Memonitor semua kegiatan selama pelaksanaan proyek untuk semua komponen, secara
fisik maupun keuangan dan membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk mengejar
keterlambatan.
Pelaporan
Menyiapkan nota penjelasan untuk setiap perubahan dari lingkupkegiatanasli.
Menyiapkanlaporanakhir penyelesaianproyek.
2) Tahap Konstruksi
Supervisi Konstruksi
Konsultan harus membantu PPK Sungai dan Pantai II melalui saran yang tepat secara teknis
dengan semua keterampilan, ketekunan dan kepedulian yang selayaknya.
(1) Membantu Pelaksanaan Pengawasan Mutu
Konsultan akan bertindak sebagai wakil Pengguna Jasa (Engineers Representative)
dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan/proyek dan menjamin bahwa semua hasil
pekerjaan itu sesuai dan memenuhi syarat perencanaan teknis, spesifikasi teknis dari
dokumenkontrak. Uraiandetail pekerjaanpengawasansebagai berikut:
a. Melaksanakan pengawasan harian terhadap pekerjaan/proyek sehingga dengan
demikian dapat menjaminkebenaranmaterial yangdipakai danprosedur pelaksanaan
sesuai dokumenkontrakdanperaturan-peraturan Kementerian Pekerjaan Umum;
b. Memberikaninstruksi/penjelasansecaratertuliskepadakontraktor denganpersetujuan
pengguna barang/jasa dengan cara yang sejelas-jelasnya terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dikehendaki sehingga dengan demikian dapat diperoleh hasil
pelaksanaan/mutuyang lebihbaik;
c. Memeriksa semua bahan/material yang ditempatkan dilapangan proyek telah
memenuhi persyaratanspesifikasi teknis;
d. Memeriksa semua gambar-gambar (shop drawing, detail drawing, dan as bulit
drawing) denganteliti dandisetujui bilamemenuhi kontrakdokumen;
e. Memeriksa dan memberikan instruksi tertulis kepada kontraktor dengan persetujuan
pengguna barang/jasa untuk memperbaiki semua kerusakan-kerusakan/kekurangan
pekerjaan, yangtidakmemenuhi persyaratanspesifikasi;
f. Ikut serta dalaminspeksi pemeriksaan akhir proyek sebelumpelaksanaan Take Over
kontraktor.
g. Chekuntukmemastikan Kontraktormematuhi rencanadanjadwal yangtelahdisetujui;
h. Chek status pemindahan penduduk setiap tiga bulan atau sesuai keperluan (apabila
ada).
i. Chek danpengesahanperhitungandesaindandesainyangdisiapkanoleh Kontraktor;
j. Menetapkan prosedur pengetesan material untuk konstruksi dan melakukan evaluasi
hasil pengetesanyangdilakukanoleh Kontraktor;
Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar E.1, maka konsultan akan merinci
pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
Koordinasi proyek
Tinjauan dokumen
lelang dan
Memeriksa dan Record kondisi
collecting data Rekomendasi usulan
menyetujui daftar Memeriksa dan cuaca
pelaksanaan Memeriksa dan Laporan
peralatan, fasilitas menyetujui
menyetujui As builit Akhir
camp, lokasi, metode konstruksi
drawing yang dibuat
Proses perubahan stokyard pengukuran
kontraktor
rencana jika Persiapan keseluruhan kuantitas
diperlukan yang diperlukan,
Memeriksa dan Memeriksa dan
penyesuaian dan gambar tambahan
rekomendasi menyetujui quarry/
revisi rencana untuk kerja kontraktor Contact change Pekerjaan masa
personil utama material yang
yang disetujui oleh order bila ada pemeliharaan
kontraktor disiapkan
employer
kontraktor
Memeriksa dan
Membantu employer Addendum
menata metodologi
untuk memeriksa dan kontraktor bila ada
kualitas dan
menyelesaikan
kuantitas
problem utama untuk
mencegah yang tidak
perlu dari kontraktor
Rekomendasi lain
jika ada
Responding
Pengawasan kemajuan
Struktur
Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan
akan mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail
pelaksanaan sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan.
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Shoulder
5. Pekerjaan Pondasi
6. Pekerjaan Pavement
7. Pekerjaan Struktur.
8. Pekerjaan Minor
9. Pekerjaan Harian
10. Rutine Maintenance
b.4. Pelaporan
Konsultan akan menyiapkan Laporan untuk setiap bagian pelaksanaan yang
telah ditetapkan meliputi :
Data asli sesuai sesuai dengan data waktu lelang.
Catatan lengkap dari semua data desain yang dipakai untuk review design.
Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan detail dari semua pekerjaan
yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini.
Copy dari penawaran kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail
analisa harga satuan.
Diskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam desain apabila dipakai
anggapan yang lain dari standard Ditjen.
Gambar-gambar yang jelas menunjukan desain asli dan desain yang di
usulkan.
Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dari harga, sehubungan dengan
Revisi desain yang diusulkan.
Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan
desain.
- Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah
lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :
- Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.
- Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
- Pengendalian administrasi proyek.
- Evaluasi rencana proyek.
- Pelaporan.
- Schedule pelaksanaan
- Schedule pembayaran.
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut
telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat
yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka
Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada
waktunya.
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan
hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi
pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar
proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
Kepala PPK Sungai dan Pantai II, SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau.
Konsultan lain yang terkait.
Instansi terkait lainnya.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :
Pencapaian target kemajuan fisik.
Pencapaian target keuangan.
Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.
Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
Pemanfaatan Air Sumatera IV, Provinsi Kepulauan Riau yang mengelolanya beserta
para timnya sesuai urgensinya.
2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar E-2.
Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar E-3.
Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar E-4.
Gambar : E 2.
Flowchart Langkah-Langkah Cara Mengontrol
Untuk Aktivitas Yang Akan Dimulai
Pekerjaan yang
seharusnya sudah di
mulai
Berapa lama di
tangguhkan? Apa ada
float
Gambar : E 3
Flowchart Langkah-Langkah Cara Mengontrol
Pekerjaan Yang Seharusnya Sudah Dimulai
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 19
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam
Diperlukan Penanganan
Gambar : E 4
Flowchart Langkah-Langkah Cara Mengontrol
Untuk Aktivitas Sudah Selesai
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual,
perhitungan pembayaran progress pekerjaan.
database di kantor proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan
analisa secara periodik. Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan
sebelumnya maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam
aspek skedul, progress dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut
dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana
semula. Gambar E-5. Skematika aliran kerjanya adalah sebagai berikut :
Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan
dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat
dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi,
efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat
dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih
baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :
a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan
kegiatan secara terintegrasi dengan system yang ada di Dinas Pekerjaan Umum.
b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna jalan melalui
penyelesaian pembangunan jalan beserta falisilitas pendukung lainnya yang sesuai
jadwal dan alokasi biaya.
Sofware yang digunakan untuk pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.
Tahapan Initialisasi
Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (work
Breakdown Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan
keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan
aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas,
pengurutan pekaksanaan aktifitas (network planning predecessor dan successor dari
setiap aktifitas detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start,
SF Start to finish, FS finish to Start atau FF Finish to Finish.
Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga
pekerja, administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.
Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase perbandingan
antar volume pekerjaan dengan nilai nominal rupiah). Hasil dari tahap ini akan
digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada saat
pelaksanaan.
Tahapan Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan
proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil
pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara
umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan
pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi
jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas
yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi
kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas
tersebut tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan
kondisi kritis dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada
tampilan barchart, yaitu sebagai berikut :
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan
bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.
Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek
actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan
gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis
yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan
dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara
tabular, pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve;
yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline proyek.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.
1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat Pelaksana Kegiatan.
Apakah rencana kerja Prosres pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila
dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk
kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah
sudah sistematis, konsepsional dan benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui,
Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap
hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk
schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek
bisa diselesaikan on schedule.
Demikian pula perlatan pekerjaan beton baik di Batching Plant maupun alat angkut
beton ke lapangan harus di analisis kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuhan.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk hotmix dan beton seperti volume yang di targetkan.
Bila tidak tercapai maka perlu di ambil tindalan-tindakan antara lain :
Menambah jumlah alat, atau
Menambah jam kerja/overtime.
Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam
waktu yang ditentukan.
3. Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja
sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan
tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau
kerja lembur/overtime.
Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.
Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada
bila per hari jam kerjanya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu
pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja
malam/overtime.
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan/material
Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.
2. Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi
lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol
kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian Mutu
Penanganan perbaikan
Mutu sesuai spec.
Laporan mingguan
Risalah Rapat
Berita acara opname pekerjaan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
Monthly certificate (MC)
PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
Metode Perhitungan
Lokasi kerja.
Jenis Pekerjaan
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam
kontrak adalah benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan
mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukuran kuantitas ini
harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana
proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam
kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan
disetujui oleh Pemberi Tugas.
Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil
pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk
menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan penumpang
sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar
dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah
cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah
memperhatikan wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di
atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas
yang ada.
Di dalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas Sistem Informasi
Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan selama
pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa akan ada proyek
pembangunan.
Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :
Melalui media cetak yang bersifat pengumuman .
Pembagian Pamflet
b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya
kecelakaan yang setiap saat bias terjadi. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan
keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang
sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait
antara lain :
Faktor perambuan darurat
Sistem transportasi pada lokasi proyek.
Atribut pada tenaga kerja
Astek
Dan lain-lain
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari
pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang
hendak dicapai.
Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan
pun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa
aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada
daerah perambuan.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat
dengan warna crossing kuning-biru dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda
spot light atau cat berpendar yang bias terlihat bila kena sorot lampu pada
malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.
Sifat Baja :
Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan dalam
beton;
Mempunyai kekuatan tekan tinggi;
Mempunyai kekuatan tarik tinggi;
Bila suatu balok diatas dua tumpuan (sederhana) dibebani terpusat atau merata,
balok cenderung untuk melentur dengan ke bawah ini menyebabkan puncak
menekan dan bawahnya meregang, oleh karena itu penulangan baja diletakkan
didekat bawah balok atau pelat dua tumpuan untuk mencegah retakan tarik.
(f) Kolom
Kolom yang dibebani dapat melendut ke beberapa arah tergantung dari distribusi
beban dari rangka balok. Penulangan karenanya ditempatkan dekat muka luar dari
semua sisi-sisi.
Penulangan lateral dengan bentuk besi sengkang atau pengikat bentuk bundar
diperlukan dalam kolom untuk :
Memegang tulangan pokok tetap pada posisinya selama pengocoran.
Mencegah keretakkan kesamping dari kolom pada gaya tekan axial yang tinggi.
Penulangan Geser
Tegangan geser ada 2 tipe :
Tegangan geser vertical seperti yang ditunjukkan pada suatu balok didukung
sederhana terjadi di atas tumpuan sebagai hasil dari beban berat yang cenderung
menyebabkan bagian tengah menggelincir tegak lurus ke bawah relative terhadap
sambungan akhir balok.
Tegangan geser horizontal dihasilkan akibat kecenderungan balok yang melendut
karena beban dan pecah menjadi belahan-belahan horizontal.
Pada ujung suatu kombinasi geser vertical dan horizontal menghasilkan tegangan tarik
diagonal yang menyebabkan retak diagonal. Untuk mencegah keretakan diagonal pada
ujung balok atau yang berdekatan dengan salah satu tumpuan, sering diperlukan
pembengkok penulangan tarik atau menggunakan begel.
Kepala SKNVT Proyek fisik dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail
lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksa secara periodic
pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus
diselidiki dan Pelaksana Kegiatan diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, Pelaksana Kegiatan mungkin perlu
merencanakan kembali campuran kepada Kepala SKNVT Proyek Fisik untuk
persetujuan.
Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat ijin
tertulis dari Kepala SKNVT Proyek Fisik.
1. Produksi Beton
Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang
seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk
mencapai hal ini perlu dijamin bahwa :
Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada waktu
hatching. Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam
jumlah yang diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan
bila diperlukan. Perbandingan bahan yang diperlukan dipeluhara dari batch ke batch lain.
Semua bahan dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar. Semua bahan
dicampur dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat
dilapisi dengan pasta semen. Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan
homogen dalam tiap batch dan dari satu batch ke batch lainnya.
(hopper) dan pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat
paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk sehingga
penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam pengaduk.
Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk memastikan
kelancaran serta kebersihannya khususnya harus diperhatikan drum pengaduk.
dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton
tidak boleh di cor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability)
telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan
awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak
bolah ditambahkan pada waktu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif
dan dapat memperlemah beton.
Pemisahan (segregation) adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar).
Untuk mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan :
Menjamin pengadukan dengan benar
Pengangkutan tanpa benturan atau getaran berlebihan
Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan, jangan
memaksanya mengalir kesamping dengan alat penggetar (interval vibrator) yang
berlebihan. Jika beton harus dipindahkan dalam acuan pakailah sekop.
Catatan : Suatu pengecualian adalah beton yang di cor dalam zone angker dari
gelagar pratekan post-tensioned dimana beton mungkin harus di cor bebas dari
penulangan rapat dan di pendah mendatar untuk memungkinkan pengawasan efektif
terhadap pemadatan disekitar angker.
Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 meter atau
lebih.
Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertical.
Menjamin sambungan acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan
adukan.
Masukkan dan mengelurkan penggetar (vibrator) internal secara vertical.
memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan
slump 40-50 mm.
Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim
yang terdiri dari dua orang yang pertama mengndalikan pompa sedangkan yang ke dua
mengerahkan aliran dengan pekerjaan didepan operator penggetar dan finisher beton.
Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan di atas truk dengan
kapasitas pengiriman berkisar antar 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran
pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah untuk
dilepas.
Pengecoran harus di awasi dengan hati-hati menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak
rusak atau perpindahan tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton di cor dalam
acuan vertical untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus dikendalikan dengan
hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak melebihi tngkat dalam desain acuan.
Pemadatan Beton
Maksud pemadatan betona dalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan
maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja
penulangan dan acuan dapat dicapai.
Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan :
Kekuatan Maksimum.
Beton yang padat dan kedap air.
Pembentukan sudut dengan baik.
Penampilan permukaan yang baik.
Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan
Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.
3. Perawatan Beton
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu semen
berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan
tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan
beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang dirawat, dan dalam
lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat menyebabkan berkaratnya penulangan.
Perawatan yang kurang dapat menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak.
Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan
memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik.
Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan
stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E - 44
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam
memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan
cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak
ditentukan.
4. Pengujian Beton
Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara pengujian
AASHTO yang sesuai dengan syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan
beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan
(workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain.
Penelitian visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk
mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera
dilanjutkan dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan jika
dianggap perlu.
Pengujian Slump
Pengujian slump dari beton yang baru dicampur merupakan cara utama untuk meneliti
konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability). Pengujian slump harus dilakukan
pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus
ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan
banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas
100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang dipompa.
Pengujian slump harus dilakukan pada tiap batch beton yang disediakan oleh pengaduk
transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah,
penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump diluar kisaran (range)
yang ditentukan harus ditolak.
Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tulangan beton harus sesuai denga syarat-
syarat teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari
pengaduk atau truck. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter)
pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan
dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut
dengan batch serta truk, dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji itu.
Benda uji harus di usahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh
dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-
hati ke lab. Pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung bawah atau
dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.
Waktu Pengujian
Biasanya diterimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh
karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan pengecoran
lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari setelah
pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin
diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton
mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh bagian
beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan
bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (undersrength). Dalam hal
demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian sebelumnya, kurva
peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai sehingga penilaian
perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.
5. Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode supervise. Juga
diperlukan supervisi yang bermanfaat (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik
untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau tim audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil adalah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah
mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-
kebutuhan di lapangan.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan Pelaksana
Kegiatan mengikuti standard.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung
jawab yaitu : Pelaksana Kegiatan harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan
menurut spesifikasinya, bukannya Supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada
dibawah standar.
B. PROGRAM KERJA
B. Tahapan Kegiatan
Dalam melaksanakan pekerjaan Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai Pulau
Nongsa (Pulau Terluar) -Tahap III di Kota Batam konsultan akan melakukan serangkaian
program kerja yang sebelumnya sudah tersusun dalam metodologi. Ada pun rencana kerja
tersebut adalah :
I TAHAP PRAKONTRUKSI
Berdasarkan kerangka acuan kerja maka personil-personil yang terlibat dalam kegiatan
tersebut di susun strukturnya sehingga jelas tanggungjawab masing-masing tenaga ahlinya.
Adapun struktur organisasi dapat dilihat di bawah ini.
A TENAGA AHLI/PROFESIONAL
B TENAGA PENDUKUNG
Selain tenaga ahli tersebut di atas, Konsultan juga akan mengerahkan tenaga-tenaga
pendukung guna kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan ini.
1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan
pekerjaan seperti yangditentukan.
2. Memahami isi dokumen kontrak dari kontraktor
3. Memahami strategi pelaksanaan kontraktor (berdasarkan hasil PCM)
12. Memberi rekomendasi kepada pihak SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV
menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
sertifikat pembayaran bulanankontraktor.
13. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan pihak SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Sumatera IV pada setiap akan memerintahkan perubahanpekerjaan.
14. Mengawasi dan memeriksa permbuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as built
drawing) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
15. Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa/perihtungan- perhitungan
konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh kontraktorsebelumpelaksanaan.
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi proyek, laporan harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran, gambar-gambar dan lainnya.
17. Menyusun Laporan Bulanan dan Akhir
Inspector
Melakukan pengawasan di lapangan dan memastikan seluruh pekerjaan di lapangan
terlaksana sesuai mutudankuantitas yang dipersyaratkan.