Anda di halaman 1dari 20

MODULTEKNOLOGI PULP 2

Disusun oleh:
Rachmawati Apriani, ST, MT
(NIDN. 0427048601)

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS BANDUNG


2019
Pendahuluan

PEMBUATAN PULP SECARA PROSES ORGANOSOLV, SULFIT, DAN SULFAT

I. Tujuan
a. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cara mengolah bahan
baku wood dan non wood menjadi pulp.
b. Praktikan mengetahui jenis bahan baku wood dan non wood apa saja yang dapat
digunakan menjadi pulp yang baik.
c. Mengetahui proses pemasakan dengan bahan pelarut/bahan kimia organik (asam
asetat atau alcohol (etanol/methanol), sulfit, dan sulfat.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pulp
Pulp atau bubur kertas merupakan serat berwarna putih yang diperoleh melalui
proses penyisihan lignin dari biomassa (Jalaluddin, 2005). Pulp dapat diolah dengan
lebih lanjut menjadi kertas, rayon, selulosa asetat dan turunan selulosa yang lain. Syarat
– syarat bahan baku yang digunakan dalam pulp, yakni (Harsini dan Susilowati, 2010) :
a. Berserat
b. Kadar alpha sellulosa lebih dari 40 %
c. Kadar ligninnya kurang dari 25 %
d. Kadar air maksimal 10 %
e. Memiliki kadar abu yang kecil

Pengelompokan pulp menurut komposisinya dikelompokkan menjadi tiga jenis


yaitu:
1. Pulp kayu (wood pulp)
Pulp kayu adalah pulp yang berbahan baku kayu. Pulp kayu dibedakan menjadi:
 Pulp kayu lunak (soft wood pulp). Jenis kayu lunak yang umum digunakan
berupa jenis kayu berdaun jarum (Needle Leaf) seperti Pinus Merkusi,
Agatis Loranthifolia, dan Albizza Folcata.
 Pulp kayu keras (hard wood pulp) Pada umumnya serat ini terdapat pada
jenis kayu berdaun lebar (Long Leaf) seperti kayu Oak.
2. Pulp bukan kayu (non wood pulp)
Pada saat ini pulp non kayu yang dihasilkan digunakan untuk
memproduksi kertas meliputi : percetakan dan kertas tulis, linerboard, medium
berkerut, kertas koran, tisu, dan dokumen khusus. Pulp non kayu yang umum
digunakan biasanya merupakan kombinasi antara pulp non kayu dengan pulp
kayu lunak kraft atau sulfit yang ditambahkan untuk menaikkan kekuatan
kertas. Karekteristik bahan non kayu mempunyai sifat fisik yang lebih baik
daripada kayu lunak dan dapat digunakan di dalam jumlah yang lebih rendah
bila digunakan sebagai pelengkap dan sebagai bahan pengganti bahan kayu
lunak. Sumber serat non kayu meliputi: - limbah pertanian dan industri hasil
pertanian seperti jerami padi, gandum, batang jagung, dan limbah kelapa sawit.
3. Pulp kertas bekas

2.2 Proses Pembuatan Pulp


Pulp merupakan hasil pembuburan bahan tumbuh-tumbuhan yang komponen
utamanya adalah selulosa. Pulp merupakan bahan baku utama untuk pembuatan kertas.
Proses pembuatan pulp industri dibagi atas tiga kelompok yaitu proses mekanis, proses
kimia dan proses semi kimia. Semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk
memisahkan serat selulosa dari senyawa pengikatnya terutama liginin. Lignin
merupakan senyawa yang tidak diharapkan dalam pembuatan pulp dan kertas karena
akan membuat lembaran pulp kaku dan mengurangi aktivitas ikatan permukaan
antarserat. Lignin merupakan tambahan total dari karbohidrat (selulosa dan
hemiselulosa) yang terkandung di dalam serat, yang berfungsi sebagai pengikat
antarserat dan memberikan warna kuning pada pulp.

Pada percobaan skala laboratorium, penggunaan bahan baku bukan kayu (non
wood) seperti batang jagung akan memudahkan kondisi operasi pembuatan pulp, karena
bahan ini relatif lebih berpori dan kadar ligninnya juga lebih sedikit.

Untuk kemudahan proses, pemasakan bahan baku cukup dilakukan pada suhu
didih larutan pemasak dan tekanan ruang (1 atmosfir). Dalam proses ini digunakan
larutan pemasak Asam asetat atau alkohol sehingga disebut sebagai proses organosolv

Proses organosolv pulping merupakan proses pemisahan serat dengan menggunakan


bahan kimia organik/ bahan pelarut seperti methanol, etanol, aseton, asam asetat dan
lain-lain. Proses ini menghasilkan pulp dengan rendemen yang rendah. Serat pulp yang
dihasilkan utuh, panjang, kuat dan stabil

2.2.1 Secara Mekanis


Pulp dapat dibuat dari kayu dengan penglahan secara mekanis tanpa
perlakuan kimia. Proses ini memiliki keunggulan antara lain memberikan hasil
yang lebih tinggi tetapi itu membutuhkan energi yang lebih besar. Pulp mekanik
lebih banyak diproduksi dari kayu-kayu yang lunak. Pada proses ini kandungan
lignin dan zat-zat lain masih tinggi.

2.2.2 Secara Kimia


Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan
menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama utnuk melarutkan bagian-bagian
yang tidak diinginkan, sehingga pulp yang berkadar selulosa tinggi dapat
dihilangkan. Pulp yang telah dihasilkan akan mudah untuk diputihkan dan pada
umumnya dilakukan untuk menghasilkan jenis kertas tertentu seperti tissue,
kertass cetak dan lain-lain. Hampir semua produksi pulp kimia di dunia saat ini
masih didasarkan pada proses-proses sulfit dan sulfat, yang terakhir yang paling
banyak.

a. Proses Soda
Sistem pemasakan alkali yang menggunakan tekanan tinggi dan
menambahkan NaOH yang berfungsi sebagai larutan pemasak dengan
perbandingan 4 : 1 dari kayu yang digunakan. Larutan yang dihasilkan
dipekatkan dengan cara penguapan. Proses alkali jarang dipergunakan
dibandingkan dengan proses sulfit, karena proses alkali lebih sulit
memperoleh zat kimia dari larutan pemasak. Keuntungan proses soda adalah
mudah mendapatkan kembali bahan kimia hasil pemasakan (recovery)
NaOH dari lindi hitam dan bahan baku yang dipakai dapat bermacam-
macam.

b. Proses Sulfit
Dalam proses sulfit digunakan campuran asam sulfur (H2SO3) dan ion
bisulfat (H2SO3) untuk melarutkan lignin. Proses ini memisahkan lignin
sebagai garam-garan asam lignosulfonat dan sebagian besar struktur
molekul lignin tetap utuh. Bahan kimia basa untuk bisulfit dapat berupa ion
kalsium, magnesium, sodium, atau ammonium. Pembuatan pulp sulfit
berlangsung dalam rentang pH yang lebar. Asam sulfit menunjukkan bahwa
pembuatan pulp dibuat dengan kelebihan asam sulfur (pH 1-2), sedangkan
pemasakan bisulfit dibuat di bawah kondisi yang kurang asam (pH 3-5).
Pulp sulfit lebih cerah dan mudah diputihkan, tetapi lembaran kertasnya
lebih lemah dibandingkan pulp sulfat (kraft).

c. Proses Sulfat
Proses kraft menggunakan natrium hidroksida (NaOH) dan natrium
sulfida (Na₂S). Dalam proses ini natrium sulfat yang ditambahkan, direduksi
di dalam tungku pemulihan menjadi natrium sulfida yang dibutuhkan untuk
delignifikasi. Pada proses ini digunakan bahan pemutih sehingga pulp yang
dihasilkan mempunyai derajat putih yang berkualitas tinggi. Untuk proses
ini sering kali digunakan dalam proses pembuatan pulp dikarenakan
pemulihan bahan kimia yang lebih sederhana dan sifat-sifat pulpnya yang
lebih baik. Walaupun proses ini sering digunakan namun proses mempunyai
kelemahan yang sukar diatasi seperti bau gas (SO2 dan Cl2) yang tidak enak
dan kebutuhan bahan kimia pemutih yang tinggi untuk pulp kraft dari kayu
lunak (Clark, 1978). Keuntungan proses kraft adalah proses ini lebih
fleksibel karena dapat digunakan untuk berbagai jenis kayu (Bakara, 1999).

d. Proses Pembuatan Pulp dengan Pelarut Organik


Organosolv merupakan proses pulping yang menggunakan bahan yang
lebih mudah didegradasi seperti pelarut organik. Pada proses ini, penguraian
lignin terutama disebabkan oleh pemutusan ikatan eter. Beberapa senyawa
organik yang dapat digunakan antara lain adalah asam asetat, etanol dan
metanol. Proses organosolv tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih
aman terhadap lingkungan dan daur ulang lindi hitam dapat dilakukan
dengan mudah. Beberapa proses organosolv yang berkembang pesat pada
saat ini, yaitu:
- Proses Acetocell yaitu proses yang menggunakan bahan kimia pemasak
berupa asam asetat.
- Proses Alcell (alcohol cellulose) yaitu proses pembuatan pulp dengan
bahan baku kimia pemasak yang berupa campuran alkohol dan NaOH.

2.2.3 Semi Chemical


Proses pembuatan pulp secara semikimia merupakan proses dua tahap yaitu:
tahap pertama serpihan kayu diolah dengan bahan kimia yang tidak terlalu banyak
untuk memutus ikatan interseluler dengan menghilangkan sebagian hemiselulosa
dan lignin, selanjutnya mengalami perlakuan mekanis utuk memisahkan serat-
seratnya. Cara pembuatan pulp secara semikimia dilakukan untuk mendapatkan
hasil pulp yang lebih baik, disamping untuk mempertahankan keunggulan sifat
pulp yang akan diperoleh dengan cara mekanis. Hasil dan kualitas pulp yang
diperoleh dengan cara semi kimia terletak diantara hasil pulp yang diperoleh
dengan cara kimia maupun mekanis cara semikimia ini lebih sesuai untuk bahan
baku jenis kayu keras. Hasil pulp diperoleh sekitar 60-70% dan berat kering
bahan baku.

2.3 Faktor yang Berpengaruh pada Pembuatan Pulp


Faktor yang berpengaruh pada pembuatan pulp adalah sebagai berikut:
a. Larutan Pemasak (asam asetat, alkohol)
Larutan pemasak memisahkan dan menguraikan serat-serat selulosa dan non
selulosa. Pemisahan serat ini sangat penting sebab kadar non selulosa yang cukup
tinggi akan menurunkan kualitas pulp misalnya mengakibatkan degradasi dan
pelarutan selulosa yang berlebihan sehingga mengakibatkan sifat-sifat kekuatan pulp
turun (Sjostrum, 1981).

b. Temperatur Pemasak dan Pengeringan


Pengeringan dan pemasakan dibawah suhu penguraian akan mengakibatkan
selulosa dalam bahan baku belum terurai secara sempurna dan akan mengakibatkan
pula beberapa perubahan sifat selulosa. Temperatur pemasak dapat divariasikan.

c. Waktu Pemasakan

Proses pembuatan pulp yang menggunakan suhu 190 – 200oC, hanya


membutuhkan waktu pemasakan 15 – 30 menit (Nolan, 1957; Kleinert, 1965).
Waktu pemasakan yang cukup lama akan merusak struktur selulosa dan pemanasan
dibawah suhu penguraian akan mengakibatkan selulosa dalam bahan baku belum
terurai secara sempurna.

d. Tekanan
Tekanan yang digunakan dalam setiap proses tergantung dari jenis bahan baku
yang digunakan dan temperatur operasi.

e. Dimensi
Dimensi serat meliputi panjang serat, diameter serta tebal dinding sel.

III. Metodologi
A). PEMBUATAN PULP SECARA PROSES ORGANOSOLV

3.1 Alat - Alat Praktikum


Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah, 1 unit
otoklaf (tempat pemasakan), Beaker gelas 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Buret 50 ml,
Gelas, Oven, Pemanas listrik, Pompa vakum, Aluminium foil, dan Blender.

3.2 Bahan – Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah, bahan baku wood /
non wood, aquadest, Asam asetat, H2SO4 pekat, Na2S2O3, KI, Larutan kanji, dan
KMnO4.

3.3 Rancangan Percobaan


A) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada praktikum ini terdiri dari persiapan alat dan
persiapan bahan baku sebelum proses utama dilakukan.
a. Persiapan Alat
1. Otoklaf dioperasikan selama 50 menit, untuk mencapai kondisi
isothermal.
b. Persiapan Bahan Baku
1. Bahan baku wood / non wood dicuci dalam ember, kemudian
dijemur di bawah sinar matahari. Dipotong-potong sekitar 2-5 cm.
2. Bahan baku wood / non wood disimpan dalam wadah tertutup, agar
kandungan air seragam. Kemudian cek moisture.
B) Deskripsi Proses
a. Diagram Alir Proses

Bahan baku wood / non wood


dimasukkan ke dalam otoklaf

Cairan / padatan (6 : 1)

Tambahkan Asam Asetat sesuai variasi

Otoklaf dioperasikan dengan waktu pemasakan sesuai variasi

Residu dan filtrate dipisahkan

Residu dicuci dengan fresh water dan


dikeringkan

Dilakukan pengecekan warna, pH,


tekstur pulp, dan kappa number

Dilakukan penggilingan pulp dengan


blender

Pembuatan handsheet pulp dan diuji


sifat fisiknya

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pemasakan Pulp Wood / Non Wood
b. Prosedur Kerja
200 gr bahan baku wood / non wood dimasukkan ke dalam otoklaf
berkondisi isothermal. Untuk nisbah cairan / padatan yang digunakan
adalah 6 : 1 (ml/gram), kemudian tambahkan Asam Asetat dengan
divariasikan. Selanjutnya otoklaf dioperasikan dengan temperature dan
waktu yang divariasikan, kemudian residu dan filtrate dipisahkan dengan
menggunakan saringan. Filtrat (lindi hitam) tersebut mengandung lignin,
furfural, dan gula. Residu yang didapat kemudian dicuci dengan fresh
water lalu dikeringkan tanpa pemanasan (dibiarkan di udara terbuka),
selama kira-kira 24 jam. Kemudian dilakukan pengecekan warna, pH,
tekstur pulp, dan kappa number terhadap pulp. Dan dilakukan penggilingan
dengan blender dan dilanjutkan proses pembuatan handsheet pulp dan diuji
sifat fisik pulp.
c. Variabel Penelitian
 Variabel Tetap
1. Nisbah cairan / padatan 6 : 1 (ml/gr)
2. Temperature pemasakan 150 oC
 Variabel Tidak Tetap
1. Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
2. Konsentrasi Asam Asetat 2%, 4%, 6%, 8%.
d. Prosedur dan Perhitungan Bilangan Kappa
 Prosedur (T 236 om-99)
1. Timbang KMnO4 1N 0,32 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 100 ml.
2. Timbang Na2SO3 0,2N 2,48 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 50 ml.
3. Timbang KI 1N 3,2 gram kemudian dilarutkan dengan air sampai
20 ml dan diukur H2SO4 4N 11,1 ml serta dilarutkan juga dengan
air sampai 100 ml.
4. Buat indikator amilum dengan kadar 0,2% dari 100 ml air.
5. Siapkan pulp 5-8 gr oven dry (hitung moisture).
6. Setelah didapatkan hasil perhitungannya, selanjutnya diblender
dengan air 350 ml dan diletakkan pada gelas beker.
7. Selanjutnya buat campuran 50 ml KMnO4 1N dan 50 ml H2SO4
4N kemudian dimasukkan pada larutan pulp yang tadi telah
diblender serta aduk selama 10 menit.
8. Kemudian dari sampel larutan pulp + KMnO4 + H2SO4
dimasukkan KI 1N sebanyak 10 ml.
9. Masukkan Na2SO3 yang telah dicampur dengan air pada buret.
10. Titrasi menggunakan Na2SO3 tadi sampai warna kuning, dicatat
nilai pada buret-nya.
11. Selanjutnya dimasukkan amilum atau pati pada gelas yangg berisi
sampel sampai warnanya biru sebagai indikator.
12. Kemudian dilakukan titrasi lagi sampai warnanya putih dan
dicatat hasilnya.
 Perhitungan
�−� . �
P= 0,1
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
b = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Blanko
a = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Sempel
N= Normalitas Na2S2O3
�. �
Kappa Number = �
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
F = Faktor Koreksi KMnO4
W = Massa Sempel yang Digunakan

IV. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Tabel 4.1 Pengamatan Pulping
Bahan Baku Jerami Padi
Asam Sesudah Proses Pemasakan
Waktu
No Asetat
Pemasakan Warna Tekstur Kappa Number pH
(%)

2
3

Tabel 4.2 Pengamatan Handsheet Pulp


Bahan Baku Jerami Padi
Asam Handsheet Pulp
Waktu
No Asetat
Pemasakan GSM Tensile Tear Bursting
(%)

3
B). PEMBUATAN PULP SECARA PROSES SULFIT

3.1 Alat - Alat Praktikum


Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah, 1 unit
otoklaf (tempat pemasakan), Beaker gelas 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Buret 50 ml,
Gelas, Oven, Pemanas listrik, Pompa vakum, Aluminium foil, dan Blender.

3.2 Bahan – Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah, bahan baku wood /
non wood, aquadest, asam sulfur (H2SO3) dan ion bisulfat (H2SO3), H2SO4 pekat,
Na2S2O3, KI, Larutan kanji, dan KMnO4.

3.3 Rancangan Percobaan


A) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada praktikum ini terdiri dari persiapan alat dan
persiapan bahan baku sebelum proses utama dilakukan.
a. Persiapan Alat
1. Otoklaf dioperasikan selama 50 menit, untuk mencapai kondisi
isothermal.
a. Persiapan Bahan Baku
1. Bahan baku wood / non wood dicuci dalam ember, kemudian
dijemur di bawah sinar matahari. Dipotong-potong sekitar 2-5 cm.
2. Bahan baku wood / non wood disimpan dalam wadah tertutup, agar
kandungan air seragam. Kemudian cek moisture.
B) Deskripsi Proses
a. Diagram Alir Proses

Bahan baku wood / non wood


dimasukkan ke dalam otoklaf

Cairan / padatan (6 : 1)

Tambahkan asam sulfur (H2SO3) dan ion bisulfat (H2SO3) sesuai

Otoklaf dioperasikan dengan waktu pemasakan sesuai variasi

Residu dan filtrate dipisahkan


Residu dicuci dengan fresh water dan
dikeringkan

Dilakukan pengecekan warna, pH,


tekstur pulp, dan kappa number

Dilakukan penggilingan pulp dengan


blender

Pembuatan handsheet pulp dan diuji


sifat fisiknya

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pemasakan Pulp Wood / Non Wood

b. Prosedur Kerja
200 gr bahan baku wood / non wood dimasukkan ke dalam otoklaf
berkondisi isothermal. Untuk nisbah cairan / padatan yang digunakan
adalah 6 : 1 (ml/gram), kemudian tambahkan asam sulfur (H2SO3) dan ion
bisulfat (H2SO3) dengan divariasikan. Selanjutnya otoklaf dioperasikan
dengan temperature dan waktu yang divariasikan, kemudian residu dan
filtrate dipisahkan dengan menggunakan saringan. Filtrat (lindi hitam)
tersebut mengandung lignin, furfural, dan gula. Residu yang didapat
kemudian dicuci dengan fresh water lalu dikeringkan tanpa pemanasan
(dibiarkan di udara terbuka), selama kira-kira 24 jam. Kemudian dilakukan
pengecekan warna, pH, tekstur pulp, dan kappa number terhadap pulp. Dan
dilakukan penggilingan dengan blender dan dilanjutkan proses pembuatan
handsheet pulp dan diuji sifat fisik pulp.
c. Variabel Penelitian
 Variabel Tetap
3. Nisbah cairan / padatan 6 : 1 (ml/gr)
4. Temperature pemasakan 150 oC
 Variabel Tidak Tetap
3. Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
4. Konsentrasi asam sulfur (H2SO3) dan ion bisulfat (H2SO3) : 2%,
4%, 6%, 8%.
d. Prosedur dan Perhitungan Bilangan Kappa
 Prosedur (T 236 om-99)
13. Timbang KMnO4 1N 0,32 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 100 ml.
14. Timbang Na2SO3 0,2N 2,48 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 50 ml.
15. Timbang KI 1N 3,2 gram kemudian dilarutkan dengan air sampai
20 ml dan diukur H2SO4 4N 11,1 ml serta dilarutkan juga dengan
air sampai 100 ml.
16. Buat indikator amilum dengan kadar 0,2% dari 100 ml air.
17. Siapkan pulp 5-8 gr oven dry (hitung moisture).
18. Setelah didapatkan hasil perhitungannya, selanjutnya diblender
dengan air 350 ml dan diletakkan pada gelas beker.
19. Selanjutnya buat campuran 50 ml KMnO4 1N dan 50 ml H2SO4
4N kemudian dimasukkan pada larutan pulp yang tadi telah
diblender serta aduk selama 10 menit.
20. Kemudian dari sampel larutan pulp + KMnO4 + H2SO4
dimasukkan KI 1N sebanyak 10 ml.
21. Masukkan Na2SO3 yang telah dicampur dengan air pada buret.
22. Titrasi menggunakan Na2SO3 tadi sampai warna kuning, dicatat
nilai pada buret-nya.
23. Selanjutnya dimasukkan amilum atau pati pada gelas yangg berisi
sampel sampai warnanya biru sebagai indikator.
24. Kemudian dilakukan titrasi lagi sampai warnanya putih dan
dicatat hasilnya.
 Perhitungan
�−� . �
P= 0,1
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
b = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Blanko
a = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Sempel
N= Normalitas Na2S2O3
�. �
Kappa Number = �
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
F = Faktor Koreksi KMnO4
W = Massa Sempel yang Digunakan

IV. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Tabel 4.1 Pengamatan Pulping
Bahan Baku Jerami Padi

Waktu H2SO3 & Sesudah Proses Pemasakan


No
Pemasakan H2SO3(%) Warna Tekstur Kappa Number pH

Tabel 4.2 Pengamatan Handsheet Pulp


Bahan Baku Jerami Padi

Waktu H2SO3 & Handsheet Pulp


No
Pemasakan H2SO3(%) GSM Tensile Tear Bursting

1
2

C). PEMBUATAN PULP SECARA PROSES SULFAT

3.1 Alat - Alat Praktikum


Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah, 1 unit
otoklaf (tempat pemasakan), Beaker gelas 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Buret 50 ml,
Gelas, Oven, Pemanas listrik, Pompa vakum, Aluminium foil, dan Blender.

3.2 Bahan – Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah, bahan baku wood /
non wood, aquadest, (NaOH) dan natrium sulfida (Na₂S), H2SO4 pekat, Na2S2O3,
KI, Larutan kanji, dan KMnO4.

3.3 Rancangan Percobaan


1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada praktikum ini terdiri dari persiapan alat dan
persiapan bahan baku sebelum proses utama dilakukan.
a. Persiapan Alat
1. Otoklaf dioperasikan selama 50 menit, untuk mencapai kondisi
isothermal.
b. Persiapan Bahan Baku
1. Bahan baku wood / non wood dicuci dalam ember, kemudian dijemur
di bawah sinar matahari. Dipotong-potong sekitar 2-5 cm.
2. Bahan baku wood / non wood disimpan dalam wadah tertutup, agar
kandungan air seragam. Kemudian cek moisture.

B) Deskripsi Proses

a. Diagram Alir Proses

Bahan baku wood / non wood


dimasukkan ke dalam otoklaf

Cairan / padatan (6 : 1)

Tambahkan (NaOH) dan natrium sulfida (Na₂S) sesuai variasi

Otoklaf dioperasikan dengan waktu pemasakan sesuai variasi

Residu dan filtrate dipisahkan

Residu dicuci dengan fresh water dan


dikeringkan

Dilakukan pengecekan warna, pH,


tekstur pulp, dan kappa number

Dilakukan penggilingan pulp dengan


blender

Pembuatan handsheet pulp dan diuji


sifat fisiknya

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pemasakan Pulp Wood / Non Wood

b. Prosedur Kerja
200 gr bahan baku wood / non wood dimasukkan ke dalam otoklaf
berkondisi isothermal. Untuk nisbah cairan / padatan yang digunakan
adalah 6 : 1 (ml/gram), kemudian tambahkan (NaOH) dan natrium sulfida
(Na₂S) dengan divariasikan. Selanjutnya otoklaf dioperasikan dengan
temperature dan waktu yang divariasikan, kemudian residu dan filtrate
dipisahkan dengan menggunakan saringan. Filtrat (lindi hitam) tersebut
mengandung lignin, furfural, dan gula. Residu yang didapat kemudian
dicuci dengan fresh water lalu dikeringkan tanpa pemanasan (dibiarkan di
udara terbuka), selama kira-kira 24 jam. Kemudian dilakukan pengecekan
warna, pH, tekstur pulp, dan kappa number terhadap pulp. Dan dilakukan
penggilingan dengan blender dan dilanjutkan proses pembuatan handsheet
pulp dan diuji sifat fisik pulp.
c. Variabel Penelitian
 Variabel Tetap
1. Nisbah cairan / padatan 6 : 1 (ml/gr)
2. Temperature pemasakan 150 oC
 Variabel Tidak Tetap
1. Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
2. Konsentrasi (NaOH) dan natrium sulfida (Na₂S) : 2%, 4%, 6%,
8%.
d. Prosedur dan Perhitungan Bilangan Kappa
 Prosedur (T 236 om-99)
1. Timbang KMnO4 1N 0,32 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 100 ml.
2. Timbang Na2SO3 0,2N 2,48 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 50 ml.
3. Timbang KI 1N 3,2 gram kemudian dilarutkan dengan air sampai
20 ml dan diukur H2SO4 4N 11,1 ml serta dilarutkan juga dengan
air sampai 100 ml.
4. Buat indikator amilum dengan kadar 0,2% dari 100 ml air.
5. Siapkan pulp 5-8 gr oven dry (hitung moisture).
6. Setelah didapatkan hasil perhitungannya, selanjutnya diblender
dengan air 350 ml dan diletakkan pada gelas beker.
7. Selanjutnya buat campuran 50 ml KMnO4 1N dan 50 ml H2SO4
4N kemudian dimasukkan pada larutan pulp yang tadi telah
diblender serta aduk selama 10 menit.
8. Kemudian dari sampel larutan pulp + KMnO4 + H2SO4
dimasukkan KI 1N sebanyak 10 ml.
9. Masukkan Na2SO3 yang telah dicampur dengan air pada buret.
10. Titrasi menggunakan Na2SO3 tadi sampai warna kuning, dicatat
nilai pada buret-nya.
11. Selanjutnya dimasukkan amilum atau pati pada gelas yangg berisi
sampel sampai warnanya biru sebagai indikator.
12. Kemudian dilakukan titrasi lagi sampai warnanya putih dan
dicatat hasilnya.
 Perhitungan
�−� . �
P= 0,1
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
b = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Blanko
a = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Sempel
N= Normalitas Na2S2O3
�. �
Kappa Number = �
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
F = Faktor Koreksi KMnO4
W = Massa Sempel yang Digunakan

IV. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Tabel 4.1 Pengamatan Pulping
Bahan Baku Jerami Padi
Waktu NaOH & Sesudah Proses Pemasakan
No
Pemasakan Na₂S (%) Warna Tekstur Kappa Number pH

2
3

Tabel 4.2 Pengamatan Handsheet Pulp


Bahan Baku Jerami Padi

Waktu NaOH & Handsheet Pulp


No
Pemasakan Na₂S (%) GSM Tensile Tear Bursting

3
PELAPORAN

Buat laporan hasil praktikum Saudara dengan format sebagai berikut

I. Cover meliputi Judul Praktikum : tuliskan judul praktikum yang dilakukan,


nama kelompok, jurusan
II. Bab I : Pendahuluan : latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum,
Ruang Lingkup materi yang dipraktikumkan
III. Bab 2 : tinjauan pustaka
IV. Bab 3 : metodologi : berisi alat dan bahan yang digunakan, lokasi
dan waktu pelaksanaan praktikum serta prosedur

pelaksaanaan

V. Bab IV : hasil pengamatan dan perhitungan


VI. Bab V : Pembahasan
VII. Bab VI : Kesimpulan dan saran
VIII. daftar pustaka

Pelaksanaan praktikum berisi uraian tentang:

Pemaparan tentang limbah yang diamati


Langkah-Langkah Praktikum; uraikan secara lengkap dan runtut langkah-
langkah praktikum yang Saudara lakukan, termasuk pengamatan yang dilakukan
serta dokumentasi fotonya.
Hasil Pengamatan: catat semua hasil pengamatan
Pembahasan: Paparkan hasil pengamatan Saudara terhadap jalannya praktikum,
kemukakan temuan Saudara (termasuk kendala yang dihadapi), lalu bahas
temuan tersebut mengacu pada teori dan konsep materi yang terdapat dalam
BMP. Bahas keunggulan dan manfaat tentang produk yang sudah jadi.
Kesimpulan dan Saran: Tuliskan kesimpulan dan saran praktikum secara jelas
dan runtut. Kesimpulan yang baik akan menjawab tujuan praktikum,
sementara saran yang dikemukakan dapat dijadikan acuan untuk melakukan
praktikum yang sejenis di masa yang akan datang.
Referensi/Daftar Pustaka : Selain BMP, tuliskan buku referensi lain yang Saudara
gunakan (jika ada) dalam membuat laporan praktikum ini. Tuliskan daftar pustaka
ini secara konsisten, mengacu pada sistem penulisan pustaka tertentu

FORMAT LAPO RAN

Laporan diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5 atau ditulis tangan pada kertas
folio bergaris. (hard dan softcopy)

Anda mungkin juga menyukai