OLEH:
Kelompok 3
Miftahul Fattaah Mohamad (442420008)
Vera Yustika (442420020)
Fitria Naim (442420030)
Maryam Padi (442420032)
Yuyan Ali Usman (442420031)
Syakina Marilan Daaliwa (442420016)
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul
“Proses Industri Pulp & Kertas” ini dapat kami selesaikan. Sholawat beriring salam
tak lupa kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Terimakasih
juga kami ucapkan kepada Ibu Nita Suleman, S.T., M.T, selaku dosen mata kuliah
Proses Industri Kimia, yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok kami
untuk menyusun makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Proses Industri Kimia. Besar harapan kami agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun maupun bagi pembaca pada umumnya.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi
serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, dan
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pada umumnya pulp terbuat dari bahan
kayu yang mengalami beberapa tahapan proses, sehingga pada akhirnya berubah
menjadi bubur kertas dimana proses tersebut disebut pulping.
Kertas yang sering kita gunakan itu biasanya terbuat dari kayu yang diolah
dengan teknologi modern sehingga sampai ke tangan kita. Teknologi pembuatan
pulp dan kertas makin berkembang sejalan dengan kebutuhan dunia akan kertas.
Jika sebelumya teknologi lebih difokuskan untuk mendukung jumlah kebutuhan
(demand) yang tidak terlepas dari aspek peningkatan efisiensi, maka kini arah
perkembangannya dimekarkan secara divergen meliputi aspek-aspek lainya tanpa
mengurangi rendemen dan efisiensi yang sudah dapat dicapai.
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang
memiliki prospek yang cerah di masa mendatang yang dapat memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Dengan latar belakang
Indonesia yang merupakan negara dengan hutan hujan tropis kedua terbesar setelah
Brazil yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk industri pulp dan
kertas, terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dapat
mendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pembuatan pulp & kertas di dunia?
4. Apa saja peralatan yang digunakan dalam proses produksi pulp & kertas?
8. Apa saja limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp & kertas serta
bagaimana cara pengelolaannya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah pembuatan pulp & kertas di dunia.
4. Untuk mengetahui apa saja peralatan yang digunakan dalam proses produksi
pulp & kertas.
8. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp & kertas
serta bagaimana cara pengelolaannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berkat rami dan linen (bahan baku berkualitas tinggi untuk membuat kertas)
yang berlimpah, produksi berjalan baik bahkan menyebar ke kota-kota lain di Asia,
khususnya di Baghdad, Irak, serta di Suriah. Untuk memperoleh bubur kertas (pulp)
yang homogen, mereka melibatkan teknik garnetting dan maserasi kain dalam air.
Kemudian diayak untuk memisahkan serat maserasi dari air. Lalu, lembaran
ditekan, dikeringkan, dan ditutup dengan lapisan tepung beras dengan tujuan untuk
mempermudah menerima tinta.
Kertas kemudian tiba di Eropa pada abad ke-11, imbas dari penaklukan
Arab atas Spanyol dan Sisilia. Namun kertas tidak diterima dengan baik karena
kualitas kertas dianggap lebih rendah dari perkamen. Bahkan di tahun 1221, Kaisar
Romawi Suci Frederick II melarang penggunaan kertas untuk dokumen publik.
Sebab tepung beras yang merupakan salah satu bahan pembuatannya adalah sumber
makanan bagi serangga, sehingga lembaran kertas tidak akan bisa bertahan lama.
Hal tersebut bukan berarti kertas tidak digunakan sama sekali, hanya saja
pemanfaatan kertas terbatas pada draft, risalah, ataupun register.
3
dengan penggilingan palu hidrofilik, yang secara signifikan mengurangi waktu
untuk menghasilkan pulp. Merekatkan lembaran dengan gelatin, bahan tambahan
yang tidak disukai serangga. Kemudian menciptakan berbagai jenis dan format
kertas. Sejak abad ke-14, produksi kertas mulai menyebar ke negara-negara Eropa
lainnya. Berkat penemuan mesin cetak tipe bergerak, produksi kertas semakin
meningkat pesat.
Industri pulp dan kertas di Indonesia dewasa ini sedang tumbuh dan
berkembang dengan pesat sejalan dengan meningkatnya konsumsi pemakaian pulp
dan kertas. Perkembangan industri ini akan terus meningkat dan ditunjang pula oleh
keberadaan Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif, antara lain adanya
potensi hutan yang luas untuk penyediaan kayu sebagai bahan baku. Potensi ini
akan bertambah dengan adanya program pembangunan. Hutan Tanaman Industri
4
(HTI) yang kini sedang digalakkan pelaksanaannya. Demikian pula tersedianya
bahan baku serat bukan kayu yang cukup melimpah.
1. Kayu (wood)
Kayu digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas karena
beberapa alasan, yaitu banyak mengandung selulosa, mudah dibudidayakan,
tersedia dalam jumlah yang banyak serta mudah didapatkan, dan harganya
yang relatif murah. Kayu dapat terbagi menjadi 2, yaitu kayu keras
(hardwood) dan kayu lunak (softwood) (Darni et al., 2019). Adapun
komposisi kimia kayu dapat dilihat pada tabel berikut.
5
2. Cairan Pemasak (cookingliquor)
a. Lindi putih (white liquor), merupakan bahan kimia pemasak utama
dengan komposisi Caustik (NaOH), Natrium Sulfit (Na2S), dan Natrium
Carbonat (Na2CO3).
b. Lindi hitam (black liquor), merupakan cairan bekas pencuci di area
pencucian (washing) yang mengandung lignin dan bahan kimia terlarut
dan dipakai untuk memenuhi kebutuhan cairan pemasak pada proses
pemasakan.
3. Bahan Kimia Pemutih
Bahan kimia pemutih biasanya digunakan untuk meningkatkan
derajat keputihan pulp dan bahan kimia yang digunakan adalah klorin
dioksida (ClO2).
2.4 Peralatan yang Digunakan Dalam Proses Produksi Pulp & Kertas
Dalam proses produksi ada berbagai macam peralatan yang ditempatkan
pada area pemrosesan (Darni et al., 2019) yaitu sebagai berikut.
1. Woodyard
Woodyard adalah unit pengolahan kayu menjadi serpihan kayu yang
dikenal dengan nama chip. Kayu yang merupakan bahan baku utama akan
dipotong dan diangkut ke mill site. Balak-balak (log) tersebut dipotong
dengan ukuran tertentu untuk mempermudah pemrosesan. Sebelum balak
di-chop (potong) menjadi chips (serpihan kecil), bark (kulit kayu) harus
dihilangkan. Ini dilakukan dengan menggunakan sebuah rotating drum yang
disebut dengan drum debarker. Debarker log kemudian memotong hingga
menjadi chip. Setelah menjadi chip, kemudian disaring dengan chip
screening yang pada dasarnya adalah saringan yang bergetar, yang
berfungsi memisahkan kulit kayu dan serpihan halus dengan chip yang
layak ukurannya untuk disimpan di chip pile yaitu tempat penyimpanan
chip. Serpihan yang terlalu halus beserta kulit kayu dikirim ke boiler sebagai
bahan bakar.
2. Pulp Mill
Pulp Mill merupakan suatu alat pengolahan chip hingga menjadi
pulp. Chip yang berasal dari gundukan (chip pile) dikirim ke Digester untuk
6
dimasak. Cooking adalah penguraian chip hingga menjadi pulp. Karena itu
proses ini memerlukan zat kimia sebagai pengurai. Pulp perlu dibersihkan
terlebih dahulu dalam washer sebelum diproses menjadi kertas. Setelah
penyaringan dan pembersihan, pulp yang berwarna coklat disimpan di
brown stock. Di brown stock ini lah pulp tadi di-bleach hingga putih
(disebut bleached stock). Setelah screening, washing, dan bleaching,
bleached stock disimpan di HD Tower. Proses pembersihan menghasilkan
sesuatu yang disebut dengan black liquor yang mengandung unsur yang
biasa digunakan kembali.
Adapun rincian peralatan yang digunakan dalam proses pulp mill ini adalah
sebagai berikut.
- Digester berfungsi sebagai tempat pemasakan chip menjadi pulp.
- Washer berfungsi sebagai tempat mencuci pulp.
- Screener berfungsi untuk memisahkan serat kasar dari pulp.
- Knotter berfungsi untuk memisahkan chip yang tidak masak dari pulp.
- Oxygen Delignification Plant berfungsi sebagai tempat menghilangkan
kandungan lignin yang tersisa dari proses cooking dengan menggunakan
Oksigen (O2).
- Bleaching Plant berfungsi sebagai tempat untuk memutihkan pulp.
3. Power Island dan Recovery Boiler
Untuk proses pulp dan kertas, diperlukan 3 komponen, yaitu bahan
baku pulp, power pembangkit listrik, dan steam (up).
4. Chemical Preparation
Proses pulp dan kertas memerlukan bahan kimia tertentu antara lain
klorin dioxide untuk pemutih pulp. Chemical plant bertanggung jawab
untuk pengadaan bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk proses pulp dan
kertas.
5. Recausticzing
Green liquor dari pembakaran di-recovery furnaces (tungku
recovery) dicampur dengan lime mud (batu kapur yang telah diproses)
untuk menghasilkan reaksi kimia yang merubah campuran tersebut menjadi
7
white liquor. White liquor digunakan pada proses recaustizing dibakar pada
suatu area yang disebut lime kilns.
6. Pulp dan Paper Machines
Fungsi dari pulp machine adalah untuk membersihkan pulp hasil dari
proses pemutihan, mengeringkan, dan mencetak dalam bentuk sheet
(lembaran) untuk dijual kepada konsumen. Peralatan yang digunakan pada
pulp machine adalah sebagai berikut.
- Evaparator, merupakan alat yang berfungsi untuk memekatkan lindi
hitam yang berasal dari unit pengolahan pulp yang akan digunakan
sebagai bahan bakar pada recoveryboiler.
- Recovery Boiler, merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan
uap air (steam) dan mengambil kembali bahan kimia yang digunakan
dalam proses pembuatan pulp.
- Power Boiler, berfungsi sama dengan recoveryboiler yaitu untuk
menghasilkan steam, dengan menggunakan bahan bakar yang berasal
dari kulit kayu dari proses woodhandling dan batubara.
- Turbin Generator.
- Lime Klin Plant, merupakan suatu wadah atau tempat pembentukan
hotlime (CaO) dari limestone dan lime mud.
- Recaustizing Plant, berfungsi untuk merubah natrium karbonat
(Na2CO3) menjadi natrium hidroksida (NaOH).
- Pabrik Kimia, berfungsi sebagai penyedia bahan kimia yang dibutuhkan
pada proses bleaching, oksigen delignifikasi dan untuk pembersihan di
pabrik kimia sendiri.
2.5 Metode Proses Pulping Secara Kimia (Chemical Pulp Production Process)
Pada proses ini, pulp diperoleh dengan cara menambahkan bahan kimia baik
dengan proses sulfat, soda maupun sulfit (Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia, 2021). Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH
dengan cara pelarutan yang akan memisahkan fiber. Dalam proses ini, kulit kayu
diambil dan batang kayu dibuat menjadi keping-keping kayu kemudian
dihancurkan dalam tekanan dan temperatur tertentu. Proses pembuatan pulp secara
kimia, yaitu:
8
1. Proses Sulfat (Kraft Process)
Pada proses ini, mula-mula kayu dipotong dengan mesin pemotong,
kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan ke dalam tempat
penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Kemudian kayu-kayu
tersebut dipanaskan dengan uap dan diaduk dengan alat pengaduk yang
terdapat di dalam digester. Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci
dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery.
Pulp yang sudah dicuci kemudian disaring lagi dengan saringan rotary drum
filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga
hasilnya sudah sedikit putih. Selanjutnya dinetralkan dengan CaO atau
NaOH, dicuci dan dikeringkan hingga terbentuklah pulp kering.
2. Proses Soda
Proses ini lebih sederhana daripada proses sulfat karena hanya
memakai NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis
kayu. Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan
temperature 3440F). pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester. Liquor
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery.
Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter,
kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit. Selanjutnya
dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan.
3. Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur,
kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara
untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya
dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran
udara ini harus dikontrol agar hasil berupa Sulfur dioksida bukan Sulfur
trioksida sehingga harus didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang
melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah
penyerapan dengan Kalsium karbonat dan Magnesium Karbonat. Adapun
reaksinya sebagai berikut.
9
S + O2 → SO2
2SO2 + H2O + CaCO3 → Ca(HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3 → Mg(HSO3)2 + CO2
10
black liquor ini akan dikirim ke chemical recovery untuk
direcovery menjadi white liquor kembali.
3. Washing, setelah proses cooking tentunya pulp yang dihasilkan belum
sepenuhnya bersih dari lignin yang terlarut tadi, sehingga dilakukan
washing menggunakan washer diffuser atau press wash.
4. Screening, setelah washing maka perlu dilakukan screening yang secara
selektif memisahkan zat-zat terlarut dari pulp. Bahan-bahan yang
dipisahkan pada screening adalah knot (mata kayu), shives (bundel dari
dua atau lebih berat), dirt (kotoran), ataupun plastik.
5. Oxygen Delignification, dimana setelah proses washing dan screening
maka dilakukan proses oxygen delignification yang bertujuan untuk
membersihkan lignin yang masih tersisa dari pulping, sehingga dapat
mengurangi jumlah lignin yang masuk proses selanjutnya. Delignifikasi
biasa dilakukan dengan menggunakan oksigen dan NaOH. Ion OH- dari
NaOH akan memutuskan ikatan-ikatan dari struktur dasar lignin
sedangkan ion Na+ akan berikatan dengan lignin membentuk natrium
fenolat. Garam fenolat ini bersifat mudah larut. Lignin yang terlarut
ditandai dengan warna hitam pada larutan yang disebut lindi hitam
(black liquor). Adapun mekanisme pemutusan ikatan antara lignin dan
selulosa menggunakan NaOH yaitu sebagai berikut.
11
terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing-masing
tahapan dan beberapa chemicals yang dapat dipakai yaitu sebagai
berikut.
- C: tahap klorinasi menggunakan Cl2 dalam media asam.
- E: Ekstraksi untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk
pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH.
- D: Klorin dioksida mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam.
- O: Oksigen digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa.
- H: Hipoklorit mereaksikan NaClO dalam media basa.
- P: Peroksida reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi
basa.
- Z: Ozon menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam.
- Q: EDTA sebagai chelating agent.
- X: Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi
netral.
12
untuk menetralisasi pulp dan memperbaiki proses pencucian sebelumnya. Menara
D2 adalah tahap akhir dari proses bleaching dimana ClO2 memberikan pemutihan
terakhir pada pulp. Jika proses bleaching diawali dengan delignifikasi oksigen,
maka prosesnya disingkat menjadi ODED.
Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit.
Produk lainnya adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping.
Reaksinya diuraikan berikut ini.
13
- Screen: memisahkan kotoran berdasarkan perbedaan ukuran.
- Headbox: headbox akan menyebarkan dan meratakan bahan secara
homogen, kemudian menjaga dan mengendalikan stock agar tetap
seragam. Stock dari headbox dikirim ke mesin kertas dengan kecepatan
sesuai dengan kecepaan mesin tanpa adanya gangguan aliran agar
diperoleh kertas yang sama.
- Forming: merupakan tempat pembentukan lembaran kertas, dimana
stock yang dikirim dari headbox akan disemprotkan diatas wire,
sehingga terbentuk lembaran kertas yang merata. Selain itu juga wire
berfungsi sebagai media drainase air, sehingga kadar air yang melewati
proses ini akan tersisa sekitar 60%.
- Press part: lembaran yang yang telah terbentuk pada forming section
dengan kadar air sekitar 60% akan melewati press part. Bagian ini akan
meembuat lembaran kertas menyisakan kadar air sekitar 35-40% saja.
Prinsip kerjanya adalah melewatkan lembaran kertas pada dua roll yang
berputar dan saling menekan sehingga air yang terkandung dalam
lembaran kertas akan keluar dari lembaran itu. Sampai bagian ini
tahap wet end berakhir.
2. Dry End adalah proses lanjutan yang dapat mengeluarkan kandungan air
yang tersisa. Pada tahapan ini, kertas akan melewati proses selanjutnya
yaitu sebagai berikut.
- Drying: karena propertis kertas yang diinginkan adalah memiliki kadar
air yang kecil dibawah 10% maka dilakukanlah proses pengeringan di
14
dryer. Pada proses ini lembaran kertas akan dilewatkan dan ditempelkan
pada beberapa drum silinder panas yang dipanaskan oleh steam.
Adapun 4 bagian utama dari mesin pembuatan kertas dapat dilihat pada
gambar berikut.
15
2.8 Limbah yang Dihasilkan dari Proses Produksi Pulp & Kertas dan Cara
Pengelolaannya
Zat pencemar dari proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari
lingkungan dapat dibagi menjadi 4 kelompok (Darni et al., 2019) yaitu:
1. Efluen Limbah Cair
- Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu
dan sejenisnya.
- Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin,
alkohol, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang
menghasilkan BOD tinggi.
- Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas.
- Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, klorin dan lain-lain.
- Limbah panas.
2. Partikulat
- Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain.
- Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca.
3. Gas
- Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses
pemulihan bahan kimia.
- Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace
dan lime Kiln.
- Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan.
4. Limbah Padat
- Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya.
16
2. Pengelolaan Limbah Padat
Limbah padat itu harus dibuang ke tempat pembuangan akhir yang
secure land fill (aman).
3. Pengelolaan Limbah Emisi Udara
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses
produksi pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas
treatment di unit pulping, ElectroStatic Dust Precipitator pada Recovery
Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat melalui
berbagai proses pembuatannya. Sedangkan kertas adalah bahan tipis yang
dihasilkan dari kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat selulosa merupakan
bahan baku utama untuk pembuatan pulp. Selulosa adalah senyawa organik
yang banyak dan melimpah di alam. Proses pembuatan pulp terdiri atas
beberapa tahapan yaitu wood preparation, cooking, washing, screening,
oxygen delignification, bleaching. Sedangkan proses pembuatan kertas terdiri
atas beberapa tahapan yaitu wet end, dry end, rewinder, serta finishing dan
packaging. Ada 4 kelompok limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp
& kertas, yaitu limbah cair, partikulat, limbah gas, dan limbah padat.
3.2 Saran
Makalah yang kami susun tentunya belum sempurna sesuai yang
diharapkan. Masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena
kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf atau kesalahan dan
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dan pembaca demi perbaikan
di masa mendatang.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darni, Y., Lismeri, L., & Darmawansyah. (2019). Industri Proses Kimia. Pusaka
Media.
idntimes. (2021). Perjalanan Panjang Penciptaan Kertas, Intip Sejarahnya!
https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-zakiah-1/fakta-asal-usul-
sejarah-kertas
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2021). Mungkinkah Peran
Industri Bersandar pada Industri Pulp dan Paper?
Putri, A. H., Hasibuan, N. H., Mudia, novera elsi, & Hawari, F. Y. (2019). Kajian
Industri Pulp dan Kertas di Indonesia. Universitas Negeri Padang, Indonesia,
1(1), 67–90.
Syambas, R. A. R. (2021). Mendalami Proses Produksi Pulp dan Kertas.
19