Persiapan
Persiapan
Koordinasi
Koordinasi Survei
Survei Pendahuluan
Pendahuluan Mobilisasi
Mobilisasi
Pengawasan
Pengawasan Pelaksana
Pelaksana
Kontruksi
Kontruksi
Teknis
Teknis Pelaksana
Pelaksana
Lapangan
Lapangan
Kontrol
Kontrol Kualitas
Kualitas Kontrol
Kontrol Kuantitas
Kuantitas
No
Kontrol Chek
Chek Kontrol
Kontrol Administrasi
Administrasi
Kontrol Jadwal
Jadwal
Pelaksanaan
Pelaksanaan Lapangan
Lapangan
Yes
Diskusi
Diskusi
Yes
Laporan
Laporan Akhir
Akhir
Foto
Foto Dokumentasi
Dokumentasi Dokumentasi
Dokumentasi Teknis
Teknis
Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta
menerapkan program penjaminan mutu (Quality Assurance). Tujuan utama kegiatan
penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk
memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu produk telah dilaksanakan dengan berhasil. ini
semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan quality
assurance/quality control.
Audit pada aspek mutu perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program QA-QC
(Quality Assurance - Quality Control) telah dilaksanakan. Hal-hal yang diaudit meliputi
bagian berikut ini.
4. Penggunaan komputer
Dalam rangka dan dengan mempertimbangkan, team pengendalian teknik, bisa
meningkatkan produktifitasnya, memperbaiki kualitas sistem pelaporan, menghemat waktu
dalam menyelesaikan pekerjaan, menyederhanakan beberapa operasi, melakukan
pengolahan berulang-ulang secara otomatis, penghematan biaya, hal ini sangat perlu
dalam monitoring dan manajemen teknik menggunakan bantuan komputer baik perangkat
kerasnya maupun perangkat lunaknya.
Dengan bantuan program komputer ini Tim Konsultan akan bekerja melaksanakan tugas
pengawasan teknis proyek. Konsultan memandang perlu, untuk reporting dalam monitoring
kegiatan/proyek-proyek itu bantuan komputer sangat diperlukan.
6.2.2 Pengendalian teknis
Bertindak untuk dan atas nama pemberi tugas konsultan supervisi mengendalikan pelaksanaan
fisik pembangunan yang dilakukan oleh Kontraktor.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
• Aspek mutu hasil pekerjaan
• Aspek volume pekerjaan
• Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
• Aspek biaya keseluruhan pekerjaan
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
kontrak pemborongan.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan
yaitu :
Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
a. Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai
b. Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai
c. Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan supaya
perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran
uang dan besaran waktu.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim informasi manajemen proyek hanya
sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan
harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok ukur pengukuran mutu
pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau dimonitor
dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data proyeknya. Volume
data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik.
Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pemberi Tugas, kerena
masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah dikumpulkan secara periodik
kemudian diolah/diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan proyek). Artinya dari laporan
proyek dapat diketahui pekembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari laporan
proyek ini Pemimpin Proyek baru dapat mengevaluasi tentang perkembangan proyeknya,
pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana.
Pemimpin proyek mengendalikan proyeknya dengan keputusan-keputusan yang dibuat dan
diimplementasikan ke project site. Hasil dari implementasinya menciptakan data proyek baru dan
dengan demikian siklus project management control system berulang kembali. Siklus ini baru
berhenti apabila proyek telah selesai.
1. Fungsi administratif
Fungsi administratif terdiri dari :
a. Membantu Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek fisik dalam memahami dan
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak,
terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas kontraktor.
b. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum atas pekerjaan
konstruksi.
c. Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa, foto-foto yang
dibuat sebelum proyek berlangsung (mulai), sedang berjalan dan proyek selesai, serta
kejadian dilapangan lainnya.
d. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan
“Addendum” sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat
secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek yang ada.
e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
2. Fungsi pengawas (supervisor)
Fungsi pengawas (supervisi) meliputi :
a. Membantu Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek Phisik dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci untuk
mendukung review design (bila ada), membantu Pemimpin Proyek Pemimpin Bagian
Proyek Phisik sehingga perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.
c. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume
pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran
pekerjaan perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Meninjau pengadaan personil dan peralatan kontraktor sesuai dengan kebutuhan yang
dipersyaratkan.
e. Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk sertifikasi
“Monthly Certificate (MC)”.
f. Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as built drawing).
g. Membantu Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian Proyek Phisik dalam menyiapkan
pelaksanaan “Provisional Hand Over (PHO)” dan beberapa kondisi kontrak juga “Final
Hand Over (FHO)”.
Untuk memperjelas uraian tersebut diatas, berikut ini dilengkapi Bagan Alir Aktivitas Pengawasan
Pekerjaan dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai
Bahan-bahan yang disimpan hams ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus mempunyai
drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam pekerjaan
kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan
pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan (crushed stone, dlsb.) harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air.
Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan papan
pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat yang akan
mengakibatkan penurunan kualitas.
Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan Kahan tebal guna mempertahankan suhu
campuran.
Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, konsultan akan mempunyai
wewenang untuk memerintahkan kontraktor dan untuk menentukan urutan pekerjaan yang
diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh proyek.
Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat
diperiksa ulang dan ditest kembali oleh konsultan.
Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat persetujuan dari
konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan produk
hotmix seperti volume yang ditargetkan. Bila tidak tercapai maka perlu diambil tindakan-
tindakan antara lain :
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal
maka konsultan akan memahami secara sungguh-sungguh "Network Planning" yang
umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan metode lintas kritis ("Critical Path
Method/CPM"). Mengingat sangat pentingnya "Network Planning" ini dalam suatu pekerjaan
pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin "Network Planning" dari
kontraktor dan akan membantu kontraktor dalam mereview dan menyusun kembali "Netwok
Planning" tersebut bila memang diperlukan. Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya
dapat menggunakan "Barchart/S-curve" yang biasa dan juga dapat digunakan "Vector
Diagram" yang baik/cocok untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan
lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah "basis" menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan
arah "ordinat" menggambarkan waktu.
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara lain
sebagai berikut:
• Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga
kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana atau yang terpasang. Dengan
demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan
sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar
untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga
satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek
dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Dokumen kontrak Time Schedule Monthly Chart Berita Acara PHO Berita
Gambar Rencana Mco Back up Quantity Administrasi
Struktur Request & Shop Back up Quality Kantor
Acara PHO
Organisasi Drawing Control Mutu (Pengujian)
Buku Direksi Quantity Sheet Mutu (Dimensi)
Laporan Harian
Laporan
Mingguan
Risalah Rapat
BA.Opname
Pekerjaan
Record Cuaca
Photo
Dokumentasi
Change Order
Addendum
Quality Control
As Built Drawing
Konsultan Pengawas akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan
dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya
dapat disetujui untuk menanda-tangani bersama oleh wakil kontraktor, konsultan, dan Pemimpin
Proyek. MC harus didukung/dilengkapi dengan back-up data yang terdiri dare Back-up Quantity
Sheet dan Back-up Quality Control.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu
mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
6. Addendum penutup
Berdasarkan pada rincian pemyataan Engineer mengenai Perhitungan Akhir. Setelah memperoleh
tanda-tangan kontraktor, engineer akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada
Pemberi Pekerjaan untuk ditanda-tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir
yang disetujui.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan ada beberapa aktivitas antara lain :
• Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.
• Pekerjaan perkerasan jalan.
• Pembongkaran beton.
• Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi.
• Pekerjaan lainnya.
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan kerja bagi
pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek. Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan
agar tercapai hasil yang optimal dan sesedikit mungkin akibat yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur effective, bahu jalan dibagian luar yang sudah
diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang sedan dan
jeep atau sejenisnya dan alternatip lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal
yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan
penanganan yang baik, misalnya dimana dump truck harus masuk dan keluar dari lokasi proyek.
Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan transportasi
pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan lingkungan. Tanah yang dimuat
diatas dump truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas permukaan jalan yang ada,
sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada
gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada.
Didalam pelaksanaan "Traffic Management" untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi menjadi 2
bagian :
• Pelayanan umum
• Keselamatan kerja.
1. Pelayanan umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas sistem informasi
Sistim informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama pelaksanaan
yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek pembangunan.
Sistim ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu:
Melalui media cetak yang bersifat pengumuman
Pembagian "pamflet"
b. Mengurangi kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan perambuan
sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiagakan satuan
penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Disiplin kerja
• Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor
dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan
cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
• Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang mencakup
seluruh aspek terkait.
b. Peniadaan kecelakaan fatal
• Perambuan sesuai dengan standar perambuan.
• Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan kerapian kerja
sepanjang daerah proyek yang diperkirakan perlu (kiri dan kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi.
Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan
prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi yang
semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan. Ketidak-
seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan menyebabkan
kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.
Bekerja pada sebuah proyek jalan pada tahapan pelaksanaan menanggung resiko tinggi
pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka diperlukan
persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi. Dalam pelaksanaan proyek, beberapa faktor keselamatan kerja yang
terkait, antara lain:
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan
melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja daripada semua eksponen
terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai. Pada tahap ini,
gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Perambuan darurat
Perambunan pada tahap pelaksanaan mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja
yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang
berada pada daerah perambuan.
Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam
periodaimasa jaminan, maka kontraktor hams membuat permohonan untuk serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu
mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir atau Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
• Untuk memberikan biaya pemeliharaan secara efektif pada semua bangunan dalam kondisi
baik dan sedang, guna mencapai standar pelayanan yang dapat diterima.
• Untuk memberikan definisi pekerjaan pemeliharaan dengan jelas dan konsisten.
• Untuk menentukan tanggung jawab yang jelas untuk pemeliharaan dalam organisasi.
• Untuk membentuk organisasi pemeliharaan disetiap daerah tingkat II agar dapat mengatur
dan mengawasi program kerja pemeliharaan tahunan.
Tujuan pemeliharaan :
Kegiatan pemeliharaan :
Secara umum, pembagian kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi dua kategori : Pemeliharaan
rutin dan Pemeliharaan periodik. Pembagian ini disesuaikan dengan pembagian secara praktis
berdasarkan tipe pekerjaan, tenaga kerja yang diperlukan untuk menangani kegiatan-kegiatan
tersebut dan dari biaya pemeliharaan.
a. Pemeliharaan rutin :
Meliputi pekerjaan perbaikan ringan dan secara umum pekerjaan ini dilaksanakan pada
beberapa interval dalam satu tahun dan atas dasar yang diperlukan.
b. Pemeliharaan periodik :
Pekerjaan yang mempunyai rencana lebih dari satu dalam satu tahun pada setiap lokasi.
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan rancangan.
Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau berdasarkan survey yang
tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan
rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan dilapangan.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab yaitu :
kontraktor harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya
supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada dibawah standard.
Konsultan akan mendukung melalui saran-saran yang sehubungan dengan perhitungan teknis,
standar dan kriteria Baku, saran yang berhubungan dengan evaluasi yang dilakukan kontraktor,
saran pengawasan konstruksi serta pelatihan (bila diperlukan).