Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL KEGIATAN MBKM FORESTRY

SUMMER CAMP TAHUN 2022


PROSES PEMBUATAN BUBUR KERTAS MENJADI
KERTAS
MULAI DARI PEMANENAN SAMPAI MENJADI
PRODUK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Andres Arya Airlangga : L1A120031
Arjuna : L1A120027
Muhamad Iqbal : L1A120038
Luky Hartawan : L1A120044
Triana Pebrianti : L1A120092

Mata Kuliah : Pengelolahan Hasil Hutan

Dosen Pengampu:
Jauhar Khabibi, S.Hut., M.Si
Ir. Riana Anggraini, S.Hut., M.Si., IPM
Partisipan Pemateri : Putra Hadi, SE., SSI

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI KEHUTANAN

UNIVERSITAS JAMBI
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena berkat dan rahmat-Nya lah kita masih diberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita bisa menyelesaikan
kuliah lapangan dari mata kuliah Pengelolahan Hasil Hutan (PHH).
Kegiatan kuliah lapangan ini dilaksanakan 2 hari dari pemberian
materi dan tour pabrik Lontar papirus dengan pelaksanaan kuliah
disesuaikan dengan 3 lokasi yaitu kantor serba guna distrik 1 Sei Tapah
PT. WKS, PT. Room Meeting, dan tour keliling PT. Lontar Papyrus.
Pada kegiatan ini kami di berikan pengarahan untuk mampu
melakukan beberapa kegiatan observasi alat dan mesin dalam rangkaian
pembuatan kertas dan tisu. Kegiatan observasi pada tahapan pembuatan
kertas dan tisu di mulai dari indentifikasi bahan baku (kayu log) hingga
packing untuk di pasarkan bahan setengah jadi.
Terima Kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Riana
Angraini , S.Hut., M.Si. ,. Bapak Jauhar Khabibi, S.Hut, M.Si. , dan Bapak
Putra Hadi SE, SSi. yang telah membimbing kami mahasiswa kehutanan
selama kuliah lapangan
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengelolahan Hasil Hutan (PHH). Laporan prakte ini masih jauh
dar kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Muaro Jambi, November 2022

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dengan kawasan hutan tropisnya merupakan salah satu negara


penghasil kayu terbesar di dunia, yang sangat berpotensi untuk menjadi negara
penghasil pulp dan kertas dalam kapasitas besar. Saat ini kebutuhan pulp semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan kertas, hal ini berdampak
pada perkembangan industri-industri yang mengolah pulp tersebut.
Proses kraft, sebagai salah satu proses kimia, selain menghasilkan kertas
dengan kualitas baik, pengaruh terhadap lingkungan juga sangat besar. Terutama
pada proses pembuatan pulp dan proses bleaching yang menggunakan senyawa
chlorin. Salah satu upaya untuk mengatasi rumit dan mahalnya proses pembuatan
pulp adalah dengan menggunakan mikroba. Beberapa jenis jamur seperti
Cytopaga sp, Trichoderma sp dan Phanerochaeta sp diketahui dapat mendegradasi
lignin dari bahan kayu atau non-kayu. Pembuatan pulp dengan metoda ini dikenal
dengan biopulping. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa biopulping
relatif lebih unggul dibanding proses kraft yaitu bersifat ramah lingkungan
[Widjaja dkk., 2003; Goenadi dkk., 1994; Wilma dkk., 1999; Akhtar dkk., 2001]
dan hemat energi (Akhtar dkk., 2001). Kayu dibagi menjadi dua golongan atas
dasar struktur serat dan bentuk daun yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu lunak
(softwood). Kayu keras mempunyai struktur serat yang pendek dan berdaun lebar,
sedangkan kayu lunak mempunyai struktur serat yang panjang dan berdaun lebar.
Pembuatan pulp umumnya menggunakan kayu keras karena kadar selulosa
yang terdapat pada kayu keras lebih banyak dibanding kayu lunak, disamping itu
kadar lignin yang terdapat pada kayu keras lebih sedikit dibanding kayu lunak.
Lignin adalah bahan aromatik yang tidak larut pada hampir semua pelarut.
Struktur kimia lignin cukup kompleks dan terdiri dari rantai panjang seperti
selulosa. Fungsi utama lignin pada kayu adalah untuk mempererat serat- serat
menjadi satu. Semua hemiselulosa baik yang terbuat dari rantai residu glukosa
atau dari rantai residu gula lainnya selalu lebih pendek jika dibandingkan rantai
selulosa terpendek, dan maksimal tersusun dari 150 residu gula. Selulosa adalah
polimer alam turunan glukosa, β-Dglukopyanose yang tersusun atas unsur-unsur
C, H dan O. Jumlah rantai glukosa pada selulosa sangat bervariasi. Panjang serat
selulosa 0,3 sampai 0,7 µm. [Cottral, 1952] Pulp biologik merupakan proses
pengolahan kayu atau materi lignoselulosa lainnya dengan menggunakan mikroba
pendegradasi lignin untuk menghasilkan pulp. Salah satu mikroba yang mampu
mendegradasi lignin yaitu white-rot fungi yang kemampuannya untuk
mendegradasi lignin telah diuji oleh beberapa peneliti [Widjaja dkk., 2003;
Goenadi dkk., 1994; Wilma dkk., 1999; Akhtar dkk., 2001].

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan kuliah lapangan Pengolahan Hasil Hutan di PT.
Lontar Papyrus adalah :

3
1. Mampu memberikan pemahaman secara khusus pengolahan kayu
kepada suatu produk hasil hutan, berupa kayu dan tissu.

2. Mampu mengindentifikasi langsung rangakaian alat dan mesin dalam


tahapan –tahapan penerimaan bahan baku dan pembuatan Pulp
menjadi kertas .

1.3.Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan kuliah lapang Pengolahan Hasil Hutan di
PT. Lontar Papyrus adalah :
1. Untuk mengetahui proses dalam tahap indentifikasi kayu, pengolahan
pulp, hingga produk jadi.
2. Untuk memberikan pengenalan langsung kepada cara kerja alat dan
mesin pada pembuatan kertas .

4
BAB II
METODOLOGI

2.1. PULP

Pada proses pembuatan pulp bertujuan untuk melepaskan serat-serat.


Serat ini harus dikecilkan ukurannya terlebih dahulu. Tujuan pengecilan
ukuran bahan pembuatan pulp adalah:
a. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.
b. Penyesuaian dengan kebutuhan spesifikasi produk atau
mendapatkan bentuk tertentu.
c. Untuk menambah luas permukaan padatan.
d. Mempermudah pencampuran bahan secara merata.

Proses pembuatan pulp pada dasarnya adalah proses pemisahan


serat dari bahan baku yang mengandung serat dengan cara mekanis, kimia
atau gabungan dari keduanya. Dalam proses kimia, bahan baku dimasak
dalam bejana pemasak (digester) dan ditambahkan dengan bahan kimia
untuk melarutkan komponen dalam bahan baku yang tidak diinginkan
sehingga diperoleh pulp dengan kandungan selulosa yang tinggi. Tujuan
utama dari pembuatan pulp adalah memisahkan selulosa (serat-serat) dari
bahan-bahan lainnya. Pulp secara kimia bertujuan memisahkan serat
selulosa dari bahan baku melalui delignifikasi (penghilang lignin) tanpa
terdegradasi karbohidrat. Proses delignifikasi dilakukan untuk melarutkan
lignin dan sebagian hemiselulosa dengan merendam bahan lignoselulosa
dalam larutan. Ada beberapa metode untuk pembuatan pulp yang
merupakan proses pemisahan selulosa dari senyawa pengikatnya, terutama
lignin yaitu secara mekanis, semikimia dan kimia. 6 Pada proses secara
kimia ada beberapa cara tergantung dari larutan pemasak yang digunakan,
yaitu proses sulfit, proses sulfat, proses kraft dan lain-lain.

2.2. Proses Mekanis dan Kimia

Proses pembuatan pulp yang menggunakan bahan kimia sebagai


bahan utama untuk melarutkan bagian-bagian kayu yang tidak diinginkan.
Rendemen pulp yang diperoleh dalam proses ini relatif rendah
dibandingkan dengan proses mekanis dan semi kimia, yaitu antara 40 – 60
%, sehingga diperoleh produk selulosa yang lebih murni. Ada tiga macam
proses pembuatan proses pembuatan pulp secara kimia yaitu proses soda,
proses sulfat atau kraft, dan proses sulfit, masing-masing menggunakan
larutan pemasak yang berbeda. Keuntungan-keuntungan memakai proses
kimia pada pembuatan pulp antara lain:
a. Dapat dilakukan pada semua jenis bahan baku.
b. Kekuatan pulp tinggi.
c. Pulp yang dihasilkan dapat digunakan untuk pembuatan rayon.
d. Kualitas kertas yang dihasilkan lebih tinggi.

5
Pada proses pemasakan, faktor-faktor yang berpengaruh antara lain
jenis bahan baku, konsentrasi bahan kimia, suhu,waktu pemasakan,
konsentrasi pelarut dan perbandingan cara pemasak terhadap bahan baku.
Proses pulp mekanik dikembangkan oleh E.G. Kellen (Jerman).
Pada proses ini, kayu dihancurkan menjadi lumpur di dalam rotary grind
mill stone dengan menambahkan air, kemudian ditarik-tarik sambil
berjalan di dalam rotary scrubber sehingga secara fisik serat rusak. Hal ini
menyebabkan pulp yang dihasilkan dari proses ini mempunyai kekuatan
yang rendah (mudah sobek). Pada tahun 1970-an, grind stone dimodifikasi
sehingga dapat berputar dengan kecepatan dan tekanan tinggi serta tidak
merusak serat, sehingga pulp yang dihasilkan mempunyai kekuatan yang
lebih baik.

6
BAB III
PEMBAHASAN

TAHAPAN PEMANENAN KAYU HINGGA MENJADI PRODUK


INDUSTRI

Pada dasarnya proses pembuatan pulp (bubur kertas) terintegrasi dengan


pembuatan kertas mekipun ada yang dilakukan dari pabrik yang berbeda. Pulp
bisa diperoleh dari kayu yang mengandung senyawa-senyawa yang terdiri dari
selulosa, hemisellulosa, lignin, dan zat ekstraktif. Tujuan utama pembuatan pulp
kayu adalah untuk melepaskan serat-serat dari komponen lain yang terkandung
dalam pulp tersebut. Pelepasan serat-serat ini dapat dikerjakan baik secara
mekanik maupun secara kimia. Dalam pembuatan pulp dengan proses kraft
(sulfat) digunakan white liquor(WL)sebagai cairan pemasak. White liquor adalah
larutan yang bersifat basa yang terdiri dari NaOH dan Na2S. Derajat keasaman
(pH) dari yang tidak berwarna ini berkisar antara 13,5-14. Senyawa kimia aktif
dalam white liquor adalah NaOH dan Na2S yang dinyatakan sebagai Na2O.
Produksi pulp secara komersial meiliki metode pelunakkan lignin dengan cara
memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimia antara selulosa dengan lignin untuk
memperoleh fiber. Pelunakkannya terjadi sampai memiliki derajat lebih besar atau
lebih kecil pada berbagai langkah yang dilakukan selama proses. Berikut beberapa
uraian tahapan pembuatan pulp:

3.1 Wood Suplay


Proses ini dikenal dengan persiapan dan penanganan bahan dan alat bhan
baku serat yang diperlukan, berikut tahapannya:
a. Proses Pemanenan Kayu dan Pengakutan Kayu
 Crussing
 Penyusunan dan pengesahan RKT dan peta
 Penyaradan
 Penebangan
 Penumpukan kayu
 Pengukuran tumpukan
 Segragasi kayu
 Penandaan pemberian label pada tumpukan kayu
 Pembuatan LHP
 Pengisian SPA-KBK
 Pengisian buku keluar masuk kayu
 Pengangkutan kayu menuju pos faktur

b. Proses Fraktur Kayu Log dan mill


Pada proses Faktur adalah monitoring pengecekan oleh pos pengawas
Q/C pihak PT. Lontar Papyrus. Pada SOP kegiatan di pos mencakup ;
1. Indentifikasi Standarisasi Kayu Log Yang Di Terima,
 Pemeriksaan kayu log yang diangkut masuk dan di lakukan
pemeriksaan secara manualisasi sesuai kriteria kayu log.

7
 Kayu log yang di terima harus memenuhi kriteria, seperti: kayu
tidak berlumpur, diameter kayu (8-30 cm), kayu tidak busuk, tidak
bekas terbakar, ranting dan daun sudah bersih dari batang, tidak
bengkok,kayu alam terkecuali akasia dan eucaliptus, dll.
 Adapun kayu yang tidak memenuhi keriteria dan belum memenuhi
kriteria akan di beri pinalti dan reject.
 Penerimaan kayu yang masuk hampir 300-400 dalam satu hari.
 Pemeriksaan dokumen surat pengantar dari PT. HTI
 Scan barcode legalitas kayu indonesia dari kementrian LHK
 Entry data kayu masuk ke SIPUHH & woodtracking
 Penerbitan SKSHHK
 Pengisian buku keluar masuk kayu
 Penimbangan angkutan kayu masuk ke mill sesuai oprasional dan
kapasitas kayu masuk
 Pengangkutan kayu menuju mill dan pembogkaran di log yard

3.2 Chipping
Sebelum memasuki tahap chipping kayu log akan melalui beberapa tahap
yauitu sebagai berikut:

 Washing
Pada tahap ini kayu sebelum dimasukan ke drumburker akan dicuci
terlebih dahulu guna menghilangkan kotoran, debu untuk mencegah
kotoran masuk kedalam mesin.

 Debarking
Pada tahap ini kayu log akan dimasukan ke mesin Drumbarker
yang berfungsi untuk membantu mengelupaskan kulit dari kayu, dengan
cara memasukan kayu secara tersusun memanjang dengan kapasitas 35%,
kemudian Drumburker akan berputar 5-6 kali dalam 1 menit dan kayu
akan saling bertumpuk dan bergesek antar satu sama lain sehingga kulit
kayu akan terkelupas dengan sendirinya.

 Chipper
Pada tahap ini kayu log akan masuk ke dalam mesin yang bernama
Rotary Chipping, kayu log akan dimasukan ke dalam mesin Chipper dan
naik secara berurutan ke dalam Rotary Chipper yang berbentuk seperti
roda pedati berukuran besar dan memiliki mata pisau yang tajam dan
berputar dengan kecepatan 2.000 rpm untuk memotong kayu menjadi
bagian yang kecil yang disebut chip. Kecepatan mesin akan
mempengaruhi ukuran chip. Setelah dipotong chip tersebut akan jatuh
kebawah atau akan disimpan di Chip Yard.

 Screening
Merupakan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu
yang lebih besar dari target ukurannya, dan menghilangkan debu hasil
potong yang tidak perlu. Pada tahap ini kayu akan di pilah menjadi
beberapa bagian over siza, accept size, fine size, pins, dan ash. Kemudian

8
di lakukan dua kali ayakan, ayakan pertama untuk mencari ukuran finr size
dan accept size, yang kedua mencari ukuran pins dan ash.

3.3 Cooking
Pada proses ini chip sebelum di masak menjadi bubur kertas melewati
beberapa tahapan sebagai berikut:

 Tahap Digister
Merupakan proses pengukusan Potongan kayu yang yang dimasak
dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia
penghancur. Larutan dan proses masak ini merupakan proses penyajian
pulp atau bubur kertas yang telah jadi, dimana serat kayunya sudah
terpisah satu sama lain. Ada dua digister yakni batch digister dan continius
digister. Batch digester berbentuk selongsong atau tabung, berukuran lebih
kecil dan lebih pendek dengan volume 300-400 m3 namun berjumlah
banyak. Batch digester pada prinsipnya mempunyai sekuen-sekuen atau
tahapan (schedulling) dalam proses pemasakan chip. Jadi dalam batch
digester prosesnya dari chip filling hingga discharge dijalankan bertahap
atau berurutan dalam masing-masing digester. Sedangkan Continius
digister proses berlangsung secara kontinyu (terus-menerus), artinya
proses mulai dari chip filling sampai discharge tidak dijalankan secara
bertahap atau satu per satu karena di dalam continuous digester terdapat
zona-zona yang sudah terbagi mulai dari atas hingga ke bawah
diantaranya:
 Zona Impregnasi
 Zona Heating
 Zona Cooking
 Zona Washing.

 Tahap Washing
Washing merupakan tahapan proses pemisahan pulp yang telah
dimasak sebelumnya dari berbagai macam kotoran. Biasanya, setelah
tahap pemasakan, pulp seagain besar masih mengandung kotoran atau
mata kayu (knot) yang tidak masak. Kandungan tersebut akan
mempengaruhi kualitas pulp sehingga perlu adanya kegiatan pemisahan
dari tahap awal proses ini. Proses penyaringan pulp juga terbagi menjadi
dua bagian, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir
dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk
memisahkan pasir dari pulp.

 Tahap Screening
Setelah Washing maka perlu dilakukan Screening yang secara
selektif memisahkan zat-zat terlarut dari pulp. Bahan-bahan yang
dipisahkan pada screening adalah Knot (mata kayu), Shives (bundel dari
dua atau lebih berat), Dirt (kotoran), plastik. Partikel yang dipisahkan
dikonsentrasikan pada sebuah aliran sehingga mereka dapat dibuang.

 Tahap Oxygen Delignification

9
Pulp yang telah diubah menjadi bubur kertas kemudian dicampur
dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di dalam
delignification tower sebelum di cuci di dalam washer. Proses ini
bertujuan sebagai proses pra-bleaching untuk mengurangi bilangan kappa
(kadar lignin sisa), sehingga mengurangi pemakaian bahan kimia pemutih
pada proses pemutihan. Dari proses ini akan dihasilkan pulp berwarna
cokelat yang akan dikirim ke unit bleaching dan filtrat yang dikirim ke
unit pengolahan limbah cair (Effluent Treatment Plant).

 Tahapan Bleaching
Proses pembuatan pulp umumnya menggunakan proses sulfat (kraft)
dengan bahan baku kayu (chips) yang dimasak dengan larutan yang
mengandung NaOH dan Na2S (white liquor) untuk memisahkan lignin
dari serat selulosa dan hemiselulosa. Pulp yang dihasilkan dari Digester
berwarna coklat karena masih mengandung sisa lignin, selanjutnya
dipisahkan dengan proses Oksigen Delignifikasi (ODL) dan chemical
bleaching untuk mencapai brightness ketingkat yang diinginkan.
Pengunaan senyawa klorin pada Chemical Bleaching dapat menghasilkan
limbah cair yang mengandung chlorinated organic compounds (AOX) dan
berbahaya terhadap lingkungan. AOX dapat terakumulasi pada tubuh ikan,
dan meningkatkan resiko apabila terkonsumsi manusia. Pemakaian ClO2
yang berlebih juga dapat mengurangi kekuatan pulp. Enzyme Pretreatment
(Biobleaching) merupakan salah satu metode pemutihan pulp yang lebih
ramah lingkungan. Proses biobleaching menggunakan enzim dari mikroba
seperti Xylanase yang mampu menghidrolisis xylan dari hemiselulosa dan
lignin sehingga selulosa terbebas dari lignoselulosa. Hal ini menyebabkan
pemakaian bahan seperti ClO2 berkurang sehingga dampak AOX dan
chlorinated dioxin menurun. Aktivitas enzim pada reaksi biobleaching
dipengaruhi oleh waktu, suhu, volume enzim dan pH. Waktu reaksi yang
terlalu lama, dapat mengakibatkan kerusakan rantai selulosa Laju reaksi
suatu proses biokimia akan meningkat dengan kenaikan suhu karena
meningkatkannya energi kinetik antar molekul. Penambahan volume
enzim akan meningkat jumlah aktivitias yang bereaksi dengan subtrak.
Enzim mengalami penurunan aktivitas pada saat pH diatas maupun
dibawah pH optimum. Pada pH yang lebih rendah kadar ion H + akan
meningkat (protonisasi), menyebabkan kompleks enzim substrat tidak
terbentuk.. Pada pH yang lebih tinggi enzim kelebihan ion ion OH-
(deprotonasi) yang dapat menganggu reaksi enzimatis karena ion OHakan
bereaksi dengan substrat.

 Tahap Washing
Tahapan ini hampir sama dengan kegiatan washing sebelumnya.
Untuk memperoleh bubur kertas yang bersih maka pulp perlu adanya
kegiatan pemisahan bagian serat yang lebih kecil dari berbagai macam
kotoran dengan kegiatan penyaringan. Bedanya pada kegiatan screening,
tahap penyaringan lebih spesiik sehingga serat yang diperoleh dari hasil
pennyaringan lebih homogen tanpa ada kotoran yang halus maupun kasar.
Proses penyaringan kotoran yang terkandung di dalam pulp dilakukan

10
dengan tiga tahap sehingga mampu diperoleh hasil yang lebih efisien.
Tujuan pemisahan ini secara umum untuk mengurangi kandungan serat
sekecil mungkin terbawa pada pemishan tahap ketiga. Tahap-tahap
tersebut adalah primary screening, secondary screening, dan teriary
screening.

3.4 Driying

 Tahap pengurangan kadar air (Dewatering)


Dewatering plant adalah proses pengurangan kadar air dari bubur serat
serta proses pembuatan lembaran pulp . pulp cair diencerkan hingga
konsentrasinya mencapai 1,2-1,8% kemudian disemprotkan menggunakan
headbox. Dari headbox disalurkan dengan tekanan ke foarming board
“DWP” untuk pembentukan foemesi lembaran pulp. Pada DWP (Double
Wire Press) terjadi proses pengurangan kadar air dengan menggunakan
dua lembaran kawat mesh (bottom dan top wire) dengan lebar 7,4 meter
yang saling menekan dan berputar berlawanan arah. Kadar air yang
berkurang pada proses pengeringan ini mencapai 30-35%. Proses
selanjutnya berlangsung di Heavy Duty Press (HDP 1 dan 2), dimana
pengurangan air dilakukan dengan cara penekanan dengan Main Press Roll
dan artinya diserap oleh felt pada bagian atas dan bawah HDP 1 sehingga
akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 20% pada akhir
proses HDP 2, dan formasi lembaran pun semakin sempurna.

 Tahap pengeringan akhir (Drying)


Proses pengeringan pulp dengan menggunakan udara panas yang di
hembuskan ke permukaan bagian atas dan bawah pulp, dimana Drying
cabinet disini terdiri dari menara kipas (fan section) dan tiap bagian
mempunyai kipas sirkulasi (circulation fan), pipa yang berisi uap pemanas
(steam heated coil) dan blowbox, sehingga akan terjadi lagi pengurangan
kadar air sampai dengan 35-40%.

 Tahap pemotongan (Pulp cutting dan bale handling)


Pulp yang keluar dari dryer kemudian masuk ke bagian cutter lay boy
untuk dipotong sesuai dengan ukuan standar yaitu 616 mm x 840 mm,
kemudian ditampung didalam lay boy untuk disusun menjadi Bale
(pengepakan) di unit bale handling.
a. Ada babrapa urutan proses bale handling antara lain:
b. Scale, yaitu alat untuk menimbang pulp dalam 1 bale (250 Kg)
c. Balling press, yaitu alat untuk mengpres pulp dalam 1bale dari
tinggi semula 80 cm menjadi 45-50 cm
d. Wrapper, yaitu alat untuk memberikan pembungkus
e. Tying, yaitu pengikat setelah bale pulp dibungkus. Tali
pengikatnya adalah kawat diameter 2 mm
f. Stenciller, yaitu alat untuk membuat merk
g. Folder, yaitu alat untuk membungkus pulp
h. Stacker, yaitu alat untuk menumpuk bale pulp menjadi 4 bale
i. Unityer, yaitu alat untuk mengikat 8 bale pulp dengan kawat

11
diameter 3 mm

3.5 Werehouse & Distribusion


Setelah pulp dijadikan dalam satu unit (8 bale), kemudian diangkat dengan
menggunakan forkilift untuk disimpan di gedung produksi (warehouse), untuk
siap dipanaskan.
Untuk menangani penyimpanan produk baik untuk pulp, tissue maupun
produk Chemical memiliki beberapa gudang baik gudang terbuka maupun
gudang tertutup yang dikelola dengan rapi dan penanganan yang cepat.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Sebelum kayu log di olah menjadi pulp, akan melewati beberapa tahapan
seperti:
o Wood suplay (pemanenan kayu, pemeriksaan pos faktu, mill)
o Chipping (washing, debarking, chipping, dan screening)
o Cooking (digister, washing, screening bleaching)
o Drying
o Werehouse
o distribution
b. Bahan baku pembutan pulp terdiri bahan baku primer (kayu dan bukan
kayu) dan bahan baku skunder (lignin, sululosa, hemiselulosa, dan zat
ekstraktif).
c. Bahan kimia Pembuatan pilp terdiri dari NaOH dan Na2S (white liquar)
Na2CO3 + NaSO4 (black liquar).
d. Kulitas chip yang digunakan harus berkualitas dan merupakan faktor
penting dalam pembutan pulp.

4.2 Dokumentasi

13
14
DAFTAR PUSTAKA

AMRAINI, Said Zul, et al. Kajian Awal Pembuatan Pulp Akasia Dengan
Metode Pulp. 2015

REZANIA, Indri. Potensi untuk Biochemical Pulping Kayu Acacia


mangium Willd.

KATHOMDANI, PUTRI D. EFEKTIVITAS JENIS DAN DOSIS ADITIF


TERHADAP KADAR EKSTRAKTIF PULP KLON UNGGUL HIBRID AKASIA
DARI WONOGIRI, JAWA TENGAH. 2021. PhD Thesis. Universitas Gadjah
Mada.

SUREST, Azhary H.; REZA, Mayang Sofia; PRIYAYI, Debby. Pembuatan


pulp dari Kayu Akasia . Jurnal Teknik Kimia, 2013, 19.4.

Rezania, I. Potensi Jamur Pelapuk Putih untuk Biochemical Pulping


Kayu Acacia mangium Willd.

CHARLIE, E. P., KH Iskandar, K. H., & Hersyamsi, H. (2020). PENGARUH


KOMPOSISI SERAT PENDEK KAYU AKASIA MANGIUM (Acacia Mangium)
TERHADAP KUALITAS TISSUE (Doctoral dissertation, Sriwijaya
University)..

15

Anda mungkin juga menyukai