Anda di halaman 1dari 16

DESKRIPSI RESERVOIR

Lapangan ini terletak di offshore Selat Madura, lapangan ini memiliki 2 reservoir yang
memiliki kondisi reservoir yang tidak jauh berbeda.

Reservoir yang akan di bahas lebih mendetail dalam progress Plan Of Development (
POD ) kali ini adalah reservoir zona TMA dan TMB. Karakteristik reservoir yang akan dicari
untuk pengembangan lapangan selanjutnya antara lain adalah karakteristik fluida reservoir,
tenaga dorong reservoir ( drive mechanisme ), jumlah cadangan minyak dan lain-lain. Studi
mengenai deskripsi reservoir ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi hidrokarbon pada
zona TMA dan TMB sehingga didapatkan hasil optimal dalam rencana pengembangan
lapang.

3.1 Klasifikasi Reservoir

3.1.1 Klasifikasi Reservoir Berdasarkan Fluida


Fluida reservoir mempunyai komposisi dan sifat yang berbeda tergantung dari
lingkungan asal pembentukannya, sehingga akan mempunyai sifat yang berbeda dari
reservoir satu dengan reservoir yang lain. Fluida reservoir di dalam batuan formasi meliputi
minyak, gas, dan air. Sehingga suatu reservoir dapat hanya mengandung gas dan air saja atau
ketiga macam fluida tersebut berada dalam suatu reservoir.
Reservoir pada lapangan ini merupakan reservoir gas karena memiliki satu fluida saja
yaitu gas dan ditandai dengan komposisi gas yang cukup tinggi yaitu kandungan gas metana
sekitar 98% - 99% ( dry gas ).

3.1.2 Klasifikasi Reservoir Berdasarkan Temperatur


Suatu reservoir gas kering akan mengandung fraksi ringan seperti metana dan ethana
dalam jumlah banyak serta sedikit fraksi yang lebih berat. Jenis diagram fasa dari reservoir
gas kering ( dry gas ) serta kondisi operasinya ditunjukkan oleh diagram dibawah ini.
Gambar 3.1
Diagram Fasa Untuk Dry Gas
Pada gambar 3.1, ditunjukkan bahwa baik kondisi separator maupun kondisi reservoir
akan tetap berada pada daerah fasa tunggal. Untuk reservoir gas kering ini tidak akan
dijumpai adanya hidrokarbon cair akibat adanya proses penurunan tekanan dan temperatur,
baik pada kondisi di permukaan maupun reservoir.
Berdasarkan temperaturnya, reservoir ini dapat didefinisikan sebagai reservoir gas
kering ( dry gas ) karena mengandung fraksi ringan seperti gas metana dalam jumlah banyak
( 98% - 99 % ), kondisi separator dan kondisi reservoir berada pada fasa tunggal. Kondisi
tersebut ditunjukkan dengan gambar dibawah ini.
Gambar 3.2
Diagram Fasa untuk TMA dan TMB

3.1.3 Klasifikasi Reservoir Berdasarkan Drive Mechanism


Drive Mechanism merupakan mekanisme alamiah atau daya dorong alamiah yang
dimiliki oleh suatu reservoir untuk menggerakan minyak dan atau gas bumi yang
dikandungnya sehingga mampu mengalir sendiri melalui pori - pori batuan ke sumur - sumur
penghasilnya dan selanjutnya diproduksikan ke permukaan bumi. Drive mechanism
merupakan salah satu karakteristik reservoir. Setiap reservoir mempunyai jenis dan tingkat
kekuatan drive mechanism yang berbeda beda.
Lapangan TMA dan TMB sendiri memiliki tenaga dorong depletion drive.
Depletion Drive :
Sering pula disebut solution gas drive reservoir atau internal gas drive reservoir. Pada
kondisi awal tidak ditunjukkan adanya tudung gas bebas dan tidak ada water drive yang aktif.
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir maka akan terjadi suatu penurunan tekanan
di sekitar lubang bor. Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari
reservoir menuju lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar lubang
bor akan menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut masih
sangat kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas-gas tersebut terperangkap
pada ruang antar butiran reservoirnya, tetapi setelah tekanan reservoir tersebut cukup kecil
dan gas sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak, maka gas tersebut turut serta terproduksi
ke permukaan.

3.2 Sifat Fisik Fluida Reservoir


3.2.1 Analisa PVT
Tujuan dari analisa PVT adalah untuk menganalisa dan meramalkan sifat fisik fluida
reservoir, sekaligus klasifikasi fluida reservoir, dan pada akhirnya adalah sebagai salah satu
data inputan untuk pelaksanaan simulasi reservoir.
Spesific Gravity adalah perbandingan densitas minyak dengan densitas air pada kondisi
standart (14.7 psia, 60 oF). Dibawah in merupakan sg dari masing lapangan yaitu antara lain :
Tabel 3.1
SG Lapangan TM A & TM B
Well DST Formasi Perf. Interval SG Gas
ft-MD
TMA4 DST#1 GL 0.563221
3300-3320
3384-3404

TMB1 DST#1 GL 0.574510448

2296 - 2376

Komposisi migas berbeda dari satu reservoir ke reservoir lainnya. Beberapa contoh
komposisi kimia minyak bumi adalah paraffinic, yang terdiri dari komponen utama, yaitu
campuran senyawa kimia antara unsur karbon (C) dan hidrogen (H), dengan rumus umum : ,
yaitu methan, ethan, propan, butan, pentan, hexan, heptan dan komponen yang lebih berat. Di
samping itu terdapat juga komposisi minyak bumi berupa napthene. Napthena mempunyai
rumus umum CnH2n dengan ikatan rantai antara C dan H tertutup,sehingga mempunyai sifat
yang lebih stabil.
Selain itu terdapat komponen ikutan yang biasanya terdiri dari karbon dioksida (CO2),
nitrogen (N2), hidrogen sulfida (H2S). Komponen-komponen dengan ikatan kimia sederhana
(C1 s/d C4), biasanya berbentuk gas (gas bumi), misal LNG, LPG, kondensat, sedangkan
ikatan yang lebih komplek (C5 dst.), berbentuk cair (minyak bumi), oil, crude oil. Komposisi
akan menentukan specific gravity (SG) dari minyak dan gas bumi. Tabel di bawah
menunjukkan data-data komposisi yang terdapat di lapangan offshore asia blok xaxd dan xb
yaitu:
Tabel 3.2
Komposisi Hidrokarbon Lapangan TMA4
TM A-4
Gas DST#1
Mol Percent Molecular Weight
H2S 0 34.08
CO2 0.44 44.01
N2 0.56 28.01
C1 98.67 16.04
C2 0.16 30.07
C3 0.07 44.1
i-C4 0.04 58.12
n-C4 0.02 58.12
i-C5 0.02 72.15
n-C5 0.01 72.15
C6 0.01 86.18
C7+ 0.01 121.24
Tabel 3.3
Komposisi Hidrokarbon Lapangan TMB
TM B-1
DST#1
Gas
Mol Molecular
Percent Weight
H2S 0 34.08
CO2 1.19 44.01
N2 0.39 28.01
C1 97.83 16.04
C2 0.16 30.07
C3 0.13 44.1
i-C4 0.09 58.12
n-C4 0.05 58.12
i-C5 0.05 72.15
n-C5 0.02 72.15
C6 0.03 86.18
C7+ 0.06 121.24
Berdasarkan tipe campuran komposisi hidrokarbon pada tabel-tabel diatas, maka jenis
reservoir pada masing-masing lapangan yaitu antara lain:
Tabel 3.4
Jenis Reservoir Lapangan TMA & TMB
Lapangan Jenis Reservoir

TMA Dry Gas

TMB Dry Gas

Berdasarkan table diatas maka jenis reservoir pada semua lapangan merupakan jenis
reservoir dry gas, reservoir yang terdiri dari variasi rantai hidrokarbon yang menunjukkan
bahwa campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di reservoir dan kondisi separator
permukaan yang normal berada di luar lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak terbentuk cairan
di permukaan.
Analisa PVT yang dilakukan dari data sampling lapangan TMA dan TMB menunjukan
bahwa :
Tabel 3.5
Analisa Data PVT Lapangan TMA dan TMB
Field TM A TM B

Reservoir Formation "GL" "GL"

Initial Pressure, (Pi) 1529 psi 1214 psi

Initial Temperature, (Ti) 137 F 133 F

Avg. Porosity, (Por) 26 - 48 % 26 - 48 %

Avg. Water Saturation, (Sw) 16 - 25 % 22 %

Initial Gas FVF, (Bgi) 102.84 scf/rcf 80.38 scf/rcf

Gas Viscosity, (g) 0.01443 cp 0.01374 cp

Absolute Open Flow, (AOF) 150 MMSCFD 97 MMSCFD

Avg. Permeability, (k) 456 md 389 md

Lowest Known Gas, (LKG) 3344 ft SSTVD 2515 ft SSTVD

Drive Mechanism Depletion Drive Depletion Drive


3.2.2 Faktor Volume Formasi
Bg yaitu Gas Formation Volume Factor atau faktor volume formasi untuk gas adalah
ukuran yang menyatakan berapa besar volume gas di reservoir (misal dalam cuft) untuk
menghasilkan 1 SCF gas pada kondisi stock tank (tekanan 14.7 psia , temperatur 60 oF).
Berikut ini merupakan hasil bg pada masing masing lapangan ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Bg pada Lapangan TMA

TMA
P, psi Bg, cuft/scf Bg, scf/rcf
1 14.86769 0.06726
70 0.212396 4.708197
100 0.148677 6.725995
200 0.074338 13.45199
300 0.049559 20.17799
400 0.037169 26.90398
500 0.029735 33.62998
600 0.024779 40.35597
700 0.02124 47.08197
800 0.018585 53.80796
900 0.01652 60.53396
1000 0.014868 67.25995
1100 0.013516 73.98595
1200 0.01239 80.71194
1300 0.011437 87.43794
1350 0.011013 90.80094
1400 0.01062 94.16393
1450 0.010254 97.52693
1500 0.009912 100.8899
1529 0.009724 102.8405
1570 0.00947 105.5981
1600 0.009292 107.6159
1650 0.009011 110.9789
1700 0.008746 114.3419
1750 0.008496 117.7049
1800 0.00826 121.0679
Tabel 3.7
Bg pada Lapangan TMB

TMB

P, psi Bg, cuft/scf Bg, scf/rcf

1 15.10371 0.066209

70 0.215767 4.634623

100 0.151037 6.62089

200 0.075519 13.24178

300 0.050346 19.86267

400 0.037759 26.48356

500 0.030207 33.10445

600 0.025173 39.72534

700 0.021577 46.34623

800 0.01888 52.96712

900 0.016782 59.58801

1000 0.015104 66.2089

1100 0.013731 72.82979

1214 0.012441 80.3776

1300 0.011618 86.07157

1350 0.011188 89.38201

1400 0.010788 92.69246

1450 0.010416 96.0029

1500 0.010069 99.31335

1529 0.009878 101.2334

1570 0.00962 103.948

1600 0.00944 105.9342

1650 0.009154 109.2447


1700 0.008885 112.5551

1750 0.008631 115.8656

1800 0.008391 119.176

Dibawah ini merupakan gambar grafik bg vs pressure lapangan TMA adalah:

TMA P vs Bg
140 Pi 1529
Bg 102.84
120

100

80

60 TMA P vs Bg

40

20

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Gambar 3.3
Grafik Bg Lapangan TMA
Dibawah ini merupakan gambar grafik bg vs pressure lapangan TMA adalah:

TMB P vs Bg
140

120 Pi 1214
Bg 80.37
100

80

60 TMB P vs Bg

40

20

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Gambar 3.4
Grafik Bg Lapangan TMB
3.2.3 Viscositas Fluida
Viscositas merupakan salah satu sifat dari karakteristik fluida reservoir, dibawah ini
merupakan viscositas gas pada lapangan ini yaitu:
Tabel 3.8
Hasil Viskositas Lapangan TMA

P, psi , cp

100 0.012

668.7 0.0126

1200 0.01392

1529 0.0144

1700 0.01464

Tabel 3.9
Hasil Viskositas Lapangan TMB

P, psi , cp

100 0.0119

671 0.012614

1200 0.013626

1214 0.013685

1700 0.014518

Dibawah ini merupakan gambar grafik Viskositas vs pressure lapangan TMA adalah:
TMA P vs
0.016

0.015

0.014

0.013
TMA P vs
0.012

0.011

0.01
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

Gambar 3.5
Grafik Viskositas Lapangan TMA

Dibawah ini merupakan gambar grafik Viskositas vs pressure lapangan TMA adalah:

TMB P vs
0.016

0.015

0.014

0.013
TMB P vs
0.012

0.011

0.01
0 500 1000 1500 2000

Gambar 3.6
Grafik Viskositas Lapangan TMB

3.3 Sifat Fisik Batuan Reservoir


3.3.1 Porositas
Porositas merupakan suatu ukuran untuk menyatakan seberapa besar perbandingan
volume ruang pori ( pore volume ) terhadap volume total batuan (bulk volume). Satuan
porositas adalah fraksi (fraction) atau persen (%). Di dalam batuan berpori, biasanya terdapat
pori - pori yang terisolir (isolated) dan pori - pori yang saling berhubungan (interconnected).
Porositas absolut mencakup seluruh pori, baik pori yang terisolir maupun yang saling
berhubungan. Porositas efektif, hanya memperhitungkan pori - pori yang saling berhubungan
saja. Di dalam kaitan dengan masalah cadangan dan produksi migas, porositas efektif inilah
yang diperhitungkan. Karena itu untuk selanjutnya dalam pembahasan di buku ini apabila
disebut porositas, dengan simbol , maka yang dimaksud adalah porositas efektif.
Porositas suatu batuan reservoir dapat diketahui dengan melaksanakan pengukuran di
laboratorium atas contoh batuannya (core). Porositas dapat juga ditentukan dengan
interpretasi atas hasil rekaman log sumur - sumur yang menembus reservoir tersebut.
Porositas berpengaruh terhadap kompresibilitas batuan . Hubungan tersebut dapat
dilihat pada kurva Hall yang sangat terkenal itu. Porositas biasanya dianggap konstan selama
berlangsungnya produksi. Namun sebenarnya porositas berkurang dengan semakin lamanya
suatu reservoir berproduksi, yaitu sejalan dengan menurunnya tekanan reservoir.
3.3.2 Permeabilitas
Permeabilitas merupakan ukuran kemampuan suatu batuan berpori (reservoir) untuk
mengalirkan fluida. Apabila porositas berpengaruh terhadap besarnya jumlah akumulasi
migas pada suatu reservoir, maka permeabilitas berpengaruh terhadap besarnya kemampuan
produksi (laju alir) pada sumursumur penghasilnya. Hubungan permeabilitas dengan laju alir
di suatu sistim media berpori, pertama kali dikemukakan oleh Darcy .
Permeabilitas ini terbagi menjadi tiga macam yaitu :
Permeabilitas Absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas batuan apabila fluida yang mengalir dalam
batuan tersebut hanya satu macam saja.
Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas batuan apabila fluida yang mengalir dalam
batuan tersebut dua atau tiga macam fluida 34
Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif terhadap
permeabilitas absolutnya
3.3.3 Saturasi
Saturasi fluida adalah suatu ukuran yang menyatakan berapa besar volume ruang pori
(dalam fraksi atau %), yang terisi oleh fluida tersebut. Ruang pori adalah tempat fluida
reservoir terakumulasi. Fluida reservoir terdiri dari minyak, air dan gas. Dari sejarah
terbentuknya batuan reservoir, dapatlah dimengerti bahwa pada mula-nya pori batuan
reservoir terisi seluruhnya oleh air (air konat = connate water), yaitu karena batuan reservoir
terbentuk dilaut (marine origin). Kemudian pada waktu terjadi migrasi, migas mendesak
masuk ke dalam batuan reservoir, mendesak air yang semula ada di sana. Sehingga ruang pori
batuan seluruhnya akan terisi migas, kecuali masih ada sebagian kecil yang masih terisi
oleh air konat atau irreducible water yang terperangkap di dalam poripori akibat tenaga
kapiler (capillary force). Saturasi air ini biasa ditulis dengan simbol Swc atau Swirr atau Swi.
Pada waktu suatu reservoir migas ditemukan, keadaan di reservoir dalam keadaan
setimbang, yaitu air, minyak dan gas bebas, terpisah dan terakumulasi sesuai dengan
densitinya. Air yang relatif paling berat akan menempati reservoir bagian bawah, yaitu di
daerah akuifer, gas bebas yang relatip paling ringan menempati reservoir bagian atas, yaitu di
daerah tudung gas (gas cap), sedangkan minyak di reservoir bagian tengah.
Meskipun demikian di dalam reservoir di daerah minyak (kolom minyak), pori batuan
tidak seluruhnya terisi minyak (So 100 %) dan di daerah gas (kolom gas), pori batuan juga
tidak seluruhnya terisi gas (Sg 100 %), yaitu karena adanya Swc atau Swirr atau Swi, seperti
yang telah dijelaskan tersebut diatas. Penentuan besarnya Swc dapat dilakukan di lab. atau
dari hasil interpretasi logging. So dapat ditentukan dengan pemeriksaan di Lab, atau dengan
menggunakan data produksi (Rumus Tarner).
Saturasi dibagi menjadi tiga berdasarkan fluida yang mengisi batuan tersebut:
Saturasi Minyak (So)
Saturasi minyak adalah perbandingan antara volume pori yang terisi oleh minyak
dibandingkan dengan volume total pori.
Saturasi Gas (Sg)
Saturasi gas adalah perbandingan antara volume pori yang terisi oleh gas
dibandingkan dengan volume total pori.
Saturasi Air (Sw)
Saturasi air adalah perbandingan antara volume pori yang terisi oleh air dibandingkan
dengan volume total pori.

3.4 Recovery Factor

Recovery Factor adalah perbandingan ultimate recovery dengan GIIP. Berikut ini
adalah hasil Pressure vs recovery factor pada lapangan TMA dan TMB:
Tabel 3.10
Hasil RF pada Pressure Terterntu TMA
P, psi Bg RF RF, %
100 0.148677 0.934598 93.45978
200 0.074338 0.869196 86.91956
300 0.049559 0.803793 80.37933
400 0.037169 0.738391 73.83911
500 0.029735 0.672989 67.29889
600 0.024779 0.607587 60.75867
700 0.02124 0.542184 54.21844
800 0.018585 0.476782 47.67822
900 0.01652 0.41138 41.138
1000 0.014868 0.345978 34.59778
1100 0.013516 0.280576 28.05755
1200 0.01239 0.215173 21.51733
1300 0.011437 0.149771 14.97711
1400 0.01062 0.084369 8.436887
1500 0.009912 0.018967 1.896664
1529 0.009724 0 0

Tabel 3.11
Hasil RF pada Pressure tertentu TMB

P,psi Bg RF RF, %
100 0.151037 0.917628 91.76277
200 0.075519 0.835255 83.52554
300 0.050346 0.752883 75.2883
400 0.037759 0.670511 67.05107
500 0.030207 0.588138 58.81384
600 0.025173 0.505766 50.57661
700 0.021577 0.423394 42.33937
800 0.01888 0.341021 34.10214
900 0.016782 0.258649 25.86491
1000 0.015104 0.176277 17.62768
1100 0.013731 0.093904 9.390445
1214 0.012441 0 0

Dibawah ini merupakan gambar grafik RF vs pressure lapangan TMA dan TMB
adalah:
1600

1400

1200

1000

800 TMA P vs RF
TMB P vs RF
600

400

200

0
0 20 40 60 80 100

Gambar 3.5
RF vs P TMA dan TMB
3.5 Hydrocarbon In Place
GIIP diperoleh dari tabel di bawah dengan nilai yang di pakai adalah 2P. Dengan
demikian untuk field TM A didapat sebesar 505 BSCF sedangkan untuk field TM B didapat
sebesar 172 BSCF.
TMA (bcf) TMB (bcf)

P1 483 103

P2 505 172

P3 583 186

Anda mungkin juga menyukai