Anda di halaman 1dari 31

MORFOLOGI SEL

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal berbagai macam bentuk sel-sel mikroorganisme.
2. Dapat mengenal bagian-bagian dari mikroskop dan mampu menggunakan
mikroskop untuk perbesaran berbagai jenis mikroorganisme.
3. Melakukan pewarnaan untuk mengetahui morfologi bakteri.

II. DASAR TEORI


Bentuk umum mikroba terdiri dari satu sel (uni seluler) seperti yang umum
di dapatkan pada bakteri, ragi dan mikroalga. Dapat pula berbentuk filamen (serat)
yaitu rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti
yang umum terdapat pada fungi dan mikroalga. Bentuk filamen pada kenyataannya
dapat berupa filamen semu jika hubungan antar sel tidak nyata (misalnya pada jenis
ragi atau fungi). Dan filamen benar jika hubungan antar sel terlihat jelas pada
beberapa jenis fungi dan mikroalga.
Bentuk mikroba bervariasi yang didapatkan pada sel bakteria, yaitu bulat
(coccus) dan batang (basil). Dari kedua bentuk umum tersebut didapatkan bentuk
variasi seperti :
1) Diplococcus , jika dua sel berdempetan
2) Petracoccus, jika empat sel berdempetan
3) Sarcina, jika delapan buah sel berdempetan, empat di bagian bawah dan empat
lagi di bagian atas.
Pada abad XVII, Antonio Van Leeuwenhoek bukanlah satu-satunya
penyelidik yang menggunakan mikroskop, tetapi lensa-lensa yang dibuatnya
memang yang terbaik. Robert hooke menemukan bentuk-bentuk mikroskopik
dalam gabus dan dalam batang bermacam-macam tumbuhan. Dalam gabus ini ia
melihat barisan yang rapi yang terdiri dari kompartemen-kompartemen berdinding
tebal yang mengingatkannya kepada sarang lebah, sehingga kompartemen itu
disebut “sel”.

1
Ungkapan Robert Hooke mengenai sel yang berjalan sejajar dengan
ungkapan Van Leeuwenhoek mengenai hewan kecil. Selama satu setengah abad
banyak orang yang telah melihat dengan baik “sel” maupun “hewan-hewan kecil”
tersebut, tetapi tidak seorangpun memahaminya.
Sesudah penelitian Scheilden dan Schwan, para peneliti mengungkapkan
bahwa setiap sel biasanya terbentuk dengan teratur melalui pembagian sel induk.
Segera ditetapkan pengertian berikut : yaitu bahwa semenjak permulaan hidup,
penurunan sel hidup dari sel lain yang ada lebih dahulu tidak pernah putus dan
semua unsur pewarisan dan evolusi harus terdapat dalam sel.
Teori sel mungkin sekarang dapat disimpulkan dalam tiga pengertian utama,
yaitu :
1. Sel adalah satuan struktur organisme hidup
2. Sel adalah satuan fungi dalam organisme hidup
3. Semua sel berasal dari sel yang telah ada.
Di antara sel-sel terdapat banyak perbedaan dalam ukuran, bentuk dan
struktur dalam. Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus sel
hidup biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi akan lebih mudah dilihat
setelah diwarnai.
Bahan nukleus bereaksi lain terhadap zat warna atau banyaknya zat warna
yang diserapnya, berbeda jika dibandingkan dengan bagian-bagian sel lainnya.
Hal ini menyebabkan adanya suatu kontras antara nukleus dan bagian-bagian sel
di sekelilingnya.
Alat yang dipergunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel dari suatu
benda ialah mikroskop. Mikroskop ini digunakan untuk memperoleh bayangan
yang sangat halus dari suatu benda dengan demikian kita dapat melihat susunan
yang halus dari benda tersebut atau bagian dari benda yang tak dapat dilihat dengan
mata biasa.
Alat-alat optik yang dipakai untuk mengamati benda-benda kecil, antara lain:
1. Kaca pembesar
Merupakan sebuah alat yang terdiri dari sebuah atau dua buah lensa yang
tersusun dan bertangkai, mempunyai pembesaran yang bermacam-macam.

2
2. Mikroskop biasa
Merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu yang terdiri
dari alat optic dan non-optik. Berguna untuk mengamati benda-benda yang
mikroskopik, kecil dan transparan.
3. Mikroskop Binokuler
Merupakan mikroskop yang mempunyai lensa okuler yang ganda.
Gunanya untuk mengamati sel-sel yang hidup.
4. Mikroskop contras phase
Merupakan mikroskop biasa yang pada permukaan bawah meja objek dan
lensa objektifnya dipasang sebuah perlengkapan contras phase. Gunanya untuk
mengamati sel-sel hidup tanpa menggunakan bahan pewarna.
5. Mikroskop electron
Merupakan mikroskop yang daya pembesaran yang sangat kuat. Gunanya
untuk mengamati sel-sel yang sangat kecil seperti virus.
Bagian-bagian mikroskop, yaitu:
1. Statief
Stafief adalah bagian dari mikroskop, dimana terpasang bagian-bagian lain :
a.Kaki
Kaki berfungsi untuk menjaga mikroskop agar berdiri dengan mantap di atas
meja yang datar.
b.Tiang
Tiang dilengkapi dengan alat pengatur untuk menempatkan kyker pada jarak
yang tertentu dari benda yang akan diselidiki. Alat pengatur ini terdiri dari skrup
kasar (macrometer sckruf) untuk menggerakkan kyker dengan cepat naikturun
pada tiang, sehingga benda dapat terlihat dengan cepat dan scruf halus
(micrometer sckruf) untuk menempatkan kyker setepat-tepatnya terhadap benda
yang sejelas-jelasnya dari objek yang diteliti.
c.Meja benda
Meja benda (objective table) merupakan tempat menaruh benda yang diselidiki.
Meja ini ditengahnya mempunyai lobang untuk meneruskan cahaya, yang
dipergunakan untuk menerangi benda yang dilihat.

3
2. Kyker (Optika)
Kyker adalah bagian yang terpenting dari mikroskop dimana terdapat alat-alat
pembesaran benda yang terdiri dari :
a.Oculair
Lensa okuler dipasang dalam pembuluh oculair ini dapat digerakkan terhadap
tubus dari kyker juga dapat diatur panjangnya. Oculair dapat lepas didalam
tubusnya sehingga tubus itu akan jatuh jika mikroskop itu dibalik, oculair itu
diberi tanda yang menunjukkan kekuatan pembesarannya yang berupa huruf,
angka rum atau angka biasa. Biasanya oculair itu mempunyai pembesaran 5x,
6x, dan 12x. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan adalah :
a. Maya
b. Tegak
c. Diperbesar

b.Objective
Lensa objektif yang dipasang pada sebelah bawah dari tubus kyker dan
biasanya beberapa objective (satu sampai empat) dipasang bersama dan
merupakan suatu alat yang dapat digerakkan (berputar) terhadap tubus kyker dan
dinamakan revolver, dengan alat ini tak perlu tiap-tiap kali memasang objektif
baru jika pembesarannya yang lain, tinggal memutar revolver saja dan
menempatkan objektif yang dikehendaki pembesarannya pada tempatnya.
Objektif juga diberi tanda menunjukkan kekuatan pembesarannya seperti pada
oculair dan biasanya mempunyai kekuatan pembesarannya : 10, 40, 60, 90,
sampai 100 x. Pembesaran dengan mikroskop yang diperoleh secara kasar dapat
ditentukan dengan mengalikan kekuatan pembesaran objektif dan oculair yang
dipakai. Sifat-sifat yang dihasilkan oleh lensa objektif ialah
a. Nyata
b. Terbalik
c. Diperbesar
Contohnya: Objektif 20 x, oculair 5 x, pembesaran yang diperoleh 100
x. Perhitungan semacam ini sebenarnya tidak tepat, sebab pembesaran dari

4
mikroskop masih dipengaruhi oleh : panjangnya tuibus kyker, ialah jarak antara
oculair sampai pada bagian dari revolver yang dapat berputar bagian atas objektif.
Untuk panjang tubus kyker biasanya ditentukan menurut macam
mikroskop, biasanya mikroskop keluaran pabrik leitz 170 mm, untuk zeiss 160
mm, pada oculair buis biasanya terdapat suatu garis tanda yang menunjukkan
panjang tubus kyker yang tepat.
2.Cermin
Berbentuk datar dan cekung untuk menangkap cahaya diteruskan melalui
benda kemata kita. Cermin ini dapat berputar kesegala arah. Bagian cermin cekung
dapat ditangkap lebih banyak daripada cermin datar.
3. Diaphragma
Untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.
4. Condensor
Sebuah lensa untuk memusatkan cahaya yang dipergunakan untuk
menaikturunkan dan dengan cara inipun dapat diatur masuknya cahaya.
5. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan turunkan
6.Penjepit objek
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar kedudukan preparat
stabil dan tidak bergeser.
7.Revolver
Untuk memilih lansa objektuif yang akan digunakan
8.Tombol pengatur fokus kasar(Macro Focus)
Untuk menfokuskan bayangan objek secara cepat sehingga tabung
mikroskop turun atau naik dengan cepat.
9. Tombol pengatur fokus halus(Micro Focus)
Untuk menfokuskan bayangan objek secara lambat sehingga tabung
mikroskop turun atau naik dengan lambat.
10. Lengan mikroskop
Sebagai pegangan ketika mikroskop diangkat atau dipindahkan.
Sistem pengamatan dengan menggunakan mikroskop ada dua macam, yaitu :

5
1. Sistem kering
Dengan tidak mempergunakan cairan preparat dan lensa objektif.
2. Sistem basah
Dengan mempergunakan cairan antara objektif dan preparat. Cairan dapat
berupa air, tetapi yang lazim dipergunakan ialah minyak cadar (cadar olie).
Dengan immerses system dapat diperoleh pembesaran yang jauh lebih besar dari
system kering, sampai 1000 x atau lebih. Sehabis bekerja dengan immerses olie,
lensa harus dibasahi dengan alkohol absolut atau dengan xylol, juga pada saat
bekerja biasa jika lensa kotor karena suatu hal yang harusdibersihkan.
Air merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan semua mahluk
hidup. Air juga mempunyai sifat yang unik, antara lain:
1. Setiap zat jika dibekukan akan menyusut, tetapi air jika dibekukan justru
memuai.
2. Air mempunyai titik didih dan titik beku yang relative lebih tinggi disbanding
dengan senyawa yang massa molekul relatifnya tidak jauh berbeda dengannya.
3.Selain itu, air juga merupakan pelarut yang efektif untuk senyawa ion
dan kovalen.
Didalam kehidupan sehari-hari air dipergunakan untuk berbagai macam
pemakaian. Karena itu diperlukan air yang sehat, yang mempunyai ciri-ciri :
1. Air bersifat netral
2. Kesadahan ditekan sekecil mungkin
3. Oksigen yang terkandung harus sesuai dengan yang dibutuhkan mahluk
hidup itu sendiri.
4. Tidak mengandung bakteri yang membahayakan
5. Mengandung berbagai mineral yang diperlukan oleh tubuh mahluk
hidup secara wajar dan tidak berlebihan.
Jika air tersebut dilihat dari fisiknya keruh, maka air tersebut kemungkinan
besar mengandung unsure-unsur mineral yang bisa menganggu kesehatanmanusia.
Dari segi kimia, misalnya air itu tercemar gas-gas akan menyebabkan air tersebut
mengandung asam yang sangat berbahaya.

6
Air sungai pada umumnya mengandung mikroorganisme, karena banyak
mengandung zat-zat organic yang terlarut dalam air yang menjadi sumber makanan
bagi mikroorganisme tersebut. Hal ini dipengaruhi juga oleh penggunaan sungai
oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk lingkungan yang berbeda,
biasanya terdapat mikroorganisme yang berbeda pula.
Untuk lingkungan air di ala mini cukup banyak mengandung makanan untuk
pertumbuhan populasi jasad renik kelompok-kelompok tertentu. Beberapa
diantaranya dapat menimbulkan penyakit pada air menandakan adanya kontaminasi
pada air tanah.
Teori Sel (Sel Sebagai Unit Struktur Fungsionil Dan Hereditas)
1. Menurut Robert Brown
Menemukan inti sel (nucleus) yang merupakan struktur penting dari sel
2. Menurut Rudolf Virchow
Menyatakan sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sel merupakan kesatuan
hereditas, artinya tiap-tiap sifat yang diturunkan selalu melalui sel.
Sel berasal dari kata cella, yang berarti rongga kecil. Sel adalah fungsional
terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Sel pertama kali ditemukan oleh
Robert Hooke pada tahun 1655. Ukuran sel sangat kecil, sehingga untuk
melihatnya harus menggunakan alat mikroskop.
Secara umum, sel tersusun atas 3 bagian besar, yaitu :
1. Selaput plasma atau membran plasma
Selaput sel merupakan bagian sel yang paling luar. Elaput plasma
berfungsi mengatur zat yang masuk dan keluar sel dan memungkinkan
oksigen dan zat makanan masuk ke dalam sel, dan zat-zat sisa keluar dari
sel.
2. Protoplasma
Protoplasma adalah bagian sel yang hidup dan berfungsi mengatur
semua kegiatan sel. Bagian ini berupa cairan yang tersusun atas air, protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Protoplasma dibedakan atas :

7
a. Nukleoplasma
Merupakan bahan yang terdapat di dalam inti sel
b. Sitoplasma
Merupakan bahan kental yang berada di luar inti sel. Pada sitoplasma
rongga-rongga sel yang disebut vakuola dan organel-organel sel.
3. Inti sel (Nukleus)
Inti sel merupakan pusat pengatur seluruh kegiatan sel. Di dalamnya
terdapat kromosom yang berfungsi membawa penentu sifat yang dapat
diturunkan.
Bagian-bagian sel terdiri atas :
1. Membran plasma
2. Membran inti
3. Dinding sel
4. Inti sel (nukleus)
5. Anak inti sel (nukleolus)
6. Mitokondria
7. Ribosom
8. Lisosom
9. Retikulum endoplasma
10. Badan golgi
11. Sentriol
12. Vakuola
13. Kloroplas

8
Tabel 1. Perbedaan Antara Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan Sel Tumbuhan
1. Tidak berdinding sel yang 1. Dinding sel terdiri dari
mengandung selulosa selulosa, tebal dan kuat
2. Tidak mempunyai plastid 2. Mempunyai plastid
3. Tidak mempunyai kloroplas 3. Mempunyai kloroplas
4. Tidak bervakuola, kecuali 4. Bervakuola
protozoa
5. Mempunyai lisosom dan 5. Tidak mempunyai lisosom dan
sentrosom sentrosom

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan, yaitu:
1. Mikroskop.
2. Api Bunsen.
3. Tabung Reaksi.
4. Jarum Ose.
5. Pipet Tetes.
6. Pinset.
7. Pisau Cutter Tajam.
Bahan yang digunakan, yaitu:
1. Aquadest.
2. Serat Kapas.
3. Methilen Blue.
4. Daun.
5. Minyak Emersi.
6. Roti (Segar Dan Rusak).
7. Air Comberan.
8. Tempe (Segar Dan Rusak).
9. Bawang Merah.
10. Kentang (Segar Dan Rusak).

9
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Simple staining (pewarnaan sederhana)
a. Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95 %
b. Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan
diwarnai.
c. Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek.
d. Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar
dan diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm.
e. Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya
diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan.
f. Teteskan methilen blue keatas kaca objek tadi.
g. Semprotkan sedikit aquadest.
h. Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan).
i. Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak
emersi.
j. Gambar bentuk sel yang terlihat.
2. Pengamatan Sel bawang merah, daun, dan serat kapas
a. Bersihkan kaca objek.
b. Iris tipis helaian bawangmerah atau daun atau serat kapas.
c. Ambil pinset dan letakkan di kaca objek.
d. Tetesi aquadest.
e. Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.
f. Gambarkan bentuk sel yang terlihat.
3. Pengamatan untuk roti, tempe, kentang (segar dan rusak)
a. Bersihkan kaca objek
b. Ambil sedikit preparat yang segar
c. Tetesi dengan aquadest
d. Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.
e. Lakukan hal yang sama untuk prefarat yang rusak.
f. Bandingkan hasilnya.
g. Gambarkan bentuk sel yang terlihat.

10
PEMBUATAN MEDIUM

I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat membuat media untuk menumbuhkan dan mengembang biakkan
mikroba.
II. DASAR TEORI
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu
substrat yang disebut media. Sedang media tersebut sebelum digunakan harus
dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak
diharapkan.
Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami seperti tauge, daging, telur,
wortel, dan sebagainya ataupun bahan buatan(berbentuk senyawa kimia, organik
maupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan danperkembangbiakan
mikroba, dinamakan media.
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam midia
diperlukan persyaratan tertentu yaitu :
1. Bahan di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH
sesuai dengan kebutuhan mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroba yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Adapun Bentuk, Susunan dan Sifat Media, adalah sebagai berikut :
1. Bentuk
Bentuk, susunan dan sifat media ditentukan oleh pemadat seperti agar-agar,
gelatin dan sebagainya, maka bentuk media dikenal tiga jenis :
a. Media padat
Kalau ke dalam media ditambahkan 12-15 gr tepung agar-agar per 1000 ml
media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau
kelompok mikroba yang ditanamkan. Ada yang memerlukan kadar air tinggi,
sehingga jumlah tepung agar-agar harus rendah, tetapi ada pula yang memerlukan

11
kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar agak banyak. Media
pada umumnya dipergunakan untuk ragi, bakteri, jamur, dan kadang- kadang juga
mikroalga.
b. Media cair
Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media cair
digunakan untuk membiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain terutama bakteri
dan ragi.
c. Media semi padat dan semi cair
Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari seharusnya. Ini
umumnya diperlukan untuk mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan
hidup anerobik atau fakultatif.
2. Susunan
Sesuai dengan fungsiologis dari masing-masing unsur hara yang terdapat
dalam media, maka susunan media pada semua jenis-jenis mempunyai kesamaan
isi yaitu :
1. Kandungan air
2. Kandungan nitrogen
3. Kandungan sumber energi/unsur C
4. Kandungan vitamin
Berdasarkan pada persyaratan tersebut susunan media dapat berbentuk :
a. Media alami
Media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging
dan sebagainya. Contoh yang paling banyak adalah telur untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan virus.
b. Media semisintesis
Media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan
sintesis, misal :
1. Kaldu nutrisi
2. Toge agar
3. Wortel agar

12
c. Media sintetik
Media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri Clostridium.
3. Sifat
Penggunaan mikroba bukan hanya pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan lain, yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi, dan
diferensiasi biakan yang didapatkan.
Berdasaarkan pada sifat-sifatnya, dibedakan menjadi :
a. Medium umum
Media ini digunakan untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan satu atau lebih
mikroba secara umum. Seperti kaldu nutrisi untuk bakteri. Contohnya : agar
nutrisi untuk bakteri, agar tauge atau agar kentang dekstrose untuk jamur.
b. Media pengaya
Media ini dipergunakan dengan maksud memberi kesempatan kepada suatu jenis
mikroba untuk tumbuh dn berkembang lebih cepat dari jenis lainnya yang sama
berada dalam satu bahan, misalnya kaldu lelenit.
c. Media selektif
Media yang hanya ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroba tertentu tetapi
mematikan untuk jenis-jenis lainnya. Contoh : agar endo, agar SS, dan lain- lain.
d. Media differensial
Medium yang dapat ditumbuhi semacam mikroorganisme dengan memberikan
ciri tertentu. Mikroorganisme tersebut mampu menguraikan salah satu bahan
pembuat medium dimana mikroorganisme yang lain yang sama –sama tumbuh
di situ tidak mampu. Contoh : agar darah, agar ecsin metilen biru, dan lain-lain.
e. Media penguji
Media untuk pengujian senyawa tertentu dengan bantuan mikroba, misalnya
penguji vitamin.
f. Media perhitungan
Media untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu bahan media ini dapat
berbentuk media umum, selektif, dan differensial serta penguji.

13
Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu seperti misalnya
alat-alat, bahan makanan, bahan/zat kimia dan lain-lain dari mikroorganisme, baik
yang patogen maupun yang tidak patogen.
Beberapa cara untuk mensterilkan medium :
1. Sterilisasi dengan pemanasan.
a. Udara panas kering/basah.
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan panas. Alat tersebut
dipanaskan sampai suhu 170 oC selama 1 jam.
b. Tyndalisasi
Dipakai untuk mensterilkan bahan atau alat yang ridak tahan suhu tinggi.
Bahan atau alat ini dipanaskan sampai suhu mencapai 100 oC selama 30 menit, hal
ini diulangi selama 3 hari berturut-turut. Sementara tidak dipanaskan, maka
disimpan pada suhu kamar.
c. Pasteurisasi
Dipakai untuk mensterilkan bahan makanan yang mengalami penguraian
apabila dipanaskan pada suhu tinggi. Alat atau bahan dipanaskan pada suhu 60 –
80 oC selama 1 jam dalam waktu 3 hari berturut-turut.
d. Api langsung/nyala Bunsen
Dipakai untuk menstrerilkan inokulasi, mulut tabung atau permukaan
meja.
e. Uap air panas dan tekanan
Dipakai untuk mensterilkan alat atau bahan yang tahan pemanasan tinggi
disertai tekanan. Caranya dengan memnggunakan alat yang disebut autoklaf,
dimana suhu yang dicapai adalah 121 oC dan tekanan 15 lbs.
2. Sterilisasi dengan radiasi.
Sterilisasi dengan menggunakan cahaya ultraviolet atau radiasi sinar Co 60
atau Cs 139.

14
3. Sterilisasi dengan zat kimia.
Sterilisasi yang dilakukan dengan menggunakan zat-zat kimia, seperti alkohol
70 %, pormalin 4 %, karbol, lisol, sabun dan lain-lain dapat dipakai sebagai bahan
sterilisasi.
4. Sterilisasi dengan saringan atau filter.
Sterilisasi yang dilakukan dengan penyaringan. Ada beberapa bahan yang tidak
boleh dipanaskan seperti serum, darah yang srerilisasinya dilakukan dengan
penyaringan. Macam-macam penyaringan atau filter antara lain ; seitz filter dimana
penyaringannya berupa membrane terbuat dari kaca yang berlubang- lubang dengan
diamtere 0,45 meter, dimana membrane tersebut dapat menahan bakteri. Selain
gelas, penyaring dapat terbuat dari asbestos, selulosa ataupun plastik.
5. Sterilisasi dengan Autoklaf
Alat berupa tanki minyak yang diisi uap. Medium yang akan disterilkan
ditempatkan di dalam autoklaf selama 15-20 menit, tergantung banyaknya medium.
Medium yang disterilkan sebaiknya diletakkan didalam botol agak kecil, setelah
pintu autoklaf ditutup rapat baru kran pintu uap dibuka dan temperatur akan naik
sampai 121oC. Setelah cukup waktu, kran uap ditutup, bila telah mencapai suhu nol
autoklaf dibuka secara perlahan, dan setelah dingin dikeluarkan melalui autoklaf
dan setelah stabil disimpan di lemari es.
A. Penyimpanan Medium
Sebelum dipergunakan medium yang sudah disterilkan, baik medium cair
maupun medium padat bisa disimpan di dalam tabung-tabung gelas berupa
erlenmeyer atau tabung reaksi ataupun dalam botol. Penyimpanan dalam jumlah
kecil biasanya dalam tabung reaksi sebanyak 10-15 ml untuk agar diri yangnantinya
diperlukan untuk mengisi cawan petri atau sebanyak 5-7 ml untuk membuat agar
miring yang nantinya diperlukan untuk menanambiakan. Agar miring dibuat
dengan memiringkan tabung reaksi yang berisi medium setelah disterilkan sebelum
medium menjadi padat.

15
B. Pembuatan Medium
Medium semi alami dan medium buatan dibaur dengan mencampurkan
bahan-bahan. Pencampuran ada yang harus dipanaskan dan ada yang bisa larut
dalam keadaan dingin. Sterilisasi dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dari
bahan pembuat medium. Bahan alami yang dicampurkan seperti toge, kentang,
daging, tanah, dan lain-lain biasnya dalam keadaan dalam bentuk ekstraknya.
Dalam mencampurkan zat-zat kimia harus dihindarkan terbentuknya endapan atau
emulsi yang akan mengganggu pengamatan.
C. Mikroba
1. Fungi (Cendawan atau Jamur)
Fungi atau jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga
bersifat heterotrof. Berbeda dengan bakteri yang tubuhnya hanya terdiri dari satu
sel. Tubuh jamur ada pula yang terdiri dari satu sel adapula yang multisel. Yang
bersel banyak, tubuhnya berbentuk benang, yang disebut hife dan bercabang-
cabang membentuk miselium. Habitat atau tempat tumbuhnya adalah tempat
lembab yang banyak mengandung zat organic dan kurang cahaya matahari serta
agak masam. Karena fungi adalah makhluk yang heterotrof, yaitu hidup bergantung
pada zat-zat organic yang telah jadi, maka ada yang parasit dan adapula yang
saprofit.
Fungi berkembang dengan dua cara :
a. Tak kawin (aseksual) yaitu dengan spora, membelah diri, fragmentasi, dan
dengan konidium.
b. Kawin (seksual) yaitu dengan konjugasi,askospora dan basidiospora.
Fungi tergolong dalam divisi Thallophyta, terbagi dalam 5 kelas, yaitu :
a. Mycomycetes
b. Phycomycetes
c. Ascomycetes
d. Basidiomycetes
e. Deuteromycetes
Fungi adalah organisme heterotrof dimana seluruh kebutuhan makanannya
diperoleh dari organisme lain maupun dari sisa-sisa organisme lain, sehingga

16
fungi dikenal sebagai decomposer(pengurai) bahan-bahan organic menjadi bahan
anorganik.
Fungi yang menguntungkan bagi manusia :
a. Di bidang industri makanan
- Rhizopus oryzae digunakan dalam pembuatan tempe.
- Saccaromyces untuk membuat tempe,roti, dan alcohol.
- Penicillium camemberti dan Penicillium roueferti banyak digunakan
untuk meningkatkan kualitas keju.
- Volvariella volvaceae (jamur merang), banyak dibudidayakan karena
dapat dimasak dan dimakan.
b. Dibidang Industri
- Rhizopus nigricans merupakan jenis jamur yang dapat memproduksi
asam fumarat.
- Rhizopus nodusus dapat digunakan untuk memproduksi asam laktat.

c. Penghasil antibiotik
Jamur yang menghasilkan antibiotika adalah jenis jamur Penicillium
notatum dan Penicillium chrysogenum.
Diantara jamur yang ada terdapat pula jamur yang merugikan manusia yaitu :
a. Jamur yang parasit pada manusia.
Aspergillus nidulans dan Aspergilus niger adalah jenis jamur yang hidup
pada saluran telinga tengah dan menimbulkan penyakit telinga yang dikenal dengan
nama otomikosis.
b. Jamur yang parasit pada hewan.
Jamur Aspergillus fumigatus yang hidup dan menimbulkan penyakit paru-
paru burung.
1. Bakteri
Sifat-sifat bakteri, yaitu :
- Merupakan mahluk hidup bersel Satu
- Tidak mempunyai klorofil, karena itu pada unumnya bakteri bersifat
heterotrof

17
- Bakteri terdapat di udara, di air, dan di darat baik sebagai saprofit maupun
sebagai parasit
- Inti selnya tidak mempunyai selaput inti atau karioteka dan termasuk
Phylum Schizophyta
- Berkembang biak secara kawin (membelah diri) dan secara tak kawin
(konjugasi)
Pengelompokan bakteri
1. berdasarkan cara hidupnya
- Bakteri Heterotrof, yaitu bakteri yang hidupnya tergantung dengan
makhluk lain.
- Bakteri Autotrof, yaitu bakteri yang mensintesis makanan sendiri, terdiri
atas :
- Kemoautotrof : mensintesis makanan dengan energi kimia
- Fotoautotrof : mensintesis makanan dengan bantuan cahaya matahari

2. berdasarkan bentuknya
- Kokus : bakteri yang berbentuk bulat
- diplokokus : bila bergandengan dua-dua
- tetrakokus : bila berbentuk bujursangkar
- sterptokokus : bila berbentuk rantai
- sarcina : bila bergerombol membentuk kubus
- Basil : bakteri yang berbentuk batang
- monobasilus : bila hidup satu-satu atau tunggal
- diplobasilus : bila bergandengan dua-dua
- streptobasilus : bila berbentuk rantai
- Spiral :bakteri yang berbentuk bengkok atau lengkung, termasuk
berbentuk koma (vibrion)

18
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan yaitu : Bahan yang digunakan yaitu :
1. Tabung reaksi 1. Kentang yang baik 100 gr
2. Pipet tetes 2. Dektrose 5 gr
3. Kompor Listrik 3. Agar-agar 10 gr
4. Autoklaf 4. Air suling (Aquadest) 500 ml
5. Spatula

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Agar Kentang Dekstrosa (AKD) / Potato Dekstrose Agar (PDA) untuk
menumbuhkan jamur.
a. Cucilah kentang kemudian dipotong-potong kecil dan masak selama
1 jam. Volume air dijaga supaya tetap dengan menambahkan air suling.
b. Saringlah kentang yang telah dimasak tadi dan masukan dekstrose ke
dalam filtrat kentang serta agar-agar sampai larut dengan baik.
c. Tuangkan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan, sumbatkah
dengan kapas.
d. Sterilkan dalam autoklaf (121°C/15 lbs) selama 15 menit
2. Sterilisasi dengan Autoklaf
a. Isi autoklaf dengan air suling sebanyak 3 – 5 liter, panaskan sampai
semua udara keluar dari autoklaf
b. Siapkan alat/bahan yang akan disterilkan dan letakan pada rak dari
autoklaf
c. Masukan rak tersebut ke dalam autoklaf, tutup rapat kecuali klep udara
supaya udara yang mungkin masih ada dalam autoklaf dapat keluar,
karena jika dalam autoklaf masih ada udara sedangkan klep sudah
ditutup rapat, maka sterilisasi tidak dapat mencapai suhu dan tekanan
yang diharuskan (121°C/15 lbs)

19
INOKULASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat dan dapat
menghitung banyaknya jumlah mikroba dengan menggunakan alat
Haemacytometer.

II. DASAR TEORI


A. Inokulasi
Bakteri merupakan makhluk hidup bersel satu yang mudah kita
temukan.Karena bakteri dapat hidup dimana-mana, di darat, di air tawar, di air
laut bahkan di udara yang mempunyai ketinggian beberapa ratus meter di atas
permukaan air tanah yang banyak mengandung debu pun masih dapat kita temukan
bakteri. Dasar makanan yang paling baik bagi piaraan bakteri ialahmedium substrat
yang mengandung zat-zat organic seperti rebusan daging, sayur- sayuran, sisa-sisa
makanan, atau ramu-ramuan yang dibuat oleh manusia.
Untuk mendapatkan satu spesies saja dalam satu piaraan bakteri, maka
perlulah diadakan suatu piaraan murni (pure culture). Caranya dengan mengambil
sample dari udara, tanah ataupun dari kotoran. Jika disebarkan pada medium yang
steril akan tumbuh beraneka koloni yang masing-masing mempunyai sifat-sifat
yang khas. Dan kalau kita mengambil bahan dari salah satu koloni tersebut dan
ditanam pada medium yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi kooni yang
murni, asal pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik
aseptic. Piaraan ini dapat disimpan , tetapi tiap-tiap saat tertentu harus diadakan
peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru.
Untuk mengamati sifat-sifat suatu koloni, maka perlu ditumbuhkan pada
medium padat agar, agar sifat-sifatnya tampak jelas dan dapat dilihat dengan
pandangan biasa tanpa menggunakan mikroskop (pengamatan mikroskopi). Ada
empat cara menumbuhkan bakteri pada medium padat, yaitu:

20
a. Piaraan lempengan (plate atreak culture), yang diperoleh dari menggesek-
gesekan ujung kawat inokulasi yang membawa bakteri pada permukaan agar-
agar lempengan dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan.
b. Piaraan miring (slant culture), yang diperoleh dengan cara mengesek- gesekkan
ujung kawat inokulasi yang membawakan bakteri pada permukaan agar-agar
miring.
c. Piaraan tusukan (stab culture), yang diperoleh dengan cara menusukan ujung
kawat inokulasi yang membawa bakteri dalam agar-agar pada tabung reaksi
sedangkan permukaan agar ini tidak miring.
d. Piaraan adukan (shake culture), yang diperoleh dengan cara mencampur
adukan setetes suspensi bakteri kedalam medium yang masih cair (belum
membeku).
e. Piaraan satu sel, menggunakan alat yang disebut mikropipet. Alat ini dapat
memungut satu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikutsertanya bakteri
lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator.
Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca
penutup. Pekerjaan ini dilakukan dibawah obyektif mikroskop. Jika tampak
suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan mikropipet, tetesan
tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri
berbiak dulu. Kemudian disini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini
sangat memerlukan kesabaran, lagipula micromanipulator itu sangat mahal.
f. Inokulasi hewan, Metode ini didasarkan pada semua bakteri dapat tumbuh di
dalam tubuh seekor hewan dinamakan piaraan Pneumococcus murni. Inokulasi
dapat dilakukan didalam kulit (intracutaneous), dapat dibawah kulit
(subcutaneous), dapat di dalam otot(intramuscular), dapat didalam rongga
tubuh atau tempat yang lain.
Sifat-sifat suatu koloni adalah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan
bentuk, susunan, permukaan atau pengkilatan dan lain sebagainya. Agar sifat
tersebut tampak jelas maka bakteri perlu ditumbuhkan pada medium padat.

21
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan
medium padat ini adalah :
a. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang berupa titik saja, ada yang melebar
keseluruh permukaan.
b. Bentuk. Bentuk koloni bermacam-macam, ada yang bulat, memanjang,
teepinya rata atau tidak rata.
c. Kenaikan permukan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada yang
timbul.
d. Halus – kasar permukaan pada koloni.
e. Wajah permukaan. Permukaan koloni ada yang berwarna mengkilap dan ada
juga yang berwarna suram.
f. Warna. Kebanyakan koloni ada yang berwarna putih kekuning-kuningan,
tetaapi ada juga yang berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, ungu dan hijau.
g. Kepekatan. Ada koloni yang lunak, ada yang keras dan juga ada yang kering.
Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, miring, dan pada
tusukan gelatin, antara lain yaitu :
1. Agar-agar Lempengan.
Bentuk koloninya dilukiskan dalam bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak
beraturan, serupa akar dan serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar,
timbul mendatar, timbul melengkung, membukit, mencembung dan berupa
kawah.
2. Agar-agar Miring.
Bentuk-bentuknya ada yang berupa tasbih, pedang, duri, akar, batang dan
berupa titik-titik.
3. Agar-agar Tusukan.
Bentuk koloni yang dapat mengencerkan gelatin bila dilihat dari samping
dapat berupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjolan dan ada yang berjonjot, serupa
batang. Sedangkan bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan dapat berupa
kawah, serupa mangkuk, corong, pundi-pundi dan berlapis.

22
Sifat-sifat koloni pada medium cair memperlihatkan permukaan yang
serabut, cincin, langit-langit atau selaput. Medium cair ini dapat dibuat dengan tidak
menambahkan atau mencampurkan agar-agar atau gelaaatin ke dalamnya.
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja yaitu
dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya dengan cara
membelah diri atau divisio.Sedangkan pada jamur pembiakannya dapat dilakukan
dengan aseksual meaupun secara seksual atau vegetatif dan generatif.
Piaraan murni yang sudah disimpan bertahun-tahun itu mudah sewkali
mengalami mutasi. Jika hal ini sampai terjasi, maka piaraan itu bukan lagi
merupakan piaraan yang murni (kehilangan tipe aslinya).
Untuk menghindarkan atau paling sedikit mengurangi terjadinya mutasi
dalam piaraan simpanan, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pada waktu-waktu tertentu piaraan dipindahkan ke medium yang baru.
b. Piaraan disimpan didalam tempat yang bersuhu rendah dan terhindar dari
radiasi.
c. Bakteri diliofilisasikan, yaitu dengan dimasukan didalam ampul berisi susu
kering bercampur dengan CO2, kemudian ddisimpan ditempat yang dingin.
Ada piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap 2 atau 3 bulan
sekali. Untuk meremajakan itu caranya sama seperti yang disebutkan pada point 1
diatas pada suhu biasa (25 o
– 27 oC) lalu dimasukan dalam lemari es untuk
diperbaharui 2 atau 3 bulan lagi. Sedangkan untuk penyimpanan yang bertahun-
tahun dengan cara pada point 3 asal selalu ada pada suhu 4 oC.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba seringkali sangat diperlukan dalam
berbagai macam penelahaan mikroorganisme. Pada hakekatnya terdapat dua
macam pengukuran dasar, yaitu:
1. Penentuan jumlah sel
2. Penentuan massa sel
Penentuan atau pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan untuk organisme
bersel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan
bukan hanya untuk organisme bersel tunggal, tetapi juga untuk

23
organisme berfilamen (misalnya kapang). Ada berbagai cara untuk mengukur
jumlah sel antara lain:
1. Hitungan cawan (palt count) atau pengenceran
2. Hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) atau
penggunaan ruang hitung
3. Secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter
(coulter Counter)
4. Penggunaan turbidometer / nefelometer
Cara lain untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan penyaring sampel
dengan suatu saringan membran, lalu diinkubasikan pada permukaan medium yang
sesuai. Jasad-jasad renik yang tertahan pada permukaan saringan menyerap nutrien
dari medium dan menghasilkan koloni-koloni yang masing-masing berasaldari satu
sel tunggal yang dapat hidup.
Massa sel juga dapat ditentukan dengan beberapa metode. Salah satu yang
paling umum digunakan adalah pengukuran kekeruhan suspensi sel. Cara lain
adalah mengukur berat kering sel atau filamen miselum sampel dalam volume
tertentu. Dalam penentuan yang disebutkan terakhir ini sampel mula-mula
disentrifugal atau disaring, dicuci, dikeringkan lalu beratnya ditimbang.
1. Hitungan Cawan (Pengenceran)
Dengan pengenceran, disiapkan beberapa buah tabung berisi aquadest steril
sebanyak 9 ml. Masing-masing tabung kemudian ditambahkan 1 ml sampel yang
akan diperiksa secara bertahap, yaitu :
1. 1 ml sampel ke dalam tabung pertama, sehingga konsentrasi larutan di
dalam tabung pertama menjadi 10-1.
2. 1 ml dari tabung pertama ke tabung kedua, sehingga konsentrasi tabung
kedua menjadi 10-2.
3. Dan seterusnya sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah.

24
Dari tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan ditanamkan ke
dalam cawan petri berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang kemudian timbul
pada tiap-tiap cawan dihitung. Cara perhitungan ini harus memperhitungkan faktor
kerapatan pertumbuhan koloni, karena jika pertumbuhan koloni terlalu rapat
biasanya sulit untuk dipertanggungjawabkan hasilnya. Juga untuk pertumbuhan
yang terlalu jarang sehingga diperlukan adanya pemilihan cawan yang ditumbuhi
koloni yang paling tinggi kemurniannya untuk dihitung.
2. Hitungan Mikroskopis Langsung
Pada metode mikroskopis langsung, sampel diletakkan di ruang hitung (seperti
hemasitometer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan
mikroskop.
Pada metode ini, hasil pengenceran tidak ditanamkan pada media, tetapi
diteteskan ke dalam ruang hitung. Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop
terhadap mikroba yang terdapat pada kolom perhitungan. Misalnya didapatkan
jumlah yang terhitung 12 sel, maka perhitungan jumlah sel adalah:

Jumlah Sel = 12 x 25 x 50 x 103


= 1,5 x 107 sel/ ml
Dimana:
12 = Jumlah sel yang terhitung.
25 = Jumlah kotak pada ruang perhitungan.
50 = Volume tiap-tiap kotak.
3
10 = Pengenceran sampel.
Keuntungan metode ini adalah pelaksanannya yang cepat dan tidak
memerlukan banyak peralatan. Namun kelemahannya adalah tidak dapat
membedakan sel-sel yang hidup dan yang mati. Dengan kata lain hasil yang
diperoleh adalah jumlah total sel yang ada dalam populasi. Sel mati akan menyerap
warna biru, sedangkan sel hidup mereduksi zat warna tersebut secara enzimatif
menjadi tidak berwarna, jadi sel-sel akan tampak biru.
Kelemahan lain dari metode hitungan mikroskopis langsung adalah sulitnya
menghitung sel yang berukuran kecil seperti bakteri, karena ketebalan
hemasitometer tidak memungkinkan. Hal ini biasanya dapat diatasi dengan

25
mewarnai sel sehingga mudah dilihat. Kelemahan lainnya adalah kadang-kadang
sel cenderung bergumpal, sehingga sukar untuk membedakan sel-sel individu. Cara
mengatasinya adalah dengan menceraiberaikan gumpalan sel tersebut dengan
menambahkan bahan anti gumpal, seperti Dinatrium etilamina tetra asetat dan
tween sebanyak 0,1 %.
3. Penggunaan Nefelometer / Turbidometer
Cara ini merupakan perhitungan kerapatan materi (sel) di dalam larutan, yang
diberi cahaya. Kualitas bias cahaya yang dilkakukan identik dengan kerapatan
materi sel yang berada dalam larutan.
4. Haemacytometer
Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung
mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1 / 400 mm2
dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat
yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan dengan
menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil
maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer.
Perhitungan dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung
karena sample langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan
diamati di bawah mikroskop. Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati
dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak
homogen lagi, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan.
Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengamatan karena
sample kental dapat menjarangkan sel mikrooranisme yang mengakibatkan
pengamatan menjadi sulit dilakukan.
A. Biakan Murni
Suatu biakan/piaraan murni yang disimpan bertahun-tahun mudah sekali
mengalami mutasi. Dan jika hal ini terjadi, maka piaraan ini bukan lagi
biakan/piaraan yang murni karena telah kehilangan tipe aslinya. Untuk menghindari
atau mengurangi terjadinya mutasi pada biakan/piaraan murni tersebut, maka perlu
dilakukan hal-hal di bawah ini :
a. Pada waktu-waktu tertentu biakan/piaraan dipindahkan ke medium yang baru.

26
b. Biakan/piaraan disimpan di dalam tempat yang bersuhu rendah dan terhindar
Dari radiasi.
c. Bakteri diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisi suhu kerig
bercampur dengan CO2, kemudian disimpan di tempat yang dingin.
Ada piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap dua atau tiga bulan
sekali. Untuk meremajakan itu caranya yaitu piaraan perlu dipindahkan ke medium
baru pada suhu biasa yaitu antara 25 - 27 oC yang kemudian dimasukkan dalam
lemari es untuk diperbarui dua atau tiga bulan lagi. Sedangkan untukpenyimpanan
dengan cara diliofilisasikan asal selalu ada dalam 4oC.
B. Fermentasi
Pada tahun 1837 tiga orang ahli yaitu Cagnaird Latour, Scwamn dan Kutzing
masing-masing menemukan bahwa terdapat pada cairan-cairan yang mengandung
gula yang mengalami fermentasi alkohol; perubahan zat gula menjadi alkohol
dan CO2 merupakan fungsi fisiologi dari sel-sel khamir itu. Teori biologi ini
mendapat tentangan dari ahli kimia seperti Berzelius yang berpendapat bahwa
pembusukan dan fermentasi merupakan proses kimia murni. Pasteur justru
menentang pendapat tersebut, dan berpendapat bahwa semua proses fermentasi
adalah proses kegiatan mikroba.
Selama menyelidiki fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya
proses yang tidak membutuhkan Oksigen. Penyelidikan mikroskopik pada setetes
cairan yang mengandung mikroba penyebab fermentasi asam butirat, menunjukkan
bahwa mikroba yang dekat pada tepi batas cairn dengan udara akan menjadi tidak
bergerak, sedang yang ada di pusat tetesan akan menjadi bergerak aktif. Kenyataan
ini membuktikan bahwa udara merupakan penghambat kegiatan mikroba asam
butirat.
Perkataan fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian; hal ini
sebenarnya tidak tepat. Kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape, ragi untuk roti,
ragi untuk oncom, ragi untuk membuat minuman keras, itu menurut sistematiknya
di dalam dunia tumbuh-tumbuhan banyaklah berbeda. Secara fisiologi ragi-ragi
tersebut mempunyai persamaan, yaitu mereka menghasilkan fermen atau enzim
yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan

27
mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang mereka ubah itu
berbeda-beda. Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi dan
laktasi.
Fermentasi merupakan proses perubahan kimia dalam bahan pangan yang
disebabkan oleh enzim. Enzim berperan ini berasal dari mikroba atau jasad renik
yang digunakan dan dikenal sebagai ragi alkohol. Melalui fermentasi diperoleh
produk yang mempunyai nilai gizi, biologis, serta cita rasa dan aroma yang lebih
baik dibandingkan dengan bahan asalnya. Hal ini dikarenakan dalam ragi terdapat
mikroba yang mengandung komponen seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral
dalam jumlah tertentu. Proses fermentasi secar sederhana dapat dilihat sebagai
berikut :
Sc
C6H12O6  2C2H5OH + 2 CO2

Sc : Sacharomyces Cereviseae
Fermentasi adalah proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob. Sebagai
substrat pada umumnya karbohidrat. Dalam proses fermentasi yang bekerja sebagai
pembawa hidrogen atau elektron biasanya hanya NAD dan NADF; sedangkan
sebagai akseptor hidrogen akhir adalah bahan organik. Bahan organik yang
berfungsi sebagai akseptor hidrogen akhirnya pada umumnya adalah asam piruvat,
sehingga sistem sitokhrom tidak diperlukan. Istilah fermentasi sering juga dipakai
untuk menyatakan proses yang aerob pada proses-proses industri tertentu,
penggunaan ini sebenarnya tidak tepat. Misalnya oksidasi alkohol menjadi asam
cuka secar aerob oleh Acetobacter sp., dalam pengertian industri fermentasi disebut
fermentasi asam cuka.
Fermentasi dapat dilakukan oleh jasad-jasad fakultatif anaerob dalam
keadaan yang anaerob, misalnya Saccaromyces Cereviseae; oleh mikroba obligat
anaerob, misalnya bakteri dari genus Clostridium; atau mikroba yang indiferent
terhadap Oksigen misalnya spesies Lactobasilius, hasil akhir fermentasi tidak
dipengaruhi oleh atau ada tidaknya oksigen.
Pernafasan anaerob dapat terlaksana secara antarmolekul atau secara
intarmolekul. Pernafasan antarmolekul itu hampir serupa dengan pernafasan aerob;
bedanya ialah bahwa pada pernafasan antar molekul itu oksigen yang
28
diperlukan untuk mengoksidasikan substrat tidak diperoleh dari udara bebas,
melainkan dari suatu senyawa, sedang yang direduksi bukan oksigen, melainkan
suatu senyawa juga. Penerima hidrogen dapat berupa zat-zat seperti nitrat, nitrit,
karbonat, atau sulfat. Energi yang ditimbulkan di dalam proses ini tidak banyak.
Sebagai contoh berikut:

a. 2 H2O + 5 S + 6 HNO3  N2 + 5 H2 SO4 + Energi


Di dalam hal ini, S dioksidasikan menjadi SO4, sedang HNO3
direduksi menjadi N2.

b. CH3CHOHCOOH + HNO3  CH3COCOOH+ HNO2 + H2 O +


Energi
asam susu asam piruvat

Di dalam hal ini, HNO3 direduksikan menjadi HNO2, sedang


CH3CHOHCOOH mengalami pengoksidasian.
C. Starter

Ragi pasar merupakan starter yang biasanya digunakan dalam fermentasi


alkohol. Ragi merupakan suatu substrat yang terbuat dari tepung beras dengan
beberapa macam rempah. Ragi merupakan suatu starter padat tradisional. Mikroba
yang berperan ini adalah sejenis khamir (kapang). Spesies khamir yang dipakai
adalah : Saccharomyces Cereviseae var. ellipsoideus, Schizpsaccharomyces
Pombe, dan Saccharomyces Anamensis untuk membuat alkohol.
Spesies-spesies tersebut memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan untuk
fermentasi alkoholik, yaitu :
- Mempunyai kecepatan fermentasi yang tinggi
- Mempunyai rendemen per unit substrat yang tinggi
- Toleran terhadap alkohol yang dihasilkan
- Tahan terhadap pH rendah
- Mempunyai karakteristik yang sama pada suhu inkubasi yang relatif tinggi
- Tahan terhadap sulfat, gula pada konsentrasi tinggi
- Sedikit memproduksi asam volatil
-

29
D. Substrat
Substrat yang baik untuk fermentasi adalah substrat yang mengandung
komponen yang dibutuhkan seperti sumber C, N, vitamin dan mineral dalam jumlah
yang cukup. Substrat ini dimasak terlebih dahulu dengan air (perbandingan 1:1) dan
didihkan selama lebih kurang 15 menit. Pemasakan ini bertujuan agar memudahkan
kerja enzim pemecah amilum untuk mengekstraksikan bahan yang terlarut menjadi
gula dan dekstrin.
Produk fermentasi yang terbentuk tergantung pada berbagai faktor antara lain
- Jenis dan konsentrasi ragi
- Lama fermentasi
- Temperatur
- PH
- Konsentrasi substrat
- Oksigen

30
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan yaitu :
1. Tabung reaksi
2. Jarum oase
3. Nyala bunsen
4. Cawan petri
Bahan yang digunakan yaitu :
1. Medium yang telah jadi
2. Kultur murni
3. Jarum/kawat
4. Alkohol

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Siapkan tabung yang berisi jamur dan tabung medium dalam lemari
laminating.
2. Panaskan jarum oase sampai berpijar dan diamkan sebentar.
3. Buka sumbat tabung jamur, kemudian lewatkan dekat nyala bunsen.
4. Ambillah jamur dengan menggunakan jarum oase.
5. Buka sumbat tabung medium dan mulut tabung dilewatkan pada nyala
api bunsen.
6. Masukkan ujung jarum oase tadi yang telah membawa jamur dengan
menggesek-gesekkannya pada permukaan medium dari kiri ke kanan
dengan arah dari bawah ke atas medium.
7. Tabung medium kemudian disumbat lagi.
8. Simpan tabung yang telah ditanami tadi.
9. Amatilah bentuk jamur yang terjadi.

31

Anda mungkin juga menyukai