1
Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih
mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat
selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan
menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan
Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen
ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam
efluen industri kertas.
1.4 Persiapan Kayu
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-
lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis
sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan
debu yang melekat.
Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel
halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa
potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.
Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena bahan jenis ini mempunyai
keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan
sebagai kertas tulis, kertas penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain yang
memerlukan kertas dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica, 1970).
1. 5 Bahan Pembantu
Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama adalah air
bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda peranannya. Tidak semua
bahan-bahan kimia ini dipergunakan sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang
diproduksi (Monareh, 1982).
Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :
Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan
kertas.
Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan
baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :
Hidrogen Peroksid
2
Natrium Peroksid
Natrium Bisufat
Kalium Bisulfat
Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara
mekanis tetapi bahan reaksi kimia. Bahan penghancur tersebut adalah :
Asam > Asam sulfat
Alkali > Sodium Hidroksid
Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas berwarna.
1. 6 Bahan Pelengkap
Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri kertas. Bahan-bahan
tersebut adalah :
Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada permukaan kertas.
Sehingga diperoleh kertas yang rata dan halus. Diantara bahan-bahan tersebut adalah
Kaolin
Tanah Diatomea
Gips
Kapur Magnesit
Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar lebih kuat dan
kokoh diantaranya :
Perekat arpus
Perekat hewani
Perekat tepung kanji
3
2.1. Proses Pembuatan Kertas
Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu pengolahan
barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu
(pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp)
menjadi kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :
2. 2 Pembuatan Barang Setengah jadi (Pulp)
Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut
Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian
dan mempunyai rotor. Pulper ini dinamakan hydra pulper. Hydra Pulper mempunyai rotor untuk
mensirkulasikan bubur dan menguraikan serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari
arah bawah. Kapasitas pulper mencapai 22 ton.
Proses Pembuatan Pulp
a. Proses Mekanik
Di sini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja tanpa
pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang sangat
besar, disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-
potongan kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan
pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara
komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Proses
pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.
b. Proses Kimia
Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun
tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini,
kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam
tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses Sulfat ( proses kraft )
2. Proses Soda
3. Proses Sulfit
Proses Sulfat ( proses kraft )
Cara pembuatan:
4
Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang lebih
5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan kedalam tempat
penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di
masukkan ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian
dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester
tersebut.
Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uap 110lb/in2. Pulp yang telah jadi
dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah
dicuci disaring lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan
kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO
atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
Proses Soda
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai NaOH. Kayu
yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami,
lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti
proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur
3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp
yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan
dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan
NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan
dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini
sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara.
Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat
dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi
gas oleh air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
5
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan spray
berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar dari
menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor
dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan
analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan
kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam.
Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2
tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-
1550 C.
Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan masuk
dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya
disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan
mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin
dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan
dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.
c. Proses Semikimia
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich
pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara
dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang
biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar
hemiselulosa harus sudah tercerna.
2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara
semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu
merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa
dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.
6
Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :
Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan pada proses
pembentukan kertas paper machine.
Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang dapat memberikan
efek pemutihan.
2.3 Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah dihancurkan dalam
pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan
maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa
oleh pulp dalam proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih
yang lebih besar.
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan materi
yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih
dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat
kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan
tersebut.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan
kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel -
partikel lainnya yang bersifat magnet.
HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan
kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.
2.4 Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur serat
yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan
digiling dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
2.5 Oksigen Delignification
Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan
sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan
dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam
brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan
7
pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang
dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).
2.6 Bleaching
Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa
merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan.
Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :
a. Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam
b. Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap
sebelumnya dengan larutan NaOH.
c. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam
d. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa
e. Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa
f. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa
g. Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam
h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.
Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan
utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat
relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.
2.7 Mixing
Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan penunjang bubur
kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion – ion kertas agar jaringan
kertasnya kuat.
2.8 Blending
Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses
pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat yang dinamakan
CRC (Consistence Recording Controller).
2.9 Paper Making
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan
dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum,
panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan
berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut.
8
3.Diagram Alir Pembuatan Pulp dan Kertas
Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari
hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan
baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan
alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.
Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang
batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut
dengan chip.
Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai
(ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan ditempat
penampungan. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak
(digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian
baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak yang
disebut dengan cooking liquor.
Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk
memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang
dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar
dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di
dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini
adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan (bleacing),
mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Bubur kertas ini kemudian dikelantang
(bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai
standar ISO. Pulp kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi
kertas.
9
3.2 Pembuatan Barang Jadi
Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam
alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan pelengkap (bahan pengisi dan bahan
perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling
berkaitan, pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan
perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaran-lembaran kertas.
Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa saringan kasa tembaga
(fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus karena terus berputar. Diatas
saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran tanpa putus yang terus bergerak. Di
tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas (dandy roll) yang berfungs sebagai pemeras air.
Lembaran yang telah dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya.
Keluar dari mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam mesin
press. Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin terdahulu tetapi lebih banyak
memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press
part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya
masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua
roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini
dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer
berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di
pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang
dipotong-potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.
3.3 Jenis-Jenis Kertas
Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin
Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka
Kertas cetak : untuk buku cetak
Kertas tulis : HVS
Kertas Koran
Kertas karton
Kertas hard Board
3.3. Sifat-Sifat Kertas
10
Tebal-tipisnya kertas akan menentukan mudah sukarnya pengerjaan. Pada
umumnya kertas dapat diperlakukan sebagai berikut :
Dapat dibakar dengan mudah
Dapat menyerap air
Dapat dilipat kesegala arah
Dapat dipotong dengan gunting atau pisau
Dapat dirobek
Dapat direkat dengan lem
Dapat ditoreh dengan benda runcing atau tumpul
Dapat digulung dengan mistar
Dapat diremas dengan tangan
Dapat ditusuk denagn jarum atau benda lainnya yang runcing
Dapat disambung dengan stapler
Dapat dijepit dengan kertas
Dapat dilubangi dengan alat khusus
3.4. Teknik Pengerjaan Kertas
Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat dikembangkan
sehingga menghasilkan karya –karya yang menarik. Beberapa teknik dasar
dikombinasikan sehingga menghasilkan benda yang lebih bervariasi. Teknik-teknik
dasar tersebut sebagai berikut :
3.4.1. Teknik Dasar Memotong (cutting)
Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan menyusun gambar
dekoratif maupun benda hias baik dalam pola simetri, pola asimetri maupun pola
bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut harus melakukan beberapa cara yaitu :
Menentukan bentuk dasar yang akan dikerjakan misalnya : persegi panjang, persegi,
segitiga, lingkaran, ellips, atau yang lainnya.
Kemudian bentuk dasar terpilih (misal persegi) diletakkan di atas kertas lain sebagai
alas dengan warna yang berbeda. Agar kertas yang akan dikerjakan terlihat jelas.
Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat adanya
pemisahan menjadi dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil yang
sangat beragam dalam jumlah tak terbatas. Pemisahan dapat dilakukan dengan garis
11
lurus atau garis lengkung sehingga membentuk kreasi baik dalam pola simetri atau
lainnya.
3.4.2. Teknik Dasar Melipat (folding)
Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif (origami).
Benda bidang dan benda tiga dimensional.
3.4.3. Teknik Dasar Menoreh (scoring)
Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief). Torehan-torehan yang dibuat
pada gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan
gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga memunculkan gambar
tersebut sebagai relief.
3.4.4. Teknik Dasar Menyambung (bending)
Teknik ini memberikan bentuk-bentuk geomatri, memperluas bidang atau
memperpanjang kertas.
3.4.5. Teknik Dasar Menggulung (curling)
Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak
dapat dicapai dengan teknik lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/07/proses-pembuatan-bubur-kertas-pulp.html
http://blog.unsri.ac.id/kaskuserr/nais-inpo-gan/proses-pembuatan-kertas-/mrdetail/3317/
http://media.isnet.org/iptek/100/TsaiLun.html
http://rizkizuriadi.blogspot.com/2011/07/makalah-pulp-and-paper.html
http://www.fahutan.s5.com/Juli/industri.htm
13