Untuk mencapai hasil pekerjaan yang optimal, kami selaku Konsultan Pengawas
akan melakukan pendekatan yang mencakup aspek non teknis dan aspek teknis
kemudian menyusun Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan, dan Rencana Kerja yang
tepat dan sistematis, sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
mempunyai manfaat sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
E.1 UMUM
Pendekatan lain yang diterapkan dalam kegiatan pengawasan ini adalah Sistem
Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance & Quality Management) yang akan
sangat membantu mempermudah penelurusan data dan rekaman serta pembuatan
dokumentasi lainnya yang diperlukan. Dengan pendekatan ini maka basis
pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan
oleh kontraktor sepenuhnya ada pada Owner/pemilik proyek/pemberi tugas setelah
mempertimbangkan saran-saran, Usulan serta data teknis lapangan yang diberikan
oleh konsultan. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam KAK yang bahwa KPA/
PPTK sebagai pengendali kegiatan (Administer).
E-1
USULAN TEKNIS
Agar dapat mencapai target dan sasaran yang telah ditentukan, maka koordinasi
antara tim konsultan dengan pimpinan proyek berikut staf dan para pengawas yang
ditunjuk serta pelaksana/kontraktor harus dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Dengan demikian maka organisasi konsultan akan dibentuk sedemikian rupa
sehingga komunikasi dengan proyek menjadi mudah serta sesuai dengan
perwilayahan daerah kerja dan relevan dengan program kerja kontraktor.
Untuk memenuhi keempat kriteria tersebut diatas, diperlukan suatu sistem yang
melibatkan semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan konstruksi. Terdapat
empat pihak yang terkait dalam kontrak pelaksanaan yaitu pemilik proyek atau
pemberi tugas, konsultan perencana (Program), konsultan supervisi, dan kontraktor.
Oleh karena itu, sistem yang dipakai harus merupakan sistem yang dapat
menampung kepentingan keempat pihak tersebut dan merupakan sistem komunikasi
yang baik dan lancar, sehingga penerapan sistem tersebut tidak akan mengganggu
proses pelaksanaan konstruksi itu sendiri.
E-2
USULAN TEKNIS
Organisasi ini perlu diadakan untuk mengatur setiap proses dalam penyelesaian
pekerjaan konstruksi baik yang merupakan kegiatan pelaksanaan konstruksi,
kegiatan supervisi, maupun kegiatan penyelesaian permasalahan yang timbul.
Guna memperoleh mutu yang handal dari pembangunan konstruksi fisik, diperlukan
langkah-langkah pendekatan terhadap segala aspek yang akan mempengaruhi
tercapainya kehandalan mutu tersebut. Beberapa system standard yang diperlukan
dalam rangka pencapaian kehandalan mutu konstruksi adalah :
Quality Assurance
Quality Control Circle
SNI terkait bahan/ material pabrikasi
Total Quality Management
Sistem Mutu menurut spesifikasi teknik
Peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan Umum
Dan peraturan lain yang berhubungan
Sehubungan dengan besarnya cakupan sektor yang harus ditangani dan ditetapkan
indikatornya, dalam hal ini Konsultan akan membatasi pada pengendalian mutu
pekerjaan konstruksi.
Diagram penilaian dan pencapaian mutu konstruksi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
E-3
USULAN TEKNIS
E-4
USULAN TEKNIS
Indikasi penerapan mutu dalam pelaksanaan konstruksi akan diperoleh dari penilaian
kinerja sistem mutu di atas yaitu :
NKM = mi x Bi x Bk
Dimana :
NKM dibawah 50 % : Kurang Baik
NKM diatas 50 % : Baik
NKM diatas 75 % : Sangat Baik
E-5
USULAN TEKNIS
E-6
USULAN TEKNIS
Pemilik (Owner)
Pemberi Tugas
KONSULTAN Organisasi
PERENCANA
Prosedur Koordinasi
E-7
USULAN TEKNIS
2) Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor harus selalu dimonitor
untuk tiap-tiap jenis pekerjaan pada setiap jenis pekerjaan. Karena pekerjaan
ini akan berlangsung dalam skala waktu tertentu, maka perlu dilakukan
pengawasan mulai dari tingkat harian, mingguan, bulanan, dan sampai
pelaksanaan pekerjaan proyek selesai. Dari data-data ini konsultan supervisi
akan dengan mudah membuat Kurva S dan diagram balok yang secara
langsung menggambarkan kemajuan pekerjaan konstruksi. Untuk itu
konsultan pengawas menyiapkan perangkat-perangkat praktis yang langsung
dapat digunakan untuk melaksanakan tugasnya.
b. Kualitas Pekerjaan
Konsultan pengawas akan mengendalikan kualitas pekerjaan sehubungan
dengan adanya spesifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh pelaksana/ kontraktor
untuk berbagai bahan material yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi.
Untuk ini perlu dilakukan pengecekan bahan baik dengan pengecekan langsung
di lapangan maupun dengan pengetesan contoh (sample) di laboratorium.
Pengendalian ini harus dilakukan secara acak (random) dengan disaksikan oleh
semua pihak yang terkait. Pengujian di lapangan dilakukan dengan disaksikan
oleh pihak kontraktor, konsultan supervisi dan pemberi tugas. Pelaku pengujian
E-8
USULAN TEKNIS
lapangan akan dilakukan oleh pihak lain yang independent yang telah disepakati
oleh semua pihak. Sedangkan pengujian laboratorium dilakukan oleh
laboratorium yang independent harus disepakati oleh semua pihak. Prosedur
pelaksanaan pengujian dan peralatan pengetesan yang digunakan dalam
pengecekan tersebut akan ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
telah ditentukan oleh konsultan perencana dan apabila tidak tercantum
sebelumnya akan dilaksanakan sesuai ketentuan standar yang berlaku.
Selain itu pengawasan kualitas yang dilakukan terhadap fungsi konstruksi yang
dibangun. Hal ini perlu dilakukan mengingat manfaat dari konstruksi yang
dibangun sangat bergantung pada fungsi dari masing-masing bangunan yang
ada. Pengecekan fungsi dari konstruksi bangunan dilakukan berdasarkan
gambar rencana (cetak biru) yang ada. Pengecekan juga dapat dilakukan
dengan cara mencocokan elevasi dan dimensi dari konstruksi yang dibangun
dengan gambar rencana (cetak biru). Untuk itu konsultan supervisi akan bekerja
dengan menggunakan perangkat-perangkat praktis yang dapat menjamin aspek
legalitas dari supervisi yang dilakukan.
c. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dilakukan untuk memenuhi jadual pelaksanaan konstruksi
yang direncanakan sehingga secara ekonomi dan finansial, owner/ pemberi
tugas tidak mengalami kerugian akibat keterlambatan yang mungkin terjadi.
Untuk itu konsultan supervisi mempersiapkan sistem pengendalian yang
mencakup kemajuan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan, dan bulanan
untuk tiap-tiap jenis pekerjaan. Sehingga dengan demikian konsultan supervisi/
pengawas dapat dengan mudah menyusun Kurva S (S-curve) dan Bar Chat yang
menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kontraktor. Dengan adanya
Kurva S dan Barchat ini konsultan supervisi dapat dengan mudah mengetahui
perlu atau tidaknya mendesak kontraktor untuk melakukan percepatan
pelaksanaan pekerjaan atau mengusulkan suatu ganti rugi yang harus
ditanggung kontraktor kepada pemberi tugas.
E-9
USULAN TEKNIS
adanya kegiatan yang aman bagi semua pihak dan sesuai standar yang berlaku,
akan menjamin kelancaran pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan untuk hal
tersebut konsultan supervisi akan mengkoordinasikan seluruh aspek kegiatan
pelaksanaan konstruksi termasuk yang akan berdampak pada proyek dan
lingkungan proyek.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka konsultan supervisi akan
membuat laporan-laporan dari setiap kegiatan supervisi yang dilakukan diantaranya
mencakup beberapa hal sebagai berikut :
A. PELAPORAN KONSULTAN
1. Rencana Mutu Kontrak;
Rencana mutu kontrak (RMK) dibuat dan diserahkan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Jumlah
laporan yang dibuat adalah 1 set yang diserahkan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
2. Laporan Bulanan;
Laporan bulanan dibuat dalam 1 (satu) rangkap yang berisikan ;
Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan program kerja bulan berikutnya,
Hasil Pemeriksaan dan Persetujuan,
Catatan tentang permasalahan yang timbul di lapangan selama
pelaksanaan pekerjaan beserta alternatif pemecahan permasalahan,
Kumpulan Berita Acara Lapangan,
Foto-Foto Pelaksanaan Pekerjaan,
Laporan harian lapangan (dari referensi buku harian lapangan),
Laporan mingguan/bobot mingguan.
Laporan ini diserahkan setiap akhir bulan. Bila jatuh pada hari libur, laporan
disampaikan pada hari kerja pertama setelah hari libur.
3. Laporan Pendahuluan;
Laporan pendahuluan dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang berisikan :
Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh.
E - 10
USULAN TEKNIS
E - 11
USULAN TEKNIS
B. PERTEMUAN/ MEETING
Untuk koordinasi dan pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan konstruksi, konsultan
supervisi akan menyusun serangkaian pertemuan/rapat berikut prosedur pertemuan
tersebut. Secara umum saat ini dapat diklasifikasikan jenis-jenis pertemuan yaitu :
a. Pertemuan berkala untuk menelaah (review) berbagai masalah berkaitan dengan
disain dan pelaksanaan konstruksi.
b. Pertemuan sehubungan kemajuan pelaksanaan konstruksi.
c. Pertemuan koordinasi membahas masalah administrasi dan teknis.
d. Pertemuan khusus untuk membahas hal-hal khusus yang timbul seperti pekerjaan
tambah kurang dan sebagainya.
e. Pertemuan membahas usulan perubahan disain dan gambar kerja (Shop Drawing)
f. Pertemuan atau meeting lainnya yang dianggap perlu atau sesuai dengan arahan
dari KPA/PPTK sehungan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
E - 12
USULAN TEKNIS
E - 13
USULAN TEKNIS
Dalam menyusun hubungan kerja antara keempat pihak yang terkait tersebut perlu
dibuat struktur organisasi yang efektif dan dinamis, agar setiap proses interaksi yang
terjadi antara pihak-pihak tersebut dapat berlangsung secara langsung dan terpantau
dengan baik oleh pihak lainnya. Sehingga bila ada permasalahan dapat diselesaikan
E - 14
USULAN TEKNIS
dengan cepat, baik dan benar. Namun demikian untuk memperoleh aspek legal dari
setiap keputusan yang diambil perlu adanya persetujuan dari pihak pemberi tugas.
Dalam hal ini pemberi tugas mengambil keputusan setelah memperoleh informasi
lengkap dari konsultan supervisi kemudian mengkonfirmasikan ke kontraktor.
E - 15
USULAN TEKNIS
b. Review Desain
1. Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan keadaan
lapangan kepada Pengguna Jasa. Menyiapkan data pendukung (data ukur, data
tanah, dan lain-lain) yang dibutuhkan dalam rangka review desain sesuai
kebutuhan lapangan.
2. Menyiapkan konsep review / penyesuaian desain sesuai dengan kebutuhan /
kondisi lapangan berkoordinasi dengan pengawas konsultan dan persetujuan tim
perencana (Seksi SID), Dinas Pengairan Aceh, untuk diajukan sebagai perubahan
desain ke Pengguna Jasa.
E - 16
USULAN TEKNIS
E - 17
USULAN TEKNIS
10. Memberikan izin tertulis pada setiap tahap dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
11. Memberikan izin pengecoran beton setelah terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan bekisting, material (semen, pasir, krikil, besi tulangan, air),
peralatan dan tenaga kerja.
12. Melaksanakan test campuran beton berupa Slump test, sesuai dengan job mix
formula campuran beton.
13. Pengawasan dalam pembuatan benda uji beton sampai pengetesan di
laboratorium dalam rangka pengendalian mutu konstruksi.
14. Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak
kepada seluruh personil teknis Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
15. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme pelaksanaan
yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK) Konsultan dan hasilnya
dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
16. Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur pengawasan
yang berlaku, dan telah dijabarkan dalam RMK Konsultan.
17. Membantu Pengguna Jasa melakukan inspeksi kepada pabrik pemasok,
bahan, perakit dan lain-lainnya jika dibutuhkan.
18. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep perubahan kontrak/
Addendum terkait dengan adanya Change Order/ Variation Order, bilamana
diperlukan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan yang secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
19. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan
dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani
laporan bulanan, apabila pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang telah ditentukan.
20. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada Kuasa
Pengguna Anggaran apabila terjadi adanya penyimpangan – penyimpangan
dari ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia
jasa konstruksi/pemborongan.
21. Melaporkan kepada Pengguna Jasa masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik, serta
mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan yang
diperlukan, dan membantu Pengguna Jasa menyiapkan konsep teguran
terhadap Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
E - 18
USULAN TEKNIS
22. Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah tenaga
dan alat yang dipergunakan.
23. Menyiapkan berita acara pembayaran angsuran /termyn.
24. Membantu Pengguna Jasa dalam pelaksanaan penyerahan pertama
pekerjaan / Previsional Hand Over ( PHO ).
f. Sosialisasi ke Masyarakat
Pada setiap lokasi pekerjaan, penyedia jasa melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai hal – hal yang berkaitan dengan konservasi sumber daya
air untuk mendukung kegiatan fisik yang sedang berlangsung.
E - 19
USULAN TEKNIS
A. PENDEKATAN PERUNDANGAN
Referensi hukum yang mendasari penyusunan perencanaan detail ini adalah :
a. Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016;
d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber daya Air
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor : 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2008 tentang Dewan
Sumber Daya Air.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
i. Permen PU Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia;
j. Permen PU Nomor 22/PRT/M/20018 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Gedung Negara;
k. Permen PU Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
E - 20
USULAN TEKNIS
B. PENDEKATAN OPERASIONAL
Kami selaku Konsultan pengawasan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara
efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, dan beberapa
langkah yang dilakukan meliputi :
Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan
tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.
Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan pengawasan akan ditangani oleh
konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal.
Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktivitas
pengawasan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan
tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.
E - 21
USULAN TEKNIS
C. PENDEKATAN TEKNIS
Dalam pendekatan teknis ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh
konsultan pengawasa selaku penyedi jasa yaitu :
1. Standar yang Digunakan
Standar Pelaksanaan Pekerjaan Talud dan Saluran Beton yang mengunakan
material Batu Kali/ Batu Gunung, Pasir, Semen, kerikil, Besi Beton, serta bahan/
material lainnya.
2. Sistem Manajemen Proyek
Konsultan Supervisi harus melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian jadwal,
kualitas dan biaya pelaksanaan konstruksi.
3. Review Desain Selama Masa Konstruksi
Dalam pelaksanaan kegiatannya konsultan supervisi melakukan review desain
apabila kondisi lapangan menuntut untuk dilakukan perubahan disain tersebut,
perubahan disain dilakukan setelah melalui suatu kajian teknis, survey lokasi
E - 22
USULAN TEKNIS
bersama Tim teknis, serta memberikan persetujuan terhadap Shop Drawing yang
diajukan oleh kontraktor setalh dilakukan pemeriksaan.
4. Inspection Material/ Bahan
Konsultan akan melakukan inspeksi ke lokasi pengambilan material guna
memperoleh bahan/material yang baik dan berkualitas sesuai dengan spesifikasi
teknis dan dokumen kontrak kontrakktor.
5. Supervisi/ pengawasan Konstruksi
Konsultan dalam melaksanakan pengawasan konstruksi dilakukan melalui
kegiatan sebagai berikut :
Pengawasan dan inspeksi material yang akan digunakan ke quarry
Pengawasan terhadap biaya, mutu dan kualitas pekerjaan
Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan kontrol terhadap metode dan uratan pekerjaan
Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja
Melakukan monitoring dan pengendalian secara menyeluruh selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Strategi penanganan pekerjaan disusun dengan maksud agar pendekatan yang telah
dibuat sebelumnya dapat tercapai sesuai dengan tujuan dan sasaran sebagaimana
yang telah ditetapkan. Adapun strategi penanganan yang dimaksud, adalah :
Secara intensif akan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Tim
Teknis/Tim Pengarah, Aparatur Pemerintah dan berbagai pihak lainnya yang
terkait dan peduli dengan kegiatan ini serta kontraktor pelaksana pekerjaan fisik.
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya masukan,
aspirasi, koreksi dan saran-saran yang konstruktif untuk kepentingan kegiatan
ini. Selain itu, pada saat melaksanakan kegiatan ini akan lebih difokuskan pada
aparat dari institusi yang terkait langsung dan bertanggung jawab terhadap hasil
kontrruksi yang dibangun oleh kontraktor pelaksana.
E - 23
USULAN TEKNIS
E - 24
USULAN TEKNIS
E - 25
USULAN TEKNIS
E - 26
USULAN TEKNIS
4. Tahap Pelaporan
Adapun laporan yang akan kami sampaikan terhadap pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi adalah :
Memeriksa dan menyetujui laporan harian, laporan mingguan, laporan
bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi/
Pemborongan.
Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar-gambar purna
laksana (As Built Drawing) yang menggambarkan secara rinci setiap bagian
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi/Pemborongan.
Membantu Pengguna Jasa menyiapkan laporan teknis, administrasi dan
kegiatan lain tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada unit kerja
/instansi terkait.
E - 27
USULAN TEKNIS
A. PENGAWASAN KUALITAS
Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
pelaksanaan dilapangan saja akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh persiapan
sebelum pelaksanaan, adapun dalam pengawasan kualitas ini perlu dilakukan hal-
hal sebagai berikut :
E - 28
USULAN TEKNIS
2. Pengawasan Lapangan
Pelaksanaan Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan dengan cara
mengawasi proses pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar desain,
spesifikasi teknis dan rekomendasi pengujian pendahuluan dari laboratorium
atau pada hasil pengukuran ulang. Dalam pengawasan pekerjaan hal –hal
yang perlu dilakukan dan diperhatikan konsultan antara lain adalah :
a. Pada saat pelaksanaan pengerukan/penggalian tanah sungai agar
memperhatikan patok hasil pengukuran awal sebagai acuan pekerjaan
galian dan dikordinasikan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan galian
mengacu pada patok – patok yang dipasang tersebut sehingga ukuran
lebar, panjang, kelurusan dan elevasi galian dapat dilaksanakan dengan
baik.
b. Tanah sisa hasil galian dari pembuatan tanggul, yang tidak dibuang keluar
harus dirapikan/ diratakan sepanjang bangunan yang dikerjakan.
c. Sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan, pengawas memeriksa
susunan dan dimensi penulangan harus sesuai gambar desain dan
persyaratan teknis. Pada pelaksanaan pengecoran perbandingan
campuran dan penggunaan air terkendali/ sesuai job mix formula untuk
E - 29
USULAN TEKNIS
B. PENGAWASAN KUANTITAS
Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume yang dihasilkan
maka diperlukan data / kondisi existing lokasi pekerjaan dan kondisi akhir dari
pekerjaan tersebut, disamping itu pada saat – saat pelaksanaan konstruksi juga
diperlukan pengawasan yang baik agar dimensi-dimensi konstruki dilaksanakan
sesuai dengan gambar perencanaan.
Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu dilaksanakan selama
Pekerjaan Pengawasan berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan berupa pengukuran pada lokasi pekerjaan
untuk memperoleh gambaran secara detail sebelum dilaksanakan pekerjaan
konstruksi, hal ini diperlukan untuk keperluan pembuatan profil disain (disain
yang sesuai dengan kondisi langan), dan penyesuaian dengan volume dalam
kontrak, hal semacam ini diistilahkan dengan Mutual Check Awal (MC O).
E - 30
USULAN TEKNIS
3. Pengawasan Harian
Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas Lapangan dan
petugas lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan Shop Drawing yang
telah disahkan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada patok-patok profil
referensi yang telah disetujui oleh direksi teknik.
Secara periodik (Mingguan dan Bulanan) dilakukan opname bersama dengan
Konsultan Pengawas, PPTK dan Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan
untuk keperluan penyusunan progress pekerjaan dan rekomendasi apakah
pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang di syaratkan atau diperlukan perbaikan sebelum dimasukan dalam
progress kemajuan fisik yang selanjutnya dapat diajukan pembayaranya
dalam bentuk laporan bulanan.
Dari grafik Kurva S dapat dipantau seberapa besar deviasi antara rencana dan
realisasi, bila grafik realisasi pekerjaan berada diatas garis rencana maka terdapat
deviasi positif sehingga proses pelaksanaan dapat tepat waktu bahkan dapat lebih
E - 31
USULAN TEKNIS
cepat, sedangkan bila berada dibawah garis rencana atau deviasi negative maka
perlu diambil beberapa tindakan antisipasi.
E - 32
USULAN TEKNIS
E - 33
USULAN TEKNIS
E-1
USULAN TEKNIS
E-2
USULAN TEKNIS
E-1
USULAN TEKNIS
E-2
USULAN TEKNIS
Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana dan tim teknis.
Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna
penyesuaian gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.
Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan,
keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa
asuaransi-asuransi, peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu
lintasnya.
Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang
harus dibuat oleh masing-masing pihak.
Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan
prosedur pembayaran.
E-3
USULAN TEKNIS
E-4
USULAN TEKNIS
E-5
USULAN TEKNIS
E-6
USULAN TEKNIS
E-7
USULAN TEKNIS
E-8
USULAN TEKNIS
E-9
USULAN TEKNIS
Pekerjaan lainnya
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek. Oleh sebab
itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan
sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
E - 10
USULAN TEKNIS
d. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiapkan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal:
Disiplin Kerja
Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus-menerus
dilakukan monitoring dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat
saling berhubungan setiap saat dengan cepat.
Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
Peniadaan Kecelakaan Fatal
Pembuatan rambu-rambu sesuai dengan standar perambuan
Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan kanan) dan diberi
lampu-lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada
terjadinya kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan
persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada
ruas jalan yang sedang beroperasi.
E - 11
USULAN TEKNIS
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
Perambuan darurat
Sistem transportasi pada lokasi proyek.
Atribut pada tenaga kerja
Astek/ Jamsostek
Dan lain-lain
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja
dari pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progres
yang hendak dicapai
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi
tanda “spot light” atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu
pada malam hari.
E - 12
USULAN TEKNIS
E - 13
USULAN TEKNIS
E - 14
USULAN TEKNIS
ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan
kondisi lapangan, Konsultan akan melakukan review agar sesuai dengan
kondisi rill lapangan dengan berkonsultasi dengan pihak Pemberi Tugas.
Proses revisi gambar awal ini dilakukan sebagaimana hasil data survey
awal dan data analisis-analisis yang telah dijelaskan sebelumnya diatas.
b. Persiapan Konstruksi
Bahan/ Material dan peralatan yang didatangkan Kontraktor Pelaksana
akan diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas sehingga
benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih
dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan
mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut
analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan
peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan akan
menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga
kerja dan peralatan yang memadai agar dapat diselesaikan dengan tepat
waktunya.
E - 15
USULAN TEKNIS
E - 16
USULAN TEKNIS
E - 17
USULAN TEKNIS
E - 18
USULAN TEKNIS
PENGENDALIAN WAKTU
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart
yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik
atau sesuai kondisi dicheck kembali :
Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.
Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.
Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Network Planning akan memberikan keuntungan dalam hal melaksanakan
pengontrolan ini, tidak hanya waktu di ruang-ruang aktivitas yang dicheck,
melainkan juga ketergantungan/relasi antar aktivitas dapat dichek, di mana bila
perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.
a. Jarak waktu control
Jarak waktu control dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu ;
1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu
2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis
E - 19
USULAN TEKNIS
E - 20
USULAN TEKNIS
c. Penanganan (Replanning)
Penanganan (replanning) harus dilakukan bila hasil test negatif. Dengan
dasar bahwa akhir proyek tak dapat diubah atau tak boleh sampai terganggu
terdapat 2 cara penanganan yaitu :
1. Replanning dengan Percepatan
2. Replanning dengan Perubahan
E - 21
USULAN TEKNIS
Kurva-S bisa ditampilkan dengan kurva SD (Saat Dini) atau Earliest Cost
Curve dan dengan kurva SL (Saat Lambat) atau Latest Cost Curve. Kedua
kurva-S itu berfungsi membatasi perilaku kurva-S yang sebenarnya, yang
berarti kurva-S yang sebenarnya akan terletak diantara kurva SD dan SL.
Bila aktivitas-aktivitas dalam proyek banyak float-nya, maka bentuk kedua
kurva SD dan SL akan makin berjauhan. Sebaliknya bila float-nya makin
sedikit, maka bentuk kurva SD dan SL makin mendekati dan bila semua
aktivitas kritis (artinya tak ada float sama sekali = semua kritis) maka kurva
E - 22
USULAN TEKNIS
E - 23
USULAN TEKNIS
Informasi yang diperoleh dari pelaporan tersebut dapat dianalisa dan dijadikan
bahan dalam pengambilan keputusan manajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan
dibuat dengan formal dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan
efisiensi, efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga dinas/ instansi atau
pengguna proyek dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen
pembangunan yang lebih baik. Adapun manfaat utama lainnya dari sistem ini
antara lain adalah :
a. KPA/PPTK dapat memonitor dan mengendalikan kegiatan konstruksi secara
terintegrasi dengan sistem yang sudah tersedia.
E - 24
USULAN TEKNIS
2) Tahapan Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan
proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil
pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara
umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan
pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau
mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.
E - 25
USULAN TEKNIS
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan
proyek pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat
memperlihatkan aktifitas yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau
justru berada pada kondisi kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama
dengan nol. Keberadaan kondisi kritis dari suatu aktifitas digambarkan dalam
garis yang berbeda warna pada tampilan barchart, yaitu sebagai berikut :
Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;
1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;
Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu
acuan bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung
jawabnya. Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan
kinerja proyek, seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat
penunjang, atau merubah metode pelaksanaannya.
3) Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan
proyek actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas/Owner untuk
mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut
memperhatikan hal-hal kritis yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek.
Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi
menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan proyek
secara barchart dan S-Curve; yang membandingkan pencapaian actual dengan
baseline proyek.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian
agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan
waktu, tenaga dan biaya.
1. Schedule Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, konsultan supervisi/ pengawas akan
melakukan pengecekan dan mengevaluasi terhadap Schedule dan Rencana
Kerja yang dibuat Kontraktor Pelaksana. Apakah Schedule dan Rencana
Kerja dan Progress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan realistis.
E - 26
USULAN TEKNIS
Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan
pada musim kemarau untuk pekerjaan pembetonan. Kemudian juga
construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah sudah
sistematis, konsepsional dan benar.
Selanjutnya berdasarkan Schedule kontraktor pelaksana yang sudah disetujui,
Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.
Dari Schedule tersebut dapat dijabarkan ke dalam target harian, sehingga
setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target
volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/
dikejar untuk schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan
proyek bisa diselesaikan “On Schedule”.
2. Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga
kerja yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh
tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi
pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu
ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/overtime.
E - 27
USULAN TEKNIS
E - 28
USULAN TEKNIS
E - 29
USULAN TEKNIS
Struktur Pengendalian :
TIDAK - Jenis Pemeriksaan
- Metoda Pemeriksaan
- Frekuwensi
- Spesfikasi Mutu
MUTU BAHAN OLAHAN
- Toleransi
(memenuhi
Ya..??)
Ya
KOMPONEN BAHAN UNTUK
PEKERJAAN JADI
TELAH SIAP
Ya
Ya
PEKERJAAN JADI
(Pelaksanaan Pay Item
sesuai dgn Kontrak)
E - 30
USULAN TEKNIS
Setelah item pekerjaan memenuhi persyaratan baik mutu maupun kualitas dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas
dalam kontrak adalah benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh
Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas/ Owner. Rekomendasi
hasil pengukuran kuantitas ini harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui
bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut dan untuk semua item pekerjaan
dalam kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan
pengawas.
E - 31
USULAN TEKNIS
Untuk bagan alir pengendalian biaya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
E - 32
USULAN TEKNIS
E - 33
USULAN TEKNIS
E - 34
USULAN TEKNIS
E - 35
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN PEMBAYARAN
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah
lalu. Pembayaran terdahulu dan yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan
masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya.
E - 36
USULAN TEKNIS
Setelah penyelesaian dari setiap item pekerjaan perbaikan yang diminta oleh
Panitia Serah Terima (Konsultan Pengawas dan PPTK), dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan akhir terhadap hasil perbaikan pekerjaan tersebut, maka Konsultan
dapat membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
E - 37
USULAN TEKNIS
E - 38
USULAN TEKNIS
E - 39
USULAN TEKNIS
Berdasarkan pada rincian dan Berita Acara Pernyataan dari konsultan pengawas
mengenai Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Kontraktor,
PPTK Proyek akan menyampaikan addendum penutupan kepada KPA untuk
ditanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang
disetujui.
E.14.1 UMUM
Program dan rencana kerja disusun berdasarkan tahapan-tahapan pelaksanaan
pekerjaan agar pemanfaatan tenaga serta peralatan pendukung pelaksanaan
pekerjaan dapat sejalan dan terstuktur. Rencana kerja dijadikan pedoman bagi
kontraktor pelaksana masing-masing kegiatan. Berdasarkan pengelompokan
aktivitas tugas, Konsultan supervisi akan melakukan hal-hal berikut ini:
Konsultan pengawas akan bertindak secara pro-aktif, produk nyata dan
semuanya berjalan dengan lancar;
Semua kegiatan yang dilakukan akan dikonfirmasikan secara tertulis baitu
kepada kontraktor/ pelaksana, PPTK serta Kuasa Pengguna Anggaran;
Risalah-risalah rapat (berita acara) dan laporan-laporan akan membuktikan
keterlibatan Konsultan pengawas;
E - 40
USULAN TEKNIS
Penyusunan rencana kerja menjadi sangat penting, terutama untuk hal-hal sebagai
berikut antara lain :
Rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan, dalam hal pentahapan pekerjaan, koordinasi yang diperlukan dengan
disiplin lain.
Adanya suatu rencana kerja akan memudahkan dalam pekerjaan, pengawasan
dan evaluasi hasil kerja baik oleh Ketua Tim maupun oleh pihak pemberi tugas.
Dengan adanya Rencana Kerja, maka pelaksanaan tiap tahap pekerjaan akan
dapat memberikan hasil yang optimal.
Suatu rencana kerja dapat memberi informasi mengenai pencapaian target
waktu dan pekerjaan yang diselesaikan, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Jadwal aktivitas kegiatan Konsultan ini disusun berdasarkan pendekatan teknis
dan metodologi yang telah disusun.
E - 41
USULAN TEKNIS
E - 42
USULAN TEKNIS
dengan KAK maka Konsultan harus menyerahkan beberapa jenis laporan dan
jumlah sesuai dengan tertuang di KAK kepada KPA/PPTK yang meliputi :
Rencana Mutu Kontrak
Rencana mutu kontrak (RMK) dibuat dan diserahkan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Jumlah
laporan yang dibuat adalah 2 set yang diserahkan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
E - 43
USULAN TEKNIS
berdasarkan metode dan hasil survey, perhitungan dan analisa ekonomi serta
kesimpulan dan saran-saran yang diusulkan berupa rekomendasi (justifikasi
teknis). Konsep laporan ini sebelumnya akan didiskusikan terlebih dahulu
dengan pihak Direksi sebelum dicetak menjadi Laporan Akhir.
Laporan Akhir (cover Exclusive) ini diserahkan sebelum berakhirnya kontrak.
Jumlah laporan Akhir ini adalah 2 (dua) rangkap.
Foto Dokumentasi
Foto-foto dokumentasi selama masa pelaksanaan pekerjaaan dibuat daam
bentul Album Foto dokumentasi dan akan diserahkan kepada PPTK dan dibuat
dalam rangkap 1 (satu).
Kami selaku Konsultan supervisi akan memberikan komposisi tim supervisi yang
telah berpengalaman luas di proyek-proyek baik proyek pemerintah maupun swasta.
Untuk tim pengawas lapangan kami akan menempatkan tenaga/ personil yang telah
E - 44
USULAN TEKNIS
berpengalaman dibidangnya dan dilokasi yang sama untuk hasil kerja yang baik.
Adapun uraian kebutuhan Tenaga kerja dilapangan adalah sebagai berikut :
E - 45
USULAN TEKNIS
E - 46
USULAN TEKNIS
Semua personil atau tenaga kerja baik lapangan maupun kantor, semua wajib
menggunakan Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai dengan ketentuan K3 dan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai dengan Protokol Kesehatan, berupa Topi Pelindung
(Safety Helmet), Rompi Pelindung, Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker),
Sarung Tangan (Safety Gloves) dan Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) dalam
keadaaan baik dan berstandar SNI.
Untuk melaksanakan pekerjaan yang tepat waktu, tepat mutu dan sesuai dengan
maksud yang terkandung dalam KAK, diperlukan adanya organisasi pelaksanaan
pekerjaan. Demi tercapainya target pekerjaan yang telah ditentukan, diperlukan
suatu organisasi pelaksanaan, yang akan mengatur tugas dan tanggung jawab, serta
jalur-jalur perintah dan koordinasi dari masing-masing tenaga ahli. Dengan adanya
organisasi yang baik diharapkan akan didapatkan suatu sistem kerja yang efisien
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikerjakan secara tepat waktu dengan mutu
yang dapat dipertanggung jawabkan. Organisasi pelaksanaan pekerjaan mutlak
diperlukan untuk memberikan pedoman kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
E - 47
USULAN TEKNIS
DIREKTUR
CV. RANCANG PERKASA
Petugas K3
Nurvan Kamal, ST
E - 48
USULAN TEKNIS
sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang dihadapi oleh pelaksana
pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.
a. Kantor Konsultan
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan pengawas telah
menyiapkan kantor yang permanen di Kota Banda Aceh, Kami juga akan
menyewakan Base Camp di Lokasi Pekerjaan, sehingga memudahkan Team
Konsultan dalam berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan (owner) dan setiap
saat dapat asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu
diharapkan nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan/ owner
mudah menghubungi konsultan.
E - 49
USULAN TEKNIS
E - 50