PENDEKATAN TEKNIS
- Pengendalian Mutu
- Pengendalian Waktu
- Pengendalian Biaya
- Pengendalian Administrasi Pelaporan Pelaksanaan
1. Pengendalian Mutu
Kualitas atau mutu hasil pelaksanaan yang memuaskan dalam arti sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis dokumen kontrak adalah merupakan
sasaran dari pelaksanaan pengendalian mutu. Tujuan dari pencapaian sasaran
mutu ini adalah agar bangunan atau hasil pelaksanaan fisik proyek dapat
dimanfaatkan selama mungkin sesuai dengan umur pemanfaatan yang
direncanakan.
Dalam hal ini perlu dipahami sebagai prinsip dasar bahwa kualitas tidak pernah
merupakan hasil dari ketidak-sengajaan. Kualitas selalu merupakan hasil dari
suatu upaya yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu usaha untuk
meningkatkan mutu hasil kerja kontraktor sangat tergantung kepada ketrampilan
dan pemahaman personil (dari semua unsur yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan) mengenai ruang lingkup tugasnya dan juga tergantung kepada
efektifitas sistem pengawasan yang akan dilaksanakan.
Hasil akhir pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung kepada 2 (dua) hal pokok
yaitu: mutu bahan atau material yang dipakai dan cara pelaksanaan pekerjaan.
Mutu bahan yang bagus tidak menjamin dicapainya hasil akhir pelaksanaan
yang berkualitas jika cara pelaksanaan pekerjaan tidak tepat atau kurang benar.
Sebagai misal pada pekerjaan Beton, meskipun dipakai bahan–bahan (Batu
pecah tersaring, pasir beton, semen dan air) yang sesuai dengan tuntutan
spesifikasi namun cara pencampuran dan metode pengecoran dilapangan tidak
tepat maka hasil akhir yang didapat dapat dipastikan tidak akan memuaskan.
Oleh karena itu untuk menjamin tercapainya hasil akhir pelaksanaan pekerjaan
yang memuaskan, maka konsultan akan melaksanakan sepenuhnya prosedur
pengendalian mutu yang secara umum mencakup :
Konsep dasar dan proses pengendalian mutu yang akan diaplikasikan oleh
konsultan di lapangan disajikan pada Gambar E.1. dan E.2.
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Biaya
MUTU
BAHAN
PELAKSANAAN HASIL AKHIR
LOLOS UJI MUTU
PELAKSANAAN
BAHAN
SERTIFIKASI /
OLAHAN / PENGUJIAN HASIL
JAMINAN MUTU
PRODUKSI PELAKSANAAN
PRODUK DARI PABRIK
PABRIK
SPMK
PENELITIAN SUMBER
RAPAT PRA KONSTRUKSI MATERIAL DAN BAHAN
KONSTRUKSI
PERCOBAAN
LAPANGAN
KONTROL
PELAKSANAAN PEKERJAAN
KUALITAS
KONTROL
FINAL QUANTITY
KUANTITAS
SELESAI
CHECK 2
RENCANA Jenis
RENCANA MOBILISASI PELAKSANAAN LANGKAH TINDAK
PELAKSANAAN Jumlah EVALUASI BULANAN
PERALATAN Kapasitas
PEKERJAAN LANJUT
PEKERJAAN
Waktunya
CHECK 3
RENCANA Jenis
EVALUASI TRIWULAN
SUPLAI BAHAN Jumlah
Waktunya
PENGENDALIAN
OVER PEMBOROSAN OPTIMALISASI HASIL PENGENDALIAN
KUANTITAS &
OPNAME BIAYA DAN BIAYA BIAYA
PEMBAYARAN
BONGKAR
PENGENDALIAN
PASANG AKIBAT
PELAKSANAAN
KEGAGALAN
PEMBUATAN GAMBAR
KERJA DAN VOLUME
PELAKSANAAN
No
CHECK 1
IJIN UNTUK PELAKSANAAN Gambar Pelaksanaan
Volume Pelaksanaan
Yes
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
CHECK 2 No
Volume Pelaksanaan
Yes
PEMBAYARAN
1. Mengamati
2. Meneliti
Meneliti hasil kegiatan pelaksanaan yang telah diamati. Penelitian ini terutama
untuk membuktikan apakah bagian pekerjaan atau pekerjaan secara
keseluruhan telah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan ketentuan mutu,
waktu, kuantitas dan biaya serta tata–cara administrasi seperti yang diminta
dalam dokumen kontrak.
4. Memberikan Solusi
2) Pengendalian Pelaksanaan
E. 2. METODOLOGI PELAKSANAAN
E.2.1. UMUM
Pemahaman
Gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya merupakan tujuan dari
Undang - Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Salah satu cara
untuk mewujudkan bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya
adalah dengan cara membangunan bangunan gedung dengan konsep bangunan
hijau.
• Target pelaksanaan konstruksi BGH tingkat Madya (75% - 85% dari nilai total kinerja);
an
Kegiatan Supervisi Retrofitting Bangunan Gedung Hijau PIP2B DIY ini dilaksanakan
Gedung PIP2B DIY.
Lokasi Proyek
Pengawasan
a. Tahap Persiapan
1. Persiapan Pengawasan
Apabila kontraktor akan melaksanakan kerja lembur, harus meminta izin agar
pihak Konsultan Pengawas dapat menyesuaikan kegiatan tersebut.
Penggunaan tenaga kerja yang menyangkut jenis keahlian dan jumlah yang
digunakan, disesuaikan dengan macam pekerjaan dan volume yang akan
dilaksanakan.
Agar tercapai kualitas pekerjaan yang memadai dan sesuai dengan yang
diharapkan/direncanakan sebelumnya, diperlukan pengendalian kualitas
dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian kualitas pekerjaan dalam
kegiatan pengawasan dilakukan dengan melaksanakan program kontrol yang
meliputi :
a) Inspeksi
Inspeksi merupakan suatu mekanisme pengendalian kualitas yang
dilakukan dengan aturan-aturan yang terprogram dalam prosedur tata
laksana, dan tidak lepas dari standar serta teknis yang berlaku.
b) Supervisi
Supervisi pada hakekatnya merupakan pengarahan agar segala
sesuatunya sesuai dengan rencana dan spesifikasi, disamping merupakan
upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Dengan demikian fungsi
supervisi akan mengenai sasaran bila dilaksanakan sebelum dan pada
saat pelaksanaan.
- Diketahui logika ketergantungan dari kegiatan yang satu terhadap yang lain.
- Ditunjukkan dengan jelas waktu-waktu penyelesaian yang kritis dan yang
tidak, sehingga memungkinkan untuk mengatur pembagian usaha dan
perhatian.
- Terminal kegiatan per bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Saat/waktu yang tepat dimulainya kegiatan per bagian pekerjaan.
- Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan.
- Dalam keseluruhan diagram dapat dilihat adanya saat selesainya pekerjaan
paling awal (Earlist Event Time = EET).
- Saat selesainya pekerjaan paling lambat (Latest Event time = LET).
- Lintasan kritis (Critical Path) yaitu lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada
network planing.
- Diagram yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh pekerjaan.
- Lintasan yang bukan lintasan kritis, dimana pekerjaan dilintasan ini masih
mempunyai waktu untuk dapat terlambat.
- Terdapatnya kepastian dalam penggunaan sumber-sumber tenaga, bahan-
bahan dan peralatan.
Dari hal-hal yang dapat ditunjukan pada network planing diagram tersebut
diatas, maka dapat diketahui kesukaran-kesukaran yang akan timbul jauh
sebelum terjadi, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang
diperlukan. Terdapat pula lintasan kritis dimana waktu pelaksanaan pekerjaan
pada lintasan kritis ini harus tepat tidak boleh lebih dari waktu yang telah
ditentukan.
Rapat berkala diadakan secara periodik sesuai dengan waktu telah disepakati
bersama, dapat dilakukan minimal 2 (dua) kali dalam satu bulan. Dalam hal ini
Konsultan Pengawas/Pengawas membuat undangan kepada pihak-pihak
terkait dalam pembangunan ini seperti misalnya Pengelola Proyek Pengelola
teknis, Konsultan perencana dan Kontraktor. Dalam rapat ini Konsultan
Pengawas melaporkan kemajuan pekerjaan, permasalahan yang terjadi
ataupun hal-hal khusus yang harus mendapatkan pemecahan/penyelesaian.
13. Laporan
Laporan kertas kerja tenaga ahli memuat resume proses kegiatan dilokasi
pekerjaan terkait dengan teknik-teknik konstruksi.
E. 3. RENCANA KERJA
E.3.1. Umum
Rencana Kerja yang disusun ini merupakan penjabaran secara rinci dan lebih konkret
terhadap lingkup kerja konsultan dalam pelaksanaan di lapangan. Rencana Kerja ini
bersifat tentatif, tidak menutup kemungkinan adanya penyesuaian atau perubahan untuk
menyesuaikan dengan kondisi aktual yang ditemui selama pelaksanaan pekerjaan.
Rencana kerja yang lebih mendetail akan diajukan konsultan setelah terbitnya SPMK
atau Surat Perintah Mulai Kerja, dimana pada saat itu konsultan sudah mendapatkan
data - data awal yang lebih lengkap, sehingga dapat disusun rencana kerja yang lebih
terperinci.
START
PP = Pemilik Proyek
KS
Membuat rancangan tata laksana
pengelolaan dan mengajukan
pada PP
PP
Memeriksa rancangan tata KP
laksana pengelolaan
Review rancangan tatalaksana
pengeloaan khususnya dari segi
kepentingan proses design
PP, KP, KS
Menetapkan/menyetujui tata
laksana pengelolaan
2. Prosedur SLaporan
T O PHarian
START
PL
SP
SM
STOP
Keterangan :
PL : Pelaksana Lapangan ( K )
SP/IS : Supervisor / Inspector
SM : Site Manager
DEP : Dokumen Evaluasi Pelaporan
PL
SP / IS
Memperbaiki laporan
mingguan
SP / IS
Memeriksa laporan
SM mingguan dan Keterangan :
menyerahkannya kepada SM
PL : Pelaksana lapangan ( K )
Menerima laporan dari semua SP/IS : Supervisor / inspector
bidang meneruskannya kepada
SM : Site Manager
PP
DEP : Dokumen Evaluasi Pelaporan
STOP
SP / IS
Menerima perhitungan
prestasi pekerjaan dan K
memperbaiki prestasi
bulanan
SP / IS
Menyerahkannya kepada
SM
Keterangan :
SM K : Kontraktor
SP/IS : Supervisor / Inspector
Menerima laporan dan
meneruskannya kepada PP SM : Site Manager
DEP : Dokumen Evaluasi Pelaporan
PP : Pemilik Proyek
STOP
SP / IS
Melaporkannya ke SM
SM
Dituruti SM
(1 Minggu )
Memberikan Surat
Peringatan dengan sanksi
denda
STOP
PP
Memerintahkan KS dan KP melihat perlunya
pekerjaan tambah kurang
SM SM
PP, KS, KP
Memerintahkan KS dan KP
melihat perlunya pek. Tambah
kurang
Setuju Tidak
PP
PP
B A kerja Surat penolakan
STOP
KS
Memenuhi syarat ?
Tidak KS & TBPK
Ya
KS & K
PP & K
Membuat BA Angsuran
STOP
K
Mengajukan permintaan kepada (KS dan TBPK) untuk pemeriksaan
pekerjaan
KS & TBPK
Meriksa Hasil pekerjaan ( kuantitas & kualitas)
Menambah / memperbaiki
pekerjaan
KS & K
K melihat bahwa pekerjaan telah memenuhi segala persyaratan untuk serah terima kedua
K
Mengajukan permohonan untuk serah terima
pekerjaan kedua
KS & TBPK
Menambah/memperbaiki
K
KS & K
Memperbaiki kerusakan
Membuat BA selesainya pekerjaan
PP & K
STOP
Keterangan :
K : Kontraktor
PP : Owner (Pemilik Proyek)
PENGAWAS : Pengawas
BA : Berita Acara
1) Tahap Persiapan :
a. Pengorganisasian.
Struktur organisasi "Tim Pelaksana Teknis Proyek" perlu disusun sesuai dengan
strategi yang akan diterapkan dengan melakukan pemilihan dan penggunaan
personil yang berpengalaman dan profesional dan diikuti oleh pembagian tugas
kerja (Job Discription) yang jelas dari masing-masing personil yang terlibat dalam
pekerjaan Pengawasan, sehingga dapat mencerminkan keterpaduan dari peranan
semua personil pengawas.
b. Pembuatan Program.
Pembuatan rencana kerja "Tim Pelaksana Teknis Proyek" dan jadwal kegiatan
personil pengawas yang mencerminkan adanya kegiatan pengarahan, koordinasi
dan monitoring.
c. Mobilisasi.
Pengerahan tenaga dari seluruh personil yang terlibat dalam proyek akan dilakukan
dengan suatu perintah kerja maupun pendelegasian terarah yang tepat dan jelas.
d. Koordinasi.
Koordinasi dilakukan secara kontinyu terhadap seluruh personil untuk tujuan
keterpaduan dari kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing personil.
e. Pengarahan.
Pengarahan dilakukan kepada setiap personil yang dalam pelaksanaan kerjanya
belum sesuai target dan menyimpang dari tujuan semula.
f. Pengelolaan.
Dilakukan secara ketat terhadap kualitas kerja personil terhadap target kerja yang
telah ditetapkan dalam program kerja.
a. Inventarisasi Awal.
c. Pelaksanaan Program.
- Pengawasan dilakukan secara ketat terhadap kualitas kerja maupun kualitas produk
Kontraktor terhadap target kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja.
- Pengarahan dilakukan kepada Kontraktor pada saat menjelaskan rencana/ program
kerja serta dilakukan terhadap hasil kerja yang belum sesuai target dan menyimpang
dari tujuan semula.
3) Tahap Konstruksi.
Secara garis besar, strategi yang diusulkan di titik beratkan pada penataan sistem
pengelolaan proyek secara terpadu dan sistem pengawasan/pengendalian proyek
secara totalitas dan terpadu untuk seluruh kegiatan proyek.
a. Pengelolaan Proyek.
Kegiatan maupun usaha - usaha yang bersifat menejerial seperti yang telah disebut
dalam rencana strategi penanganan di atas tidak akan berhasil apabila tidak memiliki
perangkat penunjang yang digunakan dalam menjalankan proyek (operasional).
Perangkat penunjang tersebut adalah :
a. Pengambilan Keputusan.
Dalam ruang lingkup yang lebih terarah penerapan manajemen proyek secara
terpadu akan dititik - beratkan kepada faktor pengendalian terhadap waktu, dan
kualitas produk yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pengendalian Waktu
2) Pengendalian Biaya
3) Pengendalian Teknis
Pengendalian ini dilakukan terhadap penyimpangan - penyimpangan dalam
pelaksanaan, yang tidak sesuai dengan bentuk - bentuk arsitektural dan teknis
yang tercantum dalam gambar rencana maupun RKS.
Evaluasi akan dilakukan oleh tenaga ahli lapangan (supervisor) dari Konsultan
Pengawas, terhadap adanya kesalahan - kesalahan maupun kekurangan yang
ada, baik secara arsitektural, sipil, maupun mekanikal dan elektrikal.
4) Pengendalian Kualitas
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan maka kegiatan yang akan dikoordinasikan adalah kegiatan
antara lain :
- Mempelajari dokumen-dokumen yang menjadi dasar pelaksanaan yaitu dokumen
kontrak secara umum serta gambar kerja dan RKS khususnya.
- Menyusun program pengendalian pelaksanaan pembangunan meliputi program
pencapaian sasaran fisik, program pengendalian waktu dan pengendalian biaya.
- Membantu pengelola proyek dalam proses penyaiapan pengadaan kontraktor dan
perjanjian pekerjaan pelaksanaan bila dikehendaki.
- Mempelajari kondisi lingkungan dan mempersiapkan letak bangunan dan letak
bangunan-bangunan kerja ( direksi keet, gudang dan lain – lain ) dan sistem serta
pengaturannya di lapangan.
- Berhubungan dengan pihak - pihak yang berada di sekelilingnya (tetangga) untuk
mendapat respon sekaligus merencanakan sistem pelaksanaan yang tidak
mengganggu.
- Mengkoordinasi pihak - pihak yang terkait yaitu pelaksana, perencana, serta pemilik
proyek untuk memulai pekerjaan.
- Mempersiapkan segala keperluan administratif yang diperlukan misalnya blangko-
blangko/ form yang diperlukan.
- Mempersiapkan personil - personil pengawas lapangan dan memberi pengarahan
secara umum.
- Mengevaluasi program kegiatan konstruksi fisik yang disusun oleh Pelaksana yang
meliputi Program Pencapaian Sasaran Konstruksi, program penyediaan dan
penggunaan tenaga kerja, program penyediaan dan penggunaan peralatan dan
perlengkapan, program penyediaan dan penggunaan material, program penyediaan
dan penggunaan informasi, program penyediaan dan penggunaan dana serta program
keselamatan kerja.
- Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik yang meliputi: program
pengendalian sumber daya dan biaya, program pengendalian waktu, program
pengendalian sasaran fisik ( kualitas dan kuantitas ) hasil konstruksi, program
pengendalian tertib administrasi, program pengendalian keselamatan kerja.
- Mengevaluasi penyimpangan - penyimpangan baik teknis maupun manajerial yang
timbul dan memberikan usulan dan koreksi teknis terhadap penyimpangan yang terjadi
dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan konstruksi fisik.
- Perlakukan tugas pengawasan terhadap pekerja dan produknya, peralatan dan
metodanya, ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi dan meneliti pemakaian
bahan dan material.
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas produk, kuantitas
produk serta laju pencapaian volume.
- Mengusulkan perubahan - perubahan serta penyesuaian di lapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
- Menyelenggarakan rapat - rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan,
bulanan atas pelaksanaan pengawasan dengan memasukkan hasil rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi yang dibuat oleh
Pelaksana.
- Menyusun berita acara untuk persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran
angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serah terima I dan II pekerjaan konstruksi.
Secara praktis beberapa antisipasi dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
- Penempatan personil yang mampu dan sesuai dengan bidangnya (right man in the right
place) serta berpengalaman luas dalam pengawasan pemba-ngunan.
- Penggunaan metoda-metoda pelaksanaan sistem kerja dan pengendalian yang sesuai dan
mempunyai adaptabilitas yang tinggi dan dilaksanakan serta senantiasa dipantau secara
konsekuen.
- Fleksibilitas yang tinggi terhadap berbagai hambatan dan permasalahan yang terjadi dan
tanggap (responsif) dengan berbagai metoda alternatif pemecahan masalah.
- Konsultasi dan koordinasi yang aktif antar berbagai pihak terkait termasuk perencana,
pemilik/ pemberi tugas, kontraktor, sub kontraktor dan lain-lain.
- Secara lebih khusus, personal adalah komponen paling utama untuk mencapai
keberhasilan. Untuk itu pelaksana pengawasan disusun menjadi suatu team work dari
berbagai disiplin dengan beberapa atribut:
- Mempunyai dasar pengetahuan tentang proyek yang baik terutama pada disiplinnya.
- Mempunyai imajinasi tinggi dan kreatifitas serta mampu mengembangkan teknik yang
bervariasi.
- Self motivated dan terorganisir secara baik dalam cara berpikir maupun kemampuan
bekerja.
- Berpengalaman baik dalam ranah “dua dimensi” (rencana) maupun “tiga dimensi”
(pelaksanaan).
- Dapat bekerja secara kelompok, sebagai anggota tim kerja yang baik dan mampu
berdiplomasi secara baik.
- Mempunyai kepercayaan diri yang kuat terhadap keinginan untuk memperbaiki penampilan
proyeknya secara baik dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk melaksanakan
proyeknya secara baik pula.
Dengan media dan ruang komunikasi tersebut, bila berjalan sesuai dengan prosedur
dan mekanisme akan menjadi kunci suksesnya koordinasi penanganan pekerjaan,
sehingga akan berdampak pada pengendalian pekerjaan yang baik dan lancar.