Anda di halaman 1dari 15

Proses Pembuatan Pulp

1. Fiber Furnish Preparation and Handling

Proses ini mencakup proses logs, debarking, dan chipping. Kayu diambil dari hutan
produksikemudian dipotong-potong yang disebut dengan log. Log disimpan ditempat
penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan log dan
menjaga kesinambungan bahan baku. Kemudian kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau
dengan proses debarking.Setelah itu kayu dipotong-potong menjadi ukuran kecil (chip)
dengan mesin chipping. Chip yangsesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai akan diproses
ulang.

2. Pulping

Chip dimasak di dalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang digunakan
untukmembuat kertas) dengan lignin. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan
konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di
kukus(presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di
masak dengancairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. Proses ini terbagi atas 4
macam, yaituChemical Pulp Production Process, Semi-chemical Pulp Production Process,
MechanicalProduction Process, dan Waste Paper Pulp Production Process. Hasil dari proses ini
adalah pulpatau bubur kertas. Pulp ini yang akan diolah menjadi kertas pada mesin kertas
(paper machine).

 Chemical Pulp Production ProcessPembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan


NaOH secara langsung maupuntidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan
sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat
keping-keping kayu kemudiandihancurkan dalam tekanan temperatur yang dibutuhkan.
Proses pembuatan pulp secarakimia, yaitu:
a. Proses Sulfat (Kraft Process)Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong
kemudian diayak. Kayuyang halus dimasukkan ke dalam tempat penampung yang
kemudian akan digester(dimasak). Kemudian kayu-kayu tersebut dipanaskan dengan
uap dan diaduk denganalat pengaduk yang terdapat di dalam digester tersebut dengan
tekanan 110lb/in2.
Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci
sehinggaliquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki
penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan
saringanrotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit
sehinggahasilnya sudah sedikit putih. Selanjutnya dinetralkan dengan CaO atau NaOH,
dicucidan dikeringkan. Terbentuklah pulp kering.
b. Proses Soda
Proses ini lebih sederhana daripada proses sulfat karena hanya memakai NaOH.Kayu
yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Waktu memasak 2-3 jamdengan
memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperature 3440F). pulp yang sudah jadi
dikeluarkan dari digester. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki
penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringanrotary
drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehinggahasilnya
sudah sedikit putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dandikeringkan.
Terbentuklah pulp kering.
c. Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian
dipanaskandalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi.
Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang
pembakarandengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3
tidak terbentuk. SO2terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang
melingkar-lingkar yangdikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbs gas oleh air
dengan menambahkansenyawa kalisum dan magnesium karbonat.
S + O2→ SO2
2 SO2 + H2O + CaCO3→ Ca(HSO3)2 + CO2
2 SO2+ H2O + MgCO3→ Mg(HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan spray
berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar
darimenara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank.
Akhirnya liquordimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi
sulfit. Berdasarkananalisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas. Digester ini diisi
penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengankapasitas dari
1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam.
Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160
lb/in2tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan
suhu1050-1550 C.Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp
dikeluarkan dan masukdalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp
dimasukkan, diayak danseterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan
dengan jalan membuangairnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan
dalam tanki pemutih dandiputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur
sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan
dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp. Sifat pulp memiliki kekuatan tinggi, warna
tua, sulit diputihkan, tak dapat digunakansebagai bahan dissolving pulp. Kegunaan pulp
ini sebagai kertas bungkus, kertas tulis, kertascetak, linerboard, dsb.

 Semi-Chemical Pulp Production Process


Semi-chemical pulp process merupakan gabungan metode antara chemical processdengan
mechanical process. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yangmaksimal
setara dengan proses tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.Penggunaan dari
pulp hasil proses ini adalah lineboard dan karton. Adapun tahap-tahapyang dilakukan
dalam proses ini adalah:
a. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu.Larutan kimi
yang biasa digunakan adalah NaOh, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar
hemiselulosa harus sudah tercerna.
b. Menghancurkan bahan secara mekanik, salah satu proses terkenal pembuatan pulp
secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC).Proses
pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini
diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai daritemperature, tekanan, dan
larutan kimia.

 Mechanical Pulp Production Process


Pada Proses ini, pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesinsaja
tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang
sangat besar, disebabkan di sini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia
untukmenghancurkan potongan-potongan kayu yang akan dijadikan pulp atau kertas
secaramudah dan effisien. Sebelumnya kayu diasah dengan refiner. Pada proses ini, terjadi
pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi
untukmengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari
lignin.Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan. Sifat pulp pada
prosesini memiliki kekuatan rendah, pulp cepat jadi kuning, daya retak baik dan opisitas
tinggi.Penggunaan pulp untuk koran, tissue, kertas buku murah.
Pengembangan teknologi pulping pada saat ini bertujuan terutama untuk menghasilkan
pulpdengan bilangan kappa rendah, sehingga dalam proses pemutihan pulp lebih aman
terhadap pencemaran lingkungan. Di antara inovasi teknologi dalam proses pulping
tersebut, ada dua jenisteknologi yang bisa dikatakan bersifat revolusif dan sangat aman
terhadap lingkungan sertakemungkinan besar bisa memberikan harapan untuk diterapkan
dalam skala pabrik di masadepan. Kedua jenis teknologi pulping tersebut adalah proses
bio-pulping dan proses organosolv.
ASAM
ASAM adalah singkatan dari alkaline-sulfite-antrhraquinone-methanol yang pada
dasarnyamerupakan modifikasi proses pulping konvensional. Proses ini kombinasi antara
proses kraft dan proses sulfit. Penambahan metanol dan antrakuinon dalam proses ini akan
mempercepat proses delignifikasi serta dapat mengurangi degradasi karbohidrat selama
proses pulping sehinggarendemen pulp meningkat.Dibandingkan dengan proses kraft
konvensional, proses ASAM memiliki beberapa keunggulan,antara lain dapat mengolah
semua jenis kayu, rendemen pulp yang dihasilkan lebih tinggi, pulpyang dihasilkan mudah
diputihkan dan mempunyai sifat kekuatan yang prima, serta dapatmengurangi emisi gas
sulfur yang terjadi pada proses konvensional.
Organosolv
Proses organosolv adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan
kimia organikseperti misalnya metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses
ini telah terbuktimemberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sangat efisien dalam
pemanfaatan sumberdaya hutan.
Dengan menggunakan proses organosolv diharapkan permasalahan lingkungan yang
dihadapioleh industri pulp dan kertas akan dapat diatasi. Hal ini karena proses organosolv
memberikan beberapa keuntungan, antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi,
daur ulang lindihitam dapat dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur sulfur
sehingga lebih amanterhadap lingkungan, dapat menghasilkan by-products (hasil
sampingan) berupa lignin danhemiselulosa dengan tingkat kemurnian tinggi. Ini secara
ekonomis dapat mengurangi biaya produksi, dan dapat dioperasikan secara ekonomis pada
kapasitas terpasang yang relatif kecilyaitu sekitar 200 ton pulp per hari.
Penelitian mengenai penggunaan bahan kimia organik sebagai bahan pemasak
dalam proses pulping sebenarnya telah lama dilakukan. Ada berbagai macam jenis proses
organosolv, namunyang telah berkembang pesat pada saat ini adalah proses alcell (alcohol
cellulose) yaitu proses pulping dengan menggunakan bahan kimia pemasak alkohol, proses
acetocell (menggunakanasam asetat), dan proses organocell (menggunakan metanol).
Proses alcell telah memasuki tahap pabrik percontohan di beberapa negara misalnya
di Kanadadan Amerika Serikat, sedangkan proses acetocell mulai diterapkan dalam
beberapa pabrik diJerman pada tahun 1990-an. Proses alcell yang telah beroperasi dalam
skala pabrik di NewBrunswick (Kanada) terbukti mampu manghasilkan pulp dengan
kekuatan setara pulp kraft,rendemen tinggi, dan sifat pendauran bahan kimia yang sangat
baik.

Memanfaatkan jamur

Proses pulping konvensional baik dengan cara mekanis maupun cara kimia
membutuhkan energiyang sangat tinggi. Di lain pihak, secara alami ada sejumlah
mikroorganisme perusak kayu(dalam hal ini jamur) yang mampu mendegradasi lignin.
Kemampuan jamur dalam mendegradasilignin secara alami ini selanjutnya diteliti dan
dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai agendalam proses delignifikasi dalam teknologi
pulping dan bleaching.

Teknologi ini selanjutnya disebut sebagai teknologi bio-pulping dan teknologi bio-
bleaching.Dari sisi lingkungan, penemuan ini merupakan terobosan besar dalam teknologi
pulping dan bleaching dan diharapkan mampu menjawab permasalahan lingkungan yang
ditimbulkan olehindustri pulp dan kertas karena pemrosesannya tidak menggunakan bahan
kimia.

Namun, bila dibandingkan dengan proses pulping secara kimia yang berlangsung
pada suhu dantekanan tinggi serta pH yang ekstrem, proses ini sangat lambat. Karena
prosesnya lambat, makaaplikasi bio-pulping secara penuh belum bisa diterapkan dalam
skala industri.

Saat ini aplikasi bio-pulping baru pada tahap pretreatment terhadap kayu yang akan
dimasak, baik pada proses mekanis maupun proses kimia. Proses mekanis yang diberi
perlakuan biologisdisebut biomechanical pulping, sedangkan proses kimia yang diberi
perlakuan biologis disebut biochemical pulping.

Beberapa penelitian melaporkan, dengan adanya fungal pretreatment konsumsi


energi pada saat proses pulping menjadi berkurang. Perlakuan ini juga terbukti dapat
menurunkan bilangan kappaserta dapat meningkatkan sifat bleachability pulp yang
dihasilkan.

3. Washing
Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus.
Prosesakhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk
memisahkan pasir dari pulp.
Alat-alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
 Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan kotoran
yangmengandung logam seperti serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.
 HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan kotoran
yangukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.

4. Oxygen Delignification
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di
dalamdelignification tower sebelum di cuci didalam washer. Proses ini bertujuan sebagai
proses pra- bleaching untuk mengurangi bilangan kappa (kadar lignin sisa), sehingga
mengurangi pemakaian bahan kimia pemutih pada proses pemutihan. Dari proses ini akan
dihasilkan pulp berwarnacokelat yang akan dikirim ke unit bleaching dan filtrat yang dikirim ke
unit pengolahan limbahcair (Effluent Treatment Plant).

5. Bleaching
Bleaching merupakan proses apapun mengubah pulp untuk lebih putih, bersinar, halus dan
mudahmenyerap. Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan
lignin tanpamerusak selulosa. Apabila pada proses pemutihan digunakan khlorin, maka dari
unit ini akandihasilkan limbah cair yang mengandung chlorinated organic compounds yang
diketahui sangat berbahaya terhadap lingkungan. Teknologi bleaching yang digunakan adalah:
 Elemental Chlorine Free (ECF)
Pada konsep ECF unsur khlor masih boleh digunakan, tetapi tidak dalam bentuk
Cl2melainkan dalam bentuk senyawa lain misalnya ClO2.
 Total Chlorine Free (TCF)
Pada konsep TCF sama sekali tidak digunakan unsur khlor. Sebagai pengganti khlorin pada
konsep TCF biasanya digunakan oksigen atau ozon.
 Chemical pulp menggunakan NaOH dan ClO2 sebagai pemutih.
 Semi-chemical pulp menggunakan H2O2 sebagai pemutih.
 Mechanical-pulp menggunakan H2O2 dan/atau Na2SO3

6. Screening
Bundel serat yang lebih kecil dan kotoran lainnya dihilangkan dari pulp dalam proses
penyaringan untuk mendapatkan bubur bersih.

7. Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur
seratyang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong
dandigiling dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
Limbah Industri Pulp dan Kertas

A. Karakteristik Limbah Pabrik Kertas

Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatanterlarut dan
padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadapoksidasi biologis.

B. Limbah Industri Kertas

Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut
Rini(2002), limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut
dibagimenjadi 4 kelompok, yaitu:

 Limbah cair, yang terdiri dari:


 Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen
 Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol,lignin, terpenting,
zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yangmenghasilkan BOD (Biological
Oxygen Demand) tinggi
 Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas
 Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4dan klorin
 Limbah panas
 Mikroba seperti golongan bakteri koliform
 Partikulat yang terdiri dari:
 Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
 Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium
 Gas yang terdiri dari:
 Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskandari
berbagai tahap dalam proseskraft pulpingdan proses pemulihan bahan kimia
 Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil,kraft recovery furnacedanlime
kiln(tanur kapur)
 Limbah Padat yang terdiri dari:
 Sludgedari pengolahan limbah primer dan sekunder
 Limbah dari potongan kayu
C. Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Kertas

Adapun dampak dari limbah industri kertas yaitu pencemaran lingkungan dan kesehatanmanusia,
dan ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :

a. Membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya


b. Memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke
dalamlingkungan
c. Menghabiskan jutaan liter air tawar
d. Menimbulkan resiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya darilimbah
industri yang mencemari lingkungan
Menurut Green (2005), terdapat beberapa senyawa dalam industri pulp dan kertas yang berpeluang
besar bersifat karsinogenik bagi kesehatan manusia, yaitu :

 Asbes

Asbes dapat menyebabkan kanker paru-paru, digunakan pada penyambungan pipadan


boiler.

 Aditif

Aditif kertas lainnya termasukbenzidine-base dyes, formaldehid danepichlorohydrinyang


berpeluang menimbulkan kanker pada manusia.

 Kromium heksavalen dan senyawa nikel

Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal
sebagaikarsinogenik terhadap paru-paru dan organ pernafasan lain.

 Debu Kayu

Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pernafasan.

 Hidrazin, styrene, minyak mineral,chlorinated phenols dan dioxin

Senyawa-senyawa tersebut berpeluang besar menyebabkan kanker.

D. Pengolahan Limbah Industri Kertas

Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi,
pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan. Sebelum masuk ketempat
pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dannetralisasi. Pada tahap
ini digunakan saringan untuk menghilangkan benda-benda besaryang masuk ke air limbah.

Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanyamemerlukan
waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapandapat digunakan bahan
flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yangmembutuhkan oksigen. Pengolahan
secara biologis dapat mengurangi kadar racun danmeningkatkan kualitas air buangan (bau,
warna, dan potensi yang mengganggu badanair). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat
digunakan laguna fakultatif dan lagunaaerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan
waktu tinggal 10 hari.

Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, paritoksidasi
dantrickling filterdapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapimembutuhkan biaya
operasional yang tinggi.

Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan
fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004).Sedangkan endapan (sludge)
yang biasanya diperoleh dari proses filter pressdari IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah),
menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagailimbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) atau
tidak. Pembuangan lumpur organik,termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan
menjadi :

1. Metode Pembakaran

Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampaklingkungan
yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapametode yang dapat
dilakukan antara lain adalah metode incinerator basahyang mengoksidasi lumpur organik
pada suhu dan tekanan tinggi.

2. Metode fermentasi metan dan metode pembusukan


Metode fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi sehinggadihasilkan gas
metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasilakhir berupa kompos. Lumpur
yang dihasilkan dari pengolahan buangan padamasa lalu biasanya ditimbun. Akan tetapi
sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan menyebabkan pencemaran air tanah
dan air permukaan.Sekarang lumpur dihilangkan airnya dan dibakar atau digunakan sebagai
bahan bakar (Rini, 2002)

Sumber : https://www.academia.edu/9368704/Proses_Pengolahan_Pulp_dan_Kertas
PEMBUATAN PULP/BUBUR KERTAS

1. Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong - potong atau lebih dikenal


dengan log. Log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum
diolah dengan tujuan untuk melunkan log.

2. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De - Barker.

3. Kayu dipotong - potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping.


Chip yang sesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.

4. Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang


diunakan untuk membuat kertas) dengan lignin. Proses pemasakan ini ada dua
macam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical pulping Process.
Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi
kertas pada mesin kertas (paper machine).

Kertas yang sering kita gunakan itu umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya dari
serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Kayu
yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga
kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini dicampur
dengan kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus.

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari
hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan
bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya
dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.
Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang
batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.

Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut
dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang
bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan
ditempat penampungan.

Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak (digester).
Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru
dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak yang
disebut dengan cooking liquor.

Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk
memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang
dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan
kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal
cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.

Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di
dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini
adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan
(bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.

Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kiia di dalam proses
bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan
atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.

Sumber : http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/proses-pembuatan-bubur-kertas-
pulp.html
Gambar 3. Tipe Proses Kimia Pulp [R. Akbar Ramadhan S./ 2018]
1). Wood Preparation :  Proses ini merupakan tahap awal persiapan kayu sebagai bahan
baku yang akan dijadikan serpihan kayu (chip). Potongan kayu dari Hutan Tanaman
Industri (HTI) dengan panjang 2-3 meter dan diameter sekitar 30 cm diangkut dan
ditumpuk ditempat penumpukan kayu sementara (log yard) sekitar tiga bulan. Log kayu
selanjutnya dikirim ke Conveyor belt menuju alat pengupas kulit (debarker), proses ini
dinamakan Debarking. Kayu yang telah dikuliti lalu diumpankan ke Chipper yang
berfungsi memotong kayu menjadi serpihan kayu (chip). Chip selanjutnya akan dikirim ke
Penyaringan utama (main screening) untuk memisahkan accept, oversize, dan pin chips.
Chip yang berukuran standar akan dibawa Conveyor untuk ditumpuk ke tempat
penumpukkan chip (chip yard) sebelum digunakan sebagai bahan baku di Unit
Pembuatan Pulp.

2).  Cooking : Proses Cooking ini adalah proses terpenting yang bertujuan melarutkan
komponen lignin dalam kayu  dengan menggunakan chemicals dan panas. Untuk
mendapatkan keseragaman kualitas pulp cooking, diperlukan kualitas chip yang baik dan
seragam. Pada Industri pulp umumnya menggunakan Proses Alkali atau dikenal dengan
Proses Kraft. Proses Cooking ini berlangsung di dalam vessel besar bertekanan yang
bernama Digester. Chips akan masuk ke dalam Digester, bersamaan dengan chemicals
serta steam. Dalam proses ini variabel suhu, waktu, rasio, dan
konsentrasi chemicals harus diperhatikan.  Chemicals yang digunakan dalam Pulping
Kraft dikenal dengan nama “white liquor” yang mengandung NaOH dan Na2S. “White
liquor” ini akan melarutkan lignin sehingga didapat fiber yang diinginkan. Lignin yang
terlarut dalam “white liquor” tadi dinamakan “black liquor” karena visualnya memang
berwarna hitam. Kemudian “black liquor” ini akan dikirim ke Chemical Recovery untuk di-
recovery menjadi “white liquor” kembali.

3). Washing :  Setelah Proses Cooking tentunya pulp yang dihasilkan belum sepenuhnya
bersih dari lignin yang terlarut tadi, sehingga dilakukan Washing menggunakan washer
diffuser atau press wash, setiap industri memiliki tipe washer yang berbeda.

4). Screening :  Setelah Washing maka perlu dilakukan Screening yang secara selektif
memisahkan zat-zat terlarut dari pulp. Bahan-bahan yang dipisahkan  pada screening
adalah Knot (mata kayu), Shives (bundel dari dua atau lebih berat), Dirt (kotoran), plastik.
Partikel yang dipisahkan dikonsentrasikan pada sebuah aliran sehingga mereka dapat
dibuang.

5). Oxygen Delignification :  Setelah Proses Washing dan Screening maka dilakukan


proses Oxygen Delignification yang bertujuan untuk membersihkan lignin yang masih
tersisa dari pulping, sehingga dapat mengurangi jumlah lignin yang masuk proses
selanjutnya. Selain itu proses ini juga dapat mengurangi konsumsi bahan kimia di dalam
proses Bleaching serta mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari proses
dari proses Bleaching.

6). Bleaching :  Tujuan dari proses Bleaching adalah meningkatkan Brightness (kecerahan)


pulp, meningkatkan kebersihan pulp, serta mengeluarkan kotoran. Prinsip dari Bleaching
ini adalah mngeluarkan sisa lignin untuk mendapatkan kecerahan pulp yang tinggi.
Bleaching memiliki beberapa urutan proses (sequences) yang berbeda tergantung dari
kecerahan yang diinginkan. Selain itu juga tiap tahap menggunakan chemicals yang
berbeda. Berikut beberapa chemicals yang dapat dipakai:

o Chlorine gas (C) – Chlorination;

o NaOH (E) – Ekstraksi;

o ClO2 (D) – Chlorine dioxida;

o NaClO / Ca(ClO)2 (H) – Hypo chloride;

o O2 (O) – Oksigen;

o H2O2 (P) – Peroxide;

o O3 (Z) – Ozone;

o EDTA (Q) – Chelating agent;

o Enzyme (X).
Sedikit catatan bahwa tidak semua pulp itu dilakukan Bleaching, tergantung jenis pulp
yang akan diproduksi. Contohnya untuk pulp yang digunakan untuk pembuatan kertas
kantong semen maka tidak diperlukan Bleaching. Pulp yng melalui proses bleaching
disebut “bleached pulp”, sedangkan yang tidak melalui proses bleaching disebut
“unbleached pulp”.

Untuk beberapa Industri menerapkan Integrated Mill, sehingga setelah proses Bleaching


akan dilanjutkan ke proses pembuatan kertas. Jika Industri kertas yang tidak terintegrasi
maka pulp yang telah di-bleaching tadi akan dilakukan proses pembentukkan lembaran
pulp yang siap dikirim ke tiap pabrik kertas.

Sumber : https://warstek.com/pulp/

Anda mungkin juga menyukai