DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
BAB I.....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Pulp dan Kertas.......................................................................................................4
2.2 Pengertian Proses Organosolv...................................................................................................4
2.3 Bahan Pelarut Organik untuk Proses Oganosolv....................................................................4
a. Etanol....................................................................................................................................4
b. Metanol..................................................................................................................................5
c. Asam Asetat..........................................................................................................................6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Pulp dengan Proses Organosolv...........................6
1. Konsentrasi Pelarut..............................................................................................................6
2. Perbandingan Cairan Pemasak terhadap Bahan Baku.....................................................6
3. Kecepatan Pengadukan........................................................................................................6
4. Temperatur Pemasakan.......................................................................................................6
5. Lama Pemasakan..................................................................................................................7
6. Ukuran Bahan Baku.............................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin meningkatnya populasi manusia serta meningkatnya kebutuhan literatur,
terutama di negara-negara yang sedang berkembang menyebabkan semakin meningkatnya
konsumsi produk kertas dan paper board. Seiring dengan kebijakan revitalisasi industri
kehutanan, ketersediaan kayu untuk memasok bahan baku industri pulp dan kertas
menjadi kebutuhan yang mendesak. Peningkatan ini secara tidak langsung telah
berdampak pula pada penurunan sumber daya hutan. Semakin berkurangnya sumber daya
hutan pada beberapa tahun terakhir menyebabkan semakin meningkatnya produksi kertas
yang menggunakan berbagai jenis tanaman non kayu. Pada tahun 2005, produksi pulp
untuk produk kertas dan paper board dunia berkisar 187,6 juta ton, dimana 17,4 juta ton
atau 9,27% berasal dari bahan non kayu (Bowyer et al., 2007). Hal ini menjadikan salah
satu peluang alternatif dalam upaya mengatasi permasalahan ketimpangan antara supply
dan demand bahan baku kayu pulp tersebut. Sejumlah penelitian juga telah dilakukan
untuk memperkenalkan sumber serat lignoselulosa yang baru sebagai sumber bahan baku
pulp dan kertas (Jahan et al., 2007; Shatalov dan Pereira, 2006).
Selain itu, Dewi dkk, (2009), juga menyatakan bahwa pemanfaatan biomassa secara
efisien dapat dilakukan dengan menerapkan konsep biomassrefining yaitu pemrosesan
dengan menggunakan pelarut organik (organosolv processes), dengan cara melakukan
fraksionasi biomasas menjadi komponen-komponen utama penyusunnya: selulosa,
hemiselulosa dan lignin, tanpa banyak merusak ataupun mengubahnya. Ia juga
mengungkapkan kelebihan dari proses organosolv dibandingkan dengan proses
konvensional adalah:
1. Tidak menyebabkan timbulnya pencemaran gas-gas berbau.
2. Pelarut organik yang sudah dipakai dapat digunakan kembali setelah dilakukan
pemurnian terlebih dahulu.
3. Proses dapat dilakukan dengan temperatur dan tekanan rendah.
2
1.3 Tujuan
- Mengetahui proses organosolv
- Mengetahui bahan dalam proses organosolv
- Mengetahui Faktor yang mempengaruhi pembuatan pulp dengan proses organosolv
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Etanol
Etanol merupakan salah satu komponen kimia yang karateristiknya telah diketahui
Produk fermentasi yang tertua, yaitu hasil dari campuran madu-air yang dihasilkan
lebah pada era Babilonia lama. Pada abad ke-11, destilasi etanol mulai dikembangkan
dan penggunaanya pun sudah semakin meluas. Karateristik etanol antara lain berat
4
molekul 46,7 g/mol, titik didih 78,32oC, titik beku -114,15oC dan densitas 0,78942
g/cm3. Lignin dapat dipisahkan dari kayu dengan pencucian menggunakan etanol.
Larutan etanol dengan range konsentrasi menengah dapat digunakan untuk melakukan
delignifikasi baik pada softwood maupun hardwood. Metode recovery etanol dalam
proses ethanol pulping telah dipatenkan. Cairan lindi hitam di-flash, dan kemudian
dievaporasi sebelum etanol didestilasi untuk recovery (Dewi, dkk, 2009).
Penggunaan larutan etanol telah dimatenkan sebagai metode pembuatan pulp
berbahan baku kayu, yaitu dengan menggunakan larutan pemasak etanol dan Natrium
Hidroksida (NaOH). Penambahan etanol ke dalam larutan soda memperbaiki
selektivitas reaksi kepada lignin. Sedangkan keberadaan Natrium Hidroksida
meningkatkan kemampuan etanol untuk mendelignifikasi pulp. Penggunaan etanol
memungkinkan waktu pemasakan yang lebih singkat. Kekuatan pulp yang dihasilkan
sedikit lebih rendah dari pulp kraft, tetapi brightness yang dihasilkan lebih tinggi dari
pulp kraft. Etanol yang digunakan dalam larutan pemasak dapat diregenerasi dengan
cara flashing dan distilasi. Dengan cara tersebut, kehilangan etanol selama proses
dapat diabaikan. Pulp yang dimasak dengan alkohol membutuhkan waktu dan energi
yang lebih sedikit pada saat proses beating. Penambahan reagen anorganik (seperti
NaOH) pada larutan etanol dalam proses pemasakan pulp berbahan baku ampas tebu
menurunkan tekanan digester dan menghasilkan pulp dengan sifat-sifat mekanis yang
lebih baik. Pulp yang dihasilkan dari proses ini lebih mudah untuk di-bleaching
(Dewi, dkk, 2009).
b. Metanol
Metanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang
menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu.
Metanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol(C nH2n+2O)
dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Alkohol memiliki keisomeran fungsi dengan eter.
Rumus umum metanol adalah CH4O atau sering ditulis CH3-OH. Ia merupakan bentuk
alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau
yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Metanol diproduksi secara alami oleh
metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam
jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi
oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air. Metanol
adalah salah satu produk pemanfaatan CO2 yang dapat diubah menjadi bahan bakar
5
hidrokarbon cair melalui teknologi konversi yang tersedia pada saat ini. Metanol juga
merupakan salah satu produk kimia utama yang dalam jumlah besar digunakan
sebagai bahan baku pada berbagai industri seperti formaldehida, klorometana, amina
asetat dan juga sebagai alternatif energi baru yang ramah lingkungan.
c. Asam Asetat
Pelarut organik yang banyak dikembangkan para peneliti salah satunya adalah asam
asetat, baik digunakan dengan katalis maupun tanpa katalis dapat memisahkan secara
selektif sellulosa, hemisellulosa dan lignin dari berbagai biomasa. Misalnya pada
ampas tebu, kayu lunak dan kayu keras. Untuk menghasilkan pulp yang baik yang
perlu diperhatikan disamping tipe dan macam pelarut organik yang digunakan adalah:
Delignifikasi berlangsung semaksimal mungkin serta menghindari terjadinya reaksi-
reaksi repolimerisasi lignin yang telah larut. Degradasi polisakarida dijaga agar hanya
terjadi pada hemisellulosa dan tidak sampai terjadi pada sellulosa.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuatan pulp dengan proses konvensional mempunyai beberapa kelemahan, salah
satunya adalah konstribusi terhadap pencemaran lingkungan walaupun menghasilkan
pulp dan kertas yang lebih baik. Agar produksi pulp yang dihasilkan dapat diterima di
pasaran, maka harus dilakukan suatu usaha pencarian teknologi alternatif yang lebih
aman terhadap lingkungan, yaitu proses organosolv. Proses organosolv adalah proses
pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia organik seperti misalnya metanol,
etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses organosolv memberikan beberapa
keuntungan, antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi, daur ulang lindi
hitam dapat dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih
aman terhadap lingkungan, karena menghasilkan limbah yang bersifat ramah
lingkungan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Bowyer, J.L., R., Schmulsky, J. G. Haygreen. 2007. Forest Products and Wood Science : An
Introduction. 5th Ed. Iowa State Press. USA
Dewi, T. K., , A. Wulandari dan Romy. 2009. Pengaruh Temperatur, Lama Pemasakan, dan
Konsentrasi Etanol pada Pembuatan Pulp Berbahan Baku Jerami Padi dengan
Larutan Pemasak NaOH-Etanol. Jurnal Teknik Kimia, Vol. 16, No. 3: 11—20
Harsini, T. dan Susilowati. 2010. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao dari Limbah Perkebunan
Kakao sebagai Bahan Baku Pulp dengan Proses Organosolv. Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, Vol.2, No. 2 :80-89
Jahan, M. S., R., Chowdhury, A., Islam, M.K. 2007. Pulping of Dhaincha (Sesbania
aculeata). Celluse Chem. Technol 41. 413 – 421
Shatalov, A.A. dan H. Pereira. 2006. Papermaking Fibers From Giant Reed (Arundo donax
L) Advanced Ecologically Friendly Pulping and Bleaching Technologies.
Bioresources Journal 1 (1) 2006. 45 – 61