Anda di halaman 1dari 44

LD-50

D.2 Absorber (ABS-01) / Fajry Juangga (140140048)

Nama : Absorber (AB-01)


Kode Alat : AB-01
Fungsi : Untuk menyerap metanol menggunakan air sebagai larutan
penyerapnya.
Jumlah : 1 unit

Kondisi Operasi
Tekanan : 1,8 atm
Temperatur : 30˚C

F4
CH3Cl
H2O

F5
H2O

F4
CH3Cl
CH3OH
H2O

F4
CH3OH
H2O

Gambar D.11 Absorber (ABS-01)


LD-51

Berikut ini adalah neraca massa dan neraca energi Absorber (ABS-01).
Perhitungan nya dapat dilihat pada lampiran A dan lampiran B.
Tabel D.1 Neraca Massa Absorber (ABS-01)
Neraca Massa Masuk
Neraca Massa Keluar (kg/jam)
Komponen (kg/jam)
F4 F5 F6 F7
CH3OH 132,68 - - 91,44
H2O 19.886,14 9.007,55 228,28 22.758,40
HCl 0 - - -
CH3Cl 6.517,26 - 12.454,08 9,14
Total 22.861,26938 22.861,26938

Tabel D.2 Neraca Energi pada Absorber AB-01


Komponen Q (Kj/Jam)
Masuk Keluar
F4 F5 F6 F7
CH3OH 5,10 - - 1.13E+03
H2O 763,04 - 3.02E+02 2.06E+05
HCl 0 - - 0
CH3Cl 250,09 - 2.21E+04 1.07E+02
H2O Penyerap - 7,55E+04 - -
Q Supply - 161.410,08 - -
Q Loss - - - 8070,50
Sub Total 1.018,23 2.37E+05 2.24E+04 2.06E+05
Total 2.28E+05 2.28E+05

A. Menentukan Jenis Absorber


Dalam prarancangan ini dipilih jenis absorber Sievetray tower
berdasarkan pada pertimbangan:
1. Pressure drop aliran gas rendah
LD-52

2. Dapat lebih ekonomis di dalam operasi cairan korosif karena ditahan oleh
packing ceramic
3. Biaya perawatan lebih murah

B. Penentuan Bahan Konstuksi


Dipilih bahan konstruksi jenis Stainless SA 240 Grade B dengan
pertimbangan :
1. Mempunyai allowable stress yang besar
2. Struktur kuat
3. Tahan terhadap korosifitas tinggi

C. Data Fisis dan Termal


Kondisi campuran gas yang bereaksi di dalam raektor setiap saat mengalami
perubahan untuk tiap increment panjang reaktor. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung kondisi campuran gas tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung berat molekul umpan
Berat molekul umpan merupakan berat molekul campuran gas yang dapat
dihitung dengan persamaan :
BM campuran = Σ (Bmi.yi)
Dengan :
Bmi = berat molekul komponen i, kg/kmol
Yi = fraksi mol gas i

Tabel D.3 Berat Molekul Campuran


Komponen Bmi (kg/Kmol) Yi Bmi x yi
C3HOH 32,04 0,0041 0,13
H2O 18,02 0,9955 17,94
C3HCl 50,49 0,0004 0,02
Total 1,00 18,09
Diperoleh BM campuran = 18,09 g/mol
LD-53

2. Menghitung densitas campuran


Campuran gas mengikuti hukum gas ideal
PV =nRT
n/v BM camp = P/RT BM camp
ρ camp = P/RT BM camp
dengan =
P = tekanan umpan masuk = 1,8 atm
R = 0,0821 atm m3/kmol K
T = suhu umpan masuk = 303,15 K

18,09 x 1,8
Sehingga ρ campuran vapor = g/m3
0,0821 x 303,15
= 1.300 g/m3
=1,30 kg/m3

Tabel D.4 Densitas Campuran keluaran bawah (liquid)


Komponen Bmi (kg/Kmol) Yi ρLiquid(kg/m3)
C3HOH 32.041 0,0041 795,70
H2O 18.015 0,9955 998,00
C3HCl 50.487 0,0004 950,00
Total 1

ρ campuran liquid = (ρA.XA) + (ρB.XB) + (ρC.XC)


= (795,70 x 0,0041) + (998,00 x 0,9955) + (950,00 x 0,0004)
= 997,15 kg/m3
LD-54

Tabel D.4 Berat Molekul Campuran


Komponen Bmi (kg/Kmol) Yi Bmi x yi
H2O 18,02 0,018 0,32
C3HCl 50,49 0,982 49,58
Total 1,00 49,90
Diperoleh BM campuran = 49,90 g/mol

2. Menghitung densitas campuran


Campuran gas mengikuti hukum gas ideal
PV =nRT
n/v BM camp = P/RT BM camp
ρ camp = P/RT BM camp
dengan =
P = tekanan umpan masuk = 1,8 atm
R = 0,0821 atm m3/kmol K
T = suhu umpan masuk = 299,95 K

49,90 x 1,8
Sehingga ρ campuran vapor = g/m3
0,0821 x 299,95
= 3.640 g/m3
= 3,64 kg/m3

Tabel D.5 Densitas Campuran keluaran atas (vapor)


Komponen Bmi (kg/Kmol) Yi ρLiquid(kg/m3)
H2O 18.015 0,0180 998,00
C3HCl 50.487 0,9820 950,00
Total 1

ρ campuran liquid = (ρA.XA) + (ρB.XB)


= (998,00 x 0,0180) + (950,00 x 0,9820)
= 950,86 kg/m3
LD-55

D. Menentukan diameter menara


Tinggi plate spacing pada umumnya antara 0,3 – 0,6 m (Coulson, 1983)
Diambil plate spacing = 0,5 m.
Feed = F = 26.536,12 kg/jam
Top product = D = 12.689,40 kg/jam
Vapor rate = V = 22.854,26 kg/jam
Liquid rate = L = 9.007,55 kg/jam
Bottom product = B = 22.854,26 kg/jam

a. Liquid-vapor flow factor


𝐿𝑊 𝜌𝑣
FLV = 𝑉𝑊 √ 𝜌𝑙 (Coulson, 1983, pers11.82)(6.7)

Keterangan:
FLV = Liquid-vapor flow factor
LW = laju alir massa cairan (kg/jam)
VW = laju alir massa uap (kg/jam)

9007.55 kg/jam 3,64 kg/jam


FLVtop =
22.854,26 kg/jam

950,86 kg/jam

= 0,02
Untuk tray spacing 0,5 m dan FLV 0,020, maka K1= 0,2 (Coulson,1983. Fig 11-
27 hal 568)

9.007,5 kg/jam 1,30 kg/jam


FLVbot =
22.854,26 kg/jam

997,15 kg/jam

= 0,014
Untuk tray spacing 0,5 m dan Flv = 0,014, maka diperoleh K1 = 0,22 (Coulson,
1983).
LD-56

b. Menentukan kecepatan flooding

ρl- ρv
uf = K1 √ (Coulson, 1983, pers 11.81)(6.8)
ρv

Keterangan:
uf =Kecepatan flooding (m/s)
K1 = konstanta

Kecepatan flooding bagian atas :

950,86 kg/m3-3,64 kg/m3


uf,Top = 0,2 √
3,64 kg/m3

= 0,2 (20,59)
= 4,11 m/s

Kecepatan flooding bagian bawah :

kg
997,15m3 1,30 - kg/m3
uf,Bot = 0,22 √
1,30 kg/m3

= 0,22 (27.622)
= 6,07 m/s
Kecepatan uap pada umumnya 70-90% dari kecepatan flooding (Coulson,1983),
untuk perancangan diambil uv = 80% uf

Kecepatan uap pada bagian atas:


uv,top = 80%
= 3,29 m/s

Kecepatan uap pada bagian bawah:


uv,bot = 80%
= 4,86 m/s
LD-57

c. Menentukan laju alir volumetrik maksimum


𝑊
Q = 𝜌𝑉 (6.9)

Keterangan:

Q = laju alir volu metrik maksimum (m3/s)

W = laju alir massa uap (kg/jam)

Laju alir volumetrik maksimum bagian atas:

12.689,40 kg/jam
QVtop = kg
3,64 m3

= 5.652 m3/jam

= 1,57 m3/s

Laju alir volumetrik maksimum bagian bawah:

22.854,26 kg/jam
QVbot = kg
1,30 m3

= 17.496 m3/jam

= 4,86 m3/s

d. Menentukan luas area netto untuk kontak uap-cair

Qv
An = (6.10)
uv
Keterangan:
An = Luas area netto(m2)
Vw = laju alir volumetrik(m3/s)
uv = kecepatan uap (m/s)

Luas area netto bagian atas:


1.574 m3 /s
An,top =
3.29 m/s
LD-58

= 0,47 m2

Luas area netto bagian bawah:


4,86 m3 /s
An,bot =
4,86 m/s
= 1,00 m2

e. Menentukan luas penampang lintang menara (Ac)


An
Ac = (6.11)
1-Ad
Luas penanmpang downcomer (Ad) = 20% dari keseluruhan, sehingga:

0,47 m2
Ac,top =
1-0,2
= 0,60 m2

1 m2
Ac,bot =
1-0,2
= 1,25 m2

f. Menentukan diameter menara (Dc) berdasarkan kecepatan flooding


4.Ac
Menghitung diameter: Dc = √ (6.12)
π
Diameter menara bagian atas:

4 x 0,608 m2
Dc,top = √
3,14

= 0,88 m

Diameter menara bagian bawah:

4 x 1,25 m2
Dc,bot = √
3,14

= 1,26 m
= 49,60 in
LD-59

g. Menentukan jenis aliran (flow pattern)


LV,B
QL,B = (6.13)
ρL,B
26.536,12 kg/jam
= kg
997,15 m3x 3600 s/jam

= 0.007 m3/s

Dari fig 11.28 (Coulson, 1983), untuk QL,B = 0,007 m3/s maka jenis
alirannya adalah cross flow (single pass)

Gambar D.12. Liquid flow pattern on single pass

Gambar D.13. Typical crossflow plate (sieve)

h. Menentukan tebal shell


Material stainless steel SA 285 (alasan pemilihan material: tahan terhadap
korosifitas dan memiliki struktur kuat)
LD-60

f (allowable stress) = 11500 psi (Peters and Timmerhaus, 1991, Tabel 4,


Hal. 538)
c (faktor korosi) = 0,125 in (Brownell and Young, 1959)
E (efisiensi pengelasan) = 0,80 (Brownell and Young, 1959, Tabel 13.2)
ID = 49,60 in
r = 24,80 in

tebal shell dihitung dengan persamaan :


P.ri
ts = +c (Brownel, 1959) (6.20)
f.E-0,6.P

ts :tebal shell (in)


P : tekanan dalam reaktor, psi
r : jari-jari dalam shell, in
E : efisiensi pengelasan ; 0,8
c : faktor korosi
f : allowable stress, psi

Tekanan dalam sheel


Tekanan desain diambil 20% diatasnya, maka :
Poperasi = 1,8 atm
Pdesign = 1,2 atm x Poperasi
= 1,2 x 1,8 atm
= 2,16 atm
= 31,74 Psi

Maka tebal plat lapisan luar :


P.ri
ts = +c (Brownel, 1959)
f.E-0,6.P
31,74 psi x 24.80 in
= + 0,125 in
11500 psi x 0,80-0,6(31,74 psi)
LD-61

= 0,21 in

Digunakan tebal standar untuk shell :1/4 in

Head dan Bottom


Untuk menentukan bentuk head ada 3 pilihan :
1. Flange and standard Dished Head
Digunakan untuk vessel proses vertikal bertekanan rendah, terutama
digunakan untuk tangki penyimpanan horizontal, serta untuk menyimpan
fluida yang volatil.
2. Torispherical flaned and dished head
Digunakan untuk tangki dengan tekanan dalam rentang 15-200 psig
3. Elliptical flanged and dished head
Digunakan untuk tangki dengan tekanan tinggi dalam rentang 100 psig dan
tekanan diatas 200 psig (Brownell and young, 1959).
Bentuk head and bottom yang digunakan adalah Torispherical flanged and
dished head yang sesuai dengan kisaran tekanan sistem yaitu 15-200 psi. bahan
yang digunakan untuk membuat head and bottom sama dengan bahan shell
carbon steel SA 285 grade C.
Menentukan inside radius corner (icr) dan corner radius(rc)
OD = ID + (2 𝑥 ts)
= 49,60 + (2 𝑥 1/4 in)
= 50,10 in
Dibulatkan menjadi 54 in untuk menentukan icr dan rc
Diketahui tebal t = 0,25 in
Maka berdasarkan tabel 5-7 hal 90 (Brownel, 1959) :
icr = 3,25 in
r = 54 (in)
1 𝑟𝑐
maka w = 4 (3 + √𝑖𝑐𝑟)

1 54
= 4 (3 + √3,25)
LD-62

= 1,77 in

P.rc.w
th = +c
2f.E-0,2.P
31,74 psi x 54 in x 1,77 in
= + 0,125 in
2(11500 psi x 0,80)-0,2 x 31,74 psi
= 1,52 in
t head standar = 1,75 in
maka tebal yang digunakan :
t head = 1,75 in

Untuk tebal head 1,75 in, dari tabel 5,8 Brownell and Young maka sf = 1,5 – 4,5
in.
Diambil sf = 3 in

Spesifikasi head :

Gambar D.14 Torispherical flaged and dished head


LD-63

Deat of dish (b)


𝐼𝐷
b = rc – √(𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟)2 – ( 2 − 𝑖𝑐𝑟)2

= 54 – √(54 − 3,25)2 – (24,80 − 3,25)2


= 8,05 in

Tinggi head (OA)


Dari Tabel 5.8 Brownell & Young, untuk ketebalan head = 1,75 in, sf = 1,5 – 4,5
in dan dipilih sf = 3 in.
OA = th + b + sf (Brownel, 1959) (6.21)
= (1,75 + 8,05 + 3) in
= 12,80 in = 0,32 m
AB = ri – icr
= (24,80 – 3,25) in
= 21,55 in = 0,54 m
BC = rc – icr
= (54 – 3,25)
= 44,75 in = 1,13 m
AC = √𝐵𝐶 2 – 𝐴𝐵 2
= √(44,75)2 – (23,33)2
= 38,15 in = 0,96 m

d. Tinggi menara
Data perhitungan :
Diameter kolom (Dt) = 1,26 m
Luas kolom (Ac) = 1,25 m2
Volume head = 0,000049 Dt3
= 0,000049 (1,26)3
= 0,00098 m3

𝜋
Volume head pada sf = 4 𝑥 𝐼𝐷2 𝑥 𝑠𝑓
LD-64

3,14
= 𝑥 (49,60)2 𝑥 3
4

= 5.793,67 in3 = 0,09 m3

Volume total head = Volume head + Volume head pada sf


= 0,00098 m3 + 0,09 m3
= 0,09098 m3

Blank diameter = OD + OD/24 + 2sf + 2/3 icr


( Brownel, 1959, pers 5.12) (6.22)
Dengan:
OD = diameter luar dish = 54 in
icr = corner radius = 3,25 in
sf = straight flange = 3 in
Blank diameter =
54 2
Blank diameter = 54 + + 2(3) + (3,25)
24 3
= 64,41 in
Untuk bagian kolom:
L
Q =
ρL
9.007,55 kg/jam
=
997,15 kg/m3
= 90,2 m3/jam
= 0,15 m3/menit
Waktu tinggal cairan dibawah plate terakhir 5-10 menit (Ulrich, 1984)
Waktu tinggal cairan dipilih = 5 menit
Vcairan = Q x waktu tinggal
= 0,15 m3/menit x 5 menit
= 0,75 m3

Tinggi cairan dalam shell (HL)


LD-65

𝜋
Vcairan = 4 𝑥 𝐷𝑐 2 𝑥 𝐻𝑙

Vcairan
HL =π
x (Dc2 )
4

0,75 m3
= 3,14
x (1,26 m)2
4

= 0,60 m

e. Menetukan tinggi menara


Jarak plate = 0,5 m
Tinggi penyangga menara =1m
Jumlah plate = 10 (Aspen Hysys v8.8)
Tebal plate = 0,003 m
Tinggi head dengan tebal head = OA – sf
= 0,32 m – 0,07 m
= 0,25 m
Tinggi dibawah plate = HL + (OA – sf)
= 0,60 m + 0,25 m
= 0,85 m
Tinggi total = Jarak dari palte terbatas + (jumlah plate x try spacing) +
Tebal plate + Tinggi head dengan tebal head + Tinggi di
bawah plate terbawah

Tinggi total = 1+ (10 x 0,5) + 0,003 + 0,25 + 0,85


= 7,13 m

F. Perancangan nozzle
1 Nozzle feed masuk
Rate massa = 26.536,12 kg/jam = 58.502,14 lb/jam

𝜌liquid = 7,529 kg/m3 = 0,47 lb/ft3 (Aspen Hysys v8.8)


LD-66

m
Q =
ρL
58.502,14 lb/jam
= lb
0,47 ft3 x 3600

= 34,57 ft3/s

Asumsi aliran turbulen


Dari peter & timmerhause 3th, pers 4.5 didapat :
Di optimal = 3,9𝑥 Ql0,45 x ρl0,13
= 3,9x (34,57 ft3/s)0,45 x( 0,47 lb/ft3)0,13
= 15,87 in

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel A.5-1, hal 892. Geankoplis,1983)


Nominal Pipe Standar (NPS) 16 in
Schedule Number 40 (standar)
OD 16 in
ID 15,25 in
A 183 ft2

2. Nozzle Liquid masuk


Rate massa = 9.007,55 kg/jam = 19.858,24 lb/jam
𝜌 liquid = 1.005,83 kg/m3 = 62,79 lb/ft3 (Aspen Hysys v8.8)
m
Q =
ρL
19858,24 lb/jam
= lb x 3600 s = 0,09 ft3/s
62,79
ft3

Asumsi aliran turbulen


Dari peter & timmerhause 3th, pers 4.5 didapat :
Di optimal = 3,9x Ql0,45 x ρl0,13
= 3,9x (0.09 ft3/s)0,45 x( 62,79 lb/ft3)0,13
= 2,24 in
LD-67

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel A.5-1, hal 892. Geankoplis,1983)


Nominal Pipe Standar (NPS) 3 in
Schedule Number 40 (standar)
OD 3,5 in
ID 3,068 in
A 0,05130 ft2

3. Nozzle uap keluar


Rate massa = 12.689,40 kg/jam = 27975,35 lb/jam
𝜌liquid = 3,74 kg/m3 = 0,23 lb/ft3 (Aspen Hysys v8.8)
m
Q =
ρL
27975,35 lb/jam
= lb
0,23ft3x 3600 s

= 33,35 ft3/s

Asumsi aliran turbulen


Dari peter & timmerhause 3th, pers 4.5 didapat :
Di optimal = 3,9𝑥 𝑄𝑙 0,45 𝑥 𝜌𝑙 0,13
= 3,9𝑥 (33,35 ft3/s)0,45 𝑥( 0,23 lb/ft3)0,13
= 15,63 in

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel A.5-1, hal 892. Geankoplis,1983)


Nominal Pipe Standar (NPS) 16 in
Schedule Number 40 (standar)
OD 16 in
ID 15,25 in
A 183 ft2

4. Nozzle cairan keluar dari dasar menara


Rate massa = 22.854,26 kg/jam = 50.385,03 lb/jam
𝜌liquid = 1.002 kg/m3 = 62,55 lb/ft3 (Aspen Hysys v8.8)
LD-68

m
Q =
ρL
50.385,03 lb/jam
= lb
62,55ft3 x 3600 s

= 0,22 ft3/s

Asumsi aliran turbulen


Dari peter & timmerhause 3th, pers 4.5 didapat :
Di optimal = 3,9𝑥 𝑄𝑙 0,45 𝑥 𝜌𝑙 0,13
= 3,9𝑥 (0,22 ft3/s)0,45 𝑥( 62,55 lb/ft3)0,13
= 3,15 in

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel A.5-1, hal 892. Geankoplis,1983)


Nominal Pipe Standar (NPS) 3 in
Schedule Number 40 (standar)
OD 3,5 in
ID 3,068 in
A 0,05130 ft2
LD-69

G. Menghitung Tebal Isolasi Absorber Column


a. Bahan Isolator
Isolator yang digunakan adalah asbestos and bonding karena temperatur
operasi di dalam distilasi besar, memiliki konduktivitas termal yang kecil
sehingga efektif sebagai isolator. Sifat-sifat fisis (Walas,Tabel.8.20,1988):

Konduktivitas termal (k) = 0,053 Btu/hr.ft oF


Densitas = 18 lb/ft3
Perpindahan panas yang melewati dinding menara adalah perpindahan
panas dari sinar matahari secara radiasi, panas dari udara luar secara konveksi,
kemudian melalui dinding isolasi dan dinding tangki secara konduksi.

b. Bahan Konstruksi Absorber


Bahan konstruksi adalah carbon steel. (Perry, 1984). Perpindahan panas
konduksi dalam silinder berlapis yang disusun seri seperti gambar berikut
adalah:

T
1

r2 r1 T3
r3
Tu
T2

Gambar D.15. Sistem isolasi menara


LD-70

Perpindahan panas melalui tiap lapis tahanan dihitung dengan hukum


Fourier dan A = 2πrL, diperoleh:
2πL(T1−Tu)
Q = r2 r3 (Holman, 1997. Pers 2-12)
ln( ) ln( ) 1
r1 + r2 +
k1 k2 (hc+hr)r3

Jika diaplikasikan dalam perhitungan perancangan tangki maka diperoleh:


2πL(T1−Tu)
Q = r2 xis
ln(r1) ln(r2+ r2 ) 1
+ + (hc+hr)(r2+xis)
kp k is

Keterangan :
xis = Tebal isolasi (ft )
r1 = Jari–jari dalam tangki (ft)
r2 = Jari–jari luar tangki (ft)
r3 = Jari – jari luar isolasi (ft)
T1 = Temperatur permukaan tangki bagian dalam (oF)
T2 = Temperatur permukaan tangki bagian luar (oF)
T3 = Temperatur luar isolasi (oF)
Tu = Temperature udara (oF)
kp = Konduktivitas termal tangki (Btu/hr.ft oF)
kis = Konduktivitas termal isolasi (Btu/hr.ft oF)
hc = Koefisien konveksi (Btu/hr.ft2 oF)
hr = Koefisien radiasi (Btu/hr.ft2 oF)

Untuk menghitung perpindahan panas dari luar ke dalam shell, harus


dihitung terlebih dahulu temperatur kesetimbangan radiasi pada permukaan
dinding luar yang terkena sinar matahari pada temperatur udara lingkungan sekitar
shell.
Pada keadaan kesetimbangan radiasi, jumlah energi yang terabsopsi dari
matahari oleh suatu material sama dengan panjang gelombang radiasi yang
bertukar dengan udara sekelilingnya (J. P. Holman, 2002, 9th ed). Temperatur
LD-71

permukaan dinding luar dihitung dengan persamaan berikut:


(q/A)sun αsun = αlow temp σ (T4- Tsun4) (Holman, 1979,6th ed)
Keterangan ;
(q/A)sun = fluks radiasi (W/m2)
αsun = absorptivitas material untuk radiasi matahari
αlow temp = absorptivitas material untuk radiasi pada 25 oC
σ = konstanta Boltzman = 5,669 x 10-8 (W/m2k4)
Tsun = temperature lingkungan (udara)

Data perhitungan :
r1 = 54 in (2,25 ft)
r2 = 28,2500 in (2,3542 ft)
T1 = 393,31 K (248,288 oF)
Tu = 35oC (308,15 K; 95,0000 oF)
kp = 25,7305 Btu/hr.ft2 oF
kis = 0,0530 Btu/hr.ft2 oF
L = 12,51 m (41,04 ft)

c. Temperatur isolasi permukaan luar :


Isolasi yang digunakan akan di lapisi dengan cat (pigmen) berwarna putih.
Berdasarkan Tabel 8.3 (Holman,1979), diperolah data :
(q/A)sun = 500 (W/m2)
σ surya = 0,18
σ suhu rendah = 0,8
σ = 5,669 x 10-8 (W/m2k4)
(500 W/m2) (0,18) = 0,8 (5,669 x 10-8 W/m2k4 )([T4- 303,154]K4)
T3 = 323,8620 K
= 50,7120 oC
= 123,2816 oF (temperatur pemukaan luar isolasi)
LD-72

d. Panas yang hilang dari dinding isolasi ke udara:


(1) Koefisien perpindahan panas radiasi
T3 4 Tu
( ) −( )4
100 100
Hr = ɛσ [ ]
T3−Tu
T3 4 Tu
( ) −( )4
100 100
= (0,55)(5,676) [ ]
T3−Tu
= 3,94 W/m2k4
= 0,6944 Btu/hr.ft2 F
Keterangan :
hr = Koefisien perpindan panas secara radiasi (W/m2 oK)
ε = Emisivitas bahan isolator
T3 = Temperatur permukaan luar isolator (oK)
Tu = Temperatur udara (oK)

(2) Koefisein perpindahan panas konveksi


Tf = ½ (T3 + Tu)
= ½ (323,8620 + 308,15)
= 316,0060 K

Sifat properties udara pada T = 316,0060 K (Geankoplis,Tabel.A3-3,1979)


ρf = 1,1201 kg/m3
Cpf = 1,0056 kJ/kg K
µf = 1,923x10-5 kg/m.s
kf = 0,0274 W/m K
β = 3,1714x10-5 1/K

L3 ρg gᵦ∆T
NGR =
µ2
=7,031e + 10
Cpµ
NPr =
k
LD-73

kj kg
(1,0056kg.k)(0,00002ms)
= W
0,0274 m K

= 0,70

NRa = NGr x NPr


= 7.03e+10 x 0,70
= 4,95e+10

Berdasarkan Tabel 4.7-2 (Geankoplis,1993, hal. 256), untuk silinder vertikal dan
NRa = >109, maka koefisien perpindahan panas konveksi dirumuskan sebagai
berikut :
Hc = 1,24.∆T1/3
= 1,24(T3 – Tu)1/3
= 1,24(323,86 – 308,15)1/3
= 3,10 W/m2.K=0,54 Btu/hr.ft2.F

(hc + hr) = (0,54 + 0,069) Btu/hr.ft2.F


= 1,24 Btu/hr.ft2.F

qr = (hc + hr) 2πr3L(T3 – Tu)


= (1,24 Btu/hr.ft2.F) (2) (3,14)(r3)(53,11 ft) (123,28-95) F
= 11,71 r3 ………………………….……………………………..(1)

Panas yang keluar lewat dinding :


2𝜋𝐿(𝑇1−𝑇𝑢)
qc = ln(𝑟2) 𝑟3
ln( ) 1
𝑟1 + 𝑟2 +
𝑘1 𝑘2 (ℎ𝑐+ℎ𝑟)𝑟3

2𝜋53,113 𝑓𝑡(123,28−95)
= 2,85 𝑟3
ln( ) ln( ) 1
2,57
+ 2,85 + (1,24 )𝑟3
25,73 0,053

11.109,65
= 𝑟3 ……………………………………(2)
ln( ) 1
0,004+ 2,02 + (1,24)𝑟3
0,053
LD-74

Perpindahan panas konduksi sama dengan perpindahan panas konveksi dan radiasi
sehingga :
qr = qc
11.109,65
13.783,82 r3 = r3
ln( ) 1
2,02
0,004+ + (1,24)r3
0,053

Dengan substitusi pers. (1) ke (2) maka diperoleh nilai jari-jari isolator (r3) adalah
2,11 ft.
Tebal isolasi
xis = r3 – r2
= 2,11 – 2,02 ft
= 0,09 ft = 1,125 in =2,85 cm

q lost = (hr + hc) Ta.π r3.L.(T2 – Tu)


= 17.260,05 Btu/jam

e. Panas Hilang dari Head dan Bottom


Assumsi : * Tebal isolasi head sama dengan tebal isolasi dinding
* (hr + hc) head sama dengan (hr + hc) dinding silinder
* Luas head sama dengan luas bagian atas silinder

Persamaan panas hilang dari head menara:


q = (hr + hc).A. .(Ti – Tu)
A = surface of head
= 0,84 D2 (Tab 18.5, Wallas, 1990:627)

Jadi panas yang hilang dari head menara absorber adalah :


q = (1,24 Btu/hr.ft2.F)(17,23ft2)(28,28 F)
= 605,06 Btu/jam

Panas total yang hilang ke lingkungan:


LD-75

q = Panas hilang dari dinding menara + (2 x panas hilang dari head)


= 17.260,05 Btu/jam + (2 x 605,068 Btu/jam)
= 18.470,2 Btu/jam
H. Perhitungan stress yang terjadi pada kolom
a. Pengaruh angin dan gempa terhadap ketebalan shell menara
Perhitungan awal tebal shell dan head menara telah dilakukan. Menara
cukup tinggi sehingga perlu di cek pengaruh angin dan gempa.
Spesifikasi menara:.
OD shell = 54 in = 4,5 ft
Tinggi menara = 12,51 m = 492,51 in = 41,04 ft
Tekanan operasi = 1,8 atm
Tinggi skirt = 10 ft
Tebal isolasi (asumsi) = 0,09 ft = 1,12 ft = 2,85 cm
Bahan konstruksi = stainless SA 240
Diameter, d = OD + OD/24 + 2sf + 2/3 icr
= 64,42 in
Densitas shell (ρs) = 490 lb/ft3
πd2 t ρ
Beban head = x (6.24)
4 1728

3,14 (64.42 in)2 (0,25 ft) 490 lb/ft3


= x
4 1728
= 923,76 lb

UP WIND DOWN WIND


LD-76

a. Pemeriksaan tebal shell


a.1 Stress pada kondisi operasi
a.1.1 Perhitungan stress aksial dalam shell
di = 49,60 in
ts = 0,25 in
Pdesign = 31,74 psi
Pxd
fap = (pers 3.13, Brownel,1959) (6.25)
4 (ts-c)
31,74 psi x 49,60 in
=
4 (0.25in-0,125 in)
= 3.148,60 psi

keterangan :
fap = stress aksial shell, psi
d = diameter dalam shell, in
p = tekanan desain, psi
ts = tebal shell menara, in
c = corrosion allowance, in

Isolator
Isolator yang digunakan adalah asbestos and bonding karena temperatur operasi di
dalam absorber besar, memiliki konduktivitas termal yang kecil sehingga efektif
sebagai isolator.
Diketahui:
Dins = diameter termasuk isolator = 4,75 ft = 57 in
Wins = berat isolator
ρin = densitas isolator = 18 lb/ft3
tins = tebal isolator =0,09 ft = 1,12 in

Dins = diameter + tebal isolator


= 4,50 ft + 0,25 ft
= 4,75 ft = 57 in
LD-77

Wins = berat isolator


Densitas isolator (ρins) = 18 lb/ft3
Asumsi tins = 3 in = 0,25ft
π
Wins = Dins 2 . X. tins . ρins
12
3,14
= (4,75 2 ). X. (0,09)(18)
4

= 168,89 X. Lb
ρs . X . tins
fdead wtins = (Pers 9.4a, Brownel,1959)
144 (ts-c)
=0,28 X

Attachment
2 2 L
Wisolasi = π (Do -Di )
4
41,04 ft
= 3,14 (4,5 2 ft-4,132 ft ) 4

= 39,54 lb/ft
Wt top head = 923,76 lb
Wt tangga = 25 ib/ft (asumsi)
Wt over head vapor line = 28,56 lb/ft (App K, Brownel, 1959)
Wt total = Wt top head + Wt tangga + Wt isolasi + Wt pipa
= 39,54 + 101,79 X

Dari pers. 96 (Brownel, 1959)


Dm = diameter shell
= 4,5 ft (tanpa isolasi)
ts = 0,25 in

Ʃwt of att
f dead wt attechment =
12π Dm (ts-c)
39,54 + 101,79 X
=
12x 3.14 4,5(0,125)
= 6,65 + 0,96 x
LD-78

Berat taray + liquid (dibawah X-4) dihitung sebagai berikut :


x-4
n =( +1)
2
x
= -1
2
Wt tray = 25 ib/ft
Ʃwt of att
f dead wt attechment =
12π Dm (ts-c)
x π.Dm
(2-1) x 25 x ( 2 )
=
12π Dm (ts-c)
x 3.14 x 4,5
(2-1) x 25 x ( 2
)
=
12π 3,14 x4,5 (0,021)
x
= 1,04( -1)
2
= 0,52 X – 1,04

b. Perhitungan stress aksial dalam shell


b.1 Perhitungan stress karena beban angin
Asumsi :
Tekanan angin = 25 ib/ft2
Arah angin tegak lurus terhadap kolom
Untuk kolom yang menggunakan isolasi, stress karena angin dapat dihitung
dengan persamaan:
15,89.deff. 2
fwx = (Pers 9.20. Brownel, 1959)
d2 (ts-c)
deff = diameter kolom yang di isolasi + 2 ( lebar tangga)

Asumsi lebar tangga 10 in


deff = 12,984 + 2 (10)
= 32,98 in
15,89 x 32,98. 2
fwx =
49,602 (0,047)
LD-79

524,11 x2
=
115,62
= 9,06 Psi

b.2 Perhitungan stress karena tekanan dalam kolom


P .d
fap =
4 (ts-c)
31,74 x 49,60
=
4 x 0,047
= 8.373,95 psi

a.4 Perhitungan stress gabungan pada kondisi operasi


a.4.1 Kombinasi stress dalam pengaruh angin
Up wind side, f tensile
ft max = f wt + f ap - f dx (pres 9.78, Brownel, 1959) (6.36)
=34,0203 X2 + 235,8 – 81,52 X– 45,73
= 34,0203 X2 – 81,52 X – 190,07
f = 1700 psi
E = 0,8 ( Double welded but joint) ( Brownel, 1959)
fallowable = f xE
= 13600 psi
fallowable = ft (max)
13600 = 34,0203 X2 +235,8– 81,52 X – 190,07 =0
= 34,0203 X2 – 81,52 X – 13790,07 =0
X2- 0,000375X – 0,121
X dihitung persamaan :

-b ±√b2-4ac
X=
2a
Sehingga didapat, X = 0,35 ft
Down wide side, f compressi
fc max = f wx - f ap - f dx (Pres 9.78, Brownel, 1959) (6.37)
LD-80

= 34,0203 X2 – 81,52 X – 13790,07


Dari stabilitas elastis, dengan persamaan :
𝑡 1
= 1,5 x 106 (𝑟) ≤ y.p (Pers.2.25, Brownel, 1959) (6.38)
3
0,137
= 1,5 x 106 ( )
12

=17.125 psi
fc max berdasarkan yield point
yield point = 50.000 (Tabel 3.2, Brownel, 1959)
fc max = 1/3 yp
= 5708,3
Karena fc < 1/3 yp, maka digunakan fc = 5708,3
fc = fc (max)
5708,3 = 34,0203 X2 – 81,52 X – 190,07
34,0203 X2 – 81,52 X –5518,23 =0
X2 – 0,0037 X – 0,020 =0
Sehingga didapat, X = 0,14 ft

a.5 Pemeriksaan terhadap stres karena gempa


Untuk ketinggian tebal menara (vessel + skrit) 25,748 ft
Shell lenght, tangen line to tagen line 100 ft
fdw shell = 3,4 (100) = 340 psi
fdw ins = 2,604 (100) = 260,4 psi
fdw tray = 43,4033 (100) – 21,7 = 4318,63 psi
fdw attc = 13,409 + 53,81 (100) = 6721,9 psi +
fdw total 11640,93 psi

Berat menara pada kondisi operasi


Σ𝑤 = 𝑓𝑑𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝜋 𝑑𝑡𝑠 (Brownel, 1959) (6.39)
= 11640,93 𝑥 3,14 𝑥 0,6418 𝑥 0,137
= 3213,93 lb
Wavg = 32,1393 lb
LD-81

5. Peralatan penunjang kolom Absorber


5.1 Desain skirt support
Skirt adalah penyangga yang digunakan dan paling aman untuk menjaga
vertikal vessel. Skirt disatukan dengan vessel menggunakan pengelasan kontinyu,
ukuran pengelasan ditentukan berdasarkan ketebalan skirt. Ketebalan dari skirt
harus mampu untuk menahan dead weight dan bending moment dari vessel.
Ketebalan skirt harus lebih dari 6 mm.
a. Momen pada base
M = Pw Dis H. hl (Megesy, 1983) (6.45)
Keterangan:
Pw = wind presure 25 lb/ft2 (Tabel 9.1, Brownel, 1959)
Dis = diameter menara dengan isolator = 1,08 ft
H =tinggi total menara = 12,51 ft
hl = level arm=H/2 = 6,25 ft

M = 25 x 1,08 x 12,51 x 6,25


= 2.111,06 ft.lb

b. Momen pada ketinggian tertentu (batas antara penyambung skirt)


MT = M-hT(V-0,5Pw DishT) (Megesy, 1983) (6.46)
V = total shear = 7496,22 lb
hT = ketinggian skirt =10 ft

Momen pada batas penyambung:


MT = 2.111,06 – 10(7496,22 – (0,5 x 25 x 1,082 x 10) )
= 131.157,79 ft. Lb

a. Menentukan tebal skirt


12 x MT W
t = 2 + (Megesy, 1983) (6.47)
R πSE DπSE
12 x 131.157,79 13.286,12
t = 2 +
33,875 x 3,14 x 15000 x 0,6 67,75 x 3,14 x 15000 x 0,6
LD-82

= 0,055 in (digunakan t = 0,1875 in)


Keterangan:
Do = diameter luar skirt ,skirt dibuat bentuk cylindrical skirt = 67,75 in
E = efisiensi penyambung kolom dan skirt = 0,6 (butt joint welding)
MT =momen pada penyambung skirt & vessel = 131.157,79 ft lb
R = radius luar skirt = 33,875 in

S = nilais tess dari head, bahan stainless steel = 15000 psi


W = Berat kolom (pada kondisi beroprasi) = 13.286,12 lb
t = ketebalan skirt = 0,055 in (digunakan t = 0,1875 in)

Butt weld

tebal skirt
Gambar D.16. Sketsa skirt menara Absorber

b.) Desain Anchor Bolt


Vertikal vessel harus merekat erat pada concrete fondation, skirt atau yang lain
dengan anchor bolt dan base (bearing) ring. Jumlah anchor bolt harus 4 atau
LD-83

kelipatannya untuk setiap vertikal vessel, pada vessel yang tinggi sebaiknya
menggunakan 8 buah anchor bolt. Agar merekat kuat pada concrete fondation,
anchor bolt sebaiknya tidak dipasang terlampau dekat, yakni tidak kurang dari 18
in. Pada vessel diameter kecil agar jarak minimal dari anchor bolt terpenuhi,
sebaiknya menggunakan conical skirt atau wider base ring with gussets, atau
anchor bolt chair.

Desain anchor bolt chair


Pada menara distilasi, anchor bolt didesain dengan menggunakan chair agar
lebih kuat dan mampu untuk menahan menara bermuatan berat, digunakan
bolt dengan ukuran 1,875 in maka dari tabel standar chair anchor bolt, tabel
berdasarkan Scheiman A.D. Shorts Cuts to anchor Bolting and Base Ring Sizing,
Petroleum Refiner, June 1963. (Megesy hal 76, 1983).

A = 2,625 in E = 1,5 in
B =5 in F = 2,125 in
C = 3,5 in G = 2,375 in
D = 0,75 in
LD-84

Gambar D.17. Sketsa anchor bolt chair

Berikut ini adalah gambar penyangga menara distilasi

Gambar D.18. Sketsa penyangga menara Absorber

13. Perhitungan Flange


a. Sambungan head dengan shell
Sambungan antara tutup bejana dengan bagian shell menggunakan sistem
flange dan baut. Bahan konstruksi yang dipilih berdasarkan pada kondisi operasi.
Data perancangan :
Tekanan desain = 132,30 psi
Material flange = Carbon steel SA-240 grade C
Bolting steel = Carbon steel SA-193 grade B7
Material gasket = Asbestos composition
LD-85

Diameter luar shell, B = 54 in


Ketebalan shell = 0,25 in
Diameter dalam shell = 49,60 in
Tegangan dari material flange (fa) = 17.000 psi
Tegangan dari bolting material (fb) = 20.000 psi

Tipe flange terlihat pada gambar berikut :

Gambar D.19 tipe flange dan dimensinya

b. perhitungan lebar gasket


𝑦−𝑃.𝑚
do/di = √𝑦−[𝑃(𝑚+1)] pers 12.2 Brownell and Young 1959)

dimana :
do = diameter luar gasket, in
di = diameter dalam gasket, in
y = yield stress, lb/in2 (fig 12.11)
m = faktor gasket (fig 12.11)
digunakan material gasket yaitu soft steel, dari Fig 12.11 Brownell and Young
diperoleh :
y = 18.000 dan m = 5,5
sehingga

y-P.m
do/di =√
y-[P(m+1)]
LD-86

18000-(242,55 x 5,5)
=√
18000-[242,55(5,5+1)]

= 1,00114
Asumsi bahwa diameter dalam gasket di sama dengan diameter luar shell 54 in,
sehingga :
Do = 1,02 x 54 in = 67,34 in
lebar gasket minimum ( N) :
do-di
N =
2
= 0,15 in
Digunakan gasket dengan lebar 0,5 in
Diameter gasket rata-rata, G = do + lebar gasket
= 67,34 in + 0,15 in
= 67,49 in

Wm1 = Hy = b x π x G x y
= 2 x 0,07 in x 3,14 x 67,49 x 2,75 x 132,30
= 11.566,72 lb

Berat untuk menjaga joint tight saat operasi digunakan persamaan 12.90 Brownell
Hp =2bπGmp
= 2 x 0,07 in x 3,14 x 67,49 x 2,75 x 132,30
= 11.566,72 lb
Keterangan :
Hp = beban join tight (lb)
m = faktor gasket (fig 12.11)
b = Effective gasket (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)
P = Tekanan operasi (psi)
LD-87

Beban dari tekanan internal dihitung dengan persamaan 12.89 Brownell & young
(1959).
πG2
H = P
4

3,14 (67,49)2
H = 132,30
4
= 473.176,32 lb

Beban operasi total dihitung dengan persamaan 12.91 Brownell & young (1959).
Wm2 = H + Hp
= 473.176,32 lb + 11.566,72 lb
= 484.743,05 lb

Wm2 lebih besar dari Wm1 sehingga Wm2 beban pengontrol berada pada Wm1 =
11.566,72 lb.
Wm1 = beban berat bolt pada kondisi operasi (lb)
Wm2 = beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
H = total joint contact surface (lb)
𝑊𝑚2
Aml = 𝑓𝑏

Keterangan :
fb = tegangan material bolt = 20.000 psi
484.743,05
Aml = 20.000

= 24,23 in2

Perhitungan ukuran baut optimum


Dari tabel 10.4, Brownell & Young Digunakan baut berukuran 2 in sebanyak 8
baut. Bolt circle diameter yang digunakan 59,684 in.
C = 59,684 in.
LD-88

Gambar D.20. Detail ukuran baut


Perhitungan diameter flange luar
Flange OD (A) = bolt circle diameter + 2 E (F.123)
= 59,684 in.+ (2 x 1,8750)
= 63,434 in = 1,6112 m

Periksa lebar gasket :


Ab actual = 2,0490 x 5
= 9,2205 in2
Lebar gasket minimum :
Aactual f allow
Nmin =
2yπG
9,22 x 17000
=
2 x 3700 x 3.14 x 54,49
= 0,1221 in < 0,40 in (memenuhi)
Perhitungan momen
Untuk bolting up condition ( no internal pressure) persamaan untuk mencari
beban desain
W = ½ (Ab + Am) f (Pers. 12.91, Brownell, 1959 (F.125)
= ½ (9,2205 in2 + 24,23 in2) 17000 psi
= 284.390,04 lb
persamaan untuk mencari hubungan lever arm
hG = ½ (C – G) (Pers. 12.101, Brownell, 1959)(F.126)
= ½ ( 59,68 – 54,49) in
= 2,21 in
LD-89

flange moment adalah sebagai berikut : (tabel 12.4)


Ma = W hG (untuk kondisi beroperasi W = Wm2)(F.127)
= 284.390,04 lb x 2,21 in
= 481.002,03 lb in

Untuk HD digunakan persamaan 12.96 Brownell & Young.


HD = 0,785 x B2 x p (F.128)
B adalah diameter luar shell = 54 in
HD = 0,785 x 542 in x 37,25
HD = 302.842,63 lb
The lever arm, gunakan persamaan 12.100 Brownell & Young.
hD = ½ (C – B) (F.129)
= ½ (59,68 - 54)
= 2,84 in

The moment, MD gunakan persamaan 12.96 Brownell & Young.


MD = HD x hD (F.130)
= 302.842,63 lb x 2,84 in
= 860.640,92 lb in

HG dicari menggunakan persamaan 12.98 Brownell & Young.


HG = W – H = Wm1 – H (F.131)
= 9.468,35 lb
hG = ½ (C – G) (F.132)
= 2,215 in

Momen dicari dengan persamaan 12.98 Brownell & Young


MG =HG x hG (F.133)
= 20.972,86 lb in
HT dihitung dengan menggunakan persamaan 12.97 Brownell & Young
HT = H - HD (F.134)
LD-90

= 14.224,69 lb

Hubungan lever arm adalah dengan persamaan 12.102 Brownell & Young.
hT = ½ (hD + hG) (F.135)
= 2,52 in

The moment dicari dengan persamaan 12.97 Brownell & Young


MT = HT x Ht (F.136)
= 35.966,58 lb in

Jumlah momen pada kondisi operasi, MO


MO = MD + MG + MT (Pers. 12.99, Brownell, 1959)
(F.137)
= 860.640,92 lb in + 20.972,86 lb in + 35.966,58 lb in
= 917.580,37 lb in

Momen operasi adalah momen pengontrol, sehingga Mmax = 917.580,37 lb in

Perhitungan tebal flange


√YMmax
t =
fB
Diketahui:
K = A/B = 1,17
dari fig. 12.22 Brownell didapat nilai Y = 10
sehingga di dapat ketebalan flange adalah, t = 3,16 in
LD-91

Gambar D.21. Detail untuk flange dan bolt pada head menara

4.) Desain manhole acces


Setiap pressure vessel yang dalam operasinya melibatkan liquid ataupun vessel
yang di dalamnya terdapat alat lain seperti impeler, packing, plate dan lainnya
sebaiknya dilengkapi dengan manhole yang tujuannya untuk pemeriksaan dan
perbaikan. Untuk vessel dengan diameter antara 48 in sampai 96 in, digunakan
manhole dengan diameter dalam minimal 15 in. (Megyesy, 1983). Manhole
dipasang dengan tujuan sebagai tempat untuk perbaikan plate.

Gambar D.22. Detail desain manhole


LD-92

Diameter vessel = 54 in
Tinggi menara = 41,04 ft (tanpa penyangga)
Maka Konstruksi manhole berdasarkan rekomendasi API Standard 12 C (Brownell
and Young, appendix F item 3 dan 4 ) :
Diameter manhole = 20 in
Ketebalan cover plate = 5/8 in
Bolting-flange thickness after finishing = 1/2 in
Dimensi manhole 20 in berdasarkan rekomendasi API Standard 12 C : Ketebalan
manhole = 5/8 in
Ukuran Fillet Weld A = 1/4 in
Ukuran Fillet Weld B = 5/8 in
Approx radius (R) = 5/8 in
Length of side (L) = 45 in
Width of renforcing plate (W) = 53 1/4 in
Max diameter of hole in shell = 25 1/4 in
Inside diameter of manhole = 20 in
Diameter bolt circle (DB) = 26 1/4 in
Diameter of cover plate (DC) = 28 ¾ in

Kesimpulan:
Kode : Absorber (AB-01)
Fungsi : Untuk melakukan penyerapan metanol dengan menggunakan air
sebagai larutan penyerapnya.
Jumlah : 1 Unit
Tabel Spesifikasi Menara Absorber (AB-01)
1. Kondisi operasi
Tekanan 1,8 atm
Temperatur 30 °C
1. Shell
Diameter 54 in
LD-93

Tebal 0,25 in
Tinggi 492,51 in
Bahan kontruksi Stainless steel SA 240 Grade B
2. Tutup atas dan tutup bawah
Diameter dalam 49,60 in
Tebal 1,75 in
Tinggi 12,80 in
Bahan kontruksi Stainless steel SA 285
Nozzle
Diameter nozzle feed uap masuk 16 in
Diameter nozzle feed liquid masuk 3 in
Diameter nozzle feed uap keluar 16 in
Diameter nozzle feed liquid keluar 3 in
Skirt Support
Tinggi 10 ft
Ketebalan Skirt 0,18 in
Bahan Kontruksi Stainless steel

Anda mungkin juga menyukai