Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2021
Studi Kasus Regresi dan Korelasi
Terdapat suatu kasus seberapa kuat hubungan antara besarnya pendapatan seseorang dengan
pengeluaran (konsumsi) per bulan. Dari 6 orang yang diwawancarai diperoleh data sebagai berikut.
Untuk menghitung koefisien korelasi maka disusun tabel bantu sebagai berikut:
n X Y X2 Y2 XY
Dik :
ΣX = 4.500
ΣY = 1.300
ΣX2 = 3.430.000
ΣY2 = 310.000
ΣXY = 1.010.000
n=6
Persamaan Regresi
Untuk menentukan persamaan regresi, maka perlu dicari nilai a dan b sehingga didapatkan
persamaan :
Nilai Prediksi
Pendapatan (X) 800 900 700 600 700 800
Konsumsi (Y) 248,67 312,67 184,67 120,67 184,67 248,67
Jadi, regresi berarti adanya ketergantungan antara 2 variabel atau lebih yaitu variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas. Dapat dilihat bahwa regresi juga meramalkan nilai variabel tidak bebas yaitu
nilai konsumsi Y prediksi. Perbedaan nilai konsumsi awal (Y) pada tabel tidak begitu jauh dengan
nilai konsumsi prediksi (Y prediksi) melalui persamaan Y=a+bX dengan nilai sisa perbedaan antara Y
prediksi dan Y awal merupakan nilai residu.
Koefisien Korelasi
Untuk menghitung koefisien korelasi, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam rumus koefisien
korelasi sebagai berikut.
Jadi, diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,886621 karena nilainya positif dan mendekati 1
berarti hubungan konsumsi dan pendapatan kuat dan searah (positif), artinya peningkatan pendapatan
seseorang akan diikuti dengan peningkatan pengeluaran (konsumsi).
Tindakan yang harus diambil untuk perbaikan keadaan agar pendapatan dan pengeluaran
lebih terkontrol adalah :
1. Buat daftar pengeluaran prioritas bulanan
Daftar ini membantu kita dalam mengatur keuangan rumah tangga secara efektif.
Dengan membuat daftar prioritas, alokasi dan pengeluaran dana rumah tangga menjadi
lebih tertata.
Pengeluaran rumah tangga yang masuk daftar prioritas antara lain biaya makan
sehari-hari, belanja dapur, tagihan listrik, tagihan air, biaya transport kerja, pendidikan
anak apabila sudah memasuki usia sekolah, hingga cicilan kendaraan atau rumah.
Selain membantu mengatur keuangan rumah tangga, daftar ini akan menjadi
pengingat bahwa kebutuhan prioritas harus terpenuhi terlebih dahulu baru kemudian bisa
dialokasikan untuk kebutuhan sekunder dan tersier.
Untuk mengatur keuangan rumah tangga yang efektif, yang perlu kita lakukan adalah
menghitung seluruh pendapatan yang masuk selama satu bulan. Pendapatan yang
dimaksud di sini bukan hanya dari penghasilan gaji bulanan, tapi juga termasuk insentif
yang kita dapat bila menerima upah lembur hingga keuntungan bila kita berinvestasi.
Ini penting dilakukan agar kita bisa membagi alokasi penghasilan yang kita miliki ke
kebutuhan yang harus kita penuhi. Ingat, yang pertama harus dipenuhi adalah kebutuhan
yang bersifat primer. Dengan menghitung seluruh pendapatan, mengatur keuangan rumah
tangga menjadi lebih mudah.
3. Jangan Konsumtif
Cara menghemat uang agar bisa menabung adalah mengurangi kebiasaan belanja.
Misalnya, kita membutuhkan waktu selama satu jam untuk membeli sebuah barang, maka
coba mengubahnya dengan berpikir satu hari sebelum membelinya. Jika kita melakukan
hal ini, maka akan sadar bahwa barang yang ingin dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan.
Selain mengalokasikan penghasilan untuk dana cadangan atau darurat, kita juga
perlu mengalokasikan penghasilan untuk keperluan di luar kebutuhan rutin. Antara lain
pengeluaran untuk tabungan, asuransi, dan investasi. Ketiganya termasuk dalam cara
mengatur keuangan yang baik.
Selain itu, yang wajib kita lakukan untuk mengatur keuangan yang baik adalah
menjaga rasio utang kita. Sebisa mungkin, pastikan kewajiban kita membayar tagihan
hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang kita miliki. Lebih dari itu,
keuangan rumah tangga kita bisa terganggu.