Anda di halaman 1dari 52

Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN


PROGRAM KERJA
Tugas utama Konsultan Pengawasan Teknik adalah menyiapkan informasi berupa data
teknik dan melaksanakan proses administrasi proyek, melaksanakan pemeriksaan dan
pengawasan secara terus-menerus, di lapangan termasuk melakukan pengujian-pengujian,
mengevaluasi dan memperbarui data serta membuat laporan-laporan dan rekomendasi bagi
PPK Sungai dan Pantai II.

Lingkup kegiatan Konsultan Supervisi adalah membantu Balai Wilayah Sumatera IV


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, dalam hal ini PPK Sungai dan Pantai II, dalam keseluruhan kegiatan proyek mulai
dari tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi dan Pasca- Konstruksi.
Lingkup kegiatannya adalah:

1) Koordinasi, Monitoring dan Pelaporan Proyek


Konsultan harus membantu PPK Sungai dan Pantai II untuk berkoordinasi dengan Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait lainnya.
Konsultan juga diminta untuk memonitor seluruh kegiatan kontraktor, memonitor kemajuan
pekerjaan fisik dan keuangan dan menyiapkan laporan-laporan.
a) Koordinasi
Membantu PPK Sungai dan Pantai II dalam pelaksanaan rapat koordinasi bulanan atau
triwulan atau kapan saja bila diperlukan dan diminta oleh PPKSungai dan Pantai II;
Menyiapkan notulen rapat koordinasi dan mendistribusikan kepada pihak yang terkait;
Mengingatkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menindaklanjuti hasil temuan
selama rapat koordinasi;
Mengingatkan team konsultan lainnya (bila ada) agar menyerahkan laporan kemajuan
dan lainnyasesuai waktu yang ditetapkan.
b) Monitoring
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 1
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Memonitor semua kegiatan selama pelaksanaan proyek untuk semua komponen, secara
fisik maupun keuangan dan membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk mengejar
keterlambatan.
Pelaporan
Menyiapkan nota penjelasan untuk setiap perubahan dari lingkupkegiatanasli.
Menyiapkanlaporanakhir penyelesaianproyek.

2) Tahap Konstruksi
Supervisi Konstruksi
Konsultan harus membantu PPK Sungai dan Pantai II melalui saran yang tepat secara teknis
dengan semua keterampilan, ketekunan dan kepedulian yang selayaknya.
(1) Membantu Pelaksanaan Pengawasan Mutu
Konsultan akan bertindak sebagai wakil Pengguna Jasa (Engineers Representative)
dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan/proyek dan menjamin bahwa semua hasil
pekerjaan itu sesuai dan memenuhi syarat perencanaan teknis, spesifikasi teknis dari
dokumenkontrak. Uraiandetail pekerjaanpengawasansebagai berikut:
a. Melaksanakan pengawasan harian terhadap pekerjaan/proyek sehingga dengan
demikian dapat menjaminkebenaranmaterial yangdipakai danprosedur pelaksanaan
sesuai dokumenkontrakdanperaturan-peraturan Kementerian Pekerjaan Umum;
b. Memberikaninstruksi/penjelasansecaratertuliskepadakontraktor denganpersetujuan
pengguna barang/jasa dengan cara yang sejelas-jelasnya terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dikehendaki sehingga dengan demikian dapat diperoleh hasil
pelaksanaan/mutuyang lebihbaik;
c. Memeriksa semua bahan/material yang ditempatkan dilapangan proyek telah
memenuhi persyaratanspesifikasi teknis;
d. Memeriksa semua gambar-gambar (shop drawing, detail drawing, dan as bulit
drawing) denganteliti dandisetujui bilamemenuhi kontrakdokumen;
e. Memeriksa dan memberikan instruksi tertulis kepada kontraktor dengan persetujuan
pengguna barang/jasa untuk memperbaiki semua kerusakan-kerusakan/kekurangan
pekerjaan, yangtidakmemenuhi persyaratanspesifikasi;
f. Ikut serta dalaminspeksi pemeriksaan akhir proyek sebelumpelaksanaan Take Over
kontraktor.
g. Chekuntukmemastikan Kontraktormematuhi rencanadanjadwal yangtelahdisetujui;
h. Chek status pemindahan penduduk setiap tiga bulan atau sesuai keperluan (apabila
ada).
i. Chek danpengesahanperhitungandesaindandesainyangdisiapkanoleh Kontraktor;
j. Menetapkan prosedur pengetesan material untuk konstruksi dan melakukan evaluasi
hasil pengetesanyangdilakukanoleh Kontraktor;

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 2


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

k. Check daninspeksi kuantitasdankualitaspekerjaan;


l. Supervisi penyelidikanlapangantambahanbiladiperlukan;
m. Memberikan saran jadwal pembelian dan jumlah material konstruksi seperti bahan
peledak, baja, semendll., kepada Kontraktor;
n. Memberikan saran metode pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan dan
membantuverifikasi progressdanpembayarankontrak;
o. Melakukaninspeksi padamaterial danperalatanpabrik, biladiperlukan;
p. Menyiapkanlaporaninspeksi, tesdankegiatansupervisi;
(2) Memeriksa/memonitoring pelaksanaan pengukuran volume pekerjaan apakah sudah
dilaksanakandenganbenar, teliti, dansempurna.
(3) Menyampaikan laporan secara berkala sedikitnya setiap bulan sekali kepada pengguna
jasa perihal progres pekerjaan beserta masalah yang dihadapi dan usulan
pemecahannya. Laporandilampiri foto-fotolapangan.
(4) Menjaminbahwasemualaporan(report) yangdiserahkantepat padawaktunyadandibuat
secara aturan yang benar, teliti, dan memuat semua catatan kemajuan serta hal-hal lain
yangberkaitandenganproyek, laporanitumeliputi :
a. Menyiapkan/menyerahkan Laporan Bulanan tepat pada waktunya, teliti, dan
menunjukkansecarafisik danfinansial kemajuanproyek;
b. Melaporkan dengan segera secara tertulis terhadap kesulitan-kesulitan yang mungkin
akan terjadi dalampelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan kondisi proyek dalam
waktu mendatangataulain-lainsebabyangdiperkirakandapat menyulitkan/merugikan
pelaksanaan pekerjaan. Laporan itu juga harus memuat usulan pemecahannya
terhadap hal-hal yangdikuatirkantersebut diatas;
c. Melaporkan secara lengkap dan tertulis serta saran pemecahannya terhadap hal-hal
yangakanmenyebabkanketerlambatanpenyelesaian pekerjaan;
d. Selalu membuat catatan harian tentang pekerjaan yang telah selesai, bahan-
bahan/material yang telah dipakai, tenaga kerja dilapangan, keterlambatan
peralatan, keadaancuaca, danperistiwa-peristiwalainnya;
e. Membuat file yang baik sehubungan dengan korespondensi/surat-menyurat dengan
pihak kontraktor, Pengguna Jasa, Proyek Manager, danlain-lainnya;
f. Membuat catatan-catatan dan menyimpannya secara baik terhadap hasil pekerjaan,
hasil tes material, sertifikat pembayaran (Payment Certificated), pengukuran volume
pekerjaan dilapangan, backupperhitungan, danasbuilt drawing.
g. Melaksanakan inspeksi sebelum inspeksi akhir dan membuat laporan tentang
kekurangan-kekurangan/kerusakan hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dalam suatudaftar;

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 3


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

h. Menyiapkan laporan penyelesaian pekerjaan untuk Pengguna Jasa yang memuat


masalah yang dihadapi selama pekerjaan dan penyelesaiannya serta lampiran-
lampirannyayangmeliputi : filechangeorder, fileasbuilt drawing, danfilehasil tes.
(5) Bekerja sama dengan Direksi Lapangan dalam hal-hal yang menyangkut masalah-
masalahteknis, tugasitumeliputi :
a. Menyusun dan memeriksa bersama-sama dengan Direksi Lapangan terhadap
Monthly Progrees, Payment Certificated, dan Final Payment Certificated;
b. Mengusulkan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan pelaksanaan dimasa datang
dengan memberikan gambaran/sketsa dan perhitungan-perhitungan untuk dijadikan
sebagai bahanpertimbanganoleh Pengguna Jasa;
c. Membuat usulan penyelesaian atas klaim kontraktor, penyelesaian pertikaian,
perpanjangan waktukontrakatau hal-hal lainnya;
d. Menyiapkan Change Order, sesuai dengan petunjuk dari Pengguna Jasa,
mengajukan usulan perubahan rencana/design, spesifikasi dan menyiapkan harga
satuanyang baruuntuknegosiasi disertai denganbahan-bahanpendukungnya;
e. Memeriksa seluruh jenis pekerjaan atau bahan yang telah dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan kontrak seperti : Kantor, bengkel (work shop), gudang,
peralatan, danlainnya).

Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar E.1, maka konsultan akan merinci
pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 4


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Koordinasi proyek

Survey, verifikasi data,


Inspeksi lapangan
pengendalian kerja Memeriksa dan
menyetujui metode
dan jadwal
Kelengakapan pelaksanaan Memeriksa staking Pengujian Pemeriksaan
kontraktor konstruksi out/ pengukuran laboratorium penyerahan
kontraktor pekerjaan

Tinjauan dokumen
lelang dan
Memeriksa dan Record kondisi
collecting data Rekomendasi usulan
menyetujui daftar Memeriksa dan cuaca
pelaksanaan Memeriksa dan Laporan
peralatan, fasilitas menyetujui
menyetujui As builit Akhir
camp, lokasi, metode konstruksi
drawing yang dibuat
Proses perubahan stokyard pengukuran
kontraktor
rencana jika Persiapan keseluruhan kuantitas
diperlukan yang diperlukan,
Memeriksa dan Memeriksa dan
penyesuaian dan gambar tambahan
rekomendasi menyetujui quarry/
revisi rencana untuk kerja kontraktor Contact change Pekerjaan masa
personil utama material yang
yang disetujui oleh order bila ada pemeliharaan
kontraktor disiapkan
employer
kontraktor

Memeriksa dan
Membantu employer Addendum
menata metodologi
untuk memeriksa dan kontraktor bila ada
kualitas dan
menyelesaikan
kuantitas
problem utama untuk
mencegah yang tidak
perlu dari kontraktor
Rekomendasi lain
jika ada

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 5


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Responding

Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan.

Pembayaran Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate)

Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan

Pengawasan kemajuan

Mengarahkan kepada kontraktor

Menghindari / memeriksa claim kontraktor

Gambar : E.1 Rencana Aktivitas

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 6


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

A.1. MASA PRA PELAKSANAAN


a.1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan :
1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Kepala PPK Sungai dan Pantai II,
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV, Provinsi Kepulauan
Riau sebagai Pengguna Jasa.
2. Kantor berikut perlengkapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya.
3. Peralatan/alat-alat ukut dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium
yang lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang
menyiapkan lebih lengkap Kontraktor.
4. Peta, data dan peralatan penunjang.
5. Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek.

a.2. Rapat Pra Konstruksi


Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah
tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak
karena merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana
pekerjaan meliputi PPK Sungai dan Pantai II, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau, Dinas-Dinas Terkait,
Kontraktor dan konsultan. Dengan demikian semua pihak akan memberikan
tanggapan tata cara melaksanakan dan apresiasi terhadap dokumen kontrak.

Didalam acara ini dijelaskan materi-materi berikut :


1) Materi
Organisasi Kerja.
Tata cara pengaturan pelaksanaan.
Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target
volume, mutu dan waktu.
Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.
Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),
koordinasi dengan tim perencana.
Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana
quality control bahan yang akan digunakan.
Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 7


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Penyusunan rencana kendali mutu proyek.


Penentuan titik awal pekerjaan bersama tim perencana.
Menyusun acara Rekayasa Lapangan/Field Engineering guna penyesuaian
gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.
Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan,
keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuransi-
asuransi, peralatan-peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu
lintasnya.
Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, penentuan
instansi penguji independent.
Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan
fisik.
Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus
dibuat oleh masing-masing pihak.
Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur
pembayaran.

2) Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak


Pekerjaan tambah/kurang
Termination atau force majeure.
Maintenance & protection of traffic.
Sub letting.
Asuransi.
Lainnya yang dianggap perlu.

3) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur


Request, approval & examination of works.
Shop Drawing, As Buil Drawing.
Monthly Certificate (MC).
PHO & FHO.
Change Order, Addendum.
4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama
(major items).
Rigid pavement.
Flexible pavement.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 8


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Struktur
Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan
akan mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail
pelaksanaan sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan.

A.2. MASA PELAKSANAAN


b.1. Mobilisasi Kontraktor
Pada tahap ini Konsultan Pengawasan Teknik akan melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan antara lain :
Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.
Memeriksa dan melengkapi data survey yang akan digunakan, serta
menentukan titik-titik lokasi survey di lapangan sesuai dengan data tersebut.
Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan
pelaksanaan.
Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas
lingkup asuransi dan Kontraktor.
Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality control).
Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam
proyek seandainya lokasi pekerjaan dekat dengan lalulintas jalan.
Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang
disediakan oleh kontraktor.
Memeriksa pemasangan patok garis pekerjaan.
Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang
mungkin akan muncul, serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari
kontraktor.
b.2. Review Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan
proses :
b.2.1. Tahap Persiapan
Pekerjaan persiapan ini termasuk pengorganisasian personil dan
penyusunan rencana kerja, persiapan peralatan yang akan digunakan
untuk survey dan mobilisasi.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 9


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Survey pendahuluan ini bertujuan untuk mencari dan menentukan trase


saluran yang terbaik ditinjau dari segi teknis dan ekonomi, mengumpulkan
data lainnya untuk melengkapi data-data Survey topografi, hidrologi, dan
lain-lain.
Untuk pelaksanaan survey pendahuluan ini konsultan akan membentuk tim
untuk mencatat data-data yang diperlukan seperti :
Data-data utilitas yang terletak/berada di lokasi pekerjaan
Data lokasi rencana perbaikan
Data kondisi lereng berupa data properties tanah, data topografi, serta
data lain berupa daerah peruntukkan pada lahan disekitar lokasi
longsor.
Data banjir dan erosi.
Bahan-bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam konstruksi
yang paling menguntungkan
Data mengenai informasi harga satuan dan biaya hidup sehari-hari.
Data lain yang diperlukan seta usulan dari Dinas terkait
Mencatat material yang tersedia
Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi penting
Data lain yang diperlukan.

b.2.2. Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan pada pekerjaan ini sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja dilakukan dengan menggunakan data yang
disederhanakan (simplified method), yaitu cara pengumpulan data
lapangan yang telah dikembangkan oleh Dit. SDA dan Field Data
Collection Summarynya.

b.3. Metode Analisa


Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan mengadakan analisa
data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
b.3.1. Analisa Lainnya
a. Standar-standar dari kegiatan supervisi
b. Spesifikasi dan Dokumen Tender
b.3.2. Perhitungan Volume
Program pembangunan ini pelaksanaannya diringkas dalam beberapa
divisi pekerjaan yaitu :
1. Mobilisasi

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 10


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Shoulder
5. Pekerjaan Pondasi
6. Pekerjaan Pavement
7. Pekerjaan Struktur.
8. Pekerjaan Minor
9. Pekerjaan Harian
10. Rutine Maintenance

b.3.3. Prakiraan Biaya


Setelah proses perencanaan selesai maka akan dilakukan perkiraan
biaya yang tetap beserta analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan
berdasarkan faktor-faktor : material, peralatan, sosial, pajak, overhead,
keuntungan dan pengawasan yang didapat dari keterangan-keterangan
daerah setempat. Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan
dengan proyek-proyek sebelumnya atau pekerjaan-pekerjaan sejenis
didaerah itu, bila terjadi perbedaan maka harus dicari sebabnya dan di
adakan penelitian kembali sehingga didapatkan harga yang sesuai untuk
pekerjaan tersebut.

Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW) akan dibuat berdasarkan


harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis
penggunaan tanah.

Konsultan akan mengumpulkan data dari Pelaksana Kegiatan dalam


negeri sehingga dapat memperkirakan kemampuan dalam melaksanakan

pekerjaan tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaimana cara


yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.
Dokumen-dokumen yang akan disiapkan adalah sebagai berikut :
Analisa harga satuan
Perkiraan biaya untuk masing-masing cara pelaksanaan; dan
Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan.
Dalam menganalisa periode-periode pelaksanaan dan biayanya, maka
Konsultan akan menyiapkan jadwal untuk setiap proyek dengan jumlah
biaya tahunan uang diperlukan.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 11


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

b.4. Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan Laporan untuk setiap bagian pelaksanaan yang
telah ditetapkan meliputi :
Data asli sesuai sesuai dengan data waktu lelang.
Catatan lengkap dari semua data desain yang dipakai untuk review design.
Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan detail dari semua pekerjaan
yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini.
Copy dari penawaran kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail
analisa harga satuan.
Diskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam desain apabila dipakai
anggapan yang lain dari standard Ditjen.
Gambar-gambar yang jelas menunjukan desain asli dan desain yang di
usulkan.
Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dari harga, sehubungan dengan
Revisi desain yang diusulkan.
Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan
desain.

A.3. MASA KONSTRUKSI


Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan
terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan
pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang
sudah baku, adalah sebagai berikut :

- Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang


berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.
- Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan dan
langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.

- Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah
lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.

- Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan


mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 12


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

instansi terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan


didalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah kontrak.

Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :
- Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.
- Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
- Pengendalian administrasi proyek.
- Evaluasi rencana proyek.
- Pelaporan.

A.4. PENGENDALIAN PELAKSANAAN


Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
Preaudit, Monitoring, dan Post-audit.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
Aspek mutu hasil pekerjaan.
Aspek volume pekerjaan.
Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum
dalam kontrak pemborongan.

1. Rentang Kendali Pre-audit


Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang pre-audit
adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri
dari :
Pengumpulan dan analisa terhadap data.
Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi
lapangan.
Pemeriksaan terhadap kesipan Pelaksana Kegiatan, yang meliputi material,
peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.
a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan
menghasilkan catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain :
- Jenis Pekerjaan.
- Kuantitas Pekerjaan.
- Kualitas yang dipersyaratkan.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 13


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

- Schedule pelaksanaan
- Schedule pembayaran.
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut
telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat
yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka
Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada
waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan


tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume
pekerjaan.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan
lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah
sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Dalam hal ini, Konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru


mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya
memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

d. Pre Construction Meeting (PCM)

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 14


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.

2. Rentang Kendali Monitoring


Kegiatan pengendalian teknis rentang monitoring adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun Konsultan Pengawas
telah melakukan pre-audit namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan
terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat
diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini Konsultan akan
selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan kualitas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan
hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi
pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar
proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.

3. Rentang Kendali Post-audit


Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi
Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran
senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan
permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau
tidak.

A.5. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak
lain (khususnya oleh Pemberi Tugas).
Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :
Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera IV, Pokja Balai Wilayah Sungai Sumatera
IV.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 15


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Kepala PPK Sungai dan Pantai II, SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau.
Konsultan lain yang terkait.
Instansi terkait lainnya.

A.6. PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK


Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan merancang, memberlakukan serta
mengendalikan pelaksanaan keseluruhan system administrasi proyek yang
diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memorandum, risalah, laporan, contoh
barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak dan addendum dan lain-lain
yang dianggap perlu.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk
maksud diatas adalah :
Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud
dari surat masuk maupun keluar.
Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas
konsultan.
Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang
ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.
Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.
Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum
maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.
Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

A.7. EVALUASI RENCANA


Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang
akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan
tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

A.8. VERIFIKASI HASIL PEKERJAAN PELAKSANA KEGIATAN


Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa
hasil pekerjaan Pelaksana Kegiatan telah memenuhi segala persyaratan untuk proses
selanjutnya yaitu persetujuan Pemberi Tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi pada saat
Pelaksana Kegiatan mengajukan pembayaran. Rekomendasi-rekomendasi
persetujuan, penundaan ataupun penolakan hasil kerja dilakukan saat tersebut
berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang diproduksi.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 16


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

A.9. KONTROL SISTEMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa
dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah
atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang
tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang
sistematik. Pengawas lapangan perlu menerapkan system kontrol yang baik di
lapangan.
Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.
Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui
bila tidak terjadi perubahan kontrak.

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :
Pencapaian target kemajuan fisik.
Pencapaian target keuangan.
Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.
Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.

Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

A.10. KUNJUNGAN LAPANGAN / SITE VISIT


Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,
Sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat tergantung
pada tahapan dari Kepala PPK Sungai dan Pantai II, SNVT Pelaksanaan Jaringan

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 17


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Pemanfaatan Air Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau yang mengelolanya beserta
para timnya sesuai urgensinya.

A.11. PENGENDALIAN WAKTU


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network / s-curve chart yang
telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai
kondisi dickeck kembali :
Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.
Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.
Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.

1. Jarak Waktu Kontrol


Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
1 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.

2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar E-2.
Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar E-3.
Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar E-4.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 18


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Gambar : E 2.
Flowchart Langkah-Langkah Cara Mengontrol
Untuk Aktivitas Yang Akan Dimulai

Pekerjaan yang
seharusnya sudah di
mulai

Apakah pekerjaan Kenapa tidak di Berapa lama


ini sesuai schedule mulai? Apa ditangguhkan ? apa
mulainya ? penangguhannya ada float
dapat dikejar

Berapa lama terlambatnya ?


Kenapa ? Apa prestasinya sampai Apa prestasinya
waktu control tercapai? bisa dikejar

Berapa lama di
tangguhkan? Apa ada
float

Gambar : E 3
Flowchart Langkah-Langkah Cara Mengontrol
Pekerjaan Yang Seharusnya Sudah Dimulai
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 19
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Pekerjaan yang seharusnya


selesai

Sisa waktu sampai selesai ?


Alasan keterlambatan

Diperlukan Penanganan

Gambar : E 4
Flowchart Langkah-Langkah Cara Mengontrol
Untuk Aktivitas Sudah Selesai

Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual,
perhitungan pembayaran progress pekerjaan.

Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian,


analisis dan manajemen proyek.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 20


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek


(project data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan
pengendalian pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam

database di kantor proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan
analisa secara periodik. Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan
sebelumnya maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam
aspek skedul, progress dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut
dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana
semula. Gambar E-5. Skematika aliran kerjanya adalah sebagai berikut :

Gambar : E 5. Skema Pengendalian Proyek

Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan
dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat
dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi,
efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat
dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih
baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :
a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan
kegiatan secara terintegrasi dengan system yang ada di Dinas Pekerjaan Umum.
b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna jalan melalui
penyelesaian pembangunan jalan beserta falisilitas pendukung lainnya yang sesuai
jadwal dan alokasi biaya.
Sofware yang digunakan untuk pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 21


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Metodologi Pengontrolan Proyek


Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka
Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :

Tahapan Initialisasi
Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (work
Breakdown Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan
keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan
aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas,
pengurutan pekaksanaan aktifitas (network planning predecessor dan successor dari
setiap aktifitas detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start,
SF Start to finish, FS finish to Start atau FF Finish to Finish.
Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga
pekerja, administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.
Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase perbandingan
antar volume pekerjaan dengan nilai nominal rupiah). Hasil dari tahap ini akan
digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada saat
pelaksanaan.

Tahapan Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan
proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil
pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara
umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan
pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi
jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas
yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi
kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas
tersebut tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan
kondisi kritis dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada
tampilan barchart, yaitu sebagai berikut :

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 22


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;


1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;
Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan
bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.

Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek
actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan
gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis
yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan
dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara
tabular, pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve;
yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline proyek.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.
1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat Pelaksana Kegiatan.
Apakah rencana kerja Prosres pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila
dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk
kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah
sudah sistematis, konsepsional dan benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui,
Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 23


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap
hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk
schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek
bisa diselesaikan on schedule.

2. Alat Berat (Heavy Equipment)


Untuk mengerjakan pekerjaan penggalian untuk saluran pipa, diperlukan alat berat,
bisa kombinasi/beberapa jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi.
Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu
kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misal untuk
penggalian untuk trase pipa, maka alat yang digunakan adalah long arm dan
sejumlah Dump Truck. Dari alat tersebut dihitung produksi nyata per jam, kemudian
produksi terkecil yang digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu.

Demikian pula perlatan pekerjaan beton baik di Batching Plant maupun alat angkut
beton ke lapangan harus di analisis kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuhan.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk hotmix dan beton seperti volume yang di targetkan.
Bila tidak tercapai maka perlu di ambil tindalan-tindakan antara lain :
Menambah jumlah alat, atau
Menambah jam kerja/overtime.
Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam
waktu yang ditentukan.

3. Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau
kerja lembur/overtime.

4. Jumlah Jam Kerja

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 24


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.
Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada
bila per hari jam kerjanya lebih banyak.

Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu
pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam/overtime.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara


optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh Network Planning
yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis
(Critical Path Method/CPM).

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan


pengawasan, maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari
Pelaksana Kegiatan dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan
menyusun kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan Barchart/S-


Curve yang biasa dan juga dapat digunakan Vector Diagram yang baik/cocok
untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu.
Schedule ini, pada arah absis menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah
ordinat menggambarkan waktu.

A.12. PENGENDALIAN MUTU


Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan
guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias
untuk semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun
perlengkapan jembatan, untuk itu akan di uraikan disini.
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :

Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material
Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 25


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Pengujian material yang akan diginakan


Penyiapan job mix formula campuran.
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
Test lapangan.
Administrasi dan formulir-formulir.
Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini :

1. Peralatan Laboratorium dan Personil


Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major
work), kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut :
Berat jenis.
Analisa ukuran butir.
Marshall Test.
Termometer logam.
Coreb Drill.
Test beton, slump, kuat tekan.
Alat uji spesifik seperti PDA, uji tegangan strand (biasanya disediakan oleh
Pelaksana Kegiatan Spesialis)
Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.
Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman
dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.

2. Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi
lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 26


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan


agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.

3. Cara Pengukuran Material / Campuran


Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk
perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.
Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan
mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk
menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian
seluruh proyek.

4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan


Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan.
Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.
Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun
dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.
Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.

5. Job Mix Formula


Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang
disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan : Beton.

6. Pengujian Rutin Laboratorium


Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau
campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.Jenis dan
frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

7. Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima)


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 27


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Beberapa uji terima yang harus diadakan adalah sebagai berikut :


a. Uji kepadatan lapisan pondasi
b. Uji pemeriksaan kekuatan mortar
c. Pemeriksaan kekentalan mortar beton (slump)
d. Uji-uji kalibrasi alat secara periodic.
Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar E-
6. Flowchart Pengendalian Mutu.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 28


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

PENGAWAS PROYEK KONTRAKTOR

Survey lokasi sumber bahan

Penentuan sumber bahan

Permohonan Pemakaian bahan

Pemeriksaan mutu bahan

Pemeriksaan mutu bahan Proses pengelolaan material

Proses penyiapam rumusan kerja

JMF

Pelaksanaan pekerjaan

Pengujian Mutu

Penanganan perbaikan
Mutu sesuai spec.

Persetujuan mutu hasil


pekerjaan

Dokumentasi mutu hasil pekerjaan

Gambar : E 6. Pengendalian Mutu

A.13. ADMINISTRASI DAN FORMULIR-FORMULIR


Gambar E-7 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan.
Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini :
Buku direksi
Time schedule
MCA (Mutual Check Awal)
Request & shop drawing
Laporan harian
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 29
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Laporan mingguan
Risalah Rapat
Berita acara opname pekerjaan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
Monthly certificate (MC)
PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

Gambar : E 7. Administrasi Proyek Periode Pelaksanaan Fisik

A.14. PENGENDALIAN KUANTITAS


Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan
atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum
terdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :
Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.
Pemeriksaan terhadap hasil kerja.
Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran
berdasarkan atas :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 30


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Metode Perhitungan
Lokasi kerja.
Jenis Pekerjaan
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam
kontrak adalah benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan
mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukuran kuantitas ini
harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana
proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam
kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.

A.15. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK


Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :
Biaya proyek.
Estimated quantity /volume pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar
sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian
volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan
sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-
benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

A.16. PEMERIKSAAN MONTHLY CERTIFICATE (MC)


Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang
selanjutnya disebut sebagai Sertifikat bulanan (Monthly Certificate MC). Format

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 31


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan
disetujui oleh Pemberi Tugas.
Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil
pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk
menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.

A.17. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR


Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.

A.18. PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER)


Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Proyek Fisik atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu
Perintah perubahan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar
pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan
suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu
perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus
dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

A.19. SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR


Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua
kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat
permohonan untuk serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

A.20. PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 32


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan


akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dan
jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu Proyek Fisik akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir
yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

A.21. ADDENDUM PENUTUP


Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala PPK Sungai dan Pantai II, SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau
mengenai Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Pelaksana
Kegiatan, Kepala PPK Sungai dan Pantai II, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau akan menyampaikan
addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas untuk ditanda tangani bersama-
sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

A.22. DOKUMEN CATATAN PROYEK


Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama
pelaksanaan pekerjaan.

A.23. KESELAMATAN KERJA


Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang cukup padat memerlukan
pengaturan lalu lintas dan metode pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada
saat pelaksanaan pekerjaan survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya
agar arus lalu lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun
merasa aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari pembangunan itu sendiri.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan akan ada beberapa aktifitas


antara lain :
Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan.
Pembongkaran beton
Pemasangan form work
Pengecoran beton
Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi
Pekerjaan lainnya.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 33


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang
sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar
dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah
cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah
memperhatikan wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di
atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada.
Di dalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :

1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas Sistem Informasi
Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama
pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek
pembangunan.
Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :
Melalui media cetak yang bersifat pengumuman .
Pembagian Pamflet

b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.

2. Keselamatan Kerja

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 34


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :


a. Disiplin Kerja
Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus-menerus
dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat.
Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadwal
yang talah ditetapkan.

b. Peniadaan Kecelakaan Fatal


Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan
kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan Kanan) dan diberi lampu-
lampu agar mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas


transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi
kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang

menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin


nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.
Ketidakseimbangan dari salah satu unsur tersebut di atas dalam beradaptasi akan
menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya
kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan
keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
Faktor perambuan darurat
Sistem transportasi pada lokasi proyek.
Atribut pada tenaga kerja
Astek
Dan lain-lain
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 35


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang
hendak dicapai.
Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :

a. Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan
pun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa
aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada
daerah perambuan.

Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu


peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone
serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti
ditunjukan pada keperluan rambu darurat.

Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing kuning-biru dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
spot light atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.

b. Sistem Transportasi Pada Lokasi Proyek


Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :
Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute
perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada konflik. Dump
truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet kebelakang
namun harus masih tetap dalam area perambuan.
Untuk pengangkutan tanah, tiap Dump truck harus dilengkapi dengan penutup
bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer
dimuka jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja
kena air hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
Mobilisasi peralatan berat kelapangan juga harus memperhatikan
keselamatan dari peralatan maupun operatornya, dan bila perlu minta bantuan
pengawal dari pihak kepolisian.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 36


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

c. Atribut Pada Tenaga Kerja


Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan
terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju
rompi refleksionis warna oranye menyolok yang harus selalu dikenakan pada
saat melaksanakan tugas.
Penggunaan topi dilapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu
mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih
yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat
membahayakan dan mengurangi akurasi kerja.

d. Astek (Asuransi Tenaga Kerja)


Jaminan perlindungan keselamatan tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi
adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan
asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan Astek.

A.24. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN FISIK


1. Prinsip-perinsip Dasar dari Beton Bertulang
Terdapat banyak persyaratan struktur dimana beton biasa tidak akan
memberikan pemecahan yang diharapkan. Beton bertulang menerima lebih
banyak kondisi pembebanan dari pada beton biasa. Juga dapat digunakan untuk
memperkecil lendutan dan mengurangi ukuran keretakkan.

Walaupun pembuatan desain dan detail beton merupakan tugas perencana,


adalah penting bahwa mereka yang mengawasi di lapangan dapat memahami
prinsip-prinsip dasar beton bertulang.
Sifat Beton :
Plastis dan mudah dibentuk waktu masih baru;
Berkekuatan tinggi waktu keras dan berkekuatan tarik rendah;
Mempunyai perlawanan (ketahanan) tinggi terhadap api. Tidak mahal.

Sifat Baja :
Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan dalam
beton;
Mempunyai kekuatan tekan tinggi;
Mempunyai kekuatan tarik tinggi;

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 37


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Mempunyai ketahanan rendah terhadap api;


Mahal.

Baja dan Beton Dikombinasikan Bersama Karena :


Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan keduanya
bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban. Ini berarti
tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah tegangan tarik
dapat langsung dilawan oleh batang-batang baja yang ditanamkan didaerah
itu.
Apabila mengalami perubahan temperature, beton dan baja memuai atau
menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak terjadi,
kekurangan pengikatan antara beton dan baja akan mencegah tegangan
beton untuk diteruskan pada penulangan baja adan beton akan retak dan
runtuh.
Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan oleh api,
melindungi baja bertulang yang ditanam didalamnya, menjaga dari kehilangan
kekuatan pada panas yang tinggi.

Tipe-tipe Tegangan yang Dijumpai Pada Suatu Struktur :


Tekanan tegangan-tegangan tekan cenderung untuk menyebabkan
hancurnya beton.
Tarikan : tegangan-tegangan tarik cenderung untuk menyebabkan beton
merenggang dan retak.
Geseran : tegangan geser cenderung untuk menyebabkan penggelinciran
diantara bagian-bagian yang berdekatan dalam beton.

Perencanaan Beton Bertulang


Perencanaan sebuah struktur meneliti bagaimana beton melengkung karena
beban rencana dan menetukan dimana tegangan tarik dan kelebihan tegangan
geser terjadi dan menempatkan penulangan baja yang cukup didaerah-daerah ini
untuk melawan tegangan tersebut.

Suatu pengujian bagaimana struktur-struktur berikut melentur menunjukkan


dimana penulangan harus ditempatkan untuk melawan retakan akibat tarikan.

(a) Balok atau Pelat diatas Dua Tumpuan

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 38


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Bila suatu balok diatas dua tumpuan (sederhana) dibebani terpusat atau merata,
balok cenderung untuk melentur dengan ke bawah ini menyebabkan puncak
menekan dan bawahnya meregang, oleh karena itu penulangan baja diletakkan
didekat bawah balok atau pelat dua tumpuan untuk mencegah retakan tarik.

(b) Konsol Sederhana (Kantilever Sederhana)


Bila balok atau pelat kantilever dibebani dengan suatu cara yang sama kebawah,
cenderung untuk melengkung kebawah ujung bebasnya. Ini menyebabkan pucuk
balok meregang dan bawahnya tertekan. Oleh karena itu penulangan baja
diletakkan pada bagian atas dari konsol (kantilever) untuk melawan tarikan
keretakan.

(c) Balok Dijepit Ujungnya


Suatu balok dijepit ujungnya dipegang kaku kedua ujungnya dan cenderung untuk
melengkung tengah ke bawah dan dekat tepi ke atas. Tarikan akan terjadi pada
bagian atas balok dekat tumpuan perletakkan. Karena itu tulangan baja harus
ditempatkan dekat bagian atas balok pada perletakkan tetap. Pusat dari balok
cenderung melentur, menyebabkan tarikan dibagian bawah. Penulangan baja harus
juga ditempatkan disini.

(d) Balok Dan Pelat Dua Bentang


Kalau dua bentang dibebani, sebuah balok dua bentang akan melengkung. Diatas
tumpuan tengah/antara, perlenturan akan menyebabkan bagian atas balok
meregang dan bawahnya tertekan. Penulangan baja harus ditempatkan di bagian
atas pelat, diatas tumpuan antaranya. Pusat dari bentang melentur dan diperkuat
dengan cara yang sama dengan balok dua tumpuan.

(e) Tembok Penahan


Tekanan tanah dibelakang tembok penahan dan tekanan tanah dibawah kaki
pondasi cenderung menyebabkan tembok dan kaki pondasi melengkung pada
ujungnya. Penulangan ditempatkan di daerah tegangan tarik.

(f) Kolom
Kolom yang dibebani dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi
beban dari rangka balok. Penulangan karenanya ditempatkan dekat muka luar dari
semua sisi-sisi.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 39


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Penulangan lateral dengan bentuk besi sengkang atau pengikat bentuk bundar
diperlukan dalam kolom untuk :
Memegang tulangan pokok tetap pada posisinya selama pengocoran.
Mencegah keretakkan kesamping dari kolom pada gaya tekan axial yang tinggi.

Penulangan Geser
Tegangan geser ada 2 tipe :
Tegangan geser vertical seperti yang ditunjukkan pada suatu balok didukung
sederhana terjadi di atas tumpuan sebagai hasil dari beban berat yang cenderung
menyebabkan bagian tengah menggelincir tegak lurus ke bawah relative terhadap
sambungan akhir balok.
Tegangan geser horizontal dihasilkan akibat kecenderungan balok yang melendut
karena beban dan pecah menjadi belahan-belahan horizontal.

Pada ujung suatu kombinasi geser vertical dan horizontal menghasilkan tegangan tarik
diagonal yang menyebabkan retak diagonal. Untuk mencegah keretakan diagonal pada
ujung balok atau yang berdekatan dengan salah satu tumpuan, sering diperlukan
pembengkok penulangan tarik atau menggunakan begel.

3. Desain Campuran Beton


Campuran beton biasanya direncanakan atas dasar gradasi agregat bahan yang
terdapat ditempat. Campuran percobaan harus diuji minimum empat minggu sebelum
kegiatan pengecoran.
Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan atau abu terbang
(flysh) yang akan dipakai, bila menggunakannya.

Kepala SKNVT Proyek fisik dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail
lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksa secara periodic
pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus
diselidiki dan Pelaksana Kegiatan diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, Pelaksana Kegiatan mungkin perlu
merencanakan kembali campuran kepada Kepala SKNVT Proyek Fisik untuk
persetujuan.
Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat ijin
tertulis dari Kepala SKNVT Proyek Fisik.

1. Produksi Beton

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 40


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang
seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk
mencapai hal ini perlu dijamin bahwa :
Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada waktu
hatching. Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam
jumlah yang diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan
bila diperlukan. Perbandingan bahan yang diperlukan dipeluhara dari batch ke batch lain.
Semua bahan dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar. Semua bahan
dicampur dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat
dilapisi dengan pasta semen. Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan
homogen dalam tiap batch dan dari satu batch ke batch lainnya.

(1) Beton Ready-Mix


Beton Ready-Mix harus memenuhi semua persyaratan syarat-syarat teknis. Beton
ready-mix mempunyai keuntungan bahwa pengendalian mutu yang baik lebih
mungkin pada plant yang besar dari pada dilokasi jembatan dengan kondisi yang
ada. Kebanyakan lokasi beton ready-mix meggunakan lokasi weight batching untuk
pengadukan dan truck-mounted untuk pencampuran.

(2) Beton yang Diaduk Di Lokasi (Site-batched)


Beton yang di aduk setempat (site-batched) dicampur dalam pengaduk mekanis
dilokasi.
Tempat pengadukan beton (Concrete mixing plant) paling baik terletak di lokasi pada
ketinggian yang mudah bagi pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan

(hopper) dan pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat
paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk sehingga
penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam pengaduk.
Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk memastikan
kelancaran serta kebersihannya khususnya harus diperhatikan drum pengaduk.

2. Penanganan, Pengecoran dan Pemadatan Beton


Penanganan Beton
Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton harus dijaga
supaya tidak mongering atau terjadi pemisahan.
Jika pekerjaan tertunda untuk jangja waktu lama, harus diperkirakan pemakain set
retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 41


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton
tidak boleh di cor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability)
telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan
awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak
bolah ditambahkan pada waktu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif
dan dapat memperlemah beton.
Pemisahan (segregation) adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar).
Untuk mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan :
Menjamin pengadukan dengan benar
Pengangkutan tanpa benturan atau getaran berlebihan

Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan, jangan
memaksanya mengalir kesamping dengan alat penggetar (interval vibrator) yang
berlebihan. Jika beton harus dipindahkan dalam acuan pakailah sekop.
Catatan : Suatu pengecualian adalah beton yang di cor dalam zone angker dari
gelagar pratekan post-tensioned dimana beton mungkin harus di cor bebas dari
penulangan rapat dan di pendah mendatar untuk memungkinkan pengawasan efektif
terhadap pemadatan disekitar angker.
Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 meter atau
lebih.
Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertical.
Menjamin sambungan acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan
adukan.
Masukkan dan mengelurkan penggetar (vibrator) internal secara vertical.

Peralatan Pengecoran Beton


Pilihan peralatan tergantung pada kondisi dan persyaratan lapangan. Harus diambil
langkah untuk mengurangi pemisahan beton dan pengeringan terlalu dini.
Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan pompa beton.
Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta
dorong dan atau tukang. System talang yang paling besar lebih efektif bila medan

memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan
slump 40-50 mm.
Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim
yang terdiri dari dua orang yang pertama mengndalikan pompa sedangkan yang ke dua

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 42


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

mengerahkan aliran dengan pekerjaan didepan operator penggetar dan finisher beton.
Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan di atas truk dengan
kapasitas pengiriman berkisar antar 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran
pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah untuk
dilepas.

Pengecoran Beton Dalam Acuan


Sebelum pengecoran di mulai, acuan harus dibersihkan secara menyeluruh dengan
penyemprotan udara atau air untuk melepaskan sisa-sisa bahan yang lepas. Mungkin
perlu menyediakan lubang sementara untuk membersihkan dasar acuan guna
memungkinkan pembersihan dengan baik.

Pengecoran harus di awasi dengan hati-hati menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak
rusak atau perpindahan tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton di cor dalam
acuan vertical untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus dikendalikan dengan
hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak melebihi tngkat dalam desain acuan.

Pemadatan Beton
Maksud pemadatan betona dalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan
maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja
penulangan dan acuan dapat dicapai.
Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan :
Kekuatan Maksimum.
Beton yang padat dan kedap air.
Pembentukan sudut dengan baik.
Penampilan permukaan yang baik.
Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan
Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.

Tindakan Pencegahan untuk Pengecoran Beton Dalam Cuaca Panas


Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen yang mengakibatkan berkurangnya
waktu untuk pengerasan. Air juga hilang oleh penguapan terutama dalam keadaan

banyak angin. Hal ini mengakibatkan hilangnya kemudahan pengerjaan (workability)


beton dan selanjutnya mempersulit pengecoran, pemadatan dan penyelesaian. Hal ini
akan menghasilkan beton berpori yang lemah dan timbulnya retakan akibat penyusutan.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 43


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Penyemprotan lapisan tipis dapat memperlambat penguapan dan memungkinkan


pekerjaan penyelesaian dilakukan dalam waktu yang lebih lama.
Jika suhu sekeliling mungkin melampaui 320C, sebagian atau semua tindakan
pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih awal :
Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat kemungkinan
dibawah 320C (pada pagi hari atau di waktu malam, terutama pengecoran pelat
lantai).
Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.
Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.
Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.
Penyuntikkan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu campuran berada di
dalam pengaduk.
Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.
Pengecatan tanki air dengan cat putih.
Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.
Melindungi daerah kerja dan tanki air dari panas matahari.
Pembuatan penahan angin.
Mengurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian.
Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.
Segera dimulai perawatan.
Beton tidak boleh dicor pada pekerjaan bila :
Suhu udara ditempat di atas 350C.
Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 350C dalam waktu 2 jam setelah
pengecoran.

3. Perawatan Beton
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen
berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan
tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan
beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang dirawat, dan dalam
lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat menyebabkan berkaratnya penulangan.
Perawatan yang kurang dapat menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak.
Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan
memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan
stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 44
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan
cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak
ditentukan.

Dua kondisi diperlukan :


Adanya kelembaban.
Suhu yang memadai.

Beton dapat dipelihara kelembabannya dengan beberapa cara perawatan yaitu :


Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan beton pada waktu
masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk menggenangi, menyiram dan
menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).
Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving. Suhu tinggi
mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap atau dipertahankan
oleh ruangan auto clave.
Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin paling sedikit untuk masa
yang disyaratkan (umumnya 7 hari), dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian
awal.

4. Pengujian Beton
Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara pengujian
AASHTO yang sesuai dengan syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan
beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan
(workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain.

Penelitian visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk
mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera
dilanjutkan dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan jika
dianggap perlu.

Pengujian Slump
Pengujian slump dari beton yang baru dicampur merupakan cara utama untuk meneliti
konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability). Pengujian slump harus dilakukan
pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus
ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 45


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas
100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang dipompa.

Pengujian slump harus dilakukan pada tiap batch beton yang disediakan oleh pengaduk
transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah,
penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump diluar kisaran (range)
yang ditentukan harus ditolak.

Pengujian Kekuatan Tekan


Pengujian kuat tekan yang mengeras diperlukan pada waktu pelaksanaan untuk
menjamin bahwa asumsi desain untuk kekuatan tekan dipenuhi.

Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tulangan beton harus sesuai denga syarat-
syarat teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari
pengaduk atau truck. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter)
pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan
dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut
dengan batch serta truk, dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji itu.

Benda uji harus di usahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh
dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-
hati ke lab. Pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung bawah atau
dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.

Waktu Pengujian
Biasanya diterimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh
karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan pengecoran
lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari setelah
pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin
diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton
mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh bagian
beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan
bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (undersrength). Dalam hal
demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian sebelumnya, kurva
peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai sehingga penilaian
perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 46


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Penerimaan dan Penolakan


Beton adalah bahan dengan kekuatan variabel, dan cara normal untuk menyatakan
kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan karakteristik yaitu kekuatan,
dimana 95% dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5%
akan dibawah kekuatan yang disyaratkan).
Kekuatan yang ditargetkan dipilih berdasarkan derajat pengendalian mutu yang
diharapkan pada bahan dan penanganan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus
diteliti untuk pedoman mengenai pilihan devisa standard dan kekuatan yang
menyebabkan penolakan terhadap beton.

5. Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode supervise. Juga
diperlukan supervisi yang bermanfaat (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik
untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau tim audit teknis).

Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil adalah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah
mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-
kebutuhan di lapangan.

Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan Pelaksana
Kegiatan mengikuti standard.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung
jawab yaitu : Pelaksana Kegiatan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan
menurut spesifikasinya, bukannya Supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada
dibawah standar.

B. PROGRAM KERJA
B. Tahapan Kegiatan
Dalam melaksanakan pekerjaan Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau
Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam konsultan akan melakukan serangkaian
program kerja yang sebelumnya sudah tersusun dalam metodologi. Ada pun rencana kerja
tersebut adalah :
I TAHAP PRAKONTRUKSI

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 47


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

1 Mobilisasi Personil Konsultan


2 Evaluasi Data dan Dokumen Lain serta Rekayasa Lapangan
3 Evaluasi Rencana Mobilisasi Alat Kerja Kontraktor
4 Evaluasi Rencana Mobilisasi Personil Kontraktor
5 Review Design Sesuai Prosedur Pengawasan Lapangan
6 Koordinasi dan Konsultasi

II TAHAP PELAKSANAAN KONTRUKSI


A. Review Design (Jika diperlukan)
1 Pre Contruction Meeting (PCM)
2 Technical Jusdification (Jika diperlukan)
3 Changes Contract Order (CCO)
4 Addendum Kontrak
5 Laporan Review Design (Jika ada)
6 Koordinasi dan Konsultasi
B. Pekerjaan Pengawasan
1 Kontrol Kerja Harian
2 Pengendalian Mutu (Bahan, Administrasi, Waktu)
3 Laporan progres kerja
4 Penyerahan Pekerjaan (PHO)
5 Koordinasi dan Konsultasi
C. Pekerjaan Pelaporan
1. Laporan RMK
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Pertengahan
4. Laporan Akhir Pelaksanaan
5. Soft Copy
D. Demobilisasi

C. ORGANISASI DAN PERSONIL


C.1 Manajemen Dan Organisasi Konsultan
Didalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan akan mengerahkan tenaga ahli yang
profesional dalam bidangnya masing-masing dengan pengalaman pekerjaaan studi yang
sejenis. Kualifikasi lain yang diperlukan adalah keahlian dalam bidang pengawasan teknis
pelaksanaan pembangunan pengaman pantai. Konsultan akan menempatkan tim yang
berpengalaman dalam bidang tersebut.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 48


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

Berdasarkan kerangka acuan kerja maka personil-personil yang terlibat dalam kegiatan
tersebut di susun strukturnya sehingga jelas tanggungjawab masing-masing tenaga ahlinya.
Adapun struktur organisasi dapat dilihat di bawah ini.

Gambar : E 8. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 49


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

C.2 Tenaga Ahli


Tenaga ahli yang akan disampaikan di dalam pekerjaan ini akan disesuaikan dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK), dengan daftar sebagai berikut :

Daftar Personil Yang Diusulkan

NO. NAMA PERSONIL POSISI

(1) (2) (3)

A TENAGA AHLI/PROFESIONAL

1 Yadi Kusnayadi, ST. Supervisi Engineer

B TENAGA PENDUKUNG

1 Nana Sukarna, Dip. ATP. Asisten Supervisi Engineer

2 Subardjo Fadillah, BE. Inspector I

3 Asep Rohmat Hidayat. Inspector II

Selain tenaga ahli tersebut di atas, Konsultan juga akan mengerahkan tenaga-tenaga
pendukung guna kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan ini.

C.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Profesional


Di bawah ini diuraikan masing-masing tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli :

Supervisi Engineer/Team Leader


Tugas dan tanggung jawab sebagai Team Leader adalah sebagai berikut :

1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan
pekerjaan seperti yangditentukan.
2. Memahami isi dokumen kontrak dari kontraktor
3. Memahami strategi pelaksanaan kontraktor (berdasarkan hasil PCM)

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 50


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

4. Memahami strategi pelaksanaan fisik


5. Menyetujui proses dan hasil opname pekerjaan apabilakontraktor melakukan Penagihan
6. Memberi saran dan masukan kepada penyedia jasa/pelaksana konstruksi
mengenai pelaksanaan di lapangan
7. Mengarahkan kontraktor pelaksana terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan
8. Menyusun laporan pengamatan periodik yang berisi ;
a. hasil konsolidasi laporan/ catatan-catatan dari pengawas;
b. Catatan-catatan apabila ada penyimpangan disertai bukti-bukti yang memadai (foto hasil
sampling/copyhasil test material dari laboratoriumdll.);
c. Rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan pelaksanaan
dimasa mendatang.
9. Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat
waktu bila kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku Spesifikasi Umum dan
hal itu benar-benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal
demikian, maka Supervisi Engineer juga membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya
untuk mengejar keterlambatan tersebut.
10. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan yang telah selesai yang
disampaikan oleh Quantity Engineer/pengawaslapangan.
11. Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/uji dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak. diperiksa/diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalamDokumenKontrak.

12. Memberi rekomendasi kepada pihak SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV
menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
sertifikat pembayaran bulanankontraktor.
13. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan pihak SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Sumatera IV pada setiap akan memerintahkan perubahanpekerjaan.
14. Mengawasi dan memeriksa permbuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as built
drawing) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
15. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa/perihtungan- perhitungan
konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh kontraktorsebelumpelaksanaan.
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-gambar dan lainnya.
17. Menyusun Laporan Bulanan dan Akhir

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 51


Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam

C.4 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Pendukung

Asisten Supervisi Engineer


Membantu supervisi engineer untuk menjalankan tugas dan fungsinya agar proses
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat dilakukan sesuai dengan spesifikasi, mutu dan
jadwal yang telah ditentukan.

Inspector
Melakukan pengawasan di lapangan dan memastikan seluruh pekerjaan di lapangan
terlaksana sesuai mutudankuantitas yang dipersyaratkan.

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 52

Anda mungkin juga menyukai