Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Polimer didefinisikan sebagai senyawa berbobot molekul besar yang terbentuk
dari penggabungan berulang secara kovalen (polimerisasi) molekul sederhana
(monomer).
nM ~[-M-]n~
2.1. Sejarah Polimer

Berkembangnya industri polimer ini diawali ketika Charles Goodyear dari


Amerika Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu
berbagai modifikasi polimer pun mulai berkembang seperti:

1. Pada tahun 1870 Modifikasi selulosa dengan asam nitrat


2. Pada tahun 1907 Ditemukan damar fenolik
3. Pada tahun 1930 Ditemukan Poli fenol etena atau Polistirena
4. Pada tahun 1933 Ditemukan Polietena atau Polietilena di laboratorium ICI di
Winnington, Chesire

2.2. Sifat - Sifat Polimer:


1) Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya
murah.
2) Ringan; maksudnya rasio bobot/volumnya kecil.
3) Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.
4) Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.
5) Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan
plastis.
6) Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi.

2.3. Klasifikasi Polimer :


1. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya polimer dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok,
yaitu:
a) Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Contoh: karet alam,
karbohidrat, protein, selulosa dan wol.
b) Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer
alam dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat (yang dikenal lewat misnomer
nitro selulosa) yang dipasarkan dibawah nama - nama Celluloid dan
guncotton.
c) Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasi dari monomer -
monomer polimer . Contoh: dammar Fenol formaldehida, kertas foto sensitif
cahaya), dan dikenal secara komersial sebagai bakelit. Hasil kondensasi fenol,
karet sintetik dari striena.
2. Klasifikasi polimer berdasarkan reaksi pembentuknya
a) kondensasi, yaitu terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang
sama atau monomer berbeda.
b) Polimer adisi, yaitu polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi yang di
sertai dengan reaksi pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-
monomernya.
3. Klasifikasi polimer berdasarkan strukturnya
a) Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat
gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan
dalam keadaan padat pada temperatur normal. Contoh: Polietilena, poli(vinil
klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite,
Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.
b) Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan
percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.
c) Polimer jaringan tiga dimensi
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat
antara rantai.
4. Berdasarkan Jenis Monomer
Dibagi atas dua kelompok:
a) Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer
sejenis dengan unit berulang yang sama.
b) Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis monomer yang
berbeda.
Kopolimer ini dibagi lagi atas empat kelompok yaitu:

1) Kopolimer acak, dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang yang


berbeda tersusun secara acak dalam rantai polimer.

-A-B-B-A-B-A-A-A-B-A

2) Kopolimer silang teratur, dalam kopolimer silang teratur kesatuan berulang


yang berbeda berselang - seling secara teratur dalam rantai polimer.

-A-B-A-B-A-B-A-B-ABA

3) Kopolimer blok, dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan berulang


berselang - seling dengan kelompok kesatuan berulang lainnya dalam rantai
polimer.
-A-A-A-B-B-B-A-A-AB
4) Kopolimer cabang/Graft Copolimer, yaitu kopolimer dengan rantai utama
terdiri dari satuan berulang yang sejenis dan rantai cabang monomer yang
sejenis.
5. Berdasarkan Sifat Termal
Dibagi 2 yaitu:
a) Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair dan melunak. Hal ini disebabkan
karena polimer polimer tersebut tidak berikatan silang (linier atau bercabang)
biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut.
b) Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan.
Polimer - polimer termoset tidak bisa dibentuk dan tidak dapat larut karena
pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar. Contoh:
Fenol-formaldehida, Urea-formaldehida, epoksi, dll.
6. Berdasarkan Aplikasinya
Dibagi 3 kelompok yaitu:
a) Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya murah dan
diproduksi secara besar - besaran.
b) Polimer komersial pada prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer utama yaitu:
Polietilena, Polipropilena, Poli (vinil klorida), dan Polisterena.
c) Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya mahal.
Contoh: Asetal, Poliamida, poliester, dll.
2.4. Ruang Lingkup Kimia Polimer
Bahan Baku Aditif

Pewarna
Analisis Pelumas
Sifat Fragnances
Kelarutan Stabilizer
Berat Teknologi Polimer Antioksidan
Molekul Plastisier
Polimerisasi Emulsifier
Anti-UV
PRODUK/KOMODITI

Ruang lingkup kimia polimer ada 2 yaitu:


1. Resin, yaitu bahan baku yang diperoleh dari industry petrokimia.
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai resin antara lain: Analisis, Sifat,
kelarutan, Berat Molekul, Polimerisasi.
2. Aditif, yaitu bahan tambahan dalam teknologi polimer.
Yang termasuk aditif antara lain: - Pewarna; - Pelumas; - Fragnances; - Stabilizer;
- Antioksidan; - Plastisier; - Emulsifer; - Anti UV
3. Sains dan teknologi polimer. Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sangat menentukan dalam menghasilkan produk produk polimer yang baik.
4. Komoditi/Produk. Industri polimer, menghasilkan produk atau komoditi dari hasil
sekian banyak proses produksi polimer.

2.5. Manfaat Dari Polimer


Manfaat dari polimer ini antara lain sebagai berikut:
1. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan, seperti:
termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.
2.6. Simbol Plastik Polimer Sintetis
1) PETE atau PET (Polythylene Terephthalate) Simbol ini biasa terdapat pada botol
plastik transparan seperti pada kemasan air mineral atau minuman yang siap
untuk diminum.
2) HDPE (High Density Polythylene) Simbol ini terdapat pada botol yang berwarna
putih susu. Juga biasa digunakan untuk air minuman galon, kursi plastik, atau
kemasan susu jika pada makanan.
3) V atau PVC (Polyvinyl Chloride) Plastik yang memiliki simbol ini, menandakan
plastik yang sulit untuk didaur ulang, seperti plastik pembungkus atau pada
botol-botol. Kandungan plastik ini bisa lumer dan bercampur ke dalam makanan
pada suhu -15 derajat Celcius.
4) LDPE (Low Density Polythylene) Plastik dengan simbol ini biasanya digunakan
untuk makanan, plastik kemasan, dan teksturnya terasa lembek atau lentur.
Plastik pembungkus makanan atau botol dengan kode ini cukup aman
digunakan.
5) PP (Polypropylene) Plastik yang bernomor 5 dan memiliki simbol PP ini
termasuk yang aman dipakai membungkus makanan atau minuman. Biasanya
plastik ini digunakan untuk tempat makanan dan botol minum bayi. Plsatiknya
berwarna transparan, bening, dan tembus pandang. Kalau ingin mengisi ulang
botol plastik sangat tidak salah untuk mencari plastic dengan nomor 5 di tengah
symbol recycle dan bertuliskan PP.
6) PS (Polystyrene) Kemasan plastik yang bersimbol PS ini contohnya adalah
kemasan stereofoam, yang biasa dipakai untuk wadah makanan atau minuman
sekali pakai. Bahan ini bisa bercampur dengan makanan, saat makanan panas
diisikan ke dalam wadah ini, bahan styrine ini bisa berbahaya untuk otak dan
sistem saraf.
7) OTHER atau biasanya Polycarbonate
Kode tujuh ini biasanya ada 4 macam.
a. SAN (styrene acrylonitrile)
b. ABS (acrylanitrile butadiene styrene)
c. PC (polycarbonate)
d. Nilon

2.7. Pengertian Industri Petrokimia


Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari
minyak dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang
berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi
yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan kimia atau bahan
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri
petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang
Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA)
dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene
dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah. Industri petrokimia dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu :
1. Industri petrokimia hulu
Mengolah produk dasar (produk primer) menjadi produk setengah jadi (produk
antara). Contoh: Methanol, Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena,
Xylena, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.
2. Industri petrokimia hilir
Mengolah produk setengah jadi menjadi produk yang siap pakai. Contohnya
seperti plastik, pelarut (seperti solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.
Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
2. Mengubah bahan dasar menjadi produk setengah jadi
3. Mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir

2.8. Bahan Dasar Petrokimia


Bahan baku terbagi kedalam dua jenis, yaitu bahan baku yang berasal dari
kilang minyak dan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi. Bahan baku
yang berasal dari kiliang minyak diantaranya adalah :
a) Fuel gas
b) Gas propane dan butane
c) Mogas
d) Nafta
e) Kerosin/ minyak tanah
f) Gas oil
g) Fuel Oil
h) Short residue/ waxy residue
Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diantara adalah:
a) Metana (CH4)
b) Etana (C2H6)
c) Propana (C3H8)
d) Butana (n-C4H10)
e) Kondensat (C5H12 C11H24)
Bahan baku yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kilang Minyak
Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan dan lain sebagainya. Sedangkan bahan
baku yang berasal dari lapangan gas bumi diperoleh dari Lapangan Gas Arun,
Lapangan Gas Badak/ Bontang, dan Lapangan gas Natuna.
Tapi secara umum, ada tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri
petrokimia yaitu:
1. Oelofin
Oelofin adalah bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi oelofin
diseluruh dunia mencapai milayaran kg pertahun. Olefin yang paling banyak
diproduksi adalah:
a) Etilena
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
1) Polietilena, merupakan plastic yang banyak dioproduksi yang banyak
digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Dalam
industri plastik polietilena digunakan sebagai bahan dasar, tapi ditambahankan
bahan tambahan lainnya seperti bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.
2) PVC atau polivinilklorida : plastik yang digunakan untuk pembuatan pipa
paralon dan pelapis lantai.
3) Etanol (alkohol) : digunakan senagai bahan bakar atau bahan setengah jadi
untuk pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat
4) Etilena glikol : digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil
didaerah beriklim dingin
b) Propilena
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
1) Polipropilena, digunakan sebagai tali dan karung plastik. Bahan ini lebih kuat
dari polietilena.
2) Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmerik (pelembab), industri makanan, dan
bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin)
3) Isopropyl alcohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain
misalnya membuat aseton
c) Butadiena
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiene adalah
karet sintetis dan nilon

2. Aromatik
Bahan aromatik memiliki rantai rangkap selang seling dalam ikatan
senyawanya. Pada industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah:
a) Benzena
Adalah senyawa kimia organik yang berupa cairan tak berwarna dan mudah
terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena ditemukan pada
tahun 1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang
mengisolasikannya dari gas minyak dan menamakannya bikarburet dari
hidrogen.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:
1) stirena : untuk membuat karet sintetis
2) kumena : untuk membuat fenol
3) sikloheksana : untuk membuat nilon
b) Toulena
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan
bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer
cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik
yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai
obat inhalan karena sifatnya yang memabukkan.
c) Xilena
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar xilena adalah asam
tereftalat untuk bahan dasar pembuatan serat.

3. Syn-Gas (gas sintetis)


Gas sintetis merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen
(H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas sintetis
adalah:
a) Amonia
Ammonia dibuat dari gas nitrogen dan hydrogen. Pada industri petrokimia gas
nitrogen diperoleh dari udara, sedangkan gas hydrogen diperoleh dari gas
sintetis.
b) Urea
Dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida. Selain sebagai pupuk urea juga
digunakan pada industri perekat, plastik, dan resin.
c) Methanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, Dibuat
dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekanan tinggi dengan
bantuan katalis. Digunakan untuk pembuatan formaldehida, untuk membuat
serat dan campuran bahan bakar.
d) Formaldehida
Formaldehida merupakan aldehida yang berbentuknya gas. Dalam bentuk cair
dikenal sebagai formalin, dalam bentuk padatan yang
dikenal paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh
kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman
tahun 1867. Dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan bantuan katalis.
Formaldehida yang dilarutkan dalam air disebut formalin, yang berfungsi
sebagai pengawet. Selain itu digunakan juga untuk membuat resin urea-
formaldehida dan lem.
2.9. Pembuatan Plastik
1. Bahan Baku Plastik
Berbagai produk pertanian

Mineral
Bahan organik: - batubara - batu kapur - gas alam - silika - minyak bumi -
belerang
Bahan tambahan: - zat pewarna - pelarut - plastiser - pelumas - pengisi
(filler).
2. Bahan pengisi: - bubuk kayu - serbuk logam - serat gelas - kapas - serat grafit -
dan lainlain
3. Fungsi bahan pengisi : - Mengurangi harga - Menurunkan pengerutan -
Meningkatkan daya tahan panas - Meningkatkan kuat impak & sifat mekanik
lainnya.
4. Jenis Plastik
Plastik termosetting
Plastik Termosetting yaitu plastik yang dalam proses pembentukannya
memerlukan panas (untuk melunakkan bahan plastiknya) dan dengan
menambahkan unsur kimia tertentu akan menimbulkan perubahan kimiawi
(polimerisasi), sesudah itu plastik mengeras dan tidak akan menjadi lunak
walaupun dipanaskan kembali. Contoh: - penolik - resin furan - silikon - resin amino
- epoksida - dan lain-lain

Plastik termoplastik
Plastik Termoplastik yaitu plastik yang akan menjadi lunak bila menerima
pemanasan, dan menjadi keras bila suhu turun kembali. Karena itu termoplastik
mudah dibentuk dan dapat didaurulang beberapa kali dengan melakukan
pemanasan setiap kali membentuknya. Contoh : - resin acrilic - nilon - polietilen -
resin vinil.
Perbedaan plastik termosetting dengan termoplastik :
Termoset : Tidak dapat didaur ulang Reaksi pengerasan cepat Dipasarkan
dalam bentuk cairan atau campuran yang terpolimerasisasi sebagian.
Termoplastik : Dapat didaur ulang Reaksi pengerasan lambat Dipasarkan
dalam bentuk butiran dan dicampur dalam keadaan padat.

5. Cara Pemrosesan Bahan Pencampuran : Untuk memperoleh sifat-sifat tertentu


bahan plastik biasanya dicampur dengan bahan-bahan penambah (additive).
Bahan campuran biasanya terdiri dari: Resin Stabiliser Pewarna
Plastiser Pengisi
6. Prapembentukan : Sebelum dimasukkan ke dalam mesin cetak, bahan yang
telah dicampur biasanya di cetak dahulu dalam bentuk awal
(prapembentukan/preforming):
Bahan termoplastik, prapembentukan dilakukan dengan mencetak bahan
mendekati bentuk rongga cetakan, dengan berat jenis yang sama (berarti
volumenya juga sama), sehingga dapat menghemat bahan baku dan
mempercepat proses
Bahan termosetting, prapembentukan dilakukan dengan mencetak dingin
bahan dalam bentuk pelet tanpa pengolahan pendahuluan.

7. Cetakan Untuk Plastik :


Bahan cetakan : - baja yang diberi perlakuan panas.
Pembuatan Cetakan : - dengan pemesinan presisi.
Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan cetakan:
Diperlukan tirus dan sudut-sudut tertentu untuk memudahkan mengeluarkan
benda dari cetakan
Diperlukan pen ejector untuk mengeluarkan benda dari cetakan, dan harus
diletakkan di tempat yang tidak mengganggu
Harus diperhitungkan penyusutan bahan yang biasanya berkisar antara
0,003 hingga 0,009 mm per milimeter (0,3- 0,9%)

8. Proses Pencetakan
a. Cetak Tekan : Cetakan logam dipanaskan (120 205 C)
Bahan dalam bentuk serbuk atau prabentuk dimasukkan ke
dalam cetakan, sehingga bahan menjadi lunak
Cetakan ditutup dan plunyer ditekan (o,7 55 Mpa)
Bahan mengalir mengisi rongga cetak
Bahan mengeras, produk jadi
b. Cetak Transfer :
Bahan dalam bentuk serbuk atau prabentuk di masukkan ke ruang
pemanas di atas rongga cetakan dan ditekan
Bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan
Setelah menjadi cair, kemudian diinjeksikan ke dalam rongga cetakan
Bahan mengalami pengerasan, produk jadi

2.10. Pengertian Kilang Minyak


Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang
mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan
maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia.
Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak
nafta, bensin (gasoline), bahan bakar diesel, minyak tanah(kerosene), dan elpiji.

2.11. Proses Pengolahan Minyak Bumi

1. Destilasi atau Fraksinasi Tahap pertama yang harus dilalui dalam proses
pengolahan minyak bumi mentah adalah destilasi. Destilasi (sering pula disebut
fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-fraksi dalam minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi biasanya dilakukan pada
sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke
dalamnya untuk dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370C.
Pemanasan minyak mentah ini kemudian membuat fraksi-fraksi dalam minyak
bumi terpisah. Fraksi yang memiliki titik didih terendah akan berada di bagian
atas tanur, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan berada di dasar
tanur.
Proses ini berlangsung dikolom distilasi atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.

2. Cracking Fraksi-fraksi yang dihasilkan dari proses destilasi kemudian


dimurnikan (refinery) melalui proses cracking. Cracking adalah tahapan
pengolahan minyak bumi yang dilakukan untuk menguraikan molekul-molekul
besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
kecil, misalnya pengolahan fraksi minyak solar atau minyak tanah menjadi
bensin. Proses cracking dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara panas
(thermal cracking), cara katalis (catalytic cracking), dan hidrocracking.
3. Reforming Setelah dilakukan pemurnian melalui cracking, tahap pengolahan
minyak bumi dilanjut dengan proses reforming. Reforming adalah proses
merubah struktur molekul fraksi yang mutunya buruk (rantai karbon lurus)
menjadi fraksi yang mutunya lebih baik (rantai karbon bercabang) yang
dilakukan dengan penggunaan katalis atau proses pemanasan. Karena
dilakukan untuk merubah struktur molekul, maka proses ini juga bisa disebut
sebagai proses isomerisasi.
4. Alkilasi dan Polimerisasi Setelah diperbaiki struktur molekulnya, fraksi-fraksi
yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi mentah kemudian melalui
proses alkilasi dan polimerisasi. Alkilasi adalah tahap penambahan jumlah
atom pada fraksi sehingga molekul fraksi menjadi yang lebih panjang dan
bercabang. Proses alkilasi menggunakan penambahan katalis asam kuat
seperti HCl, H2SO4, atau AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Sedangkan
polimerisasi adalah tahap penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul yang lebih besar dalam fraksi sehingga mutu dari produk akhir akan
lebih meningkat.
5. Treating Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui
eliminasi bahan-bahan pengotor yang terikut dalam proses pengolahan atau
yang berasal dari bahan baku minyak mentah. Bahan-bahan pengotor yang
dihilangkan dalam proses treating tersebut antara lain bau tidak sedap melalui
copper sweetening dan doctor treating, lumpur dan warna melalui acid
treatment, parafin melalui dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan belerang
melalui desulfurizing.
6. Blending Tahap terakhir yang dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi
sehingga menghasilkan bahan siap guna adalah proses blending. Blending
adalah tahapan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui
penambahan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Bahan-bahan
aditif yang digunakan tersebut salah satunya adalah tetra ethyl lead (TEL).
TEL adalah bahan aditif yang digunakan menaikkan bilangan oktan bensin.

2.12. Produk-Produk Pengilangan Minyak Bumi


Produk-produk utama kilang minyak adalah:
1. Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin merupakan produk terpenting dan
terbesar dari kilang minyak.
2. Minyak tanah (kerosene)
3. LPG (Liquified Petroleum Gas)
4. Minyak distilat (distillate fuel)
5. Minyak residu (residual fuel)
6. Kokas (coke) dan aspal
7. Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
8. Bahan baku petrokimia
9. Minyak pelumas
2.13. Alat-alat yang digunakan untuk industri polimer
1. Blow Film Extrusion Machine

Blow Film Extrusion Machine adalah Mesin untuk membuat


kantong plastik, seperti kantong kresek, kantong sampah,
kantong gula, shoping bag, plastik OPP dll. Tersedia
berbagai type dan ukuran.

2. Mesin Extruder Plastik

Extruder Plastic Machine adalah mesin untuk


membuat barang- barang plastik dalam bentuk
panjang. Seperti profile, sheet, sedotan, kabel, selang,
tali, tambang, pipa, dll.

3. Injection Mechine

Injection Moulding Machine adalah mesin untuk


mencetak berbagi bentuk barang yang terbuat
dari plastik. Seperti sparepart otomotif,
sparepart elektronik, alat kebutuhan rumah
tangga dll.

4. Mesin Crusher
Mesin giling / cacah plastik ( Crusher Machine) adalah
mesin perajang / pencacah plastik hingga menjadi
sepihan. Bisa untuk giling kering dan giling basah / cuci.

5. Mesin pembuat botol


Blow Molding Machine adalah mesin untuk membuat barang plastik seperti :
botol kosmetik, botol minuman, botol oli, drum, bola, patung plastik,

2.14. Alat-alat yang digunakan untuk pengilangan minyak


1. Pompa
Pompa bagian penting dalam suatu instalasi pada
kilang minyak, digunakan untuk memindahkan
liquid dari suatu tempat ke tempat lain. Pada
proses destilasi, pompa digunakan untuk
mentransferkan fluida dari dalam tanki
penampungan bahan baku menuju kolom destilasi,
umunya pompa yang digunakan ialah pompa jenis
cenrifugal

2. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan alat penukar kalor (panas)
antar liquid, pada proses destilasi alat ini digunakan
untuk memanaskan minyak mentah yang akan
dimasukkan ke dalam kolom destilasi serta untuk
mendinginkan fraksi yang keluar dari dalam kolom.
Kedua zat yang memiliki temperatur yang berbeda
dibatasi oleh dinding sehingga kedua zat tersebut tidak
akan bercampur pada zaat terjadinya proses
pertukaran panas.
3. Desalter
Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk
menghilangkan garam yang terdapat di dalam
kandungan minyak bumi. Cara kerja dari alat ini
yaitu dengan mencampurkan minyak mentah
dengan air agar mineral yang terkandung di dalam
minyak bumi akan terlarut dengan air, selanjutnya
akan dikontakkan dengan plat yang dialiri dengan
tegangan listrik AC, maka secara otomatis ion-ion
yang terdapat di dalam minyak akan ditarik ke
katup-katup plat, air yang telah berisi mineral akan
membesar dan jatuh ke bawah dasar tanki
desalter.

4. Furnance
Furnace adalah proses dimana terjadinya
pemanasan minyak mentah yang mengalir di
dalam pipa sebelum dimasukkan kedalam kolom
destilasi. Panas yang digunkan berasal dari hasil
pembakaran fuel oil maupun gas dengan suhu
sekitar 350C, di dalam furnace terdapat susunan
pipa yang merupakan media yang dipanaskan
kemudian panas tersebut akan diserap oleh liquid
yang mengalir di dalam pipa, proses perpindahan
panas terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi,
radiasi dan konveksi
5. Kolom Distilasi
Crude oil yang telah dipanaskan, selanjutnya
akan dimasukkan ke dalam kolom destilasi, kolom
ini berbentuk bejana silinder yang terbuat dari baja
dan memiliki tekanan 1 atm. Fungsi dari kolom ini
ialah tempat terjadinya penguapan molekul-
molekul minyak bumi dan dipisahkan kedalam
fraksi-fraksi sesuai dengan titik didihnya dengan
menggunakan tray-tray khusus sesuai dengan titik
didih fraksi tersebut.
6. Kolom Striper
kolom ini memiliki bentuk yang mirip dengan
kolom destilasi hanya saja ukurannya lebih
kecil, alat ini berfungsi untuk mengeluarkan
fraksi yang lebih ringan dari dalam fraksi
yang lebih berat, contohnya fraksi naphta
yang terikut masuk kedalam penampungan
fraksi kerosen. Cara kerja dari alat ini yaitu
penguapan biasa dengan menggunakan
injeksi steam dari dasar kolom sebagai
sumber panas.

7. Cooler

kolom stripper, kolom ini memiliki bentuk


yang mirip dengan kolom destilasi hanya
saja ukurannya lebih kecil, alat ini berfungsi
untuk mengeluarkan fraksi yang lebih ringan
dari dalam fraksi yang lebih berat,
contohnya fraksi naphta yang terikut masuk
kedalam penampungan fraksi kerosen. Cara
kerja dari alat ini yaitu penguapan biasa
dengan menggunakan injeksi
steam dari dasar kolom sebagai sumber
panas

8. Separator
Separator digunakan untuk
memisahkan dua zat yang tidak
dapat melarut, misalnya air dan
minyak atau minyak dan gas. Cara
kerjanya yaitu dengan cara
pengendapan, sehingga zat yang
memiliki densitas yang tinggi
(misalnya air) akan berada pada
bagian bawah sedangkan zat yang
memiliki densitas yang rendah akan
berada pada bagian atas (minyak),
selanjutnya salah satu zat tersebut
akan dikeluarkan baik itu minyak
maupun air.

9. Perpipaan
Sistem perpipaan dalam indutri migas
sangatlah diperlukan, tanpa adanya pipa
maka proses di dalam kilang tidak akan
terjadi. Pipa berfungsi sebagai tempat
mengalirnya suatu fluida dari suatu tempat
ke tempat lain. Pipa terbuat dari berbagai
jenis bahan tergantung dari karakteristik
liquid yang akan dialirkan didalamnya.
Khusus untuk mengalirkan minyak, jenis
pipa yang digunakan biasanya terbuat dari
baja dengan paduan serat carbon.
10. Kondensor
Kondensor merupakan alat yang digunakan
untuk mencairkan fraksi gas yang
merupakan hasil dari kolom destilasi. Gas
tersebut didapatkan dari bagian atas kolom
yang merupakan fraksi yang memiliki titik
didih terendah. Cara kerja dari kondensor ini
yaitu pertukaran panas, dengan cara gas
akan dimasukkan kedalam ruangan pada
alat tersebut, diamana di dalamnya terdapat
pipa-pipa yang berisi air ( sebagai
pendingin), gas tersebut akan mengalami
kontak dengan permukaan luar pipa
sehingga panasnya (panas latent) akan
diserap oleh air pendingin yang membuat
temperatur dari gas tersebut akan menurun
dan akan terkondensasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lampiran F Dari Rina
    Lampiran F Dari Rina
    Dokumen25 halaman
    Lampiran F Dari Rina
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Cover Paper 2
    Cover Paper 2
    Dokumen1 halaman
    Cover Paper 2
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Edi 1
    Edi 1
    Dokumen1 halaman
    Edi 1
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Cover Paper 1
    Cover Paper 1
    Dokumen1 halaman
    Cover Paper 1
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Produksi Bioetanol Dari Kulit Pisang
    Jurnal Produksi Bioetanol Dari Kulit Pisang
    Dokumen4 halaman
    Jurnal Produksi Bioetanol Dari Kulit Pisang
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • D1
    D1
    Dokumen44 halaman
    D1
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • SOAL UJIAN PPK PPS KIP Aceh
    SOAL UJIAN PPK PPS KIP Aceh
    Dokumen21 halaman
    SOAL UJIAN PPK PPS KIP Aceh
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Vii. Tata Letak Pabrik
    Vii. Tata Letak Pabrik
    Dokumen8 halaman
    Vii. Tata Letak Pabrik
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Kuliah X
    Kuliah X
    Dokumen15 halaman
    Kuliah X
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar-Daftar Isi
    Kata Pengantar-Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar-Daftar Isi
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • 1 Keseimbangan Kimia 1
    1 Keseimbangan Kimia 1
    Dokumen59 halaman
    1 Keseimbangan Kimia 1
    Prasetya Ghilang
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen5 halaman
    Bab 3
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Skema Yuna
    Skema Yuna
    Dokumen1 halaman
    Skema Yuna
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak1
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen5 halaman
    Bab 2
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Lmpiran 2
    Lmpiran 2
    Dokumen1 halaman
    Lmpiran 2
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan FDLN
    Perhitungan FDLN
    Dokumen5 halaman
    Perhitungan FDLN
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Industri Pulp
    Industri Pulp
    Dokumen23 halaman
    Industri Pulp
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Localized Corrosion
    Localized Corrosion
    Dokumen12 halaman
    Localized Corrosion
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • BAB I Insyaallah Fix
    BAB I Insyaallah Fix
    Dokumen2 halaman
    BAB I Insyaallah Fix
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Pim
    Daftar Isi Pim
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi Pim
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Korosi Logam
    Korosi Logam
    Dokumen19 halaman
    Korosi Logam
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen11 halaman
    Bab Ii
    fadlinayani
    100% (1)
  • PT PIM KP Proses
    PT PIM KP Proses
    Dokumen12 halaman
    PT PIM KP Proses
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • DAFTARP
    DAFTARP
    Dokumen1 halaman
    DAFTARP
    fadlinayani
    Belum ada peringkat
  • IIIII
    IIIII
    Dokumen1 halaman
    IIIII
    fadlinayani
    Belum ada peringkat