PENDAHULUAN
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670
juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga
3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan
hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun.
Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam
jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya
karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu
air.
Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau
selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium
hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp
kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih. Beberapa zat kimia
digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida,
kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas.
1. Bahan Dasar
Selulosa adalah bahan dasar yang terpenting dalam pembentukan pulp dan kertas.
Selulosa ini terdapat dalam kayu, kapas, serta nenas, jerami, lelang, bambu, dan lain-lain.
a. Proses Mekanik
Disini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan masin saja
tanpa pereaksi-pereaksi kmia. Sedangkan untuk proses-proses yang lain memakai
pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang
sangat besar, disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk
menghancurkan potongan-potongan kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Maka
pembuatan pulp secara ini jarang di pakai.
Pembuatan pulp dengan proses ini banyak dipakai. Mula-mula kayu di potong-
potong dengan mesin pemotong yang nantinya akan merupakan potongan-potongan kayu
kecil-kecil sepanjang kurang lebih 5 cm, potongan-potongan kayu kecil ini kemudian di
ayak , dimana yang halus di masukkan ke dalam tempat penampung yang nantinya akan
digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut dimasukkan kedalam gester,
maka ke dalam degester ini dimasukkan pula Natrium Sulfida dan NaOH, kemudian
dipanaskan dengan uap dan diaduk dengan suatu alat pengaduk yang didalam digester
tadi.
Digester ini dibuat dari logam Steel, dan tekanan dari uap 110 lb/in 2 dan untuk
seterusnya pulp yang sudah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci
sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan dalam tanki
penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan saringan rotary
drum filter. Hasil pulp saringan tersebut di putihkan dengan Calsium hipochlorit sehingga
akan menghasilkan pulp yang sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan CaO atau
NaOH, sesudah diputihkan dicuci dan dikeringkan dan akhirnya terbentuklah pulp kering.
c. Proses Soda
Pembuatan pulp dari proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat, dimana
keduanya memakai NaOH. Kayu yang digunakan biasanya bisa dari bermacam-macam
jenis kayu. Bisa juga dipakai bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu dan lain-
lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti pada proses sulfat, waktu
memasak 2 atau 3 jam dengan memakai uap (tekanan 118 lb/in2 dan temperatur 344 o F.
Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester. Flow
diagram dan proses selanjutnya sama seperti pada proses sulfat. Black liqour yang
dihasilkan dalam proses ini mengandung solid 18 % dan total alkali 4,5 %.
d. Proses Sulfit
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorpsi ini dibuat minimal 2 buah, sedangkan penguliran air dari atas
kebawah dengan spray, berlawanan dengan aliran SO 2 yang masukan menara absorpsi.
Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas dan lalu dimasukkan
dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan Calsium
dan Magnesium bi sulfit, kalau di analisa kira-kira 4,5 % total SO2 dan 3,5 % SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan
kapasitasas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-
asam tadi. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap), dimana tekanan dari
uap ini 70 sampai 160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang di pakai. Waktu yang
diperlukan 10 sampai 11 jam dengan temperatur 105o C sampai 155 o C. Sesudah
pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, lalu pulp dikeluarkan dan masuk
dalam Blowpit dengan diberi air jernih. Dari Blowpit ini pulp, dimasukkan ayakan dan
seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk di padatkan dengan jalan membuang
airnya dengan mesin ayakan 80. Dari Rotary drum Filter ini selanjutnya pulp dimasukkan
dalam tanki pemutih dan diputihkan dengan Chlorine dengan penambahan cairan kapur
sebagai penetralnya. Selesai pemutihan dimasukkan dalam mesin-chest dan akhirnya
dikeringkan dan dibuat rol-rol pulp.
BAB II
PROSES PEMBUATAN KERTAS
Proses pembuatan kertas yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pembuatan
kertas dari pulp dengan proses kimia menggunakan sodium sulfat (kraft process).
Senyawa sulfur ini menyebabkan timbulnya bau telur busuk pada kebanyakan industri
kertas. Kraft pulping menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan baku kayu, sisanya
menjadi sludge yang akhirnya dibakar, disebar ke tanah atau dibuang dengan sistem
landfill. Kelebihan dari kraft pulping adalah bahan kimia yang digunakan dapat didaur
ulang (recycle) dan digunakan kembali dalam proses berikutnya. Kelebihan lainnya
adalah dihasilkannya serat yang kuat (Jerman : "kraft" berarti kuat). Majalah, kertas grafis
dan percetakan, kantong belanja dan pembungkus (packaging) terbuat dari kraft pulp.
Kraft pulp biasanya berwarna gelap dan umumnya diputihkan dengan senyawa klorin.
Proses pembuatan kertas umumnya dibagi dalam beberapa tahapan yang akan dijelaskan
berikut ini.
Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen
antara lain :
- Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan
komponen yang paling disukai dalam pembuatankertas karena panjang, kuat.
- Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih
mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
- Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat
selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan
menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan
- Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini
sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen
industri kertas.
b. Persiapan Kayu
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas
dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau
hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk
menghilangkan debu yang melekat.
Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel
halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa
potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.
Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia (NaOH,
Na2S, Na2CO3 ). Pada serpihan kayu yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang
disebut digester. pembuatan pulp dengan proses kraft menggunakan larutan putih (white
liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida yang secara selektif
akan melarutkan lignin dan membuatnya lebih larut dalam cairan pengolah.
Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa zat kimia dan limbah kayu
dikeluarkan dari digester. pulp kemudian dicuci untuk memisahkannya dari cairan hitam
(sisa zat kimia dan limbah). Larutan yang mengandung serat kayu terlarut kemudian
masuk ke digester dan dipanaskan. Larutan hasil pemanasan yang berwarna hitam (black
liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock) setelah proses pemanasan. Dalam batch
digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar digester tabung untuk dilanjutkan dengan
pencucian. Pada digester bersinambungan, pencucian dilakukan di dalam digester untuk
menghilangkan larutan lain dan mendinginkan pulp. Kraft pulping adalah proses dengan
hasil rendah yaitu hanya 45% dari kayu akan menjadi pulp yang dapat digunakan. pulp
atau disebut brownstock pada tahap ini siap untuk diputihkan.
d. Pencucian (Washing)
e. Refining
Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan
selulosa menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatankertas. Serat
dipotong dengan panjang yang seragam dan diperlakukan untuk memperbaiki ikatan dan
kekuatan produk akhir kertas.
f. Oksigen Delignification
g. Bleaching
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk
lainnya adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya
diuarikan berikut ini.
NaClO3 + SO2 ===> 2ClO2 + Na2SO4
h. Paper Making
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana
akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan
kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller).
Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar
untuk diproses lebih lanjut. Kertas jadi terkadang juga dilapisi dengan kaolin untuk
memutihkan permukaan atau diberi pengikat yang mengandung formaldehyde., ammonia
atau polivinil alkohol agar lebih kuat.
Energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas dalam bentuk panas
dihasilkan dari pembakaran sampah padat (sisa potongan kayu) dan uap serta bahan bakar
fosil. Industri kertas membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk dapat beroperasi.
Dalam proses pembuburan kayu, sisa larutan pemasak dapat dimurnikan kembali dengan
proses pemulihan (chemical recovery).
Siklus pemulihan akan melewati liquor evaporator, recovery boiler, clarifier, dan
lime kiln melalui 4 tahapan yaitu :
- air dari pencucian dialirkan ke evaporator dimana black liquor mengandung konsentrasi
solid sebanyak 65% sampai 75% sebelum masuk ke recovery boiler. Pada recovery boiler,
dalam furnis yang didisain khusus, zat kimia sisa pakai dipisahkan dari limbah kayu. Zat
kimia dalam proses pulping membentuk lelehan menyerupai lava di dasar recovery boiler,
sedangkan limbah kayu dibakar pada bagian atas recovery boiler. Panas ini digunakan
untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang dapat digunakan untuk memenuhi uap
yang dibutuhkan dalam penggilingan dan kebutuhan pembangkit listrik.
- Sisa larutan pemasak (black liquor) mengandung berbagai senyawa organik dan
senyawa sulfur disamping NaOH and Na2S yang reaktif. Black liquor diuapkan dalam
furnis bersama sodium sulfat (Na2SO4) untuk mendapatkan Na2S, dan sodium karbonat
(Na2CO3) dalam bentuk abu.
- Abu kemudian dituangkan ke tanki besar untuk membentuk green liquor, yaitu
campuran dari sodium sulfida dan sodium karbonat. Abu ini kemudian dicampur dengan
air dan lime (CaO) yang membentuk larutan hijau (green liquor) dan menghilangkan
bahan kimia asalnya yaitu NaOH and Na2S, kalsium karbonat (CaCO3).
- pada langkah selanjutnya, lime (kalsium oksida) ditambahkan ke dalam green liquor
untuk mengubah sodium karbonat menjadi sodium hidroksida sehingga kembali terbentuk
white liquor yang akan digunakan kambali dalam proses pulping berikutnya.
Skema Pembuatan Kertas
(a) Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya
(b) Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin,
zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
(c) Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas
(d) Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain
(ii) Partikulat:
(a) Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
(b) Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca
(iii) Gas:
(a) Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari
berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia
(b) Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime
Kiln
(c) Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan
Papermaking Pigmen Sludge pengolahan limbah Sizing and Starching Wax, lem,
resins sintesis, hidrokarbon Limbah beracun termasuk air limbah dan sludge.
Pelapisan dan Pewarnaan Tinta, cat, pelarut, karet dan zat pewarna Sisa
pelarut,tinta cat dan limbah beracun lain.
Program minimisasi limbah yang efektif akan mengurangi biaya produksi dan
beban pelaksanaan peraturan pengelolaan limbah berbahaya sehingga akan meningkatkan
efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat. Teknik minimasi
limbah yang dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan mencakup:
Cl2 dan klorin dioksida menghasilkan reaksi yang berbeda dengan lignin. Cl2 memecah
molekul lignin dengan menambahkan klorin ke dalam lignin. Klorin dioksida
memberikan oksigennya kepada lignin untuk memecah rantai. Asam Hipoklorik juga
dihasilkan yang dapat bereaksi langsung dengan cincin aromatis pada lignin atau diubah
menjadi Cl2. Maka, satu-satunya cara untuk memastikan tidak adanya senyawa organik
terklorinasi yang terbentuk dalam proses pemutihan adalah dengan menghilangkan semua
zat pemutih yang mengandung klor.
Bahan pemutih alternatif yang dapat menggantikan fungsi klorin dalam proses pemutihan
(bleaching) dalam pembuatan kertas adalah :
Ozon (O3) merupakan agen delignifikasi yang efektif yang juga memutihkan
kertas. Ozon belum digunakan di masa lalu karena selektivitasnya belum terbukti.
Ozon dapat memecah serat selulosa dan lignin.
Oksigen (O2) adalah bahan kimia yang murah, sangat efektif menghilangkan
lignin dan biasanya digunakan dalam proses pemutihan. Oksigen memiliki tingkat
selektivitas menengah.
Sodium hipoklorit (NaOCl) merupakan agen delignifikasi yang murah, terbentuk
dari campuran klor dengan alkali yang terdapat pada instalasi. Industri tidak
menggunakan hipoklorit sebagai pemutih karena akan menghasilkan kloroform
dalam jumlah besar.
Hidrogen peroksida (H2O2) umumnya digunakan untuk memutihkan pulp pada
urutan akhir dalam tahapan pemutihan untuk menghindari berkurangnya tingkat
keputihan kertas.
Sodium hidroksida (NaOH) akan melarutkan produk lignin yang telah
terdegradasi. Oksigen, hidrogen peroksida ataupun keduanya sering ditambahkan
pada larutan sodium hidroksida untuk meningkatkan efektivitas penghilangan
limbah organik.
Menggunakan bahan pemutih alternatif dari bahan dasar oksigen yang tidak
mengandung klorin merupakan salah satu upaya minimisasi limbah karena akan
mengurangi toksisitas limbah yang dihasilkan serta akan menghemat penggunaan air.
Efluen dari semua proses pembuatan kertas dapat direcovery untuk digunakan kembali
sehingga menghasilkan produksi kertas Total Chlorine Free (TCF) atau closed loop.
Mengganti pemutih klorin dengan zat kimia yang mengandung oksigen sehingga effluen
dapat dialirkan kembali ke sistem recovery dan air yang digunakan dapat didaur ulang
untuk digunakan kembali dalam proses berikutnya, sehingga mengurangi kebutuhan air
bersih dari alam. Sebanyak 75% efluen dapat masuk ke dalam sistem recovery dan hanya
lmbah cair Q stage yang mengandung bahan anorganik dan logam berat yang akan diolah
dalam Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC)
Proses bleaching yang paling aman bagi lingkungan adalah pemutihan dengan
bahan oxigen yang tidak mengandung unsur klor. Proses ini mencakup bleaching "totally
chlorine-free" dan "processed chlorine-free". Proses bleaching seperti ini menggunakan
oksigen, ozon dan hidrogen peroksida untuk memutihkan pulp. Pada awalnya dibutuhkan
biaya yang lebih mahal untuk mengganti instalasi chlorine bleaching menjadi oxygen-
based bleaching, tetapi biaya operasi akan menjadi lebih murah sehingga akan mengganti
biaya investasi dalam jangka panjang.
Ozone (Z-stage) merupakan proses dalam kondisi asam yang biasanya digunakan
setelah tahap O (O-stage) dan efluen yang dihasilkan dapat direcovery ke dalam recovery
boiler. Beberapa industri kertas mampu menghasilkan TCF pulp yang menerapkan proses
bleaching dengan urutan tahap OZEP.
Contoh industri kertas yang telah menggunakan pemutih oksigen adalah Eastern
pulp & paper Co. Penggunaan pemutih oksigen telah membawa keuntungan pada
lingkungan dan mengurangi biaya operasi. Pemeriksaan laboratorium independen telah
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu industri pulp and paper
terbersih di Amerika Serikat. Teknologi pemutihan dengan oksigen yang dikembangkan
dalam perusahaan tersebut menghasilkan efluen untuk beberapa kategori yang nilainya 10
kali lebih kecil dari standar EPA.
3.3 Kegiatan yang Mendukung Substitusi Pemutih Klorin
Serpihan yang tipis menghasilkan tingkat delignifikasi yang lebih besar dalam
proses pemasakan standar dan termodifikasi karena serpihan akan terpapar bahan kimia
pemasak dan panas dengan lebih merata dan menyeluruh. Upaya yang dapat dilakukan
adalah memperbaiki penyaringan dan pencacahan ulang serpihan yang melebihi ukuran.
2. Oksigen Delignification
Proses pulping konvensional menghilangkan sekitar 95% lignin. Di masa lalu, sisa
lignin dihilangkan selama proses pemutihan. Oksigen telah digunakan untuk
menghilangkan lignin dari pulp sejak akhir tahun 1970. Scandinavian mills adalah yang
pertama menerapkan delignifikasi dengan oksigen sebagai bentuk kepedulian terhadap
jumlah limbah organik dalam efluen. Union Camp menerapkan sistem delignifikasi
oksigen yang pertama di Amerika Serikat pada tahun 1980 di Franklin, VA.
Pulp dicuci setelah melewati menara dimana pulp direaksikan dengan oksigen.
Limbah cair atau filtratnya dapat digunakan dalam pencucian brownstock atau dialirkan
langsung ke evaporator dan bercampur dengan black liquor. Produk lignin yang
terdegradasi dapat dibakar untuk menghasilkan energi dalam recovery boiler, sehingga
limbah organik yang dihasilkan dari instalasi pemutihan menjadi berkurang. Saat ini,
sistem oksigen yang beroperasi baik dapat menghilangkan 55% lignin dalam pulp yang
belum diputihkan.
Digester dapat dimodifikasi untuk menghilangkan lebih banyak lignin dalam pulp tanpa
merusak selulosa dengan menggunakan whiteliquor dalam jumlah yang sama pada
beberapa titik selama proses pengolahan. Limbah kayu tambahannya juga dapat
dimasukkkan ke dalam sistem recovery.
Delignifikasi ozon prinsip kerjanya sama dengan oksigen delignifikasi. Industri kertas
Union Camp di Franklin, Virginia telah mengoperasikannya sejak tahun 1992 dengan
urutan OZEoD extended delignification dan bleaching yang memproses 1,000 ton
bleached kraft production per hari. Biaya instalasi keseluruhan adalah $113 juta. Biaya
operasi OZEoD delignification dan bleaching menjadi 50% lebih kecil dibandingkan
proses pemutihan CEDED atau DEDED.
4. Enzyme Bleaching
Enzim tertentu digunakan oleh serangga pemakan kayu dan bakteri untuk
memecah ikatan lignin atau untuk menghilangkan lignin dalam bubur kayu. Xylanase
adalah enzim yang dihasilkan oleh bacteria tertentu yang dapat digunakan untuk
menghilangkan lignin dalamindustri kertas. Beberapa industri kertas telah mencoba
menerapkannya dan berhasil mengurangi 50% kebutuhan klorn dalam prosoes pemutihan
tanpa merusak selulosa. Penerapan xylanase cukup sederhana yaitu setelah pencucian
brownstock, xylanase direaksikan dengan pulp pada tangki penyimpanan berkerapatan
tinggi. Xylanase bekerja dengan baik pada tangki berkerapatan tinggi dan membutuhkan
waktu reaksi antara 30 dan 180 menit. Tahap ini kemudian diikuti dengan pencucian pulp.
Penerapan enzom ini tidak membutuhkan biaya tinggi. Enzim lain yang dapat digunakan
adalah mannanase.