Anda di halaman 1dari 12

Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill

Analisis Penerapan Manajemen Persediaan


pada Perusahaan Goodwill

JAM Angga Kusuma Putra


Charly Hongdiyanto
13, 3 Universitas Ciputra
Diterima, Februari 2015
Direvisi, Juni 2015
Disetujui, Agustus 2015

Abstract: The purpose of this study is to determine the appropriate stock of management
system for Goodwill Company, for both present time and the next two years. This study uses
Stock Management Theory, Economic Order Quantity (EOQ) and Just In Time (JIT) Meth-
ods. EOQ method uses some calculations in order to know the optimum stock for a company,
the total costs, and the re-order point. Meanwhile, JIT theory consists of information on how
to apply the method in the company, including the advantages and disadvantages of using
the method. The population of the data and sample were taken from the interviews conducted
to the similar companies and masons which were involved in Goodwill’s business. Results
show that the company has yet effectively apply the right stock management. Based on the
calculation that uses total cost formula, the EOQ methods will enable the company to save
more on total cost compared to the company’s current stock management system. In addition,
the JIT methods can make the company save even more on total cost compared to EOQ
methods. However, judging from the present condition of the company, the company is not yet
able to apply the JIT methods. Therefore, the future plan for the company is to apply the EOQ
methods in the next year and the JIT methods in the next two years as its stock management
system.

Keywords: stock management, economic order quantity, just in time

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan saham yang tepat dari sistem
manajemen untuk Goodwill Perusahaan, baik untuk saat ini dan dua tahun ke depan. Penelitian
ini menggunakan Teori Manajemen Saham, Order Quantity Ekonomi (EOQ) dan Just In Time
(JIT) Metode. Metode EOQ menggunakan beberapa perhitungan untuk mengetahui saham
optimal untuk sebuah perusahaan, total biaya, dan titik re-order. Sementara itu, teori JIT terdiri
dari informasi tentang bagaimana menerapkan metode di perusahaan, termasuk keuntungan
dan kerugian dari menggunakan metode ini. Populasi data dan sampel diambil dari wawancara
yang dilakukan kepada perusahaan dan pelaku saham yang terlibat dalam bisnis Goodwill ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan belum efektif menerapkan manajemen saham
yang tepat. Berdasarkan perhitungan yang menggunakan rumus biaya keseluruhan, metode
Jurnal Aplikasi EOQ akan memungkinkan perusahaan untuk menyimpan lebih dari total biaya dibandingkan
Manajemen (JAM) dengan sistem manajemen saham perusahaan saat ini. Selain itu, metode JIT dapat membuat
Vol 13 No 3, 2015
Terindeks dalam
perusahaan menyimpan lebih banyak pada biaya total dibandingkan dengan metode EOQ.
Google Scholar Namun, dilihat dari kondisi perusahaan sekarang, perusahaan belum mampu menerapkan metode
JIT. Oleh karena itu, rencana masa depan untuk perusahaan adalah untuk menerapkan metode
EOQ pada tahun berikutnya dan metode JIT dalam dua tahun ke depan sebagai sistem
Alamat Korespondensi:
manajemen sahamnya.
Angga Kusuma Putra, Fakul-
tas Ekonomi Universitas Kata Kunci: manajemen saham, economic order quantity, just in time
Ciputra, Email: anggakusuma
92@gmail.com

423
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 423
Angga Kusuma Putra, Charly Hongdiyanto

Menurut koran harian Kompas edisi Jumat 12 Maret bahwa laju pertumbuhan industri barang kulit dan alas
2010 berdasarkan pengamatan perilaku belanja kartu kaki mengalami peningkatan pesat dari tahun 2007
kredit sebuah bank, sebesar 57% transaksi digunakan hingga tahun 2012 triwulan 1. Laju pertumbuhan ini
untuk berbelanja pakaian (fashion), sepatu, dan menempatkan industri kulit dan alas kaki menempati
aksesori. Selain itu transaksi juga sebagian besar posisi ke-3 dalam Tabel Laju Pertumbuhan Industri
dilakukan oleh kaum wanita. Dengan jumlah Pengolahan Non Migas (Kumulatif) setelah industri
penduduk wanita yang mencapai lebih dari seratus logam dasar besi & baja dan industri makanan,
tujuh belas miliar orang, maka peluang industri alas minuman dan tembakau.
kaki wanita di Indonesia memiliki potensi yang cukup Perusahaan Goodwill berdiri pada bulan Maret
besar. 2013 dan bergerak dalam industri sepatu fashion.
Potensi yang ada dapat dilihat dengan adanya Sepatu yang diproduksi oleh Goodwill memiliki konsep
rata–rata kenaikan persentase pertumbuhan industri colorfull dan memiliki aksesoris pita dalam setiap
kreatif dalam tempo lima tahun (2006-2010) mencapai produknya. Untuk dapat memuaskan konsumen,
3,10% per tahun (Kompas, 2013:412), termasuk perusahaan memiliki komitmen untuk memuaskan
industri fashion alas kaki berada di dalamnya. Potensi konsumen dengan pelayanan yang cepat serta me-
tersebut juga ditunjukkan oleh pertumbuhan muaskan. Pelayanan yang cepat dalam menyediakan
persentase laju pertumbuhan industri tekstil, barang produk dapat ditunjang dengan aktivitas operasional
kulit, dan alas kaki di Indonesia. Tabel 1 menunjukkan yang lancar dalam hal distribusi barang.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas (Kumulatif)


(Dalam %)
2012
No. Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011
(s.d. TW I)
Makanan, Minuman
1 50,508 23,401 112,193 27,805 91,884 81,857
dan Tembakau
Tekstil, Brg. kulit &
2 -36,796 -36,440 0,5999 17,667 75,181 14,145
Alas kaki
Brg. kayu & Hasil
3 -17,425 34,501 -13,808 -34,670 0,3497 -0,8573
hutan lainnya
Kertas dan Barang
4 cetakan 57,935 -14,841 63,398 16,695 14,958 0,4987
Pupuk, Kimia &
5 56,856 44,594 16,444 47,009 39,508 91,917
Barang dari karet
Semen & Brg.
6 33,962 -14,945 -0,5115 21,793 71,883 61,073
Galian bukan logam
7 Logam Dasar Besi 16,900 -20,528 -42,599 23,838 130,567 55,737
& Baja
Alat Angk., Mesin
8 97,317 97,925 -28,746 103,802 69,999 62,255
& Peralatannya
9 Barang lainnya -28,215 -0,9564 31,941 30,026 18,244 42,099
Pertumbuhan
Industri Pengolahan 51,501 40,468 25,614 51,165 68,270 61,265
Non Migas
Pertumbuhan PDB 63,450 60,137 46,289 61,954 64,570 63,077
Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (kemenprin.go.id)

424 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2015
Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill

Salah satu faktor yang menunjang kelancaran Dari masalah tersebut, Goodwill akan mene-
operasional suatu perusahaan adalah persediaan. rapkan sistem menajemen persediaan dengan
Pengelolaan atau (statistik) manajemen persediaan menggunakan teori manajemen persediaan. Menurut
dalam suatu perusahaan memegang peranan penting. Heizer dan Render, (2010:92,214,319) terdapat tiga
Menurut Handoko (2011:333) persediaan adalah teori manajemen persediaan yang ada yaitu EOQ
sesuatu yang menunjukkan segala sumber daya-sumber (Economic Order Quantity), MRP (Material
daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya requirement planning), dan JIT (Just In Time).
terhadap pemenuhan permintaan. Sedangkan Hasan Adapun teori manajemen persediaan yang akan
(2011:117) menyebutkan bahwa persediaan adalah digunakan untuk melakukan evaluasi manajemen
sumber daya menganggur (idle resources) yang persediaan Goodwill adalah EOQ dan JIT. Sistem
menunggu proses lebih lanjut. MRP tidak digunakan dalam penelitian ini karena
Dalam kegiatan produksi selama ini, perusahaan penulis tidak memiliki data lengkap yang dibutuhkan
Goodwill belum menerapkan sistem manajemen per- untuk menggunakan sistem MRP.
sediaan. Berdasarkan performa perusahaan sampai Dari penjelasan latar belakang yang dikemuka-
saat ini, maka akan diadakan evaluasi mengenai sistem kan oleh penulis, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
manajemen persediaan dalam perusahaan Goodwill. mengetahui sistem manajemen persediaan yang tepat
Berikut merupakan data pembelian dan penjualan untuk perusahaan Goodwill. Dengan mengetahui
stok sepatu pada perusahaan Goodwill periode Maret pilihan sistem manajemen persediaan yang tepat maka
2013–September 2013. manfaat bagi Goodwill adalah selain dapat menerap-
kannya sehingga sistem sediaan yang efisien dapat
terwujud juga berkontribusi dalam penghematan
penggunaan biaya perusahaan.

KERANGKA TEORITIS
Persediaan
Menurut Fahmi (2012:109), manajemen persediaan
Grafik 1. Pembelian dan Penjualan Sepatu Goodwill adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur
Maret 2013–September 2013 (Pasang Sepatu) dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang
Sumber: Laporan Operasional Goodwill, diolah
mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar
Pada Grafik 1 dapat terlihat pembelian dan pen- selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil
jualan stok sepatu pada perusahaan Goodwill sangat dan berfluktuasi. Sedangkan menurut Suhayati dan
fluktuatif. Dalam setiap bulan belum terjadi kestabilan Anggadini (2009:225) dalam perusahaan manufaktur,
dalam bagian penjualan. Faktor promosi dan branding persediaan diartikan sebagai bahan baku yang terdapat
yang belum maksimal menjadi salah satu faktor belum dalam proses produksi/yang disimpan untuk proses
adanya kestabilan dalam penjualan setiap bulan. Na- produksi. Apabila perusahaan banyak melakukan
mun permasalahan utama dari perusahaan Goodwill penyimpanan bahan baku, maka akan menimbulkan
belum memiliki sistem persediaan yang terencana biaya yang timbul dari penyimpanan bahan dan risiko
dengan baik. Goodwill terbukti gagal memenuhi per- yang ditimbulkan apabila bahan baku memiliki masa
mintaan konsumen yang melakukan pemesanan pro- berlaku. Diperlukan suatu sistem manajemen perse-
duk dalam jangka waktu lebih dari dua minggu akibat diaan yang tepat dalam suatu perusahaan agar perse-
tidak tersedianya persediaan. Faktor yang menyebab- diaan bahan baku dapat dikendalikan dengan baik.
kan Goodwill tidak dapat memenuhi permintaan dari Jenis-jenis persediaan menurut Margaretha,
konsumen adalah sering terjadinya keterlambatan Farah (2011:38–39), yaitu: (1) Raw Materials, yaitu
pekerjaan proses produksi oleh tukang sehingga peru- persediaan yang dibeli supplier untuk diproses/diubah
sahaan tidak memiliki persediaan barang untuk dijual. menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang
jadi dan akhirnya barang jadi, atau produk akhir dari

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 425


Angga Kusuma Putra, Charly Hongdiyanto

perusahaan. (2) Work in process, yaitu keseluruhan D = Permintaan barang persediaan per periode waktu
barang yang digunakan dalam proses produksi, tetapi S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun
masih membutuhkan proses lenih lanjut untuk menjadi
barang yang siap untuk dijual (barang jadi). (3)
Finished Good, yaitu persediaan barang yang telah Model Kuantitas Pesanan Produksi (produc-
selesai diproses oleh perusahaan, tetapi belum terjual. tion order quantity)
Merupakan sebuah teknik kuantitas pesanan yang
JIT (Just In Time) digunakan untuk pesanan-pesanan produksi. Model
Menurut Sulastri (2012), Just In Time (JIT) ada- ini berguna pada saat persediaan terlalu banyak me-
lah filosofi yang merupakan suatu paradigma baru numpuk secara berkelanjutan, dapat dinyatakan
dari strategi bisnis bergeser dari manajemen perse- sebagai rumus:
diaan tradisional ke manajemen rantai pasokan berba-
sis web yang meningkatkan perputaran persediaan
dan mengurangi penumpukan persediaan. Metode Rumus (2)
persediaan JIT memiliki tujuan untuk menghemat
biaya operasional dengan cara menghilangkan berba- Sumber: (Heizer dan Render, 2010:103)
Keterangan:
gai aktivitas yang tidak perlu seperti penerimaan, pe-
=Jumlah optimum pesanan per unit
meriksaan barang yang datang, dan lain-lain.
H =Biaya penyimpanan per unit per tahun
Terdapat suatu tanda-tanda atau karakteristik =Laju produksi harian
ketika suatu perusahaan menerapkan sistem JIT.
=Laju permintaan harian atau laju penggunaan
Berikut merupakan ciri-ciri suatu perusahaan ketika S =Biaya penyetelan atau pemesanan setiap pemesanan
menerapkan JIT (Sumarsan, 2013:201): (1) Peneri- D =Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
maan bahan baku berdasarkan batch. (2) Mening-
katkan keterlusuran biaya dengan kelompok biaya Model Diskon Kuantitas
(cost pools) yang lebih sedikit. (3) Meningkatkan aku-
Merupakan potongan harga apabila persediaan
rasi perhitungan harga pokok biaya produk dan jasa.
dibeli dalam jumlah besar, perhitungan dapat dilakukan
(4) Mengurangi atau meniadakan analisis varians. (5) dengan rumus:
Menggunakan metode biaya backflush. (6) Tingkat
persediaan yang mendekati nol atau bersaldo nol.
Rumus (3)
EOQ (Economic Order Quantity) Sumber: (Heizer dan render, 2010:106)
Keterangan:
Model persediaan EOQ menurut Heizer dan = Jumlah optimum unit per pesanan
Render (2010:92-105), terbagi menjadi: S = Biaya Penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (economic I = Persentase
P = Harga Satuan
order quantity-EOQ)
Merupakan suatu teknik kontrol persediaan yang Model Analisis
meminimalkan biaya total dari pemesanan dan
penyimpanan. Dapat dihitung dengan rumus: EOQ

Metode Persediaan
Rumus (1) GOODWILL
Paling T epat

Sumber: (Heizer dan Render, 2010:95)


Keterangan: JIT
= Jumlah optimum unit per pesanan

426 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2015
Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill

METODE penelitian tidak akan berguna untuk mengembangkan


penelitian tesebut.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif ini penulis akan me-
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah res- nguji keabsahan data menggunakan metode triangu-
ponden yang terdiri dari pemilik perusahaan sejenis. lasi. Istilah triangulasi juga dikenal dengan istilah
Desain pengambilan sampel yang digunakan adalah cek dan ricek yaitu pengecekan data menggunakan
purposive sampling karena seluruh elemen dipilih beragam sumber, teknik, dan waktu (Putera, 2012:
berdasarkan kriteria atau ciri khusus dalam hal ini 189). Penulis akan memakai triangulasi data dalam
adalah perusahaan sepatu berskala kecil dengan melakukan penelitian ini. Triangulasi data yaitu
omset penjualan per tahun lebih dari Rp300.000.000,00 penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data
sampai paling banyak Rp2.500.000.000,00 (Karnida, dalam kasus tunggal (Herdiansyah, 2010:202).
et al., 2013:2) yang telah berdiri di atas 5 tahun dan Triangulasi data dilakukan dengan cara mendapatkan
memiliki gudang penyimpanan barang. Pada penelitian data dari sumber internal perusahaan Goodwill berupa
ini penulis memilih perusahaan sejenis dengan melakukan laporan keuangan perusahaan periode Mei 2013–Sep-
wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. tember 2013, melakukan observasi, dan juga dengan
dengan melakukan wawancara kepada beberapa
Metode Pengumpulan Data sumber terkait.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan
oleh penulis, yaitu: (1) Dokumentasi data dari peng- Metode Analisis Data
gunaan dan pembelian bahan baku perusahaan Menurut Moleong (2012:248) analisis data kuali-
Goodwill, serta yang termasuk dalam biaya-biaya lain tatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
yang akan dipakai oleh penulis pada periode Mei 2013 dengan data, mengorganisasikan data, memilah men-
sampai September 2013. (2) Observasi, merupakan jadi satuan yang dapat dikelola, menemukan pola
Pengumpulan Data Primer (PDP) pasif yang dilaku- penting dan apa yang dapat dipelajari, dan memutus-
kan dengan manual atau alat mekanik dari elemen- kan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
elemen studi (Kuncoro, 2009:158). Penulis akan meng- Data penelitian selanjutnya akan diolah dan dianalisis,
gunakan observasi secara manual selama perusahaan sebagai berikut: (1) Mengumpulkan data-data dan
berjalan. (3) Wawancara, merupakan teknik pengum- informasi dari dokumentasi yang diperoleh, dipilih, dan
pulan data dalam metode survei yang menggunakan diklasifikasikan di perusahaan Goodwill selama pe-
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian riode berjalan. (2) Mencari teori-teori yang berhu-
(Sangadji dan Sopiah, 2010:171). Sementara menurut bungan dengan data atau informasi yang sudah diper-
Mulyana (2010:180) wawancara adalah bentuk komu- oleh. (3) Menjelaskan proses atau cara perusahaan
nikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang Goodwill dalam mengendalikan persediaan bahan baku
ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan selama ini, dengan data yang telah diperoleh. (4)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan Membuat proyeksi selama dua tahun ke depan dan
tujuan tertentu. Penulis akan melakukan wawancara melakukan evaluasi terhadap manajemen persediaan
dengan perusahaan sejenis dan juga kepada pihak yang dipakai perusahaan. Variabel yang digunakan
terkait seperti mandor tukang Goodwill. untuk membuat proyeksi dua tahun ke depan meliputi:
(a) Jumlah Permintaan. Permintaan digunakan seba-
Validitas dan Reliabilitas gai landasan untuk menentukan jumlah persediaan
Suatu penelitian membutuhkan alat ukur atau optimum perusahaaan. (b) Biaya Operasional. Biaya
metode pengukuran untuk membuktikan suatu data operasional meliputi set up cost dan holding cost diper-
valid. Menurut Kuncoro (2009:172) suatu skala lukan untuk mengetahui efisiensi biaya pengadaan
pengukuran disebut valid bila melakukan apa yang persediaan tabel 2 menunjukkan jenis-jenis biaya yang
seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seha- harus dievaluasi untuk menentukan besarnya biaya
rusnya diukur. Data yang tidak valid dalam suatu penyimpanan. (5) Melakukan Analisis Manajemen

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 427


Angga Kusuma Putra, Charly Hongdiyanto

Tabel 2. Kategori Penentuan Biaya Penyimpanan Persediaan


Biaya (dan rentangnya) sebagai
Kategori
Persen dari Nilai Persediaan

Biaya Perumahan (sewa atau depresiasi, biaya operasi, pajak, dan


6% (3-10%)
asuransi bangunan)

Biaya Penanganan Bahan (biaya sewa atau depresiasi, daya, dan


3% (3-5%)
operasi perlengkapan

Biaya Pekerja (penerimaan, pergudangan, kemanan 3% (3-5%)

Biaya Investasi (biaya penyimpanan, pajak, dan asuransi pada


11% (6-24%)
persediaan)

Pilferage, sisa, dan barang usang (jauh lebih tinggi pada in ustri-
3% (2-5%)
industri yang cepat berubah, seperti pabrik PC dan telepon seluler

Total Biaya Persediaan 26%


Sumber: (Heizer dan Render, 2010:91)

Persediaan Goodwill Menggunakan Sistem Manaje- Langkah berikutnya setelah menentukan jumlah
men Persediaan EOQ dan JIT Ditinjau dari Aspek pesanan, perusahaan harus mengetahui dan memper-
Efisiensi Biaya (a) Melakukan penghitungan untuk hitungkan waktu terjadinya pemesanan ulang kembali
menentukan ukuran pesanan optimal pada perusahaan dengan metode sebagai berikut:
Goodwill dengan menggunakan rumus:
(c) Menghitung Titik Pemesanan Ulang (ROP)
Rumus (4) Titik Pemesanan Ulang (ROP) merupakan titik
dimana persediaan hampir habis dan perlu melakukan
Sumber: (Heizer dan Render, 2010:94) pemesanan kembali (Ristono, 2009:44). Berikut
Keterangan: merupakan rumus perhitungan titik pemesanan ulang:
= Jumlah optimum unit per pesanan ROP = (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan pesanan baru dalam hari) = Rumus (6)
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan Sumber : (Heizer dan Render, 2010:100)
H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun Permintaan per harinya (d) dihitung dengan mem-
bagi permintaan tahunannya (D) dengan jumlah hari
(b) Menghitung biaya total TC dengan menggunakan kerja dalam satu tahun:
rumus:
Rumus (7)
Rumus (5) Sumber: (Heizer dan Render, 2010:100)

Sumber: (Heizer dan Render, 2010:97) (6) Melakukan analisis manajemen persediaan
Keterangan: Goodwill bila ditinjau dari aspek non-keuangan (kuali-
TC = Total Cost tas produk, efektivitas produksi, dan waktu pengi-
D = Permintaan barang persediaan per periode waktu riman).
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
Q = Jumlah unit per pesanan
(7) Mendapatkan rumusan manajemen persediaan
H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun yang tepat sesuai dengan tujuan manajemen
persediaan yaitu menentukan keseimbangan antara

428 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2015
Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill

investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan Dari hasil olahan dapat diketahui sistem EOQ
(Heizer dan Render, 2010:82) dalam kondisi perusa- dapat menghemat biaya total cost perusahaan sebe-
haan Goodwill saat ini dan dua periode mendatang sar 70% atau Rp1.854.624,1 dibandingkan dengan
dengan kriteria sebagai berikut: metode persediaan yang saat ini digunakan oleh
perusahaan.
Tabel 3. Kriteria Manajemen Persediaan yang Tepat Tahap selanjutnya adalah menghitung titik peme-
dalam Perusahaan
sanan ulang persediaan sepatu Goodwill dengan
No Kriteria menggunakan rumus (6):
1. Mengefisienkan total cost perusahaan
2. Mengetahui persediaan optimal dalam suatu perusahaan. ROP = d x L = 0,58 x 14 = 8,12
3. Mengetahui titik pemesanan ulang persediaan perusahaan.
4. Memiliki perencanaan dalam periode mendatang
Keterangan:
Sumber: Olahan penulis

HASIL
= 0,58 (rumus 7)
Metode EOQ terhadap Efisiensi Biaya Perusa-
haan Goodwill Jumlah hari kerja dalam satu minggu = 5 hari
Jumlah hari kerja dalam satu bulan = 5x4 = 20 hari
Berdasarkan aspek efisiensi biaya sistem EOQ Jumlah hari kerja dalam lima bulan = 20x5 = 100 hari
dapat membantu perusahaan menentukan pesanan L = Waktu memproduksi barang = 14 hari
ekonomis sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan
dapat mencapai titik optimal. Berikut merupakan per- Dari perhitungan menggunakan rumus (6) maka
hitungan jumlah optimum unit per pesanan berdasar- dapat diketahui perusahaan harus melakukan peme-
kan rumus (4): sanan ulang apabila stok barang tersisa 8 pasang
sepatu. Berdasarkan perhitungan dengan sistem EOQ
Periode Mei 2013–September 2013 maka dapat diambil keputusan bahwa sistem EOQ
merupakan sistem tepat untuk diterapkan pada
Perhitungan menggunakan beberapa sumber perusahaan saat ini. Hal ini terbukti dari hasil analisis
data yang didapat dari sumber internal perusahaan dimana sistem EOQ dapat menghemat TC hingga
dan juga data asumsi. 70%. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Riyadi, 2012), apabila total cost
menurut kebijakan perusahaan saat ini lebih besar
dibandingkan dengan total cost menurut hasil analisis
EOQ berarti kebijakan perusahaan belum efisien dan
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa sebaiknya disempurnakan dengan menggunakan
jumlah optimum persediaan dalam perusahaan sistem EOQ demi meningkatkan efisiensi biaya
Goodwill adalah sebanyak 26 pasang sepatu. Selan- persediaan perusahaan.
jutnya akan dihitung besaran Total Cost menggunakan
rumus (5): Periode Oktober 2013–September 2014
Dalam periode Oktober 2013–September 2014
Rp790.445,9
Goodwill memiliki rencana untuk memperlebar pasar
dengan cara menambah jumlah reseller dan juga
Total Cost yang dikeluarkan oleh perusahaan memperluas jaringan distribusi dengan memasukkan
dengan menggunakan metode persediaan EOQ ada- barang ke berbagai boutiqe lokal di daerah Surabaya.
lah sebesar Rp790.445,9. Sedangkan untuk Total Cost Goodwill juga akan mengikuti berbagai macam pa-
yang dikeluarkan perusahaan dengan jumlah permin- meran lokal untuk meningkatkan branding. Proyeksi
taan saat ini dalam lima bulan perusahaan berjalan yang dibuat berdasarkan wawancara dengan Bapak
(Mei–September 2013) pada tabel 4. Teddy Phang pemilik perusahaan sepatu UD.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 429


Angga Kusuma Putra, Charly Hongdiyanto

Tabel 4. Tabel Biaya Penyimpanan Goodwill Periode Mei 2013–September 2013


Bulan Set Up Cost Holding Cost Total
Mei Rp 114.000 Rp 351.014 Rp 465.014
Juni Rp 0 Rp 351.014 Rp 351.014
Juli Rp 50.000 Rp 351.014 Rp 401.014
Agustus Rp 134.500 Rp 351.014 Rp 485.514
September Rp 591.500 Rp 351.014 Rp 942.514
Total Rp 890.000 Rp 1.755.070 Rp 2.645.070
Sumber: Laporan Operasional Goodwill, diolah

ANJANI PRIMA di kota Surabaya yang telah Menurut hasil penelitian (Valerie dan Sinuraya,
menjalankan bisnis sepatu selama 18 tahun dan Bapak 2011) membahas bahwa sistem EOQ dapat menge-
Samuel pemilik perusahaan sepatu X yang telah tahui berapa banyak jumlah persediaan yang harus
menjalankan bisnis sepatu selama 31 tahun. dipesan. Namun pembahasan tidak berhenti sampai
Berikut merupakan perhitungan jumlah optimum disitu. Dengan menggunakan sistem EOQ maka peru-
per unit per pesanan menggunakan rumus (4) selama sahaan juga dapat mengetahui kapan perusahaan
periode Oktober 2013-September 2014. Perhitungan harus melakukan pemesanan ulang. Berdasarkan
menggunakan beberapa sumber data yang berasal perhitungan dengan rumus (6) maka dapat diketahui
sumber internal proyeksi perusahaan. bahwa dalam periode Oktober 2013–September 2014
perusahaan dapat melakukan pemesanan ulang apa-
bila stok barang tersisa 2901 pasang sepatu.

Periode Oktober 2014–September 2015


Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Memasuki tahun kedua Goodwill berencana
jumlah optimum persediaan dalam perusahaan Goodwill membangun dan memiliki rumah produksi sendiri.
adalah sebanyak 481 pasang sepatu. Selanjutnya akan Dengan adanya rumah produksi ini, maka Goodwill
dihitung besaran Total Cost menggunakan rumus (5):

R p 1 2 .7 9 5 .2 8 1 ,9 4

Diperoleh besaran Total Cost sebesar diperkirakan akan dapat lebih meningkatkan penjualan
Rp12.795.281,94 dan stabil mendapat pasokan persediaan barang.
Dalam segi pemasaran, Goodwill memiliki rencana
Tahap selanjutnya adalah menghitung titik peme- untuk memperlebar pasar ke luar kota selain Surabaya
sanan ulang persediaan sepatu Goodwill dengan dalam lingkup Jawa timur dan Jakarta. Jumlah reseller
menggunakan rumus (6): ditargetkan akan mengalami pertumbuhan jumlah
sebesar 30%. Diproyeksikan total permintaan sepatu
ROP = d x L = 207,2 x 14 = 2900,8 Goodwill dalam periode Oktober 2014–September 2015
mencapai 70.041 pasang. Perhitungan menggunakan
Keterangan: beberapa sumber data yang berasal dari proyeksi
perencanaan ke depan perusahaan:

= 207,2 (rumus 7)
Jumlah hari kerja dalam satu minggu = 5 hari
Jumlah hari kerja dalam satu bulan = 5x4 = 20 hari
Jumlah hari kerja dalam satu tahun = 20x12 = 240 hari Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
L = Waktu memproduksi barang = 14 hari jumlah optimum persediaan dalam perusahaan Goodwill

430 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2015
Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill

adalah sebanyak 913 pasang sepatu. Selanjutnya akan adanya kesinambungan usaha perusahaan maka akan
dihitung besaran Total Cost menggunakan rumus (5): menjaga kelancaran produksi perusahaan. Dengan
adanya kelancaran produsi perusahaan maka
efektivitas produksi perusahaan dapat terus dijaga dan
TC = Rp2.285.028.954,00 ditingkatkan.
Total Cost yang akan dikeluarkan untuk periode Dengan menerapkan sistem EOQ maka perusa-
Oktober 2014–September 2015 adalah sebesar haan dapat menetapkan jumlah optimal persediaan
Rp2.285.028.954. Tahap selanjutnya adalah menghi- dan kapan harus melakukan pemesanan ulang. Hal
tung titik pemesanan ulang persediaan sepatu Goodwill ini berkaitan dengan efektivitas produksi dan juga kete-
dengan menggunakan rumus (6): patan waktu pengiriman barang. Selaras dengan
ROP = d x L = 291,83x14 = 4.085,725 penelitian yang dilakukan (Valerie, et al., 2011), dengan
mengetahui jumlah persediaan optimal dalam perusa-
Keterangan:
haan, maka perusahaan tidak perlu khawatir membuat
konsumen kecewa dikarenakan permintaan yang tidak
dapat terpenuhi atau keterlambatan pengiriman akibat
= 291,83 (rumus 7)
Jumlah hari kerja dalam satu minggu = 5 hari proses produksi yang terhambat.
Jumlah hari kerja dalam satu bulan = 5x4 = 20 hari
Jumlah hari kerja dalam satu tahun = 20x12 = 240 hari Metode JIT terhadap Efisiensi Biaya Perusa-
L = Waktu memproduksi barang = 14 hari
haan Goodwill
Dari perhitungan menggunakan rumus (6) maka Apabila dengan menggunakan sistem EOQ peru-
dapat diketahui perusahaan harus melakukan peme- sahaan melakukan order atau pesanan berdasarkan
sanan ulang apabila stok barang tersisa 4.806 pasang perhitungan ekonomis, maka dalam sistem JIT perusa-
sepatu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh haan melakukan order atau pesanan berdasarkan
(Riyadi, 2011) reorder point berfungsi untuk menjaga permintaan pelanggan. Dengan menggunakan sistem
proses keberlanjutan kinerja perusahaan. Hal yang JIT, maka biaya penyimpanan perusahaan dianggap
sama akan dilakukan oleh Goodwill, yaitu mengguna- nol karena JIT bertujuan untuk menghilangkan pembo-
kan reorder point sebagai acuan agar perusahaan rosan yang ada dengan menghilangkan biaya penyim-
dapat terus memenuhi permintaan konsumen. panan. Selain itu biaya set up cost perusahaan dengan
menggunakan sistem EOQ turun sebesar 25%
PEMBAHASAN (Valerie, et al., 2011) dikarenakan perusahaan hanya
melakukan order saat terdapat permintaan. Berikut
Metode EOQ terhadap Kinerja Non-Keuangan
merupakan perhitungan total cost pada perusahaan
Perusahaan Goodwill Goodwill dalam beberapa periode.
Kinerja Non Keuangan yang akan dibahas adalah
meliputi kualitas produk, efektivitas produksi dan wak- Periode Mei 2013-September 2013
tu pengiriman. Sistem EOQ diketahui dapat mem- TC = biaya pemesanan + biaya penyimpanan =
bantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja non- Rp667.500,00 + 0=Rp667.500,00
keuangan perusahaan. Penerapan sistem EOQ dengan Dengan menggunakan sistem JIT dapat menghemat
tepat akan dapat membantu perusahaan dalam men- TC sebesar 74% atau Rp1.977.570,00 bila dibanding-
jaga kualitas produk agar tetap stabil karena pekerja/ kan dengan menggunakan metode EOQ.
tukang (dalam hubungan bisnis Goodwill juga dapat
disebut sebagai supplier) dapat pekerja dengan lebih
Periode Oktober 2013-September 2014
sepenuh hati dikarenakan mendapatkan order secara
continue. Berdasarkan penelitian (Valerie et al., TC = biaya pemesanan+biaya penyimpanan =
2011) metode EOQ berfungsi sebagai upaya untuk Rp6.638.371,5+0 = Rp6.638.371,5
menjaga kesinambungan usaha perusahaan. Dengan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 431


Angga Kusuma Putra, Charly Hongdiyanto

Dengan menggunakan sistem JIT dapat meng- Tenaga kerja tukang akan mencari perusahaan lain
hemat TC sebesar 48% atau Rp6.156.910,44 bila yang dapat memberikan pesanan lebih besar dan
dibandingkan dengan menggunakan sistem EOQ. konstan.
Hasil yang diharapkan pada point keedua adalah
Periode Oktober 2014-September 2015 barang dapat diproduksi tepat waktu sehingga dapat
TC = biaya pemesanan + biaya penyimpanan = memuaskan konsumen. Di dalam penerapan secara
Rp133.981.428,00+0 = Rp133.981.428,00 JIT, ketepatan waktu produksi bisa untuk dipastikan
Dengan menggunakan sistem JIT, maka dapat meng- namun sering mengalami keterlambatan. Hasil pene-
hemat TC sebesar 86% atau Rp2.151.047.526,00 litian ini bertentangan dengan hasil penelitian (Serang,
bila dibandingkan dengan menggunakan sistem EOQ. et al., 2012). Sementara hasil penelitian Serang dan
Sistem persediaan JIT dapat menghemat total Surachman menunjukkan bahwa JIT sistem JIT dapat
cost perusahaan hingga mencapai 86% apabila diban- memuaskan konsumen dengan mengirimkan barang
dingkan dengan sistem EOQ. Hasil penelitian yang tepat waktu dengan meminimalkan biaya. Dalam
dihasilkan peneliti mendukung penelitian yang dilaku- periode awal Goodwill tidak dapat menerapkan sistem
kan oleh (Sahari, et al., 2011) di mana dengan meng- JIT dikarenakan Goodwill tidak memiliki kontrol sepe-
gunakan sistem JIT dapat mengefisienkan biaya produksi nuhnya atas tukang selaku Sumber Daya Manusia
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hasil penelitian (SDM) Kenyataan yang terjadi pada lapngan adalah
ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan tukang sepatu/pekerja lebih semangat dan fokus untuk
oleh (Serang, et al., 2011) di mana hasil penelitian mengerjakan orderan dalam skala besar dibandingkan
menunjukkan adanya pengaruh positif antara JIT skala kecil.
pembelian persediaan dengan kinerja operasional Hasil yang diharapkan pada point ketiga adalah
perusahaan. JIT kepada pemasok sangat penting bagi efisiensi biaya dapat lebih ditingkatkan. Hal ini sesuai
perusahaan karena meningkatkan daya saing jangka dengan penelitian (Sulastri, 2012) di mana prinsip
panjang dari perusahaan. dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara
terus-menerus untuk merespon perubahan serta
meminimalisasi pemborosan. Menurut perhitungan
Metode JIT terhadap Kinerja Non-Keuangan
total cost perusahaan dengan menggunakan prinsip
Perusahaan Goodwill JIT dapat ditemukan bahwa sistem JIT dapat memini-
Hasil yang diharapkan pada point pertama ada- malisasi pemborosan biaya dalam perusahaan
lah pekerja dapat lebih maksimal dengan menghasil- Goodwill.
kan barang berkualitas tinggi dan tepat waktu. Menu- Hasil analisis yang berdasarkan pada kondisi pe-
rut (Sulastri, 2012) salah satu tujuan utama JIT adalah rusahaan saat ini menunjukkan bahwa sistem manaje-
untuk meningkatkan kualitas produk. Sementara hasil men persediaan yang paling tepat untuk digunakan
penelitian (Serang, et al., 2011) mengungkapkan saat ini adalah manajemen persediaan dengan sistem
bahwa dengan menggunakan metode JIT maka EOQ. Dengan menggunakan sistem EOQ, perusa-
pembeli dapat mendapatkan produk dengan kualitas haan dapat menghemat total cost perusahaan 70%
yang tinggi karena adanya persaingan antar supplier. dibandingkan dengan total cost ketika perusahaan
Namun pada kenyataannya dalam perusahaan belum menerapkan manajemen persediaan. Semen-
Goodwill, pekerja/tukang tidak dapat maksimal apabila tara itu, sistem manajemen persediaan JIT dapat
memenuhi order secara Just In Time dikarenakan menghemat total cost hingga di atas 50% dibanding-
mereka membutuhkan kepastian untuk mendapatkan kan menggunakan sistem EOQ. Akan tetapi, saat ini
pekerjaan atau orderan setiap hari. Dengan menggu- perusahaan Goodwill masih belum siap dalam meng-
nakan sistem JIT, maka tukang atau pekerja akan gunakan sistem persediaan JIT. Sulastri (2012) men-
bekerja apabila terdapat pesanan dari konsumen. jelaskan ada tujuh syarat yang harus dipenuhi perusa-
Apabila pesanan tidak diberikan secara konstan haan untuk menerapkan sistem JIT, yaitu organisasi
kepada pekerja, maka mereka tidak akan dengan pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur
sungguh-sungguh untuk bekerja dengan perusahaan. layout berdasarkan produk; pelatihan/tim/keterampilan;

432 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2015
Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill

visibilitas; eliminasi kemacetan; ukuran lot kecil; Total dalam kondisi saat ini dapat mulai diterapkan karena
Productive Maintance; Kemampuan Proses, Sta- Goodwill telah memiliki workshop sendiri dan dapat
tistical Proses Control, dan perbaikan berkesi- memenuhi tujuh syarat penerapan sistem manajemen
nambungan. Saat ini Goodwill belum dapat memenuhi persediaan JIT dalam perusahaan. Berdasarkan anali-
hampir semua persyaratan yang dibutuhkan untuk sis sistem JIT terhadap efesiensi biaya perusahaan,
menjalankan sistem JIT. Goodwill saat ini masih sistem JIT dapat lebih mengefisienkan total cost
bergantung kepada mandor tukang dan tidak memiliki perusahaan sebesar 86% dibandingkan metode EOQ.
mesin sendiri untuk menunjang produksi.
Saran
Penerapan Sistem JIT dalam Perusahaan Saran Kepada Perusahaan
Goodwill
Perusahaan disarankan untuk mulai melakukan
Periode Oktober 2014–September 2015 Goodwill evaluasi manajemen persediaan yang semula tidak
telah memiliki rumah produksi sendiri dan memiliki teratur disempurnakan menggunakan sistem EOQ.
pekerja sendiri. Dalam tahap ini langkah pertama yang Selain itu harus menjaga kestabilan penjualan setiap
akan diambil adalah mempersiapkan kualitas tenaga bulan guna mendukung perusahaan dalam menerap-
kerja sehingga dapat menunjang pelaksanaan sistem kan sistem manajemen persediaan yang tepat serta
manajemen persediaan JIT dalam perusahaan. Tahap menjaga hubungan baik dengan supplier bahan baku
kedua adalah membina relasi dengan supplier bahan dan juga tukang perlu dijaga demi kelancaran pasokan
baku. Menjaga hubungan dengan supplier bahan baku persediaan persediaan
penting untuk menjaga pasokan bahan baku produksi
ke perusahaan tidak tersendat sehingga mengganggu Saran kepada Peneliti Selanjutnya
proses produksi. Tahap ketiga adalah pembelian ba-
han baku dalam jumlah lot kecil. Hal ini berhubungan Penelitian ini hanya menggunakan analisis sistem
dengan tahap kelima yaitu memproduksi dalam ukuran JIT dan EOQ. Sistem persediaan MRP tidak dibahas
lot kecil sesuai dengan permintaan. Dengan menerap- dalam penelitian ini karena keterbatasan data yang
kan pembelian dan memproduksi dalam ukuran lot dimiliki oleh penulis. Disarankan kepada peneliti selan-
kecil maka perusahaan akan dapat mengefisienkan jutnya agar membahas dan menganalisis data meng-
total cost perusahaan dalam proses produksi. Tahap gunakan ketiga sistem secara lengkap yaitu EOQ,
keempat adalah dengan membeli mesin dan peralatan JIT, dan MRP untuk mendapatkan hasil yang lebih
serta melakukan perawatan agar suatu hari tidak terjadi baik.
mesin macet sehingga mengganggu proses produksi.
Keterbatasan Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini hanya dilakukan pada satu perusa-
Kesimpulan haan dengan kondisi yang tidak sama dengan perusa-
haan lain sehingga hasil penelitian tidak dapat diterap-
Metode yang tepat untuk digunakan dalam perio- kan pada semua perusahaan. Selain itu penelitian ini
de Oktober 2013–September 2014 adalah sistem juga didasarkan pada beberapa asumsi untuk sistem
EOQ. Sistem manajem persediaan EOQ dapat meng- manajemen persediaan EOQ dan JIT sehingga tidak
hemat total cost perusahaan sebesar 70%. dapat sepenuhnya dipakai pada perusahaan yang
Sistem JIT tidak dapat diterapkan selama periode memiliki kondisi berbeda pada asumsi yang melekat
Oktober 2013–September 2014 karena perusahaan pada sistem EOQ dan JIT.
belum dapat memenuhi tujuh syarat penerapan sistem
manajemen persediaan JIT dalam perusahan. DAFTAR RUJUKAN
Dalam periode Oktober 2014–September 2015
Goodwill telah memiliki rumah produksi sendiri. Dalam BPS. Data Strategis Produk Domestik Bruto BPS. 2012.
Jakarta: BPS Republik Indonesia. http://www. bps.
kondisi ini Goodwill dapat meningkatkan kapasitas
go.id/tab_sub/view.php?kat= 1 & tabel=1&daftar= 1
produksi hingga 30% dalam setiap bulan. Sistem JIT

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 433


Angga Kusuma Putra, Charly Hongdiyanto

&id_subyek=12&notab=1 (diakses tanggal 25 Juli Putera, N. 2012. Penelitian Kualitatif: Proses & Aplikasi.
2013) Jakarta: Permata Puri Media.
Colquitt, J.A., et al. 2010. Organizational Behavior: Es- Ristono, A. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta:
sentials For Improving Performance And Commit- Graha Ilmu.
ment. United States: McGraw-Hill. Riyadi, A.S. 2012. Analisis Efisiensi Persediaan Bahan Baku
Fahmi, I. 2012. Manajemen Produksi dan Operasi. Industri Abon Lele Karmina Di Kabupaten Boyolali.
Bandung: Alfabeta. e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713.
Handoko, H.T. 2011. Dasar-dasar Manajemen Produksi Robert, Jacobs, F. 2013. Operations and Supply Chain
dan Operasi. Yogyakarta: BPFE. Management: The Core. New York: McGraw-Hill.
Hasan, I. 2011. Manajemen Operasional Perspektif Sahari, et al. 2012. Inventory Management In Malaysian
Integratif. Malang: UIN-Maliki Press. Construction Firms: Impact on Performance. SIU
Heizer, J., dan Render, B. 2010. Manajemen Operasi. Buku Journal Of Management, Vol.2, No.1 ISSN:2229-0044.
2. Jakarta: Salemba Empat. Sangadji, E.M., dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian
Heizer, J., dan Render, B. 2011. Operations Management Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta:
Tenth Edition. Harlow: Pearson Education Limited. Andi.
Herdiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Serang, S., dan Surachman. 2011. Implementasi Just In Time
Untuk Ilim-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Operasional
Jacob, F.R., dan Chase, R.B. 2013. Operations and Supply dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Kota
Chain Management: The Core. United States: Makassar (Studi pada Kawasan Industri Makassar).
McGraw-Hill. Jurnal Ilmiah No.66b/DIKTI/KEP/2011.
Karnida, B., et al., 2013. Direktori SKIM Kredit Perbankan Sugiya, A., et al. 2013. Buku Pintar Kompas 2012. Jakarta:
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013. KpwBI PT Kompas Media Nusantara.
Prov Kalteng: Unit Pemberdayaan Sektor Riil dan Suhayati, E., dan Anggadini, S.D. 2009. Akuntansi
UMKM. Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Sulastri, P. 2012. Sistem JIT (Just In Time) Penting Bagi
http://kemenperin.go.id/statistik/pdb_share.php (diakses Perusahaan Industri. Jurnal Ilmiah Dharma Ekonomi
tanggal 26 Juli 2013). No.36 / Thn. XIX / Oktober 2012.
Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Sumarsan, T. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen:
Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, Edisi
Margaretha, F. 2011. Manajemen Keuangan untuk 2. Jakarta: PT Indeks.
Manajer Nonkeuangan. Jakarta: Erlangga. Utomo, W. 2012. Permintaan Sepatu Domestik Ditargetkan
Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Tiga Persen. Koran Jurnal Nasional, 19 Mei 2012.
PT Raja Grafindo Persada. Valerie, S., Carien, dan Sinuraya, C. 2011. Perbandingan
Masyhuri dan Zainuddin. 2011. Metode Penelitian Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan JIT
Pendekatan Praktis dan Aplikatif (Edisi Revisi). (Just in Time) Terhadap Efisiensi Biaya Persediaan
Bandung: PT Refika Aditama. dan Kinerja Non-Keuangan. Akurat Jurnal Ilmiah
Moleong, L.J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Akutansi Nomor 05.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

434 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2015

Anda mungkin juga menyukai