DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia
dan hidayah serta nikmat kesehatan dan kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Proses Pembuatan Pulp and Paper” dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti.
Tak lupa shalawat beriringkan salam Penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan selama ini.
Selama penyelesaian makalah ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada Penulis selama melakukan
penyelesaian makalah ini, Penulis mengucapkan terima kasih.
Akhir kata, Penulis berharap semoga Allah SWT menuntun hati penulis kepada jalan yang
benar dan selalu diridhoi serta termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung baik dunia
maupun akhirat dan semoga makalah ini bisa bermanfaat pada masa yang akan datang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dami kesempurnaan di masa yang akan datang.
Tim Penulis
4
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan manusia
terhadap barang–barang kebutuhan sehari – hari termasuk diantaranya kertas. Kertas merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang semakin maju dan berkembang seperti
saat ini. Sehingga industri kertas mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia dan dunia.
Kebutuhan akan kertas di dunia semakin lama semakin meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan
di dunia membutuhkan tambahan produksi kertas lebih dari 100 juta ton pertahun. Kertas
diperlukan tidak hanya sebagai alat tulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai tissu,
pembungkus rokok, pembungkus makanan dan minuman dan lain (Abhinimpuno, 2007).
Untuk memperoleh kertas-kertas tersebut, dibutuhkan bubur kertas atau Pulp. Pulp
merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kertas yang berasal dari serat. Serat yang
dimaksud adalah serat kayu. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan
merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi,
salah satunya menjadi bahan baku dalam pembuatan bubur kertas. Kualitas kayu yang digunakan
berpengaruh terhadap kualitas bubur kertas atau kertas yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan kertas dengan kualitas tinggi maka dibutuhkan pemahaman mengenai
apa saja bahan baku pembuatan bubur kertas dan kualitas bahan baku yang baik digunakan serta
proses selama pembuatan bubur kertas (pulp) dan kertas (paper). Oleh karena itu, berdasar dari
masalah tersebut Penulis menyusun makalah yang berjudul “Proses Pembuatan Pulp and Paper”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa saja bahan baku dalam pembuatan pulp?
2) Bagaimana kualitas bahan baku yang baik untuk pembuatan pulp?
3) Bagaimana proses produksi bubur kertas?
4) Bagaimana proses pembuatan bubur kertas (pulp)?
5) Bagaimana proses pembuatan kertas (paper) ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui bahan baku dalam pembuatan pulp?
2) Untuk mengetahui kualitas bahan baku yang baik untuk pembuatan pulp?
3) Untuk mengetahui proses produksi bubur kertas?
4) Untuk mengetahui proses pembuatan bubur kertas (pulp)?
5) Untuk mengetahui proses pembuatan kertas (paper) ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Serat kulit batang : Fax, Jule, Hemo, Rami Kenaf, Haramay
Serat daun : Manila, Abaca, Sisal, Palm, Nenas
Serat bulu biji : Kapas, Kapuk
Serat rerumpunan : Merang, Jerami, Baggase, Bambu, Gelaga
Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayu
4
c. Lignin
Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensei yang berfungsi merekatkan serat selulosa
sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan (bleaching) akan menghilangkan lignin
tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan. Lignin berfungsi sebagai penyusun sel kayu.
Reaksi-reaksi lain seperti sulfonasi oksidasi, halogenasi sangat penting terutama dalam proses pulping
dan bleaching seperti dalam proses soda menghasilkjan lignin terlarut, dimana terjadi pelepasan gugus
metoksil pada saat lignin berdifusi dengan larutan alkali.
d. Ekstraktif
Ekstraktif dapat dikatakan sebagai substransi kecil yang terdapat pada kayu. Ekstraksi
meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsure lain. Komponen ini sangat beracun bagi
kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen industry kertas. Dalam pembuatan
pulp pada prinsipnya adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat selulosa (fiber yang ada dalam
kayu dan menghilangkan lignin dan eksraktif.
7
Serat yang didapat dari kayu dengan densitas rendahakian menghasilkan serat yang fleksibel serta
kertas yang berkekuatan baik.
3) Wood Decay
Pembusukan kayu disebabkan oleh mikroorganisme seperti fungi, bakteri, ragi dan lin-lain.
Pembnusukan terjdi pada saat tanaman masih ditanam maupun dstronge chip (tempat penyimpanan
chip).
4
b. Alkali Charge
Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam drywood
tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi yang dibuttuhkan. Kelebihan
alkali dapat menyebabkan kenaikan angka delignifikasi, dan mengurangi yield ‘’as the mount of
dissolved hemicellulosa increase’’.
Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya
dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Kayu yang
digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga kertas
menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang
9
berserat panjang contohnya pohon pinus. Secara singkat, proses pembuatan bubur kertas atau pulp
dapat dilihat dari diagram alir berikut:
Proses pembuatan bubur kertas dapat dibedakan menjadi tiga proses, yaitu:
1. Proses Sulfat (Kraft)
Tahapan-tahapan proses pembuatan bubur kertas pada proses ini adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan Jenis Kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah Kayu lunak (softwood)
yaitu kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.dan Kayu keras (hard wood) yaitu kayu
dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.Kayu lunak yang memiliki panjang dan
kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan
kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah
diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya
tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak
yang diinginkan pembeli.
b. Persiapan Kayu
Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari
hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku.
Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang
4
berbentuk drum disebut Drum barker. Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder
berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci. Log yang sudah
bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip.
c. Chipping
Proses pembuatan pulp dimulai dari pemisahan bahan baku di unit wood prepation (W/P)
dimana bahan baku dari kayu yang di potong-potong menjadi kayu gelondongan yang ditampung di
suatu lapangan luas, selanjutnya dilakukan pengelupasan kulit kayu (debarking) oleh alat yang
dinamakan Drum Barker yaitu suatu bejana selider berukuran panjang 28,5 m. Dan berdiameter 5,5 m
yang berputar dengan kecepatan rata-rata 5,8 rpm.
Kayu yang telah dikelupas kemudian di cacah menjadi Chip dengan ukuran standar (Chip
Standard) menggunakan Chipper. Selanjutnya Chip tersebut memasuki vibrating screen yang
bertujuan untuk memisahkan Chip-chip yang berukuran standar dengan yang tidak memenuhi ukuran
standar berdasarkan klafisikasi chip tersebut. Klafisikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
d. Pemasakan (Cooking)
Pemasakan dilakukan pada digester jenis Cooking Compact. Digester ini terdiri dari top
separator dan screen section yang berkerja dengan metoda cocurrent (searah) dan terdapat juga zona
washing yang dilakukan secara counter current, metoda pemasakkanya cendrung pada suhu yang
lebih rendah tetapi dengan pamasakan yang cendrung lebih lama.
Chips yang berasal dari chip yard diumpankan kedalam chip buffer yang terdapat pada ujung
belt conveyor. Kemudian chip masuk melalui bagian atas IMPBIN dan diukur laju alir chipnya
menggunakan chipmeter. IMPBIN merupakan vessel yang memiliki tekanan sama dengan tekanan
atmosfer serta mamiliki fungsi presteaming sekaligus fungsi impregnasi.
Campuran white liquor dan black yang diekstrak dari tranfer circulation dan atau dari bagian
screen digester dimasukan kebagian atas IMPBIN melalui centralpipe. Sebelum chip bercampur
dengan liquor, temperature chip terlebih dahulu dinaikan smpai mencpai suhu 100oC dan dengan
penambahan liquor yang akan meningkatan proses deaerasi chip.
Reaksi kimia yang penting dalam pengolahan kembali sisa larutan tersebut adalah:
11
Na2SO4 + 2 C Na2S + 2 CO2
Na2CO3 + Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3
4
Filtrat yang meninggalkan dewatering press masih mengandung sebagian besar fiber yang harus
dipisahkan. Pemisahan tersebut dilakukan dalam liquor screen, dari sana filtrat yang bersih di
salurkan ke pressure diffuser, dan serat. Yang lebih dipisahkan akan dikembalikan ke accumulator
tank bersama-sama dengan filtrat lainya.
f. O2 Delignification
Proses oksigen dilignifikasi merupakan proses pre-blcaching yang berguna untuk mengurangi
kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami
proses oksigen dilignifikasi maka bilangan kappa berkurang ±14. Adapun fungsi oksigen delignifikasi
adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal di tahap pemutihan dan dlam waktu yang
bersmaan dapat menurunkan dampak terhadap lingkungan.
Proses oksigen dilignifikasi berlangsung pada medium konsentrasi dengan tempertur dan
tekanan tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah oksigen dan Alkali, dipakai salah satu
NaOH atau while liquar oksidasi. Sebelum masuk ke reactor, pulp dipanaskan terlebih dahulu dengan
menambahkan steam sampai 100oC.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reactor, dimana waktu yang dibutuhkan
(retention time) menurut waktu yang dirancang adalah satu jam. Untuk mencegah waktu singkat
didalam reactor yang disebabkan chanelling, yang menyebabkan pendeknya retention time, maka
aliran yang merata dan stabil di dalam reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga
konsentrasi pulp sekitar 10%
g. Bleaching
Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses
bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Tahapan dalam bleaching disimbolkan
dengan DED dimana D melambangkan chlorine dioxide (ClO2) dan E melambangkan ekstraksi alkali.
Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan ClO2 dalam reaktor D1 yang akan bereaksi dengan
lignin.
Pencucian mengikuti tahap ini untuk menghilangkan senyawa lignin yang beikatan dengan
klor dari bubur kayu. NaOH ditambahkan pada aliran pulp dalam menara E dan diikuti dengan
pencucian. Ekstraksi berfungsi untuk menetralisasi pulp dan memperbaiki proses pencucian
sebelumnya. Menara D2 adalah tahap akhir dari proses bleaching dimana ClO2 memberikan
pemutihan terakhir pada pulp. Jika proses bleaching didahului dengan oksigen delignification, maka
prosesnya disingkat menjadi ODED.
Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan Cl2 dan
NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reaksi kimia elektrolisis dari NaCl
diuraikan berikut ini :
2NaCl + e- 2NaOH + Cl2 + H2
13
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya
adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuarikan berikut ini:
NaClO3 + SO2 2ClO2 + Na2SO4
h. Pembentukan Lembaran Pulp
Pulp yang telah diputihkan selanjutnya dikirim ke unit pulp machine (M/C) yang mengenai
masalah penyediaan pulp sheet (lembaran) dengan proses kerja sebagai berikut:
1) Screening , merupakan tahap penyaringan dan membentuk serat yang lebih homogen tanpa ada
pengontor yang halus maupun kasar.
2) Dewatering, merupakan tahap pengurangan kadar air yang terdiri dari dua tahap yaitu DWP dan
HDP.
3) Drying, merupakan tahap pengeringan lembaran pulp dengan menggunakan steam atau uap panas.
4) Pulp cutting dan Bale Handling merupakan tahap akhir proses pulp machine disini dilakukan
pemotongan dan pengemasan.
4
sehingga akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 20% pada akhir proses HDP 2, dan
formasi lembaran pun semakin sempurna.
2. Proses Soda
Pembuatan pulp dari proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat, dimana keduanya
memakai NaOH. Kayu yang digunakan biasanya bisa dari bermacam-macam jenis kayu. Bisa juga
dipakai bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat
dari steel, sama seperti pada proses sulfat, waktu memasak 2 atau 3 jam dengan memakai uap
(tekanan 118 lb/in2) dan temperatur 344 o F. Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui
15
lubang dibawah digester. Flow diagram dan proses selanjutnya sama seperti pada proses sulfat. Black
liqour yang dihasilkan dalam proses ini mengandung solid 18 % dan total alkali 4,5 %.
3. Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam
pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur
diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran
udara ini sambil dikontrol supaya jangan sampai terbentuk SO2. SO2 yang terjadi didinginkan dengan
cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air.
Proses selanjutnya adalah absorpsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa Calsium dan
Magnesium Carbonat. Dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca(HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg (HSO3)2 + CO2
Menara absorpsi ini dibuat minimal 2 buah, sedangkan penguliran air dari atas kebawah
dengan spray, berlawanan dengan aliran SO2 yang masukan menara absorpsi. Liquor yang keluar dari
menara berisi sejumlah SO2 yang bebas dan lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor
dimasukkan dalam digester sebagai larutan Calsium dan Magnesium bi sulfit, kalau di analisa kira-
kira 4,5 % total SO2 dan 3,5 % SO2 bebas. Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu
halus dan asam pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai
51000 galon asam-asam tadi. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap), dimana
tekanan dari uap ini 70 sampai 160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang di pakai. Waktu yang
diperlukan 10 sampai 11 jam dengan temperatur 105o C sampai 155 o C.
Sesudah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, lalu pulp dikeluarkan dan masuk
dalam Blowpit dengan diberi air jernih. Dari Blowpit ini pulp, dimasukkan ayakan dan seterusnya
disaring dengan rotary drum filter untuk di padatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin
ayakan 80. Dari Rotary drum Filter ini selanjutnya pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan
diputihkan dengan Chlorine dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan
dimasukkan dalam mesin-chest dan akhirnya dikeringkan dan dibuat rol-rol pulp.
E. PEMBUATAN KERTAS
Proses pembuatan kertas merupakan suatu proses pengolahan bubur serat ditambah dengan
zat-zat penolong (filler) untuk menambah kekuatan kertas menjadi lembaran-lembaran kertas yang
4
diproses pada suatu alat yang disebut mesin kertas (paper machine).Pulp yang sudah siap, diolah
dengan bahan-bahan pendukung seperti perekat damar, kaolin, talk, gips, kalsium karbonat, tawas
aluminium, kertas bekas, zat warna dan lain-lain, untuk kemudian diproses menjadi kertas, melalui
mesin pembentuk lembaran kertas, mesin pengeras dan mesin pengering. Secara singkat, proses
pembuatan kertas dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Bagian pertama biasanya dikenal sebagai akhir basah. Pulp dapat dikirim ke mesin kertas
dengan lumpur formulir (campuran serat dan air) langsung dari proses pulping.Atau, pulp mungkin
diberikan dalam bentuk lembaran kering yang kemudian dipecah dalam air untuk menghasilkan bubur
yang sama, sebelum diumpankan ke penyuling pada akhirnya basah di mana serat dikenakan pulsa
tekanan tinggi antara bar di putar disc refiner. Tindakan ini menyebabkan fibril dari serat sebagian
17
untuk melepaskan dan mekar keluar. Setelah pemurnian pulp dicampur dengan beberapa hal berikut:
ukuran , pengisi , warna , retensi bantuan dan kertas limbah yang disebut patah untuk saham, dan
diteruskan.
Pencucian dilakukan di layar bertekanan dan hydocyclones dan juga deaeration dilakukan.
saham kemudian memasuki headbox , unit yang menyebar saham dan beban itu ke atas bergerak
kawat mesh conveyor dengan jet dari pembukaan disebut slice. Streaming di jet membuat beberapa
serat align. keselarasan ini sebagian dapat diambil dengan menyesuaikan perbedaan kecepatan antara
jet dan kawat. kawat ini berkisah meja Fourdrinier, dari roll di bawah headbox atas sofa ke gulungan
drive maju, foil di bawah kawat adalah menciptakan pulsa tekanan rendah yang akan bergetar dan
sebagian deflocculate serat sementara air akan dihapus. Kemudian pada kotak di bawah kawat Suction
lembut menghapus air dari pulp dengan sedikit vakum dan dekat akhir bagian kawat sofa akan
menghapus air dengan vakum lebih tinggi.
Bagian kedua papermachine adalah bagian pers, yang menghilangkan sebagian besar air
melalui sistem nips dibentuk oleh gulungan menekan satu sama lain dibantu oleh pers kempa . Ini
adalah metode yang paling efisien dewatering lembaran hanya sebagai mekanik menekan diperlukan.
kempa Tekan historis yang terbuat dari kapas. Namun, saat ini mereka hampir 100% sintetik. Mereka
terdiri dari poliester kain tenunan dengan tebal Batt diterapkan di desain khusus untuk
memaksimalkan penyerapan air.
Dapat menekan tunggal atau ganda felted. Sebuah tekan felted tunggal memiliki merasa di
satu sisi dan segulung halus di sisi lain. Sebuah tekan felted ganda memiliki kedua sisi lembar dalam
kontak dengan menekan dirasakan. nips felted tunggal berguna ketika kawin terhadap roll atas mulus,
yang menambahkan dua-keberpihakan-membuat bagian atas muncul halus dibanding bagian bawah.
Double felted nips kekasaran meningkat, Secara umum, tekan kempa. menekan roll konvensional
4
dikonfigurasi dengan salah satu gulungan pers berada dalam posisi tetap, dengan gulungan kawin
yang diambil terhadap gulungan ini tetap. Kempa dijalankan melalui nips pers gulung dan terus
sekitar merasa berjalan, biasanya terdiri dari beberapa gulungan merasa. Selama tinggal di menggigit,
maka kelembaban dari lembar tersebut dipindahkan kepada pers merasa. Ketika tekan merasa keluar
menggigit dan terus sekitar, kotak vakum dikenal sebagai Uhle Kotak berlaku vakum (biasanya -60
kPa) kepada pers merasa untuk menghapus kelembaban sehingga ketika merasa kembali ke menggigit
pada siklus berikutnya, tidak menambahkan uap air ke lembaran.
Pickup adalah menekan roll gulungan dibantu vakum bias terhadap gulungan tekan polos
(biasanya roll di posisi tengah). Walaupun tidak disukai, ini umumnya ditemukan di mesin dibangun
pada tahun 1970-an 1980-an. menekan roll Pickup biasanya memiliki kotak vakum yang memiliki dua
zona vakum (vakum rendah dan vakum tinggi). Gulungan ini memiliki sejumlah besar lubang dibor di
penutup untuk membiarkan vakum untuk lulus dari kotak vakum stasioner melalui meliputi roll
berputar. Zona vakum rendah mengangkat lembaran dan transfer, sedangkan zona vakum tinggi
mencoba untuk menghapus kelembaban. Sayangnya, gaya sentrifugal biasanya teman kencan keluar
disedot air pembuatan ini kurang efektif untuk dewatering. menekan Pickup juga memiliki berjalan
merasa standar dengan kotak Uhle. Namun, desain pickup tekan sangat berbeda, seperti gerakan udara
adalah penting untuk pickup dan dewatering aspek perannya.
Crown Controlled Rolls (juga dikenal sebagai Rolls CC) biasanya gulungan perkawinan
dalam pengaturan pers. Mereka telah hidrolik silinder dalam gulungan pers yang memastikan bahwa
roll tidak membungkuk. Silinder terhubung ke beberapa sepatu atau sepatu untuk menjaga mahkota
pada roll flat, untuk melawan alam “tikungan” dalam bentuk roll karena menerapkan beban ke tepi.
Extended Nip Presses (atau ENP) merupakan alternatif yang relatif modern untuk menekan roll
konvensional. Atas gulungan biasanya gulungan standar, sedangkan roll bawah sebenarnya roll CC
besar dengan sepatu diperpanjang melengkung dengan bentuk gulungan atas, dikelilingi oleh sabuk
karet berputar daripada penutup roll standar. Tujuan dari ENP adalah untuk memperpanjang waktu
tinggal lembaran antara dua rol dengan demikian memaksimalkan dewatering. Dibandingkan dengan
pers roll standar yang mencapai hingga 35% padatan setelah menekan, sebuah ENP membawa ini
hingga 45% dan lebih tinggi-memberikan penghematan uap yang signifikan atau meningkatkan
kecepatan.
19
Ukuran meningkatkan itu kertas tahan air, menurunkan kemampuan untuk bulu, mengurangi
kasar, dan meningkatkan pencetakan sifat dan kekuatan ikatan permukaan. Beberapa mesin kertas
juga menggunakan sebuah ‘pelapis tipe’ untuk menerapkan pelapisan dari pengisi seperti kalsium
karbonat atau lempung cina . Kertas meninggalkan mesin yang terguling untuk diproses lebih lanjut.
4. Bagian Kalender
Kalender terdiri dari beberapa gulungan, di mana tekanan dan panas yang diterapkan pada
kertas lewat. Calenders digunakan untuk membuat permukaan kertas ekstra halus dan mengkilap. Hal
ini juga memberikan hal ketebalan yang lebih seragam. Tekanan diterapkan pada lembaran dengan
giling menentukan hasil akhir kertas. Setelah calendering, lembaran memiliki kadar air sekitar 6%
(tergantung pada memberikan). Ini adalah luka ke gulungan disebut gendang, dan disimpan untuk
pemotongan dan pengiriman akhir. setelah di produksi kertas yang banyak di gunakan untuk
perkantoran dan penerbitan di potong lagi agar menjadi kertas yang biasa di gunakan seri A biasa
digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang
luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran
dari angka sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling
banyak digunakan adalah A4.
4
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pendahuluan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bahan baku pembuatan pulp terdiri dari bahan baku primer dan sekunder. Bahan baku primer,
yaitu berupa kayu dan bukan kayu. Sedangkan bahan baku sekunder yaitu berupa komposisi kimia
dari kayu, misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstrsktif.
2. Kualitas bahan baku dalam bentuk chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp
merupakan faktor yang sangat penting dalam pengoperasian di pabrik maupun kualitas chip
yng dihasilkan.
3. Proses peroduksi pulp di dilakukan secara kimia dengan menggunakan metode kraft. Metode
ini menggunakan cairan pemasak White liquor (lindi putih) yan menggunakan NaOH dan
Na2S.
4. Adapun proses pembuatan pulp yaitu penyiapan bahan baku, pemecahan (chipping),
pemasakan (pemasakan) yang meliputi , pencucian dan penyaringan, O2 delignifikasi dan
bleaching. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pembentukan lembaran pulp, Tahap
Penyaringan (Sereening). Penguranagan kadar air (Dewatering), tahap pengeringan akhir
(drying), Tahap Pemotongan (pulp cutting dan bale Handling) dan yang terakhir
Penyimpanan (Warehouse) dan Distribusi.
5. Adapun proses pembuatan kertas melalui empat mesin yaitu Basah Akhir (Wet End), bagian
Press (Wet Presss Sectio), bagian Pengering (Dryer Section) dan bagian Kalender.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan di atasa, Penulis menyarakan bahwa dalam proses pembuatan
pulp dan paper harus diperhatikan beberapa hal, yaitu pemilihan dan penyiapan bahan baku, proses
pembuatan bubur kertas serta proses pembuatan kertas. Perlakuan dalam hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kulitas kertas yang dihasilkan. Kertas yang baik adalah kertas yang di peroleh
pemilihan bahan baku yang yang baik dan pemahaman dalam proses pembuatan bubur kertas dan
kertas.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, Dewi dan Ahmad M Fuadi. (2018). Pembuatan Pulp dari Serat Lidah Mertua
(Sansevieria) dengan Menggunakan Proses Organosolv. Skripsi Tesis Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 1 (1):1-7.
Tarigan, D.F.B., Manis S., dan Perdinan S. (2009). Pembuatan dan Karakterisasi Kertas
dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Kimia. 1(1):1-4.
https://www.scribd.com/.../318837043/Proses-Pengolahan-Pulp-Dan-Kertas. Diakses:
Rabu, 20 Juni 2018.