Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa, hemiselulosa, lignin, dan ekstraksi. Kertas dikenal sebagai media utama
untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat
dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk
hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini
bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit
atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah-naskah nusantara beberapa abad lampau.
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan
670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2%
hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan
dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun.
Dalam proses produksinya industri pulp dan kertas membutuhkan air dalam
jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya
karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah
suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis, kimia ataupun semikimia dengan memisahkan
serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan
campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan
bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang
putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain
gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen
peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur
kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap
penyelesaian.
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan pada makalah ini adalah :
a. Bagaimana proses penyediaan bahan untuk pembuatan kertas?
b. Bagaimana proses pulping?
c. Bagaimana proses pembuatan kertas?
d. Bagaimana proses pengolahan limbah dari industri kertas?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui proses penyediaan bahan untuk pembuatan kertas
b. Untuk mengetahui proses pulping
c. Untuk mengetahui proses pembuatan kertas
d. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah dari industri kertas

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pulp dan Kertas

Pulp adalah produk utama kayu, terutama digunakan untuk pembuatan kertas. Tetapi
ia juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa, seperti sutera rayon dan selofan.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih
(tissue).

2.2. Bahan-Bahan Pembuatan Kertas


Jenis-Jenis Bahan Mentah

Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku,
bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama pembuatan
kertas. Bahan baku diubah hingga menjadi barang baru yang mempunyai wujud dan
sifat berlainan dari bahan asalnya. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang
diperlukan utnuk memperlancar pembuatan kertas. Bahan pelengkap adalah bahan-
bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan kertas agar memperoleh hasil yang
baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan banyak mengandung cacat dan
tidak sempurna.

2.2.1. Bahan Baku

Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti : jerami
padi, bambu, tebu, rumput-rumputan, manila, rosella, murbai, kapas, lena dan jenis
tanaman-tanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu
pun digunakan sebagai bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras
maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan bahan baku kertas. Karena kayu
mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45%). Seperti yang kita ketahui
selulosa adalah komponen utama pembuatan kertas.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

3
2.3 Komponen Penyusun Kayu

Kayu terdapat di mana-mana di seluruh dunia. Secara umum ada dua jenis
kayu: kayu lunak seperti deal dan kayu tusam (pine), jenis kayu keras seperti kayu
pohon ek (oak) dan kayu jati (teak). Daya tahan kayu pada umumnya sama dengan
kemampuannnya menyerap air. Kayu keras sangat tahan lama terhadap asam.

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen
antara lain:

1. Selulosa, mempunyai rumus molekul 2(C6H10O5)n, dengan n adalah derajat


polimerisasi. Panjang suatu rangkaian selulosa tergantung pada derajat
polimerisasinya. Semakin panjang suatu rangkaian selulosa, maka rangkaian selulosa
tersebut mempunya serat yang lebih kuat, lebih tahan terhadap pengaruh bahan kimia,
cahaya, dan mikroorganisme. Selulosa merupakan konstituen utama kayu. Kira-kira
40-45% bahan kering dalam kebanyakan spesies kayu adalah selulosa. Selulosa
merupakan homopolisakarida yang tersusun atas unit-unit -D-glukopiranosa yang
terikat satu sama lain dengan ikatan-ikatan glikosida. Molekul-molekul selulosa
seluruhnya berbentuk linier dan mempunyai kecenderungan kuat membentuk ikatan-
ikatan hidrogen intra- dan intermolekul. Jadi berkas-berkas molekul selulosa
membentuk agregat bersama-sama dalam bentuk mikrofibril. Mikrofibril membentuk
fibril-fibril dan akhirnya serat-serat selulosa.

Karakteristik Beberapa Serat

Karakteristik Bambu Kayu Lunak Kayu Keras Jerami


Panjang Serat 34 1,6 - 2,7 0,7 1,6 1,5
Diameter 14 32 - 43 20 40 8,5
Serat
% abu 13 1 1 10 - 15
% lignin 22 30 26 - 30 18 25 14 - 21
% pentosan 16 20 6-9 16 18 23 24
% selulosa 50 52 40 - 45 38 49 30 - 38

Degradasi pada selulosa kadang-kadang terjadi selama proses pembuatan


Pulp. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Degradasi oleh hidrolisa asam
Terjadi pada temperatur yang cukup tinggi dan berada pada media asam dalam waktu
yang cukup lama. Akibat dari degradasi ini adalah terjadinya reaksi yaitu selulosa
terhidrolisa menjadi selulosa dengan berat molekul yang rendah.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

4
b. Degradasi oleh oksidator
Senyawa oksidator sangat mudah mendegradasi selulosa menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil yang disebut oxyselulosa. Hal ini terjadi tergantung dari oksidator
dan kondisinya.

c. Degradasi oleh panas


Pengaruh panas lebih besar bila dibandingkan dengan asam atau oksidator. Serat-serat
selulosa yang dikeringkan pada temperatur tinggi akan mengakibatkan kertas
kehilangan sebagian higroskopisitasnya (swealling ability). Hal ini disebabkan
karena:
Bertambahnya ikatan hidrogen antara molekul-molekul selulosa yang berdekatan.
Terbentuknya ikatan rantai kimia diantara molekul-molekul selulosa yang
berdekatan.
Pemanasan serat-serat pulp pada temperatur kurang lebih 1000C akan
menghilangkan kemampuan menggembung sekitar 50% dan pemanasan diatas 200C
dan dalam waktu lama akan mengakibatkan serat-serat selulosa kehilangan
strukturnya secara total.

2. Hemiselulosa, semula diduga merupakan senyawa antara dalam biosintesis


selulosa. Namun saat ini diketahui bahwa hemiselulosa termasuk dalam kelompok
polisakarida heterogen yang dibentuk melalui jalan biosintesis yang berbeda dari
selulosa. Berbeda dengan selulosa yang merupakan homopolisakarida, hemiselulosa
merupakan heteropolisakarida. Seperti halnya selulosa kebanyakan hemiselulosa
berfungsi sebagai bahan pendukung dalam dinding-dinding sel. Tersusun atas glukosa
rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa akan mengalami reaksi oksidasi dan
degradasi terlebih dahulu daripada selulosa, karena rantai molekul
hemiselulosa lebih pendek dan bercabang. Hemiselulosa tidak larut dalam air tapi
larut dalam larutan alkali encer dan lebih mudah dihidrolisa oleh asam daripada
selulosa. Sifat hemiselulosa yang hidrofilik banyak mempengaruhi sifat fisik pulp dan
kertas. Hemiselulosa berfungsi sebagai perekat dan dapat mempercepat terjadinya
fibrasi (pembentukan serat). Sifat inilah yang memperkuat kekuatan fisik lembaran
pulp kertas dan menurunkan waktu serta daya operasi penggilingan (beating).
Hilangnya hemiselulosa akan mengakibatkan adanya lubang diantara fibril dan
berkurangnya ikatan antar serat, namun kadar hemiselulosanya yang terlalu tinggi
akan menyebabkan kertas tembus cahaya, kaku dan rapuh.

3. Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan
serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulp dan kertas akan mempunyai sifat fisik
atau kekuatan yang baik jika mengandung sedikit lignin karena lignin bersifat
menolak air (hidrofobik) dan kaku sehingga menyulitkan dalam proses penggilingan.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

5
Lignin juga mempunyai gugus pembawa warna (gugus kromofor) yang akan bereaksi
dengan larutan pemasak pada digester sehingga menyebabkan warna pulp yang
dihasilkan akan menjadi gelap. Banyaknya lignin juga berpengaruh pada komsumsi
bahan kimia dalam pemasakan dan pemutihan. Pulping kimia dan proses pemutihan
akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan.

4. Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik
akut dalam efluen industri kertas.

2.4 Proses Pembuatan Kertas


Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga
menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses
pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut
diuraikan sebagai berikut :

2.4.1 Pembuatan Pulp (Pulping)

Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut Pulper. Pulper yang digunakan
berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai
rotor. Pulper ini dinamakan hydra pulper.

Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan menguraikan


serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah. Kapasitas pulper
mencapai 22 ton. Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-
serat yang dapat dikerjakan secara kimia atau secara mekanik dengan kombinasi dua
tipe perlakuan tersebut. Pulp-pulp perdagangan yang umum dapat dikelompokkan
menjadi tipe-tipe kimia, kimia-mekanik dan mekanik. Pembuatan pulp secara kimia
adalah proses dalam mana lignin dihilangkan sama sekali hingga serat-serat kayu
mudah dilepaskan pada pembongkaran dari bejana pemasak (digester) atau paling
tidak setelah perlakuan mekanik lunak. Lignin harus dihilangkan karena dapat

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

6
membuat kertas mengalami degradasi. Hampir semua produksi pulp kimia di dunia
saat ini masih didasarkan pada proses-proses sulfit dan sulfat (kraft). Proses-proses
pembuatan pulp berupa:

2.4.1.1 Pembuatan Pulp secara Mekanik

Proses pengasahan kayu di mana kayu gelondong yang dikuliti diperlakukan


dalam batu asah yang berputar deangan diberi semprotan air merupakan dasar
pembuatan pulp mekanik. Di samping serat yang utuh, bahan kayu dirobek-robek
dalam bentuk bagian-bagian serat yang kurang lebih rusak. Kerusakan serat secara
fisik ini dapat dihindari dan karena itu kekuatan kertas yang dibuat dari pulp mekanik
agak rendah. Kelemahan-kelemahan lain dari pembuatan pulp mekanik adalah
pemakaian energi yang tinggi dan praktis hanya kayu-kayu lunak, terutama spruce,
yang berguna sebagai bahan baku. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat
jarang digunakan.

2.4.1.2 Pembuatan Pulp secara Kimia

a. Pembuatan Pulp Sulfit

Pada dasarnya, pembuatan pulp sulfit masih didasarkan pada penemuan-


penemuan tua, meskipun beberapa modifikasi pembaharuan dan perbaikan teknik
telah dilakukan. Keberhasilan pada pembuatan pulp ini berkenaan dengan
penggunaan yang disebut basa-basa yang larut, yaitu pergantian kalsium dengan
magnesium, natrium atau amonium yang memberikan jauh lebih banyak keluwesan
dalam pengaturan kondisi pemasakan yang memperluas baik bahan dasar yang
digunakan maupun produksi tipe-tipe pulp yang berbeda. Juga dikembangkan
metode-metode untuk pemulihan basa-basa tersebut maupun belerang. Meskipun
pada tahun 1950-an kebanyakan pulp di dunia didasarkan pada proses sulfit, proses
kraft secara bertahap telah mengambil alih kedudukan yang mendominasinya.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

7
Cara pembuatan: Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur,
kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk
mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan
dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar
SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang
melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air
dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat. Menara absorbsi
dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan spray berlawanan
dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar dari
menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank.
Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium
bisulfit. Berdasarkan analisa kira-Kira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.

Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam
pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai
51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap)
dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang
diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 0C.

Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan
dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan,
diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan
jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam
tanki pemutih dan diputihkan dengan klorin dengan penambahan cairan kapur sebagai
penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan.
Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

8
b. Proses Soda

Sistem pemasakan alkali bertekanan pada suhu tinggi dikenalkan pada tahun
1850-an. Menurut metode ini, larutan natrium hidroksida digunakan sebagai lindi
pemasak dan lindi-bekas yang dihasilkan dipekatkan dengan cara penguapan dan
dibakar. Leburan, yang terdiri atas natrium karbonat, diubah kembali menjadi natrium
hidroksida dengan kalsium hidroksida (konstisisasi). Karena natrium karbonat
digunakan untuk imbuhan, maka proses pemasakan dinamakan proses soda. Kayu
yang digunakan pada proses ini bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan
baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang dipakai
dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam dengan
memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 344 0F). Pulp yang sudah jadi
dikeluarkan dari digester melalui lubang di bawah digester.

Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk


direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter,
kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah
agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya
terbentuklah pulp kering.

c. Pembuatan Pulp Kraft (Sulfat)

Pada tahun 1870, A.K. Eaton di Amerika Serikat mematenkan Penggunaan


natrium sulfat sebagai pengganti natrium karbonat. Gagasan yang mirip diikuti oleh
C.F Dahl, yang sekitar 15 tahun kemudian menyajikan proses pembuatan pulp yang
mudah dilakukan seara teknik di Danzig. Penemuan-penemuan ini mengawali proses
(Kraft). Namaun terobosan proses kraft pertama-tama terjadi pada tahun 1930-an
setelah dikenalkan sistem-sistem penggelantangan bertingkat banyak. Yang paling
penting adalah pengembangan tungku pemulihan yang cocok untuk pembakaran
lindi-lindi hitam kraft. Dalam proses kraft natrium sulfat ditambahkan untuk

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

9
imbuhan. Ia direduksi dalam tungku pemulihan menjadi natrium sulfida, yang
merupakan bahan kimia kunci yang dibutuhkan untuk delignifikasi.

Proses kraft telah hampir menggantikan secara lengkap proses soda yang tua
karena keunggulan selektivitas delignifikasi. Sejak tahun 1960-an produksi pulp kraft
juga naik lebih cepat daripada pulp sulfit karena beberapa faktor, seperti pemulihan
bahan kimia yang lebih sederhana dan lebih ekonomis dan sifat-sifat pulp lebih baik
dalam hubungannya dengan kebutuhan pasar.

Cara pembuatan: Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong


hingga ukuran kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang
halus dimasukkan ke dalam tempat penampung yang kemudian akan dimasak dengan
digester (bejana pemasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke
dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian
dipanaskan dengan uap dan diaduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam
digester tersebut.

Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp yang telah
jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan
terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk
direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan saringan rotary drum filter,
kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah
agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan.
Hasilnya terbentuklah pulp kering.

2.4.1.3 Proses Semikimia

Pembuatan pulp semikimia disebut juga pembuatan pulp rendemen tinggi.


Pemasakan serpihan kayu pada kondisi kurang drastis atau dalam waktu yang pendek,
yang hanya akan menghasilkan pelarutan lignin sebagian, menghasilkan pelarutan
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

10
lignin sebagian, menghasilkan pulp-pulp semikimia. Tujuan proses ini adalah
menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat
kekuatan dan kebersihan yang paling baik.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:

1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu.


Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses
ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna.

2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan


pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses
pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses
ini diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperatur, tekanan, dan
larutan kimia.

2.4.2 Cleaning (Pencucian)

Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah


dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan
untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan
mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan.
pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar.

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk


menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black
liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai.
Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah
air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

11
Alat alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :

Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan


kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel -
partikel lainnya yang bersifat magnet.

HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan


kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.

2.4.3 Refining

Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk


menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah
kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau
pemotong yang berbentuk disc plate.

2.4.4. Oksigen Delignification

Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk


menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching.
Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan
larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa
lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen
delignification akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses
pemutihan (bleaching).

2.4.5. Bleaching

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan


lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam
proses pemutihan. Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :

a. Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

12
b. Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada
tahap sebelumnya dengan larutan NaOH.

c. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

d. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

e. Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa

f. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa

g. Ozon, menggunakan ozon dalam kondisi asam

h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.

Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang
tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses
pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

2.4.6. Mixing

Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan
penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion
ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.

2.4.7. Blending

Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke
proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat
yang dinamakan CRC (Consistence Recording Controller).

2.4.8. Paper Making

Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana
akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

13
kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller).
Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan
besar untuk diproses lebih lanjut.

2.5. Pembuatan Barang Jadi

Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian dimasukkan
ke dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan pelengkap (bahan
pengisi dan bahan perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan dicampur sampai
homogen, serat-serat selulosa saling berkaitan, pori-pori erat penuh tertutup bahan
pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan perekat. Dalam keadaan ini adonan telah
siap untuk dijadikan lembaran-lembaran kertas. Kemudian adonan basah
dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa saringan kasa tembaga (fine mesh
bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus karena terus berputar. Diatas
saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran tanpa putus yang terus
bergerak. Di tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas (dandy roll) yang berfungs
sebagai pemeras air. Lembaran yang telah dilewati dandy roll kadar airnya berkurang
dan rata tebalnya. Keluar dari mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah
(web) masuk kedalam mesin press. Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan
mesin terdahulu tetapi lebih banyak memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air
sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi untuk membuang air dari
web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering
(dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang
berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini
dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30
%). Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.
Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper
roll). Paper roll ini yang dipotong-potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

14
2.6 Jenis-Jenis Kertas

Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin

Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka

Kertas cetak : untuk buku cetak

Kertas tulis : HVS

Kertas Koran

Kertas karton

Kertas hard Board

2.7 Buangan (limbah)

Pabrik pulp

black liquor (natrium lignat)

Pabrik kertas

white water (serat-serat halus)

2.8 Pabrik-Pabrik Kertas di Indonesia

1. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang Mill

2. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Serang MilL

3. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang Mill

4. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

5. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills

6. PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

15
BAB III
GAMBAR ALAT DIGESTER DAN SYM SIZER

A. Alat Utama Pembuatan Pulp


3.1 Digester Pulp
Pada industri pulp, digester berfungsi sebagai tempat pemasakan bahan baku
merupakan jantung bagi proses produksinya. Secara tata bahasa digester adalah alat
yang digunakan untuk memisahkan selulosa dari bahan lainnya yang terdapat pada
kayu, sehingga dapat lebih bermanfaat, dengan menggunakan cara mekanis, kimiawi,
dan atau keduanya.
Perkembangan teknologi digester dapat dikatakan mengalami kenaikan yang lambat,
dimulai dengan digester sederhana yan beroperasi batch, hingga digester modern
yang beroperasi kontinyu yang menghasilkan pulp yang lebih berkualitas dan
memiliki kuantitas lebih banyak. Perbedaan utama antara digester batch dan digester
kontinyu terletak pada proses yang terjadi. Pada digester batch, seluruh bahan
dimasukkan ke dalam digester., lalu melalui beberapa jam pemasakan tanpa ada
bahan yang masuk dan keluar sistem pemasakan tersebut. Pada digester kontinyu,
bahan baku masuk dan keluar terjadi secara terus menerus.

3.1.1 Digester Batch


Pada digester batch yang menggunakan sistem batch, chips (serpihan kayu)
yang sudah diayak masuk melalui bagian atas digester. Selanjutnya lindi putih dan
hitam dimasukkan ke digester hingga tercapai target persentase alkali aktif serta rasio
larutan terhadap kayu. Untuk mencapai temperatur pemasakan yang diinginkan,
kukus bertekanan diumpankan ke dalam digester secara langsung dan yang lain
dengan cara memanaskan lindi putih dan mensirkulasikannya melalui digester.
Proses displasment atau penggantian lindi pada sistem batch merupakan hal
yang sangat penting. Pada proses ini, lindi hitam yang masing-masing mengandung
larutan dan panas yang masih dapat digunakan akan kembali. Proses pemisahan lindi
hitam dengan larutan yang akan diambil kembali dilakukan dengan memasukkan
lindi hitam ke dalam akumulator pemisah bertekanan.
Metode memasukkan umpan pada digester ada beberapa macam. Beberapa
metode langsung memasukkan seluruh umpan hingga memenuhi bejana. Ada juga
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

16
metode lain yang memasukkan larutan bersamaan dengan chips, namun larutan
tersebut disirkulasikan lagi terus menerus. Kukus bertekanan diumpankan dari bagian
bawah agar dapat mengocok chip. Pengumpanan chip haruslah seragam., karena chip
yang tidak seragam mengakibatkan kekacauan dalam sirkulasi, pemasukan alkali dan
perpindahan panas selama pengumpanan chip, udara dan kukus yang tidak
terkondensasi dikeluarkan dari digester melalui penyaring dengan menggunakan fan.
Sebuah cyclone diatas fan ini, mengeluarkan bahan-bahan halus. Tanpa pengeluaran
udara leher dari digester akan tersumbat. Perhatikan gambar 3.1.1. Gambar tersebut
menunjukkan sirkulasi larutan impregnansi, sebagian besar berupa lindi hitam
bertemperatur sekitar 950C, dipompakan kedalam digester melalui bagian dasarnya
hingga seluruh digester terisi olehnya.

Gambar 3.1.1 Sistem Sirkulasi Pada Sistem Batch

Sirkulasi yang umum dilakukan pada suatu ligester batch dengan cara
dilewatkannya larutan melalui sebuah penukar panas. Larutan yang didistribusikan
tersebut didistribusikan kembali kedalam bejana. Pompa sirkulasi yang digunakan
dirancang sedemikian rupa sehingga larutan tersirkulasi sekali tiap 10 menit.
Penggunaan digester batch pada proses pemasakan dapat memudahkan kita dalam
mengukur total yield.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

17
3.1.2 Digester Kontinyu
Digester dengan model kontinyu masih digunakan oleh beberapa industri
untuk melakukan pulping semi kimia, atau juga pada proses alkalin pulping yang
berbahan baku bagian-bagian kayu, misalnya bubuk halus hasil penggergajian kayu.

3.1.2.1 Digester Kontinyu Bejana Tunggal


Perkembangan lebih jauh pada digester kontinyu adalah sebuah digester
vertikal yang mengimplementasi chip mengalir kebawah. Digester jenis vertikal ini
dikembangkan oleh kamyr. Kamyr digester berbejana kontinyu tunggal diilustrasikan
pada gambar 3.1.2.1.

Gambar 3.1.2.1 Kamyr Digester Berbejana Kontinyu Tunggal

Pada digester ini chip bergerak kebawah secara seragam mendekati model
reaktor aliran sumbat. Zona pertama pada digester ini adalah zona impregnasi, yaitu
zona penyerapan larutan pulping ke dalam pori-pori chip, hingga udara dalam pori-
pori terrgantikan oleh larutan tersebut. Fungsi lain dari zona impregnansi adalah
melunakkan kayu, dan memudahkan reaksi delignikasi pada tahap pemasakan. Pada
tahap impregnasi waktu tinggal berkisar sekitar 45 menit pada temperatur 105-1300C.
sebelum memasuki tahap reaksi, chip kayu mengalami tahap pemasakan yang
bertujuan untuk menghasilkan temperatur pemasakan. Temperatur yang dihasilkan
berkisar 40C lebih dari temperatur pemasakan.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

18
3.1.2.2 Digester Kontinyu Bejana Ganda
Pada proses digenster kontinyu bejana tunggal, chip kayu masuk ke
convenyor woodyard dan memasuki proses bin. Alat pengukur chip mengontrol laju
keluaran bin dan laju produksi. Keluaran dari alat pengukur chip diumpankan ke low
presure feeder, yang memindahkan chip ke horizontal tank, bertekanan sekitar 100
150 kPa. Bejana pre-stiming merupakan sebuah screw konvenyer horizontal yang
keluarannya menuju ke vertikal chute. Lalu chip menuju ke pengumpanan bertekanan
tinggi disaat yang sama juga terjadi pengontrolan lindi pada chute (tempat
peluncuran) ini. Chip bergerak secara gravitasi, dan kontak dengan lindi pada saat
pertama. Lindi ini berputar (sirkulasi) dari chute pada pengumpan bertekanan tinggi
dan kembali ke chute melewati penguras. Pengumpan bertekanan tinggi menjadikan
chip yang bertekanan 100 - 150 kPa menjadi tekanan proses sebesar 1 Mpa. Chip
bersama lindi di-flush melalui bagian atas bejana impregnasi atau dogester sebagai
slurri, dimana terdapat sebuah pemisah berulir memisahkan lindi pembawa dari chip,
mengembalikannya ke bagian inlet pengumpan bertekanan tinggi, dan terus menerus
membawa chip kebagian atas digester.
Pemakaian digester kontinyu pada industri menggantikan batch proses,
memiliki beberapa keuntungan, yaitu lebih efisien dalam hal ukuran, kebutuhan
kukus yang konstan, komponen tambahan yang tidak terlalu banyak (belt komveyeor,
sistim recover panas), tahap pencucian masuk kedala digester (kamyr), dapat
digunakan untuk semua jenis kayu dan memiliki efisiensi energi yang lebih baik.

B. Alat Utama Pembuatan Kertas


3.2 Sym Sizer
Untuk meningkatkan kualitas kertas yang di produksi khususnya untuk
memperbaiki sifat permukaan kertas, surface sizing aditive ditambahkan. Bahan yang
digunakan adalah starch, dan untuk mengaplikasikannya pada kedua permukaan
kertas yang diinginakan Sym Sizer. Sym sizer terletak antara pre dryer section dan
after dryer section. Lembaran dari pre dryer section bergerak melalui paper roll dan
akan dijepit pada nip diantara top roll dan bottom roll. Tekanan antara dua roll
tersebut diatur menggunakan top roll loading cylinder. Starch dan aditive lain di
simpan pada suplay tank yang dilengkapi dengan tiga pompa. Stock yang keluar dari
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

19
masing-masing pompa akan melewati rotating pressure screen untuk menjaga
kebersihannya sebelum memasuki applicator beam. Top applicator beam dan bottom
applicator beam akan mengaplikasikan starch masing-masing pada top roll dan
bottom roll yang selanjutnya akan teraplikasi pada kedua permukaan kertas. Untuk
meratakan pengaplikasian starch pada lembaran kertas, digunakan suatu alat yang
dinamakan dengan rood. Rood merupakan alat yang berbentuk silinder kecil yang
diletakkan pada bagian luar top dan bottom roll. Jarak antara rood dengan applicator
roll harus diperhatikan untuk menjaga keseragaman pendistribusian starch. Rood juga
terbagi dua, yaitu top rood untuk top roll dan bottom rood untuk bagian bottom roll.

Gambar 3.2 Sym Sizer

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam
jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya
karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah
suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis, kimia maupun semikimia dengan memisahkan
serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan
campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan
bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang
putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain
gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen
peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur
kertas dibuat menjadi kertas. Selulosa adalah bahan dasar yang terpenting dalam
pembentukan pulp dan kertas. Selulosa ini terdapat dalam kayu, kapas, serta nenas,
jerami, lelang, bambu, dan lain-lain.
Beberapa Proses Pembuatan Pulp
Proses Mekanik
Proses Kimia
a. Proses Sulfat ( proses kraft )
b. Proses Soda
c. Proses Sulfit
Proses Semikimia
Proses Pembuatan Kertas
Penyediaan bahan baku
Pemilihan jenis kayu
Persiapan kayu
Pulping
Cleaning
Refining
Oksigen delignification
Bleaching
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

21
Mixing
Blending
Paper making

4.2. Kritik dan Saran


Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

22
INDUSTRI PULP DAN KERTAS

23

Anda mungkin juga menyukai