Anda di halaman 1dari 9

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

INDUSTRI PULP DAN KERTAS


Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal
dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan
arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan
tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria,
prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang
dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah nusantara beberapa abad lampau.
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan
178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu.
Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun,
sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta
hektar setiap tahun.
Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang
sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat
ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari
bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium
sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk
menghasilkan kertas yang putih.
Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium
hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga
digunakan dalam tahap penyelesaian.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung
yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu,
bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
1. Bahan-Bahan Pembuatan Kertas
- Jenis-Jenis Bahan Mentah
Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku, bahan
pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama pembuatan kertas. Bahan baku
diubah hingga menajdi barang baru yang mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan asalnya.
Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan utnuk memperlancar pembuatan kertas.
Bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuata kertas agar
memperoleh hasil yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan banyak mengandung
cacat dan tidak sempurna.
1.1 Bahan Baku
Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti : jerami padi,
bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai, kapas, lena dan jenis tanaman-
tanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan sebagai
bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan
bahan baku kertas. Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45 %) (JF
Dumanauw, 1984). Seperti yang kita ketahui selulosa adalah komponen utama pembuatan kertas.
1.1.1 Pemilihan Jenis Kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:
a. Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.
b. Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain:
a. Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen yang
paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat.
b. Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah larut
dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
c. Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa
sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa
mengurangi serat selusosa secara signifikan
d. Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat
beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen industri kertas.
1.1.2.Persiapan Kayu
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain
dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum
dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang
melekat.
Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel
halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa
potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.
Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena bahan jenis ini mempunyai
keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan
sebagai kertas tulis, kertas penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain yang
memerlukan kertas dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica, 1970).

1.2 Bahan Pembantu


Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama adalah air bersih
dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda peranannya. Tidak semua bahan-
bahan kimia ini dipergunakan sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang diproduksi
(Monareh, 1982).

Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :


a. Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan kertas.
b. Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan baku kertas
tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :
c. Hidrogen Peroksid
d. Natrium Peroksid
e. Natrium Bisufat
f. Kalium Bisulfat
g. Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara mekanis tetapi
bahan reaksi kimia. Bahan penghancur tersebut adalah :
Asam > Asam sulfat
Alkali > Sodium Hidroksid
h. Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas berwarna.
1.3 Bahan Pelengkap
Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri kertas. Bahan-bahan
tersebut adalah :
a. Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada permukaan kertas. Sehingga
diperoleh kertas yang rata dan halus. Diantara bahan-bahan tersebut adalah:
b. Kaolin
c. Tanah Diatomea
d. Gips
e. Kapur Magnesit
f. Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar lebih kuat dan kokoh
diantaranya :
g. Perekat arpus
h. Perekat hewani
i. Perekat tepung kanji
2. Proses Pembuatan Kertas
Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu pengolahan
barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu
(pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp)
menjadi kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :
2.1 Pembuatan Barang Setengah jadi (Pulp)
Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut Pulper.
Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan
mempunyai rotor. Pulper ini dinamakan hydra pulper.
Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan menguraikan serat, rotor
pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah. Kapasitas pulper mencapai 22 ton.

Proses Pembuatan Pulp


a. Proses Mekanik
Di sini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja tanpa
pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang sangat besar,
disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan
kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada kayu
sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam
kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Proses pembuatan pulp secara
mekanik sangat jarang digunakan.
b. Proses Kimia
Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun tidak
langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit
kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam
tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses Sulfat ( proses kraft )
2. Proses Soda
3. Proses Sulfit
- Proses Sulfat ( proses kraft )
Cara pembuatan:
Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang lebih 5cm,
potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan kedalam tempat penampung
yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan
ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan
dengan uap dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut.
Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp yang telah jadi
dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci
disaring lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium
hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO atau NaOH,
dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
- Proses Soda
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai NaOH. Kayu yang
digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat
nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu
memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F). Pulp yang
sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang
sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan
kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH,
dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
- Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam
pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur
diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran
udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu
pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air
dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan spray
berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar dari
menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor
dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa
kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan
kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester
dipanaskan secara langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari
jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.
Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan masuk
dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya
disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin
ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan
penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-
chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.

c. Proses Semikimia
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich pada
tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan
proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang
biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa
harus sudah tercerna.
2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara
semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu
merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa
dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.
Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :
- Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan pada proses pembentukan
kertas paper machine.
- Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang dapat memberikan efek
pemutihan.
2.2 Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah dihancurkan dalam
pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan
maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa
oleh pulp dalam proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang
lebih besar.
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan materi
yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih
dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat
kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan
tersebut.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan kotoran yang
mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat
magnet. HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan kotoran
yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.
2.3. Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur serat
yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling
dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
2.4. Oksigen Delignification
Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan
sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan
dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam
brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian
dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam
proses pemutihan (bleaching).
2.5. Bleaching
Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa
merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan.
Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :
a. Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam
b. Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya
dengan larutan NaOH.
c. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam
d. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa
e. Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa
f. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa
g. Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam
h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.
Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan
utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat
relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.
2.6. Mixing
Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan penunjang bubur
kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion – ion kertas agar jaringan
kertasnya kuat.
2.7. Blending
Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses
pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat yang dinamakan
CRC (Consistence Recording Controller).
2.8. Paper Making
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan
dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum,
panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan
berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut.
Diagram Alir Pembuatan Pulp dan Kertas
Skema diagram prosesnya terlihat pada gambar 1, dibawah ini. Proses yang
membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses
pengeringan kertas.

Tahapan utama dan proses sederhana dalam


pembuatan pulp dan kertas adalah
sebagai berikut :
1. Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari hutan
tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku.
Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang
berbentuk drum disebut Drum barker.
2. Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air
menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin
kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPERuntuk defiberization dan
mempercepat beating serta fibrillationdikarenakan pemekaran serat.
3. Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara
dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan
pulp dicuci.
4. Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Padaproses
mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadilebih lentur.
Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.
5. Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk
menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan.Sizing dilakukan untuk meningkatkan kehalusan
permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses
dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah
ditebarkan pada saringan berjalan.
6. Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran
diantara silinder pada calendar stack.
7. Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan
melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.
8. Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack, yang
terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan
kehalusan hasil akhir kertas.
9. Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan
kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam
gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan
kemudian dikemas.
2.9 Pembuatan Barang Jadi
Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam
alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan pelengkap (bahan pengisi dan bahan
perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling
berkaitan, pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan
perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaran-lembaran kertas.
Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa saringan kasa tembaga
(fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus karena terus berputar. Diatas
saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran tanpa putus yang terus bergerak. Di
tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas (dandy roll) yang berfungs sebagai pemeras air.
Lembaran yang telah dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar dari
mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam mesin press. Prinsip
kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin terdahulu tetapi lebih banyak memiliki rol-rol
penggilas agar lebih menekan air sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi
untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke
bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang
berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat
menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer berfungsi
untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel
sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong
sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.
3. Jenis-Jenis Kertas
a. Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin
b. Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka
c. Kertas cetak : untuk buku cetak
d. Kertas tulis : HVS
e. Kertas Koran
f. Kertas karton
g. Kertas hard Board
Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat dikembangkan sehingga
menghasilkan karya –karya yang menarik. Beberapa teknik dasar dikombinasikan sehingga
menghasilkan benda yang lebih bervariasi. TEknik-teknik dasar tersebut sebagai berikut :

 Teknik Dasar Memotong (cutting)


Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan menyusun gambar dekoratif
maupun benda hias baik dalam pola simetri, pola asimetri maupun pola bebas. Untuk mencapai
tujuan tersebut harus melakukan beberapa cara yaitu :
a. Menentukan bentuk dasar yang akan dikerjakan misalnya : persegi panjang, persegi, segitiga,
lingkaran, ellips, atau yang lainnya.
b. Kemudian bentuk dasar terpilih (misal persegi) diletakkan di atas kertas lain sebagai alas dengan
warna yang berbeda. Agar kertas yang akan dikerjakan terlihat jelas.
Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat adanya pemisahan menjadi
dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil yang sangat beragam dalam jumlah tak
terbatas. Pemisahan dapat dilakukan dengan garis lurus atau garis lengkung sehingga membentuk
kreasi baik dalam pola simetri atau lainnya.
 Teknik Dasar Melipat (folding)
Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif (origami). Benda bidang
dan benda tiga dimensional.
 Teknik Dasar Menoreh (scoring)
Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief). Torehan-torehan yang dibuat pada gambar
di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar di atas kertas
menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar tersebut sebagai relief.
 Teknik Dasar Menyambung (bending)
Teknik ini memberikan bentuk-bentuk geomatri, memperluas bidang atau memperpanjang
kertas.
 Teknik Dasar Menggulung (curling)
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak dapat dicapai
dengan teknik lain.
 Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong

Anda mungkin juga menyukai