerjaan/pelaksanaan, apabila dianggap perlu Pelaksana Pekerjaan harus
menambahkan penulangan / Back Up tambahan, sehingga menjamin Rigidity
dan tidak ada "GELOMBANG" (GLARE).
2. Pengelasan:
Sambungan-sambungan horizontal, vertikal atau siku-siku dan lengkung (bock)
harus dikerjakan dengan rapih, rata dan halus, tidak terlihat & luar dan tidak
menyebabkan deformasi material LAS/WELDING harus menggunakan TIG
WELDING berikut ARGON GAS SHELDING, & Pemotong menggunakan
System LASER.
2.7.1.1 BAHAN
a. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan
namapabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan. Konsultan Pengawas
berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai
harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi untuk dinding bata
atau besi menggunakan produk Propan, Jotun, Dulux.
B. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurnadan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus
dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut:
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior /Weathersield.
3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir
Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board diberikan dengan
kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dandan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
c. Pemasangan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme penempatan
instalasi M & E dan detail-detail sesuai gambar.
2. Penyedia wajib membuat shop drawing.
PEKERJAAN STRUKTUR
A. UMUM ...................................................................................................................... 1
B. REFERENSI .............................................................................................................. 1
1. Ukuran ............................................................................................................... 2
D. PEKERJAAN-PEKERJAAN .................................................................................... 2
A. UMUM
Persyaratan Teknis ini berlaku untuk seluruh pekerjaan dimana secara umum persyaratan ini bisa
ditetapkan dan merupakan kesatuan dengan Persyaratan Teknis Khusus serta bersama-sama
dengan dokumen lainnya merupakan Persyaratan Teknis pelaksanaan pekerjaan.
B. REFERENSI
1. Undang-undang/Keputusan Presiden.
2. Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Instansi yang berwenang.
3. Ketentuan-ketentuan dari badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem dibawah tanah
(BKJS)-DKI Jakarta.
4. Peraturan Daerah.
5. Standard/Pedoman seperti :
Perencanaan Pembebanan
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 1726-
2019.
- Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI
1727-2020.
Perencanaan Beton
- Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, SNI 2847-2019.
Perencanaan Baja
- Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1729-2015
- Ketentuan Seismik untuk Struktur Bangunan Gedung Baja, SNI 7860-2015
- Sambungan Terprakualifikasi untuk Rangka Momen Khusus dan
Menengah Baja pada Aplikasi Seismik, SNI 7972-2020
Material Baja Struktur
- Baja Pelat dan Profil : ASTM A53 Grade B, ASTM A36,JIS G3101-SS400
- Baut : Standard Specification for Structural Bolts, Steel, Heat Treated, 120/105
ksi – Minimum tensile , ASTM A325-14
- Angkur : Standard Specification for Hex Cap Screws, Bolts and Studs, Steel,
Heat Treated, 120/105/90 ksi Minimum Tensile Strength, ASTM A449
Geoteknik
- Persyaratan Perancangan Geoteknik, SNI 8460-2017
b. Apabila ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum/khusus maka pemborong harus mengajukan salah satu persyaratan
berikut ini guna mendapat persetujuan Direksi Lapangan :
1. Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi meliputi
ukuran :
- As - As
- Luar - luar
- Dalam - Dalam
Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur (A) pada dasarnya adalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
2. Perbedaan gambar
a. Bila Gambar kerja tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat adalah RKS, atau
ditentukan kemudian oleh Direksi lapangan.
b. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengingat.
c. Bila ada beberapa gambar dengan tanggal pengeluaran yang berbeda untuk satu
masalah, maka gambar dengan tanggal yang termuda/terbaru yang
mengingat/berlaku.
d. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku/mengingat adalah gambar kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi
segi kontruksi dan kekuatan struktur.
e. Bila ada perbedaan antara Gambar kerja Arsitektur dengan gambar kerja
Elektrikal, Mekanikal maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran
Fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
f. Bila perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat
menimbulkan kesalahan, maka Pemborong diwajibkan melaporkan ke Direksi
lapangan, pengadaan pertemuan dengan Direksi lapangan untuk
mendapatkan keputusan dari Direksi lapangan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
g. Ketentuan di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Pemborong untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan maupun mengajukan “claim” biaya
pekerjaan tambah.
D. PEKERJAAN-PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN.
a. Lingkup pekerjaan.
- Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan /”bouwplank”.
- Pembersiahan lokasi awal dan akhir.
2. PEKERJAAN TANAH.
a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerajaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah seperti tercantum dalam
gambar kerja.
3. PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
Kontruksi bangunan yang masuk dalam pekerjaan beton bertulang adalah bangunan
utama, GWT, IPAL, rumah genset, dan ruang mesin lift.
Pekerjaan beton bertulang struktural untuk Kolom, Balok dan Slab untuk struktur atas,
Sloof, Pile cap dan Pondasi Bored Pile untuk struktur bawah.
Pekerjaan beton bertulang, dan atau seperti tertera dalam gambar kerja.
b. Persyaratan Umum
c. Persyaratan Bahan
Semen Portland :
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk Tiga Roda atau setaraf atas
persetujuan Direksi lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat penumpukan
semen .
Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam SNI 2847-2019.
Koral Beton / Split :
Digunakan Koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-sayarat SNI 2847-2019.
Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang
lainnya, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi SNI 7974:2013. Apabila dipandang perlu Direksi lapangan dapat minta
kepada Pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong.
e. Syarat-syarat Pelaksanaan
Mutu Beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah 30 MPa untuk
Kolom dan Pondasi Bored Pile, 25 MPa untuk Balok, Sloof, Slab dan Pile Cap dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847- 2019.
Pembesian :
- Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI 2847-2019.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
kontruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau
lantai kerja dengan memadang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI
2847-2019.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis.
Cara pengadukan :
- Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
- Takaran untuk Semen Portland, Pasir dan Koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi lapangan.
- Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru, berikut tabel nilai slump,
Pengecoran Beton :
- Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi lapangan.
- Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadi
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
- Pengecoran suatu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan tanpa terhenti
dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Direksi lapangan.
Tidak dibenarkan mengecor pada waktu hujan kecuali Pemborong mengambil
tindakan pencegahan kerusakan yang dapat disetujui Pemberi Tugas.
Untuk penyambungan kembali terhentinya suatu pengecoran beton, digunakan
perekat beton yang akan dicor bersama-sama dengan beton baru yaitu
setara dengan CALBOND, dimana permukaan beton harus dikasarkan dahulu
sebelum pengecoran dilanjutkan kembali.
- Untuk beton mutu yang digunakan yaitu 25 Mpa dan 30 MPa, harus dipakai
campuran yang direncanakan (mix designed). Campuran yang direncanakan
ditentukan berdasarkan percobaan- percobaan dan harus dapat memenuhi
kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap-tiap meter
kubik beton, minimum 50 kg.
Pekerjaan Acuan/Bekesting :
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan- perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengecoran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran-kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/ lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Pemborong harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir
dan semen portland) kepada Direksi lapangan untuk mendapat persetujuan
sebelum pekerjaan dilakukan.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 2847-
2019.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Direksi
lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Direksi lapangan.
Contoh Bahan :
- Bahan baru didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tersebut harus masih dalam kotak/kemasan aslinya yang
masih tersegel dan berlabel pabriknya.
- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
- Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan lindungi sesuai
dengan jenisnya.
- Pemborong bertanggungjawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Pemborong wajib mengganti atas beban
Pemborong.
- Beton yang dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi air terus
menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam SNI 2847-
2019).
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kontruksi baja seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
b. Peraturan-peraturan
d. Material Baja
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan “Hot roller structural steel” dan memenuhi mutu baja ST 37 (SNI 1729
2019) atau ASTM A-36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970), dan ex Krakatau Steel
(fy = 280 Mpa).
Pemborong harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat baja tersebut
sebelum pengambilan contoh, guna dilakukan test atas biaya pemborong.
Pada prinsipnya diambil 3 (tiga) buah contoh untuk masing-masing ukuran profil guna
diadakan test.
Pemesanan baja hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan bahwa hasil test
memenuhi persyaratan.
Walapun hasil test sudah memenuhi syarat, namun apabila Konsultan Pengawas
mempunyai keraguan terhadap hasil test tersebut dan atau keraguan terhadap
mutu profil-profil yang dipakai di lapangan/diworkshop, maka Konsultan
Pengawas mempunyai hak untuk meminta diadakan test tambahan/ulang dengan
ketentuan jumlah test maximum 3 (tiga) buah untuk masing-masing ukuran profil.
Biaya test tersebut tetap menjadi beban pemborong.
Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan
lainnya. Semua material baja tersebut juga harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada
tekukan-tekukan, serta memenuhi syarat toleransi seperti pada butir 5 di bawah ini.
Semua material harus disimpan rapidan diletakkan di atas papan atau balok- balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak, bengkok.
Konsultan Pengawas akan menolak material-material baja yang tidak memenuhi
syarat-syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan untuk difabrikasi.
e. Penggantian Profil/Penampang
f. Toleransi
g. Testing Material
i. Syarat-syarat Pelaksanaan
Fabrikasi
Pengelasan
- Umum
o Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan pengelasan
antara lain cara pelaksanaan, teknik pengelasan, kualifikasi tukang
las/operator las/tack welder, inspection/ testing, toleransi, perbaikan las
dan lain-lain harus memenuhi AWS D1.1-90 serta ketentuan-ketentuan di
bawah ini .
o tersebut harus selalu ada baik di workshop pemborong maupun
dilapangan
- Kawat Las
o Kawat las atau lectrode yang digunakan adalah kobesteel RB 26 atau E70XX
low hydrigen electrode dengan minimum yield strength sebesar 4150
kgr/cm2, sedangkan tensile strength minimum 4950 kgr/cm2.
TORSI
UKURAN BAUT
Lbs. ft. ( kg.m )
1/2 “ ( 12 ) 90 12,454
5/8 “ ( 12 ) 180 24,908
3/4 “ ( 12 ) 320 44,287
7/8 “ ( 12 ) 470 65,038
1“ ( 12 ) 710 98,249
1 1/8 “ ( 12 ) 960 132,844
1 1/4 “ ( 12 ) 1,350 186,872
1 1/2 “ ( 12 ) 2,580 357,018
Apabila akan diadakan “Workshop Assembly” tersebut, maka Pengawas harus diberitahu
untuk turut serta meny aksikan.
Erection schedule/Method
- Rencana pengiriman dari workshop/pabrik.
- Penyimpanan elemen Baja yang hendak dierection.
- Alat - alat yang digunakan.
- Urutan erection.
- Langkah pengamanan terhadap pekerja.
- Sistim “Temporary Bracing” untuk pengamanan konstruksi selama
erection.
- Time schedule erection elemen - elemen Konstruksi Baja.
- Dll. yang dianggap perlu.
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
l. Pengecatan
Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi baja sebelum di cat harus bebas dari :
- Lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari rolling mill
- Karat
- Minyak/oli
- Dan lain-lain kotoran yang akan menggantu melekatnya cat pada permukaan
baja.
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan “Mechanical Wire Brush”
(sikat baja yang digerakkan secara mekanis) dan tidak boleh menggunakan
sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan- permukaan yang betul-
betul tidak dapat dijangkau oleh “Mechanical Wire Brush” tersebut.
Konsultan Pengawas akan memerintahkan untuk mengupas dengan cara
mekanis/manual (bukan dengan api) lapisan cat yang sudah dikerjakan pada
konstruksi baja yang tidak memenuhi persyaratan persiapan pengecatan tersebut di
atas, atas beban pemborong dan tanggung jawab pemborong.
Pengecatan Primer/Dasar
d. Hambatan-hambatan
Segala hambatan dalam pemancangan pile kedalam lapisan tanah dan kondisi-kondisi
lingkungan proyek harus sudah diperhitungkan oleh Kontraktor baik dalam bentuk teknik
pelaksanaan maupun biayanya.
e. Gangguan-gangguan
o Jika terdapat gangguan-gangguan dalam pelaksanaan bored pile yang diluar kemampuan
Kontraktor untuk mengatasinya dan merupakan kesulitan yang tidak mungkin diatasi
(force majeure) menurut pertimbangan Engineer, maka dimintakan satu atau beberapa
bored-pile tambahan. Usulan teknis terhadap penambahan harus diajukan se awal mungkin
kepada Konsultan untuk dipelajari sebelum pelaksanaan.
o Jika terdapat bored pile yang terpaksa ditinggalkan dalam proses pelaksanaan, maka
lubang bekas pemboran tersebut sementara harus diisi dengan air, dan pada akhirnya nanti
harus diisi dengan tanah yang dipadatkan atau beton sesuai instruksi Engineer yang
biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.
f. Penulangan
o Penulangan tiang menggunakan besi beton berulir dengan mutu BJTS 42B dan Polos
BJTP 28. Pembesian berpedoman pada gambar rencana dan petunjuk Engineer.
o Penutup beton ( beton decking ) diselenggarakan dengan tidak kurang dari 75 mm.
o dinding lubang bor harus dihindarkan. Posisi pembesian harus tetap dijaga agar posisinya
tidak berubah selama pengecoran beton dilakukan.
g. Beton
o Mutu beton yang harus digunakan dalam pembuatan tiang bor adalah f’c 25 Mpa (K-
300). Dimana mutu tersebut harus benar-benar terlaksana pada kondisi pile jadi pada
posisinya didalam tanah.
Panjang kelebihan dari pile setelah dilaksanakan harus dipotong sesuai dengan kebutuhan
rencana dan dengan persetujuan Engineer.
i. Pembersihan Lapangan
o Tujuan
Axial loading test pada tiang bor dimaksud untuk menentukan response
tiang bor terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara axial pada
tiang bor yang bersangkutan. Persyaratan mengenai hal ini
harus sesuai dengan ASTM D 1143 – 81.
Jumlah Axial loading test ini ditetapkan sebagai berikut :
- Axial proving test
Untuk setiap kelipatan 75 buah tiang bor akan dilakukan minimal satu buah loading
test atau sesuai dengan rencana.
- Sistem percobaan pembebanan yang disyaratkan adalah “sistim
Kentledge “.
o Rencana pembebanan
PERCOBAAN PEMBEBANAN
(%)
0 ----
25 A
I 50 1 JAM
25 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
75 A
II 100 1 JAM
75 20 MENIT
50 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
100 20 MENIT
125 A
III 150 1 JAM
125 20 MENIT
Keterangan : A = Minimum 1 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama dengan
0.25 mm/jam ; dan maximum 2 jam.
B = Minimum 12 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama
dengan 0.25 mm/jam terakhir atau 24 jam kecuali kalau sudah longsor.
C = 12 Jam.
1. Untuk time schedule A, 1 jam, 20 menit, pembacaan dilakukan sebagai berikut : Waktu
(menit) : 0-1-2-5-10-15-20.
2. Untuk B : sama seperti diatas sampai selesai.
3. Untuk C : sama seperti diatas, tetapi setelah 1 jam pertama dengan interval 10 menit
setelah jam kedua, interval 15 menit untuk jam ke 3, 20 menit untuk ke 4, 30 menit
untuk jam 5, dan selanjutnya interval 1 jam.
4. Jika terjadi failure, pembacaan dilakukan segera sebelum pengurangan beban pertama
dilakukan.
o Tujuan
Menentukan respons tiang pancang terhadap suatu pembebanan
lateral .Persyaratan mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D 3966- 81.
Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah. Sebagai tiang percobaan digunakan tiang
berpakai (used pile).
Untuk setiap tiang yang mengalami lateral loading test ini, tidak boleh
o Prosedur Pembebanan
Harus dilaksanakan dengan cycle loading sesuai dengan persyaratan ASTM D 3966-
81. Beban percobaan maximum ditetapkan sebesar 5 % dari beban percobaan
maximum pada percobaan axial dalam bentuk Proving Test.
o Persyaratan Lain
- Pada bagian atas tiang, tanah pada daerah sekeliling kepala tiang yang akan ditest harus
dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimum 5 %.
- Persyaratan – persyaratan mengenai perincian peralatan yang dipergunakan dan
prosedur pembebanan, pengukuran lateral displacement, dan lain – lain harus mengikuti
standar ASTM D 3966 – 81. Harap lihat gambar 2 halaman 648, ASTM D 3966 – 81.
- Lateral Displacement yang diijinkan untuk test ini adalah sebesar 10 mm (0.4 inch) pada
percobaan 100% beban rencana, dan 25 mm (1 inch) pada percobaan 200% beban
rencana.
l. Lain – lain
Selama pelaksanaan reference beam harus dilindungi dari pengaruh cuaca yang dapat
mempengaruhi jalannya load test.
Letak reference beam harus cukup jauh (6.00 m) dari lokasi yang akan di test turun naiknya
tanah sekitar test pile, begitu juga alat – alat pengukur (extensimeter) harus dilindungi
dari pengaruh cuaca dan jumlah alat pengukur = 4 buah, yang dipasang radial satu sama lain.
m. Pekerjaan Tambahan
Pekerjaan tambahan kurang akan dilaksanakan sesuai dengan penambahan
/pengurangan jumlah tiang dan perubahan panjang tiang. Perubahan mengenai jumlah dan
panjang tiang akan dilakukan setelah loading test selesai dilaksanakan.
Bila terjadi penambahan tiang pada tempat – tempat tertentu karena keadaan setempat yang
diluar dugaan maka penambahan tiang – tiang tesebut menjadi beban pemberi tugas. Dan
penambahan tiang – tiang tersebut harus atas perintah tertulis dari pihak konsultan yang
ditunjukan pada Direksi Lapangan.
o. PDA test.
Untuk counter check pengujian daya dukung tiang dan integritas tiang pancang
menggunakan test PDA (Pile Driving Analyzer). Jumlah titik tiang minimal 1 tiang
yang sama untuk setap penampang tiang yang diuji static.
o Titik tiang bor untuk axial, lateral dan PDA test sebaiknya dipilih pada tempat yang paling
krusial dengan nilai pelaksaan yang terburuk. Posisi ini akan ditentukan oleh pemilik
proyek.
o Tiang bor yang diijinkan untuk dilakukan axial, lateral dan PDA test telah berumur 28 hari.
o Pekerjaan pondasi dapat dilaksanakan pada saat proses pelaksanaan loading test dengan
persyaratan jarak keduanya minimum 25 meter dan pelaksanaan pekerjaan pondasi tidak
mengganggu proses pelaksanaan loading test.
Spesifikasi material dalam perencanaan struktur ini dijadikan acuan dalam kendali mutu yang
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan.
a. Beton Struktural
1. Pondasi Bored Pile f'c= 25 Mpa.
2. Pile cap f'c= 25 Mpa.
3. Slab f'c= 25 Mpa.
4. Tangga f'c= 25 Mpa.
5. Sloof f'c= 25 Mpa.
6. Kolom f'c= 25 Mpa.
7. Balok f'c= 25 Mpa.
8. Join Balok Kolom f'c= 25 Mpa.
9. Dinding Beton f'c= 25 Mpa.
b. Baja Tulangan
1. Notasi (Ø) à BJTP 28 - Mutu baja Tulangan Polos fy= 280 Mpa
2. Notasi (D) à BJTS 42 - Mutu baja Tulangan Ulir fy= 420 Mpa
c. Baja Profil
1. Baja WF A36 (ST 37) fy = 240 Mpa
2. Baja Pipa A53 GR.B (STK/SNI 2004) fy = 235 Mpa
3. Angkur Beton A307 (ST-41) fy = 245 Mpa
4. Sambungan Baut HTB A325 fy = 660 Mpa
1.6. SUBSTITUSI
Produk yang disebutkan nama pabriknya, material, peralatan, perkakas, accessories yang
disebutkan nama pabriknya dalam RKS, atau dapat mengajukan produk pengganti yang
setara, disertakan data-data teknisnya secara lengkap unutk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
1.7. CONTOH
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material instalasi yang akan
dipasang untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana/Direksi.
Semua biaya untuk kebutuhan tersebut adalah tanggung jawab Pemborong.
1.8. PROTEKSI
Seluruh material dan peralatan yang berada dilingkungan proyek sebelum, selama
pekerjaan dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi) Pemborong harus
mengamankan peralatan tersebut memadai.
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan kurangnya pengamanan setelah terpasang, tidak dapat diterima oleh konsultan
Pengawas/Direksi.
Pemborong berkewajiban mengganti yang baru, sesuai dengan aslinya atas biaya
pemborong.
2.3. MATERIAL
1. Pompa- Pompa
Pengadaan dan Pemasangan Pompa Booster 1 set 2 Unit Pompa c/w panel Control & Asesories
Daya Hisap : 3 Meter (Max)
Daya Dorong : 80 Meter (Max)
Debit Air : 2 x 5 m3/jam
Pressure : 8 Bar (Max)
Inlet : 2 inch
Outlet : 2 inch
Otomatis : Yes
4. Fitting.
a. Semua fitting-fitting untuk pipa-pipa harus terbuat dari material dan merek yang sama
dengan pipa.
b. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampung yang
berbeda harus digunakan “reducer”
c. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan “long radius”, pelaksana
harus memberitahukan hal ini kepada Direksi Pengawas.
d. Pipa-pipa untuk pengadaan fitting-fitting beserta pemasangan termasuk Dalam biaya
penawaran pipa.
e. Referensi : Wavin, Rucika
6. Penyambungan Pipa
Penyambungan Pipa didalam instalasi plumbing ini harus rapat air.
a. Pipa PPR.
Semua pipa dengan diameter sampai 2 ½” (65 mm) dipakai sambungan ulir (screw),
ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus dibersihkan agar bram/gram yang ada
dipipa hilang sebelum dismbung denganpipa yang lain. Pipa yang disambung dengan
ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berdiameter 3”
(80 mm) keatas harus menggunakan sambungan flens dan diantara flens tersbut
harus dipasang packing untuk mencegah kebocoran.
b. Pipa PVC.
Semua pipa PVC yang akan disambung dengan pipa PVC lainnya atau dengan fitting
sebelumnya, harus dibersihkan terlebih dahulu terhadap kotoran-kotoran, minyak
yang masih menempel pada pipa/fitting tersebut.
Penyambunganpipa PVC harus menggunakan perekat dengan kualitas terbaik
sesuai dengan persetujuan Direksi Pengawas.
c. Untuk pipa air kotor jenis PVC, perubahan arah aliran harus memakai 456 (Tee Y),
long sweep elbow.
b. Disinfeksi
1. Pelaksana harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi terhadap seluruh instalasi
air dan bak penampung air sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
2. Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kedalam system pipa
dengan cara/metode yang disetujui Direksi Pengawas.Dosis chlorine adalah sebesar
50 ppm.
3. Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih Sehingga chlorine
tidak lebih dari 0,2 ppm
4. Disinfeksi terhadap system penyediaan air minum.
A. PEKERJAAN INSTALASI
a. Ketentuan umum
1. Pekerjaan-pekerjaan yang mencakup dalam bidang keahlian meliputi:
2. Menyediaan seluruh pekerjaan sisitem listrik, instalasi penangkal listrik,
instalasi penangkal petir sehingga dapat beroperasi dengan sempurna.
3. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan
spesifikasi bersifat mengikat.
4. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan
oleh kontraktor instalasi listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi
yang baik dan ditunjang oleh tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman
dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai pemegang/ rekanan instalatur PLN
dengan kelas minimal “C” dan masih berlaku hingga tahun terakhir yang
sedang berjalan.
5. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir
sebagai petunjuk dan juga peraturan-peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standard-standard / “code-code” lainnya yang berlaku secara
Internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebaginya)
b. Lingkup pekerjaan
1. Pengadaan material/ peralatan, pemeliharaan, testing, pengawasan untuk
konstruksi, pemasangan sistem listrik yang lengkap sesuai dengan gambar
perencanaan dan rencana kerja dan syara-syarat teknis.
2. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya Tegangan Rendah (TR)
dari panel bagi bantu (SDP/ Sub Distribusi), Panel Penerangan (LP),Panel
Daya (PP) dan peralatan.
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan stop kontak, stop kontak
daya secara lengkap.
4. Pengadaan dan pemasangan “fixtures” penerangan (unit lampu), stop
kontak biasa / daya (1 fase/ 3 fase) lengkap dengan “plug” dan peralatan
penunjang (accessories).
5. Pengadaan dan pemasangan rak kabel dengan penggantung, penyanggah
dan peralatan penunjangnya.
6. Penggadaan dan pemasangan panel-panel (MDP, SP, LP) didalam maupun
diluar bangunan serta peralatan penunjang lainnya (sesuai dengan gambar
perencanaan).
c. Koordinasi pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat di dalam proyek ini. Penyediaan material dan pemasangan slevees/
sparing menjadi tanggung jawab pemborong.
Melokalisasi/ perincian setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
menghindari kesalah pahaman/ konflik sesama pemborong lainnya di lokasi
proyek ini dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/
pengawas lapangan/ konsultan perencanaan.
e. Shop drawing
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material,
pemborong harus menyerahkan shop drawing untuk mendapat persetujuan dan
konsultan perencana.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-
uraian, diagram pengabelan, data-data ukuran/ dimensi, data pembuatan dan
nama serta alamat dari penyalur/ service shop atau badan usaha lain yang
ditunjuk sebagai “techical maintenance” dan menyediakan suku cadang yang
lengkap dan dapat mem “back up” sistem agar selalu dapat bekerja dengan baik
dan sempurna.
Shop drawing harus diberi catatan dari pemborong, yang menyatakan bahwa
apa yang diajukan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang
disediakan.
Data untuk setiap sistem secara bertahap (sebagian-sebagian) tidak akan
diperhatikan. Shop drawing harus dibuat sebanyak rangkap 4 (empat) set. Shop
drawing yang harus diajukan yaitu :
1. Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN/Generator, sampai dengan
rangkaian akhir
2. Panel-panel daya (PP), panel penerangan (LP), panel utama (SDP), outlet
box dan lain-lain
3. Detail-detail pemasangan lampu
4. Dan lain-lain yang diminta oleh pengawas lapangan/ Direksi
f. Subtitusi
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi.
Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan pada spesifikasi
disertakan data-data teknisnya secara lengkap mendapat persetujuan
konsultan perencana/ Direksi.
2. Produk yang tidak disebut nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya didalam spesifikasi.
Pemborong harus mengajukan secara tertulis nama negara pembuatnya,
nama pabrik yang memproduksinya, katalog dan selanjutnya menguraikan
data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang dipergunakan
adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi dilapangan.
g. Prokteksi
Seluruh material dan peralatan yang berada di lingkungan proyek, sebelum,
selama, pengerjaan dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi).
Pemborong harus mengamankan peralatan tersebut secara memadai.
h. Access opening
Pemborong harus menyediakan “Access Opening” (bukaan) pada tempat-
tempat tertentu guna pemeliharaan instalasi listrik.
Bukaan (access opening) pada konstruksi bangunan seperti pada dinding,
plafond, lantai beton (atap bangunan) atau dibutuhkan pada lain bagian. Bukaan
tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat dan estatis pada
permukaannya serta penutup tersebut dapat dilepaskan/ dibuka/ dipindahkan
tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
i. Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan dari pabrik sudah mengalami pengecatan dan
tambahan pengecatan dilapangan tidak dipersyaratkan maka permukaan yang
mengalami cacat-cacat gesek harus diperbaiki atau dilakukn pengecatan
kembali untuk mendapatkan hasil pengecatan yang seragam dan sempurna.
Apabila peralatan yang seharusnya dicat tetapi tidak dicat dari pabrik, maka
pemborong berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengecatan material
tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel seluruhnya harus dicat
dasar (prime coating) dan diberi car akhir (finishing paint). Penentuan jenis
warna dan merk cat, sebelumnya harus diminta persetujuan dahulu dari
konsultan perencana/ Direksi.
Pengecatan untuk panel listrik sebelum dilaksanakan pengecatan harus
dilakukan dahulu pelapisan anti karat dengan cara “Galvanized Cadmium
Plating” atau “Zincromatic Primer” dan dicat bakar.
j. Papan nama
Seluruh kabinet, panel listrik, penutup daya (Circuit breaker), saklar dan bagian-
bagian lain peralatan jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, maka harus dibuat
papan nama untuk mengindikasikan/ mengindentifikasikan/ penggunaan/ nama
dari peralatan tersebut.
Papan nama harus dibuat dari plat plastik dengan huruf timbul. Untuk
keseluruhan, papan nama harus berukuran maxsimal tinggi : 1,5 inch (3,81 cm)
dengan lebar seperlunya dan ukuran minimal yang disyaratkan tinggi : 1,0 inch
(2,54 cm) dan ketebalan plat minimum : 3 mm.
m. Kebersihan
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/ sampah dan sisa-sisa
material tidak dipakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan
tiap-tiap bagian secara teratur dan rapuh.
o. Gambar-gambar
Gambar lisrtik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dari keperluan instalasi listrik, instalasi harus menyesuaikan dengan
kondisis setempat. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan
dengan konstruksi dan detail akhir pelaksanaan, sedangkan gambar-gambar
lainnya harus berkaitan dengan detail yang berhubungan dengan masing-
masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh pekerjaan yang
dikerjakan dengan “Shop Drawing/ Detail Drawing” dan disetujui dengan
konsultan pengawas/ Direksi.
Pemborong wajib memeriksa terhadap kemungkinan-kemungkinan dari
kesalahan/ ketidak cocokan, baik dari segi besaran, kapasits, fisik maupun
pemasangan dan lain-lain.
Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknik maupun fisik, hal ini harus
segera disampaikn secara tertulis 4 (empat) hari sebelumnya dilakukan
penjelasan pekerjaan (anwijzing). Bila hal ini tidak segera diberitahukan kepada
konsultan perencana/ Direksi maka hal-hal yang menyangkut kekurangan harga
barang/ materal (“Unit Price”) adalah tanggung jawab pemborong.
p. Perihal iklim
• Temperatur luar ruangan berkusar antara 240 C s/d 340 C pada curah hujan
yang tinggi
• Temperatur dalam ruangan berkisar antara 240 C s/d 340 C dengan
kelembaban 90 %.
B. PERINSIP PERENCANAAN
a. Prinsip distribusi
1. Sistem pelayanan untuk distribusi listrik adalah sebagai berikut :
Satu daya dari PLN TR. 220/380 V.
Disrtibusi TR (Tegangan Rendah) 220/380 V secara radial dari Panel Utama
Tegangan Rendah (PUTR) didistribusikan ke Panel Bagi Pemnabtu (SDP)
setiap bangunan/ panel-panel daya, Panel Penerangan (LP) melalui kabel
(NYY).
C. TEKNIS INSTALASI
a. Instalasi listrik
1. Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan SII dan SPLN.
Semua kabel harus baru dan jenis ditandai mengenai ukuran, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintal lainnya. Semua kabel dengan penampang diatas 6
mm2 harus terbuat secara dipilih (stranded). Instalasi listrik harus
berpenampang minimal 2 ½ mm2.
Kecuali disyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah :
a. Untuk instlasi penerangan, stop kontak dan instalasi lain dalam pipa
dengan daya kecil dan ada pada ruangan kering digunakan kabel NYA.
b. Untuk kabel distribusi dalam ruangan digunakan kabel dari type NYY atau
disebut lain pada gambar
2. Splice/pencabangan
Tidak diperkenankan adanya “splice” atupun sambungan dalam pipa/ saluran
cabang maupun feeder utama kecuali pada outlet atau stop kontak
penghubung yang dapat dicapai (accessible). Sambungan pada kabel sirkuit
cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara listrik dengan
cara-cara “solderless connector”. Untuk penyambung dengan sistem “soldered
atau compression” harus digunakan peralatan sambung yang benar-benar
digunakan untuk kebutuhan itu, peralatan tersebut harus dilampirkan data
teknis dan brosur serta diajukan dahulu kepada konsultan perencana/ Direksi
untuk mendapat persetujuan penggunannya. Dalam penyambung dengan
sistem soldered atau compression harus benar-benar tertutup rapat dan tidak
boleh ada kebocoran (leak proof) serta dijamin tidak akan lepas bila ada
getaran.
3. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splica, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splica case compaction dan lain-lain harus
dari type yang direkomendasi/ disetujui untuk : penggunaan, lokasi, tenaga
kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-lain, oleh instansi yang berwenang (PLN),
perwakilan pemerintah setempat dan/ atau manufacturer.
4. Penyambungan kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak
penyambungan yang khusus digunakan untuk itu (junction box dan lain-
lain). Pemborong harus diberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada konsultan
perencanaan/ Direksi.
b. Warna kabel atau indentitas lain pada kabel yang akan disambung, antara
yang satu dengan yang lainnya harus sama dan harus diadakan
pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh konsultan
perencana/ Direksi.
c. Penyambung kabel tembaga harus menggunakan penyambungaan -
penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat.
Penyambung-penyambung harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambung kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/
porcelen yang khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus digunakan bila diperlukan untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya
temperatur dari pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.
c. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar.Untuk lampu fluorescent type TL memakai
dari jenis coolday light. Semua lampu fluorescent atau lainnya memerlukan
perbaikan faktor gaya harus dilengkapi dengan capasitor. Dalam spesifikasi
ini besarnya microfarad dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu
ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil dari power factor menjadi
sekurang-kurangnya 0,85.
8. Instalasi/konsuksi panel
a. Kabinet
Kabinet untuk Panel Induk, panel Pompa dan taman harus dibuat dari plat
baja dengan tebal minimal 2,00 mm, atau dibuat dari bahan lain seperti
polyester atau kabelita. Kabinet untuk “Panel Board” mempunyai ukuran
yang profesional seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya
sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau menurut kebutuhan
sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame/ rangka panel harus di grounding/ ditanahkan. Pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memesang, mendukung dan meyetel
“Panel Board” serta tutupnya.
Kabinet dengan kabel-kabel “Trought Feader” harus diatur sedemikian
rupa sehingga saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch
circuit panel board.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci, dengan sistem
MASTER KEY.
b. Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel-panel board listrik, harus
c. Pemasangan kabel
Pemasangan kabel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam
panel dengan mudah dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/ type
panel. Maka bila dibutuhkan alas/ pondasi/ penutup/ penggantung maka
pmborong harus menyediakan dan memasangnya sekalipun tidak tertera
pada gambar.
d. Panel distribusi
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan.
Panel distribusi utama dari jenis in door type terbuat dari bahan plastik.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang baku, yang dapat
mempertahankan strukturnya oleh stress mekanis yang pada waktu
hubung singkat, rangka ini secara konstruktif tertutup pelat-pelat penutup
(metal closed) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk
mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan
bagian-bagian yang tertegangan sesuai dengan persyarata PUIL / LMK /
VDE / BS / DIN untuk peralatan yang tertutup.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan percikan air.
Semua material dan tombol tranfer yang disyaratkan dikelompok pada
satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
Semua panel diletakkan di shaft-shaft panel dan ruang-ruang panel yang
diperuntukkan untuk itu seperti terter pada gambar.
e. Papan nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama, pada pintu pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama pada pemutusan dan dapat dilihat dengan
mudah . Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutusan daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop drawings.
i. Alat-alat ukur
Panel Induk harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type “Moving Iron Vane Type” khusus untuk
panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan
getar, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier
dan ketelitian 0,3 %.
Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (voltmeter selector switch) harus
ditandai dengan jelas.
j. Kabel-kabel pengontrol
Kabel-kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang dipabrik/ bengkel
secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt PVC.
l. Pilot lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T
2. Pilot lampu untuk push button on/of, untuk menyatakan sistem telah
on atau off.
3. Pilot lampu untuk remote control pada panel , untuk menyatkan sistem
telah menjalankan/ memberhentikan sistem yang diinginkan.
Penyediaan pilot lampu yang disebutkan diatas merupakan keharusan
biarpun pada gambar-gambar tidak disebutkan/tertera.
Warna-warna untuk pilot lampu ;
1. Untuk phase R : warna merah
2. Untuk phase S : warna kuning
3. Untuk phse T : warna hijau
4. Untuk hantaran netral : warna biru
5. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau
dengan saklar ataupun time switch, menyatakan sistem on
: warna merah
6. Untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau
D. MOTOR LISTRIK
a. Ketentuan umum
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, PUIL, BS baik dalam segi
proteksi, isolasi, pengaman, cara operasi, pemasngan dan lain-lain.
b. Persyaratan motor-motor
untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – 1 fasa/ 2 fasa.
2. 2 KVA keatas – 3 fasa, terkecuali disebut lain oleh pabrik (manufacturer).
c. Motor starter
Untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – starting langsung (direct on line motor starter)
2. 2 KVA ketas – starting dengan hubungan bintang segi tiga otomatis (stardelta
motor starter), trafo otomat (auto transformer) atau yang ekivalen.
E. PERALATAN TEKNIS
a. Peralatan breaker
1. Circuit breaker
Circuit breaker 100 A – 800 A guna penggunaan pengaman distribusi utama
pengaman motor atau disebut lain pada gambar harus dari type “Moulded
Case” tifa fasa Quick make dan quick break.
d. Data Circuit Breaker untuk sirkuit penerangan, sirkuit kotak kontak biasa
dan sirkuit lainnya untuk suplai daya dibawah 2 KVA atau disebut pada
gambar.
Type : Mini Circuit Breaker/ Nofuse
Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) : 1/3
Rating Amp (40 deg.C) : 6,10,16,25,32,40,50,63,80 Amp.
Breaking Cap. (KA rms) : 15 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Fixed trip AMP)
2. Pengaman hubung singkat
2. Power contractor
Magnetic contractor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.
Kumparan contractor harus sesuia untuk tegangan 200 Volts, 50 Hz dan tahan
bekerja kontinue pada 10 % tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula
menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.
Contractor harus type heavy duty, kemampuan minimal making current
sebesar 15 x arus nominal dan kemampuan electrical operation sebanyak
1.000.000 kali.
Type : Air Insulation Contractor (NO/NC)
Tegangan kerja : 220 V (± 5 %)
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) : 10, 12, 16, 22, 30, 40, 55 atau disebut lainpada
gambar
Breaking Cap. (KA rms) : 5 KA
Dilengkapi dengan :
1. Thermal Over Load Relay pada setiap fasa
2. 2 uxilary contact no/nc
LED, 24W/ 220V 50/60hz, On/Off, Color temperature : 4000K, life time :
LED Downlight 50,000hrs, Degree : 80deg ,CRI : >80, luminous flux : 1100 lm, lumen Protection
2 DL-02
E27 class : IP20, Warranty : 1 years, Overall height
100 mm, Overall diameter 200 mm, Color White Trim
c. Ballast
Ballast harus leakproof, mempunyai temperatur kerja rendah, noisless, housing ballast
dari polyester/ metal dengan kwalitas tinggi. Untuk lampu FL dengan 2 lampu
digunakan masing-masing 1 ballast (ballast harus digunakan dari type anti
stroboscopic). Rated tegangan 220 V, 50 Hz, cos phi 0,7 – 0,8. Setiap ballast harus
dilengkapi dengan terminal connection. Ballast harus dari produksi Setra Phillips.
d. Starter
Starter untuk lampu flourescent harus mempunyai relai bility cukup tinggi. Terbuat dari
high quality white polycarbonat, rating dari starter disesuaikan dengan besar/ daya
lampu yang dipasang.
Merk : Phillips atau
e. Kabel
Kabel TR yang digunakan pada proyek terdiri dari :
NYF GbY memiliki pelindung lembaran pita baja yang melindungi kabel penghantar
dari gangguan mekanis, standard SII 0211-78/SPLN 302.
Susunan : penghantar tembaga, isolasi PVC bag. Dalam, pita baja, isolasi
PVC bagian luar.
Penggunaan untuk instalasi dibawah tanah yang tidak memerlukan pengaman kabel
khusus : panel utama TR di R. Genset ke panel PP.LP. Taman, dan lain-lain.
Susunan : Penghantar tambaga,isolasi PVC bag. Dalam, isolasi bagian luar.
Penggunaan : Instalasi luar dengan pengaman khusus, instalasi distribusi
dalam bangunan, instalasi dalam “duct/parit kabel”
Contoh : dari MPRS ke SP, LP, CP dan lain-lain
Fire Proof Coble : Mempunyai pelindung khusus terhadap bahaya kebakaran/ api
(7500c – 3 jam) standard IEC 331, BSC – P 1003
Penggunaan : instalasi daya untuk Electric Fire Pump.
2. Sistem pentanahan
Seluruh bagian yang tidak bertegangan harus berhubungan dengan sistem
pentanahan batang tembaga diameter “3/4” ditanam sedalam minimal 6 meter
atau sampai didapat pentanahan tanah maksimal 3 ohm pada musim kemarau.
Material-material yang harus dihubungkan dengan sistem pentanahan adalah
sebagai berikut :
a. Motor-motor
b. Seluruh panel-panel
c. Kotak kontak
d. Peralatan yang terbuat dari metal
e. Seluruh peralatan electronc
f. Dan lain-lain
Kawat penghantar adalah kawat berisolasi dengan diameter minimal 10 mm 2.
Sistem pengukuran harus digunakan dengan sistem yang direkomendasikan oleh
PLN atau peraturan instalasi setempat yang berwenang didalam hal ini.
Pentanahan untuk masing-masing kecuali untuk sistem pentanahan panel harus
terhubung satu sama lain.Persyaratan teknis pemasangan
3. Persyaratan instalasi
a. Pemborong secepatnya diharusnya meneliti semua dimensi-dimensi setelah
mendapat Surat Perintah Kerja agar dengan segera dapat mengajukan
kepada konsultan perencana/ Direksi segala perubahan-perubahan,
penyesuaian dan dapat diatur kembali agar semua peralatan dalam sistem
dapat bekerja sesuai rencana serta bekerja sebaik-baiknya (optimum).
Pemborong diwajibkan membuat lay out dari peralatan dengan tepat dan
disertakan pula koordinat-koordinat dari peralatan yang akan dipasang
tersebut karena pemborong bertanggung jawab penuh atas ketelitiannya.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan instlasi sebelum dibeli atau dipesan atau
masuk kedalam proyek diajukan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas/
Direksi untuk disetujui. Apabila diketemukan bahan/ alat instalasi yang
menurut Direksi/ Pengawas tidak dapat digunakan di proyek dan belum
mendapat persetujuan, maka Direksi/ pengawas mempunyai wewenamg
secara mutlak mengeluarkan bahan/ peralatan instalasi tersebut dari dalam
proyek.
4. Pemasangan peralatan
a. Panel-panel listrik
Panel pada umumnya dengan ketinggian 1,80 meter terpasang secara “Free
Standing” sedangkan panel dengan tinggi kurang dari 1,50 meter terpasang
menempel pada dinding dengan penguatan setempat pada dinding/ rangka
tersendiri yang menuju pada lantai.
Seluruh sirkuit cabang dari panel pada umumnya keluar pada sisi atas panel
atau disebut lain pada gambar.
NO
DESCRIPTION TYPE BRAND QTY
.
1 MDP
SURGE ARRESTER PLN & GENSET
1 PF65 3P+N, 65kA, 230/400V, 1,5kV A9L15586 Schneider 1 Pcs
INCOMING PLN
1 MCCB 3P 224 - 63A, 50KA CVS 400N + TM320D + LV540318 Schneider 1 Pcs
OUTGOING
1 MCCB 3P 22.4-32A, 36KA CVS 100F + TM32D + LV510332 Schneider 4 Pc
2 PP - 1
SURGE ARRESTER
1 PF40 3P+N, 40kA, 230/400V, 1,5kV A9L15688 Schneider 1 Pc
INCOMING
2 MCCB 3P 22.4-32A, 36KA CVS 100F + TM25D + LV510331 Schneider 1 Pc
OUTGOING
3 MCB 1P 6A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 2 Pcs
4 MCB 1P 10A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 5 Pcs
5 MCB 3P 20A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 4 Pcs
ACCESSORIES
1 Fuse 1P 6A Catridge FH32SL Howig 3 Pcs
2 Pilot Lamp RST 220VAC o22mm Howig 3 Pcs
3 Current Transformer 50/5A 1CCCY305 CIC 3 Pcs
4 Ampere Meter CT/5A (0-4000A) 96 x 96 1CCAM905 CIC 3 Pcs
5 Volt Meter 0-500V 96 x 96 1CCAV950 CIC 1 Pc
6 Volt Meter Selector Switch 7Position HSV - 48 Howig 1 Pc
7 CU Busbar NRST, E CU 15 x 3 Luvata/Import 1 Lot
8 Material Assembly Varian CCU 1 Lot
9 BOX - 800(H) x 600(W) x 250(D)
WALL MOUNTING IP44 -
Standard 1 Unit
INDOOR
3 PP - 2
SURGE ARRESTER
1 PF40 3P+N, 40kA, 230/400V, 1,5kV A9L15688 Schneider 1 Pc
INCOMING
2 MCCB 3P 22.4-32A, 36KA CVS 100F + TM25D + LV510331 Schneider 1 Pc
OUTGOING
3 MCB 1P 6A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 2 Pcs
4 MCB 1P 10A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 5 Pcs
5 MCB 3P 20A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 4 Pcs
ACCESSORIES
b. Kabel-kabel feeder
Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemborong diharuskan membuat
gambar lay out dari jalur kabel tersebut secara jelas dan terperinci peralatan
penunjangnya, detail-detail penyanggah, elevasi, koordinat, jarak dari titik-titik
referensi agar memudahkan dikemudian hari dalam membuat gambar-gambar
terlaksana (as-built drawing).
Pemborong diharuskan memberikan tanda-tanda dari jalur kabel feeder
tersebut secara jelas bilamana feeder dari kabel tersebut tidak terlihat secara
langsung oleh mata, setidak-tidaknya pemilik dapat menduga dengan tepat
bilamana diadakan pembongkaran meterial yang menutup feeder tersebut.
Pemasangan kabel feeder diatas plafond harus diletakkan pada kabel yang
terpasang menggantung pada plat beton lantai diatasnya, untuk kabel feeder
yang diletakkan didalam shaft listrik harus secara rapih terpasang dalam klem
setiap 0,50 meter.
Penyambung ditengah panjang kabel feeder sebaiknya dihindarkan sekalipun
penyambung tersebut memenuhi persyaratan teknis dari sistem
penyambungan. Kecuali hanya berlaku bagi kabel feeder yang panjangnya
melebihi panjang kabel dalam 1 (satu) drum/ gulungan.
Setiap pembelokan kabel harus diperhitungkan terhadap keadaan
sekelilingnya dari radius dari belokan tidak boleh kurang dari 15 x diameter
kabel.
Setiap pencabangan dari kabel utama harus dilakukan dipanel, tidak
dibenarkan dilakukan pencabangan ditengah jalur kabel feeder tersebut.
Pada ujung-ujung kabel feeder yang masuk pana panel harus disediakan
cabang/ spare panjang kabel secukupnya dengan sedikitnya menekuk/
dibuatkan loop agar memudahkan bila terjadi penggeseran panel/ gangguan
pada ujung panel yang berakibatkan kabel feeder harus dipotong.
5. Pengujian / testing
a. Ketentuan umum
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai
hasil yang baik dan optimum sesui persyaratan dari PUIL, LMK, PLN dan
Pabrik.
Bilamana diperlukan oleh Direksi pengujian dilaboratorium, pemborong harus
menyediakan peralatan yang harus diuji tersebut dan kesemua biaya
pengujian ditanggung oleh pemborong.
b. Tahap pengujian
1. Pengujian Swicth Gear (Circuit Breaker, LBS dan sebagainya). Sebelum
diberikan aliran listrik semua hubungan sirkuit instalasi, adakan test
pembebanan pada setiap CB (secara “radom”) untuk memperlihatkan
apakah karateristik CB yang terpasang sesuai dengan karateristik yang
dimaksud.
2. Pengujian Instalasi kabel feeder.
3. Semua instalasi kabel feeder harus ditest terhadap getaran (Vibrasi), test
tahanan isolasi hingga memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi dalm
standard PLN, LMK, PUIL dan Pabrik.
4. Pengujian-pengujian lainnya yang harus dipenuhi oleh peraturan-
peraturan insatalsi setempat/ PLN yang berkaitan dengan pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, diutamakan pada pekerjaan-pekerjaan prinsip yang
berakibat menyulitkan dalam pengujian ijin-ijin.
5. Setiap pengujian harus disaksikan oleh Direksi/ konsultan pengawas dan
semua pengujian harus dibuatkan laporan tertulis secara rinci dan ditanda
tangani bersama.
2.3. PERALATAN
1. Power Amplifier.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar
rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz
sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi.
4. Horn Speaker.
Wall speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz.
dengan sensitivitas tidak kurang dari 96dB. Wall speaker dilengkapi dengan
matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 15 watt.
5. Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini
Directional. Frekwensi respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz.
Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty Press to Talk Switch.
8. T u n e r.
9. Conferennce System
Conference sistem terdiri dari 1 unit chairman dan 20 unit delegate, lengkap
dengan semua perlengkapannya.
1. Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah out bow menggunakan
pipa High Impact dia.3/4" ; dengan kabel NYMHY 1,5 mm 2. Instalasi ini klem setiap
jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur
seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
2. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa High
Impact dia. 3/4") dengan kabel NYMHY 1,5 mm 2. Instalasi ini diklem ke rak besi
siku atau tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
3. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan
dengan menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable
Connection.
4. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa
high Impact dia. 3/4" dengan menggunakan kabel NYMHY 1,5 mm 2.
5. Semua ceiling loud speaker didalam bangunan dihindari dari cacat/ dalam
box dan dilindungi dari cacat dalam box dipasang sedemikian rupa dengan
memperhatikan estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker harus
disesuaikan dengan sudut pancaran speakernya.
6. Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor, sesuai gambar
rencana.
7. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari
sistem pentanahan.
1. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna
sehingga impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
2. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan
empurna.
3. Pengetesan dilakukan bersama-sama Pengawas
Lapangan.
2.6. LAIN-LAIN.
2.7. PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang f dan
Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Pengawas Lapangan.
SPESIFIKASI
ITEM PEKERJAAN MERK
TEKNIS
Mixer Amplifier,
Perangkat Utama Power Amplifier, TOA, Bosch, Honeywell
Mic,
Horn Speaker, Column
TOA, Bosch, Honeywell
Speakee, Array Speaker
NYMHY, NYY, Sutrado, Supreme, Kabel
Kabel Instalasi
NYA Metal, Kabelindo
Pipa Instalasi dan 20mm High
Clipsal, Ega
Acessories Impact