Anda di halaman 1dari 19

4

\
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

4.1. Umum
Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan Pengawasan Peningkatan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum(PSU) di Kabupaten Pandeglang yang berlokasi di
Perumahan Bougenville 1, Perumahan Bougenville 2, Perumahan Majasari,
Perumahan Mandiri Asri yang maksimal, Tim Supervisi akan melaksanakan sistem
pengawasan dan pembagian kerja yang sistematis dan terencana. Dalam hal ini
penyedia jasa konsultansi akan memberikan pendekatan teknis untuk jenis pekerjaan
pengawasan teknis secara rinci untuk mencapai sasaran.

4.2.Pendekatan untuk Pekerjaan Pengawasan Teknis


4.2.1Pekerjaan Hotmix
Tahapan pekerjaan pengawasan teknis diharapkan memberikan layanan
yang meliputi kegiatan pekerjaan berikut :

a. Memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pemenuhan


kewajiban dan tugas kontraktor.
b. Pelaksanaan ketentuan hukum dari Dokumen Kontrak Fisik, terutama masalah
hukum yang menyangkut tuntutan (claim), perpanjangan waktu pelaksanaan

.
dan lain sebagainya.
c. Evaluasi usulan perubahan desain dan penyiapan Contract Change Order dan

Addendum.

d. Memberikan rekomendasi, Contract Change Order dan Addendum.

e. Pemeriksaan dan Investigasi atas masalah khusus, misalnya : keterlambatan


pelaksanaan pekerjaan, serta membuat rekomendasi pemecahannya.
f. Memberikan saran manajemen pelaksanaan pekerjaan (Construction
Management).

1|Bab 4
g. Memberikan Laporan Teknis yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
h. Pengumpulan data lapangan rinci untuk peninjauan desain (review design),
perhitungan desain, gambar desain dan surat-menyurat.
i. Pengumpulan data lapangan yang lengkap, serta pelaksanaan uji-uji
yang diperlukan.
j. Penghimpunan data pengendalian mutu pekerjaan.
k. Pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan
volume pekerjaan sebagai dasar pembayaran.
l. Monitoring dan pengecekan terus menerus pengendalian mutu dan volume
pekerjaan, serta menandatangani Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC).
m. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana
(As- Built Drawing) dan menggambarkan secara rinci bagian pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
n. Melaporkan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
o. Penyusunan Laporan Bulanan tentang kegitan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
Membantu pelaksanaan Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand
Over/PHO) dan Serah Terima Pekerjaan (Final Hand Over/FHO) terutama
dalam menyusun daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

p. Pada awal pelaksanaan pekerjaan, tim supervisi akan melakukan survey


pendahuluan terhadap paket pekerjaan yang telah ditentukan untuk membuat
rangkuman evaluasi dengan melampirkan sketsa desain serta estimasi kuantitas
bahan yang diperlukan untuk konstruksi :
q. Kebutuhan material asphalt, seperti HRS/AC dan ATB
r. Kebutuhan material shoulder, seperti aggregate base A/B Kebutuhan
timbunan/Fill dan galian

s. Material struktur pelengkap jalan seperti pasangan batu, gorong-gorong, saluran


tepi, marka jalan dan lain-lain.
t. Material struktur jembatan, seperti beton, besi tulang, dll.

2|Bab 4
4.3.Metodologi
Metodologi pekerjaan Tim Pengawasan Teknis dikelompokkan dalam pekerjaan–
pekerjaan berikut :

Supervisi lapangan (Field Supervision)

Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work

Schedule) Rekayasa Lapangan (Engineering

Survey) Pengawasan (Supervision)

Test Material (Material Testing)

Administrasi (Contract Administration)

Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional & Final Hand Over)

Pelaporan (Reporting)
4.4 Survey Lapangan (Field Supervision)
Tim Supervisi yang dipimpin oleh Site Engineer / Supervision Engineer akan
secara kontinyu melaksanakan supervisi atas pekerjaan–pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor dimana seluruh pekerjaan ini harus sesuai
dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik supervisi ini
meliputi pekerjaan - pekerjaan seperti :
(1) Kontrol kualitas campuran aspal, beton, besi, semen dan air
(2) Produksi dari Plant
(3) Kontrol penghamparan
(4) Pencatatan kejadian-kejadian yang timbul
(5) Survey lapangan dan desain ulang
(6) Mengarsipkan catatan-catatan tentang kuantitas pembayaran
(7) Persiapan Job Mix Formula untuk campuran aspal, beton, dll.
(8) Mengarsipkan gambar-gambar kerja dan revisi yang mungkin dilaksanakan
(9) Menganalisa hasil pekerjaan kontraktor
(10) Mengadakan pertemuan koordinasi rutin dengan kontraktor
(11) Pengawasan data cuaca dan data hujan

3|Bab
(12) Membuat dan memelihara administrasi proyek
(13) Mencatat dan menganalisa peralatan kontraktor
(14) Memeriksa dan merekomendasi gambar kerja dan gambar detail
(15) Penyiapan Contract Change Order
(16) Negosiasi pekerjaan dengan kontraktor
(17) Pembuatan laporan-laporan
(18) Memeriksa dan menyetujui estimasi pembayaran bulanan
(19) Pengontrolan anggaran proyek
(20) Melaporkan keterlambatan serta kemajuan pekerjaan

4.4.1. Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)

Tim Supervisi akan mengevaluasi rencana kerja kontraktor untuk


disesuaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi seperti waktu
yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan, ketersediaan tenaga
kerja dan material. Selain itu urutan-urutan pekerjaan juga harus
diperhatikan di dalam penyusunan rencana kerja dan kemudian dimintakan

persetujuan kepada Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek yang


nantinya dapat dipakai sebagai dasar rencana kerja keseluruhan.
Monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini
harus terus menerus dilakukan sebagai upaya pengendalian waktu dan biaya
(lihat Diagram D.1 dan D.2) sehingga dapat tercapainya jadwal
seperti yang diharapkan. Pada evaluasi jadwal kerja ini dapat
dilakukan revisi-revisi dan perubahan apabila timbul
keterlambatan pelaksanaan, sesuai prosedur pada Diagram D.3
dan 4.4.

4.4.2. Survey Lapangan


Setiap desain awal dari suatu proyek pada umumnya

selalu mengalami revisi– revisi pada saat pelaksanaannya. Hal

ini biasanya diakibatkan kondisi lapangan yang sesungguhnya

4|Bab 4
telah mengalami beberapa perubahan dibandingkan kondisi

pada saat survey untuk pekerjaan desain. Perubahan/revisi ini

dapat berupa revisi yang kecil

(penambahan atau pengurangan), tetapi dapat pula dalam

suatu pelaksanaan terjadi revisi desain yang besar sampai

kepada penggantian desain itu sendiri. Untuk menanggulangi

masalah-masalah di atas, maka pada awal pekerjaan,

kontraktor di bawah pengawasan Tim Supervisi harus

melaksanakan pekerjaan Staking Out dan revisi pengukuran,

pemasangan patok dan Bench Mark serta survey-survey lain

yang diperlukan. Kegiatan survey ini meliputi pengukuran

memanjang/plan, survey potongan memanjang dan

pengukuran melintang. Setelah pelaksanaan staking out

diperlukan suatu survey pendahuluan yang biasa disebut

rekayasa lapangan yang bertujuan sebagai pembanding

terhadap desain perencanaan serta untuk menentukan jenis-

jenis pekerjaan dalam suatu proyek. Pekerjaan ini merupakan

tahap awal dari tahap-tahap pekerjaan berikutnya.

Dari hasil rekayasa lapangan ini dapat ditentukan hal-hal sebagai


berikut :
a. Jenis pekerjaan
b. Lokasi/station pekerjaan

c. Desain yang diperlukan

d. Ukuran yang diperlukan

e. Volume tiap item pekerjaan dan sebagainya.

Hasil rekayasa lapangan ini nantinya akan dibandingkan

dengan volume yang terdapat pada Dokumen Volume

5|Bab 4
Pekerjaan Fisik, sehingga bisa diketahui variasi pekerjaan yang

nantinya akan dijadikan

patokan atau pelengkap dalam dokumen pelaksanaan.

Diagram alir pelaksanaan rekayasa lapangan dapat dilihat pada

Diagram

4.4.3. Pengawasan (Supervision)

Pengawasan merupakan bagian pokok dari program

konsultan yakni monitoring secara kontinyu setiap pekerjaan

kontraktor dan hasilnya. Metode pelaksanaan kerja kontraktor

di monitor agar sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki

di dalam spesifikasi dan apabila terdapat cara pelaksanaan

yang menyimpang dari ketentuan yang ada. Kontraktor harus

dapat menjelaskan dan memberikan argumentasi bahwa metode

pekerjaan yang diterapkan tidak akan mengurangi kualitas

pekerjaan. Inspektor ataupun anggota Tim Supervisi yang lain

akan membuat laporan harian mengenai pelaksanaan konstruksi,

masalah-masalah yang timbul, revisi-revisi pekerjaan yang telah

dilakukan, lokasi pekerjaan, tenaga kerja yang ada,

peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas hasil pekerjaan

dan bilamana perlu konsep dan sketsa gambar serta

ukuran total kuantitas, kondisi cuaca serta kondisi lokasi

pekerjaan. Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti

dan terkendali sesuai prosedur untuk masing-masing item

pekerjaan, prosedur pengawasan yang lazim digunakan

terlihat pada diagram pada tabel berikut :

6|Bab 4
No. JENIS PEKERJAAN
1. Laston Lapis Aus (AC-WC)
2. Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi
3. Pemasangan Beton Penumbuk
4. Pavingblock Natural Tebal 8 Cm, K-300
5. Pemasangan Kanstin 10.20.40

Tim Supervisi akan secara bersama memonitoring,

memberikan saran saran apa bila diperlukan dan tindakan

alternatif yang biasa ditempuh apabila terdapat kesulitan-

kesulitan pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan

pengaspalan /pelapisan ulang akan dilakukan monitoring

terhadap cara dan sistem pemadatannya,

material/agregatnya tidak tersegregasi, gradasi kerataan

perkerasan, temperatur aspal, stabilitas dan lain lain. Untuk

pekerjaan struktur akan dilakukan monitoring terhadap

kesetabilannya, pelaksanaan campuran dan komposisi

campuran dan lain- lain. Hasil pemantauan pekerjaan akan

selalu dicatat dalam catatan harian (Daily Record) yang

dilakukan pada saat awal, selama dan setelah pekerjaan

dilaksanakan. Pengukuran kualitas hasil pekerjaan akan

dilakukan bersama-sama Konsultan, Kontraktor dan Pihak

Pemimpin Proyek/Bagian Proyek dimana pengukuran ini dilakukan

setelah pekerjaan tersebut dan dapat diterima baik dari

segi hasil pekerjaan (Performance) maupun mutu, pelaksanaan

pekerjaan.

7|Bab 4
4.4.4. Quality Control

Pelaksanaan Quality Control (Kendali Mutu) dilakukan oleh

team Supervisi yang dikoordinir oleh Site Engineer untuk

menjamin bahwa mutu dari material yang dipakai oleh

Kontraktor memenuhi persyaratan spesifikasi.

4.4.4.1 Hotmix Ac-Wc

Lingkup Pekerjaan Quality Control termasuk pada hal-


hal sebagai berikut :
 Mengikuti petunjuk teknik dan perintah dari Site

Engineer, senantiasa memberikan informasi kepada

Site Engineer, serta Satker/Pengguna Jasa tentang

kendali mutu

 Melakukan supervisi terhadap penyusunan organisasi

dan tata letak dari laboratorium di lapangan milik

kontraktor (kalau ada), membantu mobilisasi pengujian,

serta menjamin bahwa semua keperluan laboratorium

sudah siap bila pekerjaan konstruksi dimulai dan

memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi

 Melakukan supervisi terhadap pemasangan Concrete

Mix (bila ada) dan menjamin semua peralatan yang

dipakai sudah memenuhi syarat

 Melaksanakan supervisi kegiatan harian dari semua

pekerjaan yang harus dilakukan oleh kontraktor untuk

kendali mutu dari material/bahan ataupun tenaga teknis

laboratorium serta segera memberi laporan tertulis kepada

SE / Satker / Pengguna Jasa bila ditemukan adanya

penyimpangan dalam prosedur pengujian atau

kekurangan baik untuk material / bahan ataupun

tenaga.

8|Bab 4
 Menganalisa semua data pengujian kendali mutu dan

usulan formula campuran yang diajukan kontraktor untuk

material (beton asphalt), dan merumuskan serta

mengirimkan kepada Site Engineer rekomendasi tertulis

untuk dapat menerima atau menolak bahan/material,

proses pelaksanaan maupun formula untuk campuran yang

dipergunakan untuk dikerjakan

 Evaluasi terhadap ketetapan prosedur pekerjaan pengujian

yang dilaksanakan kontraktor (Core Drill & ekstraksi),

pemilihan sumber material, pengawasan mutu bahan

maupun tenaga, dan segera melaporkan secara tertulis

pada

 Satker/Pengguna Jasa Fisik bila terdapat kekurangan dalam

prosedur pengujian yang dilaksanakan, atau kekurangan

dari bahan atau kualitas tenaga dalam

pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pada paket kontrak


tersebut
 Memeriksa dan meringkas semua data tentang kendali
mutu serta memberi usulan dalam menerima atau
menolak usulan kontraktor tentang campuran material
beton dan atau bahan-bahan yang digunakan lainnya
 Membantu tugas-tugas laboratorium, khususnya dalam
penyiapan laporan kendali mutu yang harus dikirim kepada
Satker/Pengguna Jasa
 Bekerjasama dengan Pengguna Jasa mempersiapkan
petunjuk dan latihan

semua personil lapangan dalam menentukan metode


pemeriksaan mutu dan menjamin bahwa formula/bahan
untuk pengujian dilaboratorium atau di

9|Bab 4
lapangan telah digunakan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi teknik dari dokumen kontrak pekerjaan Fisik
guna cacatan data mengenai pengujian
desain campuran

 Menyiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan


penyelidikan (investigation) termasuk pemboran atau
sondir bila diperlukan, dan mengkoordinasikan semua
kegiatan Team Supervisi Lapangan dalam melaksanakan
rencana kerja di lapangan
 Mengirim ke Site Engineer sebelum tanggal 7 setiap
bulan hasil pengujian kendali mutu bulan yang diperoleh
dari bulan sebelumnya, untuk dikirim kepada
Satker/Pengguna Jasa. Laporan harus berisi semua data
ringkasan pengujian laboratorium
4.4.4.2. Pekerjaan Pavng Blok

 Perkerasan paving block sering diaplikasikan pada area carport,


halaman rumah, lahan parker berbagai jenis bangunan, openyard di
pelabuhan maupun area pergudangan, taman, jalanlingkungan, dan
pedestrian / trotoar.
 Secara umum metode pelaksanaan perkerasan paving block dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Pertama dilakukan pemeriksaan kepadatan tanah dasar, baik galian

/ timbunan, sebagaidasar perletakan lapisan pondasi


2. Kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah dasar (
lapisan base dan sub base).
3. Setelah itu pasang beton penyokong yang diikuti beton pembatas

dan tambahkan adukanbeton pada bagian belakang / punggung


beton pembatas tsb
4. Pasang pasir alas dg ketebalan 5 - 6 cm, ratakan dengan jidar kayu

(Pasir alas adalah pasirdg ketebalan tertentu sebagai alas perletakan


paving block).

10 | B a b
5. Pasang benang pembantu searah & tegak lurus / 45° terhadap jalan / area

kerja.
6. Pemasangan paving block dilakukan setelah penentuan arah dan bentuk pola

denganmenggunakan benang pembantu, pemasangan paving blok dimulai

dari satu arah.


7. Lakukan pemadatan dengan plat getar / stamper plate / vibro, supaya
terjadi penguncianakibat pengisian celah dari pasir alas yang terdesak ke
atas & pasir pengisi yang dipasangbersamaan dengan vibro.
8. Pasang pasir pengisi, ratakan dg sikat ijuk dan penggetar / vibro secara
bersamaan.
9. Pemasangan paving dilakukan secara diagonal dari pinggir, setelah 3–4
baris dapatdilakukan simultan di beberapa bagian.

4.4.5. Test Material (Material Testing)


Tim Supervisi selain melaksanakan pengawasan pekerjaan

lapangan secara lapangan secara visual, juga akan melakukan

pemeriksaan dan pengawasan kualitas material dan

laboratorium. Pengawasan ini dimaksudkan agar seluruh

material yang dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan

persyaratan seperti yang diuraikan di dalam dokumen kontrak,

khususnya spesifikasi.Teknisi Laboratorium beserta Site

Engineer akan memonitoring pekerjaan- pekerjaan

laboratorium seperti analisa test, gradasi material, test stability,

test kompaksi/kepadatan, analisa formula campuran, soundness

test untuk agregat, dan test-test laboratorium yang lainya.

Pekerjaan pengendalian mutu dilakukan secara teliti

untuk tiap-tiap item pekerjaan dengan menggunakan

prosedur yang berlaku seperti terlihat pada Diagram

sesuai tabel berikut :

11 | B a b
No. PROSEDUR
1. Pengendalian Mutu Paving balok
2. Pengendalian Mutu Tanah
3. Pengendalian Mutu Agregat
4. Pengendalian Mutu Hot-Mix
5. Pengendalian Mutu Beton
6. Pengendalian Mutu Pasangan Batu

4.4.5.1 Pengujuan Pekerjaan Hotmix

Tebal Lapisan dan Toleransi


Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa dengan benda uji "inti" ( core)
seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Jumlah benda uji inti (core) paling sedikit harus diambil dua titik
pengujian per penampang melintang per lajur dengan jarak memanjang antar penampang melintang
yang diperiksa tidak lebih dari 100 m.

Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai tebal rata-rata yang
memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan pada Tabel 1dari semua benda uji inti yang diambil dari
segmen tersebut.

Gambar 1 Pengambilan Benda Uji Inti

Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi AMP.Tebal aktual hamparan
lapis beraspal bukan perata, harus sama atau lebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan dalam
Gambar. Bilamana tebal lapisan beraspal dalam suatu segmen terdapat benda uji inti yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana yang disebutkan diatas maka sub-segmen yang tidak memenuhi
syarat harus dibongkar atau dilapis kembali dengan tebal nominal minimum yang dipersyaratkan
dalam Tabel 1dan harus memenuhi ketentuan kerataan yang disyaratkan dalam Buitr 2.1 Tebal setiap
titik dari masing-masing jenis campuran beraspal bukan perata tidak boleh kurang dari tebal
rancangan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi tebal masing-masing jenis
campuran yang disyaratkan dalam Butir 2.2.

12 | B a b
Tebal aktual hamparan campuran beraspal perata dapat kurang atau lebih tebal dari pada tebal
perkiraan yang ditunjukkan dalam Gambar karena adanya perbaikan bentuk.Toleransi tebal untuk
tiap lapisan campuran beraspal:
− Latasir tidak lebih dari 2,0 mm,
− Lataston Lapis Aus tidak lebih dari 3,0 mm
− Lataston Lapis Pondasi tidak lebih dari 3,0 mm
− Laston Lapis Aus tidak lebih dari 3,0 mm
− Laston Lapis Antara tidak lebih dari 4,0 mm
− Laston Lapis Pondasi tidak lebih dari 5,0 mm

Tabel 1 Tebal Nominal Minimum Campuran Beraspal


Jenis Campuran Simbol Tebal Nominal
Minimum (cm)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0
Lapis Antara AC-BC 6,0
Lapis Pondasi AC-Base 7,5

Ketentuan Kepadatan campuran beraspal

Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI
03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 97 % Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) yang
tertera dalam JMF untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran beraspal lainnya.

Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda uji untuk pengukuran tebal
lapisan. Cara pengambilan benda uji campuran beraspal dan pemadatan benda uji di laboratorium
masing-masing harus sesuai dengan ASTM D6927-06 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau
ASTM D5581-07a untuk ukuran maksimum 50 mm.

Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian per penampang melintang per lajur
dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100 m.Penyedia
Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan campuran aspal bilamana
kepadatan lapisan yang telah dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikanTabel
2.Bilamana rasio kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian benda uji
inti pertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka
benda uji inti tersebut harus diabaikan dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.

13 | B a b
Tabel 2 Ketentuan Kepadatan
Kepadatan yg. Jumlah ben- Kepadatan Mini- Nilai minimum seti-
disyaratkan(% da uji per mum Rata-rata(% ap pengujian
JSD) segmen JSD) tunggal(% JSD)
3–4 98,1 95
98 5 98,3 94,9
>6 98,5 94,8
3–4 97,1 94
97 5 97,3 93,9
>6 97,5 93,8

Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian, Penyedia Jasa
dapat memilih untuk mengambil contoh pada ruas yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi
yang lebih besar) dari yang diperlukan dalamTabel 4.

Tabel 3 Ketentuan Temperatur untuk Pencampuran dan Pemadatan


Viskositas Perkiraan Temperatur
No. Prosedur Pelaksanaan Aspal Aspal (C)
(Pas) Tipe I Tipe IIB
1 Pencampuran benda uji 0,2 155 1 165 1
Marshall
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 145 1 155 1
3 Pencampuran, rentang 0,2 - 0,5 145 – 155 155 – 165
temperatur sasaran
4 Menuangkan campuran aspal  0,5 135 – 150 145 – 160
dari alat pencampur ke dalam
truk
5 Pemasokan ke Alat 0,5 - 1,0 130 – 150 140 – 160
Penghampar
6 Pemadatan Awal (roda baja) 1-2 125 – 145 135 – 155
7 Pemadatan Antara (roda karet) 2 - 20 100 – 125 110 – 135
8 Pemadatan Akhir (roda baja) < 20 > 95 >105
CATATAN:
1 Pas = 100 cSt = 100 mm2/s dimana:
Pas: Pascal seconds
cSt: Centistokes
mm2/s: square millimeter per second

14 | B a b
Tabel 4 Pengendalian Mutu
Bahan dan Pengujian Frekwensi pengujian
Aspal:
Aspal berbentuk drum 3
 dari jumlah drum
Aspal curah Setiap tangki aspal
Jenis pengujian aspal drum dan curah
mencakup: Penetrasi dan Titik Lembek
Asbuton butir/Aditif Asbuton 3
 dari jumlah kemasan
-Kadar air
-Ekstraksi (kadar aspal)
-Ukuran butir maksimum
-Penetrasi aspal asbuton
Agregat:
-Abrasi dengan mesin Los Angeles Setiap 5.000 m3
-Gradasi agregat yang ditambahkan ke Setiap 1.000 m3
tumpukan
-Gradasi agregat dari penampung Setiap 250 m3 (min. 2 pengujian
panas(hot bin) per hari)
-Nilai setara pasir (sand equivalent) Setiap 250 m3

Campuran:
-Suhu di AMP dan suhu saat sampai di Setiap batch dan pengiriman
lapangan
-Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
per hari)
- Kepadatan, stabilitas, pelelehan, Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
Marshall Quo-tient (untuk non AC), per hari)
rongga dalam campuran pada 75
tumbukan dan Stabilitas Marshall Sisa
atau Indirect Tensile Strength Ratio
(ITSR)
- Rongga dalam campuran pd. Setiap 3.000 ton
Kepadatan Membal
- Campuran Rancangan (Mix Design) Setiap perubahan
Marshall agregat/rancangan
Lapisan yang dihampar:
- Benda uji inti (core) berdiameter 4” Benda uji inti paling sedikit harus
untuk partikel ukuran maksimum 1” diambil dua titik pengujian per
dan 6” untuk partikel ukuran di atas 1”, penampang melintang per lajur
baik untuk pemeriksaan pema-datan dengan jarak memanjang antar
maupun tebal lapisan bukan perata: penampang melintang yang
diperiksa tidak lebih dari 100 m.
Toleransi Pelaksanaan:
- Elevasi permukaan, untuk penampang Paling sedikit 3 titik yang diukur
melintang dari setiap jalur lalu lintas. melintang pada paling sedikit
setiap 12,5 meter memanjang
sepanjang jalan tersebut.

15 | B a b
Pemeriksaan dan Pengujian Rutin
Pemeriksaan dan pengujian rutin harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di bawah pengawasan
Direksi Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu
bahan, kepadatan pemadatan dan setiap ketentuan lainnya.
Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan
harus diperbaiki sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut harus memenuhi semua ketentuan
yang disyaratkan.

Pengambilan Benda Uji Inti dan Uji Ekstraksi Lapisan Beraspal


Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core) yang mampu memotong
benda uji inti berdiameter 4” maupun 6” pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan.

Benda uji inti tidak boleh digunakan untuk pengujian ekstraksi.Uji ektraksi harus dilakukan
menggunakan benda uji campuran beraspal gembur yang di ambil di belakang mesin penghampar.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian kepadatan dengan core drill:
− Contoh uji yang diambil dari lapangan pada umumnya basah karena pada saat pengambilan
contoh dibantu dengan semprotan air.
− Penimbangan contoh uji untuk mencari berat kering tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa.
Misalnya pengambilan contoh uji malam hari dan kemudian penimbangan dilakukan pada pagi
hari, hal tersebut dapat mengakibatkan contoh uji masih mengandung kadar air, dan berakibat
berat contoh menjadi lebih tinggi dari yang sebenarnya. Dengan berat contoh yang lebih tinggi
tersebut kepadatan menjadi lebih tinggi dari yang sebenarnya.
− Penimbangan contoh uji harus dilakukan setelah beratnya konstan. Artinya tidak ada perubahan
berat akibat kadar air yang masih dikandungnya menguap, atau dengan kata lain penimbangan
harus dilakukan setelah contoh uji benar-benar kering. Pada umumnya sebelum pengujian
contoh uji harus diangin-angin atau dijemur terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar air yang
mungkin masih dikandungnya, sampai tercapai berat konstan.

4.4.5.2. Pengujian Pekerjaan Paving


a. Benda uji (paving dan Kanstin) akan di ambil pada saat pengiriman paving di lokasi
pekerjaan, dan berikutnya akan diambil juga untuk benda uji paving dan Kanstin yang telah

16 | B a b
terpasang Untuk partai sampai dengan 500.000 buah bata beton, dari setiap kelompok 50.000
buah diambil contoh rata-rata sebanyak 20 buah, Untuk partai lebih dari 500.000 buah, dari
setiap kelompok 100.000 buah diambil contoh sebanyak 5 buah.

b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan
Kuat tekan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
P
Kuat tekan = --------
L
Keterangan :
P = beban tekan, N
L = luas bidang tekan mm2

c. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan
pengujian dipilih atau persetujuan Direksi Lapangan/Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji
milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi
Lapangan/Pengawas dianggap memiliki obyektifitas dan integritas yang meyakinkan. Atau hal
yang terakhir ini Penyedia Jasa /Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.

d. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Penyedia Jasa

4.4.5. Administrasi (Contract Administration)

Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi harus

diselenggarakan dengan tertib, karena prosedur administrasi ini sangat

penting artinya didalam mendapatkan catatan-catatan secara tertulis

mengenai pekerjaan yang sedang dalaksanakan.

Didalam kaitan ini, Tim supervisi berkewajiban untuk membuat seluruh

prosedur pekerjaan fisik mengikuti dan mempunyai catatan-catatan

17 | B a b
baik pada saat pengajuan pekerjaan oleh Kontraktor (Request of Work), catatan-

catatan hasil pengawasan baik secara visual di lapangan maupun hasil

test laboratorium, termasuk juga perhitungan kuantitas hasil pekerjaan sebagai

bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus disimpan dan di file-

kan dengan tertib. Surat menyurat dengan kontraktor ataupun dengan

Pemimpin Proyek/Bagian Proyek baik yang menyangkut pekerjaan harus

sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen kontrak.

Pengajuan Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) oleh Kontraktor

akan dicocokan dan dipelajari dengan melihat catatan-catatan harian

inspector lapangan dan hasil pengukuran dan perhitungan bersama (Joint

Measurement). Diagram alir (Flow Chart) prosedur pengajuan Monthly

Certificate ini akan mengikuti kaidah-kaidah yang ada. Diagram alir (Flow

Chart) proses Administrasi Tim Pengawasan Teknik dapat dilihat pada Diagram

D.22. Diagram alir (Flow Chart) proses Administrasi Tim Pengawasan

Teknik dapat dilihat pada Diagram D.23.

Pembuatan Contract Change Order (Perubahan Kontrak) akan disiapkan

dan dibuat sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi yang dilengkapi

dengan alasan-alasan dan argumentasi dilakukannya perubahan

perhitungan, secara diagram dapat dilihat pada Diagram D.24.

4.4.6. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional Hand Over)


Pada akhir dari Pekerjaan, maka kontraktor akan menajukan

permintaan PHO (Provisional Hand Over) kepada Pemimpin Proyek/Bagian

Proyek. Keterlibatan Tim Supervisi dalam hal ini adalah membantu

memberikan penjelasan-penjelasan teknis mengenai pekerjaan, saran-

saran teknis, informasi mengenai test laboratorium, kuantitas

pekerjaan, gambar-gambar disain/revisi disain dan lain- lain.

18 | B a b
Disamping itu, Tim Supervisi juga akan membuat usulan pekerjaan-

pekerjaan yang perlu diperbaiki oleh Kontraktor dalam bentuk daftar

kerusakan yang masih menjadi tanggung jawab kontraktor selama

periode pemeliharaan atau biasa disebut “Defect and Deveciacies” dan

penyerahan berkas-berkas teknis dan administrasi kepada Pemimpin

Proyek/Bagian Proyek.

19 | B a b

Anda mungkin juga menyukai