library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAMPIRAN D
PERANCANGAN REAKTOR

• Kode alat : R-101

• Fungsi : Mereaksikan propilen dengan gas sintesa (karbon
monoksida dan hidrogen) dengan menggunakan katalis
Rh(TPPTS)
• Tujuan Perancangan:
1. Menentukan jenis reaktor
2. Menentukan bahan konstruksi reaktor
3. Menentukan dimensi reaktor
4. Menentukan dimensi perforated plate
5. Menentukan dimensi koil reaktor
6. Menentukan dimensi isolator reaktor
7. Menentukan pipa inlet dan outlet reaktor
• Jenis : Reaktor Gelembung
• Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C
• Alasan pemilihan jenis reaktor:
1. Fase reaktan gas-gas dengan katalis liquid sehingga baik digunakan
reaktor jenis gelembung.
2. Memperluas kontak antara reaktan dan katalis.
• Alasan pemilihan bahan reaktor:
1. Lebih kuat dan tahan korosi dibanding material lain
2. Tahan terhadap suhu tinggi
3. Mudah di fabrikasi
(Timmerhause, 2003)
• Konversi reaksi : 99%
• Waktu tinggal : 27,98 menit (0,47 jam)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Reaksi yang terjadi :

Reaksi utama

Reaksi samping

Untuk menentukan persamaan-persamaan yang digunakan dalam

menghitung ukuran reaktor , harus diketahui faktor yang paling berpengaruh dalam
proses. Faktor tersebut adalah:
1. Reaksi kimia
2. Perpindahan transfer massa gas ke cairan
Oleh karena itu, perlu ditentukan terlebih dahulu faktor yang paling berpengaruh.

I. KECEPATAN REAKSI
Kondisi umpan masuk reaktor:
Cair (Arus 6) Gas (Arus 4)
Komponen
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
H2 0,00 0,00 81,68 164,18
CO 0,00 0,00 81,68 2.287,95
Ar 0,00 0,00 0,004 0,16
CH4 0,00 0,00 2,91 46,69
C3H6 0,00 0,00 81,68 3.437,23
C3H8 0,00 0,00 0,31 13,80
i-C4H8O 14,30 1.031,17 0,00 0,00
n-C4H8O 17,45 1.258,03 0,00 0,00
H2O 1.145,11 20.623,37 0,00 0,00
Rh(TPPTS) 0,0002 0,34 0,00 0,00
TPP 0,00004 0,01 0,00 0,00
Total 1.176,86 22.912,92 248,28 5.950,02
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Persamaan kecepatan reaksi:

−𝐸𝑎1 𝑎1
𝑟𝑛−𝐵𝐴 = 𝑘1 . 𝑒𝑥𝑝 ( ) . 𝑝𝐶3𝐻6 . 𝑝𝐶𝑂 . 𝑝𝐻2
𝑅.𝑇
−𝐸𝑎2 𝑎2
𝑟𝑖−𝐵𝐴 = 𝑘2 . 𝑒𝑥𝑝 ( ) . 𝑝𝐶3𝐻6 . 𝑝𝐶𝑂 . 𝑝𝐻2
𝑅.𝑇

Dengan:
k1 = 3.441 kmol/(kPa2,407.m3cat.jam)
k2 = 207,8 kmol/(kPa2,407.m3cat.jam)
Ea1 = 65.260,9 m3.kPa/kmol
Ea2 = 70.519,7 m3.kPa/kmol
a1 = 0,407
a2 = 0,898
(Tuta & Bozga, 2012)

II. TRANSFER MASSA

1. Data untuk cairan
Komposisi cairan masuk reaktor:
T = 373,15 K
P = 14 atm

komponen kg/jam wi kmol/jam xi BM (kg/kmol)

i-C4H8O 1.031,17 0,05 14,30 0,012 0,88
n-C4H8O 1.258,03 0,05 17,45 0,015 1,07
H2O 20.623,37 0,90 1.145,11 0,973 17,52
Rh(TPPTS) 0,34 0,00 0,00 0,000 0,00
Total 22.912,91 1,00 1.176,86 1,0000 19,47

Densitas cairan:
T n
-(1- )
ρ = A.B Tc

ρ = Densitas cairan (gr/ml)

T = Temperatur (K)
Tc = Temperatur Kritis (K)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ρi ρ = ρi.wi
Komponen A B Tc(K) n wi
(gr/mL) (gr/mL)
i-C4H8O 0,27294 0,25695 507,00 0,28571 0,05 0,691 0,03
n-C4H8O 0,26623 0,2482 525,00 0,28570 0,05 0,708 0,04
H2O 0,34710 0,27400 647,33 0,28571 0,90 0,956 0,86
Rh(TPPTS) 0,47330 0,35320 1.008,00 0,55468 0,00 1,059 0,00
Total 1,00 0,93

Densitas campuran cairan adalah:

ρ = 0,93 gr/ml
ρ = 930 kg/m3
Viskositas cairan:
B
Log µ =A+ + CT + DT2
T

µ = Viskositas cairan (cP)

T = Temperatur (K)
µi µ=µi.wi
Komponen A B C D wi
(cP) (cP)
i-C4H8O -4,9534 7,12E+02 1,14E-02 -1,38E-05 0,05 0,189 0,01
n-C4H8O -4,6882 6,82E+02 1,06E-02 -1,29E-05 0,05 0,209 0,01
H2O -10,2158 1,80E+03 1,77E-02 -1,26E-05 0,90 0,279 0,25
Rh(TPPTS) 0 0 0 0 0,00 1,000 0,00
Total 1,00 0,27

Viskositas campuran cairan adalah:

µ = 0,27 cP
µ = 0,00027 kg/m.s
Kecepatan volumetrik cairan:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛
QL = 𝜌
22.912,91 kg/jam
QL = 930 kg/m3

QL = 24,64 m3/jam
2. Data untuk gas
T = 373,15 K
P = 14 atm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

komponen kg/jam wi kmol/jam yi BM (kg/kmol)

H2 164,18 0,028 81,68 0,329 0,66
CO 2.287,95 0,385 81,68 0,329 9,22
Ar 0,16 0,000 0,00 0,000 0,00
CH4 46,69 0,008 2,91 0,012 0,19
C3H6 3.437,23 0,578 81,68 0,329 13,84
C3H8 13,80 0,002 0,31 0,001 0,06
Total 5.950,02 1,000 248,28 1,000 23,97

Densitas campuran gas:

𝑚𝑔 𝑃 𝐵𝑀𝑔 .𝑃
𝜌𝑔𝑎𝑠 = = 𝑚𝑔 . 𝑛 =
𝑉𝑔 𝑔 .𝑅.𝑇 𝑅.𝑇
𝑘𝑔
23,97
𝑘𝑚𝑜𝑙
×1.418,55 𝑘𝑃𝑎
𝜌𝑔𝑎𝑠 = 𝑚3 .𝑘𝑃𝑎
8,314
𝑘𝑚𝑜𝑙.𝐾
×373,15 𝐾

ρgas = 10,96 kg/m3

Molal gas campuran:
𝐵𝑀𝑔
Vm = 𝜌𝑔

23,97 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙
Vm = 10,96 𝑘𝑔/𝑚3

Vm = 2,19 m3/kmol
3. Diffusivitas gas ke cairan
1,173×10−13 (∅𝑀)0,5 𝑇
𝐷𝐿 = 0,6
𝜇𝑉𝑚

(Coulson, 2005)
Dimana,
DL = difusivitas cairan, m2/s
Φ = association factor untuk pelarut
= 2,26 untuk air
= 1,9 untuk metanol
= 1,5 untuk etanol
= 1,0 untuk unassociated solvent
M = berat molekul solvent, kg/kmol
µ = viskositas solvent, kg/m.s
T = temperatur, K
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Vm = molar volume terlarut, m3/kmol

𝑘𝑔 0,5
(1,173×10−13 )(2,26×19,47 ) 373,15 𝐾
𝑘𝑚𝑜𝑙
𝐷𝐿 = 0,6
𝑘𝑔 𝑚3
0,00028 ×(2,19 )
𝑚.𝑠 𝑘𝑚𝑜𝑙

DL = 6,70 × 10-7 m2/s

DL = 2,41 × 10-3 m2/jam
4. Koefisien transfer massa
𝐾𝐿 .𝐷𝑏 𝜇𝐿 0,5 𝐷 2 .𝜌 .∆𝜌.𝑔 1/3
𝑏 𝐿
= 0,42 [𝜌 ] [ ]
𝐷𝐿 𝐿 .𝐷𝐿 𝜇𝐿 2

Dimana,
KL = koefisien transfer massa, m/s
Db = diameter gelembung, m
DL = difusifitas gas melalui cairan, m2/s
ρL = densitas cairan, kg/m3
ρg = densitas gas, kg/m3
Δρ = selisih densitas, kg/m.s
µL = viskositas solvent, m/s2
g = gravitasi bumi, m/s2
1
𝑘𝑔 0,5 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑚 3
𝐾𝐿 ×0,006𝑚 0,00028 (0,006𝑚)2 ×930 3 ×(930 3 −10,96 3 )×9,8 2
𝑚.𝑠 𝑚 𝑚 𝑚 𝑠
𝑚2
= 0,42 [ 𝑘𝑔 𝑚2
] [ 𝑘𝑔 2
]
6,70×10−7 930 ×6,70×10−7 (0,00028 )
𝑠 𝑚3 𝑠 𝑚.𝑠

KL = 0,05 m/s
KL = 178,43 m/jam
5. Bilangan Hatta
Bilangan Hatta digunakan untuk memperkirakan faktor yang paling
berpengaruh dalam berjalannya proses reaksi.
𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑚
𝑀2 𝐻 = 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑚

𝑟 .𝛿𝐿
𝑀2 𝐻 = 𝐷𝐿𝑖
.𝐶𝑖
𝛿𝐿

Dimana,
MH = Bilangan Hatta
ri = kecepatan reaksi suatu senyawa, kmol/m3.jam1
δL = panjang film (m)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DL = difusifitas gas melalui cairan, m2/s

Ci = konsentrasi suatu senyawa, kmol/m3
Sehingga diperoleh Bilangan Hatta untuk reaksi pembentukan n-butiraldehid
adalah:
𝑟 .𝛿𝐿
𝑀2 𝐻,𝑛−𝐵𝐴 = 𝐷𝑛−𝐵𝐴
𝐿 .𝐶𝐶3𝐻6
𝛿𝐿

−𝐸𝑎1 𝑎1
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶3𝐻6 .𝑝𝐶𝑂 .𝑝𝐻2 ).𝛿𝐿
2 𝑅.𝑇
𝑀 𝐻,𝑛−𝐵𝐴 = 𝐷𝐿 𝑝𝐶3𝐻6
𝛿𝐿 𝑅.𝑇

−𝐸𝑎1 𝑎1
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶𝑂 .𝑝𝐻2 ).𝐷𝐿
𝑀2 𝐻,𝑛−𝐵𝐴 = 𝑅.𝑇
𝐷
2
1
( 𝐿)
𝛿𝐿 𝑅.𝑇

𝐷𝐿
= 𝑘𝐿
𝛿𝐿
−𝐸𝑎1 𝑎1
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶𝑂 .𝑝𝐻2 ).𝐷𝐿
2 𝑅.𝑇
𝑀 𝐻,𝑛−𝐵𝐴 = 1
(𝑘𝐿 )2
𝑅.𝑇

𝑚3𝑘𝑃𝑎
𝑘𝑚𝑜𝑙 −65.260,9
𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑚2
(3.443,1 ×𝑒𝑥𝑝( 3 )×204,05𝑘𝑃𝑎0,407 ×204,05𝑘𝑃𝑎 )×0,0024
𝑘𝑃𝑎2,407 𝑚3.𝑗𝑎𝑚 𝑚 𝑘𝑃𝑎 𝑗𝑎𝑚
8,314 ×373,15 𝐾
𝑘𝑚𝑜𝑙.𝐾
𝑀2 𝐻,𝑛−𝐵𝐴 = 𝑚 2
(178,43 )
𝑗𝑎𝑚
𝑚3𝑘𝑃𝑎
8,314 ×373,15 𝐾
𝑘𝑚𝑜𝑙.𝐾

M2H,n-BA = 1,09 × 10-13

MH, n-BA = 3,31 × 10-7
Sedangkan nilai Bilangan Hatta untuk reaksi pementukan i-butiraldehid
adalah:
𝑟 .𝛿𝐿
𝑀2 𝐻,𝑖−𝐵𝐴 = 𝐷𝐿𝑖−𝐵𝐴
.𝐶𝐶3𝐻6
𝛿𝐿

−𝐸𝑎2 𝑎2
(𝑘2 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶3𝐻6 .𝑝𝐶𝑂 .𝑝𝐻2 ).𝛿𝐿
𝑀2 𝐻,𝑖−𝐵𝐴 = 𝑅.𝑇
𝐷𝐿
.𝑝 .𝑅.𝑇
𝛿𝐿 𝐶3𝐻6

−𝐸𝑎2 𝑎2
(𝑘2 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶𝑂 .𝑝𝐻2 ).𝐷𝐿
2 𝑅.𝑇
𝑀 𝐻,𝑖−𝐵𝐴 = 𝐷
2
( 𝐿 ) .𝑅.𝑇
𝛿𝐿

−𝐸𝑎2 𝑎2
(𝑘2 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶𝑂 .𝑝𝐻2 ).𝐷𝐿
2 𝑅.𝑇
𝑀 𝐻,𝑖−𝐵𝐴 = (𝑘𝐿 )2 .𝑅.𝑇
𝑚3𝑘𝑃𝑎
𝑘𝑚𝑜𝑙 −70.519,7
𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑚2
(207,8 ×𝑒𝑥𝑝( )×204,05 𝑘𝑃𝑎0,407 ×204,05𝑘𝑃𝑎 )×0,0024
𝑘𝑃𝑎2,898𝑚3 .𝑗𝑎𝑚 𝑚3 𝑘𝑃𝑎 𝑗𝑎𝑚
8,314𝑘𝑚𝑜𝑙.𝐾×373,15 𝐾
𝑀2 𝐻,𝑖−𝐵𝐴 = 𝑚 2
(178,43 )
𝑗𝑎𝑚
3
𝑚 𝑘𝑃𝑎
8,314𝑘𝑚𝑜𝑙.𝐾×373,15 𝐾

M2H,i-BA = 1,65 × 10-14

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MH, n-BA = 1,28 × 10-7

Bila,
MH > 2 difusi merupakan faktor yang paling berpengaruh
0,02 > MH > 2 difusi dan reaksi kimia sama-sama berpengaruh
MH < 0,02 reaksi kimia merupakan faktor yang paling berpengaruh
Karena dari perhitungan di atas diperoleh bilangan hatta sebesar 3,31×10-7
untuk reaksi utama dan 1,28 × 10-7 untuk reaksi samping. maka faktor yang
paling berpengaruh pada berjalannya proses adalah reaksi kimia.

III. KINETIKA REAKSI

1. Skema Reaktor Gelembung
Digunakan pendekatan reaktor alir tangki berpengaduk (RATB)

- Asumsi
Kecepatan reaksi yang digunakan adalah kecepatan reaksi pembentukan n-
butiraldehid (n-BA), karena selektivitasnya yang jauh lebih besar
dibandingkan i-butiraldehid (i-BA), yaitu 16:1 (mol).
- Data kinetika
−𝐸𝑎1 𝑎1
𝑟𝑛−𝐵𝐴 = 𝑘1 . 𝑒𝑥𝑝 ( ) . 𝑝𝐶3𝐻6 . 𝑝𝐶𝑂 . 𝑝𝐻2
𝑅.𝑇
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

−𝐸𝑎2 𝑎2
𝑟𝑖−𝐵𝐴 = 𝑘2 . 𝑒𝑥𝑝 ( ) . 𝑝𝐶3𝐻6 . 𝑝𝐶𝑂 . 𝑝𝐻2
𝑅.𝑇

𝑟𝐶3𝐻6 = −𝑟𝑛−𝐵𝐴 −𝑟𝑖−𝐵𝐴

1
𝑟𝐶3𝐻6 = −𝑟𝑛−𝐵𝐴 − 𝑟
16 𝑛−𝐵𝐴
- Neraca massa C3H6 di sekitar reaktor m
= 0 (steady state)
Ainput – Aoutput – Abereaksi = Aterakumulasi
Fv0.CC3H6,0 – Fv.C C3H6 – r C3H6.V =0
Fv0 dan Fv adalah laju alir katalis, dan diasumsikan bahwa laju alir katalis
konstan.
17
Fv.C C3H6,0 – Fv.C C3H6 – (16rn-BA).V =0
17
Fv.C C3H60 – (16rn-BA).V = Fv.C C3H6
17 FV
rn-BA = (CC3H6,0 -CC3H6 )
16 V

- Konversi di reaktor
CC3H6,0 – CC3H6
XC3H6 = CC3H6,0

C C3H6 = (1 – XC3H6) C C3H6,0

17
FV 𝑟
16 𝑛−𝐵𝐴
= (C
V C3H6,0 – CC3H6 )

V (CA0 – CA )
= 17
FV 𝑟
16 𝑛−𝐵𝐴

(CC3H6,0 𝑋𝐶3𝐻6 )
= 17 −𝐸𝑎1 𝑎1 .𝑝 )
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( ).𝑝𝐶3𝐻6 .𝑝𝐶𝑂 𝐻2
16 𝑅.𝑇

(CC3H6,0 𝑋𝐶3𝐻6 )
= 𝑎1
𝐶 𝐶 𝐶
17 −𝐸 𝐶3𝐻6,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6) 𝐶𝑂,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 ) 𝐻2,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6)
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( 𝑎1 ).( )𝑃.(( )𝑃) .( )𝑃)
16 𝑅.𝑇 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

V
=t
FV
(CC3H6,0 𝑋𝐶3𝐻6 )
t = 𝑎1
𝐶 𝐶 𝐶
17 −𝐸 𝐶3𝐻6,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 ) 𝐶𝑂,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 ) 𝐻2,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 )
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( 𝑎1 ).( )𝑃.(( )𝑃) .( )𝑃)
16 𝑅.𝑇 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Dimana,
Fv0 = laju alir volumetrik awal, m3/jam
Fv = laju alir volumetrik setelah reaksi, m3/jam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C C3H6,0 = konsentrasi komposisi propilen pada awal reaksi, kmol/m3

C C3H6 = konsentrasi komposisi propilen pada akhir reaksi, kmol/m3
C CO,0 = konsentrasi komposisi karbon monoksida pada awal reaksi,
kmol/m3
C CO = konsentrasi komposisi karbon monoksida pada akhir reaksi,
kmol/m3
C H2,0 = konsentrasi komposisi hidrogen pada awal reaksi, kmol/m3
C H2 = konsentrasi komposisi hidrogen pada akhir reaksi, kmol/m3
P = tekanan, atm
XC3H6 = konversi propilen
V = volume reaktor, m3
t = waktu tinggal, jam
2. Perhitungan Waktu Tinggal dalam Reaktor
(CC3H6,0 𝑋𝐶3𝐻6 )
t= 𝑎1
𝐶 𝐶 𝐶
17 −𝐸 𝐶3𝐻6,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 ) 𝐶𝑂,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 ) 𝐻2,0.(1−𝑋𝐶3𝐻6 )
(𝑘1 .𝑒𝑥𝑝( 𝑎1 ).( )𝑃.(( )𝑃) .( )𝑃)
16 𝑅.𝑇 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

t = 0,47 jam
t = 27,98 menit
3. Perhitungan Volume Reaktor
V
t =F
V

V = t.Fv
V = 0,47 jam × 24,64 m3/jam
V = 11,49 m3

IV. PERANCANGAN REAKTOR

Tujuan : Merancang dimensi reaktor
Algoritma perancangan reaktor:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perhitungan:
1. Data Komponen
Tegangan permukaan cairan:
T n
σ = 𝐴. (1 − Tc) = dyne/cm

T = Temperatur (K)
Tc = Temperatur Kritis (K)
σi σ=σi.wi
Komponen A Tc (K) n wi
(N/m) (N/m)
i-C4H8O 60,401 507,00 1,2288 0,05 11,76 0,53
n-C4H8O 70,330 525,00 1,2710 0,05 14,53 0,80
H2 O 132,674 647,13 0,9550 0,90 58,39 52,55
Rh(TPPTS) 79,380 1.008,00 1,7010 0,00 36,15 0,00
Total 53,88

Kecepatan volumetrik gas:

𝑚𝑔
𝑄𝑔 = 𝜌
𝑔𝑎𝑠

𝑘𝑔
5.950,02
𝑗𝑎𝑚
𝑄𝑔 = 𝑘𝑔
10,96 3
𝑚

Qg = 543,03 m3/jam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Qg = 0,151 m3/s
2. Merancang Sparger
Tipe = perforated plate
Variabel yang diketahui
ρL = densitas cairan = 930 kg/m3
ρg = densitas gas = 10,96 kg/m3
σ = tegangan permukaan cairan = 0,054 N/m
µ = viskositas cairan = 0,00027 kg/m.s
Qg = kecepatan volumetris gas = 543,03 m3/jam
QL = kecepatan volumetris cairan = 24,64 m3/jam
T = temperatur = 373,15 K
P = tekanan = 14 atm
gc = faktor koreksi = 1 kg.m/s2.N
g = keceparan gravitasi = 9,8 m/s2
a. Diameter orifice (do)
Diameter orifice umumnya berukuran 3-12 mm (Treyball, 1984).
Diambil ukuran:
do = 6 mm
= 0,006 m
b. Diameter gelembung (db)
6.𝑑𝑜.𝜎𝐿.𝑔𝑐 1/3
𝑑𝑏 = [ ] (Treyball, 1984)
𝑔.(𝜌𝐿−𝜌𝑔)

𝑁
𝑘𝑔.𝑚 1/3
6×0,006 𝑚×0,054 ×1
𝑁.𝑠2
𝑚
𝑑𝑏 = [ 𝑚 𝑘𝑔 ]
9,8 2 ×(930−10,96) 3
𝑠 𝑚

db = 0,006 m
db = 6 mm
c. Kecepatan terminal gelembung (Vt)
2.𝜎 .𝑔 𝑔.𝑑𝑏
𝑈𝑡 = √ 𝑑 𝐿.𝜌 𝑐 + (Treyball, 1984)
𝑏 𝐿 2

𝑁𝑘𝑔.𝑚 𝑚
2×0,054 ×1 9,8 2 ×0,006 𝑚
𝑚𝑁.𝑠2 𝑠
𝑈𝑡 = √ 𝑘𝑔 +
0,006 𝑚×930 3 2
𝑚
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ut = 1,29 m/s
Ut = 4.652,45 m/jam
d. Laju volumetris tiap orifice (Qgo)
1
𝑄𝑔𝑜 = 4 𝜋. 𝑑𝑏 2 . 𝑈𝑡 (Treyball, 1984)
1 𝑚
𝑄𝑔𝑜 = 4 𝜋 × (0,006 𝑚)2 × 4.652,45 𝑗𝑎𝑚

Qgo = 0,13 m3/jam

Qgo = 3,65×10-5 m3/s
e. Luas setiap orifice (Lo)
1
𝐿𝑜 = 4 𝜋. 𝑑𝑜 2
1
𝐿𝑜 = 4 𝜋. (0,006 m)2

Lo = 2,83.10-5 m2
Lo = 28,27 mm2
f. Jumlah orifice (No)
𝑄𝑔
𝑁𝑜 = 𝑄𝑔𝑜
𝑚3
0,15
𝑗𝑎𝑚
𝑁𝑜 = 𝑚3
3,65×10−5
𝑗𝑎𝑚

No = 4.136,54 buah (dibulatkan)

No = 4.137 buah
g. Jumlah luas orifice (Lto)
Lto = Lo x No
= 2,83.10-5 m2 × 4.137 buah
= 0,117 m2
h. Jarak antara pusat lubang orifice (pitch)
c = k × db
dimana,
c = pitch (m)
k = number of spacing
dengan nilai k > 1, maka diambil harga k = 3
c = 3 × 0,006 m
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c = 0,018 m
menentukan persentase open area (ai) dengan bantuan Fig.8-143 (Ludwig
Vol II, 1997).
𝑑𝑜 0,006 𝑚
= 0,018 𝑚
𝑐

= 0,33
ai = 10 %

(Gambar grafik persentase luas area lubang perforated)

i. Luas perforated plate (Lp)
𝐿𝑡𝑜
Lp = 𝑎𝑖
0,117 𝑚2
Lp = 10%

Lp = 1,17 m2
j. Diameter perforated plate (Dp)
4×𝐿𝑝
Dp =√ 𝜋

4×1,17 𝑚2
Dp =√ 𝜋

DP = 1,22 m
k. Diameter reaktor (DR)
Berdasarkan Fig. 8-146 (Ludwig Vol II,1997), diketahui bahwa jarak
antara perforated plate dan diameter sekitar 2-3 in.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dipilih jarak = 3 in
= 0,0762 m
DR = Dp + (2 × 0,0762 m)
= 1,22 m + (2 × 0,0762 m)
= 1,373 m
3. Menghitung Tinggi Reaktor
DR = 1,373 m
Trial rasio panjang : diameter reaktor
LR0/DR = 7,65
Standar rasio tinggi reaktor dengan diameter reaktor adalah 3 – 10 (Deckwer,
1992)
LR0 = 7,65 × DR
= 7,65 × 1,373 m
= 10,50 m
Asumsi = kecepatan naiknya gelembung dalam reaktor konstan pada
kecepatan terminalnya
a. Waktu tinggal gelembung dalam reaktor (θg)
𝐿𝑅0
θg = 𝑈𝑡
10,50 𝑚
θg = 1,29 𝑚/𝑠

θg = 8,13 detik
b. Volume setiap gelembung (Vgo)
𝑑𝑏 3 𝜋
Vgo = 6
(0,006 𝑚)3 𝜋
= 6

= 1,13.10-7 m3
c. Jumlah gelembung setiap orifice per satuan waktu (Ngo)
𝑄𝑔0
Ngo = 𝑉𝑔0

𝑚3
3,65.10−5
𝑠
= 1,13.10−7 𝑚3

= 323,42 gelembung/orifice.detik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 324 gelembung/orifice.detik
d. Jumlah gelembung total dalam reaktor (Ngt)
Ngt = No × Ngo × θg
= 4.137 orifice × 324 gelembung/orifice.detik × 8,13 detik
= 10.892.865 gelembung
e. Volume gas dalam reaktor
Vgt = Ngt x Vgo
= 10.892.865 gelembung × 1,13.10-7 m3/gelembung
= 1,23 m3
f. Volume cairan dalam reaktor
Volume katalis
𝐹𝐶3𝐻6,0 −𝐹𝐶3𝐻6
Vcat = 𝑟𝑛−𝐵𝐴 +𝑟𝑖−𝐵𝐴
𝐹𝐶3𝐻6,0 .𝑋𝐶3𝐻6
Vcat = 𝑟𝑛−𝐵𝐴 +𝑟𝑖−𝐵𝐴

V cat = 11,49 m3
Volume produk terbentuk
Vproduk = ((Fn-BA–Fn-BA,0) × BMn-BA/ρn-BA )+((Fi-BA–Fi-BA0) × BMi-BA/ρi-BA)×t
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝑚𝑜𝑙 72,1 𝑘𝑚𝑜𝑙 72,1
𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = ((76,11 )× 𝑘𝑔 + (4,76 )× 𝑘𝑔 ) × 0,47 𝑗𝑎𝑚
𝑗𝑎𝑚 0,708 3 𝑗𝑎𝑚 0,691 3
𝑚 𝑚

= 0,24 m3
VL = Vcat + Vproduk
= 11,49 m3 + 0,24 m3
= 11,73 m3
g. Volume reaktor
VR = Vgt + VL
= 1,23 m3 +11,73 m3
= 12,95 m3
Faktor keamanan = 20 %
VR = 15,54 m3
h. Tinggi reaktor
𝐷𝑅 2 𝜋𝐿𝑅
VR = 4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4𝑉𝑅
LR = 𝐷 2
𝑅 𝜋
4×15,54 𝑚
= (1,373 𝑚)2𝜋

= 10,50 m
Cek, LR0 – LR = 0 m
4. Menentukan Tebal Dinding Reaktor
Berdasarkan ASME Sec. VIII (2019), tebal dinding silinder dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
P.R
ts = S . E - 0,6 . P + c

Dengan:
ts = tebal dinding reaktor (in)
P = tekanan operasi (MPa)
R = jari-jari dalam tangki (in)
S = allowable stresses (MPa)
E = joint efficiency
Tekanan desain merupakan jumlah dari tekanan operasi dan tekanan
hidrostatik yang dirancangan berlebih 10% (Sinnot, 2005).
Diketahui:
Poperasi = 14 atm
= 205,74 psi
Dengan over design 10%, maka Poperasi menjadi:
Poperasi over design = 1 atm × (100% + 10%)
= 15,40 atm
= 226,32 psi
Menghitung Phidrostatik dengan data sebagai berikut:
ρ = 930 kg/m3
= 58,06 lbm/ft3
g = 32,174 ft/s2
gc = 32,174 lbm ft/s2 lbf
Data di atas digunakan untuk menghitung Phidrostatik dengan rincian berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g
Phidrostatik = ρ× gc ×H
32,1740 ft/𝑠2
= 58,06 lbm/ft3 × 32,1740 lbm ft/𝑠2 lbf ×34,46 ft

= 2.000,69 lbf/ft2
= 13,89 Psi
Dari data di atas dapat dihitung Ptotal dengan perhitungan sebagai berikut:
Ptotal = Phidrostatik + Poperasi over design
= (13,89 + 226,32) psi
= 240,21 psi
= 16,35 atm
= 1,66 MPa
Dipilih bahan carbon steel SA-283 grade C, maka:
Allowable stress (S) = 379.211.651 Pa
= 379,21 MPa
Corrosion allowance (C) = 0,125 in
Joint efficiency (E) = 0,8
Maka, tebal dinding reaktor (t) dapat dihitung sebagai berikut:
P.R
t = S . E - 0,6 . P + c
27,02
1,66 MPa ×( ) in
2
= (379,21 MPa × 0,8) - 0,6 + 0,125 in
(1,66 MPa)

= 0,7757 in
= 0,0646 ft
= 0,0197 m
Tebal dinding reaktor (ts) di atas distandarkan dengan menggunakan ASME
Sec. VIII (1959), maka didapatkan:
ts = 7/8 in
= 0,0729 ft
= 0,0222 m
Dari data ts tersebut, ODreaktor dapat dihitung sebagai berikut:
ODreaktor = Dt + 2 ts
= 54,05 in +(2 × 7/8) in
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 55,80 in
= 4,65 ft
= 1,42 m
5. Menentukan Tebal Head
Berdasarkan ASME Sec. VIII Div.1 (2019), dalam menghitung tebal head
digunakan rumus sebagai berikut:
PDK
thead = 2. +c
S . E − 0,2 . P

Dengan:
thead = Tebal head (in)
P = tekanan design (MPa)
D = diameter head (in)
C = corrosion allowance (in)
k =1
Dari perhitungan sebelumnya, didapatkan ODreaktor sebagai berikut:
ODreaktor = ODhead
ODhead = 55,80 in
Digunakan ODhead standar, yaitu menjadi:
ODhead = 60 in
= 5 ft
= 1,524 m
Maka terdapat koreksi pada harga Dt dan H yang dihitung sebagai berikut:
Dt = IDshell
= ODhead – 2 ts
= 58,250 in
= 4,85 ft
= 1,48 m
H = 7,65 × IDshell
= 7,65 × 58,250 in
= 445,64 in
= 37,14 ft
= 11,32 m
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Maka, tebal head (thead) dapat dihitung sebagai berikut:

PDK
thead = 2. +c
S . E − 0,2 . P
1,66 MPa × 58,250 in × 1
= 2 × (379,21 MPa × 0,8) - 0,2 (1,66 MPa) + 0,125 in

= 0,818 in
Digunakan thead standar sebagai berikut:
thead = 7/8 in
= 0,073 ft
= 0,022 m
6. Menentukan Tinggi Head
h = ID/4
= 14,56 in
Tinggi tutup = h + thead
= 14,56 in + 0,875 in
= 15,44 in
= 1,29 ft
= 0,39 m
7. Koreksi Tinggi Reaktor
Tinggi reaktor = H + 2 × tinggi tutup
= 445,64 in + 2 × 15,44 in
= 476,52 in
= 39,71 ft
= 12,10 m
8. Koreksi Volume Reaktor
Volume reaktor = Volume silinder + 2 Volume head
= (1/4) π Dt2H + (1/12)πDt3
= 1.239.339,82 in3
= 717,21 ft3
= 20,31 m3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Menghitung Tinggi Cairan dalam Tangki

Vol.head = (1/24)π Dt3
= (1/24)π(58,25 in)3
= 14,97 ft3
Vol.cairan + gas = 12,95 m3
= 457,46 ft3
Maka, volume cairan dalam silinder (Vol.shell) dapat dihitung sebagai berikut:
Vol. cairan+gas di shell = Vol.cairan +gas – Vol.head
= (457,46 – 14,97) ft3
= 442,49 ft3
Dari Vol.cairan+gas di shell di atas dapat dihitung tinggi cairan dan gas dalam
tangki (ZL), yaitu:
Vol. cairan+gas di shell = (1/4) π Dt2 ZL
442,49 ft3 = (1/4) π (58,25 ft)2 × ZL
ZL = 23,91 ft
= 286,92 in
= 7,29 m

V. PERANCANGAN KOIL REAKTOR

Tujuan : Menghitung luas perpindahan panas dan dimensi koil
Fungsi : Untuk menjaga suhu di dalam reaktor
Algoritma perhitungan:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jenis pendingin yang digunakan adalah air perkotaan.

Dimana,
T1 = Suhu masuk reaktor
= 100oC
T2 = Suhu keluar reaktor
= 100oC
t1 = Suhu masuk pendingin
= 30oC
= 303,15 K
= 86oF
t2 = Suhu keluar pendingin
= 45oC
= 318,15 K
= 113oF
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perhitungan:
1. Menghitung Kebutuhan Pendingin
1) Menghitung Panas Reaktan (Qreaktan)
Panas reaktan (Qreaktan) merupakan panas yang dibawa oleh campuran katalis
keluaran mixer dan gas reaktan dari tangki Tee.
Dimana,
Tmixer = 39,9 oC
TTee = 33,4 oC
Treferensi = 25 oC
Kapasitas panas dihitung dengan menggunakan data dan rumus dari Yaws
(1999) sebagai berikut:
Cp liquid = A+BT+CT2+DT3
Cp gas = A+BT+CT2+DT3+ET4
Dimana,
Cp liquid = Kapasitas panas cairan (kJ/kmol K)
Sumber Komponen kg/jam kmol/Jam Cp dT Q
i-C4H8O 1.031,17 14,30 2.515,88 35.981,89
n-C4H8O 1.258,03 17,45 2.394,83 41.785,80
Mixer H2O 20.623,37 1.145,11 1.124,43 1.287.586,82
Rh-TPPTS 0,34 0,0002 697,41 0,13
TPP 0,01 0,00004 697,41 0,03
H2 164,18 81,68 243,22 19.866,60
CO 2.287,95 81,68 250,22 20.438,92
Ar 0,16 0,004 174,75 0,72
Tee
CH4 46,69 2,91 306,83 893,20
C3H6 3.437,23 81,68 551,27 45.029,82
C3H8 13,80 0,31 633,94 198,44
Jumlah (Σ) 28.862,93 1.425,13 1.451.782,37

Dari perhitungan tabel di atas, diperoleh:

Qreaktan = 1.451.782,37 kJ/jam
= 1.376.024,18 BTU/jam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Menghitung Panas Produk (Qproduk)

Panas produk (Qproduk) merupakan panas yang dibawa oleh produk keluaran
reaktor 1.
Dimana,
Tkeluar R-101 = 100 oC
Treferensi = 25 oC
Kapasitas panas dihitung dengan menggunakan data dan rumus dari Yaws
(1999) sebagai berikut:
Cp liquid = A+BT+CT2+DT3
Cp gas = A+BT+CT2+DT3+ET4

Komponen kg/jam kmol/jam Cp dT Q

H2 1,64 0,82 2.185,89 1.785,51
CO 22,88 0,82 2.259,15 1.845,35
Ar 0,16 0,004 1.558,95 6,41
CH4 46,69 2,91 2.841,43 8.271,47
C3H6 34,37 0,82 5.265,79 4.301,27
C3H8 13,80 0,31 6.102,46 1.910,18
i-C4H8O 1.374,14 19,06 13.276,09 253.025,87
n-C4H8O 6.745,52 93,56 12.609,59 1.179.725,99
H2O 20.623,37 1.145,11 5.643,04 6.461.881,07
Rh(TPPTS) 0,34 0,0002 3.498,71 0,65
TPP 0,01 0,00004 3.498,71 0,14
Jumlah (Σ) 28.862,93 1.263,40 7.912.753,91

Dari perhitungan tabel di atas, diperoleh:

Qproduk = 7.912.753,91 kJ/jam
= 7.499.843,63 BTU/jam
3) Menghitung Panas Reaksi (Qreaksi)
Panas reaksi merupakan panas yang dibutuhkan atau dilepaskan selama
reaksi. Pada pembuatan n-butiraldehid ini, digunakan reaksi hidroformilasi
yang bersifat eksotermis, sehingga Qreaksi di sini merupakan panas yang
dibuang selama melakukan reaksi, dengan skema sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dimana,
Tin = suhu campuran dari arus 4 dan arus 6
= 100 oC
= 373,15 K
Tout = suhu keluaran reaktor
= 100 oC
= 373,15 K
Dengan reaksi hidroformilasi sebagai berikut:
Reaksi utama
C3H6 + CO + H2 → n-C4H8O
Maka,
∆HR298 (1) = ∆Hf n-C4H8O – ∆Hf C3H6 – ∆Hf CO – ∆Hf H2
= ((-205.020) – 20.420 – (-110.540) – 0)kJ/kmol
= -114.900 kJ/kmol
Maka panas reaksi utama di reaktor 1 (QReaksi 1) adalah:
QReaksi 1 = ∆HR298 (1) × mol C3H6 bereaksi
= -114.900 kJ/kmol × 76,11 kmol/jam
= -8.744.983,52 kJ/jam
Reaksi samping
C3H6 + CO + H2 → i-C4H8O
Maka,
∆HR298 (2) = ∆Hf i-C4H8O – ∆Hf C3H6 – ∆Hf CO – ∆Hf H2
= ((-215.600) – 20.420 – (-110.540) – 0) kJ/kmol
= -125.480 kJ/kmol
Maka panas reaksi samping di reaktor 1 (QReaksi 2) adalah:
QReaksi 2 = ∆HR298 (2) × mol C3H6 bereaksi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= -125.480 kJ/kmol × 4,76 kmol/jam

= -596.888,89 kJ/jam
Sehingga dapat dihitung Qreaksi total:
QR = QReaksi 1 + QReaksi 2
= -8.744.983,52 kJ/jam + (-596.888,89 kJ/jam)
= -9.341.872,41 kJ/jam
QR = 9.341.872,41 kJ/jam
4) Menghitung Kebutuhan Pendingin (Qpendingin)
Qpendingin = Qreaktan + Qreaksi – Qproduk
= (1.451.782,37 + 9.341.872,41 – 7.912.753,91) kJ/jam
= 2.730.567,16 kJ/jam
Asumsi panas yang digunakan adalah panas sensibel dari air kota, dengan
data sebagai berikut:
Cpair = 62,73 kJ/kg
Qpendingin
Mpendingin = Cpair

2.730.567,16 kJ/jam
= 62,73 kJ/kg

= 45.929,43 kg/jam
2. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Inside ke Outside (hio)
1) Sifat Fisis Pendingin
• Suhu rata-rata (tAVG)
t1 + t2
tAVG = 2
30℃+45℃
= = 37,5oC
2

• Kapasitas panas
Cp (J/mol.K) = 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 3 + 𝐸𝑇 4
Komponen A B C D
H2O 92,053 -0,039953 -0,000211 0,000000535
Maka diperoleh:
Cp = 1.129,67 J/mol.K
= 14,98 BTU/lbm.oF
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Viskositas (μ)
𝐵
Log μ = 𝐴 + 𝑇 + 𝐶𝑇 + 𝐷𝑇 2
Komponen A B C D
H2O -10,216 1792,5 0,01773 -0,000012631
Maka diperoleh:
μ = 0,6967 cP
= 1,6854 lbm/ft.jam
• Konduktivitas panas (k)
k = A + BT + CT2
Komponen A B C
H2O -0,2758 0,00461 -5,54E-06
Maka diperoleh:
k = 0,6218 W/m.K
= 0,3595 BTU/jam.ft.oF
• Densitas (ρ)
𝑇 𝑛
−(1− )
𝜌 = 𝐴. 𝐵 𝑇𝑐

Komponen A B n Tc
H2O 0,3471 0,274 0,28571 647,13

Maka diperoleh:
ρ = 1.015,96 kg/m3
= 63,42 lb/ft3
2) Massa Pendingin (m)
Dari perhitungan kebutuhan pendingin, diketahui bahwa:
m = 45.929,43 kg/jam
= 12,76 kg/s
= 28,13 lb/s
3) Debit Pendingin
m
V =
ρ
𝑘𝑔
45.929,43
𝑗𝑎𝑚
= 𝑘𝑔
1.015,96 3
𝑚
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 45,21 m3/jam
= 0,013 m3/s
4) Luas Permukaan Aliran Pipa
V
A =v

Berdasarkan Coulson (2005), batas kecepatan aliran liquid dalam pipa adalah
1 – 3 m/s, dipilih:
v = 2,5 m/s
= 8,20 ft/s
Maka,
𝑚3
0,013
𝑠
A = m
2,5
s

A = 0,005 m2
5) Diameter Dalam Pipa
1
A = 4 πDi2

4𝐴
Di =√𝜋

4×0,005
=√ 𝜋

= 0,08 m
= 3,15 in
Berdasarkan Kern (1983), dipilih ukuran pipa standar sebagai berikut:
NPS =4 in
Sch. Number = 40
OD = 4,50 in = 0,3750 ft
ID = 4,026 in = 0,3355 ft
A' = 12,70 in2 = 0,0882 ft2
a'' = 1,178 ft2/lin ft
6) Kecepatan Alir Massa Air Pendingin
m
Gt = A'
𝑙𝑏
28,13
= 0,0,0882 𝑠𝑓𝑡 2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 318,92 lb/ft2 s
= 1.148.111,51 lb/ft2 jam
7) Bilangan Reynold Fluida dalam Pipa
Di Gt
NRe = μ
𝑙𝑏
0,3355 ft × 1.148.111,51
𝑓𝑡2 .𝑗𝑎𝑚
= 𝑙𝑏
1,6854
𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚

= 228.547,11
Dari Fig.26 dan Fig.20.2 Kern (1983) untuk nilai NRe = 228.547,11 maka
nilai f dan jH adalah:
f = 0,00015
jH = 2000
8) Menentukan Koefisien Perpindahan Panas dalam Koil (hi)
Berdasarkan Eq. 6.15a Kern (1983), untuk koefisien perpindahan panas
dalam koil adalah:
𝑘 𝑐𝜇 1/3 𝜇 0,14
ℎ𝑖 = 𝑗𝐻 𝐷 ( 𝑘 ) (𝜇 )
𝑤
1
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢 𝑙𝑏 3
0,3595 14,98 ×1,6854
ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹 𝑙𝑏𝑚.°𝐹 𝑓𝑡.ℎ𝑟
ℎ𝑖 = 2000 × ×( 𝐵𝑡𝑢 ) × (1)0,14
0,3355 𝑓𝑡 0,3595
ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹

𝐵𝑡𝑢
ℎ𝑖 = 8.841,83
𝑓𝑡 2 .ℎ𝑟.°𝐹

9) Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Inside ke Outside (hio)

ℎ𝑖×𝐼𝐷
hio = 𝑂𝐷
𝐵𝑡𝑢
8.841,83 ×0,3355 𝑓𝑡
𝑓𝑡2 .ℎ𝑟.°𝐹
hio = 0,375 𝑓𝑡

hio = 7.910,49 Btu/ft2.hr.oF

Koreksi hio berdasarkan Kern (1965)
𝐷𝑖 𝑘𝑜𝑖𝑙
hio koil = hio pipa [1 + 3,5 (𝐷 𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑖𝑙)]

Berdasarkan Rase (1977), diameter spiral/helix koil adalah 0,7 – 0,8 Dt

Dimana,
Dt = 4,85 ft
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Maka, dengan mengambil nilai 0,8Dt didapatkan diameter spiral/helix koil

sebesar:
Dc = 0,8 × 4,85 ft
= 3,88 ft
= 1,18 m
Sehingga,
𝐷𝑖 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑘𝑜𝑖𝑙
hio koil = hio pipa [1 + 3,5 ( )]
𝐷𝑐

𝐵𝑡𝑢 0,3355 𝑓𝑡
hio koil = 7.910,49 (1 + 3,5 ( ))
𝑓𝑡 2 .ℎ𝑟.°𝐹 3,88 𝑓𝑡

hio koil = 10.302,48 BTU/ft2 hr oF

3. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Reaktor ke Koil (ho)
Untuk koil tanpa agitator, digunakan persamaan 10.14 Kern (1983)
0,25
𝑘𝑓3 𝜌𝑓2 𝑐𝑓 𝛽 ∆𝑡
ho = 116 [( ) ( )]
𝜇𝑓 𝑑𝑜

Dimana,
β = koefisien thermal expansion
𝑇 𝑚
β = 𝑎. (1 − 𝑇𝑐)

373,15 𝐾 −0,7143
β = 5,72 × 10−4 . (1 − 647,13 𝐾)

β = 9,12 × 10-4 oC-1

= 2,7 × 10-5 oF-1
Maka,
2 0,25
𝐵𝑡𝑢 3 𝑙𝑏 𝐵𝑡𝑢
(0,3595 ) (63,42 3 ) (14,98 )(2,7×10−5 ℉−1 ) 111,96℉
ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹 𝑓𝑡 𝑙𝑏𝑚.℉
ho = 116 [( 𝑙𝑏 )(
0,3355 𝑓𝑡
)]
1,6854 .ℎ𝑟
𝑓𝑡

ho = 228,12 BTU/ft2 jam oF

4. Menghitung Clean Overall Heat Transfer Coefficient (UC)
ho.hio
UC = ho+hio
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
228,12 × 10.302,48
ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹 ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹
= 𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
228,12 + 10.302,48
ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹 ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹

= 223,18 BTU/ft2 jam oF

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Menghitung Dirt Factor (Rd)

Berdasarkan Coulson (2005), untuk towns water memiliki Rd yang berkisar
0,0003 – 0,00017. Sehingga, Rd yang dipilih:
Rd = 0,0002 m2 oC/W
= 0,0011 ft2 jam oF/BTU
6. Menghitung Design/Dirty Overall Heat Transfer Coefficient (UD)
1
UD = 1
+ Rd
Uc

= 178,05 BTU/ft2 jam oF

7. Menghitung Luas Perpindahan Panas (A)
Dari Kern (1965), diperoleh persamaan 5.14 sebagai berikut:
(𝑇 −𝑡 )−(𝑇2 −𝑡1 )
1 2 ∆𝑡 −∆𝑡1
∆t = ∆TLMTD = ln (𝑇 = ln ∆𝑡2
−𝑡1 2 )−(𝑇2 −𝑡1 ) 2 −∆𝑡1

1) Menghitung ∆TLMTD
Dimana,
T1 = Suhu masuk reaktor
o Dari mixer = 100oC
o Dari tee = 100oC
= 100oC
T2 = Suhu keluar reaktor
= 100oC
= 212oF
= 373,15 K
t1 = Suhu masuk air pendingin
= 30oC
= 303,15 K
= 86oF
t2 = Suhu keluar air pendingin
= 45oC
= 318,15 K
= 113oF
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Maka,
ΔT2 = T1 – t2
= 99oF
ΔT1 = T2 – t1
= 126oF
Sehingga,
(𝑇 −𝑡 )−(𝑇2 −𝑡1 )
1 2 ∆𝑡 −∆𝑡1
∆TLMTD = ln (𝑇 = ln ∆𝑡2
1 2 )−(𝑇2 −𝑡1 )
−𝑡 2 −∆𝑡1

ΔTLMTD = 111,96oF

2) Menghitung Luas Transfer Panas

𝑄
A =𝑈
𝐷 ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
𝐵𝑇𝑈
2.730.567,16
𝑗𝑎𝑚
= 𝐵𝑡𝑢
178,05 × 111,96 ℉
ℎ𝑟.𝑓𝑡.°𝐹

= 136,98 ft2
= 12,73 m2
8. Menghitung Panjang Koil
A
L = a'' t
136,98 𝑓𝑡 2
= 𝑓𝑡2
1,178
𝑓𝑡

= 116,28 ft
= 35,44 m
9. Menghitung Volume Koil (Vkoil)
1
V = 4 π . OD2 . L
1
= 4 π ×(0,375 𝑓𝑡)2 × 116,28 ft
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 3,91 ft3
= 0,11 m3
10. Menghitung Jumlah Lilitan (Nkoil)

1) Menghitung AC
AB = DC
= 3,88 ft
= 1,18 m
y = Min. ODkoil
= BC
= 0,8 ft
= 0,24384 m

AC = √AB2 + BC2
= 3,96 ft
2) Menghitung Keliling Lingkaran Total
1
Keliling busur AB = 2 πAB

= 6,23 ft
1
Keliling busur AC = 2 πAC

= 6,10 ft
Keliling lingkaran total = Keliling busur AB + Keliling busur AC
= 12,33 ft
3) Menghitung Jumlah Lilitan (N)
L
Jumlah lilitan koil (N) = Keliling lingkaran total

= 9,43 lilitan
≈ 10 lilitan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11. Menghitung Tinggi Koil

y = Min. OD
= BC
= 0,8 ft
Tinggi koil =y×N
= 8 ft
= 2,44 m
Volume tutup bawah dari reaktor = Vhead
Vhead = 25.871,79 in3
= 14,97 ft3
Volume cairan + gas di vessel = Vshell
Vshell = 790.494,05 in3
= 457,46 ft3
Tinggi cairan di vessel = ZL
ZL = 7,29 m
= 23,91 ft
Tinggi reaktor total = Hreaktor
Hreaktor = 12,10 m
= 39,71 ft
Tinggi silinder =H
H = 11,32 m
= 37,14 ft
12. Koreksi
1) Panjang Koil
Lkoilʺ = Keliling lingkaran total × N
= 123,28 ft
2) Luas Transfer Panas Koil
Aʺ = Lkoilʺ × aʺt
Aʺ = 145,22 ft2
3) Nilai UD
Q
UDʺ = Aʺ × aʺt
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

= 167,94 BTU/ft2 jam oF

4) Koreksi Rd
Uc - UD
Rd” = Uc x U
D

= 0,0015 ft2 jam oF/BTU

= 0,00026 m2 oC/W
Nilai Rd memenuhi nilai yang diinginkan yakni 0,0003 – 0,00017 m2 oC/W,
sehingga Rd dapat digunakan.
5) Tinggi Cairan
𝑉𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟+𝑉𝑘𝑜𝑖𝑙
Tinggi cairan di shell” = 𝐴𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
442,49 𝑓𝑡 3 +3,91 𝑓𝑡 3
= 1
×𝜋×4,85 𝑓𝑡 2
4

= 7,35 m
= 24,12 ft
ZLʺ = Tinggi cairan di shell” + tinggi bottom
= 7,35 m + 0,370 m
= 7,72 m
= 25,34 ft
Untuk mengetahui apakah tinggi koil dapat digunakan atau tidak, maka perlu
dilakukan pengecekan jarak koil dengan dasar vessel yang dapat dihitung
dengan rumus berikut:
Jarak minimal koil ke dasar vessel > Tinggi bottom
Tingi Cairan Koreksi – Tinggi koil > h
(7,72 m – 2,44) m > 0,370 m
5,28 m > 0,370 m
Karena jarak koil ke dasar vessel lebih besar dari tinggi bottom, maka tinggi
koil dapat digunakan dan koil tercelup semua dalam cairan.
13. Menghitung Pressure Drop Total (∆PT)
1) Menghitung Pressure Drop Bagian Tube Koil (∆Pt)
f × Gt2 ×L
∆Pt =
5,22 × 1010 ×D ×s ×∅t

Dengan data sebagai berikut:

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f = f(NRe)
Berdasarkan Fig. 26, Kern (1983), diperoleh:
f = 0,000122 ft2/m2
ρair (4oC)= 62,4 lbm/ft3 (Perry, 2008)
s = specific gravity
= 1,016
g = 32,152 ft/s2 (Perry, 2008)
Maka,
∆Pt = 8,11 × 10-8 psia
2) Menghitung Return Pressure Drop (∆Pr)
4n 𝑉 2 62,5
∆Pr = ( 144 )
s 2g

Dimana,
g = Percepatan gravitasi (ft/s2)
n = Number of tube passes
∆Pr = Return pressure drop (psia)
s = specific gravity
V = Velocity (ft/s)
Maka,
∆Pr = 0,67 psia
3) Menghitung Pressure Drop Total (∆PT)
∆PT = ∆Pt + ∆Pr
= 0,67 psia
Berdasarkan Kern (1965), nilai ∆PT memenuhi syarat karena memenuhi ∆PT
yang diizinkan untuk gas yaitu 5 psi.

VI. PERANCANGAN ISOLATOR

Tujuan : Mencegah adanya panas yang hilang pada reaktor serta menjaga suhu di
sekitar reaktor agar tetap aman untuk lingkungan
Algoritma perancangan isolator:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Skema Isolator
R3

R2

R1

Asumsi:
Keadaan steady state (nilai Q sama)
Suhu udara luar (T4) = 35oC = 308,15 K = 95oF
Keterangan:
T1 = Suhu dinding dalam shell = 100oC = 373,15 K = 212oF
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

T2 = Suhu dinding luar shell

T3 = Suhu luar isolator = Maks. 50oC (AAAMSA, 2001)
T4 = Suhu luar udara = 35oC = 308,15 K = 95oF
R1 = Jari-jari dalam shell = 0,740 m = 29,125 in
R2 = Jari-jari luar shell = 0,762 m = 30 in
R3 = Jari-jari luar isolator
q1 = Konduksi shell dalam ke shell luar
q2 = Konduksi shell luar ke permukaan luar isolator
q3 = Konveksi permukaan luar isolator ke udara
2. Jenis Isolator yang Digunakan
Jenis isolator: Fiberglass
Alasan pemilihan:
• Temperatur operasi jenis isolator tersebut pada dapat digunakan pada
range suhu 0 – 450 oC (AAAMSA, 2001).
• Nilai koefisien perpindahan panas konduksi jenis isolator tersebut kecil
(AAAMSA, 2001).
3. Nilai Koefisien Panas Konveksi di Udara (hu)
Dari tabel 1.4 Kreith (2011) pada halaman 19, ditentukan nilai koefisien
panas konveksi pada berbagai jenis fluid termasuk udara (hu). Tabel
penentuan nilai hu adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh nilai koefisien panas konveksi

di udara (free convection) sebesar 6-30 W/m2 K. Dari data tersebut diambil
nilai koefisien panas konveksi di udara (hu) sebesar 6 W/m2 K (6 W/m2 oC).
4. Nilai Koefisien Panas Konduksi pada Dinding Shell dan Isolator (k1 dan k2)
• Menentukan nilai koefisien panas konduksi di dinding shell (k1)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari tabel 2 Kern (1965) pada halaman 795, ditentukan nilai koefisien
panas konduksi di dinding shell (k1) pada suhu 100oC. Tabel penentuan
nilai k1 adalah sebagai berikut:

T, oC 0 60 100 200 300

k, W/m.oC 55 53,2 52 48 45
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh nilai koefisien panas
konduksi di dinding shell (k1) pada suhu 100oC sebesar 52 W/m2 oC.
• Menentukan nilai koefisien panas konduksi di isolator (k2)
Dari www.engineeringtoolbox.com, diperoleh grafik konduktivitas
panas fibrtglass terhadap temperatur. Sehingga dapat diperoleh
konduktivitas panas fiberglass saat 100oC dengan interpolasi. Grafik
konduktivitas panas fiberglass adalah sebagai berikut:

Konduktivitas Panas Fiberglass

60
Konduktivitas Panas (W/m2K)

50

40
y = 0,1399x - 3,0678
30 R² = 0,998

20

10

0
250 270 290 310 330 350 370 390 410
Temperatur (K)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh nilai koefisien panas

konduksi di isolator (k2) pada suhu 100oC adalah sebesar 0,049 W/m2 K
(0,049 W/m2 oC).
5. Jari-jari Kritis (Rcr)
k2
Rcr =
hu
0,049 W/m2 oC
Rcr =
6 W/m2 oC
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rcr = 0,00819 m < R2 (0,760 m)

Berdasarkan perhitungan jari-jari kritis nilai dari Rcr < R2, sehingga tebal
isolator yang akan dicoba pada tebal berapapun.
6. Trial Nilai Tebal Isolator (x3)
Diambil trial tebal isolator (x3) sebesar 2 in = 0,0508 m
Nilai jari-jari luar isolator (R3) diperoleh sebesar 0,813 m
7. Panas pada Komposit (Qkomposit)
Qkomposit = q1 = q2 = q3
Sehingga,
2 π Ht k1 (T1 -T2) 2 π Ht k2 (T2 -T3)
Qkomposit = + + 2 π Ht R3 hu (T3 -T4)
ln (R2 / R1) ln (R3 / R2)

Qkomposit = 2 π Ht (T1 -T4)

ln (R2 / R1) ln (R3 / R2) 1
+ +
k1 k2 R3 hu
Qkomposit = 3.012,62 W
8. Temperatur pada Isolator (T3)
q3 = 2 π Ht R3 hu (T3 -T4)
q3
T3-T4 =
2 π Ht R3 hu
T3-T4 = 8,77oC
T3 = T4 + 8,77oC
T3 = 43,77oC < Tsafety (50oC)
Berdasarkan perhitungan temperatur pada isolator dari T3 < Tsafety, sehingga
trial tebal isolator (x3) sebesar 2 in (0,0508 m) memenuhi syarat dan dapat
digunakan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

VII. PERANCANGAN PIPA REAKTOR

Tujuan : Menentukan dimensi pipa masuk dan keluaran reaktor
Dimensi Pipa Arus 6 [ Masuk Reaktor 1 (R-101) dari Mixer (M-101) ]
1. Data Cairan
BMi BM=BMi.xi
Komponen kg/jam wi kmol/jam xi
(kg/kmol) (kg/kmol)
i-C4H8O 72,10 1.031,17 0,05 14,30 0,012 0,88
n-C4H8O 72,10 1.258,03 0,05 17,45 0,015 1,07
H2O 18,01 20.623,37 0,90 1.145,11 0,973 17,52
Rh(TPPTS) 1836,81 0,34 0,00 0,0002 0,000 0,00
Total 19,47

2. Viskositas Cairan
log (μ) = A + BT-1 + CT + DT2
μccampuran= μ.wi
Komponen A B C D μ(cP)
(cP)
i-C4H8O -4,95 7,11E+02 1,14E-02 -1,38E-05 1,89E-01 2,30E-03
n-C4H8O -4,69 6,82E+02 1,06E-02 -1,29E-05 2,09E-01 3,10E-03
H2O -10,0002 1,79E+03 1,77E-02 -1,26E-05 2,79E-01 2,71E-01
Rh(TPPTS) 0 0 0 0 0 0
Total 0,28
Maka, µ campuran = 0,277 cP
= 0,669 lbm/ft.detik
3. Densitas Cairan
ρ = A B -(1-T/Tc)n
ρcampuran = ρi.wi
Komponen A B n Tc ρi (g/cm3)
(kg/m3)
i-C4H8O 0,27294 0,25695 507,00 0,28571 0,6909 0,04
n-C4H8O 0,26623 0,24820 525,00 0,28570 0,7077 0,03
H2O 0,34710 0,27400 647,13 0,28571 0,9556 0,86
Rh(TPPTS) 0,47330 0,35320 1.008,00 0,55468 1,0590 0,00
Total 0,93
Maka, ρ campuran = 930 kg/m3
= 58,11 lb/ft3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Merancang Dimensi Pipa Masuk

Menurut Walas (1988), persamaan diameter optimum sebagai berikut:
Aliran turbulen dalam pipa → Di optimum = 3,9 Q0,45ρ0,13
Aliran laminar dalam pipa → Di optimum = 3,0 Q0,36μ0,1
Berdasarkan, persamaan diatas diperoleh Di optimum sebesar 3,49 in. Sehingga,
dipakai pipa standar dari tabel 11 Kern dengan spesifikasi sebagai berikut:
ID = 4,026 in
OD = 4,6 in
IPS = 4 in
Af = 12,7 in2
SN = 40
Sehingga, diperoleh:
Fv = 24,64 m3/jam
v = 3.006,66 m/jam
NRe = 1.034.046.806,16 (aliran turbulent)
5. Merancang manhole
Rata-rata lebar manusia = 40-55 cm (asumsi)
= 15,5 – 21,65 in
Berdasarkan data diatas diambil Di sebesar 21,65 in. Sehingga, dipakai pipa
standar dari tabel 11 Kern dengan spesifikasi sebagai berikut:
ID = 23,25 in
OD = 24 in
IPS = 24 in
Af = 425 in2
SN = 20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Analog dengan perhitungan dimensi pipa pada arus 6 diatas, diperoleh

dimensi pipa pada masing-masing inlet dan outlet reaktor adalah sebagai berikut:

No. Keterangan Arus Dimensi Pipa

ID = 4,026 in
OD = 4,6 in
Arus 6
1 IPS = 4 in
(Keluaran M-101 dan Masuk R-101)
Af = 12,7 in2
SN = 40
ID = 7,981 in
OD = 8,625 in
Arus 4
2 IPS = 8 in
(Keluaran Tee-101 dan Masuk R-101)
Af = 50 in2
SN = 40
ID = 1,61 in
OD = 1,9 in
Arus 7
3 IPS = 1 1/2 in
(Keluaran R-101)
Af = 2,04 in2
SN = 40
ID = 4,026 in
OD = 4,6 in
Arus 8
4 IPS = 4 in
(Keluaran R-101)
Af = 12,7 in2
SN = 40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar Desain Perforated Plate pada Reaktor

Gambar Desain Reaktor