Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

Di susun oleh :

Ratna Astri Hafidza 140210080011

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
Zat Kimia pada Industri Pulp/Kertas
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta
ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam
dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu
log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun.

Industri kertas membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk dapat beroperasi. Energi yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas dalam bentuk panas dihasilkan dari pembakaran sampah padat
(sisa potongan kayu) dan uap serta bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil, salah satunya adalah
batubara untuk pembangkit listrik akan dapat meningkatkan emisi dari partikel, SO2, NOx, dan CO2.
Penggunaan batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik diperkirakan akan terus meningkat. Meskipun
kandungan sulfur batubara Indonesia relatif kecil tetapi penggunaan dalam jumlah besar akan dapat
meningkatkan emisi SO2 sehingga dapat berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan hidup.

PROSES PEMBUATAN KERTAS

 Sebelum diproses menjadi pulp, dilakukan proses pendahuluan pada bahan baku yaitu

 1. Pemilihan Jenis Kayu

 Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

 a.  Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan
pada kertas.

 b. Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.
Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu
keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit
lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai
kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.

 2. Persiapan Kayu

Input

  Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain

  Air

 Proses

1. Proses penghilangan pith (depithing) untuk bagasse,


2. Pemecahan kayu menjadi potongan kecil-kecil (chiping) untuk bahan baku kayu.
3. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu.
4. Kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat.
 Output

  Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus
batang kayu dan padatan terlarut.

  Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu
yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.

 Penanganan bahan baku

 Bahan baku kayu dan yang telah dijadikan serpihan-serpihan kecil (chips) yang disimpan ditanah
akan terkontaminasi oleh kotoran dan kerikil halus. Untuk mengatasinya direkomendasikan untuk
mengeraskan dengan aspal atau beton di areal penyimpanan bahan baku kayu atau yang sudah
menjadi chips.

3. Pembuburan Kayu (Pulping)

Pulping adalah proses pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin & pentosan),
pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan serat.

Proses pembuatan pulp ada 3 jenis :

1. cara mekanis (groundwood)

2. cara kimia

3. cara semi kimia

Proses Pembuatan Pulp dengan Cara Kimia

Input

Alat            :

  Tabung bertekanan yang disebut digester

Bahan        :

  Larutan putih (white liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida

  Air

  Panas dan zat kimia

Proses
1. Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia pada serpihan kayu yang
dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut digester.
2. Pembuatan pulp dengan proses kraft menggunakan larutan putih (white liquor), yaitu larutan
campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida yang secara selektif akan melarutkan lignin dan
membuatnya lebih larut dalam cairan pengolah.
3. Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa zat kimia dan limbah kayu dikeluarkan dari digester.
4. Pulp kemudian dicuci untuk memisahkannya dari cairan hitam (sisa zat kimia dan limbah).
5. Larutan yang mengandung serat kayu terlarut kemudian masuk ke digester dan dipanaskan.
6. Larutan hasil pemanasan yang berwarna hitam (black liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock)
setelah proses pemanasan.
7. Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar digester tabung untuk dilanjutkan
dengan pencucian.
8. Pada digester bersinambungan, pencucian dilakukan di dalam digester untuk menghilangkan
larutan lain dan mendinginkan pulp.

Output

1. Kraft pulping adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya 45% dari kayu akan menjadi pulp
yang dapat digunakan.
2. Pulp atau disebut brownstock pada tahap ini siap untuk diputihkan.

4. Pencucian (Brown stock washing)

Tujuan: Menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp.

Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat
kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam
proses pemutihan. Pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar.

Input

    Pulp

    Air

Process

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses.

Output

  Black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai.

  Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang
digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

5. Menyuling (Refining)

Input
Alat           :

    Piringan yang berputar

    Pemotong

Bahan        :

    Pulp

Process

  Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan selulosa menjadi
serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas.

  Serat dipotong dengan panjang yang seragam dan diperlakukan untuk memperbaiki ikatan dan
kekuatan produk akhir kertas.

Output

    Serat

    Ikatan dan kekuatan produk akhir kertas yang lebih baik.

6. Oksigen Delignification

Oksigen Delignification merupakan Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan


oksigen. Lignin harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi. Selain itu, bila
pulp masih mengandung lignin yang tinggi maka kualitas kertas menjadi rendah dengan sifat kaku,
mudah patah dan berwarna gelap.

Input

Alat            :

    Reaktor pemanas

Bahan        :

    Pulp (brownstock)

    Oksigen

    Larutan putih

Proses

1.      Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa


lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching.
2.      Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas.

3.      Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi.

4.      Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses
pemutihan (bleaching).

Output

Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih.

7. Bleaching

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak
selulosa.

Input

    Pulp

    Chlorine dioxide (ClO2)

    NaOH

Process

Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing-masing tahapan
dijabarkan di bawah ini.

C : tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam

E : Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya
dengan larutan NaOH.

D : Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

O : Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

H : Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa

P : Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa

Z : Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam


X : Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral

Tahapan dalam bleaching disimbolkan dengan DED.

1.      D melambangkan chlorine dioxide (ClO2)

a.       Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan ClO 2 dalam reaktor D1 yang akan bereaksi
dengan lignin.

b.      Pencucian mengikuti tahap ini untuk menghilangkan senyawa lignin yang beikatan dengan
klor dari bubur kayu.

2.      E melambangkan ekstraksi alkali.

Tujuan           : untuk menetralisasi pulp dan memperbaiki proses pencucian sebelumnya.

NaOH ditambahkan pada aliran pulp dalam menara E dan diikuti dengan pencucian..

3.      Menara D2 adalah tahap akhir dari proses bleaching dimana ClO 2 memberikan pemutihan
terakhir pada pulp. Jika proses bleaching didahului dengan oksigen delignification, maka
prosesnya disingkat menjadi ODED.

Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan Cl2 dan
NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reaksi kimia elektrolisis dari NaCl
diuraikan berikut ini :
2 NaCl + e- ====> 2NaOH Cl2 H2
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya adalah
Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuraikan berikut ini.
NaClO3 SO2 ===> 2ClO2 Na2SO4

Output

Pulp yang berwarna lebih putih.

Sumber Bahaya

§  Klorin

Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan
bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin.
Dioksin merupakan suatu senyawa racun yang berbahaya bagi kesehatan kita. Meskipun
konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus beroperasi dan terus
menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus bertambah.Dioksin adalah
senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke
dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini menyebabkan konsentrasi
dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di
dalam air tempat hidupnya. Tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman konsumsi
dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun gram) dioksin per-kilogram berat badan.
·         Dalam jumlah sedikit saja dioksin sudah sangat berbahaya, apalagi bila dalam jumlah besar
maka dioksin akan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
·         Konsentrasi lebih tinggi lagi akan menyebabkan penyakit kulit chloracne (jerawat yang
parah disertai dengan erupsi kulit dan kista).
·         Dioksin juga akan menyebabkan penurunan hormon reproduksi pria hingga 50% dan
menyebabkan kanker prostat dan kanker testis.
·         Pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan endometriosis, yakni jaringan
selaput lendir rahim yang masih berfungsi tumbuh di luar rongga rahim.
8. Paper Making

Input

Alat            :

  Mesin pembuat kertas

  Penggulung (roller)

Bahan        :

  Kaolin

  Pengikat yang mengandung formaldehyde., ammonia atau polivinil alkohol

Process 

1.      Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan dibentuk
lembaran pulp pada screen.

2.      Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan
di bagian penggulung (roller).

3.      Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar
untuk diproses lebih lanjut.

4.      Kertas jadi terkadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi
pengikat yang mengandung formaldehyde., ammonia atau polivinil alkohol agar lebih kuat.

5.      Untuk mendapatkan permukaan yang halus (pada kertas cetak/tulis) dilakukan proses
calendering sesudah pengeringan, sedangkan untuk membuat permukaan yang mengkilat dan
berwarna, sesudah calendering dilakukan proses pelapisan (untuk produk kertas cetak).

Penanganan mesin kertas (paper mill)

Untuk mengurangi pemakaian bahan kimia pada mesin kertas direkomendasikan untuk
memasang/menggunakan alat pengukur pH yang bekerja secara otomatis, karena bila penambahan
bahan kimia secara manual untuk menyesuaikan pH yang diinginkan bisa kurang akurat.
Selanjutnya untuk mencapai target pengeringan direkomendasikan untuk meningkatkan
performance pengering (dryer) antara lain dengan mengganti bagian-bagian yang rusak (misalnya:
roll, pompa hydraulik), dan mengganti pipa carbon steel dengan stainless steel untuk menghindari
terjadinya korosi.

9.      Calender Stack

Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar stack, yang terdiri dari beberapa
pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

10.  Pope Reel:

Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari
gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan
yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran,dirapikan kemudian dikemas.

Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic
(rumah tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis sampah ini pada
umumnya berbentuk padat dan cair. Pabrik Kertas menghasilkan limbah cair yang mengandung logam
berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan
akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Limbah beracun

Pabrik kertas menghasilkan limbah dalam volume yang sangat besar. Karakteristik dari limbah pabrik
kertas adalah warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatan terlarut
dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi biologis. Pabrik kertas
juga menghasilkan limbah beracun seperti :
 limbah korosif yang dihasilkan dari penggunaan asam dan basa kuat dalam
proses pembuburan kertas
 limbah pewarna dan tinta yang mengandung logam berat. Warna air limbah yang
hitam tidak mudah terurai secara alami sehingga meninggalkan warna yang
persisten pada badan air penerima dan akan menghambat fotosintesis dan proses
pembersihan alami self purification.

Bahan kimia dalam air limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol, klorin, metal merkaptan sangat
membahayakan kehidupan biota perairan, dapat mengendap ke dasar perairan dan mengganggu
keseimbangan dan kelestarian kehidupan perairan.Tingginya kebutuhan oksigen untuk menguraikan
limbah pabrik kertas akan menurunkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air dan dapat menyebakan
kondisi anoksik di perairan, sehingga tidak dapat dihuni lagi oleh biota alami.

Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar, sehingga dapat mengancam
keseimbangan air pada lingkungan sekitarnya karena akan mengurangi jumlah air yang diperlukan
makhluk perairan sungai dan mengubah suhu air. Limbah pabrik kertas dapat menyebabkan kelainan
reproduktif pada plankton dan invertebrate yang menjadi makanan ikan serta kerang-kerangan.
Sludge pabrik kertas yang dibuang ke Kali menimbulkan pendangkalan sungai dan membunuh tumbuhan
air di tepi sungai karena tumbuhan tersebut tertutupi oleh lapisan bubur kertas. Limbah sludge tersebut
mestinya tidak dibuang ke sungai bersama air limbah tetapi diendapkan dan dikeringkan untuk kemudian
dibuang secara sanitary land fill atau dibakar agar tidak mencemari tanah, air dan udara.
Pengolahan Limbah Pabrik Kertas

Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt
atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa
semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi
limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip
Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan
menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Prinsip tersebut berlaku di alam, bagaimana halnya dengan sebuah sistem industri? Inilah yang menjadi
sebuah permasalahan baru. Akibat dari angka laju pertumbuhan manusia yang tinggi berdampak kepada
meningkatnya kebutuhan primer dan sekunder manusia. Peningkatan angka pertumbuhan ini secara
langsung dan tidak langsung mempengaruhi jumlah semua produksi terhadap produk yang dibutuhkan.
Oleh karena itu industri berbondong-bondong memproses produk dengan sistem mass production dalam
jumlah yang tidak sedikit. Ini yang menjadi permasalahan baru, proses produksi besar maka limbah yang
dihasilkan pun besar.Sebagai contoh saja misalnya sludge pabrik kertas sebenarnya dapat di tangani
dengan cara air limbah tersebut diendapkan terlebih dahulu dan kemudian dikeringkan untuk selanjutnya
dibuang secara sanitary land fill atau dibakar agar tidak mencamari tanah, air dan udara. Ada juga Limbah
pabrik kertas dapat didaur ulang menjadi karton yang memiliki nilai jual tinggi.
Karton hasil pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut dengan kertas gembos. Proses pembuatannya
relative sederhana. Sludge dan kertas pemulung diproses menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak
menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm. Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat
jam. Kemudian dihaluskan dengan rol kalender. Kemudian di pak dengan berat 25 kg. Hal ini tentu saja
terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai