a. Pengertian
Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan merupakan acuan dan pedoman bagi Konsultan dalam suatu
kegiatan proses untuk mencapai bentukan-bentukan atau produk yang dikehendaki dalam
perjanjian.
Oleh karena itu sangatlah penting sekali penelaahan dan pemahaman dengan sebaik-baiknya
kepada pihak pemberi pekerjaan.
Saran
Kami mengambil kesimpulan dapat melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang
diminta pihak Pengelola Kegiatan, bila mendapat kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
PENDEKATAN
Pekerjaan pengawasan sangat diperlukan dalam suatu proyek pembangunan untuk tercapainya sasaran
hasil pekerjaan yang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah disyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK).
Tujuan yang ingin dicapai tidak lain adalah tepat kualitas, tepat kuantitas dan tepat waktu, serta dapat
dilaksanakan administrasi yang efektif dan efesien.
Kunci Utama dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek adalah terdapatnya suatu kesatuan bahasa dan
tindakan, oleh karena itu dalam pelaksanaan pengawasan kontruksi, dokumen-dokumen proyek
semaksimal mungkin dipelajari, dihayati dan dimengerti oleh seluruh pihak yang terkait. Dokumen-
dokumen yang dimaksud adalah antara lain, Dokumen Kontrak beserta lampirannya, kebijaksanaan
pemerintah tentang pelaksanaan suatu proyek dan Kerangka Acuan Kerja, serta dokumen-dokumen lain
yang menjadi standar dan peraturan yang berlaku.
Untuk mencapai kelancaran pekerjaan maka konsultan pengawasan akan mebina kerjasama yang baik,
mengadakan koordinasi dan menciptakan sistem komunikasi yang baik dengan Pihak Kontraktor
Pelaksana dan Pengelola Kegiatan,
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
Secara umum manajemen pengawasan pelaksanaan proyek akan mencakup kepada hal-hal berikut :
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, tim supervisi akan melakukan survey pendahuluan terhadap paket
pekerjaan yang telah ditentukan untuk membuat rangkuman evaluasi dengan melampirkan sketsa desain
serta estimasi kuantitas bahan yang diperlukan untuk konstruksi :
Kebutuhan material asphalt, seperti HRS/AC dan ATB
Kebutuhan material shoulder, seperti aggregate base A/B
Kebutuhan timbunan/Fill dan galian
Material struktur pelengkap jalan seperti pasangan batu, gorong-gorong, saluran tepi,
marka jalan dan lain-lain.
Material struktur jembatan, seperti beton, besi tulang, dll.
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
METODELOGI
Metodologi pekerjaan Tim Pengawasan Teknis dikelompokkan dalam pekerjaan– pekerjaan berikut :
Supervisi lapangan (Field Supervision)
Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)
Rekayasa Lapangan (Engineering Survey)
Pengawasan (Supervision)
Test Material (Material Testing)
Administrasi (Contract Administration)
Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional & Final Hand Over)
Pelaporan (Reporting)
Tim Supervisi yang dipimpin oleh Team Leader yang akan secara kontinyu melaksanakan
supervisi atas pekerjaan–pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor dimana seluruh pekerjaan
ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik, supervisi ini
meliputi pekerjaan - pekerjaan seperti :
(1) Survey lapangan dan desain ulang
(2) Memeriksa dan merekomendasi gambar kerja dan gambar detail
(3) Mengarsipkan gambar-gambar kerja dan revisi yang mungkin dilaksanakan
(4) Persiapan Job Mix Formula untuk campuran aspal, beton, dll.
(5) Mengadakan pertemuan koordinasi rutin dengan kontraktor
(6) Menganalisa hasil pekerjaan kontraktor
(7) Mencatat dan menganalisa peralatan kontraktor
(8) Pencatatan kejadian-kejadian yang timbul pada saat pelaksanaan peekrjaan fisik
(9) Melaporkan keterlambatan serta kemajuan pekerjaan
(10) Penyiapan Contract Change Order
(11) Produksi dari Plant
(12) Kontrol kualitas campuran aspal, beton (kubus), besi, semen dan air
(13) Kontrol penghamparan
(14) Pembuatan laporan-laporan
(15) Mengarsipkan catatan-catatan tentang kuantitas pembayaran
(16) Memeriksa dan menyetujui estimasi pembayaran bulanan
(17) Pengontrolan anggaran proyek
Tim Supervisi akan mengevaluasi rencana kerja kontraktor untuk disesuaikan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi seperti waktu yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan, ketersediaan
tenaga kerja dan material. Selain itu urutan-urutan pekerjaan juga harus diperhatikan di dalam
penyusunan rencana kerja dan kemudian dimintakan persetujuan kepada Anggota Direksi /
Penggelola Kegiatan yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar rencana kerja keseluruhan.
Monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini harus terus menerus dilakukan
sebagai upaya pengendalian waktu dan biaya (lihat Diagram D.1 dan D.2) sehingga dapat
tercapainya jadwal seperti yang diharapkan.
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
Untuk menanggulangi masalah-masalah di atas, maka pada awal pekerjaan, kontraktor di bawah
pengawasan Tim Supervisi harus melaksanakan pekerjaan Staking Out dan revisi pengukuran,
pemasangan patok dan Bench Mark serta survey-survey lain yang diperlukan. Kegiatan survey ini
meliputi pengukuran memanjang/plan, survey potongan memanjang dan pengukuran melintang.
Setelah pelaksanaan staking out diperlukan suatu survey pendahuluan yang biasa disebut rekayasa
lapangan yang bertujuan sebagai pembanding terhadap desain perencanaan serta untuk menentukan
jenis-jenis pekerjaan dalam suatu proyek. Pekerjaan ini merupakan tahap awal dari tahap-tahap
pekerjaan berikutnya.
Dari hasil rekayasa lapangan ini dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut :
Jenis pekerjaan
Lokasi pekerjaan
Desain yang diperlukan
Ukuran yang diperlukan
Volume tiap item pekerjaan dan sebagainya.
Hasil rekayasa lapangan ini nantinya akan dibandingkan dengan volume yang terdapat pada
Dokumen Volume Pekerjaan Fisik, sehingga bisa diketahui variasi pekerjaan yang nantinya akan
dijadikan patokan atau pelengkap dalam dokumen pelaksanaan
Pengawasan (Supervision)
Pengawasan merupakan bagian pokok dari program konsultan yakni monitoring secara kontinyu
setiap pekerjaan kontraktor dan hasilnya. Metode pelaksanaan kerja kontraktor di monitor agar
sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki di dalam spesifikasi dan apabila terdapat cara
pelaksanaan yang menyimpang dari ketentuan yang ada. Kontraktor harus dapat menjelaskan dan
memberikan argumentasi bahwa metode pekerjaan yang diterapkan tidak akan mengurangi kualitas
pekerjaan.
Inspector ataupun anggota Tim Supervisi yang lain akan membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan konstruksi, masalah-masalah yang timbul, revisi-revisi pekerjaan yang telah dilakukan,
lokasi pekerjaan, tenaga kerja yang ada, peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas hasil pekerjaan
dan bilamana perlu konsep dan sketsa gambar serta ukuran total kuantitas, kondisi cuaca serta
kondisi lokasi pekerjaan.
Tim Supervisi akan secara bersama memonitoring, memberikan saran saran apa bila diperlukan
dan tindakan alternatif yang biasa ditempuh apabila terdapat kesulitan-kesulitan pelaksanaan
pekerjaan. Untuk pekerjaan pengaspalan/pelapisan ulang akan dilakukan monitoring terhadap
cara dan sistem pemadatannya, material/agregatnya tidak tersegregasi, gradasi kerataan
perkerasan, temperatur aspal, stabilitas dan lain lain. Untuk pekerjaan struktur akan dilakukan
monitoring terhadap kesetabilannya, pelaksanaan campuran dan komposisi campuran dan lain-
lain. Hasil pemantauan pekerjaan akan selalu dicatat dalam catatan harian (Daily Record) yang
dilakukan pada saat awal, selama dan setelah pekerjaan dilaksanakan.
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
Pengukuran kualitas hasil pekerjaan akan dilakukan bersama-sama Konsultan, Kontraktor dan
Pihak Pemimpin Proyek/Bagian Proyek dimana pengukuran ini dilakukan setelah pekerjaan
tersebut dan dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (Performance) maupun mutu,
pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan dan pengendalian mutu adalah untuk menjamin bahwa seluruh kegiatan dan bagian kegiatan
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak. Untuk mencapai
tujuan tersbut diperlukan suatu kerja sama yang mendasar antara Pihak Pengelola Kegiatan, Konsultan
dan Kontraktor. Pengendalian mutu yang efektif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan suatu proyek
berjalan dengan baik dan ekonomis.
Pada setiap bagian pekerjaan yang telah selesai, Konsultan Pengawas akan melaksanakan inspeksi dan
control sebagai pernyataan penerimaan dan persetujuan hasil-hasil yang dicapai oleh kontraktor, untuk
melanjutkan dibuatkan Sertifikat Pembayaran yang akan diperiksa dan setujui oleh pihak Pengelola
Kegiatan.
Pekerjaan pengendalian mutu dilakukan secara teliti untuk tiap-tiap item pekerjaan dengan
menggunakan prosedur yang berlaku seperti terlihat pada Diagram sesuai tabel berikut :
Diagram D.13.
Diagram Alir
PENGENDALIAN MUTU
NO NO
MATERIAL USULAN JOB MIX
YES PENGELOLA YES
YANG AKAN OLEH DIPERIKSA OLEH
DIGUNAKAN KONTRAKTOR SUPERVISI KEGIATAN /
PENGELOLA
KEGIATAN
JOB MIX YANG
DIGUNAKAN
Didalam kaitan ini, Tim supervisi berkewajiban untuk membuat seluruh prosedur pekerjaan
fisik mengikuti dan mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan pekerjaan oleh
Kontraktor (Request of Work), catatan-catatan hasil pengawasan baik secara visual di
lapangan maupun hasil test laboratorium, termasuk juga perhitungan kuantitas hasil pekerjaan
sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus disimpan dan di file-kan dengan
tertib. Surat menyurat dengan kontraktor ataupun dengan Anggota Direksi / Penggelola
Kegiatan baik yang menyangkut pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen
kontrak.
Pengajuan Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) oleh Kontraktor akan dicocokan dan
dipelajari dengan melihat catatan-catatan harian inspector lapangan dan hasil pengukuran dan
perhitungan bersama (Joint Measurement).
Sebagaimana tercantum didalam syarat-syarat umum kontrak dan spesifikasi teknis, bahwa
sistem pembayaran dilaksanakan berdasarkan sistem satuan kualitas pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Konsultan dalam hal ini akan memberikan saran-saran kepada Anggota Direksi / Penggelola
Kegiatan sehubungan dengan metode dan prosedur pengukuran terhadap kualitas pekerjaan,
yang tentunya berpedoman kepada petunjuk-petunjuk pelaksanaannya.
Konsultan pengawas akan memeriksa hasil kuantitas tercapai untuk permbayaran dengan dasar
sistem pencatatan pengukuran dan pengendalian mutu yang dilaksanakan selama pekerjaan
kontruksi.
Pada akhir dari Pekerjaan, maka kontraktor akan menajukan permintaan PHO (Provisional
Hand Over) kepada Anggota Direksi / Penggelola Kegiatan Keterlibatan Tim Supervisi
dalam hal ini adalah membantu memberikan penjelasan-penjelasan teknis mengenai
pekerjaan, saran-saran teknis, informasi mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan,
gambar-gambar disain/revisi disain dan lain- lain.
Disamping itu, Tim Supervisi juga akan membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang perlu
diperbaiki oleh Kontraktor dalam bentuk daftar kerusakan yang masih menjadi tanggung
jawab kontraktor selama periode pemeliharaan atau biasa disebut “Defect and Deveciacies”
dan penyerahan berkas-berkas teknis dan administrasi kepada Pemimpin Proyek/Bagian
Proyek.
Pelaporan (Reporting)
Laporan Pendahuluan
Laporan ini disusun dan disampaikan dalam jangka waktu 1 (satu) minggu, laporan ini berupa
informasi awal yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan diawasinya, rencana kerja
konsultan termasuk jadwal mobilisasi konsultan dan sebagainya.
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
Laporan Bulanan
Setiap bulannya konsultan berkewajiban untuk menyusun dan menyampaikan kepada
Pengelola Kegiatan suatu laporan bulanan, yang dibuat dengan menggunakan bentuk standar
sesuai yang mana dapat diketahui secara lengkap kondisi proyek yang terjadi, kemajuan-
kemajuan fisik maupun hasil yang dicapai, masalah-masalah yang dihadapi, tingkat
penyerapan dana/pembayaran, penyimpangan-penyimpang dari rencana kerja. Pelaporan
tersebut tidak hanya terbatas pada hal-hal yang menyangkut kegiatan dari Kontraktor tetapi
juga berhubungan dengan kegiatan konsultan itu sendiri.
Secara substansional Laporan Bulanan terdiri atas 5 format standar yang dilengkapi oleh
masing-masing pengawas, adalah sebagai berikut:
a. Surat pengantar;
b. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik dan keuangan dari proyek
dan identifikasi permasalahan yang berdampak pada kemajuan pekerjaan dan biaya;
c. Foto copy sertifikat Monthly Payment secara lengkap dan jelas dengan ditandai "for
Monitoring Used Only";
d. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
Laporan Akhir
Pada periode menjelang berakhirnya pelayanan jasa konsultan, maka perlu dipersiapkan segala
sesuatunya dalam rangka pembuatan laporan akhir pekerjaan (Final Report) yang mencakup :
Metode Pelaksanaan Fisik
Pelaksanaan Pengawasan Teknis
Saran-saran untuk melaksanakan pemeliharaan pekerjaan
Semua masalah-masalah teknis yang ditemui
Masalah yang akan timbul serta saranpenanggulangannya
Laporan visualisasi pekerjaan
As-Built Drawing
Laporan akhir yang berisi uraian-uraian tersebut diatas umumnya terdiri dari beberapa volume
antara lain adalah sebagai berikut :
Buku 1 …… : Umum
Buku 2 …… : Pengendalian Mutu
Buku 3 …… : Kuantitas Akhir
Buku 4 …… : Dokumen PHO
Buku 5 …… : As-Built Drawing
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
PROGRAM KERJA
Proses rencana kegiatan dan kualitas Konsultan Pengawasan dalam menangani pelaksanaan proyek ini
akan meliputi beberapa tahapan pekerjaan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Mobilisasi
b. Survey Lapangan
c. Rapat Pra-Pelaksanaan
d. Arahan Mobilisasi Kontraktor
2. Tahap Konstruksi
a. Proyek Manajemen dan Koordinator
b. Inspeksi dan Pengawasan
c. Pengendalian Mutu Pekerjaan
d. Kontrol Kemajuan Kerja
Evaluasi Rencana Kemajuan Kerja Kontraktor
Pengawasan terhadap Kemajuan Pekerjaan
e. Sertifikat Pembayaran
f. Kontrol Terhadap Anggaran
Pengawasan Terhadap Kemajuan Pembayaran
Evaluasi Harga Satuan
g. Usulan Perubahan, Perubahan Kontrak dan Tuntutan
h. Manajemen Lalu-lintas dan Sistem Keamanan
3. Tahap Persiapan
a. Mobilisasi
Segera setelah mendapat surat perintah kerja dari Pengelola Kegiatan, konsultan pengawas
akan segera memobilisasi personal inti.
Sub Profesional Staff dan Supporting Staff akan segera dimobilisasi paling lambat 3 hari
kalender setelah personal inti tersebut mengadakan koordinasi kepada pihak Pengelola
Kegiatan.
Apabila proses mobilisasi telah sepenuhnya terlaksana, konsultan pengawas akan
melaksanakan koordinasi terhadap kontraktor pelaksana dan selanjutnya melaksanakan survey
lapangan secara bersama.
b. Survey Lapangan
Untuk mengetahui dan mengenal kondisi nyata dari proyek yang akan ditangani, baik kondisi
secara umum maupun kondisi yang lebih terperinci. Investigasi biasanya dilakukan baik
secara bersama-sama Kontraktor dan Konsultan Pengawas maupun secara tersendiri. Secara
bersama dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran bersama tentang kondisi dan situasi
umum dari proyek yang ditangani yang kemudian dapat dipakai sebagai bahan untuk
menyiapkan rencana kerja, sedang investigasi secara detail dimaksudkan untuk mendapatkan
data lapangan yang terperinci, baik kondisi.
Lapangan maupun bagian lainnya yang kemudian dipakai dasar pengecekan perkiraan
kuantitas yang ada maupun perencanaan kontruksi selanjutnya. Pekerjaan penelitian dan
pemeriksaan kondisi lapangan ini dilaksanakan dengan teliti terutama apabila Final Desain
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
yang adalah hasil dari Simplified Final Engineering Design, dalam hal mana tidak terdapatnya
peta topografi dari jalan tersebut.
Pekerjaan ini juga digunakan untuk mengontrol titik atau patok-patok baik itu horisontal
ataupun Vertikal, sesuai dengan data yang didalam Gambar Rencana.
c. Rapat Pra-Pelaksanaan
Rapat Pra-pelaksanaan ini akan mengikuti serta seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan
suatu proyek, yaitu Unsur Pengendali (Pihak Pengelola Kegiatan) , Unsur Pengawas
(Konsultan Pengawas), Unsur Pelaksana (Kontraktor).
Rapat ini akan mengatur sistem pengendalian pelaksanaan proyek yang akan mencukup:
Sistem Organisasi Kerja
Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan
Peninjauan dan Penyempurnaan terhadap jadwal yang kaitkan dengan target volume, mutu
dan waktu pelaksanaan.
Penyusunan Rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan dan peninjauan terhadap
Simplified Design.
Menentukan lokasi bahan dan material (quarry), perkiraan kuantitas dan rencana
pengendalian mutu bahan yang akan digunakan.
Pendekatan terhadap masyarakat setempat dan Pemerintah Daerah setempat, terutama
Penyesuaian rencana kerja dan jalan sumber material atau bahan.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanan rapat tersebut antara lain:
Kesamaan Pengertian terhadap pasal-pasal Dokumen Kontrak
Kesempatan tentang Tata Cara dan Prosedur Administrasi Proyek
Kesempatan tentang Tata Cara dan Prosedur Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Umum.
Kemungkinan adanya perubahan komposisi atau jumlah peralatan atau urutan kegiatan
pekerjaan yang telah dituangkan kedalam program mobilisasi dan jadwal pelaksanaan
kontruksi yang telah disepakati menjelang penanda tanganan kontrak.
4. Tahap Konstruksi
Pertemuan mingguan dengan Kontraktor serta pemimpin proyek dengan tujuan mengevaluasi
rencana dan kemajuan pekerjaan mingguan yang telah lewat dan yang akan datang, sehingga
tercapainya sistem efesiensi dan koordinasi peleksanaan pekerjaan.
Seluruh pelaksanaan pekerjaan Kontraktor, peralatan, tenaga lapangan, material dan bahan
akan diperiksa dan dievaluasi sehubungan dengan pengendalian mutu, dan hasil pekerjaan
serta sistem keselamatan pekerjaan.
Kontraktor diminta untuk mempersiapkan Gambar Kerja, yang kemudian akan diperiksa dan
setujui oleh Konsultan Pengawas selama masa konstruksi berjalan. Hal ini dikarenakan
gambar yang diterima sewaktu lelang atau pada permulaan konstruksi adalah gambar-gambar
standar yang disiapkan sewaktu Final Engineering Design, dimana adakalanya terdapat
perubahan situasi dan kondisi lapangan yang memungkinkan perlunya perubahan-perubahan
konstruksi.
Segala jenis bahan dan material yang akan digunakan dalam kontruksi harus diperiksa dan
diuji terlebih dahulu sesuai dengan standar yang berlaku. Pemeriksaan dan pengujian biasanya
dilakukan oleh kontraktor dan diawasi oleh Konsultan selama masa waktu kontruksi
berlangsung. Pengujian-pengujian tersebut dilaksanakan baik dilapangan maupun
dilaboratorium.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengawasan kualitas dalam hubungannya dengan prestasi
kerja kontraktor dan pengawasan kualitas terhadap mutu bahan kontruksi.
Untuk pekejaan/bagian pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan, baik itu
disebabkan oleh metode pelaksanaan pekerjaan maupun material dan bahan, akan
direkomendasikan sebagai penolakan dan selanjutnya dikembalikan kepada kontraktor untuk
diadakan perbaikan-perbaikan.
Sebagian besar pertimbangan dalam penyusunan rencana kerja tersebut perlu diperhatikan
hal-hal berikut :
Type serta jenis pekerjaan
Kondisi proyek dan lingkungannya, keadaan cuaca serta musim setempat.
Volume pekerjaan, baik secara keseluruhan maupun dari masing-masing jenisnya.
Metode Konstruksi yang telah disetujui bersama.
Mobilisasi serta jumlah peralatan dan personil yang direncanakan.
Rencana kemajuan kerja tersebut dipresentasikan dalam bentuk suatu Bar-Chart, yang
tercatum didalamnya prosentase kamajuan baik rencana maupun kenyataannya. Bar-Chart
atau Bar-Schedule lazim dipakai karena bentuknya yang simple dan mudah dipakai
apabila terjadi perubahan-perubahan, baik perubahan konstruksi maupun perubahan
volume pekerjaannya. Tetapi dapat juga dilaksanakan dengan sistem CPM.
Rencana kerja yang telah mendapat pesetujuan akan selalu dievaluasi dan direvisi sesuai
kebutuhan selama masa konsturksi berlangsung.
e. Sertifikat Pembayaran
1. Monthly Certificate, (MC)
Sistem Pembayaran pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarakan sistem satuan
kuantitas (volume) pekerjaan yang telah terselesaikan.
Pada setiap akhir bulan kelender, kontraktor mempersiapkan dan menyerahkan rincian
pembayaran bulanan atas hasil pekerjaan/bagian pekerjaan yang telah selesai kepada
konsultan. Rincian pembayaran bulanan Kontraktor harus dievaluasikan berdasarkan data-
data pencatatan yang ada pada Konsultan, meliputi pengukuran kuantitas dan hasil testing
terhadap kualitas.
Jika keadaan tertentu terhadap perbedaan antara rincian kontraktor dan pencatatan yang ada
pada konsultan, maka konsultan dan kontraktor bersama – sama melakukan pengecekan
kembali baik langsung kelapangan maupun secara administrasi.
Pada keadaan dimana rincian pembayaran kontraktor telah selesai dengan persyaratan yang
tercakup didalam dokumen kontrak, maka tagihan tersebut akan diserahkan kepada pihak
Anggota Direksi / Penggelola Kegiatan untuk mendapatkan persetejuannya. Rincian
pembayaran kontraktor tersebut akan menjadi sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly
Certificate, MC) apabila telah mendapat persetujuan pembayaran dari Pengelola Kegiatan.
2. Termyn
Sistem Pembayaran pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarakan Prosentase
kemajuan pekerjaan.
Pada saat kemajuan pekerjaan sudah mencapai prosentase sesuai dengan ketentuan atau
persetujuan pimpinan proyek misalnya 50% atau 60% samapi dengan 100%, kontraktor
dapat melakukan tagihan dengan mempersiapkan dan menyerahkan laporan kemajuan
pekerjaan/bagian pekerjaan yang telah selesai kepada konsultan. Laporan kemajuan
pekerjaan tersebut harus dievaluasikan berdasarkan data-data pencatatan yang ada pada
Konsultan, meliputi pengukuran kuantitas dan hasil testing terhadap kualitas.
Apabila terjadi perbedaan perhitungan antara konsultan dan kontraktor yang tidak dapat
diselesaikan, maka konsultan pengawas melaporkan kepada atasan dalam hal ini
Pemimpin Proyek/Bagian Proyek untuk mendapatkan arahan dan petunjuk-petunjuk
penyelesaian.
Apabila usulan perubahan tesbut mendapat persetujuan dari Anggota Direksi / Penggelola
Kegiatan, konsultan akan mempersiapkan suatu perubahan kontrak dan atau Addendum
sebagai legalisasi terhadap perubahan kontrak asal dan perubahan ruang lingkup pekerjaan
pelaksanaan fisik. Konsultan akan membantu pihak Pengelola Kegiatan dan mengatisipasi
semua permasalahan yang timbul akibat adanya perubahan kontrak dan ruang lingkup
pekerjaan pelaksanaan fisik. Konsultan akan mengadakan evaluasi terhadap tuntutan-tuntutan
yang terjadi, mengumpulkan data-data berdasarkan pencatatan-pencatatan yang ada, dokumen
kontrak kamajuan pelaksanaan pekerjaan dan data-data yang lainnya. Setelah diperiksa dan
dianalisa, konsultan akan memberikan
- Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan memuat hasil survel awal pekerjaan yang akan dilakasanan. Laporan
di serahkan sebanyak 2 (dua) set laporan.
- Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat hasil kemajuan pekerjaan yang dicapai pada setiap bulan
Laporan di serahkan selambat – lambatnya pada akhir bulan sebanyak 2 (dua) set buku
laporan.
- Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat hasil kemajuan pekerjaan selesai seratus persen
Laporan di serahkan selambat – lambatnya pada akhir kontrak sebanyak 2 (dua) set laporan
dan cakram padat (compact disk) jika diperlukan.
Sesuai dengan kegiatan pengawasan teknis yang dilaksanakan selama masa Kontrak.
Dalam pengawasan teknis kegiatan, ada 2 (dua) unsur yang terkait yang merupakan suatu mitra
kerjasama yang bertujuan melaksanakan pengawasan teknis sebaik mungkin agar hasil sesuai
dengan yang diharapkan dan tidak menyimpang dari persyaratan dan spesifikasi yang telah
ditentukan.
Masing-masing unsur akan melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan fungsinya masing-
masing, tetapi tetap melaksanakan koordinasi antara ke dua unsur tersebut.
a. Unsur Pengendalian
Dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Bina Marga, yaitu anggota tim
teknis dan penggelola kegiatan.
b. Unsur Pengawas Teknis
Adalah suatu team dari konsultan yang ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan
teknis, unsur ini akan dipimpin oleh Direktur yang bertanggung jawab langsung kepada
pemberi tugas, dengan didukung oleh para tenaga utama dan tenaga pendukung yang
berpengalaman sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Direktur
Pengawas Jalan
Ahli K3 Konstruksi/Ahli
KK/Petugas K3
Administrasi
Ustek - Pengawasan Teknis Rekonstruksi Jalan Paket 8
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
Berikut diuraikan tugas-tugas personil yang pihak konsultan siapkan untuk pelaksanaan pekerjaan
pengawasan ini :
A. TENAGA UTAMA
1. Pengawas Jalan
Tugas utama Pengawas jalan adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut:
- merupakan pihak atau orang yang melakukan pengawasan dan
pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain dan
persyaratan dalam spesifikasi teknis sebagai dasar pencapaian prestasi
pekerjaan.
- bertanggung jawab kepada Team Leader dan berkedudukan di lokasi
pekerjaan konstruksi.
Dengan kualifikasi sebagai berikut :
Tenaga Ahli Pratama Sipil adalah lulusan S1 Teknik Sipil/D4 Terapan
Pengalaman 3 Tahun sebanyak 1 orang.
1. PENDAHULUAN
Perusahaan jasa konsultansi / kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan
alat survey, alat uji bahan, laboratorium dan lain-lain.
Dengan adanya hal tersebut maka dipergunakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang penerapannya meliputi Kantor, Project Site serta area pendukung lainnya yang
merupakan kebijakan pihak perusahaan.
Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja datau Occupational
Health and Safety Manajement System (SMK3/OHSMS) dimana system ini diperlukan untuk
menurunkan insiden dan penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan
sehat.
Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada karyawan dan keselamatan
dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dalam rangka
pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4:4.6 maka diperlukan suatu Rencana Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek.
2. KEBIJAKAN K3
Saya yang bernama WIWIT SUGIANTO, ST bertindak untuk dan atas nama
CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN menyatakan akan menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam melaksanakan pekerjaan Pengawasan Teknis
Rekonstruksi Jalan Paket 8 sebagaimana termaktub dalam peraturan dan perundangan yang
berlaku untuk kegiatan pekerjaan Jasa Konsultansi maupun Konstruksi.
“CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN bertekad untuk memberikan kepuasan pelanggan
yang setinggi-tingginya tanpa mengabaikan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja
dan kelestarian lingkungan” sudah menjadi kebijaksanaan direksi CV. TEKNIK DESIGN
KONSULTAN agar setiap karyawan dan pekerja mendapatkan tempat yang aman dan sehat
dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta
mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh karyawan dan pekerja terjamin dan
bekerja dengan aman dan sehat. Secara garis besar, kebijakan ini adalah :
1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan
kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke tiga dan asset
perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang dapat merugikan asset
perusahaan.
3. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat dan pihak-
pihak yang berkepentingan.
4. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada setip tahap
penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resikoyang ada seminimal mungkin
5. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwa kecelakaan itu dapat
dicegah.
6. Memberikan pengertian bahwah target utama CV. TEKNIK DESIGN KONSULTAN
adalah “zero accident”
7. Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan peralatan dan bahan
dilokasi proyek.
8. Menjamin bahwah semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan melaksanakan
pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman melalui petunjuk yang
benar, instuksi pekerjaan yang tepat, instuksi pemakaian peralatan yang tepat, instuksi
pemakaian bahan yang tepat melalui pengawasan yang tepat.
9. Menyediaakan fasilitas, peralatan, perlengkapan keselamatan kerja yang layak dan
memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
10. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan K3 telah
diikuti.
11. Meningkatkan perlindindungan dan pelestarian lingkungan dalam segalah aktivitas dan
meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas tersebut.
Semua karyawan dan pekerja harus sudah mengetahui akan tanggung jawabnya masing-masing
termasuk peduli akan kesehatannya, keselamatannya dan lingkunangan ditempat kerja,
sehubungan dengan kebijakan diatas.
WIWIT SUGIANTO, ST
Direktur
3. PERENCANAAN/PENGAWASAN
1. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
IDENTIFIKASI JENIS
JENIS/TYPE PENGENDALIAN
NO. BAHAYA DAN RESIKO
PEKERJAAN RESIKO K3
K3
1 2 3 4
PROGRAM K3
1. Promosi program K3 Promosi program K3 terdiri dari:
1. Pemasangan bendera K3, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara pemasangan
(Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board K3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat seperti
contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi dilokasi
pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.
b. Rambu-rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan antara lain untuk:
1. Larangan memasuki area tertentu
2. Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
3. Petunjuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
4. Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
5. Peringatan ada alat/masin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
Catatan :
Ada pemahaman yang keliru, yaitu menganggap bahwa kalau sudah memenuhi syarat
peralatan K3 berarti sudah memenuhi persayaratan K3 padahal sarana peralatan K3 ini adalah
baru sebagian dari sistem kerja K3. Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3
hal sebagai berikut:
1. Orangnya
Orangnya (pengawas dan tenaga kerja) punya sikap kerja yang benar yaitu:
a. Punya pengetahuan dan keterampilan K3
b. Berperilaku sesuai ketentuan K3
c. Sehat jasmani dan rohani.
2. Mesin/alat kerja serta sarana peralatan K3 sesuai ketentuan.
3. Lingkungan kerja sesuai ketentuan
Lingkungan kerja meliputi :
a. Lay out planning (perencanaan tata letak)
b. Huose keeping (pemeliharaan alat-alat rumah tangga)
c. Penerangan dan ventilasi
3. Penataan lingkungan
1. Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat yang akan
bekerja tidak saling terganggu justru saling mendukung sehingga dapat dicapai
pelaksanaan dengan produktivitas tinggi dan aman.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaitu :
a. Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian);
b. Gerakan manusia dan alat;
c. Suara (kebisingan);
d. Getaran;
e. Cahaya dan situasi udara.
1. House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas.
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c. Penyediaan musholah yang bersih dan terawat;
d. Penyediaan toilet/Wc untuk pekerja proyek;
e. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yang diperlukan;
f. Pebuatan saluran pembuangan limbah
g. Pembersihan sampah secara teratur;
h. Kerapian penempatan alat-alat kerja dilapangan setelah dipakai (concrete Vibratory,
lampu-lampu penerangan dll).
Organisasi K3 :
Penanggung Jawab K3