Anda di halaman 1dari 130

PEKERJAAN REHABILITASI SARANA

PENUNJANG DIKLAT DAN PERLUASAN SELASAR


BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2023
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)

RKS :
- STRUKTUR
- ARSITEKTUR TAH U N 2023
- MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
URAIAN RENCANA KERJA DAN SYARAT

PEKERJAAN ARSITEKTUR

DAFTAR ISI

RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR

1. PENJELASAN TEKNIS UMUM


1.1. LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................... 01
1.2. DOKUMEN PELELANGAN ................................................................ 02
1.3. KEHARUSAN MEMBACA & MEMPELAJARI DOKUMEN ................ 02
1.4. PENYERAHAN LAPANGAN/AREA/TEMPAT PEKERJAAN .............. 02
1.5. PENYERAHAN RENCANA KERJA / TIME SCHEDULE ..................... 02
1.6. PENYERAHAN SKEMA ORGANISASI PROYEK ............................... 03
1.7. PENYERAHAN WEWENANG KEPADA KUASA
PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................... 03
1.8. PENYEDIAAN TEMPAT RUANG KERJA / KANTOR
PELAKSANA PROYEK ...................................................................... 03
1.9. PENYEDIAAN GUDANG PERALATAN DAN BAHAN ....................... 03
1.10. PENYEDIAAN LOS KERJA ................................................................ 04
1.11. PEMBUATAN PAGAR/PENGAMANAN PROYEK .............................. 04
1.12. PENYEDIAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN KERJA ............................ 04
1.13. PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SEMENTARA ............................... 04
1.14. PENYEDIAAN PERALATAN KERJA .................................................. 05
1.15. TATA CARA PERBAIKAN PEKERJAAN ............................................ 06
1.16. KOORDINASI DENGAN SUB KONTRAKTOR ................................... 06
1.17. PENCEGAHAN PELANGGARAN WILAYAH &
ORANG YANG TIDAK BERKEPENTINGAN ...................................... 06
1.18. PERBEDAAN UKURAN, KETIDAK SESUAIAN
ANTARA GAMBAR & RKS ................................................................. 07
1.19 SHOP DRAWING / ASBUILT DRAWING .......................................... 07
1.20 PERHITUNGAN KEMBALI VOLUME PEKERJAAN .......................... 07
1.21 TANGGUNG JAWAB DALAM PEMELIHARAAN .............................. 07

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR i


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2. PEKERJAAN FINISHING
2.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN
2.1.1. BAHAN ...................................................................................... 08
2.1.2. PELAKSANAAN ........................................................................ 09

2.2.PEKERJAAN PLESTERAN / MORTAR


2.2.1. LINGKUP PEKERJAAN .............................................................. 09
2.2.2. STANDAR / RUJUKAN ............................................................... 10
2.2.3. PROSEDUR UMUM .................................................................... 10
2.2.4. BAHAN-BAHAN ........................................................................ 10
2.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................... 11

2.3.PEKERJAAN LANTAI
2.3.1. PEKERJAAN LAPISAN KEDAP AIR
(WATER PROOFING) ................................................................... 11
2.3.2. PEKERJAAN FINISHING LANTAI ............................................. 16

2.4.PEKERJAAN KACA................................................................................... 20

2.5.PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA


2.5.1. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM ......................................... 23
2.5.2. PEKERJAAN DAUN PINTU ALUMUNIUM ............................... 29
2.5.3. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA ............................. 34
2.5.4. PEKERJAAN HARDWARE ........................................................ 38

2.6. PEKERJAAN STAINLESS STEEL .............................................................. 43

2.7. PEKERJAAN PENGECATAN .............................................................. 45

2.8. PEKERJAAN PLAFON


2.8.1. PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD ............................... 51

2.9. PEKERJAAN PARTISI GRC CETAK ................................................. 56

3. PENUTUP ......................................................................................................... 59

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR ii


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
RENCANA KERJA DAN SYARAT
FINISHING ARSITEKTUR

1. PENJELASAN TEKNIS UMUM


1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pelaksanaan Pekerjaan Finishing
Arsitektur, PERENCANAAN PRASARANA ( REHABILITASI SARANA
PENUNJANG DIKLAT DAN PERLUASAN SELASAR ) BALAI BESAR
PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA.
Lingkup Pekerjaan Finishing Arsitektur :
A. Pekerjaan finishing arsitektur dari lantai 1 sampai dengan atap meliputi:
- Pekerjaan Lantai, Homogenius Tile, Waterproofing
- Pekerjaan Dinding Bata ringan
- Pekerjaan Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan GRC Cetak
Dan lain sebagainya yang terinci dalam Spesifikasi Teknisini. Seluruh pekerjaan
tersebut diatas mencakup persediaan Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan serta gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

B. PenerimaanPekerjaan
a. Semua hasil finishing pekerjaan arsitektur baik itu dari pekerjaan
halaman/landscape, lantai sampai dengan lantai atap harus tetap dalam kondisi
baik dan tidak cacat sampai dengan Serah Terima II.
b. Semua kerusakan yang terjadi, harus segera diperbaiki sehingga menjadi baik &
biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawabPelaksana Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 1


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1.2. DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen Pelelangan terdiri dari:
a. Gambar-gambar.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Bill of Quantity.
d. Berita Acara Rapat Penjelasan.
e. Berita Acara Susulan.
f. Bagian-bagian tersebut diatas menjadi dokumen kontrak yang mengikat bagi
Pelaksana Pekerjaan dan Pemberi Tugas setelah kontrak ditanda tangani.

1.3. KEHARUSAN MEMBACA & MEMPELAJARI DOKUMEN


Calon Penawar harus membaca dan mempelajari dengan seksama seluruh petunjuk yang
tertulis dan seluruh dokumen pelelangan. Gugatan tidak akan dipertimbangkan jika
alasannya karena tidak membaca atau tidak memahami petunjuk-petunjuk ini atau
kekeliruan dalam menafsirkannya.

1.4. PENYERAHAN LAPANGAN / AREA /TEMPAT PEKERJAAN


Lapangan/Area/Tempat Pekerjaan akan diserahkan kepada Pelaksana Pekerjaan segera
sesudah dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK), dalam keadaan seperti waktu pemberian
penjelasan pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah memahami benar-benar
mengenai letak, batas-batas maupun kondisi lapangan/ tempat pekerjaan pada waktu itu.

1.5. PENYERAHAN RENCANA KERJA / TIME SCHEDULE


a. Sebelum mulai dengan pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan wajib
menyerahkan suatu Rencana Kerja dan Time Schedule (dalam bentuk barchart
lengkap dengan Kurva S' dan / atau Network Planning) kepada Konsultan Pengawas
selambat-lambatnya 2 minggu setelah surat Perintah Kerja.
b. Setelah Rencana Kerja dan time schedule disetujui, dua salinan dicetak dan
diserahkan pada Konsultan Pengawas satu salinan ditempelkan di bangsal Pelaksana
Pekerjaan ditempat pekerjaan.
c. Berdasarkan Rencana Kerja dan time schedule tersebut, Konsultan Pengawas akan
mengadakan penilaian secara periodic terhadap prestasi kerja Pelaksana Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 2


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1.6. PENYERAHAN SKEMA ORGANISASI PROYEK
a. Bersamaan waktunya dengan penyerahan Rencana Kerja, Pelaksana Pekerjaan wajib
pula menyerahkan suatu bentuk Skema Organisasi Pusat dan Lapangan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proyek ini, untuk diperiksa dan mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Sebagai lampiran dari Skema Organisasi tersebut, Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan suatu Daftar Usulan Nama-nama Petugas yang akan ditugaskan
diproyek ini lengkap dengan jabatan dan daftar riwayat hidup/pengalaman kerjanya
serta ditanda tangani yang bersangkutan.

1.7. PENYERAHAN WEWENANGKEPADA KUASA PELAKSANAPEKERJAAN


a. Pelaksana Pekerjaan wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak
sebagai wakil atau kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (untuk selanjutnya disebut Pelaksana).
b. Pemberian kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian ataupun keseluruhannya.

1.8. PENYEDIAAN TEMPAT RUANG KERJA/KANTOR PELAKSANA PROYEK.


a. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan ini
satu ruangan kerja, kantor/ruang rapat pelaksana proyek yang bentuk dan ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhannya, dilengkapi prasarana ruang kerja yang memadai.
b. Penempatan ruang ini dilokasi proyek harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
c. Ruang Kerja diizinkan menggunakan ruangan eksisting dengan berkoordinasi dengan
Pemilik Proyek.

1.9. PENYEDIAAN GUDANG PERALATAN & BAHAN.


a. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan gudang tempat menyimpan peralatan dan
bahan-bahan yang diperlukan dengan bentuk, konstruksi dan ukuran sesuai kebutuhan
sehingga memenuhi syarat-syarat penyimpanan yang ditentukan.
b. Penempatan gudang ini harus mendapat persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
c. Gudang peralatan dan bahan diizinkan menggunakan ruangan eksisting dengan
berkoordinasi dengan Pemilik Proyek.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 3


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1.10. PENYEDIAAN LOS KERJA.
a. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan Los Kerja bagi pekerjaan-pekerjaan tukang
kayu, pekerjaan-pekerjaan tukang besi dan sebagainya hingga masing-masing dapat
bekerja dengan terlindung dari panas & hujan.
b. Penempatan Los Kerja harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
c. Los pekerja diizinkan menggunakan ruangan eksisting dengan berkoordinasi dengan
Pemilik Proyek.

1.11. PEMBUATAN PAGAR / PENGAMAN PROYEK DAN PAPAN NAMA PROYEK


a. Pelaksanaan Pekerjaan wajib menjaga batas tanah/proyek dengan pagarproyek
sehingga segala aktifitas kegiatan proyek berjalan dengan baik & lancar.
b. Pembuatan pagar proyek harus mengikuti ketentuan dari Pengawas terlebih dahulu.
c. Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan pagar/pengaman proyek kerja dituang dalam
bentuk Berita Acara Penghapusan.
d. Pembuatan papan nama proyek ukuran dan nama-nama dalam papan sesuai arahan
konsultan pengawas

1.12. PENYEDIAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN KERJA.


a. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan air untuk keperluan pekerjaannya / diambil
dari sumber air yang sudah ada dilokasi dengan berkoosdinasi dengan Pemilik Proyek..
b. Pengambilan dari Sumber Air tersebut harus memenuhi syarat dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
c. Segala peralatan dan instalasi - instalasi yang diperlukan untuk penyediaan air ini
termasuk pencabutannya kembali, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan air ini menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.

1.13. PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SEMENTARA


a. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan tenaga listrik sementara guna keperluan
pekerjaan / (mengambil dari sumber yang sudah ada dengan berkoordinasi dengan
Pemilik Proyek).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 4


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
b. Fasilitas listrik juga berfungsi sebagai penerangan areal kerja proyek baik didalam
bangunan maupun diluar bangunan.
c. Pelaksanaan Pekerjaan wajib menyediakan penerangan umum didalam dan diluar
bangunan pada malam hari.
d. Segala peralatan dan instalasi-instalasi yang diperlukan untuk penyediaan listrik ini
termasuk pencabutannya kembali, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
e. Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan tenaga listrik ini menjadi beban
Pelaksana.

1.14. PENYEDIAAN PERALATAN KERJA


a. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan segala peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaannya dengan baik dan sempurna, termasuk
membongkar/merapikan/membawa keluar segala peralatan tersebut setelah tidak
diperlukan lagi.
b. Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan bentuk, ukuran, kapasitas dan
sebagainya untuk bisa melayani kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Peralatan-peralatan tersebut harus dalam keadaan baik dan selalu siap untuk digunakan.
Peralatan yang tidak bisa berfungsi dengan baik harus segera diperbaiki atau kalau
tidak mungkin harus segera diganti dengan yang masih berfungsi dengan baik.
d. Peralatan utama yang harus disediakan minimal terdiri dari :
- Theodolit
- Excavator
- Dump Truck
- Drill Beton
- Scafolding
e. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat Pemadam Kebakaran selama Proyek
berlangsung. Tabung-tabung gas atau zat kimia untuk Pemadam Api, masing-masing
berkapasitas 6 LBS dan/atau yang ditetapkan oleh Peraturan daerah setempat.
f. Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan peralatan termasuk biaya operasional,
perawatan, perbaikan & pembongkaran kembali peralatan tersebut sudah termasuk
didalam penawaran pekerjaan persiapan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 5


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1.15. TATA CARA PERBAIKAN PEKERJAAN
a. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki dan atau membuat baru semua pekerjaan yang
dinyatakan kurang/tidak baik oleh Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek dalam waktu
yang telah ditentukan.
b. Segala biaya perbaikan atau pembuatan baru ini menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
c. Pelaksana Pekerjaan tidak diperkenankan minta perpanjangan waktu akibat
perbaikan-perbaikan ini.

1.16. KOORDINASI DENGAN SUB KONTRAKTOR


Apabila ada bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada Pihak Ketiga (Sub
Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak, maka untuk ini Pelaksana
Pekerjaan wajib mengatur koordinasi kerja dengan pihak-pihak Ketiga tersebut dengan
sepengetahuan & persetujuan Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek.
Tanggung jawab atas kwalitas pekerjaan yang telah diserahkan pada pihak Ketiga ini
tetap berada di tangan Pelaksana Pekerjaan.

1.17. PENCEGAHAN PELANGGARAN WILAYAH & ORANG YANG TIDAK


BERKEPENTINGAN.
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mencegah petugas-petugas dan pekerja-pekerjanya
memasuki wilayah diluar area / lokasi pekerjaan tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
Apabila hal ini terjadi maka Pelaksana Pekerjaan wajib mencatat & melaporkan kepada
Konsultan Pengawas Nama & Alamat serta Jabatan Petugas/Pekerja yang
bersangkutan.
Biaya untuk pengadaan sarana terscbut sudah termasuk didalam penawaran borongan.
b. Kebersihan lapangan/pembuangan sampah dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan setiap
hari (setiap pagi harus bersih) sejak dimulainya pekerjaan sampai dengan Serah Terima
II Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diharuskan menanggung biaya pemeliharaan
kebersihan.
c. Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga kebersihan jalan umum sekitar proyek dengan
menyediakan tempat pembersihan ban kendaraan, serta tenaga kebersihan (Pelaksana
Pekerjaan akan dikenakan denda kelalaian bila mengotori jalan umum tersebut).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 6


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1.18. PERBEDAAN UKURAN, KETIDAK SESUAIAN ANTARA GAMBAR &
SPESIFIKASI TEKNIS.
a. Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dalam gambar.
b. Ukuran-ukuran dalam gambar harus diperiksa kembali terhadap kondisi dilapangan.
c. Bila ada keragu-raguan mengenai ukuran maka Pelaksana Pekerjaan wajib
memberitahukan & meminta penjelasan pada Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek.
d. Bila ada ketidak sesuaian antara masing-masing gambar kerja, dan SpekTe maka hal ini
harus segera dilaporkan pada Konsultan Pengawas untuk dicarikan pemecahannya.
e. Jika Pelaksana Pekerjaan menemukan kekeliruan dalam gambar-gambar pelaksanaan
dan SpekTekmaka Pelaksana Pekerjaan wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas
& Pemilik Proyek untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian.

1.19. SHOP DRAWING / AS BUILT DRAWING DAN FOTO PROYEK


a. Pemborong dengan berkoordinasi dengan konsultan pengawasan diwajibkan membuat
gambar pelaksanaan ( Shopdrawing ) yang berdasarkan Gambar Perencanaandengan
Skala 1:20 atau 1:50 sesuaikebutuhan
b. As built drawing adalah gambar sesuai pelaksanaan dilapangan dengan skala 1:20 dan
1:50 sesuai kebutuhan yang dilapangan, yang diserahkan pada saat pekerjaan diserah
terimakan
c. Pemborong membuat foto proyek selama kegiatan proyek, sejak eksisting lahan sampai
dengan pekerjaan finishing. Banyaknya sesuai dengan RAB

1.20. PERHITUNGAN KEMBALI VOLUME PEKERJAAN


a. Pemborong diwajibkan menghitung ulang kembali seluruh volume pekerjaan sesuai
kondisi lapangan pada saat akan memulai pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui
konsultan pengawas sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan

1.21.TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN


a. Dalam masa pemeliharaan, pelaksana pekerjaan tetap bertanggung jawab untuk
memelihara pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa
pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang rusak tidak berfungsi dengan baik
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, maka pelaksana pekerjaan wajib

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 7


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.
b. Apabila dalam masa pemeliharaan ini Pelaksana Pekerjaan tidak melaksanakan
perbaikan-perbaikan seperti yang diminta Direksi/Pemilik Proyek, maka prestasi
pekerjaan akan dikurangi sesuai nilai pekerjaan yang belum diperbaiki tersebut dan
penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.
c. Akibat dari perbaikan pekerjaan yang dimaksud menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

2. PEKERJAAN FINISHING
2.1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
2.1.1 BAHAN
A. Bata Ringan
Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet
(durable) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata ini cukup ringan, halus dan
memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Bata ringan diciptakan dengan tujuan
memperingan beban strukur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat
pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses
pemasangan dinding berlangsung.
Memiliki panjang 60 cm, tinggi 20 cm dan tebal 10 cm. Adonannya terdiri dari pasir
kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna,
nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam
adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang
dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong
sesuai ukuran. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V.1941. Kontraktor
harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas
Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak
memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 8


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
B. Perekat Bata Riangan
MU dipakaiuntukperekatdindingbataringan (MU-380)
C. Plesteran
MU dipakai untuk plesteran dinding bataringan (MU-301)
D. Acian
MU dipakaiuntukaciandindingbataringan (MU-200)

E. Beton Bertulang Non Struktur


Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom
praktisdan ringbalk. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom
praktis,ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 split. Semen PC yang dipakai adalah produk
dalamnegeri yang terbaik . Pasir beton harus bersih,bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Split dari pecahan batu kerasdengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari
kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI1971.

2.1.2 PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) :kolom praktis 11 x 11 cm,
ringbalk 10 x 15 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding
bata sehingga mencapai tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan
lainnya dengan tebal minimum 3 cm. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat.
Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting
baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.

2.2. PEKERJAAN PLESTERAN / MORTAR


2.2.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
sepertidinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 9


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.2.2 STANDAR / RUJUKAN
1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2. American Concrete Institute (ACI)
3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
4. Standar Nasional Indonesia (SNI)
5. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
6. Spesifikasi Teknis Beton Non Struktural:

2.2.3 PROSEDUR UMUM


1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2. Pengiriam dan Penyimpanan.
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuaiketentuan
Spesifikasi Teknis dari pabrik penghasil.
b. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan katalain
daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai,dan
bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mmagar
tidak berhamburan.

2.2.4 BAHAN – BAHAN


1. Adukan dan Plesteran Siap Pakai .
a. Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata Ringan.
Bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan kering sehingga
adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti
MU-301 buatan PT Cipta Mortar Utama.

b. Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam
jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 10


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.2.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pencampuran.
a. Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian
ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran
tidak diijinkan digunakan.
b. Adukan Khusus
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai\petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
2. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
a. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
b. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harusdisiram air terlebih dahulu dengan air
hingga jenuh dan siar telah dikeroksedalam 10 mm dan dibersihkan.

2.3 PEKERJAAN LANTAI


2.3.1 PEKERJAAN LAPISAN KEDAP AIR(WATER PROOFING)
2.3.1.1JENIS-JENIS BAHAN DAN PENGGUNAANNYA :
-. Waterproofing Coating (Cair)
Digunakanataudipasangpada :
1) Penutup Grouting lubang block out untuk sparing pipa
2) Atap GRC dan Kubah
3) Bagian lain yang dinyatakan dalam gambar rancangan
-. Waterproofing Membrane (Bakar)
Digunakanataudipasangpada :

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 11


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1) Dak Beton
2) Bagian lain yang dinyatakan dalam gambar rancangan

2.3.1.2 SYARAT KUALITAS BAHAN :


- Waterproofing Coating (Cair) yang digunakan adalah, tebal minimal 1,2 mm (3 kali
lapis)
Kualitas bahan yang digunakan adalah :
ex. Sika Coat

- Waterproofing Membrane (Bakar)


merupakan waterproofing membrane (kedap air) sebagai waterproofing non-expose
dan base sheet waterproofing, berbahandasar APP Modified Bitumen, terdiri dari :
- Combined Reinforcement terdiridarinon-woven polyester dan fiberglass,
Sebagai reinforcement atautulangan.
- Thermofusible PE-Film, sebagailapisan pada permukaanbawah
- Permukaan Natural sand finish, sebagai finishing bagian pada permukaanatas
- Dimensi 3 mm :
o 1 roll merupakan 1 x 10 meterdenganeffekti 8.91 m2
o Overlap 5 10 cm
- Data Teknis 3 mm :
o SuhuToleran -5֯C s/d 120֯C
o Flexibilitas 45%
o Tensile strength, 650 N / 50 mm
- Kualitas bahan yang digunakan adalah :
o Soprasun P3, Estrong (3mm)

2.3.1.3 SYARAT-SYARAT PEMASANGAN :


a. Contoh Bahan :
- Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksanaan Pekerjaan terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh + brosur lengkap dan jaminan dari pabrik kepada
Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas untuk mendapatkan
persetujuan,

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 12


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
- Keputusan bahan, warna dan merk yang memenuhi spesifikasi akan ditetapkan
oleh Pemilik Proyek, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas dan
dikabarkan pada Pelaksana Pekerjaan selarnbatnya 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

b. Tenaga dan Peralatan :


Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman (tenaga ahli dari
pihak yang memberi garansi pemasangan) dan cara pemasangannya harus sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. Pelaksana
Pekerjaan harus mengadakan peralatan kerja untuk dapat terlaksananya pekerjaan.

c. Persiapan:
1) PelaksanaPekerjaanwajibmembuat shop drawing lengkap (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar perancangan dan telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan berikut detail-detail khusus yang diperlukan untuk
kejelasan dan kemudahan pelaksanaan. Sebelum pelaksanaan, shop drawing
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
2) Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing haruslah rata, kering
dan bersih dari kotoran-kotoran. Lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal
dengan adukan/acian terlebih dahulu; Peil dan ukuran harus sesuai dengan
gambar rancangan. Sebelum pekerjaan pelaksanaan, kondisi permukaan yang
akan ditutup water proofing harus telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3) Bila terdapat perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lain
sebagainya Pelaksana Pekerjaan harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pelaksana Pekerjaan tidak
dibenarkan melaksanakan pekerjaan, sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.

d. Pelaksanaan :
1) Waterproofing Coating
− Permukaan beton asal harus dikasarkan dan dijenuhkan dengan air
(direndam minimal 1 jam).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 13


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Plesteran kemiringan dengan adukan 1 PC : 4 Pasir harus cukup halus (tidak
diaci) dan melekat dengan baik pada beton asal, dengan slope kemiringan 1
- 2 % kearah pembuangan air hujan.
Lapisan plesteran (Screed) diatas waterproofing tebal minimum 3 cm
Plesteran kemiringan harus dibiarkan mengering (cured) dan ditutup dengan
kertas aspal atau lainnya antara 2 minggu.
− Bila terdapat pipa-pipa conduit atau benda-benda lain yang menembus
lapisan water proofing atau drain lantai keluar dari bidang
waterproofing,maka pada keliling benda-benda yang sudah terpasang harus
diberi “Flashing”. Pipa-pipa conduit atau benda-benda lain tersebut
dihindarkan dari kerusakan pada saat pelaksanaan pekerjaan ini. Kerusakan
dan perbaikan benda tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
− Pemasang waterproofing coatingtersebutharus dinaikkan/terpasang juga
pada dinding dengan ketinggian 10-15 cm dari permukaan.

2) Waterproofing Membrane
- Sebelum dimulai pekerjaan, cek seluruh area harus bersih, rata, dan dalam
keadan kering.
- Penuhi instruksi pabrikan untuk pemindahan dan pemasangan material
lapisan kedap air.
- Seluruh permukaan dak yang akan dipasang dilapisi dengan Primer
termasuk bagian dinding dengan ketinggian minimum 15-20 cm
- Sistem pemasangan Torching seaming atau dengan pamanasan pada setiap
Sambunganya dengan lebar overlap 10cm, material yang di gunakan
memiliki dimensi 1 x 10 m dengan ketebalan konstan 3 mm

• Detail Pemasangan:
Membrane dipasang dengan cara dibakar pada bagian bawahnya dengan
overlap 10 cm dan di pasang dengan metode T joint atau susun silang
- Cek dan periksa kembali waterproofing, pastikan ambungan sempurna
hingga lelehan aspal keluar dari overlap.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 14


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.3.1.4 SYARAT PEMELIHARAAN
Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap hasil
pekerjaan/pemasangan yang telah dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan permukaannya, pergeseran lembaran yang terpasang/cacat.Bila terjadi
kerusakan yang bukan disebabkan oleh Pemilik Proyek pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan .wajib memperbaiki/mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima baik oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang diperlukan
untuk perbaikan merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.Pihak Pelaksana
wajib menjaga/mengamankan hasil pekerjaan sampai diterima dengan baik (Serah
Terima II ). Segala kerusakan yang terjadi (kebocoran) harus segera diperbaiki & biaya
yang ditimbulkan menjadi tanggungjawab Pelaksana pekerjaan.

2.3.1.5 SYARAT PENERIMAAN


a. Pengujian :
1. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan percobaan pengetesan terhadap hasil
yang telah dilaksanakan atas biaya sendiri.
2. Pengetesan dilaksanakan dengan cara mengisikan air keatas bidang yang akan
diuji tersebut hingga mencapai ketinggian minimal 5 Cm, kemudian dilihat
hasilnya selama 2 x 24 jam.
Pekerjaan percobaan pengetesan ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas /Pemilik Proyek yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara (
BA ) Setelah pelaksanaan berhasil.
b. Standard Penerimaan:
1. Pekerjaan waterproofing sudah dapat diterima apabila hasil test waterproofing
100 % tidak terjadi kebocoran.
2. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan sertifikat jaminan
(Surat Garansi) atas semua pekerjaan terhadap kemungkinan bocor dan cacat
lainnya akibat kegagalan/tidak berfiingsinya bahan selama 10 (sepuluh) tahun
sejak serah terima pertama; termasuk didalamnya jaminan mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi/diakibatkannya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 15


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.3.2 PEKERJAAN FINISHING LANTAI
2.3.2.1 JENIS BAHAN DAN PENGGUNAAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan, seperti yang
tercantum dalam gambar dan Spesifikasi Teknis, meliputi penyediaan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini.

Jenis Finishing Lantai


Penggunaan :
a. Homogenous Tile 60 x 60 cm Polish dan Unpolish merk Valentino, Indogress
Semua bahan Bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, utuh kuat, tanpa
cacat, corak dan warna penutup lantai akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan
Perencana atau Pemilik Proyek.
b. Keramik untuk lantai toilet 20 x 20 cm polish merk Asia Tile, Platiun. Bahan yang
didatangkan harus dalam keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat, corak dan warna
penutup lantai akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Perencana atau Pemilik
Proyek.

Sebelum homogenous tile dibawa ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus


menyerahkan contoh dan katalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat
kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuan. Semua keramik dan homogeneus
tile yang akan dipakai harus berada dalam kotak aslinya. Tidak boleh cacat

2.3.2.2 SYARAT KUALITAS BAHAN


a. Finishing Lantai yang digunakanuntuklantaiharusmemenuhisyaratsebagaiberikut:
1) Homogeneous Tile tebal minimal 8 mm, mutu/kwalitas1 (satu) produk
Valentino.
2) Untuk keramik tebal minimal 8 mm dengan permukaan diglasur hingga
menghasilkan warna dan kilap permukaan yang rata dan seragam. Mutu keramik
kualitas I (satu) produk Asia Tile.
3) Warna dan motif akan ditentukan kemudian; untuk masing-masing warna harus
seragam dan dapat persetujuan dari Konsultan Perencana & Pemilik Proyek.
b. Bahan pengisi siar : grout semen berwarna (sesuai warna lantai terpasang)

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 16


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
c. Bahan adukan memenuhi persyaratan :
- Semen Portland memenuhi PBI 1971, PB 1988, NI-8
- Pasir dan air memenuhi PUBI1982

2.3.2.3 PELAKSANAAN
a. Pemasangan Finishing Lantai
Pemasangan Finishing Lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan dipasang
Homogenuis Tile atau Keranik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan
tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / lantai yang ada.
Sebelum dipasang, material finising lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk
pemasangan Homogenuis Tile atau Keramik harus penuh, baik permukaan dasar
maupun di badan belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan
ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan
rata – rata 2 - 4 cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk l lantai adalah 4 - 5 mm, dengan
campuran pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan
untuk diberi expansion joint. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik,
dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih
dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari
produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat
terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai
yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh ahli yang berpengalaman,
sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.

2.3.2.4. SYARAT PEMASANGAN :


a. Contoh Bahan :
1) Sebelum mulai pemasangan ubin keramik, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh contoh ubin yang akan dipasang lengkap dengan
sertifikat/surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa kwalitas

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 17


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
ubin tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.
2) Contoh-contoh tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana,
Pengawas, dan Pemilik Proyek.
3) Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

b. Tenaga &Peralatan:
1) Pemasangan ubin keramik harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan trampil dalam pekerjaan ini.
2) Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan dan alatbantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu baik.
c. Persiapan:
1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing dari pola keramik untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik
Proyek.
2. Keramik yang dipersiapkan untuk pemasangan harus memenuhi kwalitas baik
dan warna yang seragam.
3. Sebelum mulai pemasangan ubin keramik, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan
ubin.
Pekerjaan yang harus diperiksa (untuk dikoordinasikan) diantaranya adalah:
- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi dibawah lantai misalnya pipa-pipa
dan sebagainya.
- Pekerjaan water proofing.
- Dan Iain-lain yang dianggap perlu.
4. Sebelum pemasangan keramik, dasar permukaan lantai kerja harus dibuat rata
dan rapi terlebih dahulu.
5. Keramik yang akan dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam
air sampai kondisi jenuh.
d. Pelaksanaan:
1. Adukan pengikat terdiri dari 1 (satu) bagian PC dan 3 (tiga) bagian pasir dengan
air secukupnya, digunakan sebagai adukan untuk alas pemasangan ubin dan
ditambahkanbahanperekat ± 3 mm (Plaster Adhesive Polymer Emulsion).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 18


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Produk Fosroc, AM dan ketebalan rata-rata untuk adukan ini minimal setebal 5
Cm.
2. Bahan-bahan semen yang digunakan harus memenuhi ketentuan NI-8, pasir
dan air harus memenuhi PUBI 1982, NI-3, NI-2 dan ASTM.
3. Ubin yang terpasang harus dalam kondisi baik, tidakcacat, retak dan tidak
bernoda.
4. Pemotongan unit - unit keramik mempergunakan alat pemotong keramik
khusus (sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan).
5. Setiap sambungan atau naat ( lebar siar ) harus dibuat selebar maximum 3 mm
kedalaman maximum 2 mm; masing-masing membentuk garis lurus yang
lebarnya sama dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan Berpotongan tegak lurus sesamanya.
Setiap sambungan harus diisi dengan bahan pengisi (grouting) mendekati
warna keramik terpasang. Sebelum dilaksanakan pemasang grouting nat - nat
harus dalam keadaan bersih, dan pasangan keramik telah mencapai kondisi
kering (minimal 3 x 24 jam).
6. Lantai yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala noda pada
permukaan sehingga dihasilkan permukaan yang bersih dan tidak cacat.
7. Pada saat pemasangan harus disupervisi dari pabrik produk yang digunakan.

2.3.2.5. SYARAT PEMELIHARAAN :


a. Perbaikan:
1) Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak.
2) Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
3) Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki sampai
dinyatakan dan diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik
Proyek. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
b. Pengamanan :
1) Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 19


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
telah dilaksanakan terhadap kerusakan-kerusakan. Selama 3 x 24 jam sesudah
pekerjaan lantai ubin selesai terpasang, permukaannya dihindarkan
daripengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukaannya.

2.3.2.6. SYARAT PENERIMAAN :


a. Pelaksana Pekerjaan memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan;
sesuai dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemilik
Proyek.
b. Pelaksanaan pekerjaan lantai keramik harus dipasang rata (water pass) pada
permukaan peilnya datar, tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak
cacat/tidak bernoda. Toleransi kemiringan untuk permukaan yang dapat diterima
adalah 1 mm/m2
c. Segala kerusakan yang terjadi sampai dengan Serah Terima II harus segera
diperbaiki oleh Pelaksana Pekerjaan. Biaya yang diperlukan untuk perbaikan
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sampai diterima dengan baik.

2.3.2.7. SYARAT KWALITAS


a. Homogeneous Tile yang dipergunakan adalah : Homogeneous Tile Ukuran 60 x
60, Merk Valentino, Indogress.
b. Homogeneous Tile harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
c. Keramik yang dipergunakan adalah : Keramik Ukuran 20 x 20, Merk Asia Tile,
Platinum.
d. Persyaratan bahan pengikat; semen portland memenuhi NI-8, pasir dan air
memenuhi syarat NI-3, PBI 1971, PB 1988, NI-2 ASTM, SII dan SNI.

2.4. PEKERJAAN KACA


2.4.1. JENIS DAN PENGGUNAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan partisi kaca.
b. Pekerjaan kaca digunakan pada Atap atau Kanopi sesuai gambar rancangan

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 20


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.4.2. SYARAT KWALITAS BAHAN
a. Kaca
1. Ukuran sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar rancangan
2. Merk kaca Ex. Asahimas, Mulia
3. Jenis Kaca Tempered
4. Ukuran tebal 12mm atau sesuai pada gambar detail

b. Bahan Rangka Kaca


1. Hollow stainless steel 304 50x50 tebal=1,2mm
2. Bahan yang diproses harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai bentuk
toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan yang diisyaratkan.
3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

2.4.3. SYARAT PEMASANGAN


a. Contoh Bahan
1. Sebelum memulai pekerjaan partisi ini, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh bahan untuk membuat partisi seperti telah disebutkan
diatas.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan. Mock Up
telah disetujui Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai bahan patokan
pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan ini.
b. Tenaga dan Peralatan
1. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang trampil dan
berpengalaman dalam pekerjaan ini.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu baik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 21


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
c. Pemasangan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing.

d. Pelaksanaan.
1. Sebelum pemasangan penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan
harus diletakan pada ruang / tempat dan terlindung dari kerusakan
2. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pengelasan rangka hollow stainless
steel hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas pengelasan.
3. Desain dan produksi harus mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan
Pengawas.

2.4.4 SYARAT PEMELIHARAAN


1. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan atap kaca yang rusak/ cacat/
kenanoda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan
tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap
pemasangan atap kaca yang telah dilaksanakan.

2.4.5 SYARAT PENERIMAAN


1. Hasil pemasangan atap kaca harus merupakan hasil pekerjaan yang selaras
terhadap gambar desain.
2. Hasil penyelesaian finishing, tidakcacat/rusak/kenanoda dan lain sebagainya.
3. Hasil pekerjaan atap kaca satu sama lainnya harus menjadi satu kesatuan yang
kokoh.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 22


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.5 PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA
2.5.1 PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
2.5.1.1 JENIS BAHAN & PENGGUNAAN
a. Jenis : Kusen Aluminium Alexindo, YKK
b. Penggunaan meliputi seluruh kusen pintu / jendela, daun pintu dan daun jendela
dilaksanakan pada interior dan exterior serta seluruh detail yang ditunjukkan pada
gambar rancangan.

2.5.1.2 SYARAT KWALITAS


Bahan : Aluminium profil dengan Billet utama (primary) standard A.6063T5.
Memenuhi ketentuan Aluminium extrusi SII : 0649-82, 0695-82 dan Alloy
1100 atau 5005, serta tidak terbuat dari Scrapt (bahan-bahan sisa).
Standard Bahan :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.
b. British Standard (BS)
- BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
- BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
- BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
c. American Society for Testing and Materials (ASTM).
- ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods,Wire
Shapes and Tubes.
- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan CurtainWall
- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan CurtainWall
- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan CurtainWall
d. American Architectural Manufactures Association (AAMA).
- AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium
e. Japanese Industrial Standard (JIS)
- JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi
- JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk AlumuniumProfil :
• Ukuran memenuhi persyaratan perhitungan teknis

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 23


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
(misalnya beban angin, kebocoran udara, kebocoran angin dan Iain-lain).
Ultimate strength : 28.000 pci
Yield strength : 22.000 pci
Shear strength : 17.000 pci
- Ketebalan minimal 1,35 mm.
- Ukuran: 4” x 1 ¾”2
- Finishing: Powder Coating
- Pewarnaan minimal 21 micron, warna akan ditentukan kemudian.
PersyaratanSpesifikasi Teknis yang harus dipenuhi profil adalah sebagai berikut:
1. Tipe shop front:
Beban angin minimum 100 kg/m2.
Jenis fixed glass.
2. Tipepintu:
Beban angin minimum 100 kg/m~

2.5.1.3 DESKRIPSI SISTEM


Kriteria Perencanaan
1. Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian alumunium termasuk ketahanankaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekananangin yang
disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,kekuatan
atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteriaperencanaan.
3. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant tidak
merekat dan hal lain. Sambungan kedap air harusmampu menampung pergerakan
ini.
4. Persyaratan Struktur
Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.Beban
Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama padawaktu

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 24


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakanpenguat dan
angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar62 kg tanpa terjadi
kerusakan.
5. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiapm’ unit
panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
6. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan
sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, denganjumlah air minimum
3,4 L/m2/minimal.

2.5.1.4 PROSEDUR UMUM


a. Contoh Bahan dan Data Teknis
1. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipealumunium
ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkankepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan bahankelokasi pekerjaan.
2. Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laboratorium yang
ditunjukPengawas Lapangan atau harus dilengkapi dengan data-data
pengujian.Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
• Ketebalan lapisan,
• Keseragaman warna,
• Berat,Karat,
• Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-
masingtipe.
• Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
• Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.


1. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail,
pemasanganrangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 25


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
seluruhpekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor & diserahkan
kepadaPengawas untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar
Detail Pelaksanaan.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan
akhirpenyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk
menyempurnakanpekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini,
sehingga sesuaidengan ketentuan Gambar Kerja.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
1. Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan
Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan & cacat.
2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan
harusditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan
dilindungiterhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semuabagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran,cat dan lainnya.
d. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis
meliputikesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu,
jendela danlainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama
1 tahunsetelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.

2.5.1.5 BAHAN – BAHAN


a. Alumunium
1. Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah
darijenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan
ATSMB221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan
lapisan clearanodized minimal 18 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish
snolok dipabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan
kemudian.Tebal profil minimal 1,35 mm, merk Alexindo type YS-1C dengan
ukuran danbentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantungjenis profilyang nanti disetujui.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 26


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2. Kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi
denganperlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
b. Alat Pengencang dan Aksesori.
1. Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300
denganpemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik antara
alatpengencang dsan komponen yang dikencangkan.
2. Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
3. Peanahan udara dari bahan vinyl.
4. Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
c. Sealant Dinding (Tembok)
Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant
d. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
e. Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat
gunamenutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran
udara,air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber
f. Daun pintu panel.

2.5.1.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Fabrikasi
Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar
DetailPelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan.
b. Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan
ukuranaktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
c. PemasanganBagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan
sebagai acuan dancontoh untuk pemasangan berikutnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 27


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
d. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatusambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebutharus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan-sambungantersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang
harus diterimanya.
e. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
f. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapidengan angkur pada jarak setiap 500mm.
g. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan
harusdilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik Lacquer film.
h. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus
dilapisidengancat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakankomposisi alumunium.
i. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumuniumharus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik, seperti
baja anti karat,nilon, neoprene dan lainnya.
j. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
k. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelumpelaksanaan anokdisasi.
l. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela
Aluminiumharus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
denganmemperoleh persetujuan pengawas lapangan.
m. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai
tahappemasangan kusen, pintu dan jendela.
n. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
o. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhipermukaan.
p. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih
darigoresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 28


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
q. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
sertapersyaratan teknis yang benar.
r. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnyaharus diberi “sealent”.
s. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanizedsedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
t. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetapdilindungi dengan “Lacquer Film”.
u. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumuniumtelah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer
Film atauplastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
v. Kecuali disebutkan / ditunjukkan dalam gambar detail, pemasangan kusen
aluminiumdipasang pada posisi tengah/center terhadap tebal dinding.
w. Daun pintu Besi pada ruang panel dan lantai atap adalah menggunakan daun pintubaja
(steel doors), dengan spesifikasi material danteknik pemasangan yang sesuai standar
dan prosedur pabrik dan gambar rancanganpelaksanaan.Pekerjaan ini mencakup
seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun Pintudan kisi - kisi dengan
bahan-bahan dari baja termasuk menyediakan bahan,tenaga danperalatan untuk
pekerjaan ini.

2.5.2 PEKERJAAN DAUN PINTU ALUMINIUM


a. Bahan yang digunakan secara umum menggunakan rangka alumunium dengan
ketebalan minimal 1.5 mm dengan ukuran dan type sesuai gambar rancangan
pelaksanaan.
b. Pengisi daun pintu menggunakan kaca polos 10 mm, dan Alluminium dilengkapi
dengan sealant yang terpasang rapi dan kuat.
c. Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel Dekkson, Dorma, Paloma, dengan
warna yang sesuai dengan warna kosen alumunium masing-masing pintu dipasang
sebanyak 3 buah engsel kecuali yang memakai Engsel Otomatic dan untukdaun
jendela serta Bouvenlight di pasang Engsel 2 buah. Untuk pemasangan engselpada
kosennya harus diberi klos kayu jati tebal minimal 3 cm sepanjang
kusenpintu/jendela yang cukup kuat dan keras serta sudah di residu anti rayap.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 29


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
d. Daun pintu Alumunium dilengkapi kunci merk Dekkson, Dorma, Paloma ukuran
besar 2 x putar. Padasemua daun jendela dilengkapi pula dengan 1 (satu) Springknip,
pegangan jendela danengsel type security style 24”.
e. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar baik perletakan, bentuk
masing-masingtype serta ukurannya.

2.5.2.1 SYARAT PEMASANGAN


a. Contohbahan :
- Sebelum memulai pekerjaan kosen pintu dan jendela, Pelaksana Pekerjaan terlebih
dahulu harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk
pekerjaan ini kepada Pengawas dan Pemilik Proyek untuk mendapatkan
persetujuan.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan sertifikat-sertifikat
(dariprodusen) yang berisi keterangan-keterangan tentang kwalitas bahan.
b. Tenaga dan Peralatan
1. Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan aluminium dan mempunyai
tenaga-tenaga ahli berpengalaman (minimal 10 tahun kerja) khusus pekerjaan
tersebut disertai Surat Refenrensi pengalaman untuk pekerjaan sejenis pada
proyek-proyek yang telah dilaksanakan.
2. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai work shop lengkap dengan
peralatan/mesin-mesin khusus untuk pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan
pekerjaan bermutu baik.
Bila diperlukan work shop dapat ditinjau oleh perencana/ Konsultan Pengawas &
Pemilik Proyek.
c. Persiapan
a. Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih
dahulu wajib membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan dimulai.
Shop drawing dilengkapiantara lain :
- Tipe dari tampak untuk masing-masing jenis kosen.
- Detail-detail sambungan, detail angkur.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 30


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
- Pemasangan Sealant, gasket dan kaca.
- Detail pertemuan kosen dengan komponen-komponen pada pekerjaan
finishing lainnya.
- Ukuran-ukuran, dan lain sebagainya.
b. Pelaksana Pekerjaan agar membuat tabel daftar kegiatan tahapanpelaksanaan
pemasangan kosen.
Pada tabel tersebut diterakan :
Tipe kosen, lokasi peletakan, jumlah yang dipasang, jadwal pemasangan/
pelaksanaan dan lain sebagainya. Tabel tersebut berfungsi untuk kemudahan
koordinasi pengawasan, pelaksanaan dilapangan dan dibuat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
shop drawing yang sudah disetujui Konsultan Pengawas dan dilaksanakan
oleh Pelaksana Pekeijaan yang mempunyai tenaga ahli dibidang pekerjaan ini.
2. Pada kegiatan pabrikasi, pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material
aluminium untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
3. Bagian kosen disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet dan angkur
harus cocok. Bahan angkur-angkur rangka/kosen aluminium dibuat dari
galvanised steel plate : tebal minimal 2 mm dan ditempatkan dengan jarak
interval 60 cm.
4. Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrupstainless steel.
5. Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat ke-kuatan terhadap angin.
6. Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapih, halus dan rata, bersih
darigoresan-goresan/cacat.
7. Pelaksanaan Treatment untukpermukaankosenjendela/ bovenlight dan pintu
yang bersentuhandenganbahan alkali sepertibeton, adukatauplester dan
bahanlainnya : diberilapisan finish darilaquer yang jernih/ protection tap.
8. Komponen kosen harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabriknya. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
pembuatan/ penyetelan kusen aluminium harus dilakukan di pabrik secara
maksimal.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 31


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Dan keberadaan dilapangan dipergunakan untuk pemasangan serta penyetelan
pada bangunan : sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal,sambungan
sudut maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium
harus dipasang sempurna (bila perlu dengan sekrup-sekrup pengaku).
9. Pemasangan kusen aluminium pada bangunan harus dengan anker yang kuat
(memenuhi persyaratan teknis). Hubungan penggantung dengan sistim las.
Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian di isi dengan beton ringan/grout.
10. Sebelum memasang kaca, semua kotoran dan bekas bekas minyak harus
dibersihkan hingga tidak menggangguperletakan. Kaca-kaca dan rangka-rangka
harus di pasang rata dan tegak lurus pada kosen-kosennya. Celah antara kaca dan
aluminium dnpasang/ditutup dengan sealant. Dalam keadaan tertutup atau
dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menandakan ' kurang sempurnanya
pemasangan seal keliling. Pemasangan seal harus dapat dijamin tidak akan terjadi
kebocoran diakibatkan air hujan maupun udara luar.
11. Bila didalam pelaksanaan didapatkan penyelesaian detail arsitektur berikut:
Hubungan kosen dengan kolom yang mempunyai dimensi tidak tegak lurus
dengan kosen. Hubungan kosen dengan pasangan tembok terdapat celah (kosen
tidak bersentuhan dengan dinding). Maka didalam penyelesaian detail diperlukan
tambahan extrussion aluminium atau panel aluminium, disesuai kan dengan
kebutuhan. Untuk penyelesaian pekerjaan ini dilaksanakan dengan rapi.dan detail
pelaksanaan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas serta biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan detail, sudah termasuk biaya Pelaksana Pekerjaan.
12. Untuk mendapatkan kekedapan terhadap kebocoran udara pada ruang yang
dikondisikan, dilaksanakan dengan pengadaanmohair / syntetic rubber / bahan
dari syntetic resin (penggunaan pada pintu).
13. Sekeliling tepi kosen yang terlihat dan berbatasan dengan dinding, diberi sealant
agar terpenuhi persyaratan kedap air udara dan suara. Bagian bawah ambang
kosen (exterior) dilengkapi penahan air hujan/flashing).
14. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials dimana kosen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau bahan metal lainnya; maka permukaan metal
yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium (untuk menghindari korosi).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 32


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.5.2.2 SYARAT PEMELIHARAAN
a. Perbaikan :
1. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan kosen aluminium yang
rusak/cacat/kenanoda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan
Pengawas dan tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang
ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana.
b. Pengamanan
1. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan pelindungan terhadap permukaan
aluminium, kaca dan asesories yang sudah terpasang.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan sampai hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
2. Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada
persyaratan bahan dan persyaratan lain ketentuan pabrik.

2.5.2.3 SYARAT PENERIMAAN


Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi fabrikasi
1. Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari tempat yang
ditentukan
Toleransi + 1 mm.
2. Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (vertikal dan horizontal)
Toleransi: < 0,5 mm.
3. Gap(celah) antar sambungan bahan tahan air (gasket).
Toleransi : < 2 mm.
4. Perbedaanukurandalamdarirangkaaluminium&daunjendela
aluminium, baikuntuktinggimaupunlebar.
5. Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang bersebelahan
Toleransi : < 2 mm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 33


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.5.3 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA
2.5.3.1 JENIS BAHAN DAN PENGGUNAAN :
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada
Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.
Jenis : Pintu/jendela kaca Frame Alumunium.
Digunakan : Pada pintu dan jendela Kaca polos 6 mm / sesuai dengan gambar
rancangan
Meliputi :
a) Kaca Bening
b) Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri (Asahimas,
Mulia) dengan ketebalan 6 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh
bergelombang, berbintik-bintik atau cacatlainnya.

2.5.3.2 SYARAT KUALITAS


a. Pintu Kaca
1) Ukuran/lebar sesuai gambar rancangan
2) Jenis kaca: polos (clear float glass)
3) Ketebalankaca : minimum 6 mm atau (Sesuai gambar detail).
4) Merk : - Asahimas, Mulia
5) Warna : ditentukan kemudian
c. Jendela Kaca
1) Ukuran/lebar sesuai gambar rancangan
2) Jenis kaca: polos (clear float glass)
3) Ketebalan kaca : minimum 6 mm atau (Sesuai gambar detail).
4) Merk : - Asahimas, Mulia
5) Warna : ditentukankemudian
d. Mutu Kaca :
- Kaca yang digunakan dari mutu AA.
- Memenuhi persyaratan PUBI 1982,SII 0189-78

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 34


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.5.3.3 SYARAT PEMASANGAN
a. Contoh Bahan :
1) Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerja terlebuh dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini
kepada Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek untuk mendapatkan
persetujuan.
Contoh-contoh bahan harus disetai brosur-brosur dan sertifikat-sertifikat
(dariprodusen) yang berisi keterangan-keterangan tentang kwalitas bahan.
2) Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan Mock Up (Skala 1 : 1) untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek sebelum
pekerjaan dimulai.
Biaya pengadaan Mock Up ini sudah termasuk didalam penawaran Pelaksan.
Mock Up yang telah disetujui Konsultan Pengawas serta memenuhi persyaratan
bahan dan teknis, akan dijadikan sebagai bahan patokan pemerikasaan dan
penerimaan hasil pekerjaan.
Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen Alumunium harus diberi list kaca
yang kuat dan rapat dengan bahan list karet atau sielent yang bermutu baik.
Semua kaca yang telah terpasang harus dijaga agar tidak terganggu dan dikotori
akibatpekerjaan lain yang masih dilaksanakan. Kaca yang pecah atau retak atau
tergoresharus diganti. Semua kaca terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya
dengan hati-hati.
b. Tenaga dan Peralatan
1) Pemasangan hams dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan ini dan mempunyai tenaga-tenaga ahli
berpengalaman (minimal 10 tahunkerja") .
2) Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai work shop lengkap dengan
peralatan/mesin-mesin khusus untuk pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan
pekerjaan bermutu baik. Bila diperlukan work shop dapat ditinjau oleh
perencana/KonsultanPengawas.
c. Persiapan
1) Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih
dahulu wajib membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 35


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Pengawas & Pemilik Proyek sebelum pelaksanaan dimulai.
Shop drawing dilengkapiantara lain :
- Tipe dari tampak untuk masing-masing jenis kusen.
- Detail-detail sambungan.
- Pemasangan Sealant, gasket dan kaca.
- Detail pertemuankosendengankomponen-komponen pada
pekerjaan finishing lainnya.
- Ukuran-ukuran, dan lain sebagainya.
2) Pelaksana Pekerjaan agar membuat tabel daftar kegiatan tahapan pelaksanaan
pemasangan kosen.
Pada tabel tersebut diterakan :
Tipe kosen, lokasi peletakan, jumlah yang dipasang, jadwal pemasangan
/pelaksanaan dan lain sebagainya.
Tabel tersebut berfungsi untuk kemudahan koordinasi pengawasan,
pelaksanaan dilapangan dan dibuat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pelaksanaan
1) Semua pekerjaan harus dirakit dan dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
shop drawing yang sudah disetujui Konsultan Pengawas dan dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai tenaga ahli dibidang pekerjaan ini.
2) Komponen pintu dan jendela harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai
dengan petunjuk pemasangan dari pabriknya.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan/penyetelan pintu harus
dilakukan di pabrik secara maksimal.
Dan keberadaan dilapangan dipergunakan untuk pemasangan serta penyetelan
pada kosen (sesuai gambar rancangan).
3) Pemasangan pintu dan jendela kaca termasuk juga didalamnya pekerjaan
pemasangan/penyetelan kunci, engsel, handle serta segala pelengkapan pintu
dan jendela kaca yang di syaratkan.
Penyetelan dan pemasangan pintu dan jendela kaca harus terpasang dengan
baik, memenuhi persyaratan presisi/ketepatan dan tidak menimbulkan
bunyi/gangguan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 36


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.5.3.4 SYARAT PEMELIHARAAN
a. Perbaikan :
1) Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/ cacat/kena
noda.Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan
tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2) Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
b. Pengamanan
1) Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan pelindungan terhadap kaca dan
asesories yang sudah terpasang. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sampai hasil pekerjaan diterima
dengan baik (Serah Terima II).
2) Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan
pada persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan fabrik).

2.5.3.5 SYARAT PENERIMAAN


Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan berikut:
a. Jaminan pekerjaan dan kwalitas bahan
Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan sertifikat jaminan pemasangan hasil
pekerjaan dan mutu bahan untuk waktu : 20 tahun.
b. Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi fabrikasi
Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari tempat yang
ditentukan, Toleransi + 1 mm.
c. Hasil pekerjaan pintu yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat saru sama
lainnya, terjamin kerapihannya, dan tidak cacat.
Kaca yang terpasang harus dalam kondisi utuh dan baik (tidak cacat, retak, tergores).
d. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan,
shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan Pengawas. Semua
perlengkapan yang terdkpat pada pintu harus berfungsi dengan baik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 37


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.5.4 PEKERJAAN HARDWARE
2.5.4.1 JENIS BAHAN DAN PENGGUNAAN
Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai.
Pekerjaanalat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan
kunci dan alat-alatpenggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan,
tenaga danperalatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

2.5.4.2 PROSEDUR UMUM


a. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci
yangakan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui,
sebelum dibawa kelokasi proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalamkemasan
aslidari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi danmasing-masing
dikemasdalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan
mereknya.Semua alat harus disimpan dalam tempat yang keringdan terlindung dari
kerusakan.
c. Ketidaksesuaian.
Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai.
Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.5.4.3 BAHAN
a. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitasbaik,
buatanpabrik yang dikenal dan disetujui.Semua bahan harus anti karat untuk semua
tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
b. Alat Penggantung dan Pengunci.
Rangka Bagian Dalam.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 38


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam harus sama atau dengan merek ,
Dekkson Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder dengan dua kali putar yang terbuat dari bahan kuningan
atau Nikel stainless steel, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.
- Handle/pegangan bentuk gagang bukan bulat atau kenop diatas plat yang
terbuat dari bahan Nikel stainless steel dan finishing stainless steel hair line.
- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis
Seng stainless steel hair line dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan
dengan jenis bahan daun pintu (besi, kayu atau alumunium), yang dilengkapi
dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face
plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.
2. Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu alumunium tipe ayun dengan
bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu berukuran 102mm x 76mm x
3mm dengan ball bearings merek Dekkson, Dorma, Paloma.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk
semua jendela harus dari tipe friction stay 20”, merek Dekkson, Dorma,
Paloma, dari ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela.
- Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x
2mm,merek Dekkson, Dorma, Paloma.
- Ketentuan Bahan dan finishing engsel adalah dari bahan Nikel Stainless
Steeldengan finish stainless steel hair line.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe yang yang disetujui.
3. Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel atau tipe friction stay
yangmampumemikul beban minimal 35 kg
4. Grendel Tanam/Flush bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam atas bawah Penahan
Pintu (Door Stop).
5. Pull Handle

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 39


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan
handlebuka
6. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna stainless steel hair line,
kecuali bila ditentukan lain.

2.5.4.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum.
- Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
- Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih
padatempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
- Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua)
buahengsel type friction stay dan harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah
alatpengunci/window lock yang memiliki pegangan.
- Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel,Untuk pemasangan engsel ke kusen Alumunium harus diberi closer
dari kayu tebalmin 3 cm x panjang kusen yang kuat dan dari kayu bermutu
baik (Kamper atau Jati)yang dipasang di balik atau di dalam kusen
Alumunium.
- Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci,
silinder,handle/pelat.
- Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan
bingkai bawah pemegang pintu kaca.
- Lubang untuk pemasangan kunci dan engsel harus dibuat persis dan tidak
bolehlonggar. Semua alat kunci harus dipasang dengan sekrup secara lengkap
b. Pemasangan Pintu.
- Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
- Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu
danengsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu,
sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 40


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
- Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (handle), pelat
penutup muka dan pelat kunci.
- Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot
tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.
c. Pemasangan Jendela.
- Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan
sesuaipetunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
- Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
frictionstay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan
sesuaipetunjuk dari pabrik pembuatnya.
- Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang
diinginkanseperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus
dilengkapidengan sebuah pengunci.
d. Perlengkapan lain
1. Door closer : eks Dekkson, Dorma, Paloma
2. Floor Hing : eks Dekkson, Dorma, Paloma
3. Gasket: eks Dekkson, Dorma, Paloma
Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya terlebih
dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui bersama dengan

2.5.4.5 SYARAT KUALITAS


Hardware untuk pintu dan jendela menggunakan produk Dekkson, Dorma, Paloma

2.5.4.6 SYARAT PEMASANGAN


a. Contoh Bahan
1) Sebelum memulai pekerjaan ini, Pelaksana Pekerja diwajibkan mengajukan
contoh-contoh dari semua bahan yang akan digunakan yang harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek.
2) Pelaksana harus menyerahkan surat pemyataan dari pabrik hardware yang
digunakan, bahwa hardware tersebut untuk proyek yang dimaksud.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 41


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
b. Tenaga
Pemborong harus mempunyai tenaga ahli atau tenaga kerja yang trampil dalam
pekerjaannya dengan menunjukan Surat Keterangan Pengalaman Kerja yang
sudah pernah dilaksanakan.
c. Pelaksanaan
− Hardware harus terpasang dengan baik, sempurna, kokoh dan siku, sesuai
dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Pengawas dan Perencana.
Termasuk pemasangan kunci dan alat-alat bantu yang digunakannya
− Seluruh pemasangan Hardware dilaksanakan dilokasi pekerjaan, dengan
mempergunakan peralatan lengkap sesuai untuk pekerjaan tersebut.
− Semua sistem mekanis dari Hardware harus dapat bekerja dengan baik dan
sempurna.
− Pemasangan kunci menggunakan master key & Grand master key.

2.5.4.7 SYARAT PEMELIHARAAN


a. Perbaikan:
− Pemasangan Hard Ware yang tidak rapi dan mengalami cacat atau terkena
noda pada permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
− Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya, apabila ada pekeijaan finishing yang rusak
akibat perbaikan pekeijaan ini maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut
harus segera diperbaiki atas biaya pemborong.
b. Pengamanan:
Pemborong harus menjaga pekerjaan Hardware yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bias menimbulkan kerusakan.
Biaya untuk menjaga dan memperbaiki (apabila terjadi kerusakan) menjadi
tanggung jawab Pelaksanaan Pekeijaan sampai hasil pekerjaan diterima dengan
baik (Serah Terima II).

2.5.4.8 SYARAT PENERIMAAN


Hasil pekerjaan pemasangan Hardware, harus dapat berfungsi dengan sempurna dan
tidak cacat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 42


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.6 PEKERJAAN STAINLESS STEEL
2.6.2 JENIS BAHAN & PENGGUNAAN
a. Jenis : Railing Stainless Steel
b. Penggunaan
■ Tangga dan void
■ Sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rancangan.

2.6.3 SYARAT KWALITAS


a. Kwalitas : Stainless Steel AISI-304
b. Ketebalan : 1,5-2,0 mm
c. Ukuran : Sesuai dengan gambar detail

2.6.4 SYARAT PEMASANGAN


a. Contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaaan harus menyerahkan kepada KP
contoh-contoh bahan dan warna yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemilik Proyek.

b. Tenaga dan Peralatan


Pemasangan hams dilakukan oleh Pelaksana Pekerjaan / Perusahaan yang spesialis
dibidang pekerjaan Stainless Steel dan mempunyai tenaga-tenaga ahli berpengalaman
(minimal 10 th). Serta mempunyai work shop yang dilengkapi dengan
peralatan/mesinyang memadai untuk pekerjaan dimaksud.
c. Persiapan
1. Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus
memepelajari gambar-gambar rancangan untuk pekerjaan ini dan memeriksa
keadaan lapangan yang akan dikerjakan.
2. Untuk pekerjaan steel ini Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat gambar
kerja (Shop Drawing) Skala besar yang menunjukkan detail-detail struktur,
kekuatan, pengelasan, menunjukkan detail-detail struktur, kekuatan,
pengelasan, skrup-skrup dan hubungan-hubungan sambungan yang jelas dan
Iengkap dengan ukuran - ukuran.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 43


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
3. Pelaksana Pekerjaan harus mempergunakan mesin khusus seperti Cutting
Laser, Rolling, Bending, dll sesuai persyaratan.

d. Pelaksanaan
1. Profile-profile yang dipasang harus mempunyai rigdity yang cukup dan lurus
serta sudut tekukan(bending) harus runcing dan lurus sempurna. Pada
pekerjaan/pelaksanaan, apabila dianggap perlu Pelaksana Pekerjaan harus
menambahkan penulangan / Back Up tambahan, sehingga menjamin Rigidity
dan tidak ada "GELOMBANG" (GLARE).
2. Pengelasan:
Sambungan-sambungan horizontal, vertikal atau siku-siku dan lengkung (bock)
harus dikerjakan dengan rapih, rata dan halus, tidak terlihat & luar dan tidak
menyebabkan deformasi material LAS/WELDING harus menggunakan TIG
WELDING berikut ARGON GAS SHELDING, & Pemotong menggunakan
System LASER.

2.6.5 SYARAT PEMELIHARAAN


a. Perbaikan
Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa, bila ada kesalahan / kurang
sempurna dalam hal pemasangan Stainless Steel.
b. Pengamanan
Pelaksana Pekerjaan harus menjaga pekerjaan Stainless Steel yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan
kerusakan dan tanpa cacat, sampai Serah Terima II. Segala kerusakan yang terjadi
sampai Serah Terima II, harus segera diperbaiki dan biaya yang timbul akibat
perbaikan tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan.

2.6.6 SYARAT PENERIMAAN


Pekerjaan Railing ini harus terpasang dan berfungsi dengan baik serta sempurna (tidak
cacat).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 44


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.7 PEKERJAAN PENGECATAN
2.7.1 JENIS BAHAN & PENGGUNAAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel,melamik
politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagaipekerjaan
permulaan, ditengah-tengahdan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi,
kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut
dalam gambar dan SPESIFIKASI TEKNIS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
STANDAR / RUJUKAN
• PUBB 1973 NI-3.
• Steel Structures Painting Council (SSPC).
• Swedish Standard Institution (SIS).
• British Standard (BS).
• Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

2.7.1.1 BAHAN
a. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan
namapabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan. Konsultan Pengawas
berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai
harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi untuk dinding bata
atau besi menggunakan produk Propan, Jotun, Dulux.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 45


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan
panelkalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat
akhirberbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat
akhirberbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah
dicatsebelumnya.
d. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang:
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan
panelkalsium silikat.
- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papangipsum
danpanel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan
Interiorpelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
- Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap
dipakaijenisWeathershield
e. Cat Logam
1). Pintu Eksisting, sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rancangan.

2.7.1.2 SYARAT PEMASANGAN


A. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 46


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
yangberhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38C0.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.
1. Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan
pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan
ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata
dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur,
lemak,minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal
ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
2. Permukaan Gypsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan
yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 47


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
3. Permukaan Barang Besi /Baja.
▪ Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan
pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus
dibersihkandengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain
bersih. Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
▪ Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang
sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan
memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.Barang
besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan carasegera merawat
permukaan karat yang terdeteksi. Permukaan harus dibersihkan dengan zat
pelarut untuk menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan
sikatkawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian
dicatkembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang
telahdisetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
▪ Besi/Baja Lapis Seng/Galvanized.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvanized yang akan dilapisi cat warna
harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi
untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan
permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum
pengaplikasian cat dasar.
4. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicatharus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 48


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah
disiapkan di atas.

B. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurnadan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus
dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut:
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior /Weathersield.
3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir
Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 49


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based highquality gloss finish.
4) Permukaan Kayu
Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based highquality gloss finish.
5) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zincchromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based highquality gloss finish.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
petunjuk yang diberikan pembuat cat dantidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampumenutup warna lapis di
bawahnya).

Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board diberikan dengan
kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dandan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 50


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
C. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

2.7.1.3 SYARAT PEMELIHARAAN


a. Perbaikan
Apabila pada permukaan dinding ataupun logam yang telah dicat terkena
noda/kotoran, maka harus segera dibersihkan/ diperbaiki.
b. Pengamanan
Pelaksana Pekerjaan harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/ dinding
ataupun logam yang sudah selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari
kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran/ kerusakan pada
tembok/dinding dan logam.
Segala pengotoran/kerusakan yang terjadi sampai dengan Serah Terima II, harus
segera diperbaiki dan biaya yang timbul akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

2.7.1.4 SYARAT PENERIMAAN


Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak
belang-belang).

2.8 PEKERJAAN PLAFOND


2.8.1 PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD
2.8.2 BAHAN
a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah papan solid gypsum dan gyptile atau
metal ceiling tile dengan tebal 9mm atau sesuai pada gambar perencanaan, produk
Jayaboard, Elephant, Knauf.
b. Rangka plafond menggunakan sistem metal furing chanel terbuat dari bahan hollow
galvalume tebal 0,4mm , full system sesuai gambar rancangan pelaksanaan.
c. Bahan yang digunakan untuk list plafond adalah terbuat dari gypsum dengan bentuk
sesuai pada gambar rancangan pelaksanaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 51


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.8.3 JENIS BAHAN & PENGGUNAAN
Jenis Plafond Gypsum Board 9mm merk Jayaboard, Elephant, Knauf sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar rancangan.

2.8.4 SYARAT KWALITAS


a) Plafond Gypsum Board
1. Gypsum Board
- Ukuran sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rancangan
( 120x240 cm)
- Ketebalan : 9 mm per panel.
- Type dan Merk : Panel gypsum board, ex. Jayaboard, Elephant, Knauf
- Berat Board : 650 ( 630 - 670 ) Kg / 100 M2
- Flexural strenght : pararel : 160 N ( 130 min )
: Across : 370 N ( 290 min )
2. Rangka Plafond
- Hollow Galvalume 40x40 t=0,4mm

2.8.5 SYARAT PEMASANGAN


a) Contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemilik Proyek.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan sertifikat - sertifikat
(dari produsen) yang berisi keterangan – keterangan tentang kwalitas bahan.

b. Tenaga dan Peralatan


1) Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan ini dan mempunyai tenaga-tenaga ahli
berpengalaman (minimal 5 tahun kerja) khusus pekerjaan tersebut disertai surat
Referensi untuk pekerjaan sejenis pada Proyek yang telah dilaksanakan.
2) Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai work shop lengkap dengan peralatan /
mesin-mesin khusus pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan pekerjaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 52


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
bermutu baik dan mempunyai gudang untuk menyimpan barang-barang yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Persiapan
1) Sebelum Dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu
wajib membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan KP sebelum
pelaksanaan dimulai.
Shop Drawing dilengkapi:
− Ukuran dan layout peletakan arah lembaran gypsum board serta penyesuai
gambar rancangan terhadap kondisi lapangan.
− Detail-detail penjelas pekerjaan plafond.
− Detail manhole / access panel.
− Detail penjelas hubungan pekerjaan plafond terhadap pekerjaan M & E dan
pekerjaan finishing lainnya yang terkaitbaik pada permukaan plafond
maupun berada didalam ruangan didalam plafond.
2) Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Perkerjaan harus memperhatikan/
mengamati kondisi ruangan yang akan dilakukan untuk pekerjaan plafond ini.
Pekerjaan persiapan (ketepatan peil permukaan plafond, pemasangan rangka)
dilakukan dengan pengarahan dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3) Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran gypsum board, pekerjaan lain
yang terletak diatas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna.
d. Pelaksanaan
1) Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-contoh
bahan yang telah ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Pelaksanaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terampil/ahli dan dapat selalu
menjaga kebersihan dan kerapihan terhadap mutu hasil pekerjaan. Bila
diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik,
maka Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan/material tambahan itu
dan melaksanakannya sesuai kebutuhan dilapangan.
3) Tipe lembaran gypsum board yang dipasang pada penutup plafond adalah

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 53


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
lembaran gypsum board dalam bentuk utuh dengan jalur sambungan harus rapat
dan membentuk garis lurus.
4) Rangka plafond digantungkan pada plat beton menggunakan penggantung
daribahan galvanized suspension yang dapat diatur ketinggiannya (standard
original fabric). Seluruh rangka Galvanized Steel dipasang dengan baik dan kuat
serta digantung pada plat beton, memenuhi persyaratan konstruktif.
5) Model perletakan rangka dan penggantung sesuai standard manufakturer.
6) Ukuran dari material/bahan yang dipasang sesuai dengan ditunjukkan dalam
gambar dan dari produk yang telah disetujui
KP.Setelah seluruh rangka plafond dipasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpass (tidak bergelombang).
7) Lembaran gypsum board adalah gypsum board yang telah dipilih dan
dilaksanakan pemasangannya dengan syarat bentuk serta ukuran setiap lembaran
harus sama; tidak ada bagian yang cacat atau gompal.
8) Pelaksanaan pemasangan gypsum board sesuai dengan cara/ instruksi yang
diterbitkan oleh pabrik.
9) Penyelesaian plafond dengan pasangan dinding tegak diselesaikan dengan detail
gambar rancangan.
10) Aplikator Pelaksana harus yang direkomendasikan dari pabrik plafond yang
digunakan.Pelaksana dilapangan harus disupervisi oleh pabrik plafond yang
digunakan.
11) Rangka penggantung dipasang berjarak maksimum 60 cm sesuai gambar
rancangan sedangkan untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm sesuai
brosur dan gambarrancangan pelaksanaan
12) Pemasangan paku atau sekrup harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal
16mm dari pinggir bahan penutup. Jarak antara paku sekrup pada bagian tepi
gypsum berjarak 20 cm sedangkan pada bagian tengah penutup langit-langit
jarak antara paku sekrup adalah 30 cm.
13) Sambungan pada pemasangan penutup langit-langit antara satu dengan lainnya
adalahserapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan zig zag.
14) Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap
sambungan harus dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 54


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
sama dengan papan penutup langit-langit dengan lubang dan garis tengah
pelaksanaan sesuai brosur
15) Untuk pekerjaan plafond dengan menggunakan gypsum datar tanpa nat, tebal
minimal 9 mm produksi Jaya Board.
16) Pemasangan penutup langit-langit harus ditimbang rata air agar mendapatkan
permukaan yang benar rata.
17) List langit-langit dipasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond
dengancara pemasangan menggunakan paku atau sekrup sedemikian rupa
sehingga pangkalpaku atau sekrup dapat masuk ke dalam bahan penutup
langit-langit. Lubang bekaspaku atau sekrup harus ditutup dengan
plamir/compound dari bahan gypsum sampaitak terlihat bekas lubang.
18) Langit-langit tanpa penutup/exposed beton di ruang tidak tertutup harus
dirapikan.

2.8.6 SYARAT PEMELIHARAAN


a) Perbaikan
1. Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/ cacat/kena noda.
Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan tidak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.
b) Pengamanan
Pelaksana Pekerjaan mengadakan pelindungan/pengamanan terhadap hasil
pekerjaan plafond yang sudah terpasang. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan harus
mengadakan koordinasi dengan pihak pekerjaan - finishing lainnya, dengan
pengarahan Konsultan Pengawas agar pekerjaan plafond yang telah
dilaksanakan tidak terganggu atau rusak. Biaya yang diperlukan untuk
pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sampai hasil
pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 55


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.8.7 SYARAT PENERIMAAN
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi pemasangan
permukaan : penurunan 1 mm untuk luasan 1 m x 2 m pada titik tengah.
b) Hasil pekerjaan yang dipasang harus rapih; rata untuk scluruh permukaan
tidak terdapat flek/kotor/gompal.
Profil yang terpasang dalam kondisi baik dan mulus, tanpa cacat.
c) Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan,
shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh KP.
d) Pelaksana Pekerjaan memberikan garansi pelaksanaan dan material selama 5
tahun.

2.9. PEKERJAAN PARTISI GRC (GRC CETAK)


2.9.1. JENIS DAN PENGGUNAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan partisi GRC.
b. Partisi GRC digunakan pada dinding-dinding dan sesuai gambar rancangan.

2.9.2. SYARAT KWALITAS BAHAN


A. GRC CETAK
Material ini digunakan untuk partisi luar, material yang menyerupai beton dan memiliki
sifat kuat, tahan air dan api, awet (durable) GRC ini cukup , halus dan memiliki tingkat
kerataan permukaan yang baik.
Memiliki tebal flexible tergantung kebutuhan. Adonannya terdiri dari semen, fiberglass,
air, ditambah beberapa material pendukung lainnya. Semua bahan-bahan ini dicetak
dengan mould sesuai bentuk, motif dan design dari perencana.
Bahan yang diguakan yaitu:
- Pasir gunung ( Pasir Galunggung) yang diayak dengan ukuran 2mm dan dicuci.
- Semen
- Serat Fiber Glass (CTG/TGI)
- Tulangan Besi Begel ø8

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 56


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Semua bahan yang digunakan untuk GRC harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari:
1. ISO R – 376 (Water Resistance).
2. Standart International lainnya yang berlaku untuk material ini.
3. Ketebalan bahan 1 & 3 cm untuk GRC cetak polos
4. Ketebalan bahan 3 cm untuk GRC motif
5. Memiliki garansi 10 tahun.
6. Melampirkan standarisasi produk dengan hasil uji kuat tekan kubus beton.

2.9.3 SYARAT PEMASANGAN


a. Contoh Bahan
1. Sebelum memulai pekerjaan partisi GRC ini, Penyedia terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh bahan untuk membuat partisi seperti telah disebutkan
diatas.
2. Penyedia wajib mengadakan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan Penyedia. Mock Up telah
disetujui Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan
dan penerimaan hasil pekerjaan ini.

b. Tenaga dan Peralatan


1. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang trampil dan
berpengalaman dalam pekerjaan ini.
2. Penyedia wajib mengadakan peralatan dan alat bantu yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini sehingga dihasilkan pekerjaan bermutu baik.

c. Pemasangan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme penempatan
instalasi M & E dan detail-detail sesuai gambar.
2. Penyedia wajib membuat shop drawing.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 57


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
d. Pelaksanaan.
1. Sebelum pemasangan penimbunan bahan/material yang lain ditempat
pekerjaan harus diletakan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
2. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos baut,
angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang
tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
3. Desain dan produksi dari system partisi harus mendapat persetujuan dari
Perencana/Konsultan Pengawas.

2.9.4 SYARAT PEMELIHARAAN


1. Penyedia wajib memperbaiki pekerjaan dinding partisi yang rusak/cacat/kena
noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan tidak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Penyedia wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pemasangan
dinding partisi GRC yang telah dilaksanakan.

2.9.5 SYARAT PENERIMAAN


1. Hasil pemasangan dinding partisi harus merupakan hasil pekerjaan yang selaras
terhadap lantai,dinding dan plafond.
2. Hasil penyelesaian finishing, tidak cacat/rusak/kena noda dan lain sebagainya.
3. Hasil pekerjaan partisi satu sama lainnya harus menjadi satu kesatuan yang kokoh.

RENCANA KERJA DAN SYARAT ARSITEKTUR 58


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
DAFTAR ISI

PEKERJAAN STRUKTUR

A. UMUM ...................................................................................................................... 1

B. REFERENSI .............................................................................................................. 1

C. PENJELASAN GAMBAR ........................................................................................ 2

1. Ukuran ............................................................................................................... 2

2. Perbedaan gambar .............................................................................................. 2

D. PEKERJAAN-PEKERJAAN .................................................................................... 2

1. Pekerjaan Persiapan ............................................................................................ 2

2. Pekerjaan Tanah ................................................................................................. 3

3. Pekerjaan Beton .................................................................................................. 5

4. Pekerjaan Konstruksi Baja ................................................................................. 9

5. Pekerjaan Pondasi Tiang Bor ............................................................................. 18

E. RANGKUMAN SPESIFIKASI MATERIAL ........................................................... 26

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR i


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
RENCANA KERJA DAN SYARAT
PEKERJAAN STRUKTUR

A. UMUM

Persyaratan Teknis ini berlaku untuk seluruh pekerjaan dimana secara umum persyaratan ini bisa
ditetapkan dan merupakan kesatuan dengan Persyaratan Teknis Khusus serta bersama-sama
dengan dokumen lainnya merupakan Persyaratan Teknis pelaksanaan pekerjaan.

B. REFERENSI

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain, berlaku ketentuan-


ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

1. Undang-undang/Keputusan Presiden.
2. Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Instansi yang berwenang.
3. Ketentuan-ketentuan dari badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem dibawah tanah
(BKJS)-DKI Jakarta.
4. Peraturan Daerah.
5. Standard/Pedoman seperti :
 Perencanaan Pembebanan
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 1726-
2019.
- Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI
1727-2020.
 Perencanaan Beton
- Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, SNI 2847-2019.
 Perencanaan Baja
- Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1729-2015
- Ketentuan Seismik untuk Struktur Bangunan Gedung Baja, SNI 7860-2015
- Sambungan Terprakualifikasi untuk Rangka Momen Khusus dan
Menengah Baja pada Aplikasi Seismik, SNI 7972-2020
 Material Baja Struktur
- Baja Pelat dan Profil : ASTM A53 Grade B, ASTM A36,JIS G3101-SS400
- Baut : Standard Specification for Structural Bolts, Steel, Heat Treated, 120/105
ksi – Minimum tensile , ASTM A325-14
- Angkur : Standard Specification for Hex Cap Screws, Bolts and Studs, Steel,
Heat Treated, 120/105/90 ksi Minimum Tensile Strength, ASTM A449
 Geoteknik
- Persyaratan Perancangan Geoteknik, SNI 8460-2017

b. Apabila ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum/khusus maka pemborong harus mengajukan salah satu persyaratan
berikut ini guna mendapat persetujuan Direksi Lapangan :

1. Standar/Norma/Pedoman yang biasa diterapkan pada bagian pekerjaan yang


bersangkutan yang diterbitkan oleh Instalasi, Asosiasi Produsen, Lembaga Pengujian
atau pun Badan lain yang berwenang.
2. Brosur teknis dari Produsen yang dilengkapi dengan sertifikat dari Lembaga Pengujian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 1


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
C. PENJELASAN GAMBAR-GAMBAR

1. Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi meliputi
ukuran :
- As - As
- Luar - luar
- Dalam - Dalam
Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur (A) pada dasarnya adalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan selesai (“finished”).

2. Perbedaan gambar

a. Bila Gambar kerja tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat adalah RKS, atau
ditentukan kemudian oleh Direksi lapangan.
b. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengingat.
c. Bila ada beberapa gambar dengan tanggal pengeluaran yang berbeda untuk satu
masalah, maka gambar dengan tanggal yang termuda/terbaru yang
mengingat/berlaku.
d. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku/mengingat adalah gambar kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi
segi kontruksi dan kekuatan struktur.
e. Bila ada perbedaan antara Gambar kerja Arsitektur dengan gambar kerja
Elektrikal, Mekanikal maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran
Fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
f. Bila perbedaan-perbedaan itu, ketidakjelasan maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat
menimbulkan kesalahan, maka Pemborong diwajibkan melaporkan ke Direksi
lapangan, pengadaan pertemuan dengan Direksi lapangan untuk
mendapatkan keputusan dari Direksi lapangan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
g. Ketentuan di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Pemborong untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan maupun mengajukan “claim” biaya
pekerjaan tambah.

D. PEKERJAAN-PEKERJAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN.

a. Lingkup pekerjaan.
- Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan /”bouwplank”.
- Pembersiahan lokasi awal dan akhir.

b. Pekerjaan Pemasangan Patok Ukur Dan Bowplank.


 Pekerjan Patok Ukur.
- Sebelum memulai pekerjaan ini, pemborong diwajibkan mempelajari
dengan seksama rencana tapak dan titik mula/awal pembangunan dan referensi
koordinat, patok ukur sesuai petunjuk Direksi lapangan atau seperti yang
tercantum dalam gambar kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 2


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
- Bila ada ketidaksesuaian ukuran dilapangan terhadap gambar kerja, Pemborong
diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Direksi lapangan secara
tertulis unutk mendapatkan cara penyelesaian yang tebaik.
- Jumlah tugu patok ukur yang harus dibuat oleh Pemborong minimum 2 (dua)
buah, lokasi penanaman sesuai petunjuk Direksi lapangan, sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu dan atau terganggu selama pembangunan
berlangsung.
- Patok ukur dibuat tertancap kuat ditanah dengan bagian yang muncul di atas
muka tanah cukup untuk memberi indikasi P +/- 0.00 sesuai dengan gambar kerja.
Diatas dicantumkan Indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan petunjuk Direksi
lapangan.
- Untuk daerah yang mempunyai perbedaan elevasi sangat tajam, diperlukan patok
ukur tambahan yang dapat dipakai sebagai patokan elevasi-elevasi didaerah
tersebut.
- Patok ukur permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai pembangunan selesai. Pembongkaran hanya dapat
dilakukan bila instruksi tertulis dari Direksi lapangan.
 Pekerjaan “ Bouwplank”
- Bouwplank dipasang pada patok kayu Borneo berukuran 5/7, tertancap di tanah
sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimun
1,50 m satu dengan lainnya.
- Bouwplank dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15
cm, dipasang lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
- Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama satu dengan lainnya dan
rata/waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi lapangan.
- Bouwplank dipasang minimum sejarak dari as pondasi terluar. Apabila kondisi
lapangan tidak memungkinkan, bouwplank diletakan sesuai dengan petunjuk
Direksi lapangan.
- Setelah selesai pemasangan bouwplank, pemborong harus melaporkan
kepada Direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga
serta memelihara keutuhan dan ketetapan letak bouwplank selama
pembangunan sampai dinyatakan tidak diperlukan lagi oleh Direksi lapangan.

c. Pembesihan Lokasi Awal dan Akhir .


 Tempat pekerjaan harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan, sampah-
sampah dan lain-lain rintangan yang terdapat disekitarnya dan siap untuk penggalian.
 Pemborong tidak boleh menebang atau merusak pepohonan atau pagar hidup
kecuali mendapat persetujuan Direksi lapangan. Pepohonan atau pagar hidup harus
dilindungi dari kerusakan, karena akibat pelaksanaan pekerjaan.
 Pada akhir pekerjaan, Pemborong harus membersihkan lapangan dari sampah-
sampah baik sampah organik maupun anorganik dan mengeluarkan sampah-sampah
tersebut dari site ketempat yang ditunjuk oleh Direksi lapangan. Pekerjaan harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam kondisi lapangan yang bersih dan disetujui
Direksi lapangan.

2. PEKERJAAN TANAH.

a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerajaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah seperti tercantum dalam
gambar kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 3


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
b. Persyaratan Pelaksanaan.

 Sebelum memulai pekerjaan perbaikan tanah, galian dan urugan, Pemborong


harus membersihkan tempat pekerjaan dari semua tumbuhan, sampah-sampah dan
lain-lain dan meneliti ketentuan tinggi permukaan yang tercantum dalam bangunan
sesuai gambar kerja.
 Pemborong diwajibkan membuat saluran-saluran sementara di atas tapak dan atau
mengalihkan saluran-saluran yang telah ada di atas tapak sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dan tapak dapat terbebas dari genangan-genangan air.
 Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, penggalian pada bagian harus dilakukan sedemikian rupa dan tanah
kelebihan harus digunakan untuk pengurugan atau dibuang kecuali ditentukan lain
oleh Direksi lapangan.
 Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang disebabkan oleh hujan,
rembesan air, dengan jalan memompa atau penyalurkan ke solokan atau ketempat
lain sesuai petunjuk Direksi lapangan. Bila diperlukan untuk pencegah kelongsoran
maka dapat digunakan penyanggah pada galian.
 Apabila ada kesalahan penggalian/galian lebih dalam dari yang dikehendaki atau
posisinya berlainan dengan yang tertera dalam gambar maka Pemborong harus
mengisi kelebihan kedalaman tersebut dengan pasir atau bahan lain yang disetujui
Direksi lapangan atas biaya Pemborong tampa penggantian biaya dari Pemberi Tugas.
 Tanah yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas dari segala bahan- bahan yang
dapat membusuk atau dapat mempengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan.
 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan.
 Bila permukaan tanah tidak mencapai kepadatan yang dipersyaratkan, maka
Pemborong wajib melakukan perbaikan mutu tanah tersebut dengan mengganti
tanah urug yang dapat mencapai kepadatan yang dipersyaratkan atas biaya pemborong.
 Pekerjaan galian tanah untuk semua lubang yang diperlukan, baru boleh
dilaksanakan setelah bouwplank selesai terpasang lengkap dengan penandaan
sumbu. Ketinggian serta bentuk galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
lapangan.
 Penggalian harus dilakukan sesuai dangan gambar kerja dasar galian dikerjakan
dengan teliti dan datar, harus bersih dari tanah urug bekas sisa- sisa bahan
bangunan/kotoran.
 Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan
oleh Direksi lapangan. Tanah antara papan patok ukur (bouwplank) dan galian
harus bebas dari timbunan tanah.
 Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Pemborong harus penyediakan
pompa air secukupnya untuk mengerimgkan air yang menggenangi galian.
Disyratkan bahwa seluruh permuakan galian, terutama lantai galian harus kering untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.
 Galian yang akan diurug dan tanah uruganya harus bebas segala bahan- bahan yang
dapat membusuk atau mempengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan.
 Bahan-bahan bebas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh
dipergunakan sebagai bahan urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian, atau
tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan- bahan seperti di atas
dan atau telah disetujui oleh Direksi lapangan.
 Penimbunan dibawah pondasi balok beton harus terdiri dari lapisan pasir yang
dipadatkan dengan ketebalan 10 cm dan lantai kerja beton yang rata setebal 5 cm
diatas pasir tersebut.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 4


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
 Penimbunan dibawah pondasi batu kali harus terdiri dari pasir yang dipadatkan
setebal 15 cm.

3. PEKERJAAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan

 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
 Kontruksi bangunan yang masuk dalam pekerjaan beton bertulang adalah bangunan
utama, GWT, IPAL, rumah genset, dan ruang mesin lift.
 Pekerjaan beton bertulang struktural untuk Kolom, Balok dan Slab untuk struktur atas,
Sloof, Pile cap dan Pondasi Bored Pile untuk struktur bawah.
 Pekerjaan beton bertulang, dan atau seperti tertera dalam gambar kerja.

b. Persyaratan Umum

Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti peraturan-peraturan /pedoman seperti yang


tercantum dalam :
 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2019.
 Beban Minimum untuk Perancangan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727-2020
 Baja Tulangan Beton, SNI 2052-2014
 Peraturan dan Pedoman lainnya.

c. Persyaratan Bahan

 Semen Portland :
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk Tiga Roda atau setaraf atas
persetujuan Direksi lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat penumpukan
semen .
 Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam SNI 2847-2019.
 Koral Beton / Split :
Digunakan Koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-sayarat SNI 2847-2019.
Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang
lainnya, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi SNI 7974:2013. Apabila dipandang perlu Direksi lapangan dapat minta
kepada Pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 5


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
 Besi Beton :
Digunakan mutu tulangan : Notasi (S) memakai BjTS 420B. Besi harus bersih dari
lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang
besi harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 2052-2017 dan SNI 2847-2019.
Bila dipandang perlu Pemborong diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong.

d. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

 Peraturan-peraturan/standart setempat yang dapat dipakai.


 Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 2847-2019.
 Peraturan-peraturan Kayu Indonesia SNI 7973-2013.
 Peraturan Semen Portland IndonesiA SNI 15-2049-2004 & SNI 15-7064-2004.
 Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
 Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)
No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaga Negara No. 1457.
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi lapangan.
 Standar Normalitas Jerman (DIN).
 American Society for Testing and Material (ASTM).
 American Concrete Institute (ACI ).

e. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Mutu Beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah 30 MPa untuk
Kolom dan Pondasi Bored Pile, 25 MPa untuk Balok, Sloof, Slab dan Pile Cap dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847- 2019.

 Pembesian :
- Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI 2847-2019.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
kontruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau
lantai kerja dengan memadang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI
2847-2019.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis.

 Cara pengadukan :
- Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
- Takaran untuk Semen Portland, Pasir dan Koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi lapangan.
- Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru, berikut tabel nilai slump,

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 6


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
No. Elemen Struktur Slump maks (cm) Slump min
1 Plat pondasi, pondasi 10 (cm) 5
telapak bertulang
2 Plat [lantai], balok, 12 10
kolom dan dinding

 Pengecoran Beton :
- Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi lapangan.
- Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadi
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
- Pengecoran suatu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan tanpa terhenti
dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Direksi lapangan.
Tidak dibenarkan mengecor pada waktu hujan kecuali Pemborong mengambil
tindakan pencegahan kerusakan yang dapat disetujui Pemberi Tugas.
Untuk penyambungan kembali terhentinya suatu pengecoran beton, digunakan
perekat beton yang akan dicor bersama-sama dengan beton baru yaitu
setara dengan CALBOND, dimana permukaan beton harus dikasarkan dahulu
sebelum pengecoran dilanjutkan kembali.
- Untuk beton mutu yang digunakan yaitu 25 Mpa dan 30 MPa, harus dipakai
campuran yang direncanakan (mix designed). Campuran yang direncanakan
ditentukan berdasarkan percobaan- percobaan dan harus dapat memenuhi
kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap-tiap meter
kubik beton, minimum 50 kg.

 Pekerjaan Acuan/Bekesting :

- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan- perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengecoran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran-kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/ lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Pemborong harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir
dan semen portland) kepada Direksi lapangan untuk mendapat persetujuan
sebelum pekerjaan dilakukan.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 2847-
2019.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 7


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.

 Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting :

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Direksi
lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Direksi lapangan.

 Pemborong dan Kualifikasi Pelaksanaan Pemborong :

- Pelaksanaan/Pemborong bertanggung jawab atas kesempurnaannya


pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
- Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya.
- Pemborong harus berkualifikasi baik, dan berpengalaman menangani
bangunan bertingkat dan pondasi dalam.
- Pemborong harus mengikat semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan
yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
- Pemborong mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian
dengan pemilik, baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan
non teknis lainnya.
- Pemborong harus mendapatkan tenaga ahli dilapangan yang setiap saat
diperlukan untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan hal-hal teknis
administratif.

 Contoh Bahan :

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh


material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Perencana/ Direksi lapangan.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemborong , akan dicapai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh
pemborong ke site.

 Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan :

- Bahan baru didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tersebut harus masih dalam kotak/kemasan aslinya yang
masih tersegel dan berlabel pabriknya.
- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
- Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan lindungi sesuai
dengan jenisnya.
- Pemborong bertanggungjawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Pemborong wajib mengganti atas beban
Pemborong.

 Pengujian Mutu Pekerjaan :

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 8


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
- Sebelum dilaksanakan pemasangan, Pemborong diwajibkan untuk
memberikan pada Direksi lapangan, ‘Certificate Test‘ bahan besi dari
produsen/pabrik.
- Bila tidak ada ‘Certificate Test’, maka Pemborong harus melakukan
pengujian atas besi beton di laboratorium yang ditunjuk kemudian.
- Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Pemborong dengan mengambil
benda uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-
syarat/ketentuan dalam SNI 2847-2013. Pembuatannya harus disaksikan oleh
Direksi lapangan. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-
ketentuan lainnya sesuai SNI 2847-2013.
- Pemborong diwajibkan membuat ‘Trial Mix’ terlebih dahulu, sebelum
memulai pekerjaan beton.
- Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi lapangan
secepatnnya.
- Seluruh biaya berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Pemborong.

 Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan :

- Beton yang dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi air terus
menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam SNI 2847-
2019).

4. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kontruksi baja seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

b. Peraturan-peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar


pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia, SNI-1729-2019
 Sambungan terprakualifikasi untuk Rangka Momen Khusus dan Menengah Baja pada
Aplikasi Seismik, SNI 7972-2020
 American institut of steel construction specification, AISC 360-16
 American society for testing and materials
 American society structural welding code

c. Perhitungan Volume (berat) Konstruksi Baja

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 9


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Perhitungan volume (berat) dari konstruksi baja harus dihitung berdasarkan volume (berat)
netto sesuai gambar struktur. Berat sisa atau “Waste” akibat pemotongan atau
pembentukan element-element konstruksi baja tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan
volume, melainkan (kalau ada) dimasukkan dalam harga satuan.

d. Material Baja

 Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan “Hot roller structural steel” dan memenuhi mutu baja ST 37 (SNI 1729
2019) atau ASTM A-36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970), dan ex Krakatau Steel
(fy = 280 Mpa).
 Pemborong harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat baja tersebut
sebelum pengambilan contoh, guna dilakukan test atas biaya pemborong.
Pada prinsipnya diambil 3 (tiga) buah contoh untuk masing-masing ukuran profil guna
diadakan test.
Pemesanan baja hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan bahwa hasil test
memenuhi persyaratan.
Walapun hasil test sudah memenuhi syarat, namun apabila Konsultan Pengawas
mempunyai keraguan terhadap hasil test tersebut dan atau keraguan terhadap
mutu profil-profil yang dipakai di lapangan/diworkshop, maka Konsultan
Pengawas mempunyai hak untuk meminta diadakan test tambahan/ulang dengan
ketentuan jumlah test maximum 3 (tiga) buah untuk masing-masing ukuran profil.
Biaya test tersebut tetap menjadi beban pemborong.
 Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan
lainnya. Semua material baja tersebut juga harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada
tekukan-tekukan, serta memenuhi syarat toleransi seperti pada butir 5 di bawah ini.
 Semua material harus disimpan rapidan diletakkan di atas papan atau balok- balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak, bengkok.
 Konsultan Pengawas akan menolak material-material baja yang tidak memenuhi
syarat-syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan untuk difabrikasi.

e. Penggantian Profil/Penampang

 Pada prinsipnya dalam tahap disign, profil-profil/penampang yang digunakan


adalah profil-profil/penampang yang ada dipasaran.
 Apabila ternyata salah satu atau beberapa profil yang tergambar dalam gambar
struktur tidak ada dipasaran, maka pemborong dapat mengganti profil bersebut
dengan profil lain dengan mengajukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
lengkap dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut
sama atau lebih kuat dari profil yang digantikan.
 Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhatikan juga masalah- masalah
apakah profil pengganti tersebut “mengganggu” disain Arsitektur, M/E sehubungan
dengan tinggi/lebar profil pengganti. Dengan adanya perubahan profil, maka
tidak ada perubahan dalam Biaya maupun Time Schedule

f. Toleransi

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 10


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
 Pada prinsipnya toleransi material yang belum di fabrikasi maupun yang sudah
difabrikasi dan terpasang harus memenuhi AISC (American Instituteof Steel
Construction) Bab “Standard Mill Practice” hal 1-121.
 Pemborong harus membaca persyaratan toleransi tetrsebut sebagai bagian dari
spesifikasi teknis konstruksi baja ini, Konsultan Pengawas dengan tegas akan menolak
setiap profil - profil dan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan toleransi
tersebut.

g. Testing Material

 Konsultan Pengawas harus memerintahkan pemborong untuk menyediakan contoh


material baja dan baut untuk diadakan testing material. Instansi/tempat testing
material harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi. Segala biaya yang timbul guna keperluan testing material tersebut
menjadi tanggung jawab pemborong.
 Apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, maka akan dilakukan testing pada
hasil pengelasan. Type dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya pemborong.
 Apabila ternyata terdapat material yang tidak memehuni persyaratan seperti yang
dikehendaki dalam butir 3 tentang “Material Baja” di atas, maka Konsultan
Pengawas berhak untuk menolak. Biaya-biaya yang mungkinn timbul akibat hal
tersebut di atas menjadi tanggung jawab pemborong.

h. Perubahan Sistem Sambungan

 Apabila pemborong berpendapat untuk lebih memudahkanpelaksanaan atau


erection atau alasan lainnya, maka pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
sistem sambungan lain yang tidak sama dengan gambar rencana.
 Usulan sistim sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar dan
perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa dan disetujui konsultan
perencana struktur (4 copy)
 Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem sambungan yang
diusulkan pemborong dan pemborong tetap mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule semula.

i. Syarat-syarat Pelaksanaan

 Gambar kerja (shop drawing)


- Sebelum fabrikasi dimulai, pemborong harus mendapat gambar- gambar kerja
yang diperlukan dan mengirim 4 (empat) copy gambar kerja untuk diperiksa
diperiksa dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi. Bilamana disetujui,
2 (dua) set gambar akan dikembalikan kepada pemborong untuk dapat
dimulai pekerjaan fabrikasnya. Satu set gambar disimpan oleh Konsultan
Pengawas dan perencana struktur mendapat satu set gambar sebagai
informasi.Pemeriksaan dan persetujuan
- Konsultan Pengawas atas gambar kerja tersebut hanyalah menyangkut segi
kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan pelat-pelat, ukuran/jumlah
baut/las, tebal pengelasan. Ketepatan ukuran- ukuran penjang, lebar, tinggi
atau posisi dari elemen-elemen konstruksi baja yang berhubungan dengan
RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 11
Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
erection menjadi tenggung jawab pemborong. Dengan kata lain walaupun semua
gambar kerja telah disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi, tidaklah berarti
mengurangi atau membebaskan pemborong dari tanggung jawab ketidak
tepatan serta kemungkinan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.
- Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
- Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagain-bagian tambahan yang diperlukan
untuk keperluan montase serta cara-cara montasi yang direncanakan.

 Fabrikasi

- Selama proses fabrikasi Konsultan Pengawas harus menempatkan beberapa


staffya yang berpengala-man dalam fabrikasi baja secara full time untuk
mengawasi pelaksanaan fabrikasi di workshop pemborong.
- Pemborong harus memberikan fabrication manual procedure termasuk
prosedur quality control kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
- Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli
dalam konstrusi baja.
- Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran- ukuran distorsi-
distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan memeperhatikan persyaratan
untuk handling semabungan- sambungan dilapangan, las-las dilapangan dan
sebagainya.
- Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan
pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji
besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.

 Tanda-tanda pada konstruksi baja.

- Pemborong harus memberikan Marking Procedure yang akan dipakai kepada


Konsultan Pengawas untuk disetujui.
- Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi koce dengan jelas sesuai bagian masing- masing agar dapat dipasang
dengan mudah. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
- Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan
untuk sambungan-sambungan dilapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu
pada masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

 Pengelasan

- Umum
o Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan pengelasan
antara lain cara pelaksanaan, teknik pengelasan, kualifikasi tukang
las/operator las/tack welder, inspection/ testing, toleransi, perbaikan las
dan lain-lain harus memenuhi AWS D1.1-90 serta ketentuan-ketentuan di
bawah ini .
o tersebut harus selalu ada baik di workshop pemborong maupun
dilapangan
- Kawat Las
o Kawat las atau lectrode yang digunakan adalah kobesteel RB 26 atau E70XX
low hydrigen electrode dengan minimum yield strength sebesar 4150
kgr/cm2, sedangkan tensile strength minimum 4950 kgr/cm2.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 12


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
o Sebelum pemasangan kawat las, pemborong diharuskan untuk memberikan
contoh kawat las berikut brosur teknisnya untuk disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas.
o Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus dilindungi atau disimpan
sedemikian sehingga karakteristik atau sifatnya tidak berubah.
o Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan diudara
terbuka melebihi max 4 (empat) jam Kawat las yang dibiarkan
diudara terbuka melebihi 4 (empat) jam tidak boleh digunakan untuk
pengelasan.
o Kawat las yang berada diudara terbuka yang belum melampaui batasan 4
(empat) jam tersebut dapat dipanaskan kembali di dalam “holding oven”
pada temperatur 120oC selama minimum 4 (empat) jam sebelum dapat
digunakan kembali. Pemanasan kembali tersebut hanya diperbolehkan
dilakukan 1 (satu) kali saja.
o Kawat las yang basah/terkena air sama sekali tidak boleh digunakan
walaupun lewat pemanasan oven ulang.
o Ukuran maximum diameter kawat las adalah sebagai berikut :
- 8 mm untuk semua pengelasan yang dilakukan pada posisi horisontal
kecuali untuk “root passes” (pengelasan pada root).
- 6 mm untuk pengelasan las sudut horizontal
- 6 mm untuk root passes las sudut yan gilakukan pada posisi harisontal,
groove yang dilakukan pada posisi horisontal dengan backing plate
dengan root opening 6 mm atau lebih.
- 4 mm untuk pengelasan vertical dan overhead.
- Mesin Las
o Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik antara lain
menghasilkan arus yang kontinyu dan stabil.
o Tenaga listrik mesin las harus berasal dari genset yang dilengkapi dengan
panel pembagi dan travo las sehingga besarnya arus/ampere dapa
dikontrol/diatus sesuai kebutuhan.
o Besarnya KVA genset disesuaikan dengan jumlah unit travo las yang hendak
digunakan.
o Kualifikasi Tukang Las
o Pekerjaan pengelasan harus dilaksanaan oleh welder-welder yang
mempunyai sertifikat minimum 3 G yang masih berlaku dan mempunyai
pengalaman mengerjakan proyek sejenis.
o Pemborong harus memberikan daftar welder-welder berikut copy
sertifikatnya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum memulai
pekerjaan pengelasan
o Konsultan Pengawas akan menyeleksi welder- welder bersetifikat
tersebut dengan mengadakan test pengelasan las tumpul dengan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
o Hanya welder-welder yang disetujui oleh Konsultan Pengawas saja yang
boleh mengerjakan pekerjaan pengelasan.
- Pelaksanaan pengelasan
o Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan dimana
permukaan/bagian yang hendak dilas basah atau terexpose terhadap hujan,
salju atau angin kencang atau keadaan dimana tukang-tukang leas/welder
bekerja pada kondisi cuaca buruk.
o Ukuran kawat las, panjang lengkungan, votage dan ampere mesin las
harus disesuaikan dengan type groove, posisi pengelasan dankeadaan
lain yang berhubungan dengan pekerjaan pengelasan. Besar arus harus

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 13


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
sesuai dengan range yang diperbolehkan oleh pembuat elecrode/kawat las
yang bersangkutan.
o Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus rata, uniform, bebas dari
sirip-sirip/fins, bebas dari tetakan dan ketidak sempurnaan lainnya yang
akan mempengaruhi kualitas las.
o Bidang-bidang permukaan yang akan dilas juga harus bebas dari mill scale
tebal atau mill scale yang lepas, slag, kerat, kelembaban, lemak dan
material-material lainnya yang akan mengganggu proses pengelasan dan
atau menghasilkan asap pengelasan yang mengganggu kesehatan.
o Dalam melakukan thermal cutting, peralatan harus diatur sedemikian
sehingga dapat dihindarkan pemotongan yang melewati/melampaui garis
pemotongan yang seharusnya.
o Bagain-bagian yang akan dilas dengan las sudut harus diletakkan sedekat
mungkin, sedangkan untuk bagian-bagian yang akan dilas dengan las
tumpul/butt joints harus diatur sesuai dengan ketentuan “Root Opening” yang
disyaratkan dalam AWS D1.1-90.
o Tacl Weld/Las Titik harus dilaksanakan sedemikian sehingga mempunyai
kulaitas yang sama dengan las akhir yang sebenarnya.
o Dalam asembling dan penyambungan bagian-bagian yang dilas maka harus
dilakukan prosedure dan urutan sedemikian sehingga dapat dihindarkan
semaksimal mungkin terjadinya distrosi dan penyusutan/shrinkage dari
bagian-bagian yang dilas.
o Toleransi dimensi dari bagian-bagian yang sudah dilas harus memenuhi
AWS D1.1-90.
o Profil penampang las/weld profile dapat sedikit cekung/cembung
asalkan memenuhi syarat AWS D1.1-90.
o Pengelasan-pengelasan yang tidak memenuhi syarat-syarat toleransi yang
disebutkan dalam AWS. D1.1-90 harus diperbaiki dengan cara machining,
grinding, chipping atau grouging seperti di atur dalam AWS. D1.1-90.
o Bagian-bagian yang mengalami distorsi harus diluruskan dengan cara
mekanis atau cara pemanasan lokal. Temperatur pemanasan lokal
tersebut tidak boleh melebihi temperature 650oC.
o Pendempulan/chaulking terhadap pengelasan sama sekali tidak
diperbolehkan.
o Percikan-percikan las yang merusak permukaan pelat atau bagian-
bagian lainnya harus dicegah. Cacat atau noda akibat percikan las harus
digerinda/dihaluskan kembali.
o Sebelum melakukan pengelasan layer berikutnya, kerak/”slag” harus
dibersihkan/dilepas-kan dan lapisan las tersebut serta bagian pelat
disekitarnya harus disikat sampai bersih. Kerak juga harus dibersihkan dari
semua permukaan las yang sudah selesai. Las dan bagian sekitarnya harus
dibersihkan dengan cara disikat atau cara lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
o Untuk pengelasan yang menggunakan “Backing Plate”, maka backing
plate tersebut harus dibuat menebus sepanjang las. Ketebalan backing plate
mengikuti AWS D.1-90.
o Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan
yang baik, maka pada dasarnya semua pengerjaan las harus dilakukan di
workshop. Pada keadaan-keadaan khusus, pengelasan di lapanga hanya
diperbolehkan setelah mendapat persetujua tertulis dari Konsultan
Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 14


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
o Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan harus mengikuti gambar
rencana.
Ketebalan maximum dari setiap layer root passes dari groove dan las sudut
adalah sebagai berikut :
- 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan pada posisi datar
- 5 mm untuk setiap layer yang dilakukan dalam posisi vertikal,
overhead atau horisontal.
Untuk maximum dari single pass las sudut dan root passes dari multi-pass las
sudut adalah sebagai berikut :
- 10 mm untuk pengelasan posisi datar
- 8 mm untuk posisi horisontal atau overhead
- 13 mm untuk posisi vertikal
o Kualifikasi Welding Inspector dari Pemborong & Konsultan Pengawas.
o Pemborong dan juga Konsultan Pengawas harus menempatkan tenaga-
tenaga Welding Inspection yang berkualitas dan berpengalaman untuk
mengawasi pekerjaan pengelasan untuk pekerjaan sejenis.
o Welding Inspection tersebut harus memenuhi persyaratan AWS.
D1.1-90 atau orang yang mempunyai kulitas baik karena training khusus atau
pengalaman dalam fabrikasi, inpeksi dan testing pekerjaan pengelasan
konstruksi baja.
- Test
o Semua pengelasan, tanpa kecuali, harus mengalami “visual inspection”
yang dilakukan oleh welding-welding incpection dari Konsultan Manajemen
Konstruksi. Visual inspection tersebut harus dilakukan pada seluruh
proses pengelasan, tidak hanya pada tahap akhir pengelasan saja. Visual
inspection minimum harus antara lain :
- Persiapan permukaan yang akan dilas (kebersihan, root face, root opening,
groove angle, groove radius dan lain-lain).
- Assembling bagian-bagian yang akan dilas
- Pemeriksaan weld profile atau penampang las termasuk pemeriksaan
apakah terjadi porosity, indurcut, kelengkungan/kecembungan
yang berlebihan, overlap, crack, slag inclusion dan lain-lain.
o Terhadap pengelasan yang diragukan kulitasnya, maka Konsultan
Manajemen Konstruksi akan meminta pemborong untuk melakukan
radiographic test (X-ray Test). X-ray Test akan dilakukan pada
sejumlah A buah spot test sepanjang 200 mm pada las-las tumpul, dimana A
adalah 20 % dari jumlah balok-balok induk. Prosedure Test, “acceptability”
dari las, perbaikan las dan lain-lain mengikuti AWS D1.1-90.
o X-Ray Test harus dilakukan oleh instansi/laboratorium yang disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
o Semua biaya-biaya yang berhubungan dengan test tersebut di atas menjadi
tanggung jawab pemborong.
- Baut Pengikat
o Kecuali ditentukan lain dalam gambar mutu baut penyambung adalah
ASTM A325 dengan tegangan taris putus minimum 120 Ksi. (fy = 825 Mpa).
Baut penyambung harus berkualitas bain dan baru, diameter baut, panjang ulir
harus sesuai dengan yang perlakukan.
o Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut.
o Mutu angkur adalah St. 41 (fy =410 Mpa).
o Konsultan Pengawas harus menerima pemborong melakukan test baut pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, sebelum pemborong

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 15


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
memesan baut yang akan dipakai. Walaupun test baut tersebut memenuhi
syarat, Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan test baut lainny
a dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut yang digunakan.
o Biaya pengetesan baut tersebut ditanggung oleh pemborong.
o Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Pemborong tidak boleh merubah atau membuat lubang
baru dilapangan tanpa seijin Konsultan Pengawas .
o Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut
dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
o Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut,
o Pemancangan dan pengencangan baut harus dikerjakan degan kunci
momen torsi yang sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut :

TORSI
UKURAN BAUT
Lbs. ft. ( kg.m )
1/2 “ ( 12 ) 90 12,454
5/8 “ ( 12 ) 180 24,908
3/4 “ ( 12 ) 320 44,287
7/8 “ ( 12 ) 470 65,038
1“ ( 12 ) 710 98,249
1 1/8 “ ( 12 ) 960 132,844
1 1/4 “ ( 12 ) 1,350 186,872
1 1/2 “ ( 12 ) 2,580 357,018

o Setiap pengencangan baut harus diawasi dan disaksikan secara langsung


oleh Konsultan Pengawas.
o Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan
masih dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol pada permukaan,
tampa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut tidak
memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
o Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-
baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

j. Percobaan Erection di Pabrik/Workshop

Untuk memudahkan erection konstruksi baja di lapangan, maka disyaratkan agar


dilakukan percobaan erection di pabrik (workshop assembly), sehingga dapat
diketahui dengan jelas mengenai ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja
yang terpasang berikut sambungan-sambungannya.

Apabila akan diadakan “Workshop Assembly” tersebut, maka Pengawas harus diberitahu
untuk turut serta meny aksikan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 16


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
k. Erection Schedule/Method

 Pemborong selambat-lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum pelaksanaan Erection


dimulai, harus mengajukan secara tertulis dan jelas Erection Schedule/Method
untuk diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Erection schedule/Method
- Rencana pengiriman dari workshop/pabrik.
- Penyimpanan elemen Baja yang hendak dierection.
- Alat - alat yang digunakan.
- Urutan erection.
- Langkah pengamanan terhadap pekerja.
- Sistim “Temporary Bracing” untuk pengamanan konstruksi selama
erection.
- Time schedule erection elemen - elemen Konstruksi Baja.
- Dll. yang dianggap perlu.

 Pemborong harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman


dari pabrik ke lapangan guna pengechekan Konsultan Pengawas. Konsultan
Pengawas akan akan menolak setiap pengiriman Baja dari workshop apabila
pengriman tersebut belum dicek dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

 Penampatan elemen konstruksi Baja dilapangan harus ditempat yang kering


/ cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen- elemen tersebut. Konsultan
Pengawas berhak untuk menolak elemen - elemen konstruksi. Baja yang rusak
karena salah penempatan atau rusak.

 Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya boleh dilaksanakan setelah pemborong


mengajukan erection schedule/method untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

 Sebelum erection dimulai, pemborong harus memeriksa kembali kedudukan angkur-


angkur baja dan membaritahukan kepada Konsultan Pengawas metode dan urutan
pelaksanaan erection. Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk
rangka baja dimana jarak- jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan
akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus
dijaga agar selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bargeser, misalnya
denganmengelas pada tulangan kolom/balok atap.

 Pemborong harus tanggung jawab atas keselamatan perkerja-pekerjanya di lapangan.


Untuk ini pemborong harus menyediakan ikat pinggang penaman, sefaty helmet,
sarung tangan dan pemadam kebakaran.

 Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab pemborong


sepenuhnya, oleh sebah itu pemborong diminta untuk memberi perhatian khusus pada
masalah erection ini.

 Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 17


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
 Untuk pekerjaan erection di lapangan, pemborong harus menyediakan tenaga ahli
dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan tanggung jawab atas
pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut
harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

 Apabila disetujui oleh Konsultan Pengawas maka pengelasan- pengelasan dilakukan


di lapangan harus diawasi betul-betul oleh mandor dari pemborong agar
pengelasan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana baik ukuran panjang
maupun ketebalannya.

l. Pengecatan

 Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi baja sebelum di cat harus bebas dari :
- Lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari rolling mill
- Karat
- Minyak/oli
- Dan lain-lain kotoran yang akan menggantu melekatnya cat pada permukaan
baja.
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan “Mechanical Wire Brush”
(sikat baja yang digerakkan secara mekanis) dan tidak boleh menggunakan
sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan- permukaan yang betul-
betul tidak dapat dijangkau oleh “Mechanical Wire Brush” tersebut.
Konsultan Pengawas akan memerintahkan untuk mengupas dengan cara
mekanis/manual (bukan dengan api) lapisan cat yang sudah dikerjakan pada
konstruksi baja yang tidak memenuhi persyaratan persiapan pengecatan tersebut di
atas, atas beban pemborong dan tanggung jawab pemborong.

 Pengecatan Primer/Dasar

Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, maka setelah


difabrikasi, elemen konstruksi baja di cat dasar dilakukan sebagai
berikut :
Type cat : Zincromate
Ketebalan : 35 micron
Cat dasar I tersebut harus dilakukan di workshop/pabrik, minimal 1 lapis atau sampai
memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.
Cat dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut:
Type cat : Zincromate
Ketebalan : 35 micron
Cat dasar II baru boleh dilakukan setelah cat dasar I betul-betul kering dan diamplas,
minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
Apabila cat dasar II dilakukan sebelum cat dasar I mengering dengan baik sehingga
timbul bentolan-bentolan pada permukaan cat, maka Konsultan Pengawas akan
memerintahkan agar cat dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan
cat dasar II atas beban pemborong.

5. PONDASI TIANG BOR

a. Tanggung Jawab Kontraktor Dalam Pelaksanaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 18


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk mengadakan tindakan pengamanan
untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul pada bangunan
tetangga, jalan, jembatan masuk, drainage, saluran air minum, pipa gas, kabel-kabel listrik
dan telepon yang ada. Segala perbaikan atas kerusakan tersebut dilakukan atas
biaya Kontraktor. demikian juga dalam mengadakan laporan-lapporan pelaksa- naan tiap-
tiap pile, load-test, dan pembuatan "as built drawing" sepenuhnya menjadi tanggungan
pihak Kontraktor.

b. Toleransi Posisi tiang

o Toleransi eksentrisitas : maksimum 10 % dari dia meter lubang bor. b. Toleransi


vertikal : maksimum 7,5 cm.
o Untuk penyimpangan dari ketentuan tersebut diatas, Kontraktor bertanggung jawab
atas segala biaya pekerjaan tambahan yang dipandang perlu oleh Konsultan.
o Apabila dipandang perlu untuk mengetahui ukuran lubang bor, keseragaman dimensi
bor atau verticality nya dapat dilakukan KODEN test. KODEN test dapat dilakukan
secara acak dari jumlah titik bor yang ada. Jumlah titik yang akan di test dapat diwakili
oleh 10% dari jumlah titik tiang bor.

c. Panjang Pile dan Pelaksanaan

o Pelaksanaan pile diselenggarakan dengan disesuaikan dengan daya dukung rencana


yang dihadapkan, dan posisi yang ditunjukkan pada gambar denah pondasi. Sedangkan
type pile yang digunakan adalah type tiang bor (bored pile).
o Pengeboran, pembersihan dan pengecoran pile harus dibawah pengawas langsung dari
Engineer.
o Jenis alat-alat yang akan dipergunakan serta system kerjanya harus diberitahukan
terlebih dahulu dan mendapat persetujuan Engineer.
o Urutan pelaksanaan agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
o Selama proses pengeboran hingga selesai pengecoran beton, Kontraktor harus menjaga
jangan sampai terjadi kerusakan dan longsor dari tanah ke dalam lubang bor, yaitu
dengan cara memasang pipa casing sampai kedalaman yang diperkirakan cukup aman.
Hasil akhir lubang bor sebelum dilakukan pengecoran beton harus bersih dari lumpur
dan kotoran-kotoran yang lain.
o Diameter dan kedaman lubang bor ditentukan dari data penyelidikan mekanika tanah,
gambar rencana pada tiap-tiap lubang. Untuk itu, Kontraktor diwajibkan menempatkan
seorang Engineer-nya yang akhli dan berpengalaman dalam hal mekanika tanah untuk
dapat memberikan penjelasan atas kondisi dasar lubang bor, baik jenis tanah maupun
kondisi teknisnya yang disesuaikan juga dengan hasil soil test. Data ini harus segera
diberitahukan kepada Engineer, untuk mendapat- kan persetujuan kepada Engineer,
untuk mendapatkan persetujuan Engineer mengenai penghen -tian pengeboran.
o Setelah kedalaman disetujui, Kontraktor harus melakukan langkah-langkah
pembersihan dasar lubang bor dengan seksama dan perlahan-lahan, dan kebersihan
lubang bor harus mendapat persetujuan dari Engineer. Dalam menentukan kebersihan
ini tenaga akhli dari Kontraktor harus selalu berada di lapangan.
o Segala sesuatu yang bersifat pengarahan dari Konsultan yang bersifat teknis
pelaksanaan.
o Panjang pile per titik tiang adalah berkisar 12 meter atau yang ditentukan berdasarkan
data yang ada, baik gambar rencana ataupun data penyelidikan mekanika tanah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 19


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
o Bila terjadi kerusakan pada pile yang terjadi pada waktu pelaksanaan, sehingga
menurut pertimbangan Pengawas secara teknis tidak dapat dipertanggungjawabkan,
maka Kontraktor harus segera mengadakan tiang penggantinya atas biaya kontraktor.
o Daya dukung pile yang direncanakan adalah harus menjamin dapat dicapai baik
untuk tiang tunggal dan group dan Kontraktor harus dapat menjamin bahwa daya
dukung ini dapat tercapai dengan angka keamanan yang lazim dan diterima Engineer,
baik dari segi pile dan kondisi tanah yang ada. Untuk itu sebelum melakukan
penawaran, Kontraktor wajib mempelajari laporan penyelidikan tanah.
o Berita acara pelaksanaan harus dibuat dengan seksama dan ditanda tangani oleh
Kontraktor dan disetujui Engineer. Adapun data-data yang harus termasuk dalam
pencatataan tersebut adalah sebagai berikut :
- Posisi Pile.
- Peil tanah dimana pile berada terhadap patok tetap.
- Dalam pemboran terhadap patok tetap.
- Kondisi teknis dan type lapisan tanah tiap lubang bor.
- Deskripsi mengenai alat-alat yang dipergunakan.
- Hambatan-hambatan yang timbul selama pelaksanaan.
- Waktu dan lama pelaksanaan.

d. Hambatan-hambatan

Segala hambatan dalam pemancangan pile kedalam lapisan tanah dan kondisi-kondisi
lingkungan proyek harus sudah diperhitungkan oleh Kontraktor baik dalam bentuk teknik
pelaksanaan maupun biayanya.

e. Gangguan-gangguan

o Jika terdapat gangguan-gangguan dalam pelaksanaan bored pile yang diluar kemampuan
Kontraktor untuk mengatasinya dan merupakan kesulitan yang tidak mungkin diatasi
(force majeure) menurut pertimbangan Engineer, maka dimintakan satu atau beberapa
bored-pile tambahan. Usulan teknis terhadap penambahan harus diajukan se awal mungkin
kepada Konsultan untuk dipelajari sebelum pelaksanaan.

o Jika terdapat bored pile yang terpaksa ditinggalkan dalam proses pelaksanaan, maka
lubang bekas pemboran tersebut sementara harus diisi dengan air, dan pada akhirnya nanti
harus diisi dengan tanah yang dipadatkan atau beton sesuai instruksi Engineer yang
biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.

f. Penulangan

o Penulangan tiang menggunakan besi beton berulir dengan mutu BJTS 42B dan Polos
BJTP 28. Pembesian berpedoman pada gambar rencana dan petunjuk Engineer.
o Penutup beton ( beton decking ) diselenggarakan dengan tidak kurang dari 75 mm.
o dinding lubang bor harus dihindarkan. Posisi pembesian harus tetap dijaga agar posisinya
tidak berubah selama pengecoran beton dilakukan.

g. Beton

o Mutu beton yang harus digunakan dalam pembuatan tiang bor adalah f’c 25 Mpa (K-
300). Dimana mutu tersebut harus benar-benar terlaksana pada kondisi pile jadi pada
posisinya didalam tanah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 20


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
o Segala sesuatu mengenai pembuatan beton harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
spesifikasi khusus mengenai beton. Dan Kontraktor harus melampirkan hasil test kubus
beton yang dilakukan pada waktu pembuatan tulang bor untuk proyek ini. Dalam ketentuan
khusus untuk beton agar ditambahkan ketentuan tambahan sebagai berikut:
1. Digunakan portland semen jenis II menurut SNI 15-2049-2004 dan SNI 15-7064-
2004. Portland semen harus dari satu merk dan harus dengan persetujuan tertulis
dari Engineer (Konsultan).
2. Aggregates kasar koral beton biasa dengan diameter max 4cm
Aggregates.
3. Bila diperlukan adukan dengan nilai slump yang relatif tinggi, adukan
beton harus diberi plasticizer yang sesuai dengan ketentuan-ketentu- an dalam ASTM
C-494 dan juga disesuaikan dengan kondisi air tanah saat pelaksanaan. Plasticizer
yang mengandung chloride atau nitrat tidak diperkenankan untuk digunakan.
o Material-material dengan bungkusan yang kedap air dan dijaga tetap berada dalam kondisi
yang baik.
o Pengecoran beton untuk satu pile harus berlangsung secara kontinue sampai selesai
sehingga tidak terdapat pemutusan kesatuan fisik dari pile.
o Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan pipa tremie dengan panjang yang
disetujui Engineer. Pada awal pengecoran, pipa tremie harus menyentuh dasar lubang bor,
untuk kemudian diisi adukan beton hingga permukaan atas pipa tremie. Pipa tremie
kemudian ditarik ke atas dengan perlahan-lahan, dan pada penarikan ini harus tetap dijaga
agar ujung bawah pipa tremie selalu berada pada kedalaman minimal 1.0 meter dibawah
permukaan beton didalam lubang bor.
o Pengecoran dapat dihentikan bila volume beton yang dicorkan sudah lebih besar dari
volume teoritis (dalam keadaan tidak terjadi kelongsoran), atau sebagaimana instruksi
Engineer.
o Selama proses pengecoran berlangsung, Kontraktor harus menjaga agar tidak terjadi
getaran-getaran yang dapat menyebabkan kerusakan baik kepada lubang bor maupun beton
yang selesai dicor. Untuk itu kegiatan pemancangan atau lainnya yang sejenis yang
dilakukan sekitar daerah tiang bor tidak diperkenankan.
o Pelaksanaan pekerjaan pengecoran harus secepatnya dilakukan setelah kondisi lubang bor
dan kebersihan dasar lubang mendapat persetujuan Engineer.
o Pengecoran harus dilakukan hingga mencapai ketinggian 1.0. m, atau akan ditentukan
dilapangan oleh Engineer, diatas "pile cut-off level" yang nantinya akan dipotong sebelum
pelaksanaan pekerjaan pile cap untuk mendapatkan mutu beton yang baik pada posisi "pile
cut-off level".

h. Pemotongan Kepala Tiang

Panjang kelebihan dari pile setelah dilaksanakan harus dipotong sesuai dengan kebutuhan
rencana dan dengan persetujuan Engineer.

i. Pembersihan Lapangan

Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala kotoran-kotoran, sisa pengecoran


beton, lumpur bekas pengeboran dan lain-lain yang tertinggal dalam pelaksanaan pekerjaan.
Lumpur sisa pengeboran harus dibuang keluar area proyek dengan tidak menggangu
atau mengotori jalan dan lingkungan sekitar proyek. Apabila dalam pelaksanaan
pembuangan sisa lumpur ini mengotori jalan dan lingkungan sekitarnya mendapat
teguran atau sanksi dari pihak pemilik kawasan maka semua biaya pembersihan dan sanksi
ditanggung oleh kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 21


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
j. Axial Load Test

o Tujuan
Axial loading test pada tiang bor dimaksud untuk menentukan response
tiang bor terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara axial pada
tiang bor yang bersangkutan. Persyaratan mengenai hal ini
harus sesuai dengan ASTM D 1143 – 81.
Jumlah Axial loading test ini ditetapkan sebagai berikut :
- Axial proving test
Untuk setiap kelipatan 75 buah tiang bor akan dilakukan minimal satu buah loading
test atau sesuai dengan rencana.
- Sistem percobaan pembebanan yang disyaratkan adalah “sistim
Kentledge “.

o Rencana pembebanan

- Axial Loading Test


Pembebanan untuk axial loading test ini dilakukan hingga
tercapai keadaan failure, dan apabila keadaan ini tidak tercapai ,
pembebanan dihentikan pada beban 200% dari beban rencana. Beban
percobaan = 2 x beban rencana sesuai dengan ASTM D – 1143 – 81 meliputi
prosedur “The Maitained Load Test” dengan 4 x cycle loading.

Rencana Pembebanan ( beban )

AXIAL PROVING TEST


CYCLE LOADING max test load = 200 % x ADL

SIKLUS BEBAN LAMA

PERCOBAAN PEMBEBANAN
(%)

0 ----
25 A
I 50 1 JAM
25 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
75 A
II 100 1 JAM
75 20 MENIT
50 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
100 20 MENIT
125 A
III 150 1 JAM
125 20 MENIT

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 22


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
100 20 MENIT
50 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
100 20 MENIT
150 20 MENIT
175 A
IV 200 B
150 1 JAM
100 1 JAM
50 1 JAM
0 B

Keterangan : A = Minimum 1 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama dengan
0.25 mm/jam ; dan maximum 2 jam.
B = Minimum 12 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama
dengan 0.25 mm/jam terakhir atau 24 jam kecuali kalau sudah longsor.
C = 12 Jam.

o Prosedur Pembebanan Penurunan

1. Untuk time schedule A, 1 jam, 20 menit, pembacaan dilakukan sebagai berikut : Waktu
(menit) : 0-1-2-5-10-15-20.
2. Untuk B : sama seperti diatas sampai selesai.
3. Untuk C : sama seperti diatas, tetapi setelah 1 jam pertama dengan interval 10 menit
setelah jam kedua, interval 15 menit untuk jam ke 3, 20 menit untuk ke 4, 30 menit
untuk jam 5, dan selanjutnya interval 1 jam.
4. Jika terjadi failure, pembacaan dilakukan segera sebelum pengurangan beban pertama
dilakukan.

o Kegagalan Load Test


Jika load test tak dapat dilaksanakan kerena kesalahan pada waktu pelaksanaan load test,
maka biaya pembuatan load test yang baru dilakukan atas biaya pemborong.
Jika load test berjalan dengan baik dan bila kegagalan dari pada test adalah semata–mata
karena tidak kuatnya lapisan pendukung tiang bor, maka biaya tergantung oleh pemberi
tugas.
Tiang bor dianggap gagal bila pada load test 2 x beban kerja menunjukkan penurunan
maximal lebih besar dari 2,5 cm.

k. Lateral Loading Test

o Tujuan
Menentukan respons tiang pancang terhadap suatu pembebanan
lateral .Persyaratan mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D 3966- 81.
Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah. Sebagai tiang percobaan digunakan tiang
berpakai (used pile).
Untuk setiap tiang yang mengalami lateral loading test ini, tidak boleh

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 23


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
sama sekali mengalami kegagalan/kerusakan struktur. Untuk mencegah terjadinya
kegagalan struktur ini adalah dengan cara memantau secara langsung hubungan antara
beban dengan defleksi lateral.
Adapun syarat- syarat pelaksanaan lateral loading test mencakup hal – hal antara lain, yaitu:
- Prosedur pembebanan
- Peralatan untukmengadakan pembebanan.
- Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement.
- Laporan hasil testing.

o Prosedur Pembebanan
Harus dilaksanakan dengan cycle loading sesuai dengan persyaratan ASTM D 3966-
81. Beban percobaan maximum ditetapkan sebesar 5 % dari beban percobaan
maximum pada percobaan axial dalam bentuk Proving Test.

o Persyaratan Lain
- Pada bagian atas tiang, tanah pada daerah sekeliling kepala tiang yang akan ditest harus
dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimum 5 %.
- Persyaratan – persyaratan mengenai perincian peralatan yang dipergunakan dan
prosedur pembebanan, pengukuran lateral displacement, dan lain – lain harus mengikuti
standar ASTM D 3966 – 81. Harap lihat gambar 2 halaman 648, ASTM D 3966 – 81.
- Lateral Displacement yang diijinkan untuk test ini adalah sebesar 10 mm (0.4 inch) pada
percobaan 100% beban rencana, dan 25 mm (1 inch) pada percobaan 200% beban
rencana.

SCHEDULE PEMBEBANAN HORIZONTAL TESTING


CYCLE LOADING
ASTM DESTINATION : D 3966 - 81

BEBAN PERCOBAAN (%) LOADING READING HORIZONTAL DEFLECTION


DURATION (MINUTES)
(MINUTES)
-------------------------------- ---------------------- ------------------------------------------
0 - -
25 10 0 – 5 – 10
50 10 0 – 5 – 10
25 10 0 – 5 – 10
0 10 0 – 5 – 10
50 10 0 – 5 – 10
75 15 0 – 5 – 10 – 15
100 20 0 – 5 – 10 – 15 – 20
50 10 0 – 5 – 10
0 10 0 – 5 – 10
50 10 0 – 5 – 10
100 10 0 – 5 – 10
125 20 0 – 5 – 10 - 15 - 20
200 60 0–5–10–15–20–30–40–50-60
100 10 0 – 5 – 10
0 10 0 – 5 – 10

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 24


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Pemborong harus memberikan laporan hasil – hasil percobaan pembebanan
yang dipresentasikan, dalam bentuk :
1. Hasil recording pembaca
2. Grafika hubungan antara :
a. Waktu dan beban
b. Waktu dan penurunan
c. Beban penurunan.
Sebelum pekerjaan “load test” dilaksanakan pemborong harus membuat :
a. Daftar alat yang digunakan dan sudah diadakan kalibrasi, dimana sertifikat
kalibrasi paling lambat 1 buah sebelum pelaksanaan load test dilaksanakan.
b. Rencana kerja serta prosedur pekerjaan.

l. Lain – lain
Selama pelaksanaan reference beam harus dilindungi dari pengaruh cuaca yang dapat
mempengaruhi jalannya load test.
Letak reference beam harus cukup jauh (6.00 m) dari lokasi yang akan di test turun naiknya
tanah sekitar test pile, begitu juga alat – alat pengukur (extensimeter) harus dilindungi
dari pengaruh cuaca dan jumlah alat pengukur = 4 buah, yang dipasang radial satu sama lain.

m. Pekerjaan Tambahan
Pekerjaan tambahan kurang akan dilaksanakan sesuai dengan penambahan
/pengurangan jumlah tiang dan perubahan panjang tiang. Perubahan mengenai jumlah dan
panjang tiang akan dilakukan setelah loading test selesai dilaksanakan.
Bila terjadi penambahan tiang pada tempat – tempat tertentu karena keadaan setempat yang
diluar dugaan maka penambahan tiang – tiang tesebut menjadi beban pemberi tugas. Dan
penambahan tiang – tiang tersebut harus atas perintah tertulis dari pihak konsultan yang
ditunjukan pada Direksi Lapangan.

n. Pondasi jenis Lain.


Kecuali ditentukan lain, pemborong boleh mengusulkan pondasi jenis lain yang setarap dengan
mutu, dan sebagainya setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

o. PDA test.
Untuk counter check pengujian daya dukung tiang dan integritas tiang pancang
menggunakan test PDA (Pile Driving Analyzer). Jumlah titik tiang minimal 1 tiang
yang sama untuk setap penampang tiang yang diuji static.

p. Posisi dan umur titik Test Tiang

o Titik tiang bor untuk axial, lateral dan PDA test sebaiknya dipilih pada tempat yang paling
krusial dengan nilai pelaksaan yang terburuk. Posisi ini akan ditentukan oleh pemilik
proyek.
o Tiang bor yang diijinkan untuk dilakukan axial, lateral dan PDA test telah berumur 28 hari.
o Pekerjaan pondasi dapat dilaksanakan pada saat proses pelaksanaan loading test dengan
persyaratan jarak keduanya minimum 25 meter dan pelaksanaan pekerjaan pondasi tidak
mengganggu proses pelaksanaan loading test.

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 25


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
E. RANGKUMAN SPESIFIKASI MATERIAL.

Spesifikasi material dalam perencanaan struktur ini dijadikan acuan dalam kendali mutu yang
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan.

Outlines Specification of Material

No. Jenis Material Struktur Mutu Material

a. Beton Struktural
1. Pondasi Bored Pile f'c= 25 Mpa.
2. Pile cap f'c= 25 Mpa.
3. Slab f'c= 25 Mpa.
4. Tangga f'c= 25 Mpa.
5. Sloof f'c= 25 Mpa.
6. Kolom f'c= 25 Mpa.
7. Balok f'c= 25 Mpa.
8. Join Balok Kolom f'c= 25 Mpa.
9. Dinding Beton f'c= 25 Mpa.

b. Baja Tulangan
1. Notasi (Ø) à BJTP 28 - Mutu baja Tulangan Polos fy= 280 Mpa
2. Notasi (D) à BJTS 42 - Mutu baja Tulangan Ulir fy= 420 Mpa

c. Baja Profil
1. Baja WF A36 (ST 37) fy = 240 Mpa
2. Baja Pipa A53 GR.B (STK/SNI 2004) fy = 235 Mpa
3. Angkur Beton A307 (ST-41) fy = 245 Mpa
4. Sambungan Baut HTB A325 fy = 660 Mpa

RENCANA KERJA DAN SYARAT STRUKTUR 26


Perencanaan Prasarana ( Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar )
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
DAFTAR ISI
BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

1. KETENTUAN TEKNIS UMUM

1.1. KOORDINATOR PEKERJAAN UMUM .......................................................... 1


1.2. MATERIAL DAN WORKMANSHIP .............................................................. 1
1.3. DAFTAR MATERIAL ..................................................................................... 1
1.4. NAMA PABRIK / MERK ................................................................................. 1
1.5. SHOP DRAWING .......................................................................................... 2
1.6. SUBTITUSI .................................................................................................. 2
1.7. CONTOH ...................................................................................................... 2
1.8. PROTEKSI .................................................................................................... 2
1.9. GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA ........................................ 2
1.10. DATA SUKU CADANGAN ............................................................................ 3
1.11. BUKU PETUNJUK (MANUAL BOOK) ............................................................ 3
1.12. GARANSI DAN MASA PEMELIHARAAN ...................................................... 3

2. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

2.1. UMUM ........................................................................................................... 3


2.2. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................ 4
2.3. MATERIAL .................................................................................................... 4
2.4. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN ....................................................... 5
2.5. PENGUJIAN DAN DISINFEKSI TEST .......................................................... 8
2.6. PRODUK ...................................................................................................... 10

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL i


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
ELEKTRIKAL & ELEKTRONIK

1. KETENTUAN TEKNIS ELEKTRIKAL


1.1. SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH ............................................... 11
A. PEKERJAAN INSTALASI ........................................................................ 11
B. PRINSIP PERENCANAAN ...................................................................... 11
C. TEKNIS INSTALASI ................................................................................. 16
D. MOTOR LISTRIK ..................................................................................... 22
E. PERALATAN TEKNIS .............................................................................. 22
F. PRODUK ................................................................................................. 32

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL ii


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
BAB I
PEKERJAAN MEKANIKAL

1. KETENTUAN TEKNIS UMUM

1.1. KOORDINATOR PEKERJAAN UMUM


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
didalam proyek ini. Penyediaan material & pemasangan slevees/sparing menjadi tanggung
jawab pemborong.
Melokalisasi/memperinci kesalahpahaman/konflik sesama Pemborong lainnya dilokasi
Proyek ini dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Konsultan Perencana.

1.2. MATERIAL DAN WORKMANSHIP


Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut harus sesuai untuk dipasang didaerah tropis.
Material-material harus dari produk yang berkwalitas baik/tinggi dan dari produksi yang
terbaru.
Untuk material-material yang disebut dibawah ini, Pemborong harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan menunjuk surat order pengiriman dan
katalog/brosure dari peralatan tersebut dari agen / dealer / pabrik.

1.3. DAFTAR MATERIAL


Pada waktu mengajukan penawaran, pemborong harus menyerahkan/ melampirkan daftar
material yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini harus
disebutkan pabrik, maka manufacture dan type lengkap memberi tanda pada brosure /
katalog yang disertakan.
Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat, dan harus
diajukan secara lengkap dan terperinci, tidak boleh sebagian-sebagian (syarat mutlak yang
harus dipenuhi oleh pemenang tender). Daftar harus dibuat dalam rangkap 4 (empat)

1.4. NAMA PABRIK / MERK YANG DITENTUKAN


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama Pabrik/Merk dari satu jenis
bahan/material, maka pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
telah ditentukan. Untuk barang-barang yang harus di-import, segera setelah diyunjuk
sebagai PEMENANG, Pemborong harus secepat mungkin memesanya.
Apabila Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh maka Perencana akan menentukan kemudian,
alternatif merk lain dengan spesifikasi teknis yang sama dengan aslinta/yang ditawarkan.
Minimal setelah 1 (satu) bulan dari penunjukan pemenang, material importir material
bersangkutan yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order
import).

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 1


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1.5. SHOP DRAWING
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, pemborong harus
menyerahkan shop drawing untuk mendapat persetujuan dari konsultan Perencana.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya, literature mengenai uraian-uraian,
diagram pengkabelan, data-data ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat
dari penyalur/service shop atau badan usaha lain yang ditunjuk sebagai TECHNICAL
MAINTENANCE dan menyediakan suku cadang yang lengkap dan dapat me BACK UP
system agar selalu dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
Shop drawing harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang
diajukan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari keseluruhan
sistem. Penyerahan secara beertahap (sebagian-sebagian) tidak akan diperhatikan. Shop
drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.

1.6. SUBSTITUSI
Produk yang disebutkan nama pabriknya, material, peralatan, perkakas, accessories yang
disebutkan nama pabriknya dalam RKS, atau dapat mengajukan produk pengganti yang
setara, disertakan data-data teknisnya secara lengkap unutk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.

1.7. CONTOH
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material instalasi yang akan
dipasang untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana/Direksi.
Semua biaya untuk kebutuhan tersebut adalah tanggung jawab Pemborong.

1.8. PROTEKSI
Seluruh material dan peralatan yang berada dilingkungan proyek sebelum, selama
pekerjaan dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi) Pemborong harus
mengamankan peralatan tersebut memadai.
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan kurangnya pengamanan setelah terpasang, tidak dapat diterima oleh konsultan
Pengawas/Direksi.
Pemborong berkewajiban mengganti yang baru, sesuai dengan aslinya atas biaya
pemborong.

1.9. GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA.


Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar pada
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem
Outlet. Panel/kabinet peralatan, pengabelan dan lain-lainya harus dicantumkan jarak
sebenarnya dari as kolam terdekat pada gambar pemasangan yang sebenarnya (as
insallet),
Titik-titik reveerensi pengukuran untuk menentukan letak perletakan /instalasi harus cukup
jelas yang dilengkapi dengan jarak-jarak ukuran dari titik reverensi tersebut secara jelas dan
invomatif.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 2


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Pemborong pada saat mendekati hari-hari penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan)
harus sudah menyerahkan gambar-gambar sesuai pemasangan sebenarnya (as built
drawing) kepada Konsultan/Direksi sebanyak 1 (satu) set gambar asli.
ITEM PEKERJAAN INI MERUPAKAN SYARAT UTAMA YANG HARUS DIPENUHI DALAM
MASA PENYERAHAN DALAM MASA PENYERAHAN PEKERJAAN.

1.10. DATA SUKU CADANGAN


Pemborong harus memberikan daftar suku cadang daari peralatan yang dipasang secara
terperinci berikut alamat dan nama badan usaha yang merupakan badan keagenan dari
peralatan yang dipasang tersebut kepada Konsultan Perencana/Direksi.
Apabila peralatan yang dipasang tersebut dilengkapi dengan suku cadang harap dibeerikan
tugas sebagai kelengkapan dari penyerahan seluruh pekerjaan.

1.11. BUKU PETUNJUK (MANUAL BOOK)


Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual book) pemeliharaan dan petunjuk cara
mengoperasikan dari peralatan. Manual book/buku petunjuk harus dalam bahasa Indonesia
atau setidak-tidaknya dalam bahasa Inggris.

1.12. GARANSI DAN MASA PEMELIAHARAAN


Semua peralatan yang dipasang harus diberi garansi oleh Agen Tunggal di Indonesia
selama 1 (satu) tahun untuk kesalahan pabrik.
Selama masa garansi seluruh penggantian spare parts dan biaya-biaya lainnya yang terjadi
adalah tanggungan Pemborong dikecualikan kerusakan yang disebabkan oleh Operator atau
keadaan dimana diluar kontrol Pemborong (Force Majeure).
Masa pemeliharaan untuk peralatan dan instalasi adalah 3 (tiga) bulan sejak serah Terima
Pemborong berkewajiban selama masa pemeliharaan memeriksa, memperbaiki dan
melengkapi segala kekurangan yang terjadi, dengan difungsikan peralatan tersebut.
Melaksanan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban (guarantee) sesuai
rencana kerja & persyaratan teknis.
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian /bab/gambar yang lainnya, tetapi
lebih menegaskan permasalahan.
Seluruh pekeerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini, sekalipun item pekerjaan
tersebut tidak disebutkan, akan tetapi merupakan bagian harus dikerjakan dengan sempurna
dan memenuhi persyaratan teknis.

2. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING


2.1. UMUM
1. Instalasi plumbing & sanitary adalah instalasi pemipaan air bersih, air kotor, bekas dan
vent.
2. Semua pekerjaan instalasi plumbing, tersebut harus dilaksanan sesuai Gambar dan
spesifikasi teknisnya, dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh
instansi yang berwenang seperti Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Tenaga
Kerja dan lain-lain.
3. Pemasangan instalasi plumbing harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
4. ditentukan dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia umumnya dan DKI Jakarta
khususnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 3


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.2. LINGKUP PEKERJAAN.
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
1. Sistem pemipaan air bersih dingin
a. Sistem pemipaan air bersih dari Ground reservoir dipompakan ke-roof tank dan dari
roof tank didistribusikan dengan Gravitasi ke lantai 1,2 dan untuk lantai 1 dialirkan
secara secara gravitasi ke jaringan air bersih untuk sanitary yang terdiri dari : closet,
urinoir, wastafel sink dan kran taman.
b. Sistem pemipaan air bersih panas dari water kalorifier ke kran-kran pada wastafel,
shower untuk ruang rawat inap dan ruang perawatan lainnya.
2. Sistem Pembuangan Air Kotor, Bekas dan Vent.
System pemipaan air kotor dari WC, urinoir sampai ke Sewege Treatment Plant dan
pembuangan air bekas dari floor drain, lavatory, kitchen sink disalurkan juga ke Sumur
Resapan, dan pembuangan air hujan dari atap disalurkan ke salurkan ke saluran air
hujan untuk kemudian disalurkan ke sumur resapan.
3. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing
sanitary, beserta pengadaan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Pengujian/
pengetesan terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolik perbagian-bagian dan
selanjutnya pengujian keseluruhan jaringan yang adapada bangunan.
4. Pengujian (test run) system plumbing air bersih, air kotor & bekas secara keseluruhan
jaringan yang ada ada bangunan.
5. Pengangkutan bekas galian, penimbunan kembali dan pembersihan lapangan.
6. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi
7. Bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan spesifikasi tekniknya
tidak dicantumkan secara jelas, misalnya : fitting-fitting dan accessoriesnya.

2.3. MATERIAL
1. Pompa- Pompa

Pengadaan dan Pemasangan Pompa Booster 1 set 2 Unit Pompa c/w panel Control & Asesories
Daya Hisap : 3 Meter (Max)
Daya Dorong : 80 Meter (Max)
Debit Air : 2 x 5 m3/jam
Pressure : 8 Bar (Max)
Inlet : 2 inch
Outlet : 2 inch
Otomatis : Yes

2. Pipa Air Bersih


a. Untuk penyediaan air bersih digunakan pipa “PPR-PN-10” Pabrik Pipa Indonesia.
b. Semua cabang dan elbow harus buatan pabrik.

3. Pipa Air Kotor, Bekas, Vent.


a. Pipa-pipa air kotor, bekas digunakan dari pipa PVC Class AW,
b. Pipa Vent digunakan dari pipa PVC Class AW.
c. Semua cabang harus dibuat dengan cabang Y, elbow harus buatan pabrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 4


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
d. Semua floor drain dan clean out, yang dipasang pada lantai dengan lapisan “Water
proofing” harus dibuat dengan kontruksi yang baik dan benar sehingga dapat
mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.

4. Fitting.
a. Semua fitting-fitting untuk pipa-pipa harus terbuat dari material dan merek yang sama
dengan pipa.
b. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampung yang
berbeda harus digunakan “reducer”
c. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan “long radius”, pelaksana
harus memberitahukan hal ini kepada Direksi Pengawas.
d. Pipa-pipa untuk pengadaan fitting-fitting beserta pemasangan termasuk Dalam biaya
penawaran pipa.
e. Referensi : Wavin, Rucika

5. Valves & Sink Tap


a. Valve untuk semua pipa dari diameter 3” (80 mm) keatas harus disambung dengan
sambungan flange Valve dengan diameter 22” (65 mm) kebawah dapat disambung
dengan sambungan ulir (screw) dan memenuhi JIS standart.
b. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama dengan pipanya.
c. Tekanan valve harus disesuaikan dengan tekanan kerjanya (working pressure)
d. Merek valve (gate/globe/check) : Wavin, Rucika, Paralon
Merek Ball Valve lever handle : Wavin, Rucika, Paralon
Merek Rubber Connector : Wavin, Rucika, Paralon
e. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur lengkap dan diberi tanda pada
brosur tersebut.
6. Clean Out (CO)
Dilengkapi slot terbuat dari zinc, chrome plateld merk: Toto, San-ei, Kakudai.

2.4. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN


1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing, pelaksanaan diwajibkan membuat
gambar kerja (shop drawing) yang diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
Gambar-gambar tersebut antara lain :
a. Penggambaran jaringan pipa air bersih, kotor, vent lengkap dengan hanger/ sipport.
b. Pemutusan pipa/sleeves pada pondasi, pelat beton dan lain-lain.
c. Detail pemasangan setiap sanitary fixtures
2. Pelaksanaan
a. Setelah gambar-gambar kerja (shop drawing) disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, maka pelaksana dapat melakukan Pekerjaan Pelaksanaan.
b. Sebelum melakukan pekerjaan pelaksanaan, pelaksana-pelaksana terlebih dahulu
menyerahkan dokumen-dokumen dari peralatan/material kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Pemasangan Pipa.
• Pipa yang dipasang dan ditanam dibawah/didalam harus mempunyai Kedalaman
80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 5


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
•Apabila dijumpai perletakan pipa melintang jalan kendaraan karena Dalamnya
galian memenuhi syarat (80 cm), maka pipa pada bagian pengurugan teratas
harus dilindungi dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu padapipa, untuk selanjutnya
diurug sampai padat.Konstruksi dipermukaan tanah/jalan bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
• Pipa yang ditanam didalam tanah/tembok lantai, yaitu untuk pipa Mendatar
dan pipa tegak harus menggunakan penggantung (hanger) atau penyangga yang
sesuai dengan diameternya, dimana jarak dan jarak antara support/hanger
disesuaikan agar memudahkan pemasangan terhadap terhadap dinding.
• Bila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi
perlindungan/sleeves yang dibuat dari besi tuang atau pipa baja, antara pipa
dengan besi sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing material.
Pemasangan jaringan-jaringan bahan logam yang tahan karat disesuaikan
dengan kebutuhan yang tahan karat disesuaikan dengan kebutuhan yang tahan
karat disesuaikan dengan kebutuhan dan mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan Pipa
a. Penambahan Pipa.
• Pipa yang dipasang dan ditanam dibawah/didalam harus mempunyai kedalaman
60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.
• Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena Dalamnya
galian tidak memenuhi syarat (80 cm), maka pipa pada bagian pengurugan
teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang
dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak tertumpu pada pipa, untuk
selanjutnya diurug sampai padat, konstruksi dipermukaan tanah/jalan bekas
galian harus dikembalikan seperti semula.
• Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/bertumpu dengan baik.
b. Penimbunan Galian.
• Setelah hasil testing terhadap tekanan dan kebocoran dinyatakan baik dan
benar, maka dilakukan penimbunan tanpa merusak pipa dan merubah letak pipa.
• Penimbunan dilakukan sekeliling dengan pasir urug setebal 10 cm, Kemudian
didapatkan.
• Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok enguat dari beton agar fitting-fitting
tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
• Kemudian diurug dengan tanah bekas galian yang bebas dari puing dan
sampah-sampah.
• Didapatkan dengan hati-hati setiap lapisan sampai mencapai seperti keadaan
semula.
4. Pemasangan Pipa Dalam Bangunan
a. Pipa yang tidak ditanam didalam teneh/ tembok/ lantai, yaitu untuk pipa mendatar
dan pipa tegak harus menngunakan penggantung (hanger) atau penyanggah
(support) tersebut dari dari besi/ baja kanal serta U-klem yang sesuai dengan
diameternya, dimana jarak penggantung/ penyangga yang satu dengan diameternya,

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 6


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
dimana jarak antara support/ hanger terhadap dinding dan
pembongkaran/disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
b. Semua pipa harus dilihat/diklem kuat dengan penggantung/ hanger atau penyangga
(support) yang cukup kokoh (rigid) Pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak
berubah tempatnya, agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran
dengan dan harus sedemikian sehingga masih memungkinkan kontruksi dan expansi
pipa oleh perubahan temperatur.
c. Pipa horizontal harus harus digantung dengan pengantungnya yang dapat diatur
(Adjustable) dengan jarak yang telah ditentukan.
d. Pelaksanaan harus mengajukan Konstruksi dari penggantungnya untuk disetujui oleh
pengawas.
e. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada Kontruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
penembakan atau dengan baut tembak (ramset balt).
f. Pipa vertical harus ditumpu dengan klem (clamp).
g. Penggantung/ penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh
tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapis terlebih dahulu dengan cat
menei/ cat penahan karat.
h. Semua pipa dari besi/baja yang dilapis dengan coated harus dicat dengan dua lapis
cat minyak.
i. Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa
mendapat ijin tertulus dari Direksi Pengawas.
j. Bila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi
perlindungan/sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing material.
k. Pemasangan jaringan-jaringan bahan-bahan logam yang tahan karat disesuaikan
dengan kebutuhan dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
l. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik. Setiap kali pipa tersebut
menembus kontruksi beton.
m. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan Minimum 0,2 cm
dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi diluar pipa
ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
n. Untuk pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai Lapisan kedap
air (water proofing) sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem yang akan
mengikat flaxhing sleeves harus dibuat kedap air dengan mengisinya dengan gasket
atau material lain yang kedap air.
o. Pipa tegak dan mendatar didalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam
didalam tembok/lantai. Pelaksana harus membuat alur-alur lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
p. Kemudian testing terhadap kebocoran dan tekanan.
q. Setelah hasil testing dinyatakan baik dan benar, maka alur-alur/lubang- lubang
ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari luar.
r. Penutupan kembali harus seperti semula, kemudian difinish sehingga tidak terlihat
bekas-bekas dari pembobolan.

5. Pemasangan Pipa Air bekas, kotor, Pipa Vent

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 7


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
a. Untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang memenuhi syarat, maka
pemasanganya pipa air bekas, kotor, vent dan pipa mempunyai kemiringan minimal
2% untuk pipa 4” atau ditentukan lain dalam gambar.
b. Pipa vent harus dipasang sesuai dengan gambar, yang mempunyai vent Cap diatas/
didalam atap bangunan untuk memperoleh ventilasi seluruh sistem dengan sirkulasi
udara secara gravitasi.

6. Penyambungan Pipa
Penyambungan Pipa didalam instalasi plumbing ini harus rapat air.
a. Pipa PPR.
Semua pipa dengan diameter sampai 2 ½” (65 mm) dipakai sambungan ulir (screw),
ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus dibersihkan agar bram/gram yang ada
dipipa hilang sebelum dismbung denganpipa yang lain. Pipa yang disambung dengan
ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berdiameter 3”
(80 mm) keatas harus menggunakan sambungan flens dan diantara flens tersbut
harus dipasang packing untuk mencegah kebocoran.
b. Pipa PVC.
Semua pipa PVC yang akan disambung dengan pipa PVC lainnya atau dengan fitting
sebelumnya, harus dibersihkan terlebih dahulu terhadap kotoran-kotoran, minyak
yang masih menempel pada pipa/fitting tersebut.
Penyambunganpipa PVC harus menggunakan perekat dengan kualitas terbaik
sesuai dengan persetujuan Direksi Pengawas.
c. Untuk pipa air kotor jenis PVC, perubahan arah aliran harus memakai 456 (Tee Y),
long sweep elbow.

7. Pemasangan Clean Out.


Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari atas lantai finis.
a. Pemasangan Floor Drain
Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari atas lantai finish.

b. Support untuk Fixtures dan Alat-alat.


1. Semua fixtures dan alat-alat sanitary harus ditumpu dan ditempatkan
ditempatnya dengan baik dan kuat.
2. Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau
lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut,
setelah alat-alat tersebut terpasang, insert harus tidak kelihatan.
3. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan harus dibuat dengan lapisan
chromium atau nickel, demikian pula cincin/washerm untuk pemasangannya.

2.5. PENGUJIAN & DISINFEKSI TEST


a. Pengujian terhadap tekanan kobocoran.
1. Pengujian ini dilakukan terhadap seluruh instalasi pipa air bersih dan air kotor.
Sistem pengujiannya dilaksanakan melalui dua tahap
▪ Pengujian yang dilakukan perbagian-bagian
▪ Pengujian yang dilakukan terhadap seluruh instalasi/pipa.
2. Peralatan/fasilitas pengujian ini harus disediakan oleh Pelaksana

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 8


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
3. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi Pengawas atau yang dikuasakan untuk
pengujian tersebut serta instansi yang berwenang.
4. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, pelaksanaan harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan melakukan pengujian ulang kembali.
5. Direksi Pengawas berhak meminta pengulangan daripada pengujian bila dianggap
perlu.
6. Semua biaya/fasilitas pengujian atau pengulangan pengujian merupakan tanggung
jawab Pelaksana.
7. Pelaksana harus membuat Berita Acara pengujian

b. Pengujian Pipa Distribusi air Bersih.


1. Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10 – 12 kg/cm Selama 8 jam terus
menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
2. Pelaksana melakukan pengujian terhadap system kerja (trial run) dari seluruh
pekerjaan system instalasi air bersih termasuk juga pompa dan switch boardnya,
sampai seluruh system instalasi bias bekerja dengan baik, benar dan aman.

c. Pengujian Pipa Air Bekas dan Kotor.


1. Pipa-pipa pembuangan harus diuji sebelum peralatan sanitary terpasang dengan
menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk pengisian
air.
2. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 120 menit tanpa
terjadi penurunan air.

b. Disinfeksi
1. Pelaksana harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi terhadap seluruh instalasi
air dan bak penampung air sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
2. Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kedalam system pipa
dengan cara/metode yang disetujui Direksi Pengawas.Dosis chlorine adalah sebesar
50 ppm.
3. Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih Sehingga chlorine
tidak lebih dari 0,2 ppm
4. Disinfeksi terhadap system penyediaan air minum.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 9


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2.6. PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.Pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lainyang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru bisa
menggantikan bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya adalah sebagai berikut :

ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS MERK


Pipa Air Bersih PPR-PN-10 Rucika, Wavin, Paralon
Pipa Air Kotor & Bekas PVC Kelas AW Rucika, Wavin, Paralon
Fitting Air Bekas & Air Kotor Class AW Rucika, Wavin, Paralon
Valve & Accesories Class 125 Psi (10k) Rucika, Wavin, Paralon
Packaged Centrifugal
End Suction 1 Set (2
Pompa) Daya Hisap. 3
Pompa Booster Grounfos, Ebara
Meter (Max). Daya
Dorong. 80 Meter (Max).
Debit Air. 2 x 5 m3/jam

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 10


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
BAB II
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIK

1. KETENTUAN TEKNIS ELEKTRIKAL

1.1. SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

A. PEKERJAAN INSTALASI

a. Ketentuan umum
1. Pekerjaan-pekerjaan yang mencakup dalam bidang keahlian meliputi:
2. Menyediaan seluruh pekerjaan sisitem listrik, instalasi penangkal listrik,
instalasi penangkal petir sehingga dapat beroperasi dengan sempurna.
3. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan
spesifikasi bersifat mengikat.
4. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan
oleh kontraktor instalasi listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi
yang baik dan ditunjang oleh tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman
dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai pemegang/ rekanan instalatur PLN
dengan kelas minimal “C” dan masih berlaku hingga tahun terakhir yang
sedang berjalan.
5. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir
sebagai petunjuk dan juga peraturan-peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standard-standard / “code-code” lainnya yang berlaku secara
Internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebaginya)

b. Lingkup pekerjaan
1. Pengadaan material/ peralatan, pemeliharaan, testing, pengawasan untuk
konstruksi, pemasangan sistem listrik yang lengkap sesuai dengan gambar
perencanaan dan rencana kerja dan syara-syarat teknis.
2. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya Tegangan Rendah (TR)
dari panel bagi bantu (SDP/ Sub Distribusi), Panel Penerangan (LP),Panel
Daya (PP) dan peralatan.
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan stop kontak, stop kontak
daya secara lengkap.
4. Pengadaan dan pemasangan “fixtures” penerangan (unit lampu), stop
kontak biasa / daya (1 fase/ 3 fase) lengkap dengan “plug” dan peralatan
penunjang (accessories).
5. Pengadaan dan pemasangan rak kabel dengan penggantung, penyanggah
dan peralatan penunjangnya.
6. Penggadaan dan pemasangan panel-panel (MDP, SP, LP) didalam maupun
diluar bangunan serta peralatan penunjang lainnya (sesuai dengan gambar
perencanaan).

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 11


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
7. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan peralatan dari alat-alat
kontrol yang peka terhadap tegangan asing dan frekwensi tinggi.
8. Mengadakan “Testing Coomissioning” untuk seluruh peralatan instalasi
listrik, penangkal petir, pentanahan (peralatan, sistem, penangkal petir dan
lain-lain) sesuai rencana kerja dan persyaratan teknis sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari pabrik dan standard-standard lainnya.
9. Membuat gudang, ruang kerja (kantor) serta pengamanannya selama
konstruksi dari bangunan tersebut berjalan.
10. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnya pada saat
berjalannya konstruksi bangunan tersebut berjalan.
11. Menyerahkan manul kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelolan
teknis serta pengadaan training bagi pengelola teknis.
12. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban
(guarantee) sesuai rencana kerja dan persyaratan teknis.
13. Apabila ada hal-hal yang disebut kembali pada bagian/ bab/ gambar yang
lainnya, maka hal ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu
tertahap yang lainnya, tetapi untuk lebih menegaskan permasalahan.
14. Seluruh pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini, sekalipun item
pekerjaan tersebut tidak disebutkan, akan tetapi merupakan bagian yang
harus dikerjakan agar sistem dapat bekerja dengan sempurna dan
memenuhi persyaratan teknis.
15. Mengurus perijinan-perijinan dan membayar, penyambungan daya listrik ke
PLN dan persyaratan-persyaratan lain yang berkaitan erat dengan sistem
kelistrikan yang disyaratkan oleh PLN.

c. Koordinasi pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat di dalam proyek ini. Penyediaan material dan pemasangan slevees/
sparing menjadi tanggung jawab pemborong.
Melokalisasi/ perincian setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
menghindari kesalah pahaman/ konflik sesama pemborong lainnya di lokasi
proyek ini dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/
pengawas lapangan/ konsultan perencanaan.

d. Material dan workmanship


Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh pemborong harus baru dan
material tersebut harus seuai untuk dipasang didaerah tropis. Material-material
harus dari produk yang berkwalitas baik dan dari produksi yang terbaru.
Untuk material-material yang disebut dibawah ini, pemborong harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan menunjukkan surat order
pengiriman dan katalog/ brosure dari peralatan tersebut dari agen/ dealer/
pabrik.
1. Peralatan panel : Circuit breaker, relay-relay, kontraktor, meter-
meter, rotary switch dan lain-lain
2. Peralatan lampu : armature, bola lampu, capacitor, ballast
3. Peralatan instalasi : kotak kontak, saklar dan lain-lain

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 12


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
4. Kabel
5. Peralatan listrik lainnya

e. Shop drawing
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material,
pemborong harus menyerahkan shop drawing untuk mendapat persetujuan dan
konsultan perencana.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-
uraian, diagram pengabelan, data-data ukuran/ dimensi, data pembuatan dan
nama serta alamat dari penyalur/ service shop atau badan usaha lain yang
ditunjuk sebagai “techical maintenance” dan menyediakan suku cadang yang
lengkap dan dapat mem “back up” sistem agar selalu dapat bekerja dengan baik
dan sempurna.
Shop drawing harus diberi catatan dari pemborong, yang menyatakan bahwa
apa yang diajukan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang
disediakan.
Data untuk setiap sistem secara bertahap (sebagian-sebagian) tidak akan
diperhatikan. Shop drawing harus dibuat sebanyak rangkap 4 (empat) set. Shop
drawing yang harus diajukan yaitu :
1. Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN/Generator, sampai dengan
rangkaian akhir
2. Panel-panel daya (PP), panel penerangan (LP), panel utama (SDP), outlet
box dan lain-lain
3. Detail-detail pemasangan lampu
4. Dan lain-lain yang diminta oleh pengawas lapangan/ Direksi

f. Subtitusi
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi.
Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan pada spesifikasi
disertakan data-data teknisnya secara lengkap mendapat persetujuan
konsultan perencana/ Direksi.
2. Produk yang tidak disebut nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya didalam spesifikasi.
Pemborong harus mengajukan secara tertulis nama negara pembuatnya,
nama pabrik yang memproduksinya, katalog dan selanjutnya menguraikan
data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang dipergunakan
adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi dilapangan.

g. Prokteksi
Seluruh material dan peralatan yang berada di lingkungan proyek, sebelum,
selama, pengerjaan dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi).
Pemborong harus mengamankan peralatan tersebut secara memadai.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 13


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan kurangnya pengaman setelah terpasang, tidak
dapat diterima oleh konsultan pengawas/ Direksi. Pemborong berkewajiban
mengganti yang baru, sesuai dengan aslinya atas biaya pemborong.

h. Access opening
Pemborong harus menyediakan “Access Opening” (bukaan) pada tempat-
tempat tertentu guna pemeliharaan instalasi listrik.
Bukaan (access opening) pada konstruksi bangunan seperti pada dinding,
plafond, lantai beton (atap bangunan) atau dibutuhkan pada lain bagian. Bukaan
tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat dan estatis pada
permukaannya serta penutup tersebut dapat dilepaskan/ dibuka/ dipindahkan
tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.

i. Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan dari pabrik sudah mengalami pengecatan dan
tambahan pengecatan dilapangan tidak dipersyaratkan maka permukaan yang
mengalami cacat-cacat gesek harus diperbaiki atau dilakukn pengecatan
kembali untuk mendapatkan hasil pengecatan yang seragam dan sempurna.
Apabila peralatan yang seharusnya dicat tetapi tidak dicat dari pabrik, maka
pemborong berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengecatan material
tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel seluruhnya harus dicat
dasar (prime coating) dan diberi car akhir (finishing paint). Penentuan jenis
warna dan merk cat, sebelumnya harus diminta persetujuan dahulu dari
konsultan perencana/ Direksi.
Pengecatan untuk panel listrik sebelum dilaksanakan pengecatan harus
dilakukan dahulu pelapisan anti karat dengan cara “Galvanized Cadmium
Plating” atau “Zincromatic Primer” dan dicat bakar.

j. Papan nama
Seluruh kabinet, panel listrik, penutup daya (Circuit breaker), saklar dan bagian-
bagian lain peralatan jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, maka harus dibuat
papan nama untuk mengindikasikan/ mengindentifikasikan/ penggunaan/ nama
dari peralatan tersebut.
Papan nama harus dibuat dari plat plastik dengan huruf timbul. Untuk
keseluruhan, papan nama harus berukuran maxsimal tinggi : 1,5 inch (3,81 cm)
dengan lebar seperlunya dan ukuran minimal yang disyaratkan tinggi : 1,0 inch
(2,54 cm) dan ketebalan plat minimum : 3 mm.

k. Data suku cadang


Pemborong harus memberikan daftar suku cadang dari peralatan yang dipasang
secara terperinci berikut alamat dan nama badan usaha yang merupakan badan
keagenan dari peralatan yang dipasang tersebut kepada konsultan perencana/
Direksi. Apabila peralatan yang dipasang tersebut dilengkapi dengan suku

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 14


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
cadang harap diberikan kepada pemberi tugas sebagai pelengkap dan
penyerahan seluruh pekerjaan dan pemborong berkewajiban memberikan daftar
harga suku cadang tersebut.

l. Peraturan hak patent


Pemborong harus melindungi pemberi tugas terhadap klaim atau tututan, biaya
atau kenaikan harga yang diakibatkan oleh keadaan perusahaan/ agen/
distributor peralatan bersangkutan dalam hubungan merk dagang atau nama
produksi, baik hak cipta pada semua material peralatan yang dipergunakan
pada proyek ini.

m. Kebersihan
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/ sampah dan sisa-sisa
material tidak dipakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan
tiap-tiap bagian secara teratur dan rapuh.

n. Built in insert, sleeves dan perlengkapannya


Mengetahui insert, sleeves, dan perlengkapi lainnya untuk keperluan built in
dalam beton atau pekerjaan konstruksi lainnya, lengkap dengan keterangan
konstruksi, dimensi, lay out dan keperluan informasi lainnya untuk pekerjaan
bersangkutan.

o. Gambar-gambar
Gambar lisrtik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dari keperluan instalasi listrik, instalasi harus menyesuaikan dengan
kondisis setempat. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan
dengan konstruksi dan detail akhir pelaksanaan, sedangkan gambar-gambar
lainnya harus berkaitan dengan detail yang berhubungan dengan masing-
masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh pekerjaan yang
dikerjakan dengan “Shop Drawing/ Detail Drawing” dan disetujui dengan
konsultan pengawas/ Direksi.
Pemborong wajib memeriksa terhadap kemungkinan-kemungkinan dari
kesalahan/ ketidak cocokan, baik dari segi besaran, kapasits, fisik maupun
pemasangan dan lain-lain.
Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknik maupun fisik, hal ini harus
segera disampaikn secara tertulis 4 (empat) hari sebelumnya dilakukan
penjelasan pekerjaan (anwijzing). Bila hal ini tidak segera diberitahukan kepada
konsultan perencana/ Direksi maka hal-hal yang menyangkut kekurangan harga
barang/ materal (“Unit Price”) adalah tanggung jawab pemborong.

p. Perihal iklim
• Temperatur luar ruangan berkusar antara 240 C s/d 340 C pada curah hujan
yang tinggi
• Temperatur dalam ruangan berkisar antara 240 C s/d 340 C dengan
kelembaban 90 %.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 15


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
• Seluruh peralatan harus tahan terhadap pengoperasian secara terus
menerus (continue) pada temperatur 500 C dengan temperatur rata-rata 300
C untuk periode 24 jam.
• Seluruh peralatan harus tahan terhadap iklim tropis.

B. PERINSIP PERENCANAAN

a. Prinsip distribusi
1. Sistem pelayanan untuk distribusi listrik adalah sebagai berikut :
Satu daya dari PLN TR. 220/380 V.
Disrtibusi TR (Tegangan Rendah) 220/380 V secara radial dari Panel Utama
Tegangan Rendah (PUTR) didistribusikan ke Panel Bagi Pemnabtu (SDP)
setiap bangunan/ panel-panel daya, Panel Penerangan (LP) melalui kabel
(NYY).

2. Kareakteristik tegangan rendah 220/380V, distribusi daya untuk penerangan


dan peralatan terbagi 2 (dua) sistem suplay daya yaitu:
a. Suplai sepenuhnya dari PLN.
b. Suplai GENSET

3. Fluktuasi tegangan yang dijinkan untuk penerangan sekitar 3 % dan untuk


mesin-mesin sekitar 2 %.

b. Pengaman sistem listrik (prokteksi)


1. Seluruh sistem listrik harus dilengkapi dengan pengaman terhadap hubung
singkat dan beban lebih pada seluruh panel atau disebut lain pada gambar.
2. Seluruh bagian dari material yang terbuat dari metal pada peralatan listrik
harus dihubungkan dengan sistem pentanahan sirkuit listrik dan seluruh
panel masing-masing harus dilengkapi dengan elektroda pentanahan

C. TEKNIS INSTALASI
a. Instalasi listrik
1. Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan SII dan SPLN.
Semua kabel harus baru dan jenis ditandai mengenai ukuran, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintal lainnya. Semua kabel dengan penampang diatas 6
mm2 harus terbuat secara dipilih (stranded). Instalasi listrik harus
berpenampang minimal 2 ½ mm2.
Kecuali disyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah :
a. Untuk instlasi penerangan, stop kontak dan instalasi lain dalam pipa
dengan daya kecil dan ada pada ruangan kering digunakan kabel NYA.
b. Untuk kabel distribusi dalam ruangan digunakan kabel dari type NYY atau
disebut lain pada gambar

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 16


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Seluruh kabel harus dalam GS plain conduit yang disesuaikan dengan
ukuran kabel bersangkutan, kabel trench, rak kabel dan harus diklem atau
disebut lain pada gambar.

2. Splice/pencabangan
Tidak diperkenankan adanya “splice” atupun sambungan dalam pipa/ saluran
cabang maupun feeder utama kecuali pada outlet atau stop kontak
penghubung yang dapat dicapai (accessible). Sambungan pada kabel sirkuit
cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara listrik dengan
cara-cara “solderless connector”. Untuk penyambung dengan sistem “soldered
atau compression” harus digunakan peralatan sambung yang benar-benar
digunakan untuk kebutuhan itu, peralatan tersebut harus dilampirkan data
teknis dan brosur serta diajukan dahulu kepada konsultan perencana/ Direksi
untuk mendapat persetujuan penggunannya. Dalam penyambung dengan
sistem soldered atau compression harus benar-benar tertutup rapat dan tidak
boleh ada kebocoran (leak proof) serta dijamin tidak akan lepas bila ada
getaran.

3. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splica, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splica case compaction dan lain-lain harus
dari type yang direkomendasi/ disetujui untuk : penggunaan, lokasi, tenaga
kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-lain, oleh instansi yang berwenang (PLN),
perwakilan pemerintah setempat dan/ atau manufacturer.

4. Penyambungan kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak
penyambungan yang khusus digunakan untuk itu (junction box dan lain-
lain). Pemborong harus diberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada konsultan
perencanaan/ Direksi.
b. Warna kabel atau indentitas lain pada kabel yang akan disambung, antara
yang satu dengan yang lainnya harus sama dan harus diadakan
pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh konsultan
perencana/ Direksi.
c. Penyambung kabel tembaga harus menggunakan penyambungaan -
penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat.
Penyambung-penyambung harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambung kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/
porcelen yang khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus digunakan bila diperlukan untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya
temperatur dari pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 17


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
g. Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja tebal 3 mm setinggi maksimal 2,50 meter.

5. Saluran penghantar dalam bangunan


a. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung
saluran penghantar (conduit) di pasang diatas ceiling tidak boleh
membebani ceiling.
b. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan electrical metal pipa
dengan diameter minimum ¾ inch. Setiap pencabangan ataupun
pengambilan keluar harus menggunakan juction box yang sesuai dan
sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di
dalam juction box.
c. Ujung pipa yang masuk kedalam panel dan juncti on box harus dilengkapi
dengan “socket/lock nut”, sehingga pipa tidak mudah tercantum dari
panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada
ketinggian 2 meter dari muka lantai, harus dimasukkan pada pipa metal
dan pipa harus diklem pada dinding dengan jarak antar masing-masing
klem 50 cm.
d. Jumlah pipa keluar dari panel harus dilebihkan 20 % dari jumlah sirkuit
yang dikeluarkan dari panel bersangkutan dengan line cadangan (blind
pipe).

6. Instalasi saklar kotak kontak (outlet)


a. Saklar
Saklar-saklar dari type recker mekanisme dengan rating 10 A, 250 V pada
umumnya dipasang inbow terkecuali disebut lain pada gambar.
Jika ditentukan lain, saklar-saklar tersebut bingkainya harus dipasang rata
pada tembok, ketinggian letak saklar 150 cm dari muka lantai atau ditentukan
lain pada gambar. Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak
sambung yang diperuntukkan untuk itu, type pemasangan harus dipilih dari
type pemasangan menggunakan skrup (screw), tidak boleh type cakar (claw).
Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang bersekatan.
b. Stop kontak
Stop kontak adalah type yang memekai terminal pentanahan (earthing
contact) dengan rating 10A/16A 250 V (1fase) dan 25A/32A, 500 V (3 fase).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding (flush mounting
type) dengan ketinggian 30 cm dari permukaan lantai atau disebut lain pada
gambar.

7. Instalasi fixtures penerangan


a. Umum
Fixtures penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus
dibuat dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan
pekerjaannya harus rapi dan baik, tebal pelat baja yang dipakai untuk fixture
minimal 0,8 mm. Pemborong harus menyediakan conto-contoh dari semua
fixtures yang akan dipasang kepada konsultan perencana/ Direksi untuk

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 18


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
disetujui.Seluruh peralatan fixtures penerangan beserta armature adalah
kwalitas phillips atau .

b. Kabel-kabel untuk fixture


Kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain, kabel-kbel untuk “fixture” harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil
dari 2,5 mm2, kawat harus dilindungi dengan “tape”atau “tubing” disemua
tempat dimana mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantung rantai atau pemasangan/ perencanaan
fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu
armature dan penggantungan, dan harus terus menerus mulai kontak
sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature
lampu.Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak
merusak kabel.

c. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar.Untuk lampu fluorescent type TL memakai
dari jenis coolday light. Semua lampu fluorescent atau lainnya memerlukan
perbaikan faktor gaya harus dilengkapi dengan capasitor. Dalam spesifikasi
ini besarnya microfarad dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu
ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil dari power factor menjadi
sekurang-kurangnya 0,85.

8. Instalasi/konsuksi panel
a. Kabinet
Kabinet untuk Panel Induk, panel Pompa dan taman harus dibuat dari plat
baja dengan tebal minimal 2,00 mm, atau dibuat dari bahan lain seperti
polyester atau kabelita. Kabinet untuk “Panel Board” mempunyai ukuran
yang profesional seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya
sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau menurut kebutuhan
sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame/ rangka panel harus di grounding/ ditanahkan. Pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memesang, mendukung dan meyetel
“Panel Board” serta tutupnya.
Kabinet dengan kabel-kabel “Trought Feader” harus diatur sedemikian
rupa sehingga saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch
circuit panel board.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci, dengan sistem
MASTER KEY.

b. Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel-panel board listrik, harus

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 19


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
dibuat tahan karat dengan cara “Galvanized Plating” atau dengan “Zink
Chromate Primer”.
Selain yang disebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu
sebagai berikut :
1. Bagian dalam dari box dan pintu
2. Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadnium plating tak perlu
dicatkalau seluruhnya terendam, dipakai zink chromate primer harus
dicat dengan cat bakar.

c. Pemasangan kabel
Pemasangan kabel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam
panel dengan mudah dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/ type
panel. Maka bila dibutuhkan alas/ pondasi/ penutup/ penggantung maka
pmborong harus menyediakan dan memasangnya sekalipun tidak tertera
pada gambar.

d. Panel distribusi
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan.
Panel distribusi utama dari jenis in door type terbuat dari bahan plastik.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang baku, yang dapat
mempertahankan strukturnya oleh stress mekanis yang pada waktu
hubung singkat, rangka ini secara konstruktif tertutup pelat-pelat penutup
(metal closed) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk
mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan
bagian-bagian yang tertegangan sesuai dengan persyarata PUIL / LMK /
VDE / BS / DIN untuk peralatan yang tertutup.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan percikan air.
Semua material dan tombol tranfer yang disyaratkan dikelompok pada
satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
Semua panel diletakkan di shaft-shaft panel dan ruang-ruang panel yang
diperuntukkan untuk itu seperti terter pada gambar.

e. Papan nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama, pada pintu pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama pada pemutusan dan dapat dilihat dengan
mudah . Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutusan daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop drawings.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 20


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
f. Busbar/rel
Busbar minimal harus dari bahan tembaga, dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 1977).
Semua busbar/ rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang
disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur
750 C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3
phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan
sebuah bus pentanahan yang selanjutnya diklem dengan kuat pada trem
panel dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan dari peralatan yang
perlu dipertanahkan.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran-
ukuran dari bus-bus dan susunannya. Ukuran dari bus-bus harus
mempunyai ukuran yang sama sepanjang panel dan harus disediakan
cara untuk penyambungan dikemudian hari.

g. Terminal dan mur baut


Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup
dengan menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut
yang divertin (atau stainless) dengan ring tembaga.

h. Cabang/ penyambung dikemudian hari


Bila ada gambar dinyatakan adanya cabang maka ruangan-ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan,
pendukung dan sebagainya untuk peralatan yang dipasang dikemudian
hari, dapat berupa equipment busbar, switch, circuit breaker dan lain-lain.

i. Alat-alat ukur
Panel Induk harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type “Moving Iron Vane Type” khusus untuk
panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan
getar, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier
dan ketelitian 0,3 %.
Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (voltmeter selector switch) harus
ditandai dengan jelas.

j. Kabel-kabel pengontrol
Kabel-kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang dipabrik/ bengkel
secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt PVC.

k. Peralatan pemutus daya


Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type drawout type
tanpa minyak dengan sikring pembatas arus, pemutus daya dengan

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 21


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
rumah tuangan (mouldedcase) dilengkapi dengan sikring pembatas arus
dan pemutus sikring. Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai
dengan sikring berkapasitas interupsi 100 KA, minimal pemutus sikring
harus dari type membuka dan menutup dengan cepat.

l. Pilot lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T
2. Pilot lampu untuk push button on/of, untuk menyatakan sistem telah
on atau off.
3. Pilot lampu untuk remote control pada panel , untuk menyatkan sistem
telah menjalankan/ memberhentikan sistem yang diinginkan.
Penyediaan pilot lampu yang disebutkan diatas merupakan keharusan
biarpun pada gambar-gambar tidak disebutkan/tertera.
Warna-warna untuk pilot lampu ;
1. Untuk phase R : warna merah
2. Untuk phase S : warna kuning
3. Untuk phse T : warna hijau
4. Untuk hantaran netral : warna biru
5. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push button atau
dengan saklar ataupun time switch, menyatakan sistem on
: warna merah
6. Untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau

D. MOTOR LISTRIK
a. Ketentuan umum
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, PUIL, BS baik dalam segi
proteksi, isolasi, pengaman, cara operasi, pemasngan dan lain-lain.
b. Persyaratan motor-motor
untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – 1 fasa/ 2 fasa.
2. 2 KVA keatas – 3 fasa, terkecuali disebut lain oleh pabrik (manufacturer).
c. Motor starter
Untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – starting langsung (direct on line motor starter)
2. 2 KVA ketas – starting dengan hubungan bintang segi tiga otomatis (stardelta
motor starter), trafo otomat (auto transformer) atau yang ekivalen.

E. PERALATAN TEKNIS
a. Peralatan breaker
1. Circuit breaker
Circuit breaker 100 A – 800 A guna penggunaan pengaman distribusi utama
pengaman motor atau disebut lain pada gambar harus dari type “Moulded
Case” tifa fasa Quick make dan quick break.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 22


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Circuit Breaker 4 A – 63 A, 3 fasa / 1 fasa guna pengaman sirkuit penerangan,
instalasi kotak kontak biasa atau disebut lain pada gambar dapat digunakan
MCB/NFB.

a. Data Circuit Breaker Utama adalah sebagai berikut :


Type : Withdrawable Air
Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) : lihat AF gambar perencanaan
Breaking Cap. (KA rms) : 50 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Ampere meter pengukur (R, S, T dan Total)
3. Indikasi beban, kontrol dan fault
4. Motorized Operation
5. Interlocking Fasility (Electrical operating mecanism)
6. Under Voltage release
7. Pengaman hubung singkat dengan setting

b. Data Circuit Breaker Utama (suplai genset) adalah sebagai berikut


Type : Withdrawable Air
Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :4
Rating Amp (40 deg.C) : AF
Breaking Cap. (KA rms) : 50 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Ampere meter pengukur (R, S, T dan Total)
3. Indikasi beban, kontrol dan fault
4. Motorized Operation
5. Interlocking Fasility (Electrical operating mecanism)
6. Under Voltage release
7. Pengaman hubung singkat dengan setting

c. Data Circuit Breaker Utama PP (Panel Daya), LP (Panel Penerangan),


Circuit cabang atau kebutuhan lain seperti disebut lain pada gambar
adalah sebagai berikut :
Type : Mulded Case Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 23


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) :125AF,160AF,250AF,400AF,
660AF, 800AF
Breaking Cap. (KA rms) : 35 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Indikasi beban, kontrol dan fault
3. Under Voltage release
4. Pengaman hubung singkat

d. Data Circuit Breaker untuk sirkuit penerangan, sirkuit kotak kontak biasa
dan sirkuit lainnya untuk suplai daya dibawah 2 KVA atau disebut pada
gambar.
Type : Mini Circuit Breaker/ Nofuse
Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) : 1/3
Rating Amp (40 deg.C) : 6,10,16,25,32,40,50,63,80 Amp.
Breaking Cap. (KA rms) : 15 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Fixed trip AMP)
2. Pengaman hubung singkat

2. Power contractor
Magnetic contractor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.
Kumparan contractor harus sesuia untuk tegangan 200 Volts, 50 Hz dan tahan
bekerja kontinue pada 10 % tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula
menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.
Contractor harus type heavy duty, kemampuan minimal making current
sebesar 15 x arus nominal dan kemampuan electrical operation sebanyak
1.000.000 kali.
Type : Air Insulation Contractor (NO/NC)
Tegangan kerja : 220 V (± 5 %)
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) : 10, 12, 16, 22, 30, 40, 55 atau disebut lainpada
gambar
Breaking Cap. (KA rms) : 5 KA
Dilengkapi dengan :
1. Thermal Over Load Relay pada setiap fasa
2. 2 uxilary contact no/nc

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 24


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Note : pada panel LP/PP contractor yang berfungsi memisahkan busbar non
emerergency dengan busbar semi emergency dipilih harus type NC

b. Armature lampu / fixtures


LED, 8W/ 220V 50/60hz, On/Off, Color temperature : 4000K, life time :
LED Downlight 50,000hrs, Degree : 80deg ,CRI : >80, luminous flux : 1100 lm, lumen Protection
1 DL-01
E27 class : IP20, Warranty : 1 years, Overall height
100 mm, Overall diameter 100 mm, Color White Trim

LED, 24W/ 220V 50/60hz, On/Off, Color temperature : 4000K, life time :
LED Downlight 50,000hrs, Degree : 80deg ,CRI : >80, luminous flux : 1100 lm, lumen Protection
2 DL-02
E27 class : IP20, Warranty : 1 years, Overall height
100 mm, Overall diameter 200 mm, Color White Trim

c. Ballast
Ballast harus leakproof, mempunyai temperatur kerja rendah, noisless, housing ballast
dari polyester/ metal dengan kwalitas tinggi. Untuk lampu FL dengan 2 lampu
digunakan masing-masing 1 ballast (ballast harus digunakan dari type anti
stroboscopic). Rated tegangan 220 V, 50 Hz, cos phi 0,7 – 0,8. Setiap ballast harus
dilengkapi dengan terminal connection. Ballast harus dari produksi Setra Phillips.

d. Starter
Starter untuk lampu flourescent harus mempunyai relai bility cukup tinggi. Terbuat dari
high quality white polycarbonat, rating dari starter disesuaikan dengan besar/ daya
lampu yang dipasang.
Merk : Phillips atau

e. Kabel
Kabel TR yang digunakan pada proyek terdiri dari :
NYF GbY memiliki pelindung lembaran pita baja yang melindungi kabel penghantar
dari gangguan mekanis, standard SII 0211-78/SPLN 302.
Susunan : penghantar tembaga, isolasi PVC bag. Dalam, pita baja, isolasi
PVC bagian luar.
Penggunaan untuk instalasi dibawah tanah yang tidak memerlukan pengaman kabel
khusus : panel utama TR di R. Genset ke panel PP.LP. Taman, dan lain-lain.
Susunan : Penghantar tambaga,isolasi PVC bag. Dalam, isolasi bagian luar.
Penggunaan : Instalasi luar dengan pengaman khusus, instalasi distribusi
dalam bangunan, instalasi dalam “duct/parit kabel”
Contoh : dari MPRS ke SP, LP, CP dan lain-lain
Fire Proof Coble : Mempunyai pelindung khusus terhadap bahaya kebakaran/ api
(7500c – 3 jam) standard IEC 331, BSC – P 1003
Penggunaan : instalasi daya untuk Electric Fire Pump.

f. Instalasi hubungan pentanahan

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 25


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1. Ketentuan umum
Pemasangan instalasi pentanahan harus disesuaikan dengan peraturan PLN/PUIL
edisi terakhir/ ketentuan lain dari intalasi berwenang setempat serta harus diikuti
seluruh spesifikasi yang tertulis beserta gambar kerja yang ada. Seluruh pekerjaan
hubungan instalasi pentanahan harus mendapat persetujuan dahulu dari konsultan
perencana/ Direksi sebelum pelaksanaan.

2. Sistem pentanahan
Seluruh bagian yang tidak bertegangan harus berhubungan dengan sistem
pentanahan batang tembaga diameter “3/4” ditanam sedalam minimal 6 meter
atau sampai didapat pentanahan tanah maksimal 3 ohm pada musim kemarau.
Material-material yang harus dihubungkan dengan sistem pentanahan adalah
sebagai berikut :
a. Motor-motor
b. Seluruh panel-panel
c. Kotak kontak
d. Peralatan yang terbuat dari metal
e. Seluruh peralatan electronc
f. Dan lain-lain
Kawat penghantar adalah kawat berisolasi dengan diameter minimal 10 mm 2.
Sistem pengukuran harus digunakan dengan sistem yang direkomendasikan oleh
PLN atau peraturan instalasi setempat yang berwenang didalam hal ini.
Pentanahan untuk masing-masing kecuali untuk sistem pentanahan panel harus
terhubung satu sama lain.Persyaratan teknis pemasangan

3. Persyaratan instalasi
a. Pemborong secepatnya diharusnya meneliti semua dimensi-dimensi setelah
mendapat Surat Perintah Kerja agar dengan segera dapat mengajukan
kepada konsultan perencana/ Direksi segala perubahan-perubahan,
penyesuaian dan dapat diatur kembali agar semua peralatan dalam sistem
dapat bekerja sesuai rencana serta bekerja sebaik-baiknya (optimum).
Pemborong diwajibkan membuat lay out dari peralatan dengan tepat dan
disertakan pula koordinat-koordinat dari peralatan yang akan dipasang
tersebut karena pemborong bertanggung jawab penuh atas ketelitiannya.

b. Pemborong harus berkonsultasi dengan pemborong lain dan Direksi sebelum


memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, conduit, hanger, peralatan dan
sebagainya. Seluruh pemasangan instalasi pipa instalasi, kabel-kabel instalasi
dan peralatan listrik lainnya adalah tanggung jawab pemborong sepenuhnya
terhadap tabrakan dan crossing dengan peralatan dari pemborong lain dan
kesemua itu harus diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan saling
perselisihan. Apabila terjadi perselisihan paham diantara pemborong maka
keputusan akhir sepenuhnya ada ditangan Direksi dan keputusan Direksi
adalah mutlak tidak dapat diganggu gugat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 26


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
c. Seluruh pemasang instalasi yang dilaksanakan diatas bangunan harus
dipenuhi seluruh ketentuan-ketentuan dari Dep. Tenaga Kerja, yang erat
kaitannya dengan keselamatan kerja. Peralatan-peralatan yang seharusnya
disediakan dalam pekerjaan-pekerjaan berbahaya harus sepenuhnya
disediakan oleh semua pemborong, pengawas/ Direksi tidak bertanggung
jawab penuh bila terjadi kecelakan yang diakibatkan oleh keteledoran
pemborong dengan tidak menyediakan fasilitas-fasilitas keamanan kerja
tersebut teratas.

d. Semua bahan instalasi dan peralatan instlasi sebelum dibeli atau dipesan atau
masuk kedalam proyek diajukan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas/
Direksi untuk disetujui. Apabila diketemukan bahan/ alat instalasi yang
menurut Direksi/ Pengawas tidak dapat digunakan di proyek dan belum
mendapat persetujuan, maka Direksi/ pengawas mempunyai wewenamg
secara mutlak mengeluarkan bahan/ peralatan instalasi tersebut dari dalam
proyek.

4. Pemasangan peralatan
a. Panel-panel listrik
Panel pada umumnya dengan ketinggian 1,80 meter terpasang secara “Free
Standing” sedangkan panel dengan tinggi kurang dari 1,50 meter terpasang
menempel pada dinding dengan penguatan setempat pada dinding/ rangka
tersendiri yang menuju pada lantai.
Seluruh sirkuit cabang dari panel pada umumnya keluar pada sisi atas panel
atau disebut lain pada gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS PANEL LISTRIK


Komponen Utama : Schneider
Box Panel : Standard
Finishing Box : Cat Powder Coating
Warna / Code Cat RAL 7032
Tebal Plate 1,5 - 2.mm (Indoor) Tebal
Plate 2 - 3.mm (Outdoor)

NO
DESCRIPTION TYPE BRAND QTY
.
1 MDP
SURGE ARRESTER PLN & GENSET
1 PF65 3P+N, 65kA, 230/400V, 1,5kV A9L15586 Schneider 1 Pcs
INCOMING PLN
1 MCCB 3P 224 - 63A, 50KA CVS 400N + TM320D + LV540318 Schneider 1 Pcs
OUTGOING
1 MCCB 3P 22.4-32A, 36KA CVS 100F + TM32D + LV510332 Schneider 4 Pc

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 27


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
ACCESSORIES
1 Fuse 1P 6A Catridge FH32SL Howig
2 Pilot Lamp RST 220VAC o22mm Howig 3 Pcs
3 Current Transformer 400/5A 1CCCY3B4 CIC 3 Pcs
4 Ampere Meter CT/5A (0-4000A) 96 x 96 1CCAM905 CIC 3 Pcs
5 Volt Meter 0-500V 96 x 96 1CCAV950 CIC 1 Pc
6 Volt Meter Selector Switch 7Position HSV - 48 Howig 1 Pc
7 CU Busbar RST,E CU 15 x 3 Luvata/Import 1 Lot
8 Material Assembly Varian CCU 1 Lot
FREE STANDING
9 BOX - 2000(H) x 1600(W) x 800(D)
IP44 - INDOOR
Standard 1 Unit

2 PP - 1
SURGE ARRESTER
1 PF40 3P+N, 40kA, 230/400V, 1,5kV A9L15688 Schneider 1 Pc
INCOMING
2 MCCB 3P 22.4-32A, 36KA CVS 100F + TM25D + LV510331 Schneider 1 Pc
OUTGOING
3 MCB 1P 6A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 2 Pcs
4 MCB 1P 10A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 5 Pcs
5 MCB 3P 20A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 4 Pcs
ACCESSORIES
1 Fuse 1P 6A Catridge FH32SL Howig 3 Pcs
2 Pilot Lamp RST 220VAC o22mm Howig 3 Pcs
3 Current Transformer 50/5A 1CCCY305 CIC 3 Pcs
4 Ampere Meter CT/5A (0-4000A) 96 x 96 1CCAM905 CIC 3 Pcs
5 Volt Meter 0-500V 96 x 96 1CCAV950 CIC 1 Pc
6 Volt Meter Selector Switch 7Position HSV - 48 Howig 1 Pc
7 CU Busbar NRST, E CU 15 x 3 Luvata/Import 1 Lot
8 Material Assembly Varian CCU 1 Lot
9 BOX - 800(H) x 600(W) x 250(D)
WALL MOUNTING IP44 -
Standard 1 Unit
INDOOR
3 PP - 2
SURGE ARRESTER
1 PF40 3P+N, 40kA, 230/400V, 1,5kV A9L15688 Schneider 1 Pc
INCOMING
2 MCCB 3P 22.4-32A, 36KA CVS 100F + TM25D + LV510331 Schneider 1 Pc
OUTGOING
3 MCB 1P 6A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 2 Pcs
4 MCB 1P 10A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 5 Pcs
5 MCB 3P 20A, 10KA IC 60H + A9F84110 Schneider 4 Pcs
ACCESSORIES

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 28


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
1 Fuse 1P 6A Catridge FH32SL Howig 3 Pcs
2 Pilot Lamp RST 220VAC o22mm Howig 3 Pcs
3 Current Transformer 50/5A 1CCCY305 CIC 3 Pcs
4 Ampere Meter CT/5A (0-4000A) 96 x 96 1CCAM905 CIC 3 Pcs
5 Volt Meter 0-500V 96 x 96 1CCAV950 CIC 1 Pc
6 Volt Meter Selector Switch 7Position HSV - 48 Howig 1 Pc
7 CU Busbar NRST, E CU 15 x 3 Luvata/Import 1 Lot
8 Material Assembly Varian CCU 1 Lot
9 BOX - 800(H) x 600(W) x 250(D)
WALL MOUNTING
Standard 1 Unit
IP44 - INDOOR

b. Kabel-kabel feeder
Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemborong diharuskan membuat
gambar lay out dari jalur kabel tersebut secara jelas dan terperinci peralatan
penunjangnya, detail-detail penyanggah, elevasi, koordinat, jarak dari titik-titik
referensi agar memudahkan dikemudian hari dalam membuat gambar-gambar
terlaksana (as-built drawing).
Pemborong diharuskan memberikan tanda-tanda dari jalur kabel feeder
tersebut secara jelas bilamana feeder dari kabel tersebut tidak terlihat secara
langsung oleh mata, setidak-tidaknya pemilik dapat menduga dengan tepat
bilamana diadakan pembongkaran meterial yang menutup feeder tersebut.
Pemasangan kabel feeder diatas plafond harus diletakkan pada kabel yang
terpasang menggantung pada plat beton lantai diatasnya, untuk kabel feeder
yang diletakkan didalam shaft listrik harus secara rapih terpasang dalam klem
setiap 0,50 meter.
Penyambung ditengah panjang kabel feeder sebaiknya dihindarkan sekalipun
penyambung tersebut memenuhi persyaratan teknis dari sistem
penyambungan. Kecuali hanya berlaku bagi kabel feeder yang panjangnya
melebihi panjang kabel dalam 1 (satu) drum/ gulungan.
Setiap pembelokan kabel harus diperhitungkan terhadap keadaan
sekelilingnya dari radius dari belokan tidak boleh kurang dari 15 x diameter
kabel.
Setiap pencabangan dari kabel utama harus dilakukan dipanel, tidak
dibenarkan dilakukan pencabangan ditengah jalur kabel feeder tersebut.
Pada ujung-ujung kabel feeder yang masuk pana panel harus disediakan
cabang/ spare panjang kabel secukupnya dengan sedikitnya menekuk/
dibuatkan loop agar memudahkan bila terjadi penggeseran panel/ gangguan
pada ujung panel yang berakibatkan kabel feeder harus dipotong.

c. Angkur, kelos, trobosan, rangka dan rak besi


Setiap pemasangan angkur, kelos, terobosan (pembobokan) kesemuanya
harus betul-betul dikoordinasikan dengan pemborong sipil agar pemasangan
dari material tersebut terpasang dengan baik dan kokoh serta letaknya dapat
di sepakati bersama sebelum pemasangan dari material-material tersebut

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 29


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
diatas dilaksanakan terlebih dahulu harus dibuatkan gambar rencana kerja
untuk disetujui oleh konsultan pengawas dan Direksi.

5. Pengujian / testing
a. Ketentuan umum
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai
hasil yang baik dan optimum sesui persyaratan dari PUIL, LMK, PLN dan
Pabrik.
Bilamana diperlukan oleh Direksi pengujian dilaboratorium, pemborong harus
menyediakan peralatan yang harus diuji tersebut dan kesemua biaya
pengujian ditanggung oleh pemborong.
b. Tahap pengujian
1. Pengujian Swicth Gear (Circuit Breaker, LBS dan sebagainya). Sebelum
diberikan aliran listrik semua hubungan sirkuit instalasi, adakan test
pembebanan pada setiap CB (secara “radom”) untuk memperlihatkan
apakah karateristik CB yang terpasang sesuai dengan karateristik yang
dimaksud.
2. Pengujian Instalasi kabel feeder.
3. Semua instalasi kabel feeder harus ditest terhadap getaran (Vibrasi), test
tahanan isolasi hingga memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi dalm
standard PLN, LMK, PUIL dan Pabrik.
4. Pengujian-pengujian lainnya yang harus dipenuhi oleh peraturan-
peraturan insatalsi setempat/ PLN yang berkaitan dengan pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, diutamakan pada pekerjaan-pekerjaan prinsip yang
berakibat menyulitkan dalam pengujian ijin-ijin.
5. Setiap pengujian harus disaksikan oleh Direksi/ konsultan pengawas dan
semua pengujian harus dibuatkan laporan tertulis secara rinci dan ditanda
tangani bersama.

c. Testing sistem instalasi listrik


1. Setelah pekerjaan instalasi dinyatakan selesai, seluruh sistem yang
terpasang harus ditest dan mendapatkan pengesahan dari PLN, semua
prosedur itu harus dilalui dan hasil test harus dituang dalam surat
pernyataan PLN setempat yang menyatakan bahwa instalasi telah
memenuhi persyaratan yang distandardkan.
2. Instalasi penerangan maupun tenaga/ daya siap untuk memberikan aliran
listrik dan kerja dari sistem tidak mengalami gangguan dan bekerja
sebagaimana mestinya.
3. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur, marger 0,5-1 KV.
4. Pengukuran untuk instalasi penerangan
Hubungan ke armatur lampu diputuskan dengan mematikan saklar yang
menghubungkan ke sirkuit lampu atau peralatan lainnya.
MCB (Mini Circuit Breaker) pada panel dalam posisi off
Pengukuran dilakukan pada setiap group/ sirkuit untuk fasa, netral
maupun pentanahan

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 30


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Untuk pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat harus disesuaikan
dengan standard PUIL 1977, pasal 251 (atau PUIL edisi terakhir).
Setiap hasil pengukuran harus dicatat dalam daftar isian yang dilampirkan
dalam laporan pengetesan dan disahkan oleh PLN, Direksi/ pengawas
lapangan.
Pada waktu pengukuran dilaksanaka, semua sumber daya dari PLN
maupun genset tidak boleh dimasukkan.
5. Pengetesan terhadap armatur/ lampu penerangan
Lampu dinyatakan secara terus menerus 7 x 24 jam, dan pelaksanaan
dapat dilakukan secara random.Bila dalam pengetesan tersebut terjadi
kerusakan harus segera dilakukan penggantian denganmaterial yang baru
atas biaya pemborong.
6. Pengukuran untuk instalasi daya/ tenaga.
Hubungan keperalatan (equipment) diputuskan dengan mematikan saklar
yang menghubungkan keperalatan tersebut. MCB (Mini Circuit
Breaker)pada panel dalam posisi offPengukuran dilakukan pada setiap
group/ sirkuit untuk fasa, netral maupun pentanahanUntuk pengukuran
instalasi penerangan tahanan kawat harus disesuaikan dengan standard
PUIL 1977, pasal 251 (atau PUIL edisi terakhir).Setiap hasil pengukuran
harus dicatat dalam daftar isian yang dilampirkan dalam laporan
pengetesan dan disahkan oleh PLN, Direksi/ pengawas lapangan.Pada
waktu pengukuran dilaksanaka, semua sumber daya dari PLN maupun
genset tidak boleh dimasukkan.
7. Pengukuran pentanahan
Setelah penanaman batang tembaga pentanahan dan kawat penghubung
pentanahan beserta perlengkapan penunjang lainnya terpasang. Alat ukur
yang digunakan harus dari type yang benar-benar untuk penggunaan
pengukuran tahanan tanah serta hasil dari pengukuran harus memenuhi
standard PUIL pasal 330 B.L.
Semua hasil pengukuran harus dituangkan dalam berkas laporn dan
harus mendapatkan persetujuan PLN, Direksi dan konsultan pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 31


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
F. PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk
mmengajukan alternatif lain yang f dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagaiberikut :

ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS MERK


Panel Listrik Panel TR (MCB/MCCB) Schneider
NYfGBY,NYY,NYM,NYA, Supreme, Kabel Metal,
Kabel Instalasi
FRC Kabelindo
Pipa Instalasi dan
High Impact Clipsal, Ega
Acessories
Panasonic,
Stop Kontak dan saklar 10A
Schneider,MK
LED RMO,RMI,BARET,DL,
Lampu - lampu Philips, Artolite, Prolite
FLOODLIGHT, SPOTLIGHT
komponen lampu Balast,Starter,Bohlam Philips, Osram
Rak Kabel Hot Diip Galvanice Traytech, Tristar

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 32


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
2. KETENTUAN TEKNIS SISTEM TATA SUARA

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik


dan memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana antara
lain sebagai berikut ;
• Untuk didalam bangunan dipasang seperti gambar rencana.
• Sistim Public Address Sound System.

2.2. SYARAT TEKNIS.

Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari


seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama tata suara seperti yang
tertuang dalam sIstem perencanaan.

2.3. PERALATAN

1. Power Amplifier.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar
rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz
sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi.

2. Mixer Pre Amplifier.


Mixer Pre Amplifier harus memiliki 10 input channel dengan modul-modul yang
akan mempunyai input sensitive variable 1 mV - 87 mV.

3. Ceiling Loud Speaker.


Loud speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12
kHz. Mempunyai diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 96dB.
Loud speaker dilengkapi dengan matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 1
watt dan 3 watt.

4. Horn Speaker.
Wall speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz.
dengan sensitivitas tidak kurang dari 96dB. Wall speaker dilengkapi dengan
matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 15 watt.

5. Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini
Directional. Frekwensi respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz.
Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty Press to Talk Switch.

6. Monitor Loud Speaker.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 33


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Monitor Speaker harus mempunyai 24 V DC - relay potentiomer dan single gang
stainless stell wall plate. Wall plate harus memiliki skala untuk menunjukan dari
monitor speaker. Wall plate harus dapat dipasang pada Box yang standar.

7. Cassette Player/CD Player.

8. T u n e r.

9. Conferennce System
Conference sistem terdiri dari 1 unit chairman dan 20 unit delegate, lengkap
dengan semua perlengkapannya.

2.4. PEMASANGAN INSTALASI.

1. Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah out bow menggunakan
pipa High Impact dia.3/4" ; dengan kabel NYMHY 1,5 mm 2. Instalasi ini klem setiap
jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur
seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
2. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa High
Impact dia. 3/4") dengan kabel NYMHY 1,5 mm 2. Instalasi ini diklem ke rak besi
siku atau tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
3. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan
dengan menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable
Connection.
4. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa
high Impact dia. 3/4" dengan menggunakan kabel NYMHY 1,5 mm 2.
5. Semua ceiling loud speaker didalam bangunan dihindari dari cacat/ dalam
box dan dilindungi dari cacat dalam box dipasang sedemikian rupa dengan
memperhatikan estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker harus
disesuaikan dengan sudut pancaran speakernya.
6. Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor, sesuai gambar
rencana.
7. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari
sistem pentanahan.

2.5. PENGUJIAN/TESTING COMISSIONING.

1. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna
sehingga impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
2. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan
empurna.
3. Pengetesan dilakukan bersama-sama Pengawas
Lapangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 34


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
4. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh
Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan.

2.6. LAIN-LAIN.

Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau


disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Ditempat pekerjaan, pengawas menempatkan petugas pengawas yang bertugas
setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan
serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.

2.7. PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang f dan
Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Pengawas Lapangan.

SPESIFIKASI
ITEM PEKERJAAN MERK
TEKNIS
Mixer Amplifier,
Perangkat Utama Power Amplifier, TOA, Bosch, Honeywell
Mic,
Horn Speaker, Column
TOA, Bosch, Honeywell
Speakee, Array Speaker
NYMHY, NYY, Sutrado, Supreme, Kabel
Kabel Instalasi
NYA Metal, Kabelindo
Pipa Instalasi dan 20mm High
Clipsal, Ega
Acessories Impact

RENCANA KERJA DAN SYARAT MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 35


Pekerjaan Rehabilitasi Sarana Penunjang Diklat Dan Perluasan Selasar
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta

Anda mungkin juga menyukai