Anda di halaman 1dari 24

Laporan Perancangan Sistem Kerja

Evaluasi Sistem Kerja di Industri Kertas

“Peta Kerja Pembuatan Kertas”

Disusun oleh :
1. Laurencia Tiffany / 545200001

2. Vivian Lim / 545200003

3. Venny Vioren /545200012

4. Ryu Nowescophor / 545200015

PRODI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami sebagai penulis ingin mengucapkan puji syukur


kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberkati kami sehingga laporan ini
dapat terselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh
pihak yang telah ikut membantu dalam penyajian karya dari berbagai sumber
sebagai data dan fakta dalam karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah
manusia yang masih memiliki keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu,
tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna. Begitu pula dengan karya
ini, tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima saran dan kritik dari pembaca
sekalian. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa mendatang sehingga
karya tulis berikutnya akan lebih baik dari sebelumnya. Dengan menyelesaikan
penelitian ini, kami berharap banyak manfaat dapat dipetik dan diambil oleh para
pembaca. Semoga dengan adanya laporan ini, dapat membantu sesama yang
memiliki rasa ingin tahu yang besar, khususnya pada evaluasi sistem kerja di
suatu industri. Dengan begitu, para industrian dapat menjadi lebih edukatif lagi
dalam memahami materi ini.

Jakarta, 22 September 2020,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman depan

Kata pengantar …………………………………………………… i

Daftar isi …………………………………………………… ii

BAB I Pendahuluan …………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………… 1

1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 2

1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 2

BAB II Landasan Teori dan Kerangka Berpikir ……………………………. 3

BAB III Metodologi Penelitian ………………………………….…………….. 7

3.1. Jenis Penelitian …………………………………………………… 7


3.2.Variabel Penelitian …………………………………………………… 7

BAB IV Hasil dan Pembahasan ………………………………………………. 8

4.1. Teknik dan Proses Pembuatan Kertas ……………………………………… 8

4.2. Waktu yang Dibutuhkan Selama Proses Pembuatan Kertas ………………..


11

4.3. Evaluasi dari Proses Pembuatan Kertas ……………………………………..


13

4.4. Peta Proses Operasi ……………………………………………………14

4.5. Proses Pengolahan Limbah dari Industri Kertas ……………………………


15

4.6. Produk yang Dihasilkan dari Pembuatan Kertas ……………………………


16

BAB V Penutup …………………………………………………... 16

5.1.Kesimpulan …………………………………………………... 18

ii
5.2.Saran …………………………………………………... 19

Daftar Pustaka …………………………………………………... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari
kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis,
mencetak, menggambar, dan membungkus. Penggunaan kertas saat ini telah
mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain kertas
HVS, kertas tissue, kertas minyak, dan kertas seni (art paper). Tingkat konsumsi
kertas di Indonesia sangatlah tinggi. Menurut Indonesian Pulp & Paper
Association Directory konsumsi kertas di Indonesia mencapai 5,96 juta ton pada
tahun 2006. Bahan utama dalam proses pembuatan kertas adalah bubur kertas atau
yang dikenal dengan istilah pulp. Pada umumnya pulp terbuat dari bahan baku
kayu yang mengalami beberapa tahapan proses, sehingga pada akhirnya berubah
menjadi bubur kertas dimana proses tersebut disebut pulping.

Proses pembuatan pulp ada dua macam, yaitu secara kimia (chemical
pulping) dan proses mekanikal (mechanical pulping). Proses kimia terdiri dari tiga
macam yaitu proses soda, proses sulfat, dan proses sufit. Bahan kimia yang
digunakan pada proses sulfat yaitu NaOH, Na2S, Na2CO3, Na2SO4. Keunggulan
proses sulfat yaitu cocok untuk semua jenis bahan serat, kekuatan lembaran pulp
relatif tinggi, delignifikasi berlangsung cepat dengan degradasi selulosa relatif
kecil, serta daur ulang bahan kimia relatif mudah. Kelemahan proses sulfat adalah
pulp berwarna coklat dan pulp relatif sulit diputihkan. Proses sulfat digunakan
pada pembuatan kertas seni menggunakan bahan kimia Na2CO3 yang dikenal
dengan nama soda abu. Senyawa ini digunakan dalam berbagai senyawa
pembersih, pembuatan sabun, pembuatan gelas, pembuatan pulp, kertas, kaca, dan
sebagai water softener dalam industri perminyakan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan pengamatan tentang


sistem kerja di salah satu industri kertas, yaitu Asian Pulp and Paper untuk
mengevaluasi metode kerja dan mengetahui peta kerja pembuatan kertasnya.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah pokok yang
akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu :

1. Bagaimana teknik dan proses pembuatan kertas ?


2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan selama proses pembuatan kertas?

1
3. Apa evaluasi dari proses pembuatan kertas?
4. Bagaimana proses pengolahan limbah dari industri kertas?
5. Produk apa saja yang terbuat dari kertas?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

1. Memahami konsep operasi kerja dan mampu menentukan operasi kerja

2. Mampu membuat peta proses operasi (Operation Process Chart / OPC)

3. Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan metode kerja

4. Mampu melaksanakan perancangan fasilitas dan alat kerja

1.4. Manfaat Penelitian

Selain tujuan, adapun beberapa manfaat yang dimaksudkan dalam laporan


ini, yaitu:

1. Manfaat bagi mahasiswa yaitu dapat menjadi lebih edukatif lagi dalam
memahami perancangan sistem kerja suatu produk dan bagaimana cara
menganalisis dan mengevaluasinya.
2. Manfaat bagi dosen yaitu dapat mengetahui lebih lanjut perkembangan
pengetahuan mahasiswa terhadap materi yang diberikan dan mengetahui
kelebihan dan kelemahan siswa terhadap materi tersebut.
3. Manfaat bagi para pembaca yaitu dapat memperoleh informasi lebih lanjut
mengenai evaluasi sistem kerja di sebuah industri, khususnya dalam
pembuatan kertas.

2
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 . Pengertian Kertas

Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda
disebut papier. Kertas adalah suatu barang ciptaan manusia berwujud lembaran-
lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret dan
mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya yaitu tumbuh-tumbuhan.
Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi
serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dibuat untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang sangat beragam (Sudaryatno, 2010). Kertas dikenal sebagai
media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain
yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan
revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam
peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan
tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban
bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra,
bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah
Nusantara beberapa abad lampau (Sudaryatno, 2010).

2.2. Pengertian Pulp

Pulp atau yang disebut dengan bubur kertas merupakan bahan pembuatan
kertas. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi
serat yang berasal dari pulp, yang mengandung selulosa dan hemiselulosa
(wordpress, 2009). Selulosa dari bahan kayu atau non kayu masih tercampur
dengan bahan lainnya seperti lignin dan selulosa. Tujuan dari pembuatan pulp
adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat selulosa (fiber) yang ada dalam
kayu dan menghilangkan kandungan lignin dan ekstraktif. Pulp dibedakan
menjadi 2 macam yaitu pulp berserat pendek dan pulp berserat panjang. Pulp
berserat pendek umumnya dihasilkan dari jenis rumput-rumputan dan sisa hasil
pertanian, sedangkan pulp berserat panjang dihasilkan dari tumbuhan kayu.

2.3. Proses Pembuatan Pulp

Ada beberapa metode pembuatan pulp yang merupakan proses pemisahan


selulosa dari senyawa pengikatnya, terutama lignin yaitu secara 10 mekanis,
semikimia dan kimia. Pada proses secara kimia ada beberapa cara tergantung dari

3
larutan pemasak yang digunakan, yaitu proses sulfit, proses sulfat, proses kraft
dan lain-lain.

2.3.1. Proses Pulp Mekanik

Proses ini dikembangkan oleh E.G. Kellen (Jerman). Pada proses ini, kayu
dihancurkan menjadi lumpur di dalam rotary grind mill stone dengan
menambahkan air, kemudian ditarik-tarik sambil berjalan di dalam rotary scrubber
sehingga secara fisik serat rusak. Hal ini menyebabkan pulp yang dihasilkan dari
proses ini mempunyai kekuatan yang rendah (mudah sobek). Pada tahun 1970-an,
grind stone dimodifikasi sehingga dapat berputar dengan kecepatan dan tekanan
tinggi, tidak merusak serat, sehingga pulp yang dihasilkan mempunyai kekuatan
yang lebih baik.

2.3.2. Proses Pulp Termomekanik

Proses ini merupakan perbaikan dari proses mekanik, dimana sebelum dilakukan
penggilingan, kayu terlebih dahulu dimasak/dikukus pada temperatur dan tekanan
tinggi. Pulp yang dihasilkan telah mempunyai kekuatan yang lebih baik tapi
membutuhkan energi yang lebih banyak.

2.3.3. Proses Pulp Semi Kimia

Proses ini merupakan perbaikan dari proses sebelumnya dimana setelah


dihancurkan dengan penggiling, potongan-potongan serat proses pada tahap
impregnasi (penyerapan) dengan larutan encer (sulfit, natrium sulfat, soda abu)
terlebih dahulu. Pulp yang dihasilkan disaring. Salah satu proses semi kimia yang
dipakai adalah memasak serpihan/potongan kayu dengan larutan natrium sulfat,
bisulfit, sebelum de-defiberasi secara mekanik di dalam penggiling.

2.3.4. Proses Pulp Kimia

Pada proses ini lignin dihilangkan sehingga serat-serat kayu mudah dihilangkan
oleh larutan pemasak. Proses ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Proses Soda
2. Proses Sulfit
3. Proses Sulfat
4. Proses Organosolv

2.3.5. Proses Kombinasi

Cara ini pada prinsipnya adalah kombinasi dari cara mekanis dan kimia.
Umumnya cara ini dilakukan dengan merendam bahan baku dengan bahan kimia,
kemudian mengolahnya secara mekanis, yaitu memisahkan serat-serat sehingga

4
menjadi pulp. Warna pulp yang dihasilkan lebih pucat. Ada dua macam proses
pembuatan pulp secara semi kimia, yaitu proses sulfit netral dan proses soda
dingin.

2.4. Pemasakan Proses Kraft

Pada proses ini digunakan proses kraft, yang bertujuan untuk memisahkan serat-
serat dalam kayu secara kimia dan melarutkan sebanyak mungkin lignin pada
dinding serat. Selain itu, pemilihan proses kraft mempunyai banyak keuntungan
bila dibandingkan dengan proses lain seperti :

a. Dapat digunakan untuk berbagai jenis kayu.


b. Dapat meningkatkan kekuatan pulp
c. Waktu pemasakan cukup pendek
d. Pulp yang dihasilkan dapat diputihkan dengan brightness yang lebih tinggi

2.5. Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Pulp

Variabel proses yang mempengaruhi pembuatan pulp yaitu komposisi pelarut,


temperatur pemasakan, waktu pemasakan, dan perbandingan cairan pemasak
terhadap bahan baku.

a. Konsentrasi pelarut

Semakin tinggi konsentrasi larutan pemasak, maka semakin banyak selulosa yang
larut dalam NaOH dapat berpengaruh dalam pemisahan dan penguraian selulosa.

b. Temperatur pemasakan

Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya pemecahan makromolekul


yang semakin banyak, sehingga produk yang larut dalam asam pun akan semakin
baik.

c. Waktu pemasakan

Semakin lama waktu pemasakan, maka kandungan lignin di dalam pulp tinggi,
karena lignin yang tadinya sudah terpisah dari raw pulp dengan bantuan asam
asetat akan kembali larut dan menyatu dengan raw pulp dan sulit untuk
memisahkannya lagi. Waktu pemasakan yang lama dapat menyebabkan terjadinya
degradasi selulosa semakin besar sehingga rendemennya rendah.

d. Perbandingan cairan pemasak terhadap bahan baku

Perbandingan cairan pemasak terhadap bahan baku haruslah memadai agar


pecahan-pecahan lignin sempurna dalam proses degradasi dan dapat larut

5
sempurna dalam cairan pemasak. Perbandingan yang terlalu kecil dapat
menyebabkan terjadinya redeposisi sehingga dapat meningkatkan lignin (kualitas
pulp menurun).

2.6. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pulp

Dalam proses pembuatan pulp secara garis besar ada hal-hal yang harus
diperhatikan yang dapat mempengaruhi mutu pulp diantaranya adalah :

1.Selulosa

2. Lignin

3. Hemiselulosa

4. Ekstraktif

6
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penyusunan laporan ini menggunakan metode studi kasus. Penelitian yang


menggunakan metode studi kasus biasanya memperoleh data yang dibutuhkan
lewat berbagai cara, dimulai dari observasi ataupun pemeriksaan dokumen.
Perbedaan dari metode ini dengan metode yang lainnya adalah lingkup penelitian
yang lebih terbatas, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
penelitiannya secara lebih mendalam

3.2. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang


menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat.
Variabel bebas dalam percobaan yang kami lakukan adalah angin, pupuk,
air

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi


akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam percobaan
yang kami lakukan adalah pertumbuhan pohon sebagai bahan dasar kertas.

3. Variabel Terkontrol

Variabel terkontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan


sehingga hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel terkontrol
digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan. Variabel terkontrol dalam percobaan yang kami lakukan
adalah melakukan pengamatan terhadap kondisi pohon, umur pohon, dll.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Teknik dan Proses Pembuatan Kertas

Seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari seperti bersekolah, bekerja, dan


sebagainya tentu tidak terlepas dari penggunaan kertas. Kertas sendiri ditemukan
oleh seorang pemuda bernama Tsai Lun pada masa Dinasti Han pada abad 1
Masehi di Tiongkok. Kemudian, kertas berkembang menjadi berbagai jenis, baik
dari aspek bentuk, ukuran, serta fungsinya. Awalnya kayu yang sering digunakan
dalam proses pembuatan kertas di Indonesia umumnya adalah kayu jenis berserat
pendek yang rapuh seperti Akasia sehingga mudah diolah dan dicampur dengan
kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus untuk menguatkan kertas.
Proses pencampuran ini dilakukan dengan menggunakan mesin pembuat kertas
(paper machine).

Contoh pohon yang dapat dibuat kertas misalnya seperti bambu, papirus,
jerami, tebu, rami, akasia, dan masih banyak lagi. Meski kertas sudah menjadi
bagian dari kehidupan kita dan kerap kita pergunakan, masih banyak khalayak
orang yang belum mengetahui asal usul kertas ini. nah, berikut adalah proses
pembentukan sebuah kertas:

a. proses dari batang kayu

8
1. Penanaman bibit pohon yang kemudian menjadi batang kayu pada areal yg
disebut hutan tanaman industri. Penanaman pohon dilakukan terus-
menerus hingga batang pohon siap dipanen kurang lebih selama 5 tahun
sebelum tahap penanaman kembali. Proses ini berlangsung terus-menerus.
2. Setelah dipanen, batang pohon akan dipotong-potong atau lebih dikenal
dengan log dan disimpan beberapa bulan untuk melunakkan log. Setelah
itu, batang kayu dikupas hingga bersih dengan mesin pengupas De Barker,
sedangkan kulit kayunya digunakan untuk bahan bakar biomassa.
3. Kayu dipotong – potong menjadi serpihan (wood chip) dengan mesin
chipping. Pada proses ini, chip yang sesuai ukuran diambil dan yang tidak
sesuai akan diproses ulang.
4. Wood chip dimasak ke dalam digester untuk memisahkan serat kayu
(bahan yang digunakan untuk membuat kertas) dengan lignin. Proses
pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping Process dan
Mechanical Pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp atau
bubur kertas. Pulp ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas (paper
machine).
5. Kemudian, masuk pada tahapan washing untuk membersihkan sisa-sisa
larutan kimia dan lignin yang masih tertinggal, sisa-sisa tersebut akan
dimasukkan ke dalam proses Chemical Recovery and Regeneration
sehingga bisa menuju ke proses selanjutnya.
6. Setelah washing, maka perlu dilakukan screening yang secara selektif
memisahkan zat-zat terlarut dari pulp. Bahan-bahan yang dipisahkan pada
screening adalah Knot (mata kayu), Shives (bundel dari dua atau lebih
berat), Dirt (kotoran), dan plastik. Partikel yang dipisahkan
dikonsentrasikan pada sebuah aliran sehingga mereka dapat dibuang.

7. Proses lanjutan untuk perubahan dari pulp menjadi kertas, yaitu dengan
cara:
a. Wet end/ Stock preparation: proses menghaluskan serat (Refiners),
proses pembersihan serat (Cleaners), proses perataan bahan

9
(Headbox), dan pembentukan pembentangan lembaran kertas
(wire).
b. Dry end : proses pengeringan kertas untuk membuang air yang ada
dalam kertas dengan cara mengalirkan ke mesin agar pulp diperas
dan ditekan yang berfungsi untuk mengeringkan web sehingga
kadar airnya mencapai 6 %.
c. Rewinder adalah proses penggulungan ulang kertas dari gulungan
kertas besar (jumbo roll) menjadi gulungan yang lebih kecil dan
memotongnya dengan lebar tertentu.
d. Finishing: pada proses ini, gulungan dari rewinder akan dipotong
dan diconvert menjadi berbagai ukuran sesuai dengan ukuran dan
jenis kertas yang diinginkan serta dilakukan pengemasan untuk
dikirim ke customer.

8. Selanjutnya memasuki tahap pemilahan dan pemeriksaan kualitas yang


diakhiri dengan proses pengemasan dan pengiriman.

b. Proses dari batang bambu

Tidak banyak yang mengetahui bahwa bambu dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan kertas dan masih sedikit pula pengguna kertas dari bahan bambu.
Bambu yang digunakan dalam membuat kertas adalah bambu jenis betung karena
bambu betung memiliki serat yang lebih keras dibanding bambu lainnya. Berikut
ini kami sajikan proses pembuatan kertas dari bambu

1. Proses pertama merupakan proses menghancurkan batang bambu menjadi


potongan-potongan kecil yang disebut proses Chipping.
2. Setelah melalui proses chipping, potongan-potongan bambu tersebut akan
dimasukkan ke dalam barnil yang merupakan sebuah tabung besar yang
terus diputar. Di dalam alat ini, potongan bambu tersebut akan diberikan
bahan kimia yang disebut soda kaustik atau natrium hidroksida sehingga
bambu lebih mudah hancur. proses pemutaran ini berlangsung selama 2
jam hingga tercampur rata dan tekstur bambu menjadi lunak.

10
3. Kemudian, bambu dipindahkan ke mesin Crashing dan potongan bambu
dihancurkan lagi sampai menjadi serpihan-serpihan kecil.
4. Langkah selanjutnya merupakan proses pencampuran serpihan bambu
dengan air dan digiling dalam mesin refiner dengan bantuan uap panas
didalamnya hingga menjadi bubur
5. Bubur bambu tersebut kemudian di press hingga berbentuk lembaran
panjang dan dipotong masih dalam ukuran besar
6. Lalu kertas bambu dimasukkan ke dalam mesin pencetak dan kertas
bambu di stempel sesuai dengan motif dan warna yang diinginkan
7. Kertas bambu yang sudah selesai diberikan motif dan warna akan dipotong
menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian melewati proses quality control
dan kertas bambu pun siap diedarkan ke publik.

4.2. Pengukuran Waktu Proses Pembuatan Kertas

a. Batang Pohon Akasia

NO Proses Kerja Waktu

1 Proses pemotongan batang pohon (log) dan ± 54 menit


pengupasan kulit kayu

2 Proses penyimpanan untuk melunakkan log ± 3 bulan (manual)


atau kayu

3 Proses pengolahan batang kayu menjadi ± 17 menit


serpihan kayu (wood chip)

4 Proses pembentukan pulp (chemical pulping ± 2-3 jam


process)

5 Proses pembersihan sisa-sisa larutan kimia ± 2,5 jam


dan lignin yang tertinggal

6 Proses pemisahan zat-zat terlarut lignin dari ± 3,5 jam


pulp

11
7 Proses wet end ± 30-45 menit

8 Proses dry end ± 1 jam

9 Proses penggulungan ulang kertas (rewinder) ± 30 menit

10 Proses penyesuaian ukuran akhir kertas ± 25 menit


(finishing)

11 Proses pemeriksaan kualitas ± 2 jam

b. Batang Bambu

NO Proses Kerja Waktu

1 Proses penghancuran batang bambu menjadi ± 14 menit


serpihan kecil (chipping)

2 Proses pelunakan tekstur bamboo melalui ± 2 jam


pemutaran dan pencampuran soda kaustik

3 Proses penghancuran kembali bamboo ± 10-15 menit


menjadi serpihan kecil

4 Proses pencampuran serpihan bambui ± 30-45 menit


dengan air hingga menjadi bubur

5 Bambu diproses hingga berbentuk lembaran ± 1 jam


Panjang dan dipotong ukuran besar

6 Kertas bamboo diisi dengan warna dan motif ± 2 jam


yang diinginkan

7 Proses penggulungan ulang kertas (rewinder) ± 30 menit

8 Proses penyesuaian ukuran akhir kertas ± 25 menit


(finishing)

9 Proses pemeriksaan kualitas ± 2 jam

12
4.3. Evaluasi Metode Kerja Pembuatan Kertas

- Pada proses melunakkan log dengan cara disimpan selama beberapa bulan,
kami rasa metode tersebut kurang efektif dalam menyokong kegiatan karena
waktu yang digunakan terlalu banyak dalam satu proses tersebut. alangkah
baiknya apabila pihak industri kertas berinisiatif untuk mencari atau membuat
mesin yang dapat mempercepat pelunakan log sehingga waktu yang
digunakan dapat menjadi lebih singkat

- Setelah tahapan rewinder, tepatnya pada saat pemotongan lebar kertas sesudah
penggulungan kertas, dilakukan kembali pemotongan kertas sesuai ukuran
tertentu pada tahap finishing. Kami menganggap bahwa hal tersebut tidak
efektif dalam menunjang kerja dalam pembuatan kertas ini. Menurut kami,
kedua langkah pemotongan tersebut dapat digabungkan saja menjadi satu
dengan langsung memotong ukuran kertas sesuai yang diinginkan pada
produk yang akan dipasarkan.

4.4. Peta Proses Operasi Pembuatan Kertas

13
4.5. Proses Pengolahan Limbah dari Industri Kertas

14
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu cair, padat, dan emisi udara. Limbah cair yang dihasilkan dari proses
produksi diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan operasinya dibedakan menjadi tiga,
yaitu :

a. Pengolahan Limbah Cair


❖ Fisik

Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses screening
(penyaringan). Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang
masih berukuran besar sehabis diolah pada proses chipper. Bahan
tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan
proses pengendapan. Contoh sisa cairan pemasak dalam serat dibersihkan
dengan menggunakan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject
dipakai screen. Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock
washers dinamai weak black liquor yang disaring sebelum dialirkan ke
unit pemekatan.

❖ Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk


menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor,
logam-logam berat, dan zat organik beracun dengan menggunakan bahan
kimia. Contoh cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan
bahan kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida.

 Biologi

Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah


menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik
terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan
meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang
mengganggu dan rasa air).

15
b. Pengolahan limbah padat

Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu


dari kapur dan mengandung soda. Limbah padat itu harus dibuang ke
tempat pembuangan akhir yang secure land fill (aman). Dua jenis limbah
padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler dan Lime Klin.
Bark Boiler digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime
Klin digunakan untuk pengolahan lumpur kapur.

c. Pengolahan limbah emisi udara

Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi
pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas
treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery
Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Sisa bahan kimia yang
menguap karena panas di unit pencucian akan diisap blower dan diarahkan
ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini
digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur
dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin
dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin
dioksida.

4.6. Produk yang Terbuat dari Kertas

Penggolongan kertas pada prinsipnya dipertimbangkan atas dasar


kegunaan kertas, jenis pulp yang dipakai dalam produksi kertas, dan jenis mesin
kertas yang digunakan dalam produksi. Menurut Technical Information Paper ada
12 jenis kertas yaitu :
● Uncoated Groundwood
Kertas yang tidak mempunyai lapisan coating pigmen, diproduksi
menggunakan pulp mekanis, dan bubur kertas yang diproduksi tanpa proses
kimiawi. Kurang lebih 80% kertas jenis ini adalah kertas koran (newsprint).
Di samping itu, jenis kertas lainnya adalah kertas untuk direktori, computer
paper, katalog, dan advertising supplements (brosur sisipan yang umumnya
dicetak dengan sistem rotogravure).
● Coated Groundwood

16
Kertas jenis ini paling tidak mempunyai 10% pulp mekanis (umumnya 50-
55% groundwood) dengan sisanya menggunakan pulp kimia. Kertas ini
umumnya ditemukan pada kegunaan kertas dengan mesin cetak letterpress dan
offset, seperti LWC (light weight coated) dan kertas coated untuk majalah.
● Uncoated Woodfree
Kertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis lebih rendah dari 10%
umumnya bisa mencapai 0% dan tidak mempunyai lapisan coating pigmen
sama sekali. Kegunaan kertas ini adalah sebagai office papers (formulir, kertas
fotokopi, kertas buku tulis, dan kertas amplop), kertas carbonless (NCR), dan
HVS untuk brosur, selebaran, iklan, bahkan kartu pos bila tebal.
● Coated Woodfree
Jenis kertas ini juga mengandung kurang 10% pulp mekanis, tetapi
mempunyai lapisan coating pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Kegunaan
paling umum adalah untuk majalah, buku, cetak commercial dengan mutu
yang tinggi dan mahal karena brightness yang relatif tinggi dibanding kertas
uncoated groundwood.
● Kraft Paper
Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 4 kegunaan
utama:
(1) Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas
bungkus nasi, dan lain - lain
(2) Kantong (bag/sack) seperti kantong belanja atau shopping bag
(3) Karung (shipping sack) seperti karung atau kantong semen
● Bleached Paperboard
Pulp kertas yang dipakai adalah bleached sulfate. Kegunaan utamanya adalah
folding carton untuk membuat box dan kertas karton susu / juice. Karena
bleach, maka warna kertas karton ini putih dan sekitar setengah jumlah
produksi adalah coated. Golongan jenis kertas ini termasuk untuk membuat
gelas kertas, piring kertas, karton tebal cetak, dan lain - lain.
● Unbleached Paperboard

Kertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching dan diproduksi dari pulp
kimia dengan serat non-recycle atau bubur kertas dengan proses semi-kimia
sulfite yang netral. Produk utamanya adalah linerboard, jenis kertas yang
digunakan untuk membuat corrugated box yang biasanya berwarna coklat.

● Recycled Paperboard
Pulp yang digunakan terdiri atas kertas daur ulang. Jenis kertas ini meliputi
rentang variasi kertas yang luas mulai dari kertas medium untuk corrugated
box, folding boxboard, atau clay coated news back. Kertas ini sering disebut
sebagai Duplex dan Triplex, setup boxboard (layaknya duplex tetapi
uncoated), dan kertas karton serta gypsum liner.

17
● MG Kraft specialties
Kertas jenis ini mempunyai permukaan dengan penampakan yang licin dan
seperti kaca (glaze) dimana kertas tersebut diproduksi di atas mesin yang
mempunyai silinder pengering/pemanas yang diameternya sangat besar. Di
pasar lokal sering disebut dengan kertas Litho, Doorslag. Jenis kertas lainnya
seperti kertas dasar (base paper) untuk "wax paper", kertas bungkus,
"carbonizing", dan kraft specialties.

● Tissue
Bubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp kimia yang dibleach dengan
tambahan bisa 50 atau lebih pulp mekanis.. Jenis kertas ini diproduksi dengan
sistem "through air dried" (TAD) atau mesin kertas Yankee (silinder pemanas
yang diameternya sangat besar) yang mempunyai "wet atau dry crepe
operation".

● Market pulp
Pulp atau bubur kertas juga dikategorikan sebagai kertas yang dibagi jenisnya
berdasarkan jenis kayu, proses pembuatan pulp, dan proses bleaching. Bubur
kertas dijual dalam bentuk lembaran, bal, dan gulungan.

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pulp merupakan bahan baku pembuatan kertas dan senyawa-senyawa


kimia turunan selulosa. Pulp adalah hasil pemisahan selulosa dari bahan baku
berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatan baik
secara mekanis, semikimia, dan kimia. Pulp terdiri dari serat-serat (selulosa
dan hemiselulosa). Kandungan selulosa sebesar 40% dalam tongkol jagung
yang dapat dikonversi menjadi pulp. Pembuatan pulp dari tongkol jagung
dilakukan di dalam alat digester dengan menggunakan proses soda berupa
larutan NaOH dengan konsentrasi 7% sebagai larutan pemasak. Proses
pembuatan pulp berlangsung pada 3 tahap, yaitu tahap pemecahan senyawa
selulosa, hemiselulosa, dan lignin dengan penambahan larutan NaOH 7% di
dalam digester, penyaringan pulp dan black liquor, dan penjemuran pulp di
bawah sinar matahari. Kualitas pulp ini dipengaruhi oleh kadar air, kadar abu,
dan kadar α-selulosa.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penyusun yaitu :

1. kita harus tahu bagaimana cara membuat pulp agar pulp tersebut memiliki
kualitas yang bagus, sehingga dapat menghasilkan produk yang bagus juga.

2. Industri kertas menghasilkan limbah yang cukup berbahaya, untuk itu


diperlukan pengolahan limbah yang baik, agar tidak terjadi pencemaran
lingkungan.

3. Penggunaan kertas juga harus dilaksanakan sehemat mungkin, karena


pembuatan kertas memerlukan flora, sehingga dapat mengakibatkan
terancamnya flora - flora yang ada.

19
Daftar Pustaka

Anonim. “Kuliahku: Industri Kertas”. 2013.


http://ranniarif.blogspot.com/2013/05/industri-kertas.html. Diakses 18 September
2020

Asian Pulp Paper. “Bagaimana Proses dan cara Pembuatan Kertas”. 2018.
https://youtu.be/hZAlxHpuNwc. Diakses 17 September 2020

Budi, Arvan. “Makalah Pembuatan Kertas”.


https://www.academia.edu/25178652/makalah_pembuatan_kertas. Diakses 17
September 2020

Cesar, Aries. “Sejarah Kertas dan Perkembangannya”. 2011.


http://frontier-economics.blogspot.com/2011/10/sejarah-kertas-dan-
perkembangannya.html . Diakses 17 September 2020

D Yandha. “Bab II Tinjauan Pustaka Pengertian Pulp”. 2014.


http://eprints.polsri.ac.id/907/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf .
Diakses 18 September 2020

Kiskis. “Tahapan Proses Pembuatan Kertas”. 2016.


http://kiskis.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/tahapan-proses-pembuatan-
kertas/ . Diakses 18 September 2020

Official Trans7 Edutainment. “Pabrik Pembuatan Kertas dari Bambu” . 2020.


https://www.youtube.com/watch?v=6Erwuhwig0U . Diakses 20 September 2020

Riski. “Proses Pembuatan Kertas Mulai dari Kayu Sampai Jadi Buku”. 2017.
https://www.berwirausaha.net/2017/11/proses-pembuatan-kertas.html/. Diakses
17 September 2020

Siringmakar 13. “Mendalami Proses Produksi Pulp dan Kertas”. 2018.


https://warstek.com/2018/02/21/pulp/ . Diakses 18 September 2020

20

Anda mungkin juga menyukai