TINJAUAN PUSTAKA
Polimer didefinisikan sebagai senyawa berbobot molekul besar yang terbentuk
dari penggabungan berulang secara kovalen (polimerisasi) molekul sederhana
(monomer).
nM ~[-M-]n~
2.1. Sejarah Polimer
-A-B-B-A-B-A-A-A-B-A
-A-B-A-B-A-B-A-B-ABA
Pewarna
Analisis Pelumas
Sifat Fragnances
Kelarutan Stabilizer
Berat Teknologi Polimer Antioksidan
Molekul Plastisier
Polimerisasi Emulsifier
Anti-UV
PRODUK/KOMODITI
2. Aromatik
Bahan aromatik memiliki rantai rangkap selang seling dalam ikatan
senyawanya. Pada industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah:
a) Benzena
Adalah senyawa kimia organik yang berupa cairan tak berwarna dan mudah
terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena ditemukan pada
tahun 1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang
mengisolasikannya dari gas minyak dan menamakannya bikarburet dari
hidrogen.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:
1) stirena : untuk membuat karet sintetis
2) kumena : untuk membuat fenol
3) sikloheksana : untuk membuat nilon
b) Toulena
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan
bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer
cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik
yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai
obat inhalan karena sifatnya yang memabukkan.
c) Xilena
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar xilena adalah asam
tereftalat untuk bahan dasar pembuatan serat.
Mineral
Bahan organik: - batubara - batu kapur - gas alam - silika - minyak bumi -
belerang
Bahan tambahan: - zat pewarna - pelarut - plastiser - pelumas - pengisi
(filler).
2. Bahan pengisi: - bubuk kayu - serbuk logam - serat gelas - kapas - serat grafit -
dan lainlain
3. Fungsi bahan pengisi : - Mengurangi harga - Menurunkan pengerutan -
Meningkatkan daya tahan panas - Meningkatkan kuat impak & sifat mekanik
lainnya.
4. Jenis Plastik
Plastik termosetting
Plastik Termosetting yaitu plastik yang dalam proses pembentukannya
memerlukan panas (untuk melunakkan bahan plastiknya) dan dengan
menambahkan unsur kimia tertentu akan menimbulkan perubahan kimiawi
(polimerisasi), sesudah itu plastik mengeras dan tidak akan menjadi lunak
walaupun dipanaskan kembali. Contoh: - penolik - resin furan - silikon - resin amino
- epoksida - dan lain-lain
Plastik termoplastik
Plastik Termoplastik yaitu plastik yang akan menjadi lunak bila menerima
pemanasan, dan menjadi keras bila suhu turun kembali. Karena itu termoplastik
mudah dibentuk dan dapat didaurulang beberapa kali dengan melakukan
pemanasan setiap kali membentuknya. Contoh : - resin acrilic - nilon - polietilen -
resin vinil.
Perbedaan plastik termosetting dengan termoplastik :
Termoset : Tidak dapat didaur ulang Reaksi pengerasan cepat Dipasarkan
dalam bentuk cairan atau campuran yang terpolimerasisasi sebagian.
Termoplastik : Dapat didaur ulang Reaksi pengerasan lambat Dipasarkan
dalam bentuk butiran dan dicampur dalam keadaan padat.
8. Proses Pencetakan
a. Cetak Tekan : Cetakan logam dipanaskan (120 205 C)
Bahan dalam bentuk serbuk atau prabentuk dimasukkan ke
dalam cetakan, sehingga bahan menjadi lunak
Cetakan ditutup dan plunyer ditekan (o,7 55 Mpa)
Bahan mengalir mengisi rongga cetak
Bahan mengeras, produk jadi
b. Cetak Transfer :
Bahan dalam bentuk serbuk atau prabentuk di masukkan ke ruang
pemanas di atas rongga cetakan dan ditekan
Bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan
Setelah menjadi cair, kemudian diinjeksikan ke dalam rongga cetakan
Bahan mengalami pengerasan, produk jadi
1. Destilasi atau Fraksinasi Tahap pertama yang harus dilalui dalam proses
pengolahan minyak bumi mentah adalah destilasi. Destilasi (sering pula disebut
fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-fraksi dalam minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi biasanya dilakukan pada
sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke
dalamnya untuk dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370C.
Pemanasan minyak mentah ini kemudian membuat fraksi-fraksi dalam minyak
bumi terpisah. Fraksi yang memiliki titik didih terendah akan berada di bagian
atas tanur, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan berada di dasar
tanur.
Proses ini berlangsung dikolom distilasi atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
3. Injection Mechine
4. Mesin Crusher
Mesin giling / cacah plastik ( Crusher Machine) adalah
mesin perajang / pencacah plastik hingga menjadi
sepihan. Bisa untuk giling kering dan giling basah / cuci.
2. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan alat penukar kalor (panas)
antar liquid, pada proses destilasi alat ini digunakan
untuk memanaskan minyak mentah yang akan
dimasukkan ke dalam kolom destilasi serta untuk
mendinginkan fraksi yang keluar dari dalam kolom.
Kedua zat yang memiliki temperatur yang berbeda
dibatasi oleh dinding sehingga kedua zat tersebut tidak
akan bercampur pada zaat terjadinya proses
pertukaran panas.
3. Desalter
Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk
menghilangkan garam yang terdapat di dalam
kandungan minyak bumi. Cara kerja dari alat ini
yaitu dengan mencampurkan minyak mentah
dengan air agar mineral yang terkandung di dalam
minyak bumi akan terlarut dengan air, selanjutnya
akan dikontakkan dengan plat yang dialiri dengan
tegangan listrik AC, maka secara otomatis ion-ion
yang terdapat di dalam minyak akan ditarik ke
katup-katup plat, air yang telah berisi mineral akan
membesar dan jatuh ke bawah dasar tanki
desalter.
4. Furnance
Furnace adalah proses dimana terjadinya
pemanasan minyak mentah yang mengalir di
dalam pipa sebelum dimasukkan kedalam kolom
destilasi. Panas yang digunkan berasal dari hasil
pembakaran fuel oil maupun gas dengan suhu
sekitar 350C, di dalam furnace terdapat susunan
pipa yang merupakan media yang dipanaskan
kemudian panas tersebut akan diserap oleh liquid
yang mengalir di dalam pipa, proses perpindahan
panas terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi,
radiasi dan konveksi
5. Kolom Distilasi
Crude oil yang telah dipanaskan, selanjutnya
akan dimasukkan ke dalam kolom destilasi, kolom
ini berbentuk bejana silinder yang terbuat dari baja
dan memiliki tekanan 1 atm. Fungsi dari kolom ini
ialah tempat terjadinya penguapan molekul-
molekul minyak bumi dan dipisahkan kedalam
fraksi-fraksi sesuai dengan titik didihnya dengan
menggunakan tray-tray khusus sesuai dengan titik
didih fraksi tersebut.
6. Kolom Striper
kolom ini memiliki bentuk yang mirip dengan
kolom destilasi hanya saja ukurannya lebih
kecil, alat ini berfungsi untuk mengeluarkan
fraksi yang lebih ringan dari dalam fraksi
yang lebih berat, contohnya fraksi naphta
yang terikut masuk kedalam penampungan
fraksi kerosen. Cara kerja dari alat ini yaitu
penguapan biasa dengan menggunakan
injeksi steam dari dasar kolom sebagai
sumber panas.
7. Cooler
8. Separator
Separator digunakan untuk
memisahkan dua zat yang tidak
dapat melarut, misalnya air dan
minyak atau minyak dan gas. Cara
kerjanya yaitu dengan cara
pengendapan, sehingga zat yang
memiliki densitas yang tinggi
(misalnya air) akan berada pada
bagian bawah sedangkan zat yang
memiliki densitas yang rendah akan
berada pada bagian atas (minyak),
selanjutnya salah satu zat tersebut
akan dikeluarkan baik itu minyak
maupun air.
9. Perpipaan
Sistem perpipaan dalam indutri migas
sangatlah diperlukan, tanpa adanya pipa
maka proses di dalam kilang tidak akan
terjadi. Pipa berfungsi sebagai tempat
mengalirnya suatu fluida dari suatu tempat
ke tempat lain. Pipa terbuat dari berbagai
jenis bahan tergantung dari karakteristik
liquid yang akan dialirkan didalamnya.
Khusus untuk mengalirkan minyak, jenis
pipa yang digunakan biasanya terbuat dari
baja dengan paduan serat carbon.
10. Kondensor
Kondensor merupakan alat yang digunakan
untuk mencairkan fraksi gas yang
merupakan hasil dari kolom destilasi. Gas
tersebut didapatkan dari bagian atas kolom
yang merupakan fraksi yang memiliki titik
didih terendah. Cara kerja dari kondensor ini
yaitu pertukaran panas, dengan cara gas
akan dimasukkan kedalam ruangan pada
alat tersebut, diamana di dalamnya terdapat
pipa-pipa yang berisi air ( sebagai
pendingin), gas tersebut akan mengalami
kontak dengan permukaan luar pipa
sehingga panasnya (panas latent) akan
diserap oleh air pendingin yang membuat
temperatur dari gas tersebut akan menurun
dan akan terkondensasi.