DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. DINDA VINDARINA PRIMALASITA ( 1741420055 )
2. SEFI RIA AYU MAWARNI ( 1741420072 )
Segala Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih
sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pulp and Paper Making”
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Proses Industri Kimia. Selain itu serta dapat memberi pengetahuan kepada pembaca
tentang bagaimana tahapan proses pembuatan pulp dan kertas pada industri.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini barulah merupakan langkah awal yang
masih jauh dari tujuan semestinya yang ingin dicapai, atau dapat dikatakan bahwa kami
menyusun makalah ini masih dalam bentuk sederhana, mengingat luasnya permasalahan yang
dibahas dibandingkan dengan kemampuan yang kami miliki.
Berbagai kesulitan yang kami alami selama penyusunan makalah ini, namun semuanya
itu dapat kami atasi berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak disertai doa kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Windi
Zamrudy, B.TECH., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Proses Industri Kimia yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini, orang tua yang telah memberikan
dukungan sehingga serta rekan-rekan yang turut serta membantu dan bekerja sama dalam
penyusunan makalah ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan
dan kekeliruan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
1.2.1. Apa saja bahan baku pembuatan pulp dan kertas ? ................................................. 5
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 5
1.3.1. Untuk mengetahui apa saja bahan baku dalam proses pembuatan pulp dan kertas. 5
2.1. Pulp................................................................................................................................... 6
3.2.3 Refining................................................................................................................... 15
3
3.2.8 Paper Making .......................................................................................................... 16
4.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 21
4
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa saja bahan baku dalam proses pembuatan pulp dan kertas.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pulp
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non
kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Pulp adalah
bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari
biomassa ( delignifikasi). Pulp digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas
dan dapat juga dikonversi menjadi senyawa turunan selulosa termasuk selulosa asetat.
Penyisihan lignin dari biomassa dapat dilakukan dengan berbagai proses yaitu mekani,
semikimia dan kimia (Johanson, 1987).
Pulp diproduksi dari bahan baku yang mengandung selulosa. Proses pembuatan
pulp pada umumnya menggunakan proses kimia, yaitu proses soda, sulfat (kraft), sulfit,
dan organosolv. Hasil penelitian mengenai pembuatan pulp dengan proses soda-
antraquinon dengan bahan baku serbuk menunjukkan reaksi yang baik dalam rendemen
maupun sifat lain dari pulp yang dihasilkan. Namun produksi pulp secara kimia
menimbulkan pencemaran yang cukup serius karena hasil samping yang diproduksi.
Polutan atau limbah utama yang dihasilkan adalah komponen gas yang mengandung
senyawa sulfur dan klor yang dihasilkan dari proses kraft atau sulfit dengan larutan
pemasak Na2S atau NaHSO2 (Simanjutak, 1994).
Casey (1980), menyatakan bahwa pulp merupakan hasil pemisahan serat kayu
atau bahkan berserat lain yang mengandung legnoselulosa. Pembuatan pulp didefinisikan
sebagai proses mengubah bahan baku berselulosa menjadi berserat. Pulp atau yang
disebut dengan bubur kertas merupakan bahan pembuatan kertas. Kertas adalah bahan
yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp, yang
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Secara umum prinsip pembuatan pulp
merupakan proses pemisahan Selulosa terhadap impurities bahan – bahan dari senyawa
yang dikandung oleh kayu di antaranya Lignin.
2.1. Kertas
Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda disebut
papier.Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis
yang dapatdirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari
bahan bakunya : tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang sangat beragam.
6
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah beberapa
bahan tambahan yang saling menempel dan jalin-menjalin. Serat yang biasa digunakan
biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas
industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis,
diantaranya adalah : kertas kitab (bible-paper), buku, Bristol (kertas kartu), cover, kertas
duplicating, Koran, kertas litho (kertas cetak), kertas amplop. Sedangkan yang termasuk
kertas industri adalah : kertas kantong, kertas minyak (tracing paper), pembungkus buah-
buahan (fruit wrapper), cigarette tissue, kertas bangunan dan karton, kertas pengemas
makanan, kertas makanan, kertas isolasi elektis, karton, pembungkus sayur-sayuran
(water leaf paper).Kertas Tissue terdisi dari kertas tissue rumah tangga dan kertas sigaret.
Kertas Khusus (specialty paper) terdiri dari : kertas uang,kertas dektor,kertas overlay,
kertas thermo,kertas label dan lain-lain.
2.3. Kayu
Kayu-kayu yang digunakan sebagai bahan pembuat kertas biasanya berasal pohon
papyrus, mulberry dan pinus. Jenis kayu untuk membuat kertas umumnya terbagi
menjadi 2, kayu lunak dan kayu keras. Kayu lunak adalah kayu dari tumbuhan jenis
konifer, contohnya pohon pinus. Sedangkan kayu keras adalah kayu dari tumbuhan yang
daunnya selalu gugur setiap tahun, contohnya pohon jati.
Kayu lunak yang memiliki kekerasan dan panjang lebih besar digunakan untuk
bahan yang memberi kekuatan pada kertas. Sedangkan kayu keras lebih kompak dan
halus sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus juga.
Kayu keras juga lebih mudah diputihkan karena memiliki kandungan lignin lebih
sedikit sehingga warnanya lebih terang. Kertas biasanya tersusun dari campuran kayu
lunak dan kayu keras agar menjadi bahan pembuat kertas yang baik.
7
BAB III PEMBAHASAN
Atas dasar kelarutannya dalam larutan NaOH 17,5% dikenal 3 jenis selulosa, yaitu :
α- selulosa, tidak larut dalam pelarut tersebut pada 200C.
β- selulosa, larut dan mengendap lagi bila ditambahkan asam.
γ- selulosa, larut dan mengendap bila ditambah alkohol.
Bahan pembuat kertas adalah α- selulosa, sedangkan yang larut (β- selulosa, γ-
selulosa, pentosa, heksosa, dan lain-lain) disebut hemi selulosa. Sifat kimia selulosa
sesuai dengan gugus aktif alkohol yang demikiannya (dapat mengalami oksidasi), dan
derajat polimerisasinya ( panjang serat ). Semakin panjang rantai selulosa semakin kuat
dan tahan degradasi baik secara panas, kimia maupun biologis.
Pada proses pembuatan pulp dan paper, bahan baku lain yang tak kala penting
digunakan adalah kayu. Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan.
Diharapkan jenis kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas pulp yang bagus
adalah yang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin yang rendah, tidak rapuh,
tidak banyak getah dan tidak berkulit tebal.
Berikut ini adalah jenis-jenis pulp yang umum digunakan di Indonesia:
1. LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp)
LBKP adalah pulp kimia kraft yang menggunakan kayu dari tumbuhan yang
berjenis kayu daun lebar yang memiliki serat pendek (panjang seratnya
kurang dari 1,6 mm) dan lebih tebal. Daya tensile dan tearing (sobek) lebih
8
rendah dari jenis NBKP dan permukaan kertas kasar dan kekuatan Tarik, lipat
kertas rendah. Dengan melalui proses pemutihan, sehingga pulp berwarna
putih.
2. NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp)
NBKP adalah pulp kimia kraft yang menggunakan kayu dari tumbuhan
berjenis kayu jarum (softwood) yang memiliki serat panjang (panjang seratnya
lebih dari 1,6 mm) dan tipis. Tensile dan tearing-nya lebih kuat.
Pada penambahannya menghasilkan kertas yang kuat, karena kertas tersebut
mempunyai ketahanan sobek yang tinggi, dalam batas tertentu memberikan
kekuatan Tarik, kekuatan retak dan kekuatan lipat yang tinggi. Dengan
melalui proses pemutihan, sehingga pulp berwarna putih.
Persamaan dari kedua jenis pulp tersebut adalah dalam proses pemasakan,
keduanya menggunakan proses sulfat atau kraft. Namun demikian kedua jenis pulp
tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kualitas kertas yang dihasilkan.
Kertas yang dibuat dengan pulp serat pendek akan memiliki formasi yang baik namun
kekuatannya kurang, sedangkan pulp dari serat panjang memiliki kekuatan yang tinggi
namun formasi kurang baik. Oleh karena itu untuk menghasilkan lembaran kertas yang
memiliki formasi dan kekuatan yang baik maka dilakukan pencampuran (blending)
antara keduanya.
Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:
9
Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya
pohon pinus.
Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan
daunnya setiap tahun.
Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar
digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan
kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras
juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki
lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan
kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan
pembeli. Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung
beberapa komponen antara lain :
Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang
merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas
karena panjang, kuat.
Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang.
Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan
dalam proses pulping.
Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi
merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan
proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat
selusosa secara signifikan
Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai
jumlah toksik akut dalam efluen industri kertas.
10
Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayu
Kandungan Serat Panjang Serat Pendek Bukan Kayu
Bahan Kimia (soft wood) (hard wood) (non wood)
Selulosa 42 +/- 2 % 40 +/- 2 % (36 – 38) %
Hemiselulosa 27 +/- 2 % 30 +/- 5 % (38 – 40) %
Lignin 28 +/- 3 % 28 +/- 3 % (12 – 16) %
Zat ekstraktif 5 +/- 3 % +/- 3 % -
Proses pembuatan pulp pada dasarnya adalah proses pemisahan serat dari
bahan baku yang mengandung serat dengan cara mekanis, kimia atau gabungan
dari keduanya. Dalam proses kimia, bahan baku dimasak dalam bejana pemasak
(digester) dan ditambahkan dengan bahan kimia untuk melarutkan komponen
dalam bahan baku yang tidak diinginkan sehingga diperoleh pulp dengan
kandungan selulosa yang tinggi. Tujuan utama dari pembuatan pulp adalah
memisahkan selulosa (serat-serat) dari bahan-bahan lainnya. Pulp secara kimia
bertujuan memisahkan serat selulosa dari bahan baku melalui delignifikasi
(penghilang lignin) tanpa terdegradasi karbohidrat. Ada beberapa metode untuk
pembuatan pulp yang merupakan proses pemisahan selulosa dari senyawa
pengikatnya, terutama lignin yaitu secara mekanis, semikimia dan kimia. Pada
proses secara kimia ada beberapa carater gantung dari larutan pemasak yang
digunakan, yaitu proses sulfit, proses sulfat, proses kraft dan lain-lain.
a) Proses Mekanik
Disini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin
saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pada proses ini, kayu dihancurkan
menjadi lumpur di dalam rotary grind mill stone dengan menambahkan air,
11
kemudian ditarik-tarik sambil berjalan di dalam rotary scruber sehingga
secara fisik serat rusak. Hal ini menyebabkan pulp yang dihasilkan dari proses
ini mempunyai kekuatan yang rendah (mudah sobek). Pembuatan pulp secara
mekanis ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak
dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan
kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Proses pembuatan pulp secara
mekanik sangat jarang digunakan.
b) Proses Semikimia
Proses ini merupakan perbaikan dari proses sebelumnya dimana setelah
dihancurkan dengan penggiling, potongan-potongan serat proses pada tahap
impregnasi (penyerapan) dengan larutan encer (sulfit, natrium sulfat, soda abu)
terlebih dahulu. Pulp yang dihasilkan disaring. Salah satu proses semikimia
yang dipakai adalah memasak serpihan/potongan kayu dengan larutan natrium
sulfat, bisulfit, sebelum de-defiberasi secara mekanik di dalam penggiling.
c) Proses Kimia
Pada proses ini lignin dihilangkan sama sekali sehingga serat-serat kayu
mudah dihilangkan oleh larutan pemasak. Proses ini dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu: Proses sulfat, proses soda, proses sulfit.
Proses Sulfat
Proses ini disebut juga proses pulp kraft. Pada proses ini
digunakan larutan NaOH ditambah bubuk Na2SO4 yang ditambahkan
direduksi di dalam tungku pemutih menjadi Na2S, yang diperlukan untuk
delignifikasi. Pada proses ini juga digunakan bahan penggumpal seperti
klorida sehingga pulp kraft mempunyai derajat putih yang berkualitas.
Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga
ukuran kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu
yang halus dimasukkan kedalam tempat penampung yang kemudian akan
digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan
ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida (Na2SO4)
dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu
alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut. Digester ini dibuat
dari logam steel dan tekanan uap n110lb/in2. Pulp yang telah jadi
dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya
akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki
penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan
12
saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium
hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan
dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah
pulp kering.
Proses Soda
Pada proses ini sistem pemasakan menggunakan senyawa alkali
yaitu natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan pemasak di kolom
bertekanan, dengan perbandingan 4 : 1 dari jumlah kayu yang digunakan.
Kemudian larutan pemasak bekas dipekatkan dengan proses penguapan
(evaporasi).
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya
memakai NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis
kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan
lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses
sulfat. Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2
dan temperatur 3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester
melalui lubang dibawah digester.
Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung
untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary
drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit
sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan
NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
Proses Sulfit
Proses ini ditemukan oleh Benyamin Tilghman pada tahun 1866,
dimana pembuatan pulp dilakukan di dalam kolom bertekanan
menggunakan larutan kalsium sulfat dan belerang dioksida. Pada tahun
1950-an, penggunaan kalsium 7 diganti dengan magnesium/natrium dan
ammonium sulfat yang lebih banyak keuntungannya.
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur,
kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara
untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan
selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara.
Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi
didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang
13
dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air dengan
menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.
S + O2 → SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 → Ca ( HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 → Mg ( HSO3)2 + CO2
Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke
bawah dengan spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke
menara absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2
yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor
dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi
sulfit. Berdasarkan analisa kira-kira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan
asam pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan
3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara
langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung
dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan
suhu 1050-1550 C. Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah
masak, pulp dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air
jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring
dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang
airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki
pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur
sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-
chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.
3.2.2 Cleaning
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah
dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting
dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping
dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses
pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih
besar.
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk
menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa
black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses
14
selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas
dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu
memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp,
seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.
HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu
memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan
berat jenisnya.
3.2.3 Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk
menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah
kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau
pemotong yang berbentuk disc plate.
3.2.5 Bleaching
Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin
tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam
proses pemutihan. Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :
Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam
Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada
tahap sebelumnya dengan larutan NaOH.
Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam
Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa
Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa
Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa
Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam
15
Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.
Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach,
yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya.
Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.
Proses pemutihan dengan menggunakan senyawa klor dalam bentuk ClO2,
juga ditambah peroksida untuk meningkatkan derajat keputihan. Proses
pemutihan memiliki urutan-urutan yang terdiri dari tahapan berikut :
Tahap Pemutihan (Do) yaitu menggunakan ClO2
Tahap Ekstraksi (Eop) yaitu menggunkan NaOH, O2, H2O
Tahap pemutihan kembali (D1/D2) yaitu menggunakan ClO2
3.2.6 Mixing
Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan
penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat
ion – ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.
3.2.7 Blending
Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan
dikirim ke proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat
dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence Recording Controller).
16
3.3 Proses Pembuatan Kertas
Pada proses pembuatan kertas terdapat 4 tahap, yaitu Wet end dan Dry end serta
Rewinder dan Stock Preparation.
a) Stock preparation, yaitu, menyiapkan campuran bubur kertas yang homogen. Stock
preparation adalah proses mengkondisikan bubur kertas sedemikian rupa sehingga
serat siap untuk diproses pada mesin kertas sesuai dengan target produktivitas, efisiensi
dan kualitas kertas yang ingin dicapai. Pada bagian ini juga berfungsi untuk meramu
bahan baku, seperti menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat
retensi, menambahkan filter (untuk mengisi pori-pori diantara serat kayu), dan lain-lain.
Bahan yang keluar dari bagian ini disebut stock (campuran pulp, bahan kimia dan air).
b) Wet End adalah proses persiapan, pencampuran aditif, dan pembentukkan lembaran
kertas dimana kadar air yang terkandung masih cukup tinggi.
c) Dry End adalah proses lanjutan yang dapat mengeluarkan kandungan air yang tersisa.
d) Rewinder adalah proses penggulungan ulang kertas dari gulungan kertas besar (jumbo
roll) menjadi gulungan yang lebih kecil dan memotongnya dengan lebar tertentu.
e) Stock preparation, yaitu, menyiapkan campuran bubur kertas yang homogen. Stock
preparation adalah proses mengkondisikan bubur kertas sedemikian rupa sehingga
serat siap untuk diproses pada mesin kertas sesuai dengan target produktivitas, efisiensi
dan kualitas kertas yang ingin dicapai. Pada bagian ini juga berfungsi untuk meramu
bahan baku, seperti menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat
retensi, menambahkan filter (untuk mengisi pori-pori diantara serat kayu), dan lain-lain.
Bahan yang keluar dari bagian ini disebut stock (campuran pulp, bahan kimia dan air).
Bubur kertas pada tahapan ini banyak mnegandung air dilakukan dalam kondisi basah
atau wet end, untuk memudahkan proses dan menjadi media proses itu sendiri. Pada
puncaknya di bagian Head Box, kandungan air bisa sekitar 99.5% sementara sisanya 0.5%
17
yang disebut stock adalah serat dan bahan penambah lainnya (wet end additives). Proses
ini ada beberapa tahap:
3.3.1 Repulper
Menguraikan lembaran pulp menjadi single fibre dengan mencampurkan air
sehingga menjadi bubur kertas. Alat penghalus serat dimana bubur kertas dipotong
dan dihancurkan kecil-kecil. Proses ini bertujuan meningkatkan property kekuatan
dan ‘bonding’ serat (bersatunya serat satu sama lain). Gambar disamping
menggunakan Jordan Refiner dimana proses ‘Jordaning’ terjadi dimana bubur
kertas diuraikan, dipotong dan distribusi rata. System Jordan memompa dan
mendesak campuran bubur melewati rongga yang sangat sempit dalam proses
penghalusan serat.
3.3.2 Cleaning
Memisahkan kotoran dengan melewatkannya pada alat berbentuk cone, dengan
prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis dengan gaya sentrifugal.
Kotoran yang dipisahkan biasanya adalah kawat, pasir dsb. Alat pembersih serat,
dimana serat pulp yang bersih akan terangkat ke atas dan kotoran yang lebih berat
akan turun ke bawah tabung pembersih. Alat pembersih ini menggunakan
‘centrifugal force’ (kekuatan putar) menyebabkan material yang berat dan solid
kehilangan momentum pada sisi dinding dalam cleaner. Efek ini membuat material
berat tadi lebih cepat turun ke bawah tabung dibanding fiber yang ringan. Sebelum
fiber masuk ke Headbox, serat disaring kembali dengan screener untuk
mendapatkan serat dan bahan yang lain yang seragam agar siap didistribusikan
pada mesin pembentuk lembaran kertas selanjutnya.
3.3.3 Refining
Mengkondisikan serat melalui aksi mekanis (penggilingan) untuk mendapatkan
lembaran dengan sifat yang diinginkan, meningkatkan kontak ikatan atar serat.
3.3.5 Cleaning
Sama seperti Proses Cleaning sebelumnya, yaitu memisahkan stock dari kotoran
berdasarkan berat jenisnya.
3.3.6 Screen
Memisahkan kotoran berdasarkan perbedaan ukuran dengan mengalirkan stok pada
basket screen yang berputar.
3.3.7 Headbox
Headbox akan Menyebarkan dan meratakan bahan secara homogen,
kemudian Menjaga dan mengendalikan stock agar tetap seragam. Stock dari
headbox dikirim ke mesin kertas dengan kecepatan sesuai dengan kecepaan mesin
tanpa adanya gangguan aliran agar diperoleh kertas yang sama. Selain itu juga
headbox dapat mengatur gramatur kertas yang akan diproduksi.
Bubur kertas yang bersih dan bercampur degan filler dan kimia penambahn
lainnya atau disebut stock, kemudian dicampur dengan air untuk membuat ‘furnish’.
Furnish adalah 99.5% air dan 0.5% stock. Furnish disalurkan kedalam Headbox,
dimana regulasi sedemikian rupa agar stock terdistribusi merata disepanjang box
dan stock tidak bergumpal.
3.3.8 Forming
Merupakan tempat pembentukan lembaran kertas, dimana stock yang dikirim dari
headbox akan disemprotkan diatas wire, sehingga terbentuk lembaran kertas yang
merata. Selain itu juga wire berfungsi sebagai media drainase air, sehingga kadar
air yang melewati proses ini akan tersisa sekitar 60%.
19
lembaran kertas pada dua roll yang berputar dan saling menekan sehingga air ayang
terkandung dalam lembaran kertas akan keluar dari lembaran itu. Hasilnya masuk
ke bagian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah kertas masuk diantara
dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas diberi tekanan sehingga air keluar dari
web. Bagian ini dapat menghemat energy, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air
sudah dibuang 30%). Sampai bagian ini tahap Wet End berakhir
Setelah tahapan Wet End lembaran kertas akan melewati proses selanjutnya
diantaranya yaitu:
3.3.10 Drying
Karena propertis kertas yang diinginkan adalah memiliki kadar air yang kecil
dibawah 10% maka dilakukanlah proses pengeringan di dryer. Pada proses ini
lembaran kertas akan dilewatkan dan ditempelkan pada beberapa drum silinder
panas yang dipanaskan oleh steam.
3.3.11 Calender
Berfungsi untuk menghasilkan kertas dengan smoothness dan caliper (ketebalan)
sesuai standar.
3.3.13 Rewinder
Proses penggulungan ulang kertas dari gulungan kertas besar (jumbo roll) menjadi
gulungan yang lebih kecil dan memotongnya dengan panjang dan lebar tertentu.
3.3.14 Finishing
Pada proses ini gulungan dari rewinder akan dipotong dan diconvert menjadi
berbagai ukuran sesuai dengan ukuran dan jenis kertas yang diinginkan serta
dilakukan pengemasan untuk dikirim ke customer.
20
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kertas sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan baku pembuatan
pulp dan kertas terdiri dari bahan baku primer dan sekunder. Bahan baku primer berupa
kayu dan non kayu, sedangkan bahan baku sekunder berupa kertas bekas. Sebelum
dijadikan kertas, bahan baku tersebut terlebih dahulu diolah menjadi pulp. Proses
pembuatan pulp ada beberapa tahap yaitu pulping, cleaning, refining, oksigen
delignifaton, bleaching, mixing, blending, paper making, serta pengeringan dan
pembuatan. Setelah pulp diproduksi, barulah kertas diproduksi. Proses produksi kertas
secara garis besar dibagi empat tahap yaitu stock preparetion, wet end, dry end, dan
rewinder.
4.2 Saran
Perlu adanya metode penelitian lebih lanjut ke industri pembuatan pulp dan kertas
di Indonesia untuk mengkuatkan aliran proses dari sumber-sumber yang kami dapat.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang pembuatan pulp dan kertas di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries Fifth Edition. McGraw-Hill, Inc :
Singapore.
Smook, G.A. (2002). Handbook for pulp and paper technologists. Atlanta, Georgia: Joint
TextbookCommittee of the Paper Industry.
TAPPI. (2011). Technical Association of the Pulp and Paper Industry (TAPPI)'s Test Methods.
Atlanta,Georgia: TAPPI Press.
Dikutip dari : http://id.shvoong.com/exact-sciences/1988063-cara-pembuatan-
kertas/#ixzz1OsDmhxC0 (Diakses pada 21 September 2018)
Arief, Yusuf. 2017. Bahan Pembuat Kertas. (Diakses : https://rumahulin.com/bahan-pembuat-
kertas/ )
22