Anda di halaman 1dari 84

PENAWARAN TEKNIS

Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

BAB. E.
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

1. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


1) Konsultan Supervisi
a. Kedudukan Konsultan Supervisi
Sesuai dengan fungsinya Konsultan Supervisi secara hierarchis merupakan bagian dari
organisasi yang mempunyai kedudukan paling tinggi di lapangan dan menjadi simpul
komunikasi antara semua pelaku dalam organisasi proyek. Dalam kegiatan Konsultan
Supervisi berada dalam koordinasi Pengelola Teknis. Secara skematis kedudukan
Konsultan Supervisi adalah sebagai berikut :

PROYEK
KPA/PPK
PENGELOLA
ADMINISTRASI
TEKNIS

LINGKUNGAN KONSULTAN SUPERVISI PEMDA


ALAM - IJIN
MASYARA- - PAJAK
KAT - LEGAL

PERENCANA KONTRAKTOR

b. Tanggung Jawab Konsultan Supervisi


Pada dasarnya tanggung jawab Konsultan Supervisi merupakan penjabaran dari fungsi dan
kedudukannya yaitu :
1. Pengendalian Teknis
2. Pengendalian Aspek Lingkungan
3. Pengendalian Aspek Hukum

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

METODOLOGI PENGAWASAN

KONSULTAN
SUPERVISI

PENGENDALIAN ASPEK
PENGENDALIAN ASPEK HUKUM
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
ASPEK TEKNIS
/FISIK

LINGKUNGAN ALAM PERIJINAN

PAJAK
LINGKUNGAN
SETEMPAT HUKUM
KESELAMATAN
UJI KUALITAS
PERSONIL PENGAWAS PEKERJAAN
YANG MEMADAI TEST LAB
TEST VISUAL

MUTU
DOKUMEN
PELAKSANAAN (GBR. LAPORAN2
RENCANA) HARIAN
MINGGUAN
BULANAN
RENCANA KERJA RAB
KONTRAKTOR
RAPAT-RAPAT
LAPANGAN
KOORDINASI
KHUSUS

1. 1. Pengendalian Teknis
Pengertian pengendalian disini menyangkut seluruh kegiatan yang merupakan
mata rantai proses penyelenggaraan proyek yaitu :
- Biaya
Biaya berkaitan langsung dengan Pemberi Tugas (PPK) Perencanaan /
Rencana biaya (Konsultan Perencana), Pengeluaran biaya (Kontraktor
dan Biaya Penyelenggaraan Proyek), dan Cash Flow (Sinkronisasi aliran
dana masuk dan aliran dana keluar).
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Mutu.
Mutu berkaitan langsung dengan spesifikasi detail teknis (perencana),
metoda pelaksanaan pembangunan /Construction Method (kontraktor) dan
keahlian dalam pengawasan kualitas dan kuantitas baik SDM mau
pun material.
- Waktu
Waktu berkaitan langsung dengan penjadwalan /scheduling, proses
pengesahan
/validasi dan pemecahan masalah /problem solving.

- Resiko Kegagalan
Konsultan Supervisi bertanggung jawab dalam pengendalian teknis
untuk mencegah atau memperkecil resiko kegagalan yang mungkin
timbul atas tiga unsur diatas (Biaya, Mutu dan Waktu).
1. 2. Pengendalian Aspek Lingkungan
- Lingkungan Alam.
Pengertian pengendalian disini adalah senantiasa memperhatikan massa
/bangunan bentukan yang dihasilkan dalam pembangunan tidak
merusak keserasian lingkungan alam disekelilingnya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah diatur dalam undang-undang /peraturan yang
berlaku.
- Lingkungan Setempat.
Pengendalian disini adalah mencegah /memperkecil terjadinya gangguan
terhadap lingkungan, area / permukiman / lalulintas setempat maupun
aktifitas sehari-hari masyarakat sekitar baik selama pembangunan maupun
setelah proyek selesai.
- Client/PPK
Pengertian pengendalian disini adalah mengupayakan agar pihak user
/yang akan memanfaatkan hasil pembangunan dari proyek ini akan
mendapatkan haknya sesuai dengan harapannya baik secara kualitas
maupun fungsinya seperti yang direncanakan.
1. 3. Pengendalian Aspek Hukum

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Perijinan.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Pengendalian dalam hal ini adalah mengupayakan agar seluruh


kegiatan pembangunan sudah mendapatkan perijinan yang
disyaratkan oleh Pemda setempat dan hasil dari pembangunan tidak
menyimpang dari perijinan tersebut.
- Pajak
Pengendalian dalam hal ini adalah mencegah terjadinya pelanggaran
dalam ketentuan-ketentuan pajak disamping upaya agar tidak terjadi
timbulnya pembayaran pajak yang berlebihan.
- Hukum.
Pengendalian dalam hal ini adalah mengupayakan agar semua transaksi
yang terjadi selama proses mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
- Asuransi
Pengendalian dalam hal ini adalah agar selama proses pembangunan
seluruh kegiatan terhindar dari kerugian secara material /finansial baik
akibat kejadian yang tidak disengaja maupun (kebakaran, huru-hara,
gempa bumi, banjir dsb) maupun akibat kesalahan metode pelaksanaan.
Dalam hal ini Konsultan Supervisi mengupayakan agar penutupan
asuransi pembangunan (construction all risk) dilaksanakan tepat
sasaran (tidak under insured maupun over insured).
2. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas Konsultan Supervisi Tahun Anggaran 2018 sesuai KAK pada proyek ini Pengawasan
Tahap Pelaksanaan Fisik Kontraktor
3. PROGRAM KERJA
Untuk melaksanakan tugasnya selaku Konsultan Supervisi sesuai dengan lingkup tugas, maka
diperlukan langkah persiapan pada interval, sebagai berikut :
3.1. Konsultasi tenaga sesuai dengan kebutuhan, baik menyangkut kualifikasi maupun kuantitas.
3.2. Mobilisasi peralatan dan sarana untuk menunjang kegiatan personil/tenaga.
3.3. Mempersiapkan administrasi pendukung untuk pelaksanaan tugas, berupa surat tugas,
format laporan, format pengendalian, dokumen kontrak pelaksana, dll.
3.4. Membuat jadwal penugasan personil dan jadwal pelaksanaan MK.
3.5. Pemahaman dan penguasaan tugas dan lingkup tugas pada masing-masing personil
dan jadwal pelaksanaan MK.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

3.6. Hal-hal lain yang idanggap perlu.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

TAHAP RIVIEW TAHAP TAHAP TAHAP


PERENCANAAN PELELANGAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN
FISIK FISIK

DOKUMEN PELELANGAN PENGAWASAN PENGAWASAN


LELANG KONTRAKTOR PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
ULP

Tidak dikerjakan
Uraian dan penjelasan lingkup tugas Konsultan Supervisi yaitu melaksanakan :
 Tahap Konstruksi Fisik
Pada tahap Konstruksi Fisik ini dilaksanakan pekerjaan sebaga berikut :
1. Tahap Pra Pelaksanaan :
a. Mengadakan Rapat Awal (Pre Award Meeting / PAM) untuk
menyamakan visi, misi dan persepsi terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Rapat dihadiri oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Konsultan MK,
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana, Tenaga Bantuan Teknis,
Tenaga Pengelola Administrasi Teknis, Tim pengawas internal Polda.
Pre Award Meeting dilakukan sebelum penandatanganan kontrak antara
PPK dan Kontraktor
Kesepakatan rapat menyangkut antara lain :
- Lingkup tugas kontraktor
- Penyediaan tenaga teknis kontraktor
- Cara pembayaran teryn kontraktor
- Klausul kontrak, kontraktor
- Bank penerbit jaminan pelaksanaan
- Ketentuan teknis dan administrasi lainnya.
b. Mengadakan Rapat Pra Konstruksi (Pre Construction Meeting/PCM),
pada rapat ini ada beberapa hal penting yang harus dibicarakan yaitu
antara lain :
- Rapat pembahasan tentang hal yang menyangkut kontraktor :
1) Penyerahan jaminan pelaksanaan
2) Penandatanganan Kontrak

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

3) Penjelasan jadwal pelaksanaan fisik (Kurva S)


4) Penjelasan metode pelaksanaan
5) Penjelasan tentang tenaga teknis yang akan dipergunakan
- Meminta pengarahan Pemberi Tugas
- Menjelaskan Struktur Organisasi Proyek
- Meminta Struktur Organisasi Kontraktor untuk pelaksanaan proyek
dilengkapi dengan nama tenaga inti proyek yang akan dikerjakan.
Dalam hal ini apabila terdapat penggantian tenaga inti yang akan di
tempatkan dengan usulan pada waktu tender harus sekwalitas dan
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Pemberi Tugas.
- Meminta Kontraktor untuk mensosialisasikan program kerja berupa :
1) Time Schedule (Barchart & Kurva S)
2) Arus sirkulasi pekerjaan, penempatan kantor, Tempat Kerja, WC
Umum, Barak Pekerja
3) Metode Kerja
4) Pengadaan bahan dan tenaga kerja
5) Penggunaan dan penempatan tower crain
- Menentukan tata letak dan level bangunan
- Menjelaskan prosedur kerja
- Menentukan rapat rutin mingguan dan rapat koordinasi lengkap
- Mengevaluasi Usulan Tenaga Ahli yang diusulkan kontraktor
- Mengevaluasi Program Kerja Kontraktor
- Mengevaluasi usulan pemakaian sub kontraktor untuk bahan
persetujuan / penolakan dari pengelola proyek
- Menjelaskan prosedur pelaksanaan pekerjaan
- Menjelaskan prosedur pengetesan
- Menjelaskan prosedur pembayaran
- Dan lain-lain.
2. Tahap Pelaksanaan :
a. Melakukan pengendalian berupa non fisik enyangkut program kegiatan, antara lain
:
- Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang
disusun oleh pemborong yang meliputi program-program
pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga
kerja, peralatan dan perlengkapan bahan bangunan, informasi, dana,

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

program Quality Assurance / Quality Control dan program kesehatan


dan keselamatan kerja (K3).

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi


program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik, (kuantitas dan
kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan
keselamatan kerja.
- Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan
turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi
penyimpangan.
- Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik.
- Melakukan kegiatan pengawasan yang tediri atas :
1) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan dilapangan.
2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode
pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi.
3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume / realisasi
fisik.
4) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan
konstruksi.
5) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan
dan laporan harian/mingguan pekerjaan konstruksi fisik yang
dibuat oleh pelaksanan konstruksi.
6) Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi.
7) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings)
yang diajukan oleh Kontraktor
8) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
dilapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I.
9) Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I
dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
10) Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan
menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan gedung.
11) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah
terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan


untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

12) Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun


Dokumen Pendaftaran.
13) Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan
dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat.
b. Melakukan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan fisik menyangkut
pekerjaan sub struktur sejak awal mulai dari pekerjaan pengukuran, pekerjaan
tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan upper structur setinggi 5 lantai
menyangkut pekerjaan antara lain
- Pekerjaan pengukuran ulang oleh kontraktor menyangkut kebutuhan
peil, bench mark, titik bangunan.

- Pekerjaan pengerukan humus sebagian lahan untuk mendapat


permukaan tanah yang memenuhi syarat.
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Pekerjaan pengurugan tanah dan pemadatan.

- Pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal elektrikal


c. Mengadakan Rapat Rutin
Mingguan Pada rapat ini
dibahas :

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Laporan Kemajuan Pekerjaan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Pemaparan Program Kerja Mingguan


- Pembahasan Masalah Teknis Rutin
- Persetujuan Bahan
- Permasalahan yang dihadapi (Teknis dan Non Teknis)
- Tanggapan dan Saran-saran
- Mengadakan Rapat Bulanan
- Mengadakan Rapat Koordinasi Lengkap
Rapat ini biasanya diadakan 1 (satu) bulan sekali, dan diharapkan di hadiri
oleh semua pihak yang terlibat di proyek ini. Pada rapat ini biasanya
berisikan :
- Laporan Kemajuan Pekerjaan dan Proses Pelaksanaan Pekerjaan
- Pemaparan Program Kerja Bulanan
- Menyelesaikan masalah teknis yang perlu persetujuan Pemberi Tugas
dan pihak lain yang terlibat.
- Evaluasi Hasil Kerja Bulanan
- Tanggapan, saran dan pengarahan
- Mengadakan Rapat Khusus (SCM / Show Cause Meeting)
- Melaksanakan Fungsi Pengawasan dan Pengelolaan secara menyeluruh.
Antara lain :
1) Mengawasi dan menyetujui atau menolak pemakaian bahan dan
peralatan.
2) Melaksanakan pengujian bahan
3) Mengawasi teknis pelaksanakan pekerjaan dari segi kwalitas dan
kwantitas.
4) Mengawasi hasil pekerjaan, secara visual dan pengetesan kwalitas.
5) Memberikan perintah perbaikan / penyempurnaan pekerjaan yang
dianggap kurang sempurna
6) Memberhentikan pekerjaan yang menyimpang dari persyaratan
7) Alat pengendali pengawasan dengan test ditempat,
teguran/peringatan melalui surat, dokumentasi visual
8) Mengendalikan Schedule
Pekerjaan Dalam hal ini Konsultan
Supervisi melaksanakan :
a. Memberi teguran atas keterlambatan pekerjaan
b. Memberi pengarahan teknis meningkatkan kecepatan pelaksanaan
sehingga dapat mengejar keterlambatan
c. Mengevaluasi hasil kerja dan tata cara pelaksanaan pekerjaan
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

c. Mengendalikan Biaya Pelaksanaan (cost control)

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Melaksanakan pemeriksaan terhadap biaya pembangunan (cost control)


dengan menyiapkan daftar volume dan nilai bobot pekerjaan, serta
melakukan hal sebagai berikut :
a. Memonitor lajunya pembangunan dan mengendalikan kemajuan
pekerjaan dilapangan sesuai dengan jadwal waktu dan biaya
pembangunan untuk tahapan, dan kegiatan setiap proses
pembangunan dilapangan.
b. Memeriksa nilai bobot pekerjaan, baik pekerjaan tambahan atau
pengurangan pekerjaan guna keperluan pembangunan.
c. Mencatat dan mengetahui jumlah bahan bangunan dan tenaga yang
masuk serta keadaan iklim setiap hari kerja.
3. Mengendalikan Mutu / Kualitas Pekerjaan
Konsultan Supervisi bertanggung jawab atas mutu hasil pekerjaan. Pengendalian
mutu hasil pekerjaan ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang berkaitan
yaitu antara lain :
a. Pengawasan mutu bahan dan hasil pekerjaan.
Dalam hal ini merupakan pemeriksaan apakah keadaan yang ada sesuai
atau tidak dengan keadaan yang direncanakan sebelumnya, kemudian
mengusahakan agar keadaan yang direncanakan dapat terlaksana tanpa
mengalami keadaan penyimpangan.
Pengawasan mutu bahan dan hasil pekerjaan meliputi :
a.1. Pengawasan kualitas bahan
Pengawasan dilaksanakan pada
saat :
- Sebelum bahan didatangkan kelokasi proyek.
- Pemeriksaan terhadap contoh bahan, sertifikat bahan jika
bahan pabrikan spesifikasi bahan.
- Pada saat bahan tiba dilapangan dan saat akan dilaksanakan
pemasangan / pengerjaan.
- Pemeriksaan secara visual dilaksanakan terhadap bahan,
apakah telah sesuai dengan bahan yang diminta dalam
rencana kerja dan syarat, kalau mungkin dapat pula
dilaksanakan test pengujian seperlunya.
a.2. Pengawasan terhadap cara memperlakukan bahan. Bahan-bahan
yang telah diterima dilapangan harus diawasi cara perlakuannya,
sesuai dengan peraturan yang ada dalam normalisasi dan
spesifikasi teknik, meliputi :
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Transportasi bahan, keamanan untuk menghindari


terjadinya kerusakan bahan pada saat pengiriman bahan
dilkukan.
- Penyimpanan bahan, disesuaikan dengan lokasi kerja yang
ada dan spesifikasi yang diberlakukan terhadap bahan
tersebut.
- Pemindahan bahan dari satu tempat ke tempat lain, misalnya
dari workshop ke tempat penyetelan dan dari gudang ke
tempat pengerjaannya.
- Perlindungan bahan terhadap cuaca, keamanannya seperti
yang tertera pada RKS maupun normalisasi yang
diberlakukan.
a.3. Pengawasan terhadap cara pengolahan bahan. Bahan-bahan yang
telah ada dilapangan selanjutnya masih harus dikerjakan. Cara-cara
pengerjaan ditetapkan dalam spesifikasi teknis, proses
pelaksanaan pengerjaannya harus diawasi sebagai tindakan
preventif untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi.
Kalau terjadi kesalahan, maka baru akan terlihat pada saat pengujian
hasil pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
b. Pengawasan terhadap sistem atau tata cara/prosedur pengadaan tenaga kerja
b.1. Perhitungan/perencanaan jumlah tenaga kerja
b.2. Pemilihan/seleksi terhadap keahlian sesuai dengan
bidang/bagian pekerjaan.
b.3. Cara pengupahan :
- Langsung/harian/mingguan
- Penunjukan kepada koordinator tenaga kerja (mandor).
- Penunjukan sub kontraktor tenaga kerja.
c. Pengawasan terhadap cara pelaksanaan pembangunan / proses
pekerjaan. Seperti halnya pada pengawasan terhadap cara pengolahan
bahan, pengawasan terhadap cara pelaksanaan pemasangan merupakan
tindakan preventif pula karena saat pengawasannya dibatasi oleh
waktu, yaitu hanya dapat dikerjakan selama kegiatan bagian pekerjaan
tersebut berlangsung.
Pengawasan disini berupa observasi visual. Agar mempunyai nilai
informatif, hasil observasi ini didokumentasikan dalam bentuk photo-
photo, sketsa-sketsa maupun catatan-catatan.
Pada dasarnya diusahakan agar penyimpangan yang terjadi terhadap
pelaksanaan ketentuan dalam RKS dapat dihindari dengan pengawasan
yang
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

kontinu selama proses pekerjaan berlangsung, meskipun tidak selalu


hal ini mungkin dilakukan.
d. Pengawasan terhadap/cara pengujian hasil pekerjaan.
Langkah selanjutnya dalam pengawasan ini adalah pengujian terhadap
hasil pekerjaan, yang dapat langsung dilakukan dilapangan maupun
dilaboratorium atas benda uji atau benda contoh dari pekerjaan
tersebut.
Pengujian ini merupakan penetapan, apakah yang diuji memenuhi satu atau
lebih keadaan yang disetujui atau yang ditetapkan dalam peraturan yang
diberlakukan.
Pengujian ini sendiri harus dilakukan sesuai dengan suatu
ketentuan cara pengujian/proses pengujian yang telah ditetapkan atau
pengujian penilaian. Sejauh keadaan memungkinkan, baik dari segi
teknis, anggaran maupun waktu maka harus diusahakan pengujian
pengukuran, yang memungkinkan obyektifitas yang lebih besar.
Pengujian yang dilakukan meliputi :
- Pengujian Pengukuran

Merupakan proses percobaan, dalam hal ini besaran fisiknya


dinyatakan dalam nilai satuan. Cara pengujian ini
memungkinkan adanya penilaian obyektif secara cepat dan
tepat.
- Pengujian Perhitungan
Merupakan suatu bentuk khusus dari pengujian pengukuran,
yang merupakan pernyataan dari jumlah unsur-unsur atau
kejadian-kejadian yang sama dari segala aspek yang muncul
dalam proses.
- Pengujian Penilaian
Dalam hal ini jika pengujian pengukuran tidak memungkinkan,
maka dilakukan pengujian penilaian, diadakan perbandingan
kualitas dari suatu hal terhadap nilai batas.
Ketetapan pengujian ini sangat bergantung kepada pengalaman
yang dimiliki penguji.
4. Membuat Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
5. Membuat Laporan Mingguan dan Bulanan Pelaksanaan Pekerjaan
6. Menjaga kenyamanan Pemberi Tugas dan Pihak Ke Tiga
 Tahap Pemeliharaan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Pada tahap pemeliharaan ini Konsultan Supervisi masih bertanggung jawab atas
kwalitas pekerjaan, yaitu dengan :
1. Secara berkala memeriksa kembali hasil pekerjaan
2. Membuat Check List pekerjaan yang perlu di sempurnakan
3. Mengawasi perbaikan / penyempurnaan pekerjaan
4. Membukukan semua dokumen proyek
5. Mempersiapkan Serah Terima Kedua Pekerjaan.
1. Masalah Teknis
a. Pengendalian dan Prosedur
1. Kaidah / Pedoman Dan Kriteria
Dalam pelaksanaaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Supervisi Pembangunan Sport
Center Kota Cilegon Tahun Anggaran 2018, kaidah atau pedoman dan kriteria yang
dipergunakan oleh Konsultan Supervisi adalah :
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003 yang
beberapa kali telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010.
 Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
339/KPTS/M/2003 Tentang petunjuk pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi
oleh instansi pemerintah.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007, tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan –
Gedung Negara.
 Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/IN/M/2005 tanggal 23
Februari 2005 tentang Penerapan Standar, Pedoman Manual (SPM) Dalam
Dokumen Kontrak.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 7/PRT/M/2011 tanggal 31 Mei 2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa
Konsultansi
 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/SE/M/2007 tanggal 12
April 2007 tentang Pemberlakuan Rancangan SNI (Standart Nasional Indonesia)
Bidang Cipta Karya.
 Peraturan Daerah Kota Cilegon, menyangkut tentang Bangunan dan bangunan-
bangunan yang ada di Kota Cilegon.
 Metodologi investigasi lapangan dan pengujian laboratorium mengikuti ketentuan
yang tertuang dalam SNI, ASTM dan Norma Standar Pedoman dan Manual

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

(NSPM) yang berlaku baik tingkat Nasional maupun Internasional.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

2. Pendekatan Umum
Supervisi dan proses kerja akan dibangun berdasarkan tatanan produk, kontrol dan
komunikasi dimana setiap pihak akan mendapat gambaran yang jelas pada progress
pekerjaan pada setiap waktu. Meeting review manajemen proyek akan
diselenggarakan dengan pihak pemberi tugas Konsultan Perencana, kontraktor dan staf
manajemen untuk menyakinkan total awareness pada progress proyek dan statusnya.
Meeting ini akan mengangkat masalah-masalah yang menjadi perhatian dan memberikan
advise pada metode ataupun resolusi permasalahan dalam kaitannya menjaga
sechedule proyek dan budget.
 Tahap Konstruksi Fisik
 Melakukan supervisi pada seleksi dan evaluasi pelelangan.
 Mengkoordinasi proses pekerjaan.
 Membantu evaluasi pada kuotasi final.
 Mengadakan proses prakualifikasi kontraktor utama dan spesialis.
 Menyusun dan membagi paket-paket pekerjaan yang akan dilelangkan
berikut batasan kerjanya terkait dengan progress fisik lapangan
(pelelangan kontraktor spesialis).
 Mengadakan rapat penjelasan.
 Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada pimpro untuk
menentukan pemenang lelang/Kontraktor Pelaksana.
3. WBS (Work Breakdown Structure)
Dalam hal perencanaan (planning) yang menjadi dasar untuk kontrol biaya dan
proses pekerjaan, dilakukan Work Breakdown Structure (WBS) yang membuat
elemen-elemen pekerjaan.
Contoh dari WBS dalam tahapan pekerjaan Supervisi adalah sebagai berikut :

PELAKSANAA
N

* * *

* * *

* * *

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

* elemen-elemen pekerjaan setiap tahapan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

• Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan secara keseluruhan hanya pada tahap pelaksanaan.

SPK PENYERAH
KONTRAKT AN
OR PEKERJAA
N

PELAKSANAAN

 Alur Tahapan Pekerjaan


Secara lebih detail, alur tahapan pekerjaan di atas dapat digambarkan sebagai
berikut :

E F
PELAKSANAAN PENYERAHAN

4. Responsibility Assignment Matrix


Responsibility Assignment Matrix (RAM) dibuat untuk mengetahui tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak pada setiap uraian pekerjaan, di bawah ini
diperlihatkan RAM pada tahap perancangan.
RAM pada tahap pelaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut :
No. Uraia Pemill M Peranca Konsultan
n k K ng Spesialis
Tahap Pelaksanaan
1. Construction Site Plan dan - P - -
Persiapan Pelaksanaan

2. Rapat Pra-Pelaksanaan - P - -
3. Koordinasi dan Pengawasan - P - -
4. Laporan Kemajuan - A - -
Pelaksanaan Pekerjaan

5. Laporan Periodik Kemajuan - P S -


Proyek
6. Pembayaran atas Prestasi Pekerjaan P S - -
Kontraktor

7. Penyerahan Kesatu A P - -

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

8. Pengawasan dan Koordinasi Masa - P - -


Pemeliharaan
9. As Build Drawing, - P - -
Manual dan Training
Operator

10. Penyerahan Kedua A P - -

A : Persetujuan, P : Penanggungjawab, S : Pengawasan


5. Maksud Pembuatan Usulan Metode
Sebagaimana biasanya di dalam melaksanakan suatu proyek, perlu adanya suatu
usulan methode penanganan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai aturan dan
sistem yang telah dipikirkan terlebih dahulu. Demikian juga maksud dari pembuatan
manual ini adalah supaya tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda dari setiap
komponen peserta yang terlibat, terutama dari segi tugas dan tanggung jawabnya, serta
untuk mendirikan garis komunikasi yang jelas dari segi kontraktual maupun
fungsional serta prosedur yang efektif, terutama dari segi teknis manajemen
administrasi maupun pelaksanaan di lapangan.
Secara idealnya, Konsultan Supervisi berfungsi antara lain adalah memberikan
pengarahan kepada setiap komponen pembangunan mulai dari awal dimulainya
ide Pemberi Tugas, pemilihan Konsultan Perencana, masa perencanaan, penunjukan
Kontraktor Pelaksana sampai dengan akhir pekerjaan yang ditandai dengan serah
terima gedung kembali kepada Pemberi Tugas untuk digunakan sesuai dengan
fungsinya. Penyimpangan-penyimpangan sistem yang terjadi, baik secara teknis
maupun administrasi, bukan berarti “kurangnya pengertian”, tetapi mungkin disebabkan
karena kepentingan yang berbeda dari masing-masing pihak. Proses tersebut di atas
harus dikendalikan dan dikembalikan secara proporsional, direkam untuk menjadi
pengajaran bagi semua pihak dalam mengendalikan proyek. Monitoring harus
dilaksanakan setiap saat agar penyimpangan dapat dicegah seminimal mungkin. Hal
inilah yang menuntut semua jajaran untuk selalu disiplin, cakap, konsisten dan tekun
dalam melaksanakan tugas di lapangan. Keempat sifat inilah yang dituntut dalam
sistem pengawasan, ditambah dengan menuju kepada era globalisasi maka semua
komponen harus siap dalam memberikan hasil pekerjaan yang lebih bernilai tambah
dan profesional. Oleh karena itu dengan proyek- proyek multi-years seperti ini,
perlu adanya keseragaman program yang sudah diterapkan atau dilewati dalam
tahap-tahap lalu, sehingga baik pengendalian mutu, pembiayaan, serta waktu
pelaksanaan dapat tetap berkesinambungan. Diharapkan kontinuitas kegiatan kerja
Supervisi dapat terus berlangsung dengan sistem yang tidak berubah dari awal
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

sampai akhir prosesnya menuju titik yang mendekati sempurna.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

6. Pendekatan Masalah Dan Penanganannya


 Pihak-pihak Terkait Dalam Proyek
Pada tahap pelaksanaan (konstruksi) ini, Kontraktor Pelaksana telah ditunjuk;
sehingga pihak-pihak terkait dalam proyek adalah sebagai berikut :
 Owner/Representatif Owner
 Project Management dan Quantity Surveyor
 Konsultan Perencana
 Main Contractor dan Specialist Contractor
 Instansi Terkait
 Tim Perijinan dan Legal Aspek

 Pekerjaan Fisik
Adapun item-item pekerjaan fisik yang akan dilaksanakan adalah:
 Pekerjaan persiapan, diantaranya pengukuran, penyediaan direksi keet,
pagar pengaman, gudang peralatan, barak pekerja, dll
 Pekerjaan Tanah meliputi pengerukan humus pada area yang akan dipergunakan
untuk jalan lingkungan, taman, trotoar, dan sebagian pondasi tiang
pancang.

 Pekerjaan Struktur Pondasi Batu Kali

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Pekerjaan Struktur bangunan menyangkut pekerjaan pondasi tapak/pile cap,


pasangan tie beam, kolom beton, sloop beton, balok beton dan lantai
beton.

Pile Cap

Tie Beam

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Kolom Beton

Kolom Beton

Balok Beton

Balok dan Kolom Beton

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Pembesian Lantai Konvensional

 Pekerjaan Struktur dan penutup atap menyangkut pemasangan lantai dak beton,
kuda- kuda konstruksi baja, rangka atap dan penutup atap

. Atap Baja Ringan


 Pekerjaan Arsitektur lengkap menyangkut pekerjaan dinding, lantai, plafon,
kusen dan pintu/jendela, tangga, pengecatan, keramik, interior melekat, dll.

Pasangan Keramik

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Pasangan Bata

Pasangan Plafon

 Pekerjaan Mekanikal menyangkut pekerjaan lift, plambing, pompa,


pemadam kebakaran/sprinkler, hydrant, AC.

32

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Instalasi VAC ( Ventilasi dan Air Conditioner )

32

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Instalasi Plambing

 Pekerjaan Elektrikal menyangkut pekerjaan listrik, genset, dan elektronika.

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Pekerjaan pengurugan untuk lahan parkir, jalan, taman, dan lantai bangunan.
Pada dasarnya pendekatan masalah dan metodologi yang akan diterapkan secara
teknis pada proyek ini mengacu pada standar peraturan bangunan di Indonesia
(PBI, PMI, P.T. GIUG, PUIL, dan lain-lain) yang sudah diketahui bersama dan
diterapkan di Indonesia, baik untuk bangunan komersial maupun bangunan
pemerintahan.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan penjelasan dari pihak pemberi tugas,
maka secara rinci tahapan aktivitas yang harus dilakukan oleh Konsultan
Supervisi adalah:
Memastikan bahwa gambar rencana dilaksanakan secara baik sesuai spesifikasi, target design
dan biaya serta mengantisipasi penyesuaian di lapangan secara awal untuk mencegah
hambatan selama pelaksanaan konstruksi tersebut.
Konsultan dalam memberikan layanan jasanya akan membantu dan mengarahkan
Kontraktor agar:
- Pekerjaan selesai tepat waktu (Pengendalian Waktu)
- Pekerjaan selesai tepat biaya (Pengendalian Biaya)
- Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang diisyaratkan (Pengendalian Mutu)
- Pekerjaan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek lingkungan
- Pelaksanaan pekerjaan tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas di
sekitarnya, pengaturan lalu lintas sekitar proyek
- Pekerjaan dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan kerja (K3) 51
a. Pengendalian Waktu
Evaluasi terhadap rencana kerja kontraktor dalam pengendalian waktu akan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

dilakukan untuk tiap item kegiatan pekerjaan dengan memperhatikan:

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Waktu yang diberikan untuk tiap item pekerjaan adalah sudah sesuai
dengan volume pekerjaan yang ada.
- Alat yang dipakai (jumlah dan kondisinya) dapat mencapai kapasitas
yang sesuai agar waktu yang dialokasikan dapat terpenuhi.
- Beberapa kebutuhan personil Kontraktor.
- Membantu Kontraktor dalam mengatasi masalah yang timbul agar
tidak terjadi keterlambatan.
- Memberi peringatan kepada Kontraktor bila terjadi keterlambatan berikut
usulan cara penanganannya.
- Memonitor realisasi pekerjaan yang telah dicapai oleh Kontraktor
dan membandingkan dengan rencana kerja untuk mengetahui
apakah terjadi keterlambatan atau tidak.
b. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi dengan


bersama-sama Konsultan Quantity Surveyor (bila ada) berusaha agar biaya
konstruksi yang ada tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan Harga
Kontrak yang ada.
- Dari waktu ke waktu, Konsultan Supervisi akan mencatat volume
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor, dan memonitor
realisasi pembayaran fisik pekerjaan.
- Akan dilakukan perintah perubahan (change order) untuk mempertahankan
harga kontrak pekerjaan.
- Melakukan evaluasi terhadap usulan pekerjaan tambah/kurang yang
diajukan oleh Kontraktor.
c. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi terhadap hasil
kerja Kontraktor agar sesuai persyaratan yang ada.
- Sebagai dasar pengendalian mutu, Konsultan akan mempedomani
spesifikasi teknis yang ada.
- Setiap material yang dikirim ke lapangan akan diminta contohnya untuk
dilakukan pengujian di laboratorium. Bila tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi, maka material akan ditolak. Begitu pula material yang
dikirim ke lapangan (yang contohnya sudah disetujui) akan diperiksa
secara berkala untuk memastikan apakah material yang dikirim 51
tersebut sesuai dengan contoh yang ada.
- Melakukan pengawasan terhadap cara kerja di lapangan agar sesuai

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

dengan spesifikasi teknis yang ada.

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Melakukan pengendalian mutu terhadap hasil pekerjaan Kontraktor, baik


dengan pengujian di lapangan maupun pengujian di laboratorium.
- Membuat Trial Mix dan Job Mix Design, baik untuk pekerjaan
beton maupun pekerjaan campuran lainnya.
d. Pengaturan Lalu Lintas Operasional dan Utilitas
Untuk lokasi-lokasi dan bagian yang terkait dengan traffic dan utilitas
kawasan, maka pengaturannya selama pelaksanaan konstruksi harus
diutamakan dan direncanakan secara cermat agar selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi lalu lintas dan utilitas yang ada dapat terus berjalan
dengan lancar tanpa gangguan yang berarti.
Salah satu pengaturan yang harus dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan traffic/lalu lintas kawasan adalah :
– Pengangkutan material yang harus di buang keluar area pekerjaan,
agar dilakukan pada malam hari, sehingga tidak mengganggu.
– Pengamanan material dengan skala/volume besar agar dilakukan
dengan penggunaan petugas pengamanan (internal maupun pihak
external/kepolisian)
e. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja perlu dipastikan karena pekerjaan ini menggunakan alat


berat. Segera setelah Kontraktor mulai memobilisasi, diadakan rapat yang
dihadiri wakil dari pihak-pihak terkait untuk menetapkan pedoman bagi
keselamatan kerja serta program- programnya.
Selanjutnya, Konsultan Supervisi bersama dengan Pemberi Tugas dan
Kontraktor akan mengadakan rapat koordinasi secara berkala (per-
mingguan) untuk:
- Mengevaluasi kemajuan pekerjaan yang telah dicapai
- Menyarankan solusi terhadap masalah yang timbul
- Menyetujui rencana kerja kontraktor minggu berikutnya
7. Prosedur Dan Kegiatan
 Prosedur Gambar-Gambar Perencanaan
 Ijin-Ujin Gambar Rencana
Secara keseluruhan maka gambar-gambar ini dianggap telah memenuhi 51
syarat dan telah disahkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Pemerintah
Daerah serta sah dan layak bangun sebagai asset pemerintah.
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Prosedur Monitoring Gambar Rencana

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Prosedur pemeriksaan gambar tetap dilaksanakan setiap saat, baik oleh


Konsultan Perencana maupun Konsultan Supervisi.
 Kegiatan – Kegiatan
 Struktur Organisasi
Pertama dalam kegiatan lapangan adalah membuat Struktur Organisasi
Proyek yang dibuat dalam bentuk schema dimaksud untuk memperlihatkan
hubungan kontraktual dan fungsional antara perusahaan-perusahaan yang
terlibat diproyek. Selain itu, disiapkan bentuk schema organisasi yang
berada dimasing-masing internal perusahaan yang terlibat, untuk
memperlihatkan posisi personal terlibat didalam perusahannya.
 Time Schedule
Rencana dan penjadwalan pelaksanaan proyek didasarkan pada dua atau
beberapa kekuatan dari prosedur manajemen yang berkembang dengan
ketergantungan satu dengan yang lainnya Methode rencana-program kerja
dan penjadwalan waktu kerja adalah penjelasan penggunaan operasional
pelaksanaan lapangan. Oleh karena itu schedule pelaksanaan yang real harus
dibuat oleh Kontraktor dengan pengarahan penuh dari Konsultan Supervisi.
Bagaimanapun gambaran dari network diagram adalah sangat penting, dengan
hubungan waktu yang kompleks dan keterikatan yang kuat (constraints)
diantara bermacam-macam segment dari kegiatan proyek. Mempunyai
faedah yang luar biasa didalam mengakomodasi perubahan, perbaikan
dan semacamnya, sehingga berfungsi sebagai alat bagi project manager
untuk mengadakan kontrol waktu dan pekerjaan yang cukup baik, penyusun
item pekerjaan harus didasarkan pada item kontrak, agar perhitungan
ataupun kelambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah:
1. Mengadakan perkiraan dengan ”accuracy” yang beralasan untuk waktu
yang diperlukan bagi penyelesaian proyek seluruhnya.
2. Memungkinkan identifikasi dari beberpa kegiatan crusial, dimana 51
secara bijaksana dapat ditempatkan pada posisi yang sesuai agar
penyelesaian proyek dapat dilakukan sesuai pada waktunya. (disebut
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

sebagai ”critical activities”)

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

3. Memberikan petunjuk untuk menyingkatkan waktu pelaksanaan, bila


waktu penyelesaian diminta harus untuk dipercepat.
4. Memberikan dasar untuk penjadwalan subkontraktor dan penyerahan
barang atau bahan kelapangan, terutama barang / bahan import (bila
ada).
5. Sebagai dasar dari keseimbangan didalam penjadwalan tenaga
kerja dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
proyek.
6. Lebih mempermudah kemungkinan evaluasi yang lebih cepat bila
diperlukan usulan methode pelaksanaan pengganti / alternative.
7. Sebagai media yang cukup untuk memberikan Laporan dan merekam
kemajuan pekerjaan.
8. Memberikan dasar penilaian, pengaruh waktu terhadap perubahan/
penundaan pekerjaan.
 Methode Kerja Lapangan
Secara professional, Kontraktor sudah harus mengajukan Methode Kerja
yang lebih rinci lagi (dalam penawaran biasanya Methode Kerja ini sudah
diajukan), sehingga pencapaian terhadap schedule dapat lebih mendekati
ketepatan dalam methode kerja yang dijelaskan diantaranya :
Pekerjaan Persiapan (Preparation Works), meliputi:
 Pertama-tama yang dilakukan adalah membuat Program Pemanfaatn

Lahan atau sering disebut sebagai ”Site Management”. Kontraktor harus


merencanakan pemanfaatan lahan untuk penempatan fasilitas darurat/ semi
permanent seperti MP’s Office, Kontraktor Office, Ware House, Wood
Working Storing-Workshop, Reinforcing Bar Storing-Workshop, Guard
House, Water Pump House, Emergency Power Supply House,
Temporary Fence, Drainage Line, dan lain-lainnya.
 Mobilisasi dan demobilisasi seperti Halimark/Lift Barang, Passanger
Lift/Hoise, Concrete Mixer, Vibrator, Tamping Rammer, Vibro Roller,
Back Hoe, Dump Truck, Generator Set, etc.
 Surveying and Layout Works seperti pengadaan Theodolith, Auto Level,
and Steel Measuring Tape. Untuk menentukan building line dan elevation
51
(peil banjir dan peil bangunan).
Semua ini harus dituangkan dalam gambar-gambar sketsa computer
dan keterangan yang jelas tentang cara kerjanya melalui tulisan.
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Pengaturan lalu lintas material transportation agar tidak mengganggu


lalu lintas sekitar lokasi.

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Pekerjaan Struktur, meliputi :


 Pondasi (struktur Bawah)
 Konstruksi (struktur atas)
Pekerjaan Finishing Arsitektur, meliputi:
 Dengan memperhatikan teknik-teknik pekerjaan yang berpola/system
yang sesuai dengan memperhatikan kondisi pemasaran, pengadaan barang,
serta sifat dari masing-masing jenis bahan, kontraktor dapat mengajukan
system yang lebih baik menurutnya untuk dikerjakan yaitu dengan
membuat flow chart finishing, seperti pengadaan bahan untuk finishing
pasang bahan dinding (bata, plaster), keramik tile, granite, marmer (terutama
untuk ketiga jenis layers ini perlu disortir pola/motif warnanya lebih
dahulu), instalasi ME, langit-langit, waterproofing dll.
 Salah satu point umpamanya metode pemasangan bata, sequence
pemasangan : beberapa hold point (hal-hal yang penting dikendalikan)
antara lain, pasangan bata harus tegak lurus dan rata, tebal speci sama,
stek kolom praktis terpasang, bobokan untuk instalasi ME terkontrol (bila
ada), lokasi bersih dari sisa adukan dilantai. Tenaga kerja; pengaturan
tenaga kerja secara garis besar yang nantinya akan didetailkan,
disesuaikan dengan waktu yang tersedia di schedule. Peralatan yang
disediakan; seperti theodolit, waterpass, mixer, roll meter, shovel, drum
air dll.
 Hal ini juga berlaku untuk pekerjaan finishing lainnya seperti pemasangan
plafond, dinding granite, lantai marmer dsb.
Pekerjaan Mekanikal Elektrikal, meliputi:
Perlu diingatkan secara garis besar bahwa adanya keterkaitan dengan semua
paket pekerjaan, yang dimana pekerjaan ME harus di ”Composite” dengan
pekerjaan Arsitektur dan Struktur, maka penentuan titik-titik lampu,
stopkontak, sakelar dan lain-lain oerlu dikoordinasikan sebelum di
”installed/dipasang”.
Begitu juga untuk pelaksanaan instalasi genset lift (bila ada), AC, Fire
Protection dan Alarm, STP (Service Treatment Palnt) harus dikoordinasikan
dengan pekerjaan struktur dan arsitektur.
Safety Control System, meliputi:
Kontraktor harus mengajukan suatu system peralatan, keselamatan dan kesehatan
kerja dari para pekerja, dan masyarakat umum yang mempunyai kepentingan
51
dengan proyek tersebut, Kontraktor harus menyelenggarakan prosedur yang telah
mendapat pengesahan/ persetujuan dari unsur-unsur yang berkepentingan didalam

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

pemerintahan mengenai hal tersebut.

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Demikian uraian singkat yang diharapkan malah dapat dilengkapi oleh


Kontraktor untuk lebih memperjelas dan memudahkan selama pelaksanaan
proyek berlangsung.
 Rapat-Rapat Koordinasi
Rapat-rapat koordinasi dimaksudkan untuk memberikan pengendalian terhadap kegiatan
perencanaan proses persiapan tender maupun pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Rapat-rapat koordinasi diatur sesuai dengan kebutuhan dan sifatnya seperti:
a. Rapat ”Design Review” dalam masa pelaksanaan (gambar-gambar
perencanaannya sudah selsai) dan hany bersifat rutin, maka dapat
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam satu bulan, atau sesuai dengan kebutuhan
dilapangan/proyek, dan dihadiri oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana, serta dipimpin oleh Konsultan Supervisi. Pembahasan:
Koordinasi terhadap gambar-gambar perencanaan. Dalam masa
pelaksanaan:
 Mengadakan klarifikasi ke Konsultan Perencana terhadap gambar
yang tidak sesuai, berbeda atau tidak jelas ke Konsultan Perencana
didalam penerapannya ke pelaksanaan dilapangan.
 Mengadakan permintaan gambar tambahan ke Konsultan
Perencana bila diperlukan.
b. Rapat ”Pre Construction” atau lebih dikenal dengan ”Kick Off

Meeting” yang dilaksanakan 1 (satu) kali pada awal pelaksanaan paket


pekerjaan yang dihadiri oleh Pemberi Tugas, Konsultan Supervisi,
Konsultan Perencana dan kontraktor Utama serta dipimpin oleh
Konsultan Manajemen Pengawasan.
Pembahasan: Koordinasi terhadap rencana pelaksanaan.
Antara lain:
 Method Off Construction (pola kerja untuk pekerjaan yang dominan
dan masuk – mempengaruhi lintasan kritis, secara partial dan diserahkan
kemudian juga untuk pekerjaan lainnya).
 Time Schedule (Rencana Kerja yang telah diurai secara lebih
detail untuk Pelaksanaan).
 Site Plant (Rencana pengaturan lapangan dalam masa konstruksi).
 Organization chart (struktur organisasi Kontraktor Utama dilapangan,
termasuk personil-personil yang terlibat).
 Organization Chart (struktur organisasi manajemen lapangan 51
secara keseluruhan-hubungan antara Pemberi Tugas, Konsultan
Manajemen Pengawasan, Konsultan Perencan dan Kontraktor
Utama).
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Shopdrawings (kontraktor Utama agar mengajukan ”shopdrawings


list” dan ”delivery-schedule”).
 List persetujuan material (khususnya bila menggunakan material import).
 Correspondence (Aturan surat menyurat dalam lingkungan
Proyek) yang dianggap perlu Sesuai dengan SOP.
c. Rapat ”Construction Coordination” atau lebih dikenal dengan
”Construction Coordination Meeting” yang dilaksanakan pada masa
konstruksi dalam periode 1 (satu) kali seminggu, yang dihadiri oleh
Pemberi Tugas, Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, kontraktor
Utama dan Sub Kontraktor serta dipimpin oleh Supervisi.
Pembahasan: Masalah pelaksanaan Konstruksi.

Antara lain:
 Evaluasi Kemajuan Pekerjaan (Progress Report).
 Masalah Administrasi.
 Masalah Teknis Perencanaan.
 Masalah Teknis Pelaksanaan.
 dan lain-lain.

d. Rapat Khusus apabila ada masalah yang perlu diselesaikan secara cepat,
dihadiri oleh personil-personil tertentu sesuai kebutuhan, serta rapat dipimpin
oleh Konsultan Supervisi.
Pembahasan: Tergantung masalah yang ada secara mendadak dilapangan.
e. ”Presentation-Meeting” yaitu Rapat yang dilaksanakan oleh salah satu
product tertentu dari Kontraktor/Supplier bersangkutan, dihadiri oelh Pemberi
Tugas (bila diperlukan), Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana,
Kontraktor Utama dan Supplier yang bersangkutan serta dipimpin oleh
Kontraktor Utama.
Pembahasan: Presentasi dan Tanya jawab sekitar produk tersebut. Rapat
ini juga dapat berupa penjelasan dari Kontraktor sehubungan dengan
51
pekerjaan dilapangan yang dianggap perlu mendapat penjelasan yang lebih
mendetail ke Pemberi Tugas / Konsultan Supervisi.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

f. Rapat Konsolidasi intern yang dilaksanakan oleh Kontraktor Utama secara


intern untuk membahas masalah pelaksanaan dll. Yang menghadiri rapat
tersebut adalah staff kunci atau tenaga-tenaga kerja terkait.
g. Rapat Konsolidasi Intern yang dilaksanakan oleh Konsultan Supervisi atau
Konsultan Perencana secara intern membahas masalah Pengawasan,
Perencanaan.
 Persiapan / Peralatan Kerja Dan K3
Keselamatan kerja perlu dipastikan karena pekerjaan ini menggunakan alat berat.
Segera setelah Kontraktor mulai memobilisasi, diadakan rapat yang dihadiri wakil
dari pihak-pihak terkait untuk menetapkan pedoman bagi keselamatan kerja serta
program-programnya.
Segera setelah ditunjuk Kontraktor, maka pekerjaan pengukuran, pembuatan
pagar proyek, Kontraktor Keet, Direksi Keet dan lain-lain pekerjaan persiapan
sudah harus dilaksanakan, mobilisasi perlengkapan perkantoran seperti kursi,
meja, komputer dll sudah harus disiapkan dilapangan, lengkap dengan
operator pelaksananya dan untuk proyek ini dianggap telah dipersiapkan.
Gambar-gambar pelaksanaan telah dicetak biru (blue print) digandakan oleh
Konsultan Perencana untuk Konsultan Supervisi dilapangan, Pemberi Tugas,
serta kontraktor Pelaksana, sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kontrak. Sesuai
kebutuhan dilapangan, maka Kontraktor harus memliki 2 (dua) set, Konsultan
Supervisi 1 (satu) set. Satu hal yang penting untuk diperhatikan bahwa
gambar-gambar yang telah direvisi tidak diperkenankan untuk dikeluarkan
kembali dalam kegiatan Konstruksi, karena akan dapat mengakibatkan
informasi ganda.
Untuk kepentingan Keselamatan dan Keamanan Kerja maka Kontraktor
harus menyediakan kelengkapan lapangan lainnya seperti Obat-obatan
standart, untuk kebutuhan P3K antara lain, yodium, obat sakit kepala, obat
pusing, pembalut luka dsb. Kontraktor harus juga menyediakan sepatu
lapangan, jas hujan, helm kerja dll, untuk pekerjaan pada ketinggian harus juga
dipersiapkan safety belt, tali-tali pengaman serta transportasi kendaraan bak
terbuka (pick up) untuk pekerja yang perlu mendapat pertolongan ke Rumah
Sakit terdekat, juga peralatan Pemadam Kebakaran dan sejenisnya serta hal-hal
51
lainnya yang berhubungan dengannya.
 Instruksi Lapangan – Kontrak

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Secara garis besar maka Instruksi Lapangan (Site Instruction) adalah media
instruksi dari Konsultan Supervisi ke Kontraktor mayoritas dalam bentuk
instruksi-instruksi teknis maupun administrasi, yang tidak menimbulkan biaya
(noncost effect) apabila dalam instruksi tersebut, Kontraktor ”merasa” bahwa
itu adalah pekerjaan tambah, maka kontraktor dapat mengajukan claim untuk
dijadikan pekerjaan tambah dan mengajukan agar instruksi tersebut ditetapkan
sebagai Instruksi Kontrak. Sedangkan Instruksi Kontrak sendiri adalah media
instruksi dari Konsultan Supervisi ke Kontraktor mayoritas dalam bentuk
instruksi yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan perubahan yang dapat
merubah biaya/anggaran didalam kontrak (cost effect). Instruksi ini harus
diikuti oleh persetujuan dari Pemberi Tugas terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan.
 Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar kerja atau lebih lazim disebut ”shop drawing” sebelum diserahkan,
Kontraktor terlebih dahulu membuat jadwal penyerahan gambar pelaksanaan
atau sering disebut sebagai ”shop drawing schedule” dan diatur penyerahannya
untuk diperiksa jauh hari sebelum dimintanya ”working permit” oleh
Kontraktor, supaya segala hal yang belum jelas apabila perlu dapat
dipertimbangkan dan didiskusikan dengan pihak-pihak terkait. Dalam permintaan
”working permit”, maka ”shop drawing” harus disertakan untuk menjadi
bahan pertimbangan dan informasi yang sangat membantu bagi kedua belah
pihak.
Shop drawing merupakan penjelasan atas gambar-gambar ”for construction” yang
dibuat dalam skala yang lebih besar dan jelas untuk memberikan informasi
kepada pelaksana di lapangan. Shop drawing atau gambar pelaksanaan ini
bukanlah gambar rencana, gambar- gambar ini keluar dari dapur ”engineering-unit”
Kontraktor dan merupakan konfirmasi atas interpretasi Kontraktor terhadap
gambar-gambar ”for construction”. 51
Gambar-gambar ini dikeluarkan dalam dua atau tiga set untuk diperiksa oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana (bila diperlukan) dan biasanya juga

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

untuk gambar- gambar/detail khusus ikut diperiksa oleh tim teknis Pemberi
Tugas.

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Material/Sub Contractor Request


Kontraktor agar mengajukan material yang diperlukan untuk penanganan
proyek, mengingat material dapat merupakan hambatan di dalam penyediaannya.
Oleh karena itu, Kontraktor diminta unutk mengajukan ”daftar material” yang akan
disetujui, serta waktu akan dipesan/digunakan di lapangan. Semua ”Material
Request” ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana,
Konsultan Supervisi dan Pemberi Tugas.
Hal yang sama juga berlaku bagi ”Sub Contractor Request”. Harus disertakan
”company background”, pengalaman/reference dan lain-lain yang dapat
menunjang penunjukannya, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana, (bila diperlukan) Konsultan Supervisi dan Pemberi Tugas.
51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Bending Schedule
Kontraktor agar mengajukan gambar rencana pelaksanaan pembesian untuk
menyamakan persepsi dengan Konsultan Perencana dan Konsultan
Supervisi, agar di dalam pelaksanaan tidak terjadi perbedaan penafsiran yang
besar, sehingga hal ini dapat mempersingkat waktu pelaksanaan, khususnya
pekerjaan besi. Bending schedule, sama halnya dengan shop drawing,
diserahkan dalam 2 (dua) set untuk diperiksa oleh Konsultan Supervisi,
kemudian 1 (satu) set dikembalikan ke Kontraktor dan yang lainnya untuk
arsip Konsultan Supervisi.
Bending schedule ini juga diserahkan untuk diperiksa jauh hari sebelum
dimintanya ”working permit” oleh Kontraktor, agar segala hal yang belum
jelas apabila perlu dapat dipertimbangkan dan didiskusikan dengan pihak-
pihak terkait dan tidak mengganggu jalannya pelaksanaan.
 Working Permit
Working Permit (Ijin Kerja/Permintaan Kerja Lapangan) dibuat oleh Kontraktor
berdasarkan kemajuan kerja di lapangan. Bagi setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan harus dimintakan ijinnya, bila perlu dengan konsultasi dengan
Konsultan Supervisi. Untuk kesempurnaan pelaksanaan di lapangan, permintaan
ijin harus disertai gambar situasinya, bila perlu dengan detail yang akan dikerjakan.
Semua ijin dibuat 2 (dua) rangkap, masing- masing satu rangkap setelah 51
diperiksa, dikembalikan ke Kontraktor dan lainnya sebagai arsip Konsultan
Supervisi. Setiap komentar harus diperhatikan dan ditindaklanjuti.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Permintaan ijin harus dilaksanakan secara bertahap. Umpamanya, ijin pekerjaan


pasangan bata di daerah toilet di dalam core (sampai setinggi 1.00 meter),
karena setelah di atas
1.00 meter ada aturan pemasangan yang baru lagi, ump. campuran berubah
menjadi 1:4, sedangkan sebelumnya 1:2, lalu apabila pasangan akan dilanjutkan,
terlebih dahulu harus dicor kolom praktis pada sudut/pertemuan pasangan-
dinding, sebelum dimintakan ijin selanjutnya. Sebagai contoh, pekerjaan
pembuatan bekisting/pembesian kolom lantai 1 ke 2 atau plat dan balok lantai 3
as 2-4/A-D, diikuti dengan concreting permit untuk plat dan balok lantai 3 as
2-4/A-D dan seterusnya. Ijin Permintaan Kerja Lapangan dimaksudkan adalah
setelah diperiksa oleh Pengawas Kontraktor terlebih dahulu baru Pengawas
Konsultan Supervisi.
Waktu pemberitahuan ke Konsultan Supervisi dari Kontraktor, harus dalam
batas-batas kewajaran pelaksanaan di lapangan, seperti concreting permit
diajukan minimal 6 jam sebelum diadakan pengecoran (tergantung dari luas
area yang akan dicor), sebaiknya 12- 24 jam, agar perbaikan-perbaikan (kalau
ada) dapat dilakukan dengan teliti dan juga tidak terjadi pemeriksaan yang
tergesa-gesa oleh Pengawas Konsultan Supervisi. Hal ini juga berlaku untuk
permintaan ijin pekerjaan-pekerjaan lainnya.
 Quality Control – Check List
Quality Control akan tetap diberikan oleh Konsultan Supervisi dalam bentuk
kontrol, baik hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan berupa form
”request for information” mengenai gambar-gambar yang belum jelas atau
dianggap tidak sesuai untuk dikerjakan di lapangan kepada Konsultan Perencana,
maupun koreksi-koreksi pekerjaan pelaksanaan di lapangan. Kontraktor harus
menyelesaikan pekerjaannya dan memenuhi apa yang telah ditentukan di dalam
Dokumen Kontrak, baik dari segi material, cara kerja (workmanship) daripada
kualitas dan standar yang biasa serta memberi kepuasan yang beralasan
terhadap Pemberi Tugas dan Konsultan Supervisi.

Konsultan Supervisi bertanggungjawab dengan masukan dari Konsultan


Perencana (bila perlu) untuk mengadakan-menyetujui semua prosedur kerja
Kontraktor yang disesuaikan dengan spesifikasi dan prosedur quality control,
termasuk testing bahan dan sebagainya. Konsultan Supervisi dapat
memintakan ke Kontraktor untuk dibuatkan semacam ”voucher” yang
ditempelkan pada material atau hasil workmanship yang memenuhi syarat dan
disetujui sesuai permintaan dalam dokumen kontrak. Contoh-contoh yang
disetujui ini dapat disimpan di lapangan sebagai bahan perbandingan dengan 51
pekerjaan sejenis di lapangan.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Konsultan Supervisi dan Kontraktor akan mengadakan precommissioning dan


commissioning test serta pengecekan terhadap semua peralatan-peralatan
mekanik, elektronik dan sebagainya. Kontraktor harus menyerahkan semua
sertifikat dalam bentuk duplikat kepada Konsultan Supervisi. Sertifikat tersebut
akan disimpan di lapangan dan di”file” sebagai salah satu dokumen yang akan
diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat penyerahan bangunan di
kemudian hari.
 Equipment Manual-Short Training Program
Setelah pekerjaan selesai, maka Kontraktor diharuskan unutk menyerahkan
”equipment- manual” dari setiap peralatan yang digunakan, seperti petunjuk
peralatan air conditioning, lift, escalator, generator set, pornpa-pompa, sewage
treatment plant dan lain-lain. Semua manual ini akan diperiksa bersama oleh
Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi serta untuk Pengelola Gedung,
akan diatur penjadwalan ”short training” atau semacam kursu singkat oleh
Kontraktor Utama/Equipment-Supplier, terhadap ”engineering staff” dari
Pengelola Gedung. Jumlah eksemplar dari ”equipment manual” yang
diperlukan sesuai dengan yang disyaratkan dalam Kontrak.
Equipment Supplier melalui Kontraktor Utama juga dimintakan ”pelayanan purna
jual” atau ”after sales service” terhadap barang-barang yang telah dibeli
seandainya ada hal-hal yang belum dapat ditangani oleh Engineering Staff
ataupun spare part yang perlu diganti dapat dimintakan bantuannya dari
Equipment Supplier.
 As - Build Drawing
Setelah pekerjaan selesai, maka Kontraktor akan menyerahkan ”as build drawing”
secara partial ke Konsultan Supervisi untuk diperiksa, dimana batas akhir
penyerahan adalah sebelum serah terima pertama pekerjaan.
Pada prinsipnya, gambar-gambar ”as build” ini sama dengan gambar-
gambar pelaksanaan (”shop drawing”). Jumlah eksemplar yang diperlukan
sesuai dengan yang disyaratkan dalam Kontrak.
 Prosedur Kerja (Standard Operational Procedure)
Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek diperlukan suatu prosedur kerja
(Standard Operational Procedure/SOP) agar masing-masing pihak yang
terlibat dalam proyek mempunyai arahan dalam melaksanakan pekerjaannya. 51
Sebagai contoh, berikut beberapa prosedur kerja (SOP) yang dapat diterapkan
pada suatu proyek.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

4. GAGASAN/APRESIASI DAN INOVASI


Untuk effisiensi waktu pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Pengawasan
Moderinisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa, maka diperlukan pemilihan
metoda penyelesaian pembangunan dan organisasi proyek yang tepat sasaran, biaya, mutu
dan waktu. Dengan adanya Konsultan Supervisi dimaksudkan dapat melakukan
pengendalian/pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dan
mungkin penyempurnaan pekerjaan perencanaan.
B. 1. SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk percepatan pekerjaan diperlukan sistem Fast Track yaitu, pekerjaan dilaksanakan
secara bersamaan, untuk bagian pekerjaan yang tidak memiliki kaitan hirarki pekerjaan,
sehingga bila ketersediaan sumberdaya memadai maka pekerjaan akan selesai lebih
cepat.
Kesuksesan proyek agar terlaksana sesuai dengan harapan dan rencana, didapat melalui
pengendalian dan pengontrolan secara terus menerus, dimana setiap langkah
terdokumentasi secara baik sesuai dengan standar ISO yang ada. Hal ini dapat secara dini
mengidentifikasi, menganalisa, mengantisipasi dan mencari solusi terhadap masalah-masalah
potensial, kendala-kendala serta resiko yang mungkin terjadi saat pelaksanaan proyek.
B. 2. PENGENDALIAN DAN KOMUNIKASI SUPERVISI
Dalam menjalankan fungsi manajerial, Konsultan Supervisi akan menerapkan konsep POAC
(planning, organizing, actuating/ implementing and controlling) pada setiap tahap
pekerjaan. Sehingga diharapkan dalam setiap tahap selalu termonitor, baik percepatan,
kelambatan maupun kendala- kendala yang timbul.

PLANNING

CONTROLLING ORGANIZING

ACTUATING

Didalam pengendalian kegiatan pelaksanaan pembangunan pada tahapan Konstruksi, 51


Konsultan Supervisi akan menjalankan Sistem Komunikasi Manajemen secara
profesional yang meliputi :

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

1) Penyelenggaraan Rapat Koordinasi, antara lain:

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Rapat Harian, yang diadakan intern di masing-masing pihak, baik oleh Konsultan
Supervisi, Konsultan Perencana, maupun Kontraktor untuk membahas
permasalahan harian.
 Rapat Mingguan Lapangan yang dihadiri oleh Kontraktor, Konsultan
Perencana dan Konsultan Supervisi, serta jika diperlukan, Wakil dari Pemberi
Tugas/Pemimpin Proyek.
 Rapat Koordinasi 2 (dua) Mingguan, yang dihadiri oleh seluruh unsur
penyelenggara Proyek, yaitu Pemberi Tugas. Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana, para Kontraktor dan pihak-pihak lain yang terkait.
 Rapat Koordinasi Khusus, yang diadakan untuk membahas permasalahan yang
berkaitan dengan penyelesaian keseluruhan proyek.
2) Penyusunan & Pendistribusian Laporan seperti yang telah ditetapkan didalam KAK.
3) Penyelenggaraan Surat Menyurat dan pengarsipannya.
B. 3. GAGASAN TERHADAP PROSES PEMBANGUNAN (Dalam Rangka Percepatan
Dan Effisiensi Waktu Pelaksanaan)
Gagasan terhadap pemilihan metode proses pembangunan ini ditetapkan bersama
dengan mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya yang berkaitan dengan karakteristik
bangunan yang akan dibangun, lokasi dan situasi serta kondisi sekeliling pekerjaan.
Khusus untuk Pembangunan Sport Center Kota Cilegon ini, Konsultan mengusulkan pemilihan
metode penyelesaian pekerjaan dengan beberapa usulan terkait teknis pelaksanaan pekerjaan
ini, antara lain:
a. Untuk effisiensi waktu pelaksanaan, jika diperhitungkan dengan jadwal waktu
yang dibutuhkan sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka perlu diadakan
koordinasi yang intens antara semua pihak yang terkait.
b. Pemilihan metoda yang akan dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana menjadi bagian
penting agar tepat sasaran dan waktu, untuk itu metoda yang akan digunakan
oleh kontraktor pelaksana agar diputuskan bersama oleh Konsultan Supervisi dan
Konsultan Perencana.
c. Gambar kerja yang lengkap sebagai acuan bagi Kontraktor Pelaksana dan
Konsultan Supervisi akan meminimalisir perbedaan persepsi terhadap gambar
rencana dan langkah-langkah pelaksanaan.
d. Lokasi pekerjaan bila terletak jauh dari pusat keramaian kota (penyediaan bahan
material), memerlukan pemilihan timing yang tepat untuk pelaksanaan item-item
pekerjaan yang dapat menganggu kondisi pekerjaan di lapangan. 51
B. 4. PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK
Setelah mempelajari Dokumen Seleksi Umum / Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang
diberikan Panitia Lelang ada beberapa hal yang tidak diberikan batasannya sehingga
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

peserta lelang di minta untuk

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

membuat sesuai dengan kemampuan memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
memaparkan sesuai apresiasi masing-masing peserta lelang.
Tugas Konsultan Supervisi mengendalikan proyek terhadap pemenuhan standard :
 Waktu
 Kuantitas
 Kualitas / Mutu
 Biaya

Pemenuhan Standard Waktu Pelaksanaan memerlukan alat kontrol yaitu Master Schedule.

Master Schedule harus dibuat Realitas untuk pencapaiannya, untuk itu diperlukan
perhitungan yang matang dan pengalaman yang cukup dalam menangani proyek
Supervisi.
Dengan pengalaman tersebut akan mengetahui hambatan-hambatan yang sering terjadi
terutama berkaitan dengan kultur, budaya dan kebiasaan yang ada di daerah lokasi
proyek yang akan dilaksanakan pada umumnya di Indonesia.
Perhatian khusus pada : Libur Lebaran / Hari Raya Idul Fitri, bahwa pada libur ini
kebiasaan menggambarkan rata-rata tenaga kerja libur 10 hari yaitu pada H-4 s/d H+5, harus
ditampilkan pada Master Schedule sesuai terlampir.
B. 5. PEMAHAMAN TERHADAP KONDISI LOKASI PEKERJAAN
Konsultan Supervisi diharapkan benar-benar memahami kondisi lapangan tempat
bangunan yang akan dilaksanakan.
Hal ini berhubungan dengan penentuan jalan keluar masuk proyek, pengamanan
proyek dan mobilisasi peralatan.
Pada saat pelaksanaan konstruksi fisik perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Pengamanan jalur keluar masuk proyek
a. Diharapkan jalur keluar masuk proyek melalui satu pintu
b. Diharapkan dibuat rambu-rambu jalan keluar masuk tersebut berjarak ± 50 m
ke kanan dan ke kiri.
c. Harus ada petugas keamanan yang selalu siap di pos penjagaan jalur
keluar masuk proyek selama 24 jam. 51
2. Pengamanan Lokasi
Untuk keamanan lokasi proyek perlu dibuat pagar pengaman di sekeliling lokasi proyek dengan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

persyaratan :
a. Tidak tembus pandang
b. Ketinggian pagar pengaman minimum 180 cm
c. Cukup kuat konstruksinya.
d. Cukup penerangan.
3. Pengaturan site (site management) proyek untuk penempatan bangunan-bangunan
sementara seperti: direksikeet, barak pekerja, kantor kontraktor, gudang serta
pengaturan sirkulasi keluar masuk kendaraan proyek
4. Kerjasama dan koordinasi antara keamanan proyek dengan keamanan di
lingkungan Stadion Olahraga Kota Cilegon dan aparat terkait setempat.
5. Pembuatan tanda pengenal untuk semua pekerja proyek.

51

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

B. 6. SIKAP MENTAL PELAKU PROYEK

52
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

5. PROGRAM DAN JADWAL PELAKSANAAN


TAHAP
TAHAP KONSTRUKSI FISIK
PEMELIHARAAN

Melaksanakan
 Melakukan pemeliharaan dan
pengawasan pelaporan terhadap
 Melaksanakan Rapat kerusakan selama masa
Konstruksi pemeliharaan
 Mengendalikan
Kegiatan Konstruksi

Program kerja ini berhubungan erat dengan Lingkup Tugas yang telah kami paparkan
sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan untuk pencapaian tujuan proyek yang telah
digariskan.
Tujuan proyek adalah : Pekerjaan Pengawasan Moderinisasi Prasarana
Laboratorium Balai Litbang Rawa
Lokasi : Satuan Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Rawa
Persyaratan Bangunan Gedung ini harus memenuhi standard
1. Pencapaian Standard Kuantitas
2. Pencapaian Standard Kualitas
3. Pencapaian Standard Waktu
4. Pencapaian Standard Biaya
Tugas Konsultan Supervisi adalah sebagai perangkat yang dipakai Pemberi Tugas yang terdiri
dari Tenaga Ahli berbagai bidang yang berhubungan dengan Pekerjaan Pembangunan ini,
untuk mengkoordinir dan mengelola (Konsultansi dan Pengawasan) Pekerjaan Pelaksanaan
Konstruksi Fisik Gedung yang memenuhi standard - standard tersebut diatas.
Untuk melaksanakan tugas-tugas itu, Konsultan Supervisi wajib membuat PROGRAM
KERJA sesuai batasan yang ditentukan dalam Kontrak. Pada saat Aanwijzing kami mendapat
pengarahan bahwa Tugas Konsultan Supervisi ini terbagi dalam 2 (dua) tahapan yaitu :
1. Tahap Pelaksanaan Konstruksi 69
2. Tahap Pemeliharaan
Rencana Kerja kami apabila dipercaya sebagai Konsutan Supervisi adalah sebagai berikut :

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

C.1. PROGRAM KERJA TAHAP KONSTRUKSI FISIK


Rencana kerja pada Tahap Konstruksi Fisik ini mengikuti time Schedule yang dibuat
oleh Kontraktor dan di setujui oleh Konsultan Supervisi Pengelola Teknis serta
Pemberi Tugas.
a. Rencana Rapat Konstruksi Fisik
Pada tahap konstruksi fisik Konsultan Supervisi mengadakan rapat-rapat sebagai berikut :
a.1. Rapat Pra Konstruksi (Pre Contruction Meeting)
Rapat ini diadakan pada minggu pertama pekerjaan konstruksi fisik.
Agenda rapat ini antara lain berisikan :
 Perkenalan Personil dari pihak-pihak / instansi yang terlibat pada
proyek ini, yaitu :
 Konsultan Supervisi
 Konsultan Perencana
 Kontraktor Pelaksana
 Pemberi Tugas
 User
 Bantek
 Pengarahan-pengarahan Pelaksanaan Pekerjaan
 Dari Pemberi Tugas/Bantek
 Dari Konsultan Supervisi
 Pemaparan Rencana Kerja Kontraktor
 Penentuan elevasi dan Koordinat Lapangan (Mix Set)
 Pengesahan Time Schedule
a.2. Rapat Koordinasi Mingguan
Rapat ini diadakan seminggu sekali intern lapangan antara kontraktor
pelaksana, Konsultan Supervisi, dan wakil dari Pemberi Tugas.
Agenda rapat ini antara lain berisikan :
 Perubahan Kemajuan Pekerjaan
 Perubahan Rencana Kerja Mingguan
69
 Permasalahan di Lapangan
 Persetujuan Bahan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

a.3. Rapat Koordinasi Lengkap


Rapat ini diadakan 2 (dua) minggu sekali di ikuti oleh semua pihak yang
terlibat pada proyek ini.
Agenda rapat ini antara lain berisikan :
 Laporan Kemajuan Pekerjaan
 Laporan Pelaksanaan Pekerjaan 2 (dua) minggu lalu
 Presentasi Rencana Kerja 2 (dua) mingguan
 Permasalahan di Lapangan
 Tanggapan dan Saran
 Lain-lain

a.4. Rapat Koodinasi Khusus


Rapat ini diadakan apabila terdapat masalah lapangan yang harus
segera diselesaikan atau adanya pembahasan khusus terhadap
permasalahan.
b. Kegiatan Konstruksi Fisik
Adapun kegiatan yang dilaksanakan sesuai tahapan Konstruksi Fisik adalah sebagai
berikut :
b. 1. Persiapan Umum
 Mempelajari Dokumen Pelaksanaan (Gambar, RKS, RAB).
 Pengukuran untuk menentukan masa bangunan :
 Hasil pengukuran lapangan diplotkan pada gambar rencana
untuk pengecekan kesesuaian dengan hasil perencanaan untuk
menentukan tata letak :
» Direksikeet dan los bahan dengan mempertimbangkan lalu lintas
» Penentuan titik nol dan bouwplank
» Pemagaran daerah pembangunan

 Pekerjaan Persiapan Konstruksi Fisik meliputi :


 Kantor lapangan gudang dan los kerja kontraktor
 Kantor lapangan dan ruang rapat untuk tugas lapangan dan
pengelola teknis 69

 Penyediaan furniture sesuai kebutuhan


 Penyediaan peralatan keselamatan kerja seperti pemadam
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

kebakaran, tandu, kotak P3K lengkap dengan isinya dan


perlengkapan keselamatan kerja yang lain seperti sarung tangan
dan sepatu keamanan, topi proyek dan lain-lain seperti
disyaratkan.
 Penyediaan fasilitas sementara : Air bersih dan penerangan

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Alat komunikasi dan tempat ibadah

Selambat-lambatnya 7 hari setelah SPK kontraktor harus sudah


mulai melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai alokasi waktu
yang telah ditetapkan dalam rencana kerja.

 Pengecekan terhadap seluruh persiapan kerja kontraktor


 Ijin kerja
 Peralatan-peralatan
 Tenaga kerja
 Dokumen kontrak dan administrasi lainnya

b. 2. Pekerjaan Arsitektur dan sipil/struktur


Adapun rencana kerja Konsultan Supervisi pada tahapan pelaksanaan
pekerjaan arsitektur ini meliputi :
 Menguasai gambar Perencanaan
 Mengawasi bahan-bahan yang akan digunakan. Perlu diwaspadai
penggunaan bahan-bahan yang pengadaannya perlu pemesanan
(tidak ready stok) sehingga pemesanan bahan tidak terlambat.
 Mengawasi teknis pelaksanaan terutama terhadap pekerjaan yang
perlu pelaksanaan khusus.
 Mengawasi kebenaran pelaksanaan letak kursi tribun, mengawasi ukutan
kursi yang akan dipasang, pagar tribun, tangga tribun.
 Mengawasi kebenaran penetapan level lantai, kondisi lantai.
 Mengawasi pelaksanaan Tribun khusus untuk penyandang cacat
 Mengawasi kebenaran pemakaian bahan yang ditentukan dalam
RKS dan persyaratannya
 Melaksanakan pengujian-pengujian bahan apabila diperlukan
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan teknis pelaksanaan
yang ditentukan dalam RKS maupun teknis pelaksanaan pada
umumnya
69
 Membuat laporan-laporan sesuai keluaran yang ditentukan dalam
KAK dan RKS

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Mengadakan opname/pengukuran kemajuan prestasi setiap bagian


pekerjaan
 Mengawasi Pelaksanaan pekerjaan sesuai Time Schedule yang
telah disyahkan
 Mengawasi keamanan terhadap bahan, pekerja dan pihak-pihak yang
terlibat sesuai dengan peraturan K3
 Mengevaluasi hasil pekerjaan memenuhi syarat atau tidak
 Mengambil tindakan terhadap penyimpangan prosedur

 Mengambil tindakan terhadap kemampuan pelaksanaan kontraktor


 Menjalankan semua tugas dan fungsi MK pada pelaksanaan konstruksi
ini.

b. 3. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal


Rencana kerja Konsultan Supervisi pada tahap pelaksanaan pekerjaan
Mekanikal dan Elektrikal ini meliputi :
 Menguasai gambar Perencanaan
 Mengawasi bahan - bahanyang akan digunakan
Perlu diwaspadai penggunaan bahan-bahan yang pengadaannya
perlu pemesanan (tidak ready stok) sehingga pemesanan bahan
tidak terlambat.
 Memonitor usaha kontraktor mengadakan pemesanan peralatan
ataupun mengadakan kontrak sub pekerjaan khususnya untuk
pekerjaan yang memerlukan waktu yang cukup lama dalam
pengadaan dan pemasangannya seperti :
 Tata Udara
 Mesin-mesin Pompa
 Generator (Bila ada)
 CCTV (Bila ada)
 Sprinkler
 Kelengkapan Peralatan Pemadam Kebakaran
 Lampu-lampu khusus pesanan 69
 Tata Suara
 Dan bahan lain yang perlu pemesanan
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Mengawasi teknis pelaksanaan terutama terhadap pekerjaan yang


perlu pelaksanaan khusus.
 Mengawasi kebenaran pemakaian bahan yang ditentukan dalam
RKS dan persyaratannya
 Melaksanakan pengujian-pengujian bahan apabila diperlukan
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan teknis pelaksanaan
yang ditentukan dalam RKS maupun teknis pelaksanaan pada
umumnya
 Membuat laporan-laporan sesuai keluaran yang ditentukan dalam
KAK dan RKS
 Mengadakan opname/pengukuran kemajuan prestasi setiap bagian
pekerjaan
 Mengawasi Pelaksanaan pekerjaan sesuai Time Schedule yang
telah disyahkan
 Mengawasi keamanan terhadap bahan, pekerja dan pihak-pihak yang
terlibat sesuai dengan peraturan K3
 Mengevaluasi hasil pekerjaan memenuhi syarat atau tidak
 Mengambil tindakan terhadap penyimpangan prosedur
 Mengambil tindakan terhadap kemampuan pelaksanaan kontraktor
 Menjalankan semua tugas dan fungsi MK pada pelaksanaan konstruksi
ini.

b. 4. Pekerjaan Lansekap / Pekerjaan Luar Bangunan


Rencana kerja Konsultan Supervisi pada tahap pelaksanaan pekerjaan
Lansekap / Luar Ruangan ini meliputi :
 Mengawasi gambar Perencanaan
 Mengawasi bahan - bahanyang akan digunakan
Perlu diwaspadai penggunaan bahan-bahan yang pengadaannya
perlu pemesanan (tidak ready stok) sehingga pemesanan bahan
tidak terlambat.
 Memonitor usaha kontraktor mengadakan pemesanan peralatan 69

ataupun mengadakan kontrak sub pekerjaan khususnya untuk


pekerjaan yang memerlukan waktu yang cukup lama dalam
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

pengadaan dan pemasangannya


 Mengawasi kebenaran penentuan level jalan, taman dll. Untuk pekerjaan
luar.
 Mengawasi kebenaran letak-letak lampu, pohon-pohon hias dan
letak jalan dsb.
 Mengawasi kebenaran pemakaiann bahan yang ditentukan dalam
RKS dan persyaratannya
 Melaksanakan pengujian-pengujian bahan apabila diperlukan
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan teknis pelaksanaan
yang ditentukan dalam RKS maupun teknis pelaksanaan pada
umumnya
 Membuat laporan-laporan sesuai keluaran yang ditentukan dalam
KAK dan RKS
 Mengadakan opname/pengukuran kemajuan prestasi setiap bagian
pekerjaan
 Mengawasi Pelaksanaan pekerjaan sesuai Time Schedule yang
telah disyahkan
 Mengawasi keamanan terhadap bahan, pekerja dan pihak-pihak yang
terlibat sesuai dengan peraturan K3
 Mengevaluasi hasil pekerjaan memenuhi syarat atau tidak
 Mengambil tindakan terhadap penyimpangan prosedur
 Mengambil tindakan terhadap kemampuan pelaksanaan kontraktor
 Menjalankan semua tugas dan fungsi MK pada pelaksanaan konstruksi
ini.

b. 5. Kegiatan Administratif
Disamping pelaksanaan pekerjaan teknis tersebut diatas Konsultan juga
diwajibkan melaksanakan pekerjaan administrasi, meliputi :
 Pembuatan Laporan-Laporan
 Membuat Lembaran Persetujuan Bahan
 Membuat Lembaran Persetujuan Pelaksanaan Pekerjaan
69
 Mengarsipkan Hasil Pengetesan Pekerjaan
 Mengarsipkan Instruksi-instruksi yang diberikan

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Membuat Surat Peringatan bila diperlukan


 Membuat Laporan Kemajuan Pekerjaan
 Pengesahan As- Built Drawing

C.2. PROGRAM KERJA TAHAP PEMELIHARAAN


a. Secara berkala memeriksa kembali hasil pekerjaan
b. Membuat Check List pekerjaan yang perlu disempurnakan
c. Mengawasi perbaikan / penyempurnaan pekerjaan
d. Membukukan semua dokumen proyek
e. Mempersiapkan Serah Terima Kedua Pekerjaan
f. Membuat laporan Akhir Pekerjaan Supervisi termasuk Laporan Tahap
Pemeliharaan
g. Menyusun Pedoman Pemeliharaan

C.3. ANALISIS RESIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN (K3)

Mengingat kegiatan pembangunan untuk bangunan berlantai tinggi (6 lantai)


maka faktor keselatanan kerja menjadi hal yang sangat penting, maka perlu
diutamakan penerapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) pada
pelaksanaannya.

a. Safety & Healt Policy


1. Mengurangi kehilangan waktu kerja (Lost Time) di Proyek
2. Menurunkan angka kecelakaan melaluai program peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja yang berkesinambungan dan melibatkan pihak terkait
3. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat
4. Penerapan K3 selalu mengikuti ketentuan-ketentuan setempat yang terkini.

Untuk menjamin kontruksi dengan angka nol kecelakaan, kontraktor harus menggunakan
standar sistem manajemen kualitas internasional ISO 18001-1999, untuk menunjukan
komitmen keselamatan kerja dalam kebijakan perusahaan antara lain :
1. OHSAS 18001-1999
2. Technical Spesification of The Project
69
3. Safety Target
4. Safety Management

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

OHSAS 18001-1999 adalah standar internasional untuk Sistem Manajemen Keselamatan


Kerja, sistem ini menjadi acuan atau kontrol dalam keselamatan kerja dalam konstruksi.
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan dari
konstruksi yang harus dilakukan kontraktor yang dibutuhkan oleh pemilik proyek.
Manajemen Keselamatan Kerja adalah pengaturan dari keselamatan yang harus
dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencara keselamatan, target keselamatan, papan
penilaian, spesifikasi teknik dan OHSAS 18001-1999. Manajemen keselamatan kerja
terdiri dari rencana keselamatan pelaksanaan, administrasi dan laporan rencana
keselamatan.
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SM-K3) yang dilaksanakan oleh
kontraktor merupakan implementasi dari OHSAS 18000:1999 yang telah diberikan
sebagai panduan dalam menetapkan kebijakan mengenai hal kesehatan dan keselamatan
kerja (SM-K3) dalam pelaksanaan proyek.
Aplikasi dari sistem ini sangat diperlukan dalam mencegah terjadinya kecelakaan dalam
bekerja serta mengurangi dampak lingkungan pekerjaan terhadap kesehatan pekerja, oleh
karena itu perlu disusun rencana kerja mengenai pelaksanaan SM-K3 di lingkungan
proyek

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Dilakukan Oleh SEM


Penunjukan Sub Pengarahan SOP
Kontraktor / Mandor Pemberian Form Surat Ijin Memulai Pekerjaan

Setiap Subkon wajib mempunyai SIMP yang diajukan 3 hari sebelum


melaksanakan pekerjaan
Pengajuan Ijin SIMP diajukan ke SHO (Safety Health Officer)
Memulai Pekerjaan SHO wajib dilaksanakan oleh Subkon
Di Lokasi Proyek

Pemeriksaan Safety SHO memeriksa Subkon


SHO meneruskan SIMP ke SOM apabila subkon mrmrnuhi syarat
SOM tidak mengijinkan subkon memulai kerja sebelum SHO
menandatangani SIMP
SHO mengadakan Safety Induction kepada pekerja
TARGET

ZERO ACCIDENT, PROYEK BERSIH, RAPI, SEHAT & NYAMAN

PROSEDUR MEMULAI PEKERJAAN DI PROYEK


Awal Proyek - Membuat Site Plan
- Mempelajari Standar Fasilitas Site dan Target
yang harus dicapai
- Membuat Program Site
Perencanaan - Perencanaan Site Instalation
- Menghitung RAB Pelaksanaan Site
- Membuat Schedule Site Patrol, Site Meeting
- Membuat Perencanaan Training Site
Pengelolaan - Membentuk Tim Peningkatan Tanggap Darurat
- Mencari alamat dan Nomor Telepon Penting,
Disnakertrans, Jamsostek, Polsek, RS dan
Dinas Damkar
Pelaksanaan
- Membentuk Struktur Organisasi Tim Site
- Mengatur Pembebanan Biaya
- Menetapkan Standar Prosedur Operasi
Pengawasan Melaksanakan Site Induction, Site Talk dan Site
-
Meeting
- Melaksanakan Site Patrol
- Melaksanakan Training Site dan Simulasi
Selamat, Aman, Rapi, Bersih & Sehat Tanggap Darurat
- Mengeluarkan Rekomendasi Site
- Melaksanakan Kegiatan Housekeeping dan
Lingkungan
Membuat Laporan Kegiatan Site
Evaluasi Hasil Pelaksanaan Site
Review dan Perbaikan

69

PELAKSANAAN SM-K3

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

 Pelaksanaan SM-K3 dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai safety plan yang


telah dibuat dan membuat record-record atas kegiatan yang telah
dilaksanakan untuk dilakukan analisis sehingga dapat selalu
termonitor, meliputi :
a. Inspeksi K3
b. Pengingkatan Kesadaran K3
c. Mengadakan Safety meeting bulanan
d. Safety patrol sesuai schedule
e. Pelaporan

 Melakukan evaluasi terhadap record-record yang telah dibuat dalam


kegiatan manajemen review untuk menentukan langkah-langkah
preventif, evaluasi dan improvement yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.
- Technical pesification of the Project, adalah dokumen yang menjadi standar
keselamatan dari konstruksi yang harus dilakukan oleh kontraktor pelaksana
yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dengan tujuan untuk meningkatkan
kondisi keselamatan dan menyeragamkan benchmark keselamatan yang
diinginkan.
b. Peralatan Penunjang K3 :
• Atribut (Bendera) K3
• Sign Board K3 berisi slogan-slogan K3 dan gambar-gambar K3
• Sarana melekat pada orang / pekerja (helm, sepatu, sabuk pengaman untuk
pekerja di tempat tinggi, sarung tangan, masker, kaca mata alas google, obat-
obatan P3K, pelampung untuk pekerja dalam air, dll.
• Sarana peralatan lingkungan meliputi pagar pengaman, tabung pemadam
kebakaran, penangkal petir darurat, pemeliharaan jalan kerja, jaring pengaman,
dsb.

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

69
c. Manajemen Lingkungan dan Housekeeping
ISO 14001-2000 adalah Standar Internasional tentang system manajemen

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

lingkungan. Sistem ini menjadi Benchmark dalam control pengaruh proyek


konstruksi terhadap lingkungan.

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

Manajemen lingkungan adalah pengaturan pengaruh lingkungan yang harus dilakukan


oleh tim proye berdasarkan rencana lingkungan, papan nilai, spesifikasi teknis dan
ISO 14001-2000. Manajemen lingkungan terdiri dari rencana lingkungan, pelaksanaan
jaminan lingkungan dan control lingkungan.
Dalam penerapannnya, system ini digunakan sebagai panduan pencegahan dampak
negative terhadap lingkungan. Dimulai dari mengidentifikasi semua kegiatan proyek,
kemudian dampak yang ditimbulkan hingga mendapat skor tingkat penting yang
harus dikelola.
Setiap bulan proyek harus melakukan penilaian terhadap kinerja lingkungan yang
telah direncanakan yang disebut Environmental performance. Kriteria pengukuran
terdiri dari 6 bagian yaitu :
1. Komitmen dan Leadership
2. Air
3. Udara (Kebisingan, Emisis Gas Buang, Getaran)
4. Penggunaan Sumber daya alam (Kayu, Listrik, Dll)
5. Pengelolaan Bahan dan Limbah B3
6. Housekeeping

IDENTIFIKASI
JENIS KEGIATAN

Aspek yang Dampak yang


Aspek Tingkat Dampak
ditimbulkan oleh dihasilkan dari
Lingkungan Penting
proyek aspek lingkungan

IPPAL

DAMPAK
LINGKUNGAN

DAFTAR MINOR MAYOR ACTION


PEMANTAUAN 69
PLAN

MATRIKS PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN


CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

d. Sasaran K3 dan
Program K3 Tujuan
dan sasaran
1. Menjamin agar adalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
2. Menjamin produktifitas tidak terganggu
3. Menuju kondisi nol kecelakaan (zero accident)
Implementasi
1. Membentuk tim safety patrol secara periodik melaksanakan inspeksi
2. Tindakan langsung dilapangan untuk hal-hal yang membahayakan
3. Laporan/record hasil safety patrol untuk dibahas dalam rapat lapangan
e. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi antara lain :
1. Undang-undang no. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang no. 18 tahun 1990 tentang Jasa Konstruksi
3. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SM-K3) konstruksi
Bidang PU
4. Peraturan pemerintah no. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. Kep.01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bangunan Konstruksi
6. Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
no.
Kep.174/MEN/1986 dan no. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada tempat Kegiatan
Konstruksi
f. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan kerja antara
lain :
1. Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan no. Kep. 1405/MENKES/2002 tentang 69
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
3. Surat Keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja
CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK
PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

(SKB) no. Kep. 168/KPTS/1971 dan no. 207/Kab/B.Ch/1971 tentang Higien


perusahaan dan Kesehatan Kerja

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

4. Peraturan Menteri Kesehatan no. Kep. 416 tahun 1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air
5. Peraturan Menteri Kesehatan no. Kep. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasanb Kualitas Air Minum
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Kep. 68/MEN/2004
tentang Pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja
7. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan,
Departemen Tenaga Kerja dan Koperasi no. Kep. 20/DJPPK/VI/2005 tentang
petunjuk teknis untuk Pelaksanaan Pendegahan dan Penanggulangan
HIV/AID di tempat kerja.
g. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan lingkungan antara lain :
1. Undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. Lep-11/MENLH/3/1994
tentang Proyek Kontruksi yang Wajib melakukan AMDAL
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 86/2002 tentang Pedoman
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
4. Sistem Manajemen Lingkungan Standar ISO 14001;2004
h. Security Plan
1. Prosedur Masuk dan Keluar Barang
a. Barang Masuk
- Catat di buku harian untuk tanggal dan jam masuk, jenis kendaraan,
jenis barang dan volumenya.
- Cek kebenaran barang tersebut dan cocokkan dengan surat jalan.
- Catat jam keluar kendaraan.
- Di cek kondisi kendaraan, apakah barang sudah turun semua (tidak
membawa keluar barang proyek)
b. Barang Keluar
- Catat di buku harian untuk tanggal dan jam keluar, jenis kendaraan, jenis
69
barang dan volumenya.
- Cek kebenaran barang tersebut dan cocokkan dengan surat jalan.

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

- Laporkan ke penanggung jawab lapangan dan minta persetujuannya.


- Bila sudah ada persetujuan baru iperbolehkan keluar.

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

2. Prosedur Penerimaan Tamu :


a. Setiap orang yang masuk ke lokasi dan tidak dikenal wajib ditanya.
b. Catat di buku harian tamu, tanggal, jam kedatangan, identitas tamu dan
keperluannya.
c. Tamu dipersilahkan menunggu.
d. Beritahu kepada yang dituju tentang kedatangan tamu dan keperluannya.

3. Prosedur pelaksanaan lapangan : melakukan monitoring kegiatan pekerjaan.

4. Prosedur penanganan kecelakaan :


a. Mengamankan lokasi terjadinya kecelakaan
b. Menghubungi Subkon/Mandor dari korban

69

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Tahap 2

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK


PENAWARAN TEKNIS
Pengawasan Modernisasi Prasarana Laboratorium Balai Litbang Rawa Taha

CV. AFAPASTA CONSULTANT | D. TANGGAPAN TERHADAP KAK

Anda mungkin juga menyukai