Anda di halaman 1dari 11

MODULTEKNOLOGI PULP 4

Disusun oleh:
Rachmawati Apriani, ST, MT
(NIDN. 0427048601)

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS BANDUNG


2019
Pendahuluan

PEMBUATAN PULP DARI BAHAN BAKU NON WOOD

I. Tujuan
a. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cara mengolah bahan baku
non wood menjadi pulp.
b. Praktikan mengetahui jenis bahan baku non wood apa saja yang dapat digunakan
menjadi pulp yang baik.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pulp
Pulp atau bubur kertas merupakan serat berwarna putih yang diperoleh melalui
proses penyisihan lignin dari biomassa (Jalaluddin, 2005). Pulp dapat diolah dengan
lebih lanjut menjadi kertas, rayon, selulosa asetat dan turunan selulosa yang lain. Syarat
– syarat bahan baku yang digunakan dalam pulp, yakni (Harsini dan Susilowati, 2010) :
a. Berserat
b. Kadar alpha sellulosa lebih dari 40 %
c. Kadar ligninnya kurang dari 25 %
d. Kadar air maksimal 10 %
e. Memiliki kadar abu yang kecil

Pengelompokan pulp menurut komposisinya dikelompokkan menjadi tiga jenis


yaitu:
1. Pulp kayu (wood pulp)
Pulp kayu adalah pulp yang berbahan baku kayu. Pulp kayu dibedakan menjadi:
• Pulp kayu lunak (soft wood pulp). Jenis kayu lunak yang umum digunakan
berupa jenis kayu berdaun jarum (Needle Leaf) seperti Pinus Merkusi, Agatis
Loranthifolia, dan Albizza Folcata.
• Pulp kayu keras (hard wood pulp) Pada umumnya serat ini terdapat pada
jenis kayu berdaun lebar (Long Leaf) seperti kayu Oak.
2. Pulp bukan kayu (non wood pulp)
Pada saat ini pulp non kayu yang dihasilkan digunakan untuk memproduksi
kertas meliputi : percetakan dan kertas tulis, linerboard, medium berkerut, kertas
koran, tisu, dan dokumen khusus. Pulp non kayu yang umum digunakan
biasanya merupakan kombinasi antara pulp non kayu dengan pulp kayu lunak
kraft atau sulfit yang ditambahkan untuk menaikkan kekuatan kertas.
Karekteristik bahan non kayu mempunyai sifat fisik yang lebih baik daripada
kayu lunak dan dapat digunakan di dalam jumlah yang lebih rendah bila
digunakan sebagai pelengkap dan sebagai bahan pengganti bahan kayu lunak.
Sumber serat non kayu meliputi: - limbah pertanian dan industri hasil pertanian
seperti jerami padi, gandum, batang jagung, dan limbah kelapa sawit.
3. Pulp kertas bekas

2.2 Proses Pembuatan Pulp


Pulp merupakan hasil pembuburan bahan tumbuh-tumbuhan yang komponen
utamanya adalah selulosa. Pulp merupakan bahan baku utama untuk pembuatan kertas.
Proses pembuatan pulp industri dibagi atas tiga kelompok yaitu proses mekanis, proses
kimia dan proses semi kimia. Semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk
memisahkan serat selulosa dari senyawa pengikatnya terutama liginin. Lignin merupakan
senyawa yang tidak diharapkan dalam pembuatan pulp dan kertas karena akan membuat
lembaran pulp kaku dan mengurangi aktivitas ikatan permukaan antarserat. Lignin
merupakan tambahan total dari karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa) yang terkandung
di dalam serat, yang berfungsi sebagai pengikat antarserat dan memberikan warna kuning
pada pulp.

Pada percobaan skala laboratorium, penggunaan bahan baku bukan kayu (non
wood) seperti batang jagung akan memudahkan kondisi operasi pembuatan pulp, karena
bahan ini relatif lebih berpori dan kadar ligninnya juga lebih sedikit.

Untuk kemudahan proses, pemasakan bahan baku cukup dilakukan pada suhu didih
larutan pemasak dan tekanan ruang (1 atmosfir). Dalam proses ini digunakan larutan
pemasak NaOH sehingga disebut sebagai proses soda.

Keuntungan dari proses ini adalah :


1. Mudah dalam recovery atau mendapatkan kembali bahan kimia hasil pemasakan.
2. Larutan pemasak mudah didapat.

Walaupun demikian, proses tersebut belum mampu melepaskan lignin dari bahan
baku yang dimasak. Dalam proses ini diperlukan gaya mekanis untuk menghancurkan
bahan yang telah dimasak untuk menghasilkan serat. Karena bahan baku yang digunakan
memerlukan bahan kimia dan gaya mekanis, proses tersebut disebut dengan proses soda
semi mekanis.

2.2.1 Secara Mekanis


Pulp dapat dibuat dari kayu dengan penglahan secara mekanis tanpa
perlakuan kimia. Proses ini memiliki keunggulan antara lain memberikan hasil
yang lebih tinggi tetapi itu membutuhkan energi yang lebih besar. Pulp mekanik
lebih banyak diproduksi dari kayu-kayu yang lunak. Pada proses ini kandungan
lignin dan zat-zat lain masih tinggi.
2.2.2 Secara Kimia
Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan
menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama utnuk melarutkan bagian-bagian
yang tidak diinginkan, sehingga pulp yang berkadar selulosa tinggi dapat
dihilangkan. Pulp yang telah dihasilkan akan mudah untuk diputihkan dan pada
umumnya dilakukan untuk menghasilkan jenis kertas tertentu seperti tissue, kertass
cetak dan lain-lain. Hampir semua produksi pulp kimia di dunia saat ini masih
didasarkan pada proses-proses sulfit dan sulfat, yang terakhir yang paling banyak.

Ada beberapa metode pembuatan pulp dengan proses kimia, yaitu :


a. Metode proses basa : proses soda dan proses sulfat.
b. Metode proses asam : proses sulfit.

2.2.3 Semi Chemical


Proses pembuatan pulp secara semikimia merupakan proses dua tahap yaitu:
tahap pertama serpihan kayu diolah dengan bahan kimia yang tidak terlalu banyak
untuk memutus ikatan interseluler dengan menghilangkan sebagian hemiselulosa
dan lignin, selanjutnya mengalami perlakuan mekanis utuk memisahkan serat-
seratnya. Cara pembuatan pulp secara semikimia dilakukan untuk mendapatkan
hasil pulp yang lebih baik, disamping untuk mempertahankan keunggulan sifat pulp
yang akan diperoleh dengan cara mekanis. Hasil dan kualitas pulp yang diperoleh
dengan cara semi kimia terletak diantara hasil pulp yang diperoleh dengan cara
kimia maupun mekanis cara semikimia ini lebih sesuai untuk bahan baku jenis kayu
keras. Hasil pulp diperoleh sekitar 60-70% dan berat kering bahan baku.

2.3 Faktor yang berpengaruh pada pembuatan pulp


Faktor yang berpengaruh pada pembuatan pulp adalah sebagai berikut:
a. Larutan Pemasak (larutan NaOH, Na2S, dan Na2CO3)
Larutan pemasak memisahkan dan menguraikan serat-serat selulosa dan non
selulosa. Pemisahan serat ini sangat penting sebab kadar non selulosa yang cukup
tinggi akan menurunkan kualitas pulp misalnya mengakibatkan degradasi dan
pelarutan selulosa yang berlebihan sehingga mengakibatkan sifat-sifat kekuatan pulp
turun (Sjostrum, 1981).

b. Temperatur Pemasak dan Pengeringan


Pengeringan dan pemasakan dibawah suhu penguraian akan mengakibatkan
selulosa dalam bahan baku belum terurai secara sempurna dan akan mengakibatkan
pula beberapa perubahan sifat selulosa.
c. Waktu Pemasakan

Proses pembuatan pulp yang menggunakan suhu 190 – 200oC, hanya


membutuhkan waktu pemasakan 15 – 30 menit (Nolan, 1957; Kleinert, 1965). Waktu
pemasakan yang cukup lama akan merusak struktur selulosa dan pemanasan dibawah
suhu penguraian akan mengakibatkan selulosa dalam bahan baku belum terurai secara
sempurna.

d. Tekanan
Tekanan yang digunakan dalam setiap proses tergantung dari jenis bahan baku
yang digunakan dan temperatur operasi.

e. Dimensi
Dimensi serat meliputi panjang serat, diameter serta tebal dinding sel.

III. Metodologi
3.1 Alat - Alat Praktikum
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah, 1 unit otoklaf
(tempat pemasakan), Beaker gelas 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, Buret 50 ml, Gelas,
Oven, Pemanas listrik, Pompa vakum, Aluminium foil, dan Blender.

3.2 Bahan – Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah, bahan baku non
wood, Aquadest, Etanol teknis (konsentrasi 70 %), NaOH 0,1 M, H2SO4 pekat,
Na2S2O3 10 %, KI 18 %, Larutan kanji, KMnO4 7 %, K2Cr2O7 5 %.

3.3 Rancangan Percobaan


A) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada praktikum ini terdiri dari persiapan alat dan
persiapan bahan baku sebelum proses utama dilakukan.
a. Persiapan Alat
1. Otoklaf dioperasikan selama 50 menit, untuk mencapai kondisi
isothermal.
b. Persiapan Bahan Baku
1. Bahan baku non wood dicuci dalam ember, kemudian dikeluarkan
dan dijemur di bawah sinar matahari.
2. Bahab baku non wood yang telah dikeringkan, disimpan dalam
wadah tertutup, agar kandunganair seragam.
B) Deskripsi Proses
a. Diagram Alir Proses

Bahan baku non wood dimasukkan


ke dalam otoklaf berkondisi
isothermal

Cairan / padatan (10 : 1)

Tambahkan etanol dan NaOH

Otoklaf dioperasikan

Residu dan filtrate dipisahkan

Residu dicuci dengan etanol, lalu


dengan air panas, dan dikeringkan

Dilakukan Pengecekan Warna, pH,


tekstur pulp, dan Kappa Number

Dilakukan penggilingan dengan blender


dicek tekstur pulp

Pembuatan handsheet dan diuji sifat


fisiknya

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pemasakan Pulp Non Wood

b. Prosedur Kerja
200 gr bahan baku non wood dimasukkan ke dalam otoklaf berkondisi
isothermal. Untuk nisbah cairan / padatan yang digunakan adalah 10 : 1
(ml/gram), kemudian tambahkan etanol dengan konsentrasi yang digunakan
adalah 50 % berat. Dan dilakukan penambahkan NaOH 0,1 M dengan
divariasikan. Selanjutnya otoklaf dioperasikan dengan temperature dan
waktu yang divariasikan, kemudian residu dan filtrate dipisahkan dengan
menggunakan saringan. Filtrat (lindi hitam) tersebut mengandung lignin,
etanol, furfural, dan gula. Residu yang didapat kemudian dicuci dengan
etanol 50 % dan dilanjut pencuciannya dengan air panas lalu dikeringkan
tanpa pemanasan (dibiarkan di udara terbuka), selama kira-kira 24 jam.
Kemudian dilakukan pengecekan warna, pH, tekstur pulp, dan kappa number
terhadap pulp. Dan dilakukan penggilingan dengan blender dicek tekstur
pulp. Setelah itu dilanjutkan proses pembuatan handsheet dan diuji sifat
fisiknya.
c. Variabel Penelitian
• Variabel Tetap
1. Konsentrasi etanol 50 % berat
2. Nisbah cairan / padatan 10 : 1 (ml/gr)
3. Temperature pemasakan 150 oC
• Variabel Tidak Tetap
1. Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
2. Konsentrasi NaOH 2 %, 4 %, 6 % dan 8 % berat dari berat bahan
baku.
d. Prosedur dan Perhitungan Bilangan Kappa
• Prosedur (T 236 om-99)
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan pulp 2-4 gr oven dry (hitung moisture)
3. Larutkan dan dispersi pulp dalam aquadest 400 ml
4. Buat campuran A : H2SO4 (50 ml 4N) + KMnO4 (50ml 0,1N)
5. Campurkan blanko pulp dengan campuran A
6. Tunggu 10 menit dan tambahkan KI sebanyak 10 ml
7. Titrasi hingga terbentuk iodium bebas (berwarna kuning)
8. Beri indikator amilum hingga berwarna biru
− Pembuatan indikator amilum:
1. Siapkan air 110 ml dan pasta dari starch 0,2 gram
2. Air 110 ml dididihkan
3. Masukan pasta, aduk hingga rata, kemudian saring.
9. Lakukan titrasi hingga warna biru hilang
• Perhitungan
(𝑏−𝑎) . 𝑁
P= 𝑥2
0,1
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 yang digunakan sempel
b = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan blanko
a = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan sempel
N= Normalitas Na2S2O3
𝑃. 𝐹
Kappa Number =
𝑊
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 yang digunakan sempel
F = Faktor Koreksi KMnO4
W = Massa sempel yang digunakan

IV. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Tabel 1. Pengamatan Pulping
a. Bahan Baku Jerami Padi
Waktu NaOH Sesudah Proses Pemasakan
No
Pemasakan (%) Warna Tekstur Kappa Number pH

4
b. Bahan Baku Kulit Jagung
Waktu NaOH Sesudah Proses Pemasakan
No
Pemasakan (%) Warna Tekstur Kappa Number pH

4
Tabel 2. Pengamatan Handsheet
a. Bahan Baku Jerami Padi

Waktu NaOH Handsheet


No
Pemasakan (%) GSM Tensile Tear Bursting

4
PELAPORAN

Buat laporan hasil praktikum Saudara dengan format sebagai berikut

I. Cover meliputi Judul Praktikum : tuliskan judul praktikum yang dilakukan, nama
kelompok, jurusan
II. Bab I : Pendahuluan: latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum, Ruang
Lingkup materi yang dipraktikumkan
III. Bab 2 : Tinjauan pustaka
IV. Bab 3 : Metodologi : berisi alat dan bahan yang digunakan, lokasi dan waktu
pelaksanaan praktikum serta prosedur pelaksaanaan
V. Bab IV : Hasil pengamatan dan perhitungan
VI. Bab V : Pembahasan
VII. Bab VI : Kesimpulan dan saran
VIII. daftar pustaka

Pelaksanaan praktikum berisi uraian tentang:

Pemaparan tentang limbah yang diamati


Langkah-Langkah Praktikum; uraikan secara lengkap dan runtut langkah-langkah
praktikum yang Saudara lakukan, termasuk pengamatan yang dilakukan serta
dokumentasi fotonya.
Hasil Pengamatan: catat semua hasil pengamatan
Pembahasan: Paparkan hasil pengamatan Saudara terhadap jalannya praktikum,
kemukakan temuan Saudara (termasuk kendala yang dihadapi), lalu bahas temuan
tersebut mengacu pada teori dan konsep materi yang terdapat dalam BMP. Bahas
keunggulan dan manfaat tentang produk yang sudah jadi.
Kesimpulan dan Saran: Tuliskan kesimpulan dan saran praktikum secara jelas dan
runtut. Kesimpulan yang baik akan menjawab tujuan praktikum, sementara saran
yang dikemukakan dapat dijadikan acuan untuk melakukan praktikum yang sejenis
di masa yang akan datang.
Referensi/Daftar Pustaka : Selain BMP, tuliskan buku referensi lain yang Saudara
gunakan (jika ada) dalam membuat laporan praktikum ini. Tuliskan daftar pustaka
ini secara konsisten, mengacu pada sistem penulisan pustaka tertentu

FORMAT LAPO RAN

Laporan diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5 atau ditulis tangan pada kertas folio
bergaris. (hard dan softcopy)

Anda mungkin juga menyukai