PELATIHAN
SUPERVISOR PEKERJAAN
LANSEKAP/PERTAMANAN
(LANDSCAPE SUPERVISOR)
2005
KATA PENGANTAR
Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh
proyek-proyek pemerintah terutama proyek di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum.
Saran dan masukan yang positif untuk penyempurnaan modul sangat diharapkan
dan dihargai.
LEMBAR TUJUAN
DAFTAR ISI
Halaman
LANSEKAP/PERTAMANAN (Landscape
Supervisor) ...................................................................................................... vi
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 LS – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2 LS – 02 Spesifikasi Pekerjaan Bangunan
3 LS – 03 Spesifikasi Pekerjaan Penanaman
7 LS – 07 Dokumen Kontrak
11 LS – 11 Pemeliharaan Taman
13 LS – 13 Pranata Pembangunan
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
KODE MODUL : LS - 02
B. RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
OHT
instruksional umum(TIU) dan dan TIK dengan tekun dan
Tujuan instruksional khusus
(TIK) aktif
BAB I
SPESIFIKASI PEKERJAAN BANGUNAN TAMAN
1.1 PENGERTIAN
Sebagai elemen keras (hard material) suatu taman, kehadiran bangunan taman
akan melengkapi keindahan penampilannya. Bangunan taman di sini mencakup
semua elemen taman yang bukan hanya tanaman, tetapi juga semua jenis
perkerasan, di antaranya jalan setapak, lantai, dinding, dan kelengkapan taman
seperti misalnya pagar, gazebo/shelter, pergola, kolam ikan/hias, bangku taman,
bak tanaman, bahkan juga lampu taman serta bak sampah.
Pada bab ini akan diuraikan secara singkat masing-masing jenis bangunan taman
di atas, terutama yang menyangkut beberapa persyaratan dasar. Untuk
menunjang bahasan, maka disertakan beberapa gambar/contoh bentuk bangunan
taman sebagai ilustrasi bagi Anda.
1.2 LANTAI
Lantai dalam taman atau lebih sering disebut perkerasan, berpengaruh kuat pada
kesan keseluruhan taman kita karena bahan, warna, maupun teksturnya ikut
mempengaruhi terciptanya suasana tertentu dan ruangan yang bersangkutan.
Misalnya, lantai yang berwarna cerah dapat memberi kesan lebih lega sehingga
lebih cocok untuk ruang-ruang yang relatif kecil. Sebaliknya, bila ruangan kita
begitu luas, pemilihan warna gelap dapat membantu terciptanya kesan anggun.
Namun, pertimbangan kita dalam memilih bahan lantai adalah kesesuaiannya
dengan fungsi yang kita inginkan. Lantai untuk taman, tekstur dan warnanya
sangatlah penting, karena kita harus memilih tekstur yang memungkinkan
penggunaan pada waktu panas dan hujan. Barangkali memilih bahan yang
bertekstur kasar akan lebih menguntungkan karena tidak licin sewaktu hujan.
Beberapa pilihan dapat diterapkan, mulai dan perkerasan semen biasa dalam
berbagai pola/cetakan dan bentuk permukaannya, sampai perkerasan batu-
batuan yang direkat maupun dilepas. Lantai batu-batuan ini biasanya berbentuk
lempengan dan batu alam atau batu kali. Bisa juga bata lempeng atau bataco
paver. Lantai dan bahan ini mempunyai kelebihan dalam hal kesan alamiah yang
ditampilkannya. Dapat juga kita pakai potongan-potongan kayu bulat yang
ditanam kuat-kuat dalam susunan yang rapat; atau bahkan kerikil aneka warna
dalam taburan yang teratur rapi. Sekarang banyak tersedia di pasaran perkerasan
taman berupa bidang-bidang yang kontras dengan rumput, dengan pola selang-
seling antara yang keras dan rumputan.
Dalam pembuatan jalan setapak perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut ini.
1.4 TANGGA
Tangga taman dapat berupa tangga dan rumah ke taman atau tangga antarbagian
taman. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tangga taman adalah
sebagai berikut.
1.5 DINDING
a. Dinding plesteran
Merupakan jenis terbanyak yang dipakai pada rumah tinggal. Biasanya
di finish dengan kapur atau cat dalam aneka pilihan warna. Permainan
kesan dapat dicapai dengan penggunaan warna tertentu sesuai dengan
kesan yang ingin ditampilkan.
b. Dinding bata/bataco
Bata/bataco telanjang (exposed) menampilkan kesan alamiah, dekat,
dan sangat serasi dengan alam. Hanya saja bahan ini menuntut
kerapian dalam mengerjakannya.
1.7 GAZEBO/SHELTER
Gazebo atau shelter di taman, akhir-akhir ini, makin digemari. Bagaimana supaya
gazebo kita indah dipandang?
Perhatikan arsitektur bangunan Anda, kemudian pilihlah bentuk gazebo yang
sesuai dengan gaya bangunan Anda.
Ukuran/luasnya diusahakan agar proporsional.
Pakailah bahan bangunan yang tahan cuaca dengan tingkat pemeliharaan
yang mudah/ringan.
Rencanakan sistem struktur yang kuat dan kokoh.
Letakanlah pada bagian taman yang tepat.
1.8 PERGOLA
Jenis peneduh ditaman yag dikenal sebagai bangunan taman berhiaskan aneka
tanaman perambat atau penempel. Kadang dilengkapi dengan atap plastik
gelombang, atau tanpa atap, tetapi langsung dipenuhi tanaman yang merambat
rapat menutupi seluruh permukaan atas sehingga menyerupai atap. Biasanya, di
bawah Pergola untuk garasi/parkir mobil.
1.9 KOLAM
karena untuk membuat kolam perlu biaya mahal dan mesti memanggil orang yang
ahli.
Apabila Anda termasuk dalam kelompok yang satu ini mengapat tidak mencoba
berkreasi sendiri? Membuat kolam sebetulnya tidaklah sesulit yang Anda
bayangkan. Asal beberapa prinsip dibawah ini betul-betul Anda perhatikan.
Penentuan lokasi kolam di dalam taman.
1. Mudahkah air bersih disalurkan ke tempat tersebut?
2. Kolam hias yang Anda inginkan, alamiah atau formal? Berapa ukurannya,
dan dan bahan apa ?
3. Anda harus menguasai bagaimana sistem perputaran airnya. Baik air
bersih maupun kotor.
4. Prinsip struktur dasar kolam yang betul-betul kedap air/tidak bocor.
5. Jenis tanaman apa saja yang dapat tumbuh di sekitar kolam.
Apabila Anda tertarik, untuk mencoba maka pada bagian lampiran akan diuraikan
cara membuat kolam yang mudah dan dapat Anda kerjakan sendiri.
Sama halnya dengan elemen taman yang lain. Pembuatan bangku taman harus
memperhatikan faktor berikut ini.
1. Bahan yang tahan cuaca (panas maupun hujan).
2. Tekstur dan warna.
3. Bentuk dan peletakannya.
Sekarang, banyak tersedia pilihan model/bentuk, tekstur dan bahan untuk bangku
taman sehingga diperoleh bangku taman yang fungsional dan estetis sebagai
bagian dan taman Anda.
Selain ditanam langsung di tanah, atau pot-pot tanaman, beberapa jenis tanaman
dapat tampil lebih memikat bila tumbuh dalam sebuah bak khusus, yang kemudian
disebut bak tanaman. Banyak variasi bak tanaman yang dapat Anda buat dan
aneka bahan bangunan, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini. Salah satu
masalah penting yang sening dilupakan dalam membuat bak tanaman adalah
Pelatihan Landscape Supervisor (LS) I-6
Modul LS-02 : Spesifikasi Pekerjaan Bangunan Taman Bab I : Spesifikasi Pekerjaan Bangunan Taman
sistem drainasenya. Usahakan agar air siraman tetap dapat terkontrol dengan
baik. Ada saluran pembuang bila tanah di dalam bak kelebihan air (misalnya pada
waktu hujan) agar akar tanaman tidak busuk terendam.
Agar taman terasa lebih nyaman pada saat malam han, maka lampu taman
mutlak diperlukan. Bagaimana prinsip pemasangan lampu taman yang baik ?
a. Tentukan sistem yang tepat.
b. Buatlah sistem jaringan listrik yang benar. Kabel-kabel harus ditanam
secara benar di dalam tanah (pastikan bahwa tiang maupun kabelnya
aman bila dipegang).
c. Pakailah jenis lampu yang sesuai, ukuran fisik maupun dayanya.
d. Pilihlah bentuk dan motif lampu yang sesuai dengan tema/ bentuk taman.
Ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat bak sampah.
1. Letaknya mudah dijangkau petugas kebersihan lingkungan, tapi tetap
estetis.
2. Bentuk dan ukurannya sesuai dengan sampah yang kita hasilkan setiap
hari (tidak perlu terlalu besar).
3. Sistem penutupan dan pembukaannya. Bak sampah yang sehat harus
dapat ditutup rapat dan mempunyai lubang udara yang memadai.
BAB I 1
SPESIFIKASI PEKERJAAN BANGUNAN TAMAN 1
1.1 PENGERTIAN 1
1.2 LANTAI 1
1.3 Jalan Setapak 2
1.4 Tangga 3
1.4.1 Proporsi antara tinggi dan lebar anak tangga 3
1.4.2 Jumlah/banyaknya anak tangga dan ukuran/dimensi tangga 3
1.5 DINDING 3
1.6 PAGAR DAN PINTU GERBANG 5
1.7 GAZEBO/SHELTER 5
1.8 PERGOLA 5
1.9 KOLAM 5
1.10 BANGKU TAMAN 6
1.11 BAK TANAMAN 6
1.12 LAMPU TANAMAN 7
1.13 BAK SAMPAH 7
BAB II
GAMBAR KERJA
Dalam bab ini akan diuraikan urutan pekerjaan secara fisik di lapangan. Pegangan
untuk tahap ini tidak lain adalah hasil desain yang telah diperoleh sebelumnya.
2.1 PERSIAPAN
Setelah selesai mengatur pola, akan tampak bagian halaman yang akan
ditamani (areal taman) dan bagian untuk perkerasan (areal konstruksi). Di
Saluran drainase perlu dibuat untuk taman yang cukup luas dan bertanah
hat. Prinsip saluran drainase yaitu mengalirkan air ke tempat yang lebih
rendah.
Pada umumnya, saluran drainase kurang diperhatikan manfaatnya
sehingga sering dianggap tidak perlu. Saluran drainase sangat berguna,
tanah tidak lekas jenuh air sehingga udara tanah dapat tetap terpenuhi.
Kondisi tanah yang banyak mengandung oksigen (aerasinya baik) sangat
mendukung penampilan tanaman, menjadi tetap sehat.
2.1.5 PEMUPUKAN
2.3 PENANAMAN
Untuk mengisi taman dengan tanaman penutup tanah ini hendaknya kita
mengenali lebih jauh sifat-sifatnya, baik dari segi persyaratan hortikultura
Tanaman penutup tanah dapat berupa tanaman hias bunga, dari jenis
tanaman setahun maupun tanaman tahunan, dan yang berumbi maupun
yang tidak berumbi. Tanaman setahun menghabiskan siklus hidupnya
dalam satu kali musim, atau dalam satu tahun. Sedangkan tanaman
tahunan memungkinkan kita dapat menikmatinya selama beberapa
periode dari siklus hidupnya sehingga dapat kita nikmati penampilan
keindahan bunganya untuk beberapa kali. Tanaman berumbi mempunyai
struktur akar atau batang yang membentuk umbi. Umbi ini merupakan
cadangan makanan tanaman yang sekaligus berfungsi sebagai alat
perbanyakan. Dengan demikian tanaman ini dapat ditanam dengan
umbinya saja.
Penanaman
2.3.3 RUMPUT
Hamparan rumput yang datar memberi kesan luas. Ini merupakan suatu
nilai positif untuk dipermainkan pada halaman rumah yang sempit.
Penanaman yang rapi dan terpelihara akan mendukung tersampaikannya
kesan keanggunan, yang sekaligus membawa suasana tenang,
kelembutan, ketertiban, dan kedisiplinan. Satu keuntungan lagi adalah
kemampuan hamparan rumput menyerap kilauan cahaya matahari yang
menimpa halaman, serta kesan lembutnya yang mampu melunakkan
perkerasan di dekatnya.
itu, tanah yang tidak rata dengan kesuburan yang juga tidak merata
mengakibatkan pertumbuhan rumput tidak rata pula, sehingga ketebalan
rumput pada masing-masing bagian tidak sama.
Tebar benih
Pilihlah benih bermutu baik yang daya kecambahnya tinggi.
Biasanya benih yang akan ditanam merupakan campuran benih dari
beberapa spesies rumput.
2.4 PEMBERSIHAN
BAB II 1
GAMBAR KERJA 1
2.1 PERSIAPAN 1
2.1.1 Pembersihan Tanah 1
2.1.2 Pengaturan Pola Taman 1
2.1.3 Pengolahan dan Pembentukan Tanah 2
2.1.4 Pengaturan drainase 3
2.1.5 PEMUPUKAN 3
2.2 Pembuatan Konstruksi 4
2.3 Penanaman 5
2.3.1 SEMAK DAN Pohon 5
2.3.2 TANAMAN Penutup tanah 5
2.3.3 RUMPUT 8
2.4 Pembersihan 13
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
Elemen taman, sering juga disebut unsur taman, adalah apa saja yang
berhubungan dengan taman. Elemen ini secara yang langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi penampilan dan kualitas taman rumah.
Kedua elemen taman lunak tadi, yaitu tanaman dan binatang, ada hubungan yang
erat. Misalkan ulat, tentu menyenangi jenis tanaman tertentu. Beberapa burung
yang dapat menciptakan kehangatan dan kegembiraan dapat ‘dipanggil’ dengan
menanam jenis-jenis pohon yang cocok dan menghasilkan makanan bagi mereka
berupa biji-bijian atau buah-buahan kecil.
Selain kedua elemen di atas, manusia juga dapat dipandang Sebagai elemen
lunak. Yang termasuk kategori ini adalah manusia yang berkepentingan langsung
dengan taman rumah itu (yaitu pemilik) maupun manusia di luar itu, yang
langsung maupun tidak langsung berkepentingan dengan taman. Terutama sekali
adalah pemilik atau penghuni taman rumah, mereka menjadi elemen yang sangat
berperan dalam wujud taman yang hendak dibuat, karena taman itu tidak lain
memang dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga orang lain
mungkin berkepentingan dengan wujud taman, karena ia bertetangga dekat
dengannya sehingga berhak menikmati taman rumah tetangganya, walaupun
sekadar melihat dan luar. Dengan demikian taman rumah - walaupun itu milik kita
hendaknya dibuat dengan mempertimbangkan kepentingan pihak lain, terutama di
daerah pandangan yang sifatnya umum. Dalam merencanakan taman, unsur
manusia (sosial) ini memang sangat perlu diperhatikan.
Elemen taman keras memunculkan karakter yang kaku, keras, mungkin tidak
bersahabat, gersang, dan sebagainya. Sebaliknya dalam elemen lunak muncul
kesan lembut, bersahabat, dan alami. Oleh karena itu di dalam membuat taman
kedua elemen tadi sebaiknya muncul bersama-sama.
Elemen ini mencakup elemen yang tidak mampu diubah atau kemungkinannya
kecil sekali. Di sini kita hanya menerima/ heradaptasi terhadap apa yang ada
secara alamiah. Contoh untuk elemen taman mayor adalah
Yang termasuk dalam elemen yang dapat diubah ini contohnya: bukit, tanaman-
tanaman, rawa, danau kedil, dan elemen buatan manusia.
Selain pembagian elemen taman seperti di atas, dapat pula dibedakan antara
elemen taman alami dan elemen taman buatan. Elemen taman alami adalah
semua elemen taman yang secara alamiah tersedia di alam, manusia hanya
memanfaatkannya. Elemen taman buatan, meliputi elemen taman yang tadinya
alami tetapi telah mengalami pengolahan lebih lanjut. Bangunan, bangku taman,
dan kolam adalah contoh elemen taman buatan.
3.3.1 TITIK
Unsur perancangan yang paling awal diperhatikan pada umumnya adalah
titik. Adanya elemen/unsur titik yang berdiri sendiri di dalam ruang akan
menarik perhatian pengamat, tetapi seandainya terjadi pengulangan
terhadap titik terjadi pengurangan perhatian. Titik di dalam taman dapat
dicerminkan oleh berdirinya tiang bendera di tengah hamparan rumput.
Hamparan rumput yang pendek dan berkesan luas itu akan memperkuat
pandangan orang pada tiang bendera. Pengertian titik berlaku misalnya
untuk rumpun palem merah. Palem merah yang menjulang lebih tinggi dan
tanaman yang lain memberikan arti pada taman itu, tetapi titik palem merah
tersebut akan hilang dengan hadirnya pohon mangga (Mangifera indica)
misal, yang ada di sebelahnya. Titik juga dapat merupakan pertemuan
antara beberapa jalur jalan setapak, terlebih di titik pertemuan itu diletakkan
Gambar 3.1:
Titik di dalam taman dapat dicerminkan oleh tiang bendera di
tengah hamparan rumput
Gambar 3.2:
Titik di dalam taman bisa
berupa pertemuan jalur
jalan setapak
3.3.2 GARIS
Dua titik yang dihubungkan akan membentuk garis, atau beberapa titik
yang disusun secara berurutan juga akan membentuk garis. Dengan
adanya unsur garis, pandangan orang akan dibawa sesuai arah garis untuk
diarahkan pada sasaran tertentu. Garis juga dapat menjadi batas
pandangan orang. Di samping itu garis dapat membangkitkan perasaan
tertentu bagi orang yang melihatnya, Sehingga permainan garis di dalam
taman sangat diperlukan untuk mendapatkan kesan-kesan tertentu. Pada
dasarnya garis dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu garis lurus
(geometrik) dan garis lengkung (organik). Sementara itu garis lurus dapat
dibedakan menjadi garis vertikal, garis horisontal, maupun garis diagonal.
Garis vertikal
Ekspresi yang tertangkap adalah kesan keagungan, kokoh, angkuh, jantan,
resmi, cenderung menunjukkan ketinggian tempat.
Garis horisontal
Mengekspresikan kesan kalem/tenang, santai (relaks), malas dan
cenderung memperlebar ruangan.
Garis diagonal
Mengekspresikan kesan aktif, gerak dinamis, pandangan mata ditarik kuat
untuk mengikutinya.
Garis lengkung
Sifatnya lebih akrab dan romantis. Garis ini sering dijumpai di alam sekitar
sehingga kita merasa dekat dengan sifat garis itu. Garis lengkung memiliki
banyak variasi, sehingga kombinasi garisgaris lengkung akan menciptakan
suasana keceriaan dan kegembiraan.
Pelatihan Landscape Supervisor (LS) III-6
Modul LS-02 : Spesifikasi Pekerjaan Bangunan Taman Bab III : Spesifikasi Teknis
3.3.3 BENTUK
Bentuk bola
Muncul kesan akan selalu bergerak, berubah,
dan tidak stabil.
Bentuk kerucut
Kesan stabil, menjulang.
Bentuk payung
Kesan teduh, amaxi
3.3.4 WARNA
Warna memainkan peran penting dalam taman. Pemahaman akan sifat dan
kesan warna penting sekali untuk mencapai hasil taman yang balk. Kita
dapat menonjolkan elemen taman dengan mempermainkan warna dan
elemen tersebut. Di dalam bentuk suatu elemen taman sekaligus
terkandung warna elemen tersebut. Oleh karena itu pada pemilihan bentuk
sekaligus terjadi pemilihan warna.
Warna Hangat
Warna Sejuk
Kita telah mengenal adanya lingkaran warna seperti gambar halaman 15.
Pada umumnya dalam penanaman dapat dipilih elemen-elemen dengan
warna yang harmonis dan warna-warna yang berdampingan dalam
lingkaran warna. Kita dapat memakai keharmonisan triadik, yaitu
menggabungkan tiga warna, misal merah, merah violet, dan violet. Untuk
taman-taman yang sempit cara ini sangat baik. Warna kontras dapat
ditentukan dengan memakai warna komplementernya, yaitu yang saling
berlawanan dalam lingkaran warna. Misalnya warna kontras dan hijaunya
3.3.5 TEKSTUR
2. Natural geometrik
Elemen taman alami mendominasi,
sedangkan pola yang diterapkan balk
elemen keras maupun lunak adalah
geometris.
3. Struktural alami/Natural
Elemen taman alami mendominasi,
diterapkan dengan pola garis alami
tetapi masih terasa ada tatanan yang
disengaja (diatur).
4. Alami/Natural
Elemen taman alami mendominasi
suasana dan dalam susunannya tidak
terlihat adanya kesengajaan pengaturan
oleh manusia, suasana keseluruhan
benar-benar meniru alam.
3.3.6 SUARA
Elemen desain suara juga penting dalam pembuatan taman. Suara dapat
dibedakan antara suara yang mengganggu dan suara yang tidak
mengganggu. Pada umumnya suara yang muncul akibat aktivitas manusia
yang tidak berirama akan mengganggu konsentrasi manusia. Ada juga
suara akibat aktivitas yang tidak mengganggu, misalnya suara musik, atau
suara pukulan yang teratur. Tetapi ada kalanya suara-suara itu pun bisa
mengganggu tergantung kepada manusia yang mendengarnya. Bahkan
suara lirih pun dapat mengganggu konsentrasi.
Pengaturan ruang di dalam taman penting sekali, bahkan hal itu menjadi
tujuan untuk mencapai nilai estetis dan nilai fungsi suatu taman. Taman
yang baik tercermin oleh pengaturan ruang dan masa (pengisi) yang tepat.
Ruang yang diwujudkan tergantung dan tujuan yang ingin dicapai.
3.3.1 TEMA
Antara taman yang ada kesatuannya (unity) dengan yang kacau dapat
dibedakan.
b. Ada kesatuan
(unity)
e. Menghubungkan
f. Menyambung
g. Menekankan
3.3.2 KESEIMBANGAN
Warna dan tekstur juga mempengaruhi bobot visual. Warna cerah (kuning-
merah) dan sekelompok taman di sebelah kin yang penutupannya luas,
dapat diimbangi dengan penutupan tanaman dengan warna hijau di
sebelah kanan yang penutupannya lebih kecil. Tekstur yang kasar memiliki
bobot visual yang lebih tinggi, sehingga tekstur kasar dan benda yang kecil
dapat diimbangi oleh tekstur lembut dan benda yang lebih besar.
a. Keseimbangan
formal/simetris
b. Keseimbangan
informal/asimetris
Bandingkan :
c. Tidak Seimbangan, tidak
sama
seimbangan (informal)
i
sangkar
3.3.3 SKALA
dibuat sesuai dengan skala manusia. Oleh karena itu elemen taman yang
disusun bersamanya haruslah sesuai skalanya (skalatis).
3.3.4 IRAMA
Dalam menikmati karya taman, kita dapat menurutkan mata kita bergerak
sesuai dengan irama tertentu. Pergerakan pandangan ini teratur dan satu
benda ke benda berikutnya. Oleh karena itu dalam perancangan yang
berhasil ada suatu irama atau alur. Jadi kalau kita melihat suatu obyek
dalam taman tidak secara tiba-tiba saja muncul.
Garis kontinu memiliki sifat yang mengalir. Garis terputus dengan jarak
yang berdekatan juga memiliki kesan mengalir. Kesan ini dapat
diperhatikan pada jalan-jalan setapak yang membelok ruangan, jalur
selokan, jalur topografi, arah pagar, dan sebagamnya.
Gradasi atau variasi memberikan efek pada mata untuk hergerak lebih kuat
daripada perulangan. Gradasi ketinggian tanaman dapat berupa tanaman
Pelatihan Landscape Supervisor (LS) III-21
Modul LS-02 : Spesifikasi Pekerjaan Bangunan Taman Bab III : Spesifikasi Teknis
yang paling pendek sebagai tanaman terdepan dan tanaman yang tertinggi
diletakkan paling belakang. Gradasi ketinggian dengan mengatur topografi
dapat membantu kesan.
Radiasi merupakan irama yang memencar dan suatu pusat. Setiap kali
mata bergerak mengikuti garis-garis radiasi dan pusatnya. Radiasi ini
sering ditemui pada pola pertemuan jalan setapak, atau bedengan tanaman
yang dibuat demikian.
Adanya tema tertentu dalam taman akan terasa menjemukan jika tidak ada
unsur pengejutnya atau unsur titik perhatiannya. Taman yang demikian
membuat orang capai karena dipaksa menikmatinya tanpa mengerti mana
yang memiliki kelebihan, seolah-olah dalam waktu yang terbatas harus
dapat memuaskan pandangannya.
Titik perhatian (point of interest) bisa menggugah semangat orang,
menghidupkan suasana, dan mendobrak kejemuan. Kesan ini dapat
diperoleh dengan cara membuat kontras atau membuat pola susunan
tertentu.
Unsur desain dapat dibuat kontrasnya, misalnya sekelompok bentuk
lingkaran dibuat kontrasnya dengan bentuk empat persegi panjang.
Warna merah dan bunga dapat dikontraskan dengan warna hijau dan daun-
daunnya. Ukuran-ukuran benda-benda yang kecil dibuat kontras dengan
benda yang besar.
Gambar 3.26:
Kesan kontras
ditimbulkan oleh
permainan bentuk
Gambar 3.27:
Kesan kontras dibuat
dengan memainkan
warna dan ukuran
Gambar 3.28:
Elemen taman
diletakkan dengan
susunan tertentu
dapat menciptakan
titik perhatian
Prinsip Desain
Elemen Taman
Harmoni/
Elemen Desain Keselarasan
Harmoni tercapai dan pengolahan elemen desain yang melekat di elemen taman
dengan pedoman prinsip desain. Harmoni adalah penilaian yang subyektif, tetapi
didapatkannya melalui suatu prinsip yang berlaku secara umum, sehingga
harmoni diterima secara umum.
masing. Tujuan tersebut dapat juga dirinci lebih lanjut, misalkan ingin membuat
“taman rumah yang riang”, “taman rumah yang terbuka”, “taman rumah murah”,
“taman rumah bergaya Jepang” dan sebagainya.
Perencanaan
Tujuan
Pelaksanaan
Pemeliharaan
Evaluasi/perubahan Tujuan
Tercapai
Langkah berikutnya adalah membuat rencana terhadap tujuan tadi. Bagi orang-
orang tertentu rencana itu dapat saja dalam bentuk ingatan di kepala. Namun, ada
juga yang rencananya bersifat tambal sulam tergantung situasi. Sebaiknya
rencana diwujudkan dalam bentuk yang terdokumentasi, yaitu dibuatkan gambar
di atas kertas dan diperhitungkan matang-matang. Perencanaan yang sempuma
akan memudahkan bagi kita untuk mewujudkannya di lapangan.
Setelah tahap perencanaan mantap, barulah melangkah pada tahap berikutnya
yaitu pelaksanaan pembuatan taman rumah. Tentu saja kita memahami pedoman
berupa hasil perencanaan tadi. Urutan pekerjaan di lapangan juga harus
diperhatikan agar tidak terjadi kesimpangsiuran yang bisa mengakibtkan kerugian
finansial.
Selesainya tahap pelaksanaan tidak berarti pekerjaan sudah beres semuanya.
Sangat mungkin taman yang diidamkan belum sempuma betul, karena pohon-
pohonnya masih kecil, rumputnya belum tumbuh merata, dan sebagainya. Oleh
karena itu perlu upaya lanjutan yaitu pemeliharaan.
Kalau pemeliharaan dilakukan dengan baik maka akan tercapailah tujuan kita
yaitu membuat taman rumah yang indah buat kita. Tetapi mungkin juga tujuan itu
belum tercapai. Kita masih perlu melakukan evaluasi hasil. Kalau dalam prose
pengecekan ulang ada kekurangan, mungkin hal itu masih dapat diterima.
Rupanya yang namanya manusia, selalu saja dinamis keinginannya.
Setelah tercapai tujuan yang satu, ia berkeinginan pada yang lainnya, sepertinya
tidak pernah berhenti di satu titik. Adanya sifat ini memungkinkan taman yang
sudah jadi menjadi mentah lagi. Oleh karena itu prosesnya dapat kembali seperti
pada bagan proses perwujudan taman tersebut.
BAB III 1
SPESIFIKASI TEKNIS 1
3.1 ELEMEN TAMAN 1
3.2 UNSUR PERANCANGAN 4
3.3.1 Titik 4
3.3.2 GARIS 5
3.3.3 bentuk 7
3.3.4 Warna 8
3.3.5 TEKSTUR 9
3.3.6 suara 11
3.3.7 RUANG DAN WAKTU 11
3.3 PRINSIP PERANCANGAN 14
3.3.1 Tema 14
3.3.2 Keseimbangan 17
3.3.3 Skala 19
3.3.4 Irama 20
3.3.5 Titik Perhatian 23
3.4 PERANCANGAN TAMAN 24
3.5 PROSES PERWUJUDAN TAMAN 25
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
Ball, L., Better Horn es and Garden . Step by Step Garden Basic,
Australia: Meredith Books, 2000
Hans C.W. and Dines, N.T., Time Saver Standards for Landscape
Achitecture, Mc. Graw-Hill Book
Company, 1988
BAB I
PERSIAPAN/PRELIMINARY
PASAL 1 PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pembersihan
a. Pelaksanaan
1) Sebelum mulai pekerjaan pelaksanaan Landscape Keliling Bangunan
Main Building Pengembangan Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
, kontraktor harus membersihkan terlebih dahulu area pekerjaan
2) Kontraktor harus membersihkan semua sampah dan bahan bangunan
dari pekerjaannya dan setiap hari harus meninggalkan seluruh lahan dari
pekerjaan dalam keadaan bersih.
3) Pada proses pekerjaan diserah-terimakan, kontraktor harus segera
memindahkan semua bahan dan peralatan miliknya dari lahan kerja,
kecuali bahan dan peralatan yang diminta Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas untuk disimpan selama jangka waktu pemeliharaan. Demikian
juga selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menjaga
kebersihan di luar lingkungan tapak Jalan, trotoar, dan sebagainya.
4) Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja dari hal-hal yang dapat
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan termasuk semua sisa-sisa
puing yang ada di lapangan disingkirkan dan diratakan, kemudian
permukaan tanah disesuaikan dengan level yang diserah-terimakan.
2. Fasilitas Sementara
Semua fasilitas sementara , direncanakan dan dilaksanakan oleh dan atas tanggung
jawab Kontraktor dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK. Semua biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan / pembuatan Fasilitas sementara ini sudah harus masuk
dan diperhitungkan di dalam penawaran harga pekerjaan.
Fasilitas Sementara meliputi :
1
Kantor untuk keperluan Direksi Lapangan Konsultan Pengawas , dengan
ukuran luas, instalasi serta perlengkapan / peralatan yang mencukupi serta
memadai menurut kebutuhan dan kapasitas kerja terdiri dari:
Ruang kerja untuk 4 x 4 orang seluas 16 m2 lengkap dengan
furniturenya.
Ruang rapat 4 x 4 (menyatu dengan kantor proyek pelaksana)
Fasilitas Pendingin ruangan
Toilet / WC
Rak Material ukuran 1.2 m x 2.0 m
1 bh filing cabinet 3 laci
1 bh whiteboard ukuran 90 x 180 cm
1 orang tenaga kerja untuk pelayanan dengan kebersihan kantor
selama masa kontrak berlangung.
3.3 Sanitasi.
Jumlah WC yang harus disediakan khusus untuk pekerja lapangan minimum
harus memenuhi syarat sesuai peraturan kesehatan kerja yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang (Depnaker) Fasilitas Sanitasi ini harus lengkap
dengan instalasinya , baik sistem plumbing, maupun pembuangan.
3. Air Kerja
2
3) Bila air bersumber dari sumur bor, sebelum dipergunakan untuk pekerjaan
campuran atau penyiraman, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium
Penelitian Masalah Air, karena air yang akan dipakai untuk pekerjaan harus
sesuai dengan standar air untuk pemeliharaan tanaman tanpa mengganggu
pertumbuhan tanaman.
1) Kontraktor harus menjamin bahwa tempat kerja selalu tersedia cukup air
minum bagi para pekerja.
2) Kontraktor harus menyediakan keperluan WC (hendaknya dibedakan) untuk
para pekerja dan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Fasilitas WC yang
berdinding dan beratap dilengkapi dengan saluran parit pembuangan harus
dijamin tidak memberikan bau-bau kurang sedap.
3) Kontraktor harus menjamin pemeliharaan kesehatan di tempat pekerjaan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit dan menyediakan perlengkapan
P3K yang cukup. Peti obat-obatan untuk P3K juga disediakan dan bila terjadi
kecelakaan akibat kurang sempurna peralatan dan kelalaian, menjadi
tanggung jawab kontraktor dalam arti kata yang luas.
4) Kontraktor dilarang mempekerjakan pekerja yang sedang sakit.
5) Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan
berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjaga jangan sampai timbul
kerusakan atau pelanggaran hukum, oleh atau diantara para pekerja atau
Sub-Kontraktor dan memelihara keamanan, melindungi para penghuni dan
barang milik disekitar tempat pekerjaan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam bidang pemeliharaan kesehatan pekerja, kontraktor
harus bertindak sesuai dengan semua peraturan-peraturan dan hukumhukum
yang berlaku, Peraturan Pemerintahan setempat yang berkaitan dengan
tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan.
6) Kontraktor harus menyediakan helm pengaman untuk semua pegawainya
yang bertugas, tenaga kerja dan juga untuk pengawas pemberi tugas, dan
itu menjadi tanggung jawab kontraktor untuk meyakini bahwa peraturan--
peraturan keselamatan, termasuk memakai alat pengaman lainnya yang
diperlukan.
7) Kontraktor harus mengesahkan adanya cukup penjagaan di tempat pekerjaan
untuk menghindari terjadinya pencurian-pencurian terutama pada waktu
orang-orang yang bekerja. Kontraktor harus memelihara gudang-gudang,
ruangan-ruangan untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat serta pintu-
pintunya yang jika dipandang pertu diperkuat diperbaiki/dipasang kunci.
Untuk para penjaganya, kontraktor dapat mendirikan suatu tempat kediaman
atas biaya kontraktor, dengan perjanjian bahwa tempat tersebut dapat harus
dibongkar setelah selesai pekerjaan. Penjaga keamanan harus mendaftarkan
diri kepada kantor seksi Polisi terdekat.
8) Kontraktor harus menjaga dan merawat semua harta benda milik orang lain
atau pihak ke tiga disekitar lokasi pekerjaan.
3
9) Untuk kepentingan pengamanan dalam halaman kerja kontraktor, harus
diadakan penerangan-penerangan lampu pada tempat-tempat tertentu atas
biaya kontraktor.
10)Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan
di dalam halaman pekerjaan baik terhadap bahaya pencurian maupun
terhadap bahaya kebakaran, dan kerusakan yang disebabkan kurang
sempurnanya pengamanan. Kontraktor diharuskan menyediakan tabung-
tabung pemadam kebakaran di los kerja dan tempat-tempat yang mudah
terjadinya bahaya kebakaran.
11)Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat – obatan
lengkap dengan isinya untuk pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
12)Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
proyek baik barang – barang milik Proyek, Kontraktor, maupun
Direksi/Pengawas Lapangan.
6 Test Material
1) Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya sehubungan dengan
pekerjaan kontrol kualitas bahan dan tanaman / pemeriksaan bahan dan
tanaman kepada Pihak Ketiga atau laboratorium dan memberikan data hasil
test tersebut kepada pengawas / pemimpin proyek.
2) Semua bahan yang akan digunakan harus diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas, cara-cara pemeriksaan barang akan
ditentukan kemudian oleh Pengawas.
3) Pengurusan perijinan-perijinan dan pengetesan dari bahan-bahan yang
digunakan harus termasuk harus termasuk dalam harga penawaran.
4
4) Jika timbul perselisihan pendapat dengan Kontraktor, maka Konsultan
Pengawas dapat meminta pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu
laboratorium penyelidikan bahan-bahan yang berhak menyelidiki bahan-
bahan bangunan, dimana diambil dari bahan yang diperselisihkan.
6) Bila Kontraktor merasa yakin bahwa bahan-bahan dan tanaman tersebut
baik ia dapat meneruskan pekerjaannya dengan menggunakan bahan
tersebut, tetapi dengan resiko bahwa hasil pekerjaannya akan dibongkar
bila ternyata hasil pemeriksaan hasil laboratorium bahan tersebut tidak
memenuhi persyaratan.
7) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan laboratorium bahan
tersebut tidak memenuhi persyaratan.
8) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan bahan-bahan yang
diperselisihkan itu akan menjadi beban Kontraktor.
b. Pelaksanaan
1. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan
pengukuran lokasi dan memasang patok-patok ukur acuan pekerjaan
Landscape
2. Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan / tuntutan pelaksanaan pekerjaan, baik dari
mulai, selama berlangsung maupun sampai dengan akhir pelaksanaan
pekerjaan.
3. Peralatan tersebut disesaikan dengan kebutuhan pekerjaan
4. Elevasi dan koordinat dari masing-masing BM yang diukur berdasarkan
elevasi BM yang telah ada di lapangan harus dicatat pada permukaan patok
beton pada masing-masing BM atau pada titik-titik simpanan lainnya yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas guna keperluan selanjutnya.
5. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran dan penempatan posisi / elevasi
dari tiap pekerjaan menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaikinya.
6. Untuk itu, Kontraktor harus selalu menyediakan peralatan dan tenaga ahli
ukur tanah serta melakukan kegiatan pengukuran, pengontrolan dan
penempatan posisi / elevasi yang diperlukan selama berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan landscape.
5
7. Kontraktor juga diwajibkan mengadakan pengukuran gambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi dengan keterangan-keterangan
mengenai peil-peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan
alatalat yang sudah ditetapkan. Ketinggian/peil dasar disesuaikan
dengan gambar kerja. Juga untuk lantai-lantai berikutnya disesuaikan
dengan gambar kerja. Letak as bangunan disesuaikan dengan
denah/situasi. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas untuk disetujui.
8. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru, sebelum dan
sesudah pelaksanaan pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
6
4) Penyerahan gambar-gambar kerja (masing-masing penyampaian semula
atau penyampaian ulang dengan perbaikan ) merupakan bukti bahwa
kontraktor telah memeriksa semua keterangan mengenai hal tersebut dan
bahwa ia menyetujui dan ingin melaksanakan pekerjaan yang dipelihara
secara ahli dan sesuai dengan praktek standar perbaikan.
5) Semua gambar yang disampaikan, termasuk yang disampaikan sub
kontraktor, harus ditandatangani oleh orang yang bertanggung jawab dari
pegawai/staff Kontraktor.
1) Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar " As built drawing "
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara
kenyataannya, untuk kebutuhan pemeriksaan dan maintenance dikemudian
hari gambar-gambar tersebut diserahkan kepeda Pemilik, setelah disetujui
Pengawas dan dibuat rangkap 2 (dua) dengan 1 (satu) kalkir + 1 (satu)
blue print dan 1 set softcopy dalam media disk DVD.
2) Kontraktor diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk
peralatan-peralatan yang nantinya digunakan oleh Pengguna Jasa (user)
sebanyak 2 (dua) set.
7
Biaya Semua alat-alat yang digunakan di dalam proyek harus sudah
termasuk dalam penawaran biaya yang diajukan oleh Kontraktor. Peralatan
tersebut dalam pelaksanaannya harus disetujui Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas. Untuk alat ukur harus dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku dari instansi/perusahaan yang berwenang untuk itu.
3) Kontraktor harus menyediakan operator ahli yang menangani peralatan
diatas serta tenaga kerja terampil untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat Kontrak.
4) Kontraktor, Sub-Kontraktor dan bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan
pelaksanaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat kerja sendiri,
termasuk air, tenaga listrik, maupun alat-alat lain yang diperlukan sesuai
dengan bidangnya.
PASAL 2.
PENJELASAN UMUM PEKERJAAN
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI
1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah : Lansekap Kawasan Politeknik Ilmu Pelayaran
Keliling Bangunan Main Building PIP MAkassar
2 Lingkup Pekerjaan Melaksanakan pekerjaan antara lain :
a. Pemasangan Paving Blok Area depan
simulator
b. Pengurugan tanah subur dan peninggian
elevasi
c. Pmbuatan talud/kansteen penahan tanah
d. Penanaman Pohon dan Rumput
8
PASAL 4.
MEMULAI KERJA
PASAL5.
MOBILISASI
PASAL 6.
RENCANA KERJA
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Pemborong.
9
PASAL 7.
TENAGA DAN SARANA KERJA
2. PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan Pekerjaan ini
PASAL 8.
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
10
PASAL 9.
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat syarat
(RKS), maka harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan selanjutnya
akan dibahas bersama untuk ditentukan solusinya.yang mengikat/beriaku adalah RKS
2. Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam
waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
3. keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak sesuaian
dalam gambar dan spesifikasinya.
4. Direksi Pekerjaanakan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
5. yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-
permukaan pekedaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian
dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Direksi Pekerjaan.
6. Perbedaan Gambar
Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
berlak/mengikat
7. Shop Drawing
11
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang dipedukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap
di dalam gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
PASAL 10.
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
12
8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa
9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannyamenjadi tanggungan
kontraktor.
PASAL11.
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
BAB II
SYARAT-SYARAT
TEKNIS LANDSCAPE
PASAL 1
PEKERJAAN PAVING
1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving
dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90
% MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
c. Kanstin/Penguat Tepi. Lapisan ini berupa pasir urug yang kandungan lumpurnya
tidak boleh lebih dari 2%. Dipadatkan sampai mencapai 90%
13
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada
hasil akhirnya.
d. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving
terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
3. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat
berupa : Limestone,
a. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
b. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
c. Gelar pasir tebal 20 cm mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
d. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara
pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
e. Material yang dipakai adalah Paving t = 8cm mutu beton K – 300 ukuran t =
8cm, p=20cm, lebar=10cm.
f. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
g. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
h. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller
atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci
antar paving block satu sama lainnya.
i. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
14
PASAL 2
PEKERJAAN KANSTIN
1. Pekerjaan Kanstin
a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan
danalat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini,hinggadapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalamdetail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaanc . S e l u r u h s i s a u r u g a n y a n g t i d a k t e r p a k a i u
n t u k p e n i m b u n a n d a n penimbunan kembali,juga seluruh sisa-
sisa,puing-puing,sampah-
sampahharus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya untu
k iniadalah tanggung jawab Kontraktor.
b. Bahan
Material yang dipergunakan adalah Kanstin ukuran t = 45cm, l =
50cm, dan tebal 15cm mutu beton K - 250
Untuk bahan campuran
Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukandalam
pekerjaan betonc.Adukan yang dipakai untuk pasangan kanstin adalah
dengan campuran1 PC : 3 Psr.3 ) P e m a s a n g a n a.
c. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug
yang bersih dengan ketebalan sesuai dengan gambar.kemudian disiramdengan
air hingga jenuh.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan beton
kanstin
d. Kanstin
beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3Psr .terpasang
padat dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta pasangan
permukaan atas kanstin harus datar/rata dan waterpa
PASAL 3
PEKERJAAN TANAMAN
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
- Pekerjaan Galian,
- Pekerjaan Penahan sementara tanaman
- Pekerjaan Pengadaan dan penanaman Pohon dan Rumput
- Pemeliharaan
- Penyiraman
- Pemupukan
15
b. Pengukuran Peil
(Levelling)
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00
Bangunan existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada
Konsultan Pengawas sebelum
ilaksanakan.
Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat
(instrumen)
yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan
ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu,
dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara
kira- kira.
2. Pekerjaan Galian
Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa
pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih
dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan Pengawas
atau instansai yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya.
16
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian
pondasi tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya (bila
perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila
perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai
denga spesifikasi.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis,
sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya
maupun jenis tanah bekas galian tersebut.
3 3. . P Pe ek ke er rj ja aa an n T Ta an na ama an n
a a. . P PE ER RS SY YA AR RA AT TA AN N U UM MU UM M : :
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu sebagai
penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat juga
memperindah lingkungan.
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
Pengolahan tanah
Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
Pemberian air (pengairan yang baik)
Penggunaan dosis pupuk yang tepat
Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar , memenuhi standart spesifikasi bahan tanaman yang telah
dipilih dan disetujui oleh pimpinan proyek.
17
Bahan tanaman yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada
pengawas untuk disetujui.
c c. . P PE ER RS SY YA AR RA AT TA AN N P PE ER RS SI IA AP PA AN N D DA AN N P PE EL LA AK KS
SA AN NA AA AN N. .
Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok nursery yang
sudah dalam keadaan yang telah di check ketersediaan tanaman tersebut di
pasaran agar tidak terjadi perubahan jenis tanaman karena tidak tersedia, serta
tidak menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan mati.
Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam, siap
untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih dalam keadaan terbungkus
atau dalam wadah/polybag tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum
ditanam.
Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis atau varietas
tanaman itu sendiri. Semua tanaman memiliki bentuk percabangan yang
normal, serta dengan tinggi sekitar 3meter batang keras dengan diameter
7cm. Tanaman yang berasal dari nursery yang baik yang telah diperiksa dan
disetujui pengawas.
Untuk tanaman rumput dipergunakan jenis rumput gajah mini ditanam dengan
cara pasang karpet/rapat.
18
Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan dengan posisi
berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang menantang arah angin, tetapi
posisi yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun
mengarah ke bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah dengan
arah angin.
Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai
rusak baik tanaman maupun tanahnya.
4 4. . P PE ER RS SI IA AP PA AN N P PE EK KE ER RJ JA AA AN N T TA AN NA AH H
4. 1. Lingkup Pekerjaan
19
4.3. Pekerjaan Persiapan Tanah
Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan,
pembersihan tempat kerja dari benda / bekas tanah asal (tanah sub
soil, benda/bekas bangunan /struktur bangunan yang tidak berguna
lagi, yang dapat mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja di
tempat tersebut.
Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui
rata tidaknya permukaan tanah, jika didapat permukaan tanah yang
tidak rata, segera diisi kembali tanah baru dengan olahan yang sama.
Khusus untuk area rumput atau ground cover dibiarkan saja karena
kondisi eksisting sudah tertanam dengan baik.
5 5. . P PE EME EL LI IH HA AR RA AA AN N D DA AN N P PE ER RA AWA AT TA AN N T TA AN
NA AMA AN N
5. 1. Tanaman
5. 2. Masa Pemeliharaan
20
5. 3. 1. Pemeriksaan akhir dan penyulaman.
6. P PE EL LA AK KS SA AN NA AA AN N T TA AN NA AMA AN N
Pelaksanaan :
21
BAB III
TATA CARA PEMELIHARAAN PASCA TANAM
Pasal 1
Maksud dan Tujuan
1.3. Pengertian
Pupuk Organik, ialah pupuk alam yang dihasilkan dan kotoran hewan ternak
dan pupuk hijau dari sisa-sisa tanaman.
Pupuk Anorganik, ialah pupuk buatan yang dibuat di pabrik. Pupuk ini dapat
digolongkan berdasarkan jenis dan kandungan hara dalam pupuk tunggal dan
majemuk.
- Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur
hara. Dikenal pupuk Nitrogen (N), pupuk fosfat (P) dan pupuk kalium (K). Pada
pupuk Nitrogen (N) di kenal pupuk Urea, Amonium Sulfat dan Amonium
Chlorida.
- Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih jenis
unsur hara.
Dikenal pupuk NP, pupuk PK,pupuk NK dan pupuk NPK.
Pestisida ialah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia
yang dipergunakan untuk memberantas/ mematikan hama tanaman misalnya
22
Fungisida ialah senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang
dipergunakan untuk memberantas/ membunuh cendawan yang menyebabkan
penyakit.
Unsur Hara Tanah ialah unsur yang paling menentukan pertumbuhan tanaman,
biasanya ada 3 (tiga) unsur hara makro yaitu nitrogin, fosfor dan kalium.
Umumnya unsur ini terdapat dalam jumlah kurang dalam tanah dan perlu
ditambah dengan melakukan pemupukan.
PASAL 2
KETENTUAN - KETENTUAN
2.1. Umum
1). Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan.
3). Pemangkasan
- Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang
terkena penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar tidak
menular ke bagian tanaman lainnya
23
- Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang
terkena penyakit, jamur atau parasit lainnya, perlu segera dipangkas
agar tidak meluas ke bagian tanaman lainnya.
4). Pemupukan
24
- Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah
sebagai bahan organik tanah, humifikasi, mineralisasi dan
pengikatan nitrosin udara.
1). Air.
Air yang dipergunakan untuk menyiram tanaman harus bebas dari segala
kotoran minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan temperatur air antara 15 C - 25 Celcius.
Pupuk kandang adalah 'pupuk yang diperoleh dari kotoran padat dan
kotoran cair dan hewan ternak.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang bermutu baik, sudah
matang/kering yang telah mengalami penimbunan cukup lama dan sudah
tidak mengalami proses kimia lagi (biasanya sudah berumur sekitar 6
bulan).
25
4). Obat Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman
2.2. Teknis
26
2.2.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan
1). Penyiraman
(2). Bahan
- Air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
- Jumlah air yang dibutuhkan ; untuk pohon : + 10 l/
pohon untuk semak : + 5 l/pohon untuk rumput/penutup
tanah + 5 l/m2
27
3). Pemangkasan
Jadwal pemangkasan untuk setiap jenis tanaman tidak sama dan disesuaikan
dengan proporsi bentuk tanaman yang diharapkan (sesuai dengan rencana).
4). Pemupukan
28
Peralatan : - Cerek siram
- Ember
- Cangkul
- Sekop
- Alat penyemprot
- Peralatan pengaman lalu-Iintas
- Tongkat pelubang tanah
- Pakaian seragam dengan warna mencolok dan
menggunakan topi.Bahan :
Peralatan :
- Alat penyemprot hama
- Masker
- Sarung tangan
- Kaca mata
- Pakaian seragam dengan wama mencolok dan menggunakan
topi.
Bahan : - Tanaman
pengganti
- Tanah subur (top soil)
- Pupuk kandang/ pupuk anorganik
- Penopang tanaman (Bambu, kayu atau besi)
- Tali
29
PASAL 3
CARA PENGERJAAN
Pemeliharaan
o Pasca Tanam - 3 - Baru ditanam Pohon, semak
bulan dihitung sejak (masa rumput/penut
selesai pertumbuhan). up
penanaman. tanah.
30
yebabkan terjadinya erosi/longsor.
3) Cara Pemangkasan :
(b) Rumput
31
4) Cara Pemupukan :
(a) Diberi dengan cara menabur pada tanah yang telah didangir sedalam 15 -
20 cm di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk
ditutup tanah kembali dan disiram dengan air agar cepat larut.
(c) Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk
dengan air yang kemudian disiramkan di sekeliling perakaran tanaman,
sedangkan untuk pupuk daun disemprotkan pada daun.
32
Apabila serangan bersama-sama, dapat dilakukan penyemprotan secara
berganti- ganti menggunakan insektisida dan fungisida, atau dapat
keduanya dicampur pada pemakaiannya. Penyemprotan jangan dilakukan
pada waktu matahari bersinar dengan terik karena dapat menimbulkan
terbakamya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh
bagian tanaman.
33
6) Cara Penggantian Tanaman :
(a) Tanaman yang mati atau rusak dicabut kemudian siapkan lubang
tanaman dengan ukuran :
- pohon, l m u l m × l
m
- semak, 60cm × 40cm u panjang
(m')
34
Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur dan pupuk
kandang dengan perbandingan = 3 : 2 , masukkan tanaman pengganti
secara hati-hati, setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan
dibuang keluar lokasi. Kemudian media tanam dipadatkan
Untuk menjaga agar perakaran tanaman tidak patah, perlu ditunjang dengan
bambu penahan (steger) sampai pohon tumbuh dengan baik
35
PASAL IV
JADWAL PEMELIHARAAN
Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan
dan berlangsung minimal selama 3 (tiga) bulan. Pemeliharaan ini merupakan
pemeliharaan selama masa tumbuh dan dilakukan secara intensif dengan
memperhatikan jenis tanamannya. Setiap jenis tanaman mempunyai perlakukan
penanganan yang berbeda dan untuk memberikan kemudahan, jadwal
pemeliharaan dibedakan menurut pembagian sebagai berikut :
- Jenis Tanaman Pohon
- Jenis Tanaman Semak/Perdu
- Jenis Tanaman penutup tanah/
rumput.
Pemeliharaan Rutin pada lansekap jalan dilakukan balk pada tanaman lama yang sudah
ada maupun merupakan kegiatan lanjutan setelah selesai pemeliharaan pasca tanam.
Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dengan tahapan dan jadwal kegiatan
36