Anda di halaman 1dari 7

a.

Cooking
Chip dimasak di dalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang digunakan untuk
membuat kertas) dengan lignin. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke
bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus
(presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak
dengan cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. Proses ini terbagi atas 4 macam,
yaitu Chemical Pulp Production Process, Semi-chemical Pulp Production Process, Mechanical
Production Process, dan Waste Paper Pulp Production Process. Hasil dari proses ini adalah pulp
atau bubur kertas. Pulp ini yang akan diolah menjadi kertas pada mesin kertas (paper machine).

o Chemical Pulp Production Process


Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun
tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam
proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian
dihancurkan dalam tekanan temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara
kimia, yaitu:

1. Proses Sulfat (Kraft Process)


Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong kemudian diayak.
Kayu yang halus dimasukkan ke dalam tempat penampung yang kemudian akan
digester (dimasak). Kemudian kayu-kayu tersebut dipanaskan dengan uap dan
diaduk dengan alat pengaduk yang terdapat di dalam digester tersebut dengan
tekanan 110lb/in2. Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam
tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci
disaring lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan
dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah sedikit putih. Selanjutnya
dinetralkan dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Terbentuklah pulp
kering.

2. Proses Soda
Proses ini lebih sederhana daripada proses sulfat karena hanya memakai NaOH.
Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Waktu memasak 2-3
jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperature 3440F). pulp yang
sudah jadi dikeluarkan dari digester. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam
tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan
saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium
hipoklorit sehingga hasilnya sudah sedikit putih. Selanjutnya dinetralkan dengan
NaOH, dicuci dan dikeringkan. Terbentuklah pulp kering.

3. Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian
dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi.
Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang
pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak
terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-
lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbs gas oleh air dengan
menambahkan senyawa kalisum dan magnesium karbonat.
S + O2 SO2
2 SO2 + H2O + CaCO3 Ca(HSO3)2 + CO2
2 SO2 + H2O + MgCO3 Mg(HSO3)2 + CO2

Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan
spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor
yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam
reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium
dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5%
SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak
dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000
galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap)
dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang
diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.

Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan
dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp
dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk
dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian
pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan
penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp
dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll
pulp. Sifat pulp memiliki kekuatan tinggi, warna tua, sulit diputihkan, tak dapat
digunakan sebagai bahan dissolving pulp. Kegunaan pulp ini sebagai kertas
bungkus, kertas tulis, kertas cetak, linerboard, dsb.
o Semi-Chemical Pulp Production Process
Semi-chemical pulp process merupakan gabungan metode antara chemical process
dengan mechanical process. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang
maksimal setara dengan proses tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Penggunaan dari pulp hasil proses ini adalah lineboard dan karton. Adapun tahap-tahap
yang dilakukan dalam proses ini adalah:
i. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu.
Larutan kimi yang biasa digunakan adalah NaOh, Na2CO3, Na2SO4. Dalam
proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna.
ii. Menghancurkan bahan secara mekanik, salah satu proses terkenal
pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite
Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang
memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa
dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.

o Mechanical Pulp Production Process


Pada Proses ini, pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin
saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan
biaya yang sangat besar, disebabkan di sini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk
menghancurkan potongan-potongan kayu yang akan dijadikan pulp atau kertas secara
mudah dan effisien. Sebelumnya kayu diasah dengan refiner. Pada proses ini, terjadi
pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin.
Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan. Sifat pulp pada proses
ini memiliki kekuatan rendah, pulp cepat jadi kuning, daya retak baik dan opisitas
tinggi. Penggunaan pulp untuk koran, tissue, kertas buku murah.
Pengembangan teknologi pulping pada saat ini bertujuan terutama untuk menghasilkan pulp
dengan bilangan kappa rendah, sehingga dalam proses pemutihan pulp lebih aman terhadap
pencemaran lingkungan. Di antara inovasi teknologi dalam proses pulping tersebut, ada dua
jenis teknologi yang bisa dikatakan bersifat revolusif dan sangat aman terhadap lingkungan
serta kemungkinan besar bisa memberikan harapan untuk diterapkan dalam skala pabrik di
masa depan. Kedua jenis teknologi pulping tersebut adalah proses bio-pulping dan proses
organosolv.

ASAM

ASAM adalah singkatan dari alkaline-sulfite-antrhraquinone-methanol yang pada dasarnya


merupakan modifikasi proses pulping konvensional. Proses ini kombinasi antara proses kraft
dan proses sulfit. Penambahan metanol dan antrakuinon dalam proses ini akan mempercepat
proses delignifikasi serta dapat mengurangi degradasi karbohidrat selama proses pulping
sehingga rendemen pulp meningkat.

Dibandingkan dengan proses kraft konvensional, proses ASAM memiliki beberapa


keunggulan, antara lain dapat mengolah semua jenis kayu, rendemen pulp yang dihasilkan lebih
tinggi, pulp yang dihasilkan mudah diputihkan dan mempunyai sifat kekuatan yang prima, serta
dapat mengurangi emisi gas sulfur yang terjadi pada proses konvensional.
b. Knotting
Setelah pemasakan di digester, tidak semua bahan baku terpisah menjadi individual serat, akan
tetapi masih ada gumpalan-gumpalan serat yang tidak terurai karena beberapa penyebab,
misalnya mata kayu yang keras sehingga tidak ditembus oleh cairan pemasak yang dapat
mengganggu proses selanjutnya. Oleh karena itu, gumpalan-gumpala tersebut harus dipisahkan
dari pulp melalui proses knotting, yaitu berdasarkan perbedaan ukuran antara knot dan serat.
Prinsipnya sama dengan penyaringan, hanya saja lubang saringannya dibuat lebih besar.
c. Screening
Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang
dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar
dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp. Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen
(O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam
washer. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia
pada tahap pengelantangan (bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.
d. Washing
Tujuan dari proses pencucian pulp setelah pemasakan adalah untuk menghilangkan semaksimal
mungkin bahan organik terlarut dan bahan anorganik yang dapat larut dalam pulp secara
ekonomis dengan jumlah air yang seminimum mungkin. Padatan terlarut yang ada dalam pulp
setelah keluar dari proses pencucian akan mengganggu proses selanjutnya. Jika padatan terlarut
tersebut mencapai sistem pengolahan air limbah maka pada proses pemutihan dan pembuatan
kertas serat terjadi peningkatan BOD dan COD ataupun warna sehingga akan menyebabkan
biaya yang lebih banyak untuk melakukan pengolahan limbah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pencucian pulp, yaitu :
a) Kandungan padatan total dalam pulp dan air pencuci
b) Jumlah air pencuci pada proses pencucian
c) Efisiensi peralatan
Ketiga variabel tersebut perlu diperhatikan untuk menjaga efisiensi proses pencucian, sehingga
dihasilkan Weak Black Liquor yang layak dikirim ke evaporator.
e. Drying
Pada tahap ini terjadi proses penghilangan kadar air yang melalui beberapa proses yaitu
headbox berfungsi untuk membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier
table. Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil
yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %. Press part
berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya
masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara
dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian
ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).
Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.
f. Finishing
Pada tahap ini terjadi Pope Reel. Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan
kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam
gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan
kemudian dikemas.
g. (Recovery) Daur Ulang
Proses daur ulang kertas bermula dari proses pemilahan limbah kertas dari limbah
lainnya, mulai dari rumah tangga, sekolah, kantor-kantor atau di tempat manapun.
Tahap awal ini sangat menentukan keberhasilan proses daur ulang secara keseluruhan.
Setelah limbah kertas dipisahkan dari limbah lainnya, kemudian limbah kertas diangkut
ke tempat penampungan sementara. Di sini, limbah kertas kembali disortir dan
dipisahkan dari limbah lainnya. Baru kemudian setelah itu limbah kertas dipress
(biasanya menjadi bentuk kotak) dan dikirimkan ke pabrik kertas atau paper mill untuk
diproses lebih lanjut.

Di pabrik kertas, limbah-limbah kertas tersebut dihancurkan dan dicampur dengan air
untuk membuat bubur kertas. Bubur kertas selanjutnya dicuci (washed), disaring
(refined), lalu dijadikan bubur kertas. Untuk menghilangkan warna dari bubur kertas,
selama pembuatan biasanya ditambahkan pula bahan kimia pemutih (bleaching agent)
seperti hidrogen peroksida atau H2O2.

Setiap kali kertas didaur ulang, panjang seratnya berkurang, yang berpengaruh
langsung terhadap kekuatan kertas yang dihasilkan. Kira-kira kertas dapat mengalami
proses daur ulang sampai dengan tujuh kali proses.

2. Apakah fungsi dari tahapan Recovery (Daur Ulang)? Jelaskan tentang tahapan ini.
Tahapan Recovery (Daur Ulang) berfungsi untuk mengolah kembali limbah kertas sehingga
dapat meminimalisasi penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas, berpartisipasi
dalam mengurangi pemborosan energi sekaligus merusak lingkungan. Kertas yang
diproduksi dari limbah kertas biasanya diklasifikasikan berdasarkan kualitas (kelas)
atau grade. Setiap grade memiliki karakteristik yang berbeda. Secara umum, produk
kertas hasil daur ulang biasanya dikelompokkan menjadi corrugated (bahan
pembungkus barang), newsprint (kertas koran), mixed (dengan warna dan jenis yang
berbeda) dan kertas kerja atau office paper. Jenis produk kertas daur ulang ditentukan
oleh limbah kertas yang digunakan sebagai bahan bakunya. Limbah kertas kualitas
rendah misalnya, biasanya dibuat kembali menjadi produk kertas kualitas rendah pula,
seperti corrugated paper dan newsprint. Begitu pula sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai