Proses ini mencakup proses logs, debarking, dan chipping. Kayu diambil dari hutan
produksikemudian dipotong-potong yang disebut dengan log. Log disimpan ditempat
penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan log dan
menjaga kesinambungan bahan baku. Kemudian kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau
dengan proses debarking.Setelah itu kayu dipotong-potong menjadi ukuran kecil (chip)
dengan mesin chipping. Chip yangsesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai akan diproses
ulang.
2. Pulping
Chip dimasak di dalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang digunakan
untukmembuat kertas) dengan lignin. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan
konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di
kukus(presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di
masak dengancairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. Proses ini terbagi atas 4
macam, yaituChemical Pulp Production Process, Semi-chemical Pulp Production Process,
MechanicalProduction Process, dan Waste Paper Pulp Production Process. Hasil dari proses ini
adalah pulpatau bubur kertas. Pulp ini yang akan diolah menjadi kertas pada mesin kertas
(paper machine).
Memanfaatkan jamur
Proses pulping konvensional baik dengan cara mekanis maupun cara kimia
membutuhkan energiyang sangat tinggi. Di lain pihak, secara alami ada sejumlah
mikroorganisme perusak kayu(dalam hal ini jamur) yang mampu mendegradasi lignin.
Kemampuan jamur dalam mendegradasilignin secara alami ini selanjutnya diteliti dan
dikembangkan untuk dimanfaatkan sebagai agendalam proses delignifikasi dalam teknologi
pulping dan bleaching.
Teknologi ini selanjutnya disebut sebagai teknologi bio-pulping dan teknologi bio-
bleaching.Dari sisi lingkungan, penemuan ini merupakan terobosan besar dalam teknologi
pulping dan bleaching dan diharapkan mampu menjawab permasalahan lingkungan yang
ditimbulkan olehindustri pulp dan kertas karena pemrosesannya tidak menggunakan bahan
kimia.
Namun, bila dibandingkan dengan proses pulping secara kimia yang berlangsung
pada suhu dantekanan tinggi serta pH yang ekstrem, proses ini sangat lambat. Karena
prosesnya lambat, makaaplikasi bio-pulping secara penuh belum bisa diterapkan dalam
skala industri.
Saat ini aplikasi bio-pulping baru pada tahap pretreatment terhadap kayu yang akan
dimasak, baik pada proses mekanis maupun proses kimia. Proses mekanis yang diberi
perlakuan biologisdisebut biomechanical pulping, sedangkan proses kimia yang diberi
perlakuan biologis disebut biochemical pulping.
3. Washing
Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus.
Prosesakhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk
memisahkan pasir dari pulp.
Alat-alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan kotoran
yangmengandung logam seperti serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.
HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan kotoran
yangukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.
4. Oxygen Delignification
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di
dalamdelignification tower sebelum di cuci didalam washer. Proses ini bertujuan sebagai
proses pra- bleaching untuk mengurangi bilangan kappa (kadar lignin sisa), sehingga
mengurangi pemakaian bahan kimia pemutih pada proses pemutihan. Dari proses ini akan
dihasilkan pulp berwarnacokelat yang akan dikirim ke unit bleaching dan filtrat yang dikirim ke
unit pengolahan limbahcair (Effluent Treatment Plant).
5. Bleaching
Bleaching merupakan proses apapun mengubah pulp untuk lebih putih, bersinar, halus dan
mudahmenyerap. Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan
lignin tanpamerusak selulosa. Apabila pada proses pemutihan digunakan khlorin, maka dari
unit ini akandihasilkan limbah cair yang mengandung chlorinated organic compounds yang
diketahui sangat berbahaya terhadap lingkungan. Teknologi bleaching yang digunakan adalah:
Elemental Chlorine Free (ECF)
Pada konsep ECF unsur khlor masih boleh digunakan, tetapi tidak dalam bentuk
Cl2melainkan dalam bentuk senyawa lain misalnya ClO2.
Total Chlorine Free (TCF)
Pada konsep TCF sama sekali tidak digunakan unsur khlor. Sebagai pengganti khlorin pada
konsep TCF biasanya digunakan oksigen atau ozon.
Chemical pulp menggunakan NaOH dan ClO2 sebagai pemutih.
Semi-chemical pulp menggunakan H2O2 sebagai pemutih.
Mechanical-pulp menggunakan H2O2 dan/atau Na2SO3
6. Screening
Bundel serat yang lebih kecil dan kotoran lainnya dihilangkan dari pulp dalam proses
penyaringan untuk mendapatkan bubur bersih.
7. Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur
seratyang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong
dandigiling dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.
Limbah Industri Pulp dan Kertas
Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatanterlarut dan
padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadapoksidasi biologis.
Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut
Rini(2002), limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut
dibagimenjadi 4 kelompok, yaitu:
Adapun dampak dari limbah industri kertas yaitu pencemaran lingkungan dan kesehatanmanusia,
dan ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :
Asbes
Aditif
Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal
sebagaikarsinogenik terhadap paru-paru dan organ pernafasan lain.
Debu Kayu
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi,
pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan. Sebelum masuk ketempat
pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dannetralisasi. Pada tahap
ini digunakan saringan untuk menghilangkan benda-benda besaryang masuk ke air limbah.
Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh karenanyamemerlukan
waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapandapat digunakan bahan
flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yangmembutuhkan oksigen. Pengolahan
secara biologis dapat mengurangi kadar racun danmeningkatkan kualitas air buangan (bau,
warna, dan potensi yang mengganggu badanair). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat
digunakan laguna fakultatif dan lagunaaerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan
waktu tinggal 10 hari.
Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, paritoksidasi
dantrickling filterdapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapimembutuhkan biaya
operasional yang tinggi.
Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan
fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004).Sedangkan endapan (sludge)
yang biasanya diperoleh dari proses filter pressdari IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah),
menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagailimbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) atau
tidak. Pembuangan lumpur organik,termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan
menjadi :
1. Metode Pembakaran
Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dampaklingkungan
yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir. Beberapametode yang dapat
dilakukan antara lain adalah metode incinerator basahyang mengoksidasi lumpur organik
pada suhu dan tekanan tinggi.
Sumber : https://www.academia.edu/9368704/Proses_Pengolahan_Pulp_dan_Kertas
PEMBUATAN PULP/BUBUR KERTAS
Kertas yang sering kita gunakan itu umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya dari
serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Kayu
yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga
kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini dicampur
dengan kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus.
Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari
hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan
bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya
dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.
Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang
batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut
dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang
bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan
ditempat penampungan.
Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak (digester).
Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru
dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak yang
disebut dengan cooking liquor.
Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk
memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang
dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan
kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal
cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di
dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini
adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan
(bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.
Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kiia di dalam proses
bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan
atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.
Sumber : http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/proses-pembuatan-bubur-kertas-
pulp.html
Gambar 3. Tipe Proses Kimia Pulp [R. Akbar Ramadhan S./ 2018]
1). Wood Preparation : Proses ini merupakan tahap awal persiapan kayu sebagai bahan
baku yang akan dijadikan serpihan kayu (chip). Potongan kayu dari Hutan Tanaman
Industri (HTI) dengan panjang 2-3 meter dan diameter sekitar 30 cm diangkut dan
ditumpuk ditempat penumpukan kayu sementara (log yard) sekitar tiga bulan. Log kayu
selanjutnya dikirim ke Conveyor belt menuju alat pengupas kulit (debarker), proses ini
dinamakan Debarking. Kayu yang telah dikuliti lalu diumpankan ke Chipper yang
berfungsi memotong kayu menjadi serpihan kayu (chip). Chip selanjutnya akan dikirim ke
Penyaringan utama (main screening) untuk memisahkan accept, oversize, dan pin chips.
Chip yang berukuran standar akan dibawa Conveyor untuk ditumpuk ke tempat
penumpukkan chip (chip yard) sebelum digunakan sebagai bahan baku di Unit
Pembuatan Pulp.
2). Cooking : Proses Cooking ini adalah proses terpenting yang bertujuan melarutkan
komponen lignin dalam kayu dengan menggunakan chemicals dan panas. Untuk
mendapatkan keseragaman kualitas pulp cooking, diperlukan kualitas chip yang baik dan
seragam. Pada Industri pulp umumnya menggunakan Proses Alkali atau dikenal dengan
Proses Kraft. Proses Cooking ini berlangsung di dalam vessel besar bertekanan yang
bernama Digester. Chips akan masuk ke dalam Digester, bersamaan dengan chemicals
serta steam. Dalam proses ini variabel suhu, waktu, rasio, dan
konsentrasi chemicals harus diperhatikan. Chemicals yang digunakan dalam Pulping
Kraft dikenal dengan nama “white liquor” yang mengandung NaOH dan Na2S. “White
liquor” ini akan melarutkan lignin sehingga didapat fiber yang diinginkan. Lignin yang
terlarut dalam “white liquor” tadi dinamakan “black liquor” karena visualnya memang
berwarna hitam. Kemudian “black liquor” ini akan dikirim ke Chemical Recovery untuk di-
recovery menjadi “white liquor” kembali.
3). Washing : Setelah Proses Cooking tentunya pulp yang dihasilkan belum sepenuhnya
bersih dari lignin yang terlarut tadi, sehingga dilakukan Washing menggunakan washer
diffuser atau press wash, setiap industri memiliki tipe washer yang berbeda.
4). Screening : Setelah Washing maka perlu dilakukan Screening yang secara selektif
memisahkan zat-zat terlarut dari pulp. Bahan-bahan yang dipisahkan pada screening
adalah Knot (mata kayu), Shives (bundel dari dua atau lebih berat), Dirt (kotoran), plastik.
Partikel yang dipisahkan dikonsentrasikan pada sebuah aliran sehingga mereka dapat
dibuang.
o O2 (O) – Oksigen;
o H2O2 (P) – Peroxide;
o O3 (Z) – Ozone;
o Enzyme (X).
Sedikit catatan bahwa tidak semua pulp itu dilakukan Bleaching, tergantung jenis pulp
yang akan diproduksi. Contohnya untuk pulp yang digunakan untuk pembuatan kertas
kantong semen maka tidak diperlukan Bleaching. Pulp yng melalui proses bleaching
disebut “bleached pulp”, sedangkan yang tidak melalui proses bleaching disebut
“unbleached pulp”.
Sumber : https://warstek.com/pulp/