Anda di halaman 1dari 32

INDUSTRI PULP DAN KERTAS

A. Pendahuluan

Penyediaan kertas mempunyai peranan penting dalam menunjang kegaiatan


kebudayaan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kebutuhan akan kertas di
Indonesia senantiasa terlihat dari data di bawah ini

Tahun Kebutuhan, ton/ tahun


1978 214.000
1980 410.000
1984 675.000

Kebutuhan kertas meliputi kertas budaya (kertas tulis, cetak, kertas Koran, kertas
industry (kantong semen, dan sebagainya), serta kertas tissue.

B. Bahan baku
Bahan dasar pembuat kertas adalah selulosa, suatu produk fotosintesa tumbuh-
tumbuhan, yang berarti bahwa produksi kertas menggunakan bahan baku yang
senantiasa dapat diperbaharui (renewable resource). Selulosa ini adalah
polisakarida (C6H10O5)n yang berupa serat dan berwarna putih (n = 250 – 1500).
Adapun rumus bangunnya sebagai berikut:

CH2OH OH

HC O H
O C CH

HC OH C C CH
OH
HC CH H CH O
H

OH CH2OH
n

Atas dasar kelarutannya dalam larutan NaOH 17,51 dikenal 3 jenis selulosa, yaitu
i. α- selulosa tidak larut dalam larutan tersebut pada 20° C
ii. β- selulosa, larut dan mengendap lagi bila ditambah asam.
iii. γ - selulosa, larut dan mengendap bola ditambah alkohol.

1
Bahan pembuat kertas adalah α- selulosa , sedangkan yang larut (β- selulosa, γ -
selulosa, pentose, heksosa, dan lain-lain) disebut hemi selulosa. Sifat kimia
selulosa sesuai dengan gugus aktif alkohol, yang dimilikinya (dapat mangalami
oksidasi), dan derajat polimerisasinya (panjang serat). Makin panjang rantai
selulosa makin kuat dan tahan degradasi baik secara panas, kimia maupun bologis.
Sedangkan sifat fiisiknya tergantung dari dimensi serat (panjang rantai 500-1000
Å, lebar Å, tebal 4,7 Å), makin panjang makin kuat.

Beberapa contoh jenis serat yang dapat diperoleh di Indonesia adalah sebagai
berikut:

Karakteristi Bambu Kayu Kayu Bagase Jerami


k serat lunak keras
Panjang 3–4 1,6 – 2,7 0,7 – 1,6 1,7 1,5
serat
Diameter 14 32 – 43 < 0 – 40 20 8,5
serat
Abu 1–3 1 1 2 10 – 15
Lignin 22 – 30 < 6 – 30 18 – 25 19 – 21 14 – 21
Pentosan 16 – 20 6–9 16 – 18 30 – 32 23 – 22
Selulosa 50 – 52 40 – 45 38 – 49 40 – 43 30 – 38

Pada proses pembuata pulp da kertas, bahan baku yang digunakan adalah kayu.
Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang diguakan. Diharapkan jenis
kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas pulp yang bagus adalah kayu
yang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin yang rendah, tidak rapuh
tidak banyak getah dan tidak berkulit tebal.

Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:

1. Bahan baku primer


Untuk memperoleh serat ini diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jenis kayu
(wood) atau bukan kayu (non wood).

a. Kayu (wood)
Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu berdaun
lebar (hard wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood).Kayu berdaun lebar (hard

2
wood), umumnya menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti Albazia
falcatera, Euclyptus sp, dan Antochehalus candabia.Sedangkan kayu berdaun
jarum (soft wood), sering disebut kayu jarum adalah jenis daun yang bersal dari
pohon berdaun jarum.Jenis pohon ini selalu hijau sepanjang tahun dan tidak
menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan
Aganthis sp (dammar).

Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang
cocok sebagai bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi
alkali, bilangan permanganate, panjang putus dan factor retak.

b. Bukan Kayu (non wood)


Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat untuk bahan baku
pulp, baik itu yang berasal dari kulit batang, daun, tangkai, buah/biji dan bulu biji.
Berdasarkan sumber serat, tumbuhan bukan kayu dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

 Serat kulit batang      : Fax, Jule, Hemo, Rami Kenaf, Haramay


 Serat daun                 : Manila, Abaca, Sisal, Palm, Nenas
 Serat bulu biji            : Kapas, Kapuk
 Serat rerumpunan      : Merang, Jerami, Baggase, Bambu, Gelaga

Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayu

Kandungan Serat Panjang Serat Pendek Bukan Kayu


Bahan Kimia (soft wood) (hard wood) (non wood)
Selulosa 42 +/- 2 % 40 +/- 2 % (36 – 38) %
Hemiselulosa 27 +/- 2 % 30 +/- 5 % (38 – 40) %
Lignin 28 +/- 3 % 28 +/- 3 % (12 – 16) %
Zat ekstraktif 5 +/- 3 % 3 +/- 3 % -

2. Bahan Baku Sekunder


Guna penghematan atau efisiansi serat dari bahan baku primer, maka dewasa ini
telah diusahakan pemanfaatan kertas bekas (waste paper) dari berbagai jenis

3
kertas dan karton sebagai bahan baku pulp. Serat yang dihasilkan dari kertas,
karton bahkandari baju bekas yang dikenal sebagai sebutan “serat primer”.

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.

Kualitas Bahan Baku


Pada proses pembuatan pulp digunakan bahan baku chip yang berasal dari kayu.
Kualitas chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan factor
yang sangat penting baik dalam proses pengoperasian di pabrik maupun kualitas
chip yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas chip pada produksi pulp. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembuatan pulp dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Chip Quality
Kualitas chip yang digunakan dalam pulping adalah faktor yang sangat penting
dalam kualitas akhir pulp. Faktor-faktor kualitas chip yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Wood Related Variable
Meliputi sifat-sifat kayu seperti spesies, densitas dan decay (kerusakan).

 Wood spesies
Chip-chip softwood menghasilkan pulp yang lebih kuat daripada hardwood karena
fiber-fibernya lebih panjang dan lebih fleksibel daripada hardwood. Softwood
umumnya menghasilkan yield yang lebih rendah daripada hardwood bila dimasak
dibawah kondisi biasanya.

 Wood Density
Density kayu adalah factor ekonomi yang penting dalam pulping. Dengan suatu
kayu yang padat (denser wood)akan membuat lebih banyak dalm volume digester
dam ini akan meningkatkan produksi pulp.Kualitas pulp maupun kertas juga
dipengaruhi oleh densitas kayu yang digunakan. Serat yang didapat dari kayu
dengan densitas rendahakian menghasilkan serat yang fleksibel serta kertas yang
berkekuatan baik.

4
 Wood Decay
Pembusukan kayu disebabkan oleh mikroorganisme seperti fungi, bakteri, ragi
dan lin-lain. Pembusukan terjdi pada saat tanaman masih ditanam maupun
dstronge chip (tempat penyimpanan chip).

b. Process Related Variable

 Chip Size
Ketebalan chip sangat penting dalam proses pulping, ketika cairan pemasak akan
menembus chip pada semua sisi. Jika chip tebal, cairan pemasak tidak akan
menembus secara sempurna kepusat chip sehingga pusat chip tidak masak.

 Chip Bulk Density


Merupakan parameter yang penting pada saat pengisian digester.Hal ini
menentukan jumlah pulp yang dapat masuk dan dinyatakan dalam kg/m3.Chip
Bulk Density dipengaruhi oleh wood density dan chip size.

 Chip moisture
Mempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Jika
moisture terlalu rendah, maka akan mempersulit dalam menghasilkan chip.
Dengan mengetahui moisture content chip dapat dihitung wood input yang masuk
kedalam digester, supaya terjaga konsentrasi liquor dan alakali secara konstan.
Moisture level sebaiknya dalam range 40%-50%.

 Bark (kulitkayu) dan kontaminasi lainnya


Bark merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam produksi pulp karena
bark berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstraktif dan selebihnya lignin. Bark
sendiri akan menaikkan konsumsi alkalidan mengurangi kekuatan pulp.
Kandungan ekstraktif yang tinggi menyebabkan masalah di evaporator dan pitch
pada pulp machine.

2. White Liqour Properties


White Liqour merupakan bahaan kimia pemasak dengan metode sulfat (kraft
cycle) dalam bentuk aqueous solution, dimana kandungannya terdiri dari NaOH,
Na2S, Na2SO4, Na2CO3).White Liquor digunakan untuk mengurangi kandungan

5
lignin dalam digester dan juga untuk ekstraksi selulosa. Digester yang digunakan
adalah digester continue.

3. Cooking Control Variable

Variabel-variabel yang digunakan untuk mengontrol cooking adalah:

a. Waktu dan Temperatur


Reaksi  delignifikasi bergantung paada temperature. Kenaikan temperature yang
kecil mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi delignifikasi seperti kenaikan
10˚C dari 160˚C - 170˚C akan menyebabkan dua kali delignifikasi.

b. Alkali Charge
Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam
drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi
yang dibuttuhkan. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka
delignifikasi, dan mengurangi yield ‘’as the mount of dissolved hemicellulosa
increase’’.

c. Liqour to Wood Ratio


Rasio liquor :wood (rasio normal3:1 atau 5:1), kelebihan black liquor yang berasal
dari digester ke chip untuk menaikkan rasio liquorwood.

Proses pembuatan pulp


Pulping adalah proses untuk memisahkan serat selulosa dari pencampur lignin dan
petosa, serta melepas-lepaskannya dari bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan
kecil serat yang terpisah. Selulosa terdapat dalam tumbuhan bercampur dengan
lignin, pentosan, gum, tannin dan sebagainya. Lignin adalah senyawa polimer 3
dimensi, strukturnya belum diketahui pasti, hanya diketahui ada memiliki cincin
aromat dan bermacam-macam gugus fungsional seperti hidroksil, karbonil,
metoksil dan lain-lain sehingga mudah mengalami degradasi. Karena itulah
selulosa harus bersih dari lignin supaya kualitas kertas yang dibentuknya tidak
berubah warna selama pemakaian.

Proses pembuatan pulp dapat dibagi menjadi 3 golongan:

6
1. Cara Mekanis

Cara mekanis (graoundwood), kayu yang telah dikuliti serat-seratya dipisahkan


secara mekanis sehingga sesuai untuk pembuatan kertas koran, tissue dan lain-lain
dimana kekuatan dan derajat putihnya kertas tidak diutamakan. Cara ini
memberikan efisiensi perolehan serat hingga 958, sehigga menurunkan biaya
produksinya. Disini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup
dengan mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis
ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-
pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan kayu, yang akan
dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada kayu
sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara
komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit
kerusakan. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.

2. Proses Kimia
Pada proses ini selulosa dipisahkan dari lignin dan bahan non selulosa lainnya
dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Dengan cara ini diperoleh serat yang
lebih putih, tetapi “yield” pulpnya lebih kecil (65-85%).
Produk kertas terutama digunakan untuk pembuatan kertas habis, kuat dan bersih
serta dapat digunakan pula sebagai selulosa bahan pembuat rayon dan turunan
selulosa lainnya.
Dikenal proses yang bersifat basa (proses soda dan proses kraft) dan proses yang
bersifat asam (proses sulfit, proses magnetic dan proses netral sulfat). Pemilihan
proses biasanya didasarka atas dasar bahan baku yang digunakan dan sifat pulp
yang digunakan. Perbandingan antara berbagai proses dapat dilihat pada table:

Seluruh proses pulping memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membebaskan
serat selulosa dari lignin ketika mendapatkan hemicelulosa dan cellulosa secara
lengkap, akan meningkatkan yield dari serat yang berguna. Serat yang yang
diperoleh umumnya bewarna dan harus di bleaching sebelum dapat digunakan
menjadi kertas. Hal ini juga bertujuan untuk mendapatkan warna yang baik tanpa
degradasi dan kehilangan yield serat.

7
Ada banyak proses dan variasi dari proses dasar yang dapat digunakan untuk
membuat pulp dari kayu. Beberapa lebih baik mengunakan kayu lunak daripada
kayu keras, sebagian menghasilkan yield yang tinggi namun rendah kualitas
kertas, sebagian menghasilkan yield rendah namun kertas dengan kualitas
superior. Proses utama tersebut antara lain : proses sulfat atau kraft, groundwood
dan proses thermomechanical, semichemical proses, dan proses sulfit. Banyaknya
jenis variasi kayu yang tersedia, banyaknya kegunaan kertas, dan kerumitan dari
prosesnya, tidak mengherankan jika cassey menggolongkan ada 5 proses
mechanical, 7 proses semimechanicak dan thermomechanical, 5 semimechanical
proses, 3 proses chemical dengan yield tinggi, 11 proses full chemical, dan 2
proses yang sesuai untuk melarutkan (tinggi atau chemical) pulp. Ada beberapa
proses baru (solvent, oxygen, catalitic, dan enzymatic proses) yang telah
disarankan. Kebanyakan secara teknis dapat dijalankan namun secara ekonomi
tidak feasible. Berikut ini penggambaran beberapa proses dan solusi dalam
menghadapi permasalahan pada proses dari kayu menjadi kertas.

Kraft pulping

Proses Kraft atau sulfate, adalah proses alkaline yang saat ini paling sering
digunakan. Proses ini adalah perkembangan dari proses soda yang dimasak
(cooked) dengan larutan NaOH dan Na2CO3 kuat. Proses soda memberikan yield
yang rendah namun dan bekerja dengan baik hanya dengan serat pendek kayu
keras (hardwood). Material yang ditambahkan pada cairan pemasak (coking
liquor) untuk proses kraft adalah Na2SO4. Oleh karna itu, proses ini disebut proses
sulfat. Proses pemasakan, dilakukan dengan penambahan larutan yang
mengandung Na2S, NaOH, dan Na2CO3 dibentuk dari sufat selama persiapan dan
recovery cairan pemasak.

Meskipun segala macam kayu dapat dimasak dengan proses kraft serat yang
dihasilkan dapat di bleach serta kuat, namun sangat penting bahwa chemical yang
digunakan dapat di recycle dan di regenerasi kembali agar dapat mengurangi atau

8
bahkan menghilangkan polusi. Material yang berbau selama proses pemasakan,
bagaimanapun merupakan penyebab polusi yang kuat dan sulit untuk dikontrol.

Kebanyakan proses kraft menggunakan kayu cofernicus. Pada umumnya proses


ini menggunakan continyu digester, meskipun beberapa menggunakan unit batch.
Batch unit menawarkan kontrol yang baik, namun continu unit membutuhkan
lebih sedikit investasi untuk capasitas yang dibutuhkan, dan membuat instalasi
kontrol polusi menjadi lebih mudah. Pada gambar 1.1 menunjukkan kondisi
pemasakan yang digunakan untuk prosedur kraft proses secara keseluruhan
disertai dengan sistem penting recovery cairan hitam pemasakan (black liquor
sebagai chemical pemasak). Steam biasanya di recovery dari blow tank, dan batch
digester secara umum telah diganti dengan dengan unit continu, dan unit yang
paling populer adalah milik kamyr (gambar 1.2). proses pemasakan menyebabkan
reaksi kimia yang terdiri dari hidolisi dan pelarutan lignin, sehingga
membebaskan serat selulosa. Turpentine di uapkan dan sabun sodium terbentuk
dari asam resin. Hidrolisis melepaskan mercaptan dan sulfida organik yang
merupakan sumber bau menyengat pada pabrik kraft.

9
Gambar 1.1. flowchart untuk kraft atau proses sulfat, proses pulping dengan
recovery dan reuse black liquor. Prosedur secara alkaline. Catatan : flowchart ini
identik dengan peoses soda, kecuali sodium karbonat yang ditambahkan
(saltcake). (Sumber : shreve, 1984)

10
Gambar 1.2. unit continu digester kamyr (sumber : doyle, 2001)

Ketika menggunakan digester kontinu, pabrik sulfat pulp melawati rangkaian


proses sebagai berikut :

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara
mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk
pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan
Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum disebut
Drum barker. Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder
berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang
di sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk
memisahkan chip yang bisa dipakai dengan yang tidak. Chip disaring dengan cara
diputar dan digetarkan pada scerren untuk memisahkan chip yang melebihi
ukuran, produk yang sesuai dan debu sisa pemotongan. Chip yang melebihi
ukuran dibawa ke pemtongan ulang untuk mengurangi ukuran menjadi ukuran
chip yang sesuai.

 Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak


(digester). pemasakan pada digester terjadi dengan beberapa tahap. Pertama di
lakukan kukus awal (presteamed) pada sekitar 100 Kpa untuk menguapkan
turpentine dan gas yang tidak terkondensasi, kemudian dilanjutkan melewati suatu
zona impregnasi pada sekitar 900 KPa. Chip di masak dengan cairan pemasak
yang disebut dengan cooking liquor.Dalam proses pulping secara kimiawi
ditambahkan panas dan zat kimia (NaOH, Na2S, Na2CO3). Waktu pemasakan
sekitar satu setengah jam pada 170 oC, suatu aliran pemadam yaitu cairan
pemasak dingin menghentikan reaksi pemasakan . campuran antara pulp, sisa zat
kimia dan limbah kayu dikeluarkan dari digester, kemudian masuk dalam blown
tank dan tekanan menjadi berkurang, flash steam terbentuk yang digunakan untuk
presteaming saat chip masuk digester. pulp yang keluar dari blown tank kemudian
dicuci pada countercurrent displacement washing untuk mengurangi kandungan
kimia pada chip dan memisahkannya dari cairan hitam (sisa zat kimia dan
limbah). Larutan hasil pemanasan yang berwarna hitam (black liquor) dipisahkan

11
dari pulp (brownstock). Black liquor direcovery kandungan kimianya untuk
digunakan kembali dan kandungan organiknya di recover menjadi panas. Proses
recovery black liquor biasanya lebih sulit dijalankan dibandingkan dengan proses
pulping itu sendiri. Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar
digester tabung untuk dilanjutkan dengan pencucian. Pada digester continu,
pencucian dilakukan di dalam digester untuk menghilangkan larutan lain dan
mendinginkan pulp. Kraft pulping adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya
45% dari kayu akan menjadi pulp yang dapat digunakan. Pulp atau disebut
brownstock pada tahap ini siap untuk diputihkan.

Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan
tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak
terhadap lingkungan. Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas
dari bahan-bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses
penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus.
Proses akhir dari penyaringan berfungsi untuk memisahkan pasir, sisa potongan,
dan chip yang belum bereaksi dari pulp.Pencucian pulp secara efisien sangat
penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses
pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam
proses pemutihan. Pulp yang kurang tercuci akan membutuhkan dosis zat pemutih
yang lebih besar.

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan


materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor,
debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai.
Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan
jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan
selulosa menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas.
Serat dipotong dengan panjang yang seragam dan diperlakukan untuk
memperbaiki ikatan dan kekuatan produk akhir kertas.

Proses selanjutnya adalah tahap pengelantangan (bleacing), mengurangi


kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Pulp yang dihasilkan dari proses kraft

12
bewarna coklat, hal ini tidak masalah dalam penggunaan kertas untuk sack, kardus
dan kantong kertas. Namun proporsi utama dari kertas adalah untuk kertas putih
dan bewarna sebagai kertas tulis atau percetakan. Sehingga pulp perlu
digelantang. Proses pengelantangan terdiri dari dua tahap yaitu oksigen
delignifikasi dan pengelantangan akhir.

pada tahap oksigen delignifikasi bubur kertas dicampur dengan oksigen (O 2) dan
sodium hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci
didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi
pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan (bleacing), mengurangi
kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Penghilangan lignin (delignifikasi)
menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari
brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan
dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan
ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan
dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan
mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan
(bleaching).Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki
pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan
dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi
dengan saringan rotary drum filter.

Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) pada final bleacing dengan
bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai
standar. Bahan kimia yang digunakan adalah klorin, klorin dioksida, sodium
hipoklorit, oksigen, peroksida, dan ozon.bahan kimia yang mengandung klorine
digunakan dalam proses kelantang karena efisien dan tidak mengurangi kekuatan
pulp. Pada modern bleaching plant penggunaan klorin sangat dikurangi. Klorin
dioksida, digunakan sebagai tambahan pada komponen non klorin, lebih aman
dibandingkan dengan klorin dan biasanya digunakan pada stage awal dari
multiple-stage proses kelantang. Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan
ClO2 dalam reaktor yang akan bereaksi dengan lignin. Pencucian kembali
(dewatering) mengikuti tahap ini untuk menghilangkan senyawa lignin yang
beikatan dengan klor dari bubur kayu. NaOH, O2 dan peroksida ditambahkan pada

13
aliran pulp dalam stage ekstraksi berfungsi untuk menetralisasi pulp dan
memperbaiki proses pencucian sebelumnya. tahap akhir dari proses bleaching
dilakukan dengan penambahan klorin dioksida kembali dimana ClO2 memberikan
pemutihan terakhir pada pulp.

Pulp yang telah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana
akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Sebelum masuk ke area paper machine,
pulp diolah dulu pada bagian stock preparation. Bagian ini berfungsi untuk
meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna untuk kertas (dye),
menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori - pori diantara
serat kayu), dll. Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock campuran pulp,
bahan kimia dan air) 
.Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat
yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. headbox berfungsi
untuk membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.
Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering).
Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 35-
45 % udara-serat kering, kelembaban kemudian dikurangi dengan menumpukkan
web pada hidrolik press berfungsi untuk membuang air dari web dan pressingpada
sekitar 20 Mpa sehingga kadar padatnya mencapai 50-60 % udara-serat kering.
Cara kerja press part ini adalah kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu
roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat
menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30
%). Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar
(paper roll). Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke
konsumen. 

Recovery Black Liquor

Salah satu faktor penting pada proses kraft adalah recovery black liquor dari
proses pemasakan. Black liquor dipisahkan dari pulp pada tahap pencucian pul,
atau diffuser yang mengandung 95-98 % total bahan kimia yang ditambahkan
pada digester. Komponen organik sulfur terdapat pada kombinasi dengan sodium
sulfida. Sodium carbonat terdapat dalam recovery dengan sedikit kandungan

14
sodium sulfat, garam silica dan kapur, besi oksida, alumina dan potash. Total
padatan biasanya sekitar 20 % . Empat langkah yang terlibat dalam recovery black
liquor diuraikan di bawah ini .

Langkah 1 – Penguapan (evaporator)

Cairan hitam dari proses pencucian pulp mengandung 15-17 % padatan ,dan ini
perlu dipekatkan menjadi sekitar 35 % padatan sebelum dapat dibakar dalam
furnace.

Penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa efek , biasanya 5 sampai 7


efek dalam seri. dalam sistem jenis ini , uap yang diperoleh dalam satu efek
evaporatorer menjadi uap pemanas untuk Efek berikutnya.

Langkah 2 - Pembakaran black liquor dalam funace

Black liquor dikentalkan, dibakar dan dicampur kapur dalam furnace smelting
sehingga komponen organik yang masih tersisa akan hancur, carbon akan
terbakar, dan komponen inorganik akan dilelehkan. Pada saat yang sama terjadi
reaksi :

Na2SO4 + 2C - Na2S + 2CO2

Karbon (agen yang mereduksi) diperoleh dari bahan organik pada kayu.
Thomlinson recovery furnace, adalah unit yang paling banyak digunakan untuk
membakar padatan black liquor. Setelah black liquor dipekatkan pada multiefek
evaporator, kemudian cairan di spray langsung ke dalam thomlinson furnace,
kemudian terbakar sehingga reduksi dari sulfat menjadi sulfit pun terjadi, steam
terbentuk dan campuran garam yang melebur atau smelt terbentuk. Karena
kompeksitasnya menjadikan adjusment dan kontrol furnace sangat sulit. Resiko
terjadi karena molten smelt dapat menyebabkan ledakan jika berkontak dengan
sedikit air. Sehingga saat ini disarankan untuk menggunakan hidropirolisis untuk
membentuk gas pembakaran. Dan pembakaran fluidized bed dari 35 % cairan
untuk memproduksi chemical pellets dibandingkan smelt sedang dicoba. Semua
alternatif pada sistem saat ini memiliki keuntungan dan kesulitan masing-masing.
Namun sangat dimungkinkan akan tercipta suatu sistem yang lebih efisien bagi
energi untuk recovery di masa depan.

15
Pembakaran organik menghasilkan uap bertekanan tinggi dalam boiler , yang
biasanya melewati turbin , menghasilkan listrik . Uap tekanan rendah , yang habis
dari turbin , kemudian digunakan untuk proses panas di pabrik pulp dan pabrik
kertas.

Leburan bahan kimia atau smelt dilarutkan pada larutan lemah di tangki 9 yang
berasal dari caustizing plant (gambar 1.1). bahan kimia terlarut dengan cepat
sehingga terbantuk menjadi cairan hijau (green liquor). Impuritis yang tidak
terlarut mengendap dan karbonat kemudian terkaustik dengan penambahan kapur
yang diperoleh dari recover calcium karbonat. Reaksi sebagai berikut :

Na2CO3 (aq) + Ca(OH)2(s) - 2 NaOH (aq) + CaCO3(s) ∆H = -8,79 kJ

Slurry yang terbentuk dipisahkan dalam settlersdan rotary continousfilters,


menggunakan screen monel sebagai media filter. Lumpur yang terbentuk
merupakan calcium carbonat dibawa ke lime kiln untuk menendapatkan kembali
calsium oksida untuk digunakan kembali dalam proses. Filtrat yang terbentuk
adalah cairan putih (white liquor) digunakan dalam pemasakan serat, yang
mengandung sodium hidroksida, sodium sulfide, dan sedikit sodium karbonat,
sodium sulfit dan tiosulfat.

Proses Soda

Proses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia yang
tertua. Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan
komponenkayu yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida)
dan soda abu(sodium karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp
dari kayu kerasyaitu kayu yang berasal dari pohon yang daunnya lebar,
mempunyai panjang seratlebih kecil 0,25 cm.

Proses soda hampir sama denga proses pada proses sulfat atau kraft, kecuali
disolving agent adalah NaOH/Na2CO3 dan bahan kimia make up adalah Na2CO3
dibandingkan Na2SO4.

Proses Sulfite

16
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian
dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk
mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan
dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar
SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang
melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh
air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.

S + O2  SO2

2SO2 + H2O + CaCO3 - Ca ( HSO3)2 + CO2

2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2

Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan
spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor
yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam
reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium
dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5%
SO2 bebas.

Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak
dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000
galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap)
dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang
diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.

Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan
masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan,
diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan
jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan
dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan
kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest
dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp. 

17
Gambar 1.3. flowchart proses sulfite pulping

3. Proses Semi Kimia

Semi kimia, bahan baku dilunakkan terlebih dahuludengan bahan kimia yang
berupa larutan-larutan encer sulfit, sulfat atau soda, sehigga pemisahan serat
selanjutnya secara mekanis tidak memerlukan energi berlebihan. Yield proses ini
cukup tinggi (85-95%, antara lain dikenal jenis proses soda dingin dan proses
chemi-ground wood.

Proses Semikimia

18
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh
Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan
yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan
yang paling baik. Proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat
mekanis dalam pembuatan pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat
yang terikat dengan serat, makakayu direndam dalam soda kaustik atau sodium
sulfi netral. Kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia
digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan
masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu
keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung
sebagian besar lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan, dan jikaterkena sinar
matahari akan berwarna kuning.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:

1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan


kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini,
sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna.

2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan


pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC).
Proses pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat
penting. Proses ini diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari
temperature, tekanan, dan larutan kimia.

Biasanya digunakan untuk bahan yangmembutuhkan kekuatan dan kekakuan


seperti media kardus. Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang
tipis dan kecil yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan
menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu 150 oC dengan
tekanan 4-5 atm, pencucian, dilakukan pemutihan (bleaching) dengan
menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen peroksida atau kalsium dioksida.
Proses pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan
hubungan antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas yang dihasilkan

19
Comparison of three types of chemical pulp

Type of Kraft,or Solute Pulp (Acid) NSSC


process Sulfate,Pulp
(Alkaline)
Almost any kind of Coniferous;must be of
wood,soft or hard good color and free of Hardwood chiefly
certain phenolic used,some softwood
compounds (small chip
size,fiberized)
Hydrolysis of RC : CR’ + Lignin sulfonation
lignins to alcohols Ca(HSO3)2→(RCHC and bemicellulose
and acids; some R’SO3)2Ca hydrolysis lead to
mercaptans formed formation of acetate
and formate.
12.5% solution of 7% by weight SO2 of Na2S buffered with
NaOH,Na2S,and which 4.5% is Na2CO3
Na2CO3. Typical combined as sulfurous bicarbonate,or kraft
analysis of solids: acid and 2.5% as green liquor.
58.6% NaOH, calcium or Concentration of
27.1% Na2S, 14.3% Mg(HSO3)2. Cooking 90-100g/L of Na2S.
Na2CO3. 1: of pulp requires Cooking liquor does
Dissolving action 175 to 220 kg of SO2 not complete
due to NaOH and and 55 to 68 kg of freeing of fibers,but
Na2S. Na2CO3 MgO. Recent mechanical
inactive and significant trend treatment does
represents the toward use of
equilibrium residue Mg(OH)2. NH4OH as
between lime and base to speed lignin
Na2CO3 in the solution
formation of NaOH.
Time 2-5 h; temp. Time 6-12h:temp. Time 48-36
170-176 125-160°C or min;corrugating-
°C;pressure 660- higher;pressure 620- grade pulp from

20
925 kPa 755 kPa mixed hardwoods
12-15
min;temp.160-
180°C,pressure 660-
1100 kPa
Most of process is SO2 relief gas Characterized by
devoted to the recovered;magnesium high yield -65-85..
recovery of cooking liquor recovered and pulping losses 0.5-
chemicals with reused after wood 15% of wood
incidental recovery digestion and pulp components.
of heat through washing Special recovery
burning organic methods and by-
matter dissolved in product utilization
liquor from
wood;chemical
losses from system
are replenished with
salt cake. Na2SO4
Digesters,pipelines, Acid liqour requires Serious corrosion
pumps,and tanks digester lining of problems
can be made of acid-proof brick; encountered in
mild steel bttings of chrome- digesters and
or,preferably,of nickel handling
stainless. steels( thype316),lead. equipment;stainless-
and bronze steel protection
needed

Character Browncolor: Dull white Stiff,dense paper of


istics difficult to bleach. color;easily low opacity;fibers
Strong bleached;fibers approach chemical
fibers:resistent to weaker than kraft pulps in strength
mechanical rebning
Paper Strong brown bag White grades:book Unbleached:largepe

21
product and wrapping. paper,bread wrap,fruit rcentage for
Multiwall tissue,sanitary tissue corrugated
bags,gumming board,also
paper.building newsprint,specialty
paper,strong white boards. Bleached:
paper from writing and bond
bleached papers,offset,mimeo
kraft,paperboards ,tissue,and toweling
such as used for
cartons,containers,
milk bottles,and
corrugated board
Tabel III. 5.1. perbandingan beberapa proses pembuatan pulp.

Dalam pembuatan pulp di Indonesia banyak digunakan proses soda, di mana


bahan kimia yang digunakan adalah NaOH (4 bagian) dan Na2CO3 (1 bagian).
Digunakan proses ini mengingat hal-hal sebagai berikut:

i. Cocok untuk bahan baku serat pendek seperti merang,jerami,bagase dan lain-
lain.
ii. Tidak menggunakan senyawa sulfur,sehingga bahaya polusinya tidak terlalu
besar dan tak perlu recovery bahan kimia dari buangannya.
iii. Kapasitas ekonomisnya kecil 25-50 ton/hari dan ongkos oprasinya murah.

Juga di Indonesia pabrik pulp dan pabrik kertasnya biasa didirikan secara terpadu
(integrated),masih belum ada pabrik pulp yang didirikan secara terpisah. Hal ini
terjadi karena:

i. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada kapasitas pabrik
kertas yang tidak terlalu besar.
ii. Untuk menjamin kontinuitasproduksi yang lebih baik.
iii. Untuk mendapatkan kualitas produk kertas yang lebih terjamin.
iv. Pelaksabaab penggabungan kedua pabrik tersebut tidak sulit.

Proses Pembuatan Kertas

22
Pabrik pembuat pulp biasanya diintegrasikan dengan pabrik kertas.

Pulp, meskipun telah dihasilkan dalam bentuk lembaran tetapi belum memenuhi
syarat untuk pembuatan kerat. Pulp diproses menjadi kertas dengan dua macam
cara yaitu “beating dan refinity”.

Penggunaan beater (hollander) berkurang dengannya proses refining secara


kontinu. Untuk pembentukkan kertas pulp masih perlu ditambah beberapa bahahn
penolong lainnya antara lain :

i. Bahan pengisi (filter), yang berfungsi sebagai perata perata permukaan (clay),
atau untuk memperbaiki keputihannya (TiO2 , BaCO4, ZnS, Calc).
Penambahan filter mengurahi daya lipat.
ii. Bahan sizing, baik secara internal dicampurkan beserta pulp atau
secarasurface sizing yang diberikan hanya di permukaannya saja. Gunanya
untuk mencegah penetrasi zat cair pada pori-pori kertas, selain juga untuk
memperbaiki dispersi serat dan menaikan retensi filter. Contohnya : resin,
size, resin, sintetis, kanji dan sebagainya.
iii. Alum (Al2(SO4)3.18H2O), ditambah sebagai koagulan untuk mendapatkan
sizing agent di atas permukaan serat.
iv. Bahan penambah lainnya seperti zat pewarna atau resin sintesis untuk
meningkatkan kekuatan keratas basah (resin amino-aldehida)

Bahan-bahan penolong di atas ditambahkan pada tahap persiapan pembuatan


kertas yang berkadar (stock preparation), yang menyiapkan bubur kartas yang
berkadar serat 0,5-0,75%, untuk selanjutnya dibentukan dan dikeringkan di dalam
mesin kertas (fourdriner machine).

Di dalam mesin kertas, bubur serat mengalami pengerjaan sebagai berikut :

i. Penyusunansecara random serat-serat di atas wire menjadi lembaran kertas.


ii. Penghilang kadar air bebas dari lembar serat basah secara gravity, dihisap dan
dipress, menjadi lembaran kertas yang lebih kompak, siap untuk dikeringkan.
iii. Pengeringan lembaran kertas de ngan silinder yang dipanaskan, shingga kadar
airnya 5-7%.

23
Ciri khusus dari pabrik kertas dan pulp ini adalah kebutuhan akan airnya yang
cukup besar, sehingga masalahnya bukan hanya pada penyediaannya saja, tetapi
juga pada buangannya.

Diduga dengan semakin ketatnya peraturan tentang pemeliharaan


kebersihan/kelestarian lingkungan maka pabrik pulp dan kertas cenderung untuk
menerapkan sistem recovery bahan kimia dan penggunaannya kembali air dari
buangannya. Adapun bahan buangan dari pabrik pulp adalah”black liquor” dan
dari pabrik kertas adalah sebagian dari “ white water” nya. Sedangkan bahan
pencemarannya terutama adalah natrium lignat dan serat serat halus.

Diagram aliran proses pembuatan pulp dan kertas secara umum dapat dilihat pada
gambar.

4. Jenis-jenis Kertas
Dikenal beberapa jenis kertas atas dasar kekuatannya, gramatur serta bahan
pulnya. Adapun jenisnya secaraumum adalah :

i. Kertas bungkus, seperti kertas semen, kertas lilin dan lain-lain.


ii. Kertas tisu, seperti kertas sigaret, karbon, penyeka dan lain-lain.
iii. Kertas cetak, seperti kertas untuk buku cetak.
iv. Kertas tulis, seperti kertas HVS
v. Kertas koran
vi. Kertas karton

LIMBAH INDUSTRI KERTAS

Limbah pulp mengandung logam seperti Zn (seng), Cd (kadmium), Cr (kromium),


Cu(tembaga), Pb (timah hitam) dan Hg (air raksa). Dari hasil analisissampel
limbah pulp dari Boat Harbour, Kanada pada bulan Oktober 1990,kandungan
logam arsen total sebesar 0,13 mgll, kadmium total sebesar0,01 mgll, kromium
total sebesar 0,01 mgll, tembaga total sebesar 0,01

24
mgll, Pb total sebesar 0,02 mgll, Hg total sebesar 0,00015 mgll, seng total
sebesar 0,07 mgll, nikel total sebesar 0,01 mgll dan kobalt sebesar 0,01
mgll.

Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yangmengandung klorin.


Klorin ini akan bereaksi dengan senyawa organic dalam kayu membentuk
senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin iniditemukan dalam proses pembuatan
kertas, air limbah (efluen) bahkan didalam produk kertas yang dihasilkan.
Meskipun konsentrasi dioksin di air limbah sangat kecil, tetapi selama pabrik
terns beroperasi, konsentrasidioksin di dalam air akan terns bertambah. Dioksin
adalah senyawaorganik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat

25
gandajika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya prosesbiomagnifikasi.
Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalamjaringan tubuh hewan air
menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan didalam air tempat hidupnya .
5. Dampak dan Solusi Limbah Industri Kertas
Keberadaan industri kertas seringkali memicu protes masyarak:atseperti yang
pernah tetjadi di Kabupaten Nganjuk (Arisandi, 2004)dimana buangan limbah
industri kertas menimbulkan bau busuk.Akibatnya sebagian besar sumur gali
masyarakat sekitar tidak: dapatdimanfaatkan. Sedangkan bahan kimia yang terikut
dalam limbah cairsetiap malam menimbulkan gangguan pernafasan bagi
penduduk yangtinggal di bantaran kali.Menurut Arisandi (2004), limbah
perusahaan kertas memiliki nilaiBOD/ COD yang sangat tinggi sehingga apabila
dibuang ke perairan akanmengakibatkan degradasi kualitas air yang ditandai
dengan matinya ikandan biota air lainnya. Di samping itu limbah industri kertas
yang menimbulkan bau busuk yang mengganggu pemafasan penduduk
disekitamya karena terdapat komponen selulosa (bahan dasar pulp) hilatertimbun
di dasar sungai.Hal ini serupa dengan yang ditulis JEMAI (1999), bahwa
jenispolutan berlumpur yang mengandung padatan tersuspensi organik dan
anorganik antara lain dihasilkan oleh industri kertas dan pulp dimana pengaruhnya
pada konsentrasi tinggi menyebabkan ikan susah bemafas dan mengganggu
fotosintesa. Menurut Rini (2002), pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
industri kertas antara lain :

a. membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya


b. memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitashormon ke
dalam lingkungan
c. menghabiskan jutaan liter air tawar
d. menimbulkan resiko terpapamya masyarakat oleh buangan zat kimiaberbahaya
dari limbah industri yang mencemari lingkungan

Dalam percobaan laboratorium efluen industri kertas menyebabkanpenyimpangan


reproduksi pada zooplankton dan invertebrata yangmerupakan prey dari ikan serta

26
kerusakan genetik dan reaksi sistemkekebalan tubuh pada ikan (Rini, 2002) dan
kerusakan hati serta deformasitulang belakang (Minister ofHealth Canada, 2004).
Lebih lanjut Rini (2002) mengatakan bahwa dioksin yangmerupakan salah satu
jenis organoklorin dan menimbulkan efek toksin,banyak ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di daerah masyarakat pesisiryang mempunyai pabrik pulp.
Senyawa organoklorin dapat menimbulkanberbagai gangguan kesehatan seperti
kanker, cacat lahir, endometriosis,penurunan jumlah spermatozoa, dan gangguan
perkembangan janin. Senyawa organoklorin juga menyebabkan kerusakan genetis
dan penurunan daya tahan ikan salmon dan ikan lainnya. Adapun menurut Slamet
(2002), zat organik yang bereaksi dengan klor dapat menjadi senyawa yang
karsinogenik seperti trihalometan yang pengaruhnya terhadap kesehatan dapat
bersifat langsung. Dioksin sering digunakan untuk menyatakan tiga jenis zat
kimia dengan toksisitas akut yaitu dioksin, furan, dan polychlorinated biphenyls
(PCBs) yang semuanya memiliki dua cincin benzena dan senyawa klorin (Rini,
2002). Partikel yang dihasilkan oleh industri pulp dan kertas dapatmengganggu
kesehatan antara lain meningkatkan resiko penyakit pemafasan dan
kardiovaskuler serta kematian prematur. Sedangkan kloroform kemungkinan
besar dapat menyebabkan kanker, paparan jangka pendek dapat mempengaruhi
sistem syaraf pusat dan mengakibatkan pusing dan sakit kepala. Sedangkan dalam
jangka panjang dapatmempengaruhi liver. Paparan dioksin dan furan dapat
menyebabkan gangguan kulit, kanker, mempengaruhi reproduksi serta sistem
kekebalan tubuh (EPA, 1997).

Menurut Green (2005), terdapat beberapa senyawa dalam industry pulp dan kertas
yang berpeluang besar bersifat karsinogenik, yaitu :
1. ashes
Ashes dapat menyebabkan kanker paru - paru, digunakan pada penyambungan
pipa dan boiler.
2. aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes, formaldehid dan
epichlorohydrin yang berpeluang menimbulkan kanker pada manusta.
3. kromium heksavalen dan senyawa nikel

27
Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal
sebagai karsinogenik terhadap paru - paru dan organ pernafasan lain debu kayu
(utamanya kayu keras).
4. Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pemafasan.hidrazin, styren,
minyak mineral, chlorinatedphenols dan dioxin. Senyawa- senyawa tersebut
berpeluang besar menyebabkan kanker.

Sedangkan Hirsch (1999) menggolongkan resiko terhadapkesehatan yang


disebabkan oleh polutan industri pulp ke dalam 5 golonganutama, yaitu asma dan
penyakit paru - paru lainnya, kanker, masalahreproduksi (infertilitas) dan hormon,
ketidakmampuan belajar, dan efekkesehatan lain seperti penyakit hati, kehilangan
sistem kekebalan, alergidan sebagainya. Lebih lanjut Hirsch (1999) menyebutkan
beberapapolutan industri pulp yang mempengaruhi kesehatan adalah :

1. bahan partikulat
Bahan partikulat ini menyebabkan asma dan penyakit hati.
2. dioxin
Senyawa dioxin menyebabkan kanker, diabetes, ketidakmampuanbelajar dan
penyakit lainnya.
3. klorin/ gas Ch
Senyawa ini menyebabkan penyakit paru - paru, masalah hormone dan
reproduksi.
4. hidrogen sulfida
Gas H2S ini menyebabkan kerusakan sistem kekebalan, masalahpernafasan dan
alergi.
5. formaldehid dan asetaldehid
Senyawa forrnaldehid dan asetaldehid ini menyebabkan kanker.

Menurut Yadav (2006), polychlorinated biphenyls (PCBs) melaluiatr dapat masuk


ke ikan yang hila dikonsumsi oleh manusia dapatmenyebabkan penyakit
(umumnya kanker). Paparan PCB berhubungandengan aktivitas biokimia yang
berdampak negatif terhadap kesehatanseperti peningkatan ekskresi 17-
hydroxycorticosteroid dan aktivitas gglutamyl transpeptidase, penurunan serum

28
bilirubin dan peningkatanlimfosit, peningkatan penyakit kulit seperti chlorane,
folliculitis dandermatitis, hepatomegali, peningkatan serum kolesterol dan tekanan
darah.PCB juga meningkatkan frekuensi penyakit yang berbahaya dan
meningkatkan kematian karena kanker saluran pencernaan,
hematologicneoplasma dan frekuensi kanker paru.

Lebih lanjut Yadav (2006) mengatakan bahwa senyawa dioksinyang dihasilkan


dari industri kertas melalui air limbah dapat masuk ke ikanyang dikonsumsi oleh
manusia dan mengakibatkan dampak negatif padakesehatan. Senyawa 2,3,7,8-
tetrachlorodibenzo-p-dioxin (2378-TCDD)merupakan senyawa organik yang
paling toksik, tidak terdegradasi secarabiologi dan menyebabkan penyakit bintik
hitam di kulit. Beberapasenyawa toksik bersifat merusak kesehatan reproduksi
dan menyebabkankemandulan pada manusia.Zat kimia lain yang kemungkinan
besar terdapat di dalam limbah pulp dan kertas adalah logam - logam berbahaya
antara lain air raksa, Pb, kadmium, kromium dan sebagainya.

Menurut Slamet (2002), gejala keracunan air raksa secara umum seperti sakit
kepala, mudah Ielah dan teriritasi, lengan dan kulit terasa kebal, sulit menelan,
penglihatan kabur,luas penglihatan menyempit, ketajaman pendengaran berkurang
dan koordinasi otot - otot lenyap. Beberapa orang secara konstan merasa seperti
ada logam di mulut, gusi membengkak dan diare secara meluas. Sedangkan untuk
kadmium, sebenarnya tubuh manusia tidak membutuhkannya dalam proses
metabolisme. Apabila kadmium masuk kedalam tubuh sebagian akan terkumpul
di dalam hati, ginjal dan sebagian dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Gejala
keracunan kadmium antara lain sakit pinggang yang semakin parah, tulang
punggung terasa sangat nyeri yang diikuti dengan osteomalacia (pelunakan
tulang) dan faktur tulang punggung yang multipel. Kematian biasanya diakibatkan
karena gagal ginjal. Air raksa (Hg) merupakan racun sistemik dan diakumulasikan
ke hati, ginjal, limfa dan tulang. Keracunan Hg akan menimbulkan
gejalaganggunan susunan syaraf pusat seperti kelainan kepribadian dan tremor,
kejang, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi dan rasa
ketakutan. Gejala gastro intestinal seperti stomatitis, hipersalivasi, colitis, sakit

29
saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi (leadline) dan gigi mudah
melepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg organik cenderung
merusak sistem susunan syaraf pusat, sedangkan Hg anorganik biasanya merusak
ginjal dan menyebabkan cacat bawaan (Slamet 2002).

Solusi
Ada solusi yang ditawarkan untuk menyiasati masalah limbah kertas ini, antara
lain:

 Menggunakan sistem pembuangan sanitary landfill

Sanitary landfill adalah penimbunan sampah atau limbah pada suatu lubang
tanah. Ada dua metode yakni area method dan trench method.
Area method yaitu menggali lubang bersekat-sekat di bawah tanah tanjakan.
Sampah diisikan dari samping lubang kemudian ditutup. Cara ini cocok jika
lokasi yang digunakan untuk landfill terletak di lembah atau di ngarai.
Trench method yaitu menggali satu lubang tanah berupa parit, diisi dengan
sampah dan ditutup. Cara ini untuk lokasi landfill yang biasa.

 Membakar limbah dengan sistem biomass furnace

Limbah kertas dikeringkan dan dibakar dengan metode khusus, yang hasil
akhirnya dapat menghasilkan biomassa.

 Memanfaatkan limbah pulp menjadi batako

Pulp dipisahkan antara yang beracun (B3) dengan yang tidak beracun.Menurut
hasil pemantauan PT Toba Pulp Lestari (TPL) Medan, pulp dapatdigunakan
sebagai bahan baku batako yang baik dan berkualitas .

 Memanfaatkan limbah pulp menjadi kerajinan tangan

Limbah kertas yang menumpuk dapat dimanfaatkan menjadi benda yangbernilai,


dapat digunakan untuk membuat kertas daur ulang maupundibentuk menjadi
benda-benda pakai yang unik dan lucu, seperti bingkai foto, gantungan kunci,
aneka macam wadah, dan sebagainya .

30
 Kerjasama dengan pabrik semen untuk dimanfaatkan sebagai bahanbakar

Pabrik semen dapat menggunakan lumpur kertas ini sebagai pengganti batubara
untuk pembakaran di ILC (In‐Line Calciners) atau SLCs (Spirit Line Calciners).

 Digunakan sebagai kompos pada perkebunan jamur


 Dibakar di dalam atau di luar pabrik

31
Daftar Pustaka

H.B.,Harjono. dkk.1985. Industri Kimia I. Jurusan Teknik Kimia Fakultas


Teknologi Industri ITB
P.M.,Gopal. Dkk judul artikel Paper Industry Wastes and Energy

Generation From Wastes

Departemen Kehutanan Badan Litbang Kehutanan Puslitsosek – CIFOR


Jakarta, 28 Juni 2006:
file:///C:/Users/Personal/Downloads/Prospek_Industri_Pulp_di_Indonesia.pdf

http://bumn.go.id/upload/download_img/file_download/5a604e0322b3a_201
80118023427/322/#zoom=z)

32

Anda mungkin juga menyukai