TEKNOLOGI PULP II
Disusun oleh :
Kelompok II
Nama Anggota :
FAKULTAS VOKASI
2019
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................. i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum .................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pulp......................................................................................... 4
2.2 Proses Pembuatan Pulp ............................................................................ 5
2.3 Faktor yang berpengaruh pada pembuatan pulp....................................... 7
BAB III METODELOGI
3.1 Alat-alat Praktikum .................................................................................. 9
3.2 Bahan-bahan Praktikum ........................................................................... 9
3.3 Rancangan Peercobaan ............................................................................. 9
3.4 Diagram alir Percobaan ............................................................................ 10
3.5 Prosedur Kerja .......................................................................................... 10
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan ..................................................................................... 13
4.2 Perhitungan ............................................................................................... 14
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Proses Pembuatan Pulp dan Pengecekan Bilangan Kappa serta Pengecekan
pH Hingga Menjadi Handsheet ................................................................. 18
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN…………………………………………………………………….23
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
fisik dari lembaran pulp putihnya, serta mengetahui morfologi serat dari lembaran
pulp putih dengan analisis Scanning Electron Microscopy (SEM). Bahan baku
dikarakterisasi dengan menganalisis komponen kimia dan morfologi seratnya,
kemudian dilakukan pembuatan pulp dengan proses kraft. Dosis alkali aktif
sebanyak 17-18% dengan sulfiditas 25%, rasio 1 : 4 dan 1 : 8. Temperatur
pemasakan 160 oC selama 2+1,5 jam. Pulp kemudian diputihkan menggunakan
teknologi Elemental Chlorine Free (ECF) dengan tahapan D0ED1D2 (D untuk
klorin dioksida dan E untuk ekstraksi alkali). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lembaran pulp putih serat daun nanas memiliki sifat yang lebih baik
dibandingkan dengan kapuk sebagai bahan baku kertas khusus.
2
1.4 Ruang Lingkup
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pulp atau bubur kertas merupakan serat berwarna putih yang diperoleh
melalui proses penyisihan lignin dari biomassa . Pulp dapat diolah dengan lebih
lanjut menjadi kertas, rayon, selulosa asetat dan turunan selulosa yang lain.
Syarat-syarat bahan baku yang digunakan dalam pulp, yakni :
a. Berserat
Pada saat ini pulp non kayu yang dihasilkan digunakan untuk
memproduksi kertas meliputi : percetakan dan kertas tulis, linerboard,
medium berkerut, kertas koran, tisu, dan dokumen khusus. Pulp non kayu
yang umum digunakan biasanya merupakan kombinasi antara pulp non
kayu dengan pulp kayu lunak kraft atau sulfit yang ditambahkan untuk
4
menaikkan kekuatan kertas. Karekteristik bahan non kayu mempunyai
sifat fisik yang lebih baik daripada kayu lunak dan dapat digunakan di
dalam jumlah yang lebih rendah bila digunakan sebagai pelengkap dan
sebagai bahan pengganti bahan kayu lunak. Sumber serat non kayu
meliputi: - limbah pertanian dan industri hasil pertanian seperti jerami
padi, gandum, batang jagung, dan limbah kelapa sawit.
Pulp yang berasal dari kertas bekas diolah pada proses Deinking,
yaitu penghilangan tinta dan akan diolah kembali menjadi kertas.
5
2.2.2 Secara Kimia
a. Proses Sulfat
b. Semi Chemical
6
seratnya. Cara pembuatan pulp secara semikimia dilakukan untuk
mendapatkan hasil pulp yang lebih baik, disamping untuk
mempertahankan keunggulan sifat pulp yang akan diperoleh
dengan cara mekanis. Hasil dan kualitas pulp yang diperoleh
dengan cara semi kimia terletak diantara hasil pulp yang diperoleh
dengan cara kimia maupun mekanis cara semikimia ini lebih sesuai
untuk bahan baku jenis kayu keras. Hasil pulp diperoleh sekitar 60-
70% dan berat kering bahan baku.
c. Waktu Pemasakan
7
d. Tekanan
e. Dimensi
Dimensi serat meliputi panjang serat, diameter serta tebal dinding sel
8
BAB III
METODELOGI
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah, bahan baku non
wood (bahan baku kapuk), aquadest, NaOH dan Na₂S, H2SO4 pekat, Na2S2O3,
KI, Starch, dan KMnO4.
9
3.4 Diagram Alir Proses
Disiapkan bahan baku dan peralatan
10
a. Variabel Penelitian
1. Variabel Tetap
Perbandingan Bahan Baku dengan White Liquor 1 : 9 (ml/gr)
Temperature pemasakan 150℃
2. Variabel Tidak Tetap
Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
Konsentrasi (NaOH) dan natrium sulfida (Na₂S) : 2%, 4%, 6%,8%.
b. Prosedur dan Perhitungan Bilangan Kappa
Prosedur (T 236 om-99)
Timbang KMnO4 1N 0,32 gram kemudian dilarutkan
dengan air sampai 100 ml.
Timbang Na2SO3 0,2N 2,48 gram kemudian dilarutkan
dengan air sampai 50 ml.
Timbang KI 1N 3,2 gram kemudian dilarutkan dengan air
sampai 20 ml dan diukur H2SO4 4N 11,1 ml serta
dilarutkanjuga dengan air sampai 100 ml.
Buat indikator amilum dengan kadar 0,2% dari 100 ml air.
Siapkan pulp 5-8 gr oven dry (hitung moisture).
Setelah didapatkan hasil perhitungannya, selanjutnya
diblender dengan air 350 ml dan diletakkan pada
gelasbeker.
Selanjutnya buat campuran 50 ml KMnO4 1N dan 50 ml
H2SO4 4N kemudian dimasukkan pada larutan pulp yang
tadi telah diblender serta aduk selama 10 menit.
Kemudian dari sampel larutan pulp + KMnO4 + H2SO4
dimasukkan KI 1N sebanyak 10 ml.
Masukkan Na2SO3 yang telah dicampur dengan air pada
buret.
Titrasi menggunakan Na2SO3 tadi sampai warna kuning,
dicatat nilai pada buret-nya.
Selanjutnya dimasukkan amilum atau pati pada gelas yang
berisi sampel sampai warnanya biru sebagai indikator.
11
Kemudian dilakukan titrasi lagi sampai warnanya putih dan
dicatat hasilnya.
Perhitungan
( )
P=
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
b = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Blanko
a = Jumlah Na2S2O3 yang digunakan Sampel
N= Normalitas Na2S2O3
Kappa Number = .
Keterangan :
P = Jumlah KMnO4 Aktual yang Digunakan
F = Faktor Koreksi KMnO4
W = Massa Sempel yang Digunakan
12
BAB IV
13
Gambar 4.1 Kapuk setelah dioven Gambar 4.2 Proses cooking
4.2 Perhitungan
1. Perhitungan Moisture
14
2. Perhitungan Berat Basah
( )
15
5. Perhitungan Faktor Koreksi KMnO4
( )
( )
16
9. Perhitungan konsistensi
17
BAB V
PEMBAHASAN
18
larutan pemasak pada saat proses pemasakan. Pada saat pemasakan dilakukan
pengecekan secara berkala di menit ke 30 dan menit ke 80. Di menit ke 90
pemasakan dihentikan karena dianggap sudah matang. Pulp yang telah
matang didiamkan untuk menurunkan suhu dan dikawatirkan masih ada
reaksi kimia berlangsung. Setelah itu pulp dan black liquor dipisahkan dan
pulp dicuci secara berulang kali sampai dirasa pulp bersih dari chemical.
Setelah pulp bersih kemudian pulp diperas dan disimpan di dalam plastik
ziplock, dan black liquor dihitung pHnya didapatkan hasil 3.
Setelah pulp matang kemudian dilakukan pengecekan bilangan kappa.
Pada pengecekan bilangan kappa sampel pulp dioven untuk mengetahui
moisturenya. Selagi menunggu pulp yang dioven dilakukan pembuatan
larutan yang akan digunakan untuk pengecekan bilanggan kappa meliputi :
1. Dibuat larutan KMnO4 1 N dengan melarutkan 0,32 gram KMnO4
19
kemudian pengecekan diulangi secara blanko. Setelah diamati dan dihitung
didapatkan hasil kappa numbernya adalah 5,64.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan handsheet pulp, pulp yang telah
dimasak, dan telah dicek pH dan bilangan kappanya serta telah di washing
akan dibuat menjadi handsheet pulp, tahapannya adalah yang pertama
mengecek moisture pulp selanjutnya menentukan ratio antara berat kering
pulp dengan banyaknya air, dengan berat kering 90 kami mendapat berat
basah 300 gr dengan perbandingan air 1:5 jadi air yang ditambahkan 450 ml,
setelah itu pulp di blender agar homogen dan lebih halus, namun dalam
pemblenderan kami menambahkan air lagi sebanyak 1 L dikarenakan alat
blender yang tidak mau berputar, jika proses tersebut selesai, pulp
dihamparkan ke alat sablon dan diratakan hingga permukaannya benar-benar
rata tebal-tipisnya,setelah itu pulp didiamkan beberapa hari hingga benar-
benar kering.
20
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
23
foto-foto proses pemsakan pulp kapuk dari penimbangan hinga
pembuatan handsheet pulp alang-alang
Proses Titrasi
24
Dicampur sampel, air dan KMnO4 Dibilas KMnO4 dengan 50 ml air
25
Proses Pembuatan Handsheet Pulp
Warna menjadi bening
26
Handshet yang telah kering
27