Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROSES PEMBUATAN PULP AND PAPER

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

1. ANA RESTU NIRWANA (G1C016002)


2. HERLINA SUKMAWATI MF (G1C016015)
3. LAELY DIAN MARLINDAWATI EKANINGSIH (G1C016052)
4. PUJANA QURBA (G1C016031)
5. SITI SENI RAHMAWATI (G1C016042)
6. ZELLA YAUMIN NASRY (G1C016049)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia
dan hidayah serta nikmat kesehatan dan kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Proses Pembuatan Pulp and Paper” dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti.
Tak lupa shalawat beriringkan salam Penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan selama ini.
Selama penyelesaian makalah ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada Penulis selama melakukan
penyelesaian makalah ini, Penulis mengucapkan terima kasih.
Akhir kata, Penulis berharap semoga Allah SWT menuntun hati penulis kepada jalan yang
benar dan selalu diridhoi serta termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung baik dunia
maupun akhirat dan semoga makalah ini bisa bermanfaat pada masa yang akan datang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dami kesempurnaan di masa yang akan datang.

Mataram, 20 Juni 2018

Tim Penulis

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................ii
BAB :I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN ................................................................................2


A. Bahan Baku ................................................................................2
B. Kualitas Bahan Baku ................................................................................4
C. Proses Produksi ................................................................................6
D. Proses Pembuatan Pulp ................................................................................6
E. Proses Pembuatan Kertas ................................................................................13

BAB II:I PENUTUP ................................................................................18


A. Kesimpulan ................................................................................18
B. Saran ................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan manusia
terhadap barang–barang kebutuhan sehari – hari termasuk diantaranya kertas. Kertas merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang semakin maju dan berkembang seperti
saat ini. Sehingga industri kertas mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia dan dunia.
Kebutuhan akan kertas di dunia semakin lama semakin meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan
di dunia membutuhkan tambahan produksi kertas lebih dari 100 juta ton pertahun. Kertas
diperlukan tidak hanya sebagai alat tulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai tissu,
pembungkus rokok, pembungkus makanan dan minuman dan lain (Abhinimpuno, 2007).
Untuk memperoleh kertas-kertas tersebut, dibutuhkan bubur kertas atau Pulp. Pulp
merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kertas yang berasal dari serat. Serat yang
dimaksud adalah serat kayu. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan
merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi,
salah satunya menjadi bahan baku dalam pembuatan bubur kertas. Kualitas kayu yang digunakan
berpengaruh terhadap kualitas bubur kertas atau kertas yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan kertas dengan kualitas tinggi maka dibutuhkan pemahaman mengenai
apa saja bahan baku pembuatan bubur kertas dan kualitas bahan baku yang baik digunakan serta
proses selama pembuatan bubur kertas (pulp) dan kertas (paper). Oleh karena itu, berdasar dari
masalah tersebut Penulis menyusun makalah yang berjudul “Proses Pembuatan Pulp and Paper”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa saja bahan baku dalam pembuatan pulp?
2) Bagaimana kualitas bahan baku yang baik untuk pembuatan pulp?
3) Bagaimana proses produksi bubur kertas?
4) Bagaimana proses pembuatan bubur kertas (pulp)?
5) Bagaimana proses pembuatan kertas (paper) ?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui bahan baku dalam pembuatan pulp?
2) Untuk mengetahui kualitas bahan baku yang baik untuk pembuatan pulp?
3) Untuk mengetahui proses produksi bubur kertas?
4) Untuk mengetahui proses pembuatan bubur kertas (pulp)?
5) Untuk mengetahui proses pembuatan kertas (paper) ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. BAHAN BAKU PEMBUATAN BUBUR KERTAS (PULP)


Pulp mempunyai arti bubur, dalam hal ini adalah bubur kayu. Pulp merupakan bahan baku
setengah jadi untuk membuat kertas yang berasal dari serat (selulosa dan hemiselulosa). Pulping
adalah proses pembuatan kertas. Proses pulping pada dasarnya adalah proses delignifikasi atau
pengangkatan lignin dari bahan baku dan menggunakan proses tertentu (Ernawati dkk.,2018). Proses
pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari hutan tanam
industri kemudian melewati serangkaian proses mekanika dan kimia sehingga menjadi bubur kertas
yang siap untuk digunakan dalam proses pembuatan kertas.
1. Jenis Bahan Baku
Pada proses pembuatan pulp dan paper, bahan baku yang digunakan adalah kayu. Kualitas
pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan. Diharapkan jenis kayu yang digunakan untuk
menghasilkan kualitas pulp yang bagus adalah yang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi,
lignin yang rendah, tidak rapuh, tidak banyak getah dan tidak berkulit tebal.
Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:
a. Bahan baku primer
Untuk memperoleh serat ini diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jenis kayu (wood) atau
bukan kayu (non wood).
Kayu (wood)
Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu berdaun lebar (hard
wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood). Kayu berdaun lebar (hard wood), umumnya
menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti Albazia falcatera, Euclyptus sp, dan
Antochehalus candabia. Sedangkan kayu berdaun jarum (soft wood), sering disebut kayu jarum
adalah jenis daun yang bersal dari pohon berdaun jarum. Jenis pohon ini selalu hijau sepanjang tahun
dan tidak menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan Aganthis sp
(dammar).
Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang cocok sebagai
bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi alkali, bilangan permanganate,
panjang putus dan factor retak.

Bahan Kayu (non wood)


Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat untuk bahan baku pulp, baik
itu yang berasal dari kulit batang, daun, tangkai, buah/biji dan bulu biji. Berdasarkan sumber serat,
tumbuhan bukan kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

5
 Serat kulit batang : Fax, Jule, Hemo, Rami Kenaf, Haramay
 Serat daun : Manila, Abaca, Sisal, Palm, Nenas
 Serat bulu biji : Kapas, Kapuk
 Serat rerumpunan : Merang, Jerami, Baggase, Bambu, Gelaga
Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayu

Kandungan Serat Panjang Serat Pendek Bukan Kayu


Bahan Kimia (soft wood) (hard wood) (non wood)
Selulosa 42 +/- 2 % 40 +/- 2 % (36 – 38) %
Hemiselulosa 27 +/- 2 % 30 +/- 5 % (38 – 40) %
Lignin 28 +/- 3 % 28 +/- 3 % (12 – 16) %
Zat ekstraktif 5 +/- 3 % 3 +/- 3 % -

b. Bahan baku sekunder


Guna penghematan atau efisiansi serat dari bahan baku primer, maka dewasa ini telah
diusahakan pemanfaatan kertas bekas (waste paper) dari berbagai jenis kertas dan karton sebagai
bahan baku pulp. Serat yang dihasilkan dari kertas, karton bahkan dario baju bekas yang dikenal
sebagia sebutan “serat primer”.

2. Komposisi Kimia Kayu


Dalam pembuatan bubur kertas dan kertas, komposisi bahan baku perlu diperhatikan sebab
komposisi ini dapat mempengaruhi kualitas bubur kertas dan kertas yyang dihasilkan. Kayu sebagai
bahan baku pada proses pembuatan bubur kertas dan kertas memiliki komposisi sebagai berikut:
a. Selulosa
Selulosa berantai panjang dan tidak bercabang. Selama pembuatan pulp dalam digester,
derajat polimerisasi akan turun pada suatu derajat tertentu. Penurunan derajat polimerisasi tidak boleh
terlalu banyak, sebab akan memendekkan rantai selulosa dan membuat pulp menjadi tidak kuat.
Selulosa dalam kayu memiliki derajat polimerisasi sekitar 3500, sedangkan selylos dalam pulp
mempunyai derajat polimerisasi sekitar 600-1500. Rantai selulosa yang lebih pendek akan
menghasilkan pulp yang encer.
b. Hemiselulosa
Hemiselulosa memilki derajat polimerisasi lebih kecil dari 300. Hemiselulosa adalah polimer
bercabang atau tidak linier. Selama pembuatan pulp hemoiselulosa bereaksi lebih cepat dibandingkan
dengan selulosa. Rantai hemiselulosa lebih pendek dari rantai selulosa. Hemiselulosa bersifat
hidrofilik (mudah menyerap air) yang menyebabkan struktur selulosa menjadi kurang teratur sehingga
air bisa masuk kejaringan selulosa. Hemisolulosa akan memberikan fibrillasi yang lebih baik dari
pada selulosa dan meningkatkan kualitas kertas.

4
c. Lignin
Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensei yang berfungsi merekatkan serat selulosa
sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan (bleaching) akan menghilangkan lignin
tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan. Lignin berfungsi sebagai penyusun sel kayu.
Reaksi-reaksi lain seperti sulfonasi oksidasi, halogenasi sangat penting terutama dalam proses pulping
dan bleaching seperti dalam proses soda menghasilkjan lignin terlarut, dimana terjadi pelepasan gugus
metoksil pada saat lignin berdifusi dengan larutan alkali.

d. Ekstraktif
Ekstraktif dapat dikatakan sebagai substransi kecil yang terdapat pada kayu. Ekstraksi
meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsure lain. Komponen ini sangat beracun bagi
kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen industry kertas. Dalam pembuatan
pulp pada prinsipnya adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat selulosa (fiber yang ada dalam
kayu dan menghilangkan lignin dan eksraktif.

B. KUALITAS BAHAN BAKU


Kualitas kertas yang baik dapat dilihat dari sifat-sifat fisik kertas antara lain meliputi uji
ketahan tarik, sobek, retak, lifat, kehalusan, kekasaran, kekuatan, berat dan ketebalan. Kuliatas ini
sangat bergantung pada saat pembuatan pulp (Tarigan, dkk. 2009). Pada proses pembuatan pulp
digunakan bahan baku chip yang berasal dari kayu. Kualitas chip yang digunakan dalam proses
pembuatan pulp merupakan faktor yang sangat penting baik dalam proses pengoperasian di pabrik
maupun kualitas chip yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu diketahui factor-faktor yang
mempengaruhi kualitas chip pada produksi pulp.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pulp dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Chip Quality
Kualitas chip yang digunakan dalam pulping adalah factor yang sangat penting dalam kualitas
akhir pulp. Faktor-faktor kualitas chip yang perlu diperhatikan adalah:
a. Wood Related Variable
Meliputi sifat-sifat kayu seperti spesies, densitas dan decay (kerusakan).
1) Wood spesies
Chip-chip softwood menghasilkan pulp yang lebih kuat dari pada hardwood karena fiber-
fibernya lebih panjang dan lebih fleksibel daripada hardwood. Softwood umumnya menghasilkan
yield yang lebih rendah daripada hardwood bila dimasak dibawah kondisi biasanya.
2) Wood Density
Density kayu adalah faktor ekonomi yang penting dalam pulping. Dengan suatu kayu yang
padat (denser wood) akan membuat lebih banyak dalm volume digester dam ini akan meningkatkan
produksi pulp. Kualitas pulp maupun kertas juga dipengaruhi oleh densitas kayu yang digunakan.

7
Serat yang didapat dari kayu dengan densitas rendahakian menghasilkan serat yang fleksibel serta
kertas yang berkekuatan baik.
3) Wood Decay
Pembusukan kayu disebabkan oleh mikroorganisme seperti fungi, bakteri, ragi dan lin-lain.
Pembnusukan terjdi pada saat tanaman masih ditanam maupun dstronge chip (tempat penyimpanan
chip).

2. Process Related Variable


a. Chip Size
Ketebalan chip sangat penting dalam proses pulping, ketika cairan pemasak akan menembus
chip pada semua sisi. Jika chip tebal, cairan pemasak tidak akan menembus secara sempurna kepusat
chip sehingga pusat chip tidak masak.
b. Chip Bulk Density
Merupakan parameter yang penting pada saat pengisian digester. Hal ini menentukan jumlah
pulp yang dapat masuk dan dinyatakan dalam kg/m3. Chip Bulk Density dipengaruhi oleh wood
density dan chip size.
c. Chip moisture
Mempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Jika moisture
terlalu rendah, maka akan mempersulit dalam menghasilkan chip. Dengan mengetahui moisture
content chip dapat dihitung wood input yang masuk kedalam digester, supaya terjaga konsentrasi
liquor dan alakali secara konstan. Mouisrue level sebaiknya dalam range 40%-50%.
4) Bark (kulitkayu) dan kontaminasi lainnya
Bark merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam produksi pulp karena bark berisi 20-
30% selulosa dan 20-30% ekstrkktif dan selebihnya lignin. Bark sendiri akan menaikkan konsumsi
alkalidan mengurangi kekuatan pulp. Kandungan ekstraktif yang tinggi menyebabkan masalah di
evaporator dan pitch pada pulp machine.

3. Cooking Control Variable

Variabel-variabel yang digunakan untuk mengontrol cooking adalah:

a. Waktu dan Temperatur


Reaksi delignifikasi bergantung pada temperature. Kenaikan temperature yang kecil mempunyai
pengaruh besar terhadap reaksi delignifikasi seperti kenaikan 10˚C dari 160˚C-170˚C akan
menyebabkan dua kali delignifikasi.

4
b. Alkali Charge

Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam drywood
tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi yang dibuttuhkan. Kelebihan
alkali dapat menyebabkan kenaikan angka delignifikasi, dan mengurangi yield ‘’as the mount of
dissolved hemicellulosa increase’’.

c. Liqour to Wood Ratio


Rasio liquor :wood (rasio normal3:1 atau 5:1), kelebihan black liquor yang berasal dari
digester ke chip untuk menaikkan rasio liquorwood.

d. White Liqour Properties


White Liqour merupakan bahan kimia pemasak dengan metode sulfat (kraft cycle) dalam
bentuk aqueous solution, dimana kandungannya terdiri dari NaOH, Na2S, Na2SO4, Na2CO3). White
Liquor digunakan untuk mengurangi kandungan lignin dalam digester dan juga untuk ekstraksi
selulosa. Digester yang digunakan adalah digester continue.

C. PROSES PRODUKSI PULP


Proses pembuatan pulp di dilakukan secara kimia dengan menggunakan metode kraft. Metode
ini menggunakan cairan pemasak White liquor (lindi putih) yan menggunakan NaOH dan Na 2S.
Adapun pembuatan pulp ini dimulai dari pembuatan bahan baku untuk mengubah kayu gelondongan
menjadi Chip, pemasakan Chip di gester menjadi pulp, pencucian dan pemutihan pulp, pengeringan
dan pembentukan lembaran pulp, serta penyimpanan.
Untuk proses pembuatan pulp diperlukan bahan-bahan kimia yang diproduksi oleh di
Chemical plant. Chemical plant terdiri dari lima unit yaitu Chlorine diokside plant, sulfur diokside
plant yang di produksi Chlorine Diokside dari NaCl, Oksigen plant yang memproduksi oksigen dari
udara, Brine Treatment plant dan Chlor Alkali plant yang memproduksi Chlorine dan Caustie dari
NaCl.

D. PROSES PEMBUATAN PULP


Kertas yang sering kita gunakan biasanya terbuat dari kayu yang diolah dengan teknologi
modern sehingga dapat langsung kita gunakan. Untuk lebih mengenal kertas maka kita perlu
mengetahui proses pembuatannya.

Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya
dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Kayu yang
digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga kertas
menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang

9
berserat panjang contohnya pohon pinus. Secara singkat, proses pembuatan bubur kertas atau pulp
dapat dilihat dari diagram alir berikut:

Diagram Alir Proses Pembuatan Bubur Kertas (Pulp)

Proses pembuatan bubur kertas dapat dibedakan menjadi tiga proses, yaitu:
1. Proses Sulfat (Kraft)
Tahapan-tahapan proses pembuatan bubur kertas pada proses ini adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan Jenis Kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah Kayu lunak (softwood)
yaitu kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.dan Kayu keras (hard wood) yaitu kayu
dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.Kayu lunak yang memiliki panjang dan
kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan
kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah
diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya
tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak
yang diinginkan pembeli.

b. Persiapan Kayu
Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari
hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku.
Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang

4
berbentuk drum disebut Drum barker. Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder
berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci. Log yang sudah
bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip.

c. Chipping
Proses pembuatan pulp dimulai dari pemisahan bahan baku di unit wood prepation (W/P)
dimana bahan baku dari kayu yang di potong-potong menjadi kayu gelondongan yang ditampung di
suatu lapangan luas, selanjutnya dilakukan pengelupasan kulit kayu (debarking) oleh alat yang
dinamakan Drum Barker yaitu suatu bejana selider berukuran panjang 28,5 m. Dan berdiameter 5,5 m
yang berputar dengan kecepatan rata-rata 5,8 rpm.
Kayu yang telah dikelupas kemudian di cacah menjadi Chip dengan ukuran standar (Chip
Standard) menggunakan Chipper. Selanjutnya Chip tersebut memasuki vibrating screen yang
bertujuan untuk memisahkan Chip-chip yang berukuran standar dengan yang tidak memenuhi ukuran
standar berdasarkan klafisikasi chip tersebut. Klafisikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

 Chip Standard (accept chip)


- Panjang : 10-25mm
- Lebar : 10-25mm
- Tebal : 5-8mm
 Lebih besar dari standard (over size)
 Lebih kecil dari standard (fine size)
 Debu (dust)

d. Pemasakan (Cooking)
Pemasakan dilakukan pada digester jenis Cooking Compact. Digester ini terdiri dari top
separator dan screen section yang berkerja dengan metoda cocurrent (searah) dan terdapat juga zona
washing yang dilakukan secara counter current, metoda pemasakkanya cendrung pada suhu yang
lebih rendah tetapi dengan pamasakan yang cendrung lebih lama.
Chips yang berasal dari chip yard diumpankan kedalam chip buffer yang terdapat pada ujung
belt conveyor. Kemudian chip masuk melalui bagian atas IMPBIN dan diukur laju alir chipnya
menggunakan chipmeter. IMPBIN merupakan vessel yang memiliki tekanan sama dengan tekanan
atmosfer serta mamiliki fungsi presteaming sekaligus fungsi impregnasi.
Campuran white liquor dan black yang diekstrak dari tranfer circulation dan atau dari bagian
screen digester dimasukan kebagian atas IMPBIN melalui centralpipe. Sebelum chip bercampur
dengan liquor, temperature chip terlebih dahulu dinaikan smpai mencpai suhu 100oC dan dengan
penambahan liquor yang akan meningkatan proses deaerasi chip.
Reaksi kimia yang penting dalam pengolahan kembali sisa larutan tersebut adalah:

11
Na2SO4 + 2 C Na2S + 2 CO2
Na2CO3 + Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3

e. Pencucian dan Penyaringan (Washing and Screening)


1) Deknoting
Setelah tahap pemasakan, sebagian besar pulp masih mengandung knot (mata kayu) yang
tidak masak. Kandungan tersebut harus dipisahkan, dari pulp pada tahap awal dari proses. Pemishan
knot dilakukan dalam tiga tahap untuk pemisahan yang efisien. Dengan tujuan untuk mengurangi
kandungan serat sekecil mungkin terbawa pada pemishan tahap ketiga (reject dari coarse screen)
2) Screening
Screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu:
a) Primary screening
b) Secondary screening
c) Teriary screening
Pada primary screening sebagian besar shive adalah reject, tetapi dalam pemisahan masih
banyak serat yang terikut. Agar tidak banyak fiber atau serat yang terbuang, maka reject dari tahap
pertama (primary sereening) disaring lagi pada tahap kedua (secondary sereening).
Reject dari tahap kedua ini akan disaring lagi pada tahap ketiga (tertiary screening) sebelum
dikeluarkan dari sistem melalui reject press ini adalah untuk mengurangi bahan kimia (chemical loss)
dan mempermudah penanganan reject. Accept dari tahap kedua dan tahap ketiga ini akan di
kembalikan lagi ke inlet dari tahap sbelumnya (cascade). Bersama-sama shive pasir juga terbawa oleh
aliran reject screen dan dibawa ke reject press, karena dalam pengoprasian sebagian besar pasir
terbawa aliran accept bersama filtrate. Untuk mencegah penumpukan pasir didalam system yang
menyebabkan kerusakan pada alat, maka pasir dipisahkan dari filtrate pada sand separator.
3) Brown stock washing
Plup yang dihembus (blown) dari digester, masih bercampur dengan sebagian cairan pemasak
yang mengandung sisa bahan kimia pemasak dan juga lignin yang terlarut dalam kayu. Kotoran-
kotoran yang terlarut dalam pulp tersebut dicuci di brown stock yang dilakukan secara berlawanan
arah (counter current), dimana air panas hanya digunakan sebagai pncuci pada tahap akhir dri rantai
pencucin.
Selepas dari blow tank dan screening room, pencucian brown stock telah mengalami dua
tahapan, tahapan pertama di hi-heat washing zone dan digester continous dan kemudian didalam
presure diffuser. Tahap ketiga atau tahap terakhir dari pencucian brown stock adalah dewatering press
sebelum O2 reaktor.
Pada dewatering press, pulp di press untuk mencapai konsentrasi sekitar 10% setelah itu pulp
diencerkan dengan filtrat dari first oxigen press pada screw dilution sehingga konsentrasinya menjadi
12%. Alkali yang digunakan untuk delignifikasi ditambahkan bersama dengan cairan pengencer.

4
Filtrat yang meninggalkan dewatering press masih mengandung sebagian besar fiber yang harus
dipisahkan. Pemisahan tersebut dilakukan dalam liquor screen, dari sana filtrat yang bersih di
salurkan ke pressure diffuser, dan serat. Yang lebih dipisahkan akan dikembalikan ke accumulator
tank bersama-sama dengan filtrat lainya.
f. O2 Delignification
Proses oksigen dilignifikasi merupakan proses pre-blcaching yang berguna untuk mengurangi
kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami
proses oksigen dilignifikasi maka bilangan kappa berkurang ±14. Adapun fungsi oksigen delignifikasi
adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal di tahap pemutihan dan dlam waktu yang
bersmaan dapat menurunkan dampak terhadap lingkungan.
Proses oksigen dilignifikasi berlangsung pada medium konsentrasi dengan tempertur dan
tekanan tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah oksigen dan Alkali, dipakai salah satu
NaOH atau while liquar oksidasi. Sebelum masuk ke reactor, pulp dipanaskan terlebih dahulu dengan
menambahkan steam sampai 100oC.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reactor, dimana waktu yang dibutuhkan
(retention time) menurut waktu yang dirancang adalah satu jam. Untuk mencegah waktu singkat
didalam reactor yang disebabkan chanelling, yang menyebabkan pendeknya retention time, maka
aliran yang merata dan stabil di dalam reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga
konsentrasi pulp sekitar 10%

g. Bleaching
Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses
bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Tahapan dalam bleaching disimbolkan
dengan DED dimana D melambangkan chlorine dioxide (ClO2) dan E melambangkan ekstraksi alkali.
Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan ClO2 dalam reaktor D1 yang akan bereaksi dengan
lignin.
Pencucian mengikuti tahap ini untuk menghilangkan senyawa lignin yang beikatan dengan
klor dari bubur kayu. NaOH ditambahkan pada aliran pulp dalam menara E dan diikuti dengan
pencucian. Ekstraksi berfungsi untuk menetralisasi pulp dan memperbaiki proses pencucian
sebelumnya. Menara D2 adalah tahap akhir dari proses bleaching dimana ClO2 memberikan
pemutihan terakhir pada pulp. Jika proses bleaching didahului dengan oksigen delignification, maka
prosesnya disingkat menjadi ODED.
Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan Cl2 dan
NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reaksi kimia elektrolisis dari NaCl
diuraikan berikut ini :
2NaCl + e- 2NaOH + Cl2 + H2

13
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya
adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuarikan berikut ini:
NaClO3 + SO2 2ClO2 + Na2SO4
h. Pembentukan Lembaran Pulp
Pulp yang telah diputihkan selanjutnya dikirim ke unit pulp machine (M/C) yang mengenai
masalah penyediaan pulp sheet (lembaran) dengan proses kerja sebagai berikut:
1) Screening , merupakan tahap penyaringan dan membentuk serat yang lebih homogen tanpa ada
pengontor yang halus maupun kasar.
2) Dewatering, merupakan tahap pengurangan kadar air yang terdiri dari dua tahap yaitu DWP dan
HDP.
3) Drying, merupakan tahap pengeringan lembaran pulp dengan menggunakan steam atau uap panas.
4) Pulp cutting dan Bale Handling merupakan tahap akhir proses pulp machine disini dilakukan
pemotongan dan pengemasan.

i. Tahap Penyaringan (Sereening)


Screeing plant merupakan proses bleaching dan Dwatering machine yang berfungsi sebagai
penyaring kotoran-kotoran yang ada pada bubur serat (fiber). Stock yang dihasilkan di screening plant
disuplay ke Dwatering machine untuk di proses menjadi lembaran pulp yang merupakan produk
utama dari PT. LPPPI.
Bahan yang melalui proses pemutihan di bleaching di pompakan ke HDT dengan konsistensi
10%. Selanjutnya bahan tersebut diencerkan dengan air pengencer dari filtrate chest pada bagian
dasar HDT menjadi 5%. Stock yang ada di HDT dipompakan ke stock chest, setelah diencerkan
menjadi 4% kemudian dilakukan penyaringan yang terdiri dari protection screen atau combitrap.
Pressure screen atau fine screen, penyaringan pada centry cleaner, penyaringan pada satomi dan
proses screening ini diakhiri dengan pengentakan pulp yang bertujuan untuk meningkatkan
konsistensi.

j. Tahap Pengurangan Kadar Air (Dewatering)


Dewatering plant adalah proses pengurangan kadar air dari bubur serat serta proses
pembuatan lembaran pulp. Pulp cair diencerkan hingga konsentrasinya mencapai 1,2-1,8% kemudian
disemprotkan menggunakan headbox. Dari headbox disalurkan dengan tekanan ke foarming board
“DWP” untuk pembentukan foemesi lembaran pulp. Pada DWP (Double Wire Press) terjadi proses
pengurangan kadar air dengan menggunakan dua lembaran kawat mesh (bottom dan top wire) dengan
lebar 7,4 meter yang saling menekan dan berputar berlawanan arah.
Kadar air yang berkurang pada proses pengeringan ini mencapai 30-35%. Proses selanjutnya
berlangsung di Heavy Duty Press (HDP 1 dan 2), dimana pengurangan air dilakukan dengan cara
penekanan dengan Main Press Roll dan artinya diserap oleh felt pada bagian atas dan bawah HDP 1

4
sehingga akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 20% pada akhir proses HDP 2, dan
formasi lembaran pun semakin sempurna.

k. Tahap Pengeringan Akhir (Drying)


Proses pengeringan pulp dengan menggunakan udara panas yang di hembuskan ke permukaan
bagian atas dan bawah pulp, dimana Drying cabinet disini terdiri dari menara kipas (fan section) dan
tiap bagian mempunyai kipas sirkulasi (circulation fan), pipa yang berisi uap pemanas (steam heated
coil) dan blowbox, sehingga akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 35-40%.

l. Tahap Pemotongan (pulp cutting dan bale Handling)


Pulp yang keluar dari dryer kemudian masuk ke bagian cutter lay boy untuk dipotong sesuai
dengan ukuan standar yaitu 616 mm x 840 mm, kemudian ditampung didalam lay boy untuk disusun
menjadi Bale (pengepakan) di unit bale handling.
Ada beberapa urutan proses bale handling antara lain:
1). Scale, yaitu alat untuk menimbang pulp dalam 1 bale (250 AD Kg).
2) Balling press, yaitu alat untuk mengpres pulp dalam 1bale dari tinggi semula 80 cm menjadi 45-50
cm.
3) Wrapper, yaitu alat untuk memberikan pembungkus
4) Tying, yaitu pengikat setelah bale pulp dibungkus. Tali pengikatnya adalah kawat diameter 2 mm
5) Stenciller, yaitu alat untuk membuat merk
6) Folder, yaitu alat untuk membungkus pulp
7) Stacker, yaitu alat untuk menumpuk bale pulp menjadi 4 bale
8) Unityer, yaitu alat untuk mengikat 8 bale pulp dengan kawat diameter 3 mm

m. Penyimpanan (Warehouse) dan Distribusi


Setelah pulp dijadikan dalam satu unit (8 bale), kemudian diangkat dengan menggunakan
forkilift untuk disimpan di gedung produksi (warehouse), untuk siap dipanaskan. Untuk menangani
penyimpanan produk baik untuk pulp, tissue maupun produk Chemical memiliki beberapa gudang
baik gudang terbuka maupun gudang tertutup yang dikelola dengan rapi dan penanganan yang cepat.

2. Proses Soda
Pembuatan pulp dari proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat, dimana keduanya
memakai NaOH. Kayu yang digunakan biasanya bisa dari bermacam-macam jenis kayu. Bisa juga
dipakai bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat
dari steel, sama seperti pada proses sulfat, waktu memasak 2 atau 3 jam dengan memakai uap
(tekanan 118 lb/in2) dan temperatur 344 o F. Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui

15
lubang dibawah digester. Flow diagram dan proses selanjutnya sama seperti pada proses sulfat. Black
liqour yang dihasilkan dalam proses ini mengandung solid 18 % dan total alkali 4,5 %.

3. Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam
pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur
diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran
udara ini sambil dikontrol supaya jangan sampai terbentuk SO2. SO2 yang terjadi didinginkan dengan
cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air.
Proses selanjutnya adalah absorpsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa Calsium dan
Magnesium Carbonat. Dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
S + O2 SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 Ca(HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 Mg (HSO3)2 + CO2

Menara absorpsi ini dibuat minimal 2 buah, sedangkan penguliran air dari atas kebawah
dengan spray, berlawanan dengan aliran SO2 yang masukan menara absorpsi. Liquor yang keluar dari
menara berisi sejumlah SO2 yang bebas dan lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor
dimasukkan dalam digester sebagai larutan Calsium dan Magnesium bi sulfit, kalau di analisa kira-
kira 4,5 % total SO2 dan 3,5 % SO2 bebas. Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu
halus dan asam pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai
51000 galon asam-asam tadi. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap), dimana
tekanan dari uap ini 70 sampai 160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang di pakai. Waktu yang
diperlukan 10 sampai 11 jam dengan temperatur 105o C sampai 155 o C.

Sesudah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, lalu pulp dikeluarkan dan masuk
dalam Blowpit dengan diberi air jernih. Dari Blowpit ini pulp, dimasukkan ayakan dan seterusnya
disaring dengan rotary drum filter untuk di padatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin
ayakan 80. Dari Rotary drum Filter ini selanjutnya pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan
diputihkan dengan Chlorine dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan
dimasukkan dalam mesin-chest dan akhirnya dikeringkan dan dibuat rol-rol pulp.

E. PEMBUATAN KERTAS
Proses pembuatan kertas merupakan suatu proses pengolahan bubur serat ditambah dengan
zat-zat penolong (filler) untuk menambah kekuatan kertas menjadi lembaran-lembaran kertas yang

4
diproses pada suatu alat yang disebut mesin kertas (paper machine).Pulp yang sudah siap, diolah
dengan bahan-bahan pendukung seperti perekat damar, kaolin, talk, gips, kalsium karbonat, tawas
aluminium, kertas bekas, zat warna dan lain-lain, untuk kemudian diproses menjadi kertas, melalui
mesin pembentuk lembaran kertas, mesin pengeras dan mesin pengering. Secara singkat, proses
pembuatan kertas dapat dilihat pada diagram alir berikut:

Diagram alir proses pembuatan kertas

Ada empat bagian utama mesin kertas, yaitu :

Diagram yang menunjukkan bagian dari mesin Fourdrinier

1. Basah Akhir (Wet End)

Bagian pertama biasanya dikenal sebagai akhir basah. Pulp dapat dikirim ke mesin kertas
dengan lumpur formulir (campuran serat dan air) langsung dari proses pulping.Atau, pulp mungkin
diberikan dalam bentuk lembaran kering yang kemudian dipecah dalam air untuk menghasilkan bubur
yang sama, sebelum diumpankan ke penyuling pada akhirnya basah di mana serat dikenakan pulsa
tekanan tinggi antara bar di putar disc refiner. Tindakan ini menyebabkan fibril dari serat sebagian

17
untuk melepaskan dan mekar keluar. Setelah pemurnian pulp dicampur dengan beberapa hal berikut:
ukuran , pengisi , warna , retensi bantuan dan kertas limbah yang disebut patah untuk saham, dan
diteruskan.

Pencucian dilakukan di layar bertekanan dan hydocyclones dan juga deaeration dilakukan.
saham kemudian memasuki headbox , unit yang menyebar saham dan beban itu ke atas bergerak
kawat mesh conveyor dengan jet dari pembukaan disebut slice. Streaming di jet membuat beberapa
serat align. keselarasan ini sebagian dapat diambil dengan menyesuaikan perbedaan kecepatan antara
jet dan kawat. kawat ini berkisah meja Fourdrinier, dari roll di bawah headbox atas sofa ke gulungan
drive maju, foil di bawah kawat adalah menciptakan pulsa tekanan rendah yang akan bergetar dan
sebagian deflocculate serat sementara air akan dihapus. Kemudian pada kotak di bawah kawat Suction
lembut menghapus air dari pulp dengan sedikit vakum dan dekat akhir bagian kawat sofa akan
menghapus air dengan vakum lebih tinggi.

2. Bagian Press (Wet Presss Sectio)

Bagian kedua papermachine adalah bagian pers, yang menghilangkan sebagian besar air
melalui sistem nips dibentuk oleh gulungan menekan satu sama lain dibantu oleh pers kempa . Ini
adalah metode yang paling efisien dewatering lembaran hanya sebagai mekanik menekan diperlukan.
kempa Tekan historis yang terbuat dari kapas. Namun, saat ini mereka hampir 100% sintetik. Mereka
terdiri dari poliester kain tenunan dengan tebal Batt diterapkan di desain khusus untuk
memaksimalkan penyerapan air.

Dapat menekan tunggal atau ganda felted. Sebuah tekan felted tunggal memiliki merasa di
satu sisi dan segulung halus di sisi lain. Sebuah tekan felted ganda memiliki kedua sisi lembar dalam
kontak dengan menekan dirasakan. nips felted tunggal berguna ketika kawin terhadap roll atas mulus,
yang menambahkan dua-keberpihakan-membuat bagian atas muncul halus dibanding bagian bawah.
Double felted nips kekasaran meningkat, Secara umum, tekan kempa. menekan roll konvensional

4
dikonfigurasi dengan salah satu gulungan pers berada dalam posisi tetap, dengan gulungan kawin
yang diambil terhadap gulungan ini tetap. Kempa dijalankan melalui nips pers gulung dan terus
sekitar merasa berjalan, biasanya terdiri dari beberapa gulungan merasa. Selama tinggal di menggigit,
maka kelembaban dari lembar tersebut dipindahkan kepada pers merasa. Ketika tekan merasa keluar
menggigit dan terus sekitar, kotak vakum dikenal sebagai Uhle Kotak berlaku vakum (biasanya -60
kPa) kepada pers merasa untuk menghapus kelembaban sehingga ketika merasa kembali ke menggigit
pada siklus berikutnya, tidak menambahkan uap air ke lembaran.

Pickup adalah menekan roll gulungan dibantu vakum bias terhadap gulungan tekan polos
(biasanya roll di posisi tengah). Walaupun tidak disukai, ini umumnya ditemukan di mesin dibangun
pada tahun 1970-an 1980-an. menekan roll Pickup biasanya memiliki kotak vakum yang memiliki dua
zona vakum (vakum rendah dan vakum tinggi). Gulungan ini memiliki sejumlah besar lubang dibor di
penutup untuk membiarkan vakum untuk lulus dari kotak vakum stasioner melalui meliputi roll
berputar. Zona vakum rendah mengangkat lembaran dan transfer, sedangkan zona vakum tinggi
mencoba untuk menghapus kelembaban. Sayangnya, gaya sentrifugal biasanya teman kencan keluar
disedot air pembuatan ini kurang efektif untuk dewatering. menekan Pickup juga memiliki berjalan
merasa standar dengan kotak Uhle. Namun, desain pickup tekan sangat berbeda, seperti gerakan udara
adalah penting untuk pickup dan dewatering aspek perannya.

Crown Controlled Rolls (juga dikenal sebagai Rolls CC) biasanya gulungan perkawinan
dalam pengaturan pers. Mereka telah hidrolik silinder dalam gulungan pers yang memastikan bahwa
roll tidak membungkuk. Silinder terhubung ke beberapa sepatu atau sepatu untuk menjaga mahkota
pada roll flat, untuk melawan alam “tikungan” dalam bentuk roll karena menerapkan beban ke tepi.
Extended Nip Presses (atau ENP) merupakan alternatif yang relatif modern untuk menekan roll
konvensional. Atas gulungan biasanya gulungan standar, sedangkan roll bawah sebenarnya roll CC
besar dengan sepatu diperpanjang melengkung dengan bentuk gulungan atas, dikelilingi oleh sabuk
karet berputar daripada penutup roll standar. Tujuan dari ENP adalah untuk memperpanjang waktu
tinggal lembaran antara dua rol dengan demikian memaksimalkan dewatering. Dibandingkan dengan
pers roll standar yang mencapai hingga 35% padatan setelah menekan, sebuah ENP membawa ini
hingga 45% dan lebih tinggi-memberikan penghematan uap yang signifikan atau meningkatkan
kecepatan.

3. Bagian Pengering (Dryer Section)


Bagian pengering dari mesin kertas, mengeringkan pulp melalui serangkaian uap panas yang
membentang lembaran, menghapus kelembaban. Tambahan ukuran agen,termasuk resin,lem,atau
pati,dapat ditambahkan ke lembaran untuk mengubah karakteristiknya.

19
Ukuran meningkatkan itu kertas tahan air, menurunkan kemampuan untuk bulu, mengurangi
kasar, dan meningkatkan pencetakan sifat dan kekuatan ikatan permukaan. Beberapa mesin kertas
juga menggunakan sebuah ‘pelapis tipe’ untuk menerapkan pelapisan dari pengisi seperti kalsium
karbonat atau lempung cina . Kertas meninggalkan mesin yang terguling untuk diproses lebih lanjut.

4. Bagian Kalender
Kalender terdiri dari beberapa gulungan, di mana tekanan dan panas yang diterapkan pada
kertas lewat. Calenders digunakan untuk membuat permukaan kertas ekstra halus dan mengkilap. Hal
ini juga memberikan hal ketebalan yang lebih seragam. Tekanan diterapkan pada lembaran dengan
giling menentukan hasil akhir kertas. Setelah calendering, lembaran memiliki kadar air sekitar 6%
(tergantung pada memberikan). Ini adalah luka ke gulungan disebut gendang, dan disimpan untuk
pemotongan dan pengiriman akhir. setelah di produksi kertas yang banyak di gunakan untuk
perkantoran dan penerbitan di potong lagi agar menjadi kertas yang biasa di gunakan seri A biasa
digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang
luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran
dari angka sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling
banyak digunakan adalah A4.

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pendahuluan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bahan baku pembuatan pulp terdiri dari bahan baku primer dan sekunder. Bahan baku primer,
yaitu berupa kayu dan bukan kayu. Sedangkan bahan baku sekunder yaitu berupa komposisi kimia
dari kayu, misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstrsktif.
2. Kualitas bahan baku dalam bentuk chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp
merupakan faktor yang sangat penting dalam pengoperasian di pabrik maupun kualitas chip
yng dihasilkan.
3. Proses peroduksi pulp di dilakukan secara kimia dengan menggunakan metode kraft. Metode
ini menggunakan cairan pemasak White liquor (lindi putih) yan menggunakan NaOH dan
Na2S.
4. Adapun proses pembuatan pulp yaitu penyiapan bahan baku, pemecahan (chipping),
pemasakan (pemasakan) yang meliputi , pencucian dan penyaringan, O2 delignifikasi dan
bleaching. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pembentukan lembaran pulp, Tahap
Penyaringan (Sereening). Penguranagan kadar air (Dewatering), tahap pengeringan akhir
(drying), Tahap Pemotongan (pulp cutting dan bale Handling) dan yang terakhir
Penyimpanan (Warehouse) dan Distribusi.
5. Adapun proses pembuatan kertas melalui empat mesin yaitu Basah Akhir (Wet End), bagian
Press (Wet Presss Sectio), bagian Pengering (Dryer Section) dan bagian Kalender.

B. SARAN
Berdasarkan pembahasan di atasa, Penulis menyarakan bahwa dalam proses pembuatan
pulp dan paper harus diperhatikan beberapa hal, yaitu pemilihan dan penyiapan bahan baku, proses
pembuatan bubur kertas serta proses pembuatan kertas. Perlakuan dalam hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kulitas kertas yang dihasilkan. Kertas yang baik adalah kertas yang di peroleh
pemilihan bahan baku yang yang baik dan pemahaman dalam proses pembuatan bubur kertas dan
kertas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abhinimpuno, Weko.2007.Potensi Bahan Baku alternatif untuk Kertas di Indonesia.


http://wekoabhinimpuno.blogspot.com/20 07/08/potensi-bahan-baku-
alternatifuntuk.html. Diakses: Kamis, 21 Juni 2018.

Ernawati, Dewi dan Ahmad M Fuadi. (2018). Pembuatan Pulp dari Serat Lidah Mertua
(Sansevieria) dengan Menggunakan Proses Organosolv. Skripsi Tesis Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 1 (1):1-7.

Tarigan, D.F.B., Manis S., dan Perdinan S. (2009). Pembuatan dan Karakterisasi Kertas
dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Kimia. 1(1):1-4.

https://en.wikipedia.org/wiki/Pulp_and_paper_industry. Diakses: Rabu, 20 Juni 2018.

https://www.scribd.com/.../318837043/Proses-Pengolahan-Pulp-Dan-Kertas. Diakses:
Rabu, 20 Juni 2018.

www.academia.edu/11260149/Makalah_industri_pulp_dan_kertas.Diakses: Rabu, 20 Juni


2018.

www.academia.edu/18549697/Proses_pembuatan_Bubur_kertas. Diakses: Rabu, 20 Juni


2018.

Anda mungkin juga menyukai