Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PANEL-PANEL KAYU

Disusun Oleh :

ABDUL WAHIDUR RAHMAN

NIM. 1406114076

Asisten Pembimbing Praktikum :

1. OKTA FAISAL
2. WAHYU BINTORO

LABORATORIUM JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

2017
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur atas rahmat yang di berikan

oleh Allah SWT dengan ilmu pengetahuan yang berlimpah serta wawasan yang

dapat dimanfaatkan oleh kehidupan manusia sehingga terjadinya perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Alhamdulillah penulis ucapkan telah

menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM PANEL-PANEL KAYU. Tidak lupa

juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing mata kuliah panel-panel kayu yang telah memberikan

pedoman teori selama pelaksanaan praktikum ini.

2. Kepada orangtua yang telah memberikan semangat selama penulisan laporan

ini.

3. Kepada asisten praktikum yang telah membimbing saat pelaksanaan

praktikum.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.

Untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi pembaca.

Pekanbaru, 19 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

DAFTAR TABEL............................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iv

BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1...............................................................................................................Latar
Belakang...............................................................................................1
1.2...............................................................................................................Rumusa
n Masalah..............................................................................................2
1.3...............................................................................................................Tujuan
..............................................................................................................3
1.4...............................................................................................................Manfaa
t.............................................................................................................3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4

2.1...............................................................................................................Plywoo
d............................................................................................................4
2.2...............................................................................................................Penggu
naan Plywood........................................................................................5
2.3...............................................................................................................Kualita
s Plywood..............................................................................................6
2.4...............................................................................................................Kriteria
Mutu Kayu Lapis Berdasarkan SNI 01-5008:2-1999...........................8
2.5...............................................................................................................Kadar
Air Kayu Lapis.....................................................................................11
2.6...............................................................................................................Pengem
bangan Tebal.........................................................................................13

BAB 3. METODOLOGI.................................................................................16

3.1. Waktu dan Tempat...............................................................................16


3.2. Alat dan Bahan.....................................................................................16
3.3. Cara Kerja............................................................................................17
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................21

4.1. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik 3 Jenis Merk Dagang

Kayu Lapis yang ada di Pekanbaru....................................................21

4.2. Pengujian Kualitas Kayu Lapis Berdasarkan SNI 01-5008:2-1999....26

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................29

5.1. Kesimpulan..........................................................................................29
5.2. Saran................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................30

LAMPIRAN`...................................................................................................31
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang

mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk

berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan

bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga

dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab

terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel

berbagai jaringan di batang.

Ilmu perkayuan mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta

sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Batang

pohon memiliki kegunaan masing-masing. Bagian pangkal umumnya tak bermata

kayu, digunakan untuk pertukangan yang baik. Bagian tengah dan ujung memiliki

mata kayu, digunakan untuk industri kayu pabrik kertas, papan buatan dan lain-lain.

Bagian percabangan digunakan untuk industri kayu. Bagian cabang dan ranting

dimanfaatkan untuk kayu bakar.

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang

sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat

ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting

sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak

saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang

memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis

kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau

terlalu mahal.

Plywood atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang

terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Plywood

merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Plywood bersifat

fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik

pembuatan yang rumit. Plywood biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid

karena lebih tahan retak, susut, atau bengkok (Wikipedia, 2013).

Lapisan plywood (yang biasa disebut veneer) direkatkan bersama dengan

sudut urat (grain)yang disesuaikan untuk menciptakan hasil yang lebih kuat.

Biasanya lapisan ini ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya

pembelokan (warping) dan menciptakan konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam

jumlah genap akan menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi.

Saat ini plywood tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari 0.8 mm hingga 25

mm dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda(Wikipedia, 2013).

Adapun proses pembuatan kayu lapis secara garis besar yaitu, dimulai

dengan tahap seleksi log kemudian perlakuan awal pada log berupa pemanasan log

(dengan air panas, uap panas, uap panas bertekanan tinggi, listrik, memaksa air/uap

panas masuk dari arah longitudinal, Pengupasan., Penyortiran vinir dimana vinir
dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak, Pengeringan Vinir, Perekatan,

Pengempaan, dan terakhir Pengkondisian (Anonim, 2013).

Tahapan-tahapan pembuatan kayu lapis diatas memungkinkan terjadinya

beberapa kelainan pada kayu lapis seperti cacat teknis yakni cacat yang terjadi atau

terdapat pada kayu lapis yang disebabkan oleh faktor teknis atau proses pengolahan.

Selain itu terdapat juga cacat alami yang terjadi karena terdapat cacat bawaan dari

bahan baku. Berbagai bentuk kelainan ini kemudian mengakibatkan penurunan mutu

dari kayu lapis berdasarkan standar uji yang ada( dephut, 2013).

Pada praktikum ini akan dilihat bagaimanakah sifat fisik dan mekanik

(pengembangan tebal, kadar air, dan kerapatan) dari masing-masing merk kayu lapis

yang beredar di Pekanbaru dan menentukan kualitas atau mutu dari masing-masing

merk kayu lapis berdasarkan SNI 01-5008:2-1999.

I.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah :

1. Bagaimana sifat fisis dari 4 merk dagang kayu lapis yang ada di Pekanbaru ?
2. Bagaimana kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-5008:2-1999?

I.3. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui sifat fisis dari 4 merk dagang kayu lapis yang ada di Pekanbaru
2. Mengetahui kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-5008:2-1999
I.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan praktikum tersebut

adalah :

1. Praktikan dapat mengetahui sifat fisis dari 4 merk dagang kayu lapis yang

ada di Pekanbaru, dan


2. Praktikan dapat mengetahui kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-5008:2-

1999.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Papan Partikel

2.1.1 Pengertian Papan Partikel

Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu

yang terbut dari partikel-partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya,

yang diikat dengan perekat atau bahan pengikat lainnya kemudian dikempa panas

(Maloney 1993, dalam Fuadi 2009).

Menurut (Iskandar dalam Hesty 2009), papan partikel adalah lembaran hasil

pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan berlognoselulosa lainnya

dengan perekat organik dan bahan lainnya.

Kualitas papan partikel merupakan fungsi dari beberapa faktor yang

berinteraksi dalam proses pembuatan papan partikel tersebut. Sifat fisis dan mekanis

papan partikel seperti kerapatan, modulus patah, modulus elastis dan keteguhan

rekat internal serta pengembangan tebal merupakan parameter yang cukup baik

untuk menduga kualitas papan partikel yang dihasilkan (Haygreen dan Bowyer

1986, dalam Fuadi 2009)

2.1.2 Jenis Papan Partikel

Ada beberapa jenis papan partikel yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu

sebagai berikut (Hesty, 2009) :


a. Bentuk

Papan partikel umumnya berbentuk datar dengan ukuran relatif panjang, relatif

lebar, dan relatif tipis sehingga disebut Panel. Ada papan partikel yang tidak datar

(papan partikel lengkung) dan mempunyai bentuk tertentu tergantung pada acuan

(cetakan) yang dipakai seperti bentuk kotak radio.

b. Pengempaan

Cara pengempaan dapat secara mendatar atau secara ekstrusi. Cara mendatar

ada yang kontinyu dan tidak kontinyu. Cara kontinyu berlangsung melalui ban baja

yang menekan pada saat bergerak memutar. Cara tidak kontinyu pengempaan

berlangsung pada lempeng yang bergerak vertikal dan banyaknya celah (rongga atau

lempeng) dapat satu atau lebih.

Pada cara ekstrusi, pengempaan berlangsung kontinyu diantara dua lempeng

yang statis. Penekanan dilakukan oleh semacam piston yang bergerak vertikal atau

horizontal.

c. Kerapatan

Ada tiga kelompok kerapatan papan partikel, yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Terdapat perbedaan batas antara setiap kelompok tersebut, tergantung pada standar

yang digunakan.

d. Kekuatan (sifat mekanis)

Pada prinsipnya sama seperti kerapatan, pembagian berdasarkan

kekuatanpun ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Terdapat perbedaan batas antara

setiap macam (tipe) tersebut, tergantung pada standar yang digunakan. Ada standar

yang menambahkan persyaratan beberapa sifat fisis.

e. Macam perekat
Macam perekat yang dipakai mempengaruhi ketahanan papan partikel

terhadap pengaruh kelembaban, yang selanjutnya menentukan penggunaanya. Ada

standar yang membedakan berdasarkan sifat perekatnya, yaitu interior dan eksterior.

Ada standar yang memakai penggolongan berdasarkan macam perekat, yaitu tipe U

(urea formaldehida atau yang setara), tipe M (melamin urea formaldehida atau yang

setara) dan tipe P (phenol formaldehida atau yang setara). Untuk yang memakai

perekat urea formaldehida ada yang membedakan berdasarkan emisi formaldehida

dari papan partikelnya, yaitu yang rendah dan yang tinggi atau yang rendah, sedang

dan tinggi.

f. Susunan partikel

Pada saat membuat partikel dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu

halus dan kasar. Pada saat membuat papan partikel kedua macam partikel tersebut

dapat disusun tiga macam sehingga menghasilkan papan partikel yang berbeda yaitu

papan partikel homogen (berlapis tunggal), papan partikel berlapis tiga dan papan

partikel berlapis bertingkat.

g. Arah partikel

Pada saat membuat hamparan, penaburan partikel (yang sudah dicampur

sama perekat) dapat dilakukan secara acak (arah serat partikel tidak diatur) atau arah

serat diatur, misalnya sejajar atau bersilangan tegak lurus. Untuk yang disebutkan

terakhir dipakai partikel yang relatif panjang, biasanya berbentuk untai sehingga

disebut papan untuk terarah.

h. Penggunaan

Berdasarkan penggunaan yang berhubungan dengan beban, papan partikel

dibedakan menjadi papan partikel penggunaan umum dan papan partikel struktural

(memerlukan kekuatan yang lebih tinggi). Untuk membuat mebel, pengikat dinding
dipakai papan partikel penggunaan umum. Untuk membuat komponen dinding, peti

kemas dipakai papan partikel struktural.

i. Pengolahan

Ada dua macam papan partikel berdasarkan tingkat pengolahannya, yaitu

pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Papan partikel pengolahan primer

adalah papan partikel yang dibuat melalui proses pembuatan partikel, pembentukan

hamparan dan pengempaan yang menghasilkan papan partikel. Papan partikel

pengolahan sekunder adalah pengolahan lanjutan dari papan partikel pengolahan

primer misalnya dilapisi venir indah, dilapisi kertas aneka corak.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Papan Partikel

Adapun faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah sebagai

berikut (Sutigno, dalam Hesty 2009) :

a. Berat jenis partikel

Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan berat

jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik.

Pada keadaan tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar

partikel baik.

b. Zat ekstraktif partikel

Partikel yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik

dibandingkan dengan papan partikel dari kayu yang tidak berminyak. Zat ekstraktif

semacam ini akan mengganggu proses perekatan.

c. Jenis partikel
Jenis kayu (misalnya Meranti Kuning) yang kalau dibuat papan partikel

emisi folmaldehidanya lebih tinggi dari jenis lain (misalnya Meranti Merah). Masih

diperdebatkan apakah karena pengaruh warna atau pengaruh zat ekstraktif atau

pengaruh keduanya.

d. Campuran jenis kayu

Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada diantara

keteguhan lentur papan partikel jenis tunggalnya, karena itu papan partikel struktural

lebih baik dibuat dari satu jenis kayu daripada dari campuran jenis kayu.

e. Ukuran partikel

Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih daripada yang dibuat dari

serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu, papan partikel

strukturan dibuat dari partikel yang relatif panjang dan relatif lebar.

f. Kulit kayu

Makin banyak kulit kayu dalam partikel kayu sifat papan partikelnya makin

kurang baik karena kulit kayu akan mengganggu proses perekatan antar partikel.

Banyaknya kulit kayu maksimum sekitar 10%.

g. Perekat

Macam partikel yang dipakai mempengaruhi sifat papan partikel.

Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior sedangkan

pemakaian perekat interior akan menghasilkan papan partikel interior. Walaupun

demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan

dalam komposisi perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh,

penggunaan perekat urea formaldehid yang kadar formaldehidnya tinggi akan


menghasilkan papan partikel yang keteguhan lentur dan keteguhan rekat internalnya

lebih baik tetapi emisi formaldehidnya lebih jelek.

h. Pengolahan

Proses produksi papan partikel berlangsung secara otomatis. Walaupun

demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat mengurangi mutu

papan partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan (campuran partikel dengan

perekat) yang optimum adalah 10 14%, bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan

keteguhan rekat internal papan partikel akan menurun.

2.1.3Mutu Papan Partikel

Dibawah ini adapun mutu papan partikel yaitu meliputi (Hesty, 2009):

1. Cacat

2. Ukuran

3. Sifat fisis

4. Sifat mekanis

Dalam standar papan partikel yang dikeluarkan oleh beberapa negara

masih mungkin terjadi perbedaan dalam hal kriteria, cara pengujian dan

persyaratannya. Walaupun demikian, secara garis besarnya sama. Dibawah ini

dapat ditunjukkan standar SNI 0321051996 dan JIS A 59082003 untuk

pengujian papan partikel :

Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis papan partikel dengan standar SNI 032105-

1996 dan JIS A 5908 2003

No. Sifat Fisis mekanis SNI 03-2105-1996 JIS A 5908-2003


1. Kerapatan (gr/cm3) 0,5-0,9 0,4-0,9
2 Kadar Air (%) <14 5-13
3. Daya Serap Air - -
4. Pengembangan Tebal (%) Maks 12 Maks 12
5. MOR (kg/cm2) Min 80 Min 80
6. MOE (kg/cm2) Min 15000 Min 80
7. Internal Bond (kg/cm2) Min 1,5 Min 1,5
8. Kuat Pegang Sekrup (kg) Min 30 Min 30
9. Linear Ekspnsion (%) - -
10. Hardness (N) - -
11. Emisi Formaldehyde (ppm) - Min 0,3

Sumber : Hesty Rodhes Sinulingga, 2009


III. METODOLOGI
III.1. Waktu dan Tempat
III.1.1. Praktikum I (Pengujian Sifat Fisik 4 Merk Kayu Lapis yang ada

di Pekanbaru)

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April yang dimulai pada

pukul 10.00 WIB- selesai di Laboratorium Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian

Universitas Riau.

III.1.2. Praktikum II (Pengujian Kualitas Kayu Lapis berdasarkan SNI

01-5008:2-1999)

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Mei 2017 yang mulai pada

pukul 13.00- selesai di Laboratorium Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Riau.

III.2. Alat dan Bahan


III.2.1. Praktikum I (Pengujian Sifat Fisik 4 Merk Kayu Lapis yang

ada di Pekanbaru)
a. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

Kalifer
Timbangan analitik
Penggaris
Alat tulis
Oven
Bak rendaman
Kamera
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kayu lapis

dengan 4 merk dagang (OFR, Fortune, Arwana dan Tunas) yang berukuran 50

mmx50 mm dan 100 mmx100 mm.

III.2.2. Praktikum II (Pengujian Kualitas Kayu Lapis berdasarkan SNI

01-5008:2-1999)
a. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Lup/kaca pembesar
Pisau cutter
Alat tulis
Kamera
b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah 3 merk dagang kayu lapis yang ada di

Pekanbaru yaitu : Tunas, Arwana dan OFR.

III.3. Cara Kerja


III.3.1. Praktikum I (Pengujian Sifat Fisik 4 Merk Kayu Lapis yang ada

di Pekanbaru)
a. Kerapatan

Kerapatan dihitung berdasarakan berat volume kering udara contoh uji

dengan menggunakan rumus :

P= B/V

Keterangan :

P= kerapatan (g/cm3)

B= berat contoh uji kering udara (g)

V=volume contoh uji kering udara (cm3)

Langkah kerja :
1. Potong kayu lapis sesuai denga keinginan/yang telah ditetapkan, kemudian

hitung volume dari kayu lapis tersebut.


2. Kemudian ukur berat dari potongan kayu dengan timbangan analitik.
3. Setelah semua hasil didapatkan, masukan kerumus diatas.
4. Catat hasil perhitungan dan ambil foto untul dokumentasi.
b. Perhitungan Kadar Air

Pengujian kadar air, contoh uji berukuran 100 mmx 100 mm yang diambil

sebanyak 3 contoh uji pada setiap lembaran plywood, dilakukan sebanyak 3 kali

ulangan (3 lembaran plywood masing-masing merk dagang). Hasil kadar air

plywood setiap lembarannya adalah rata-rata dari 3 contoh uji. Berdasarkan SNI

01-5008:2-1999, prosedur pengujian kadar air plywood adalah sebagai berikut:

1. Contoh uji ditimbang, untuk mengetahui berat awal.


2. Contoh uji dikeringkan dalam oven dengan suhu 103+2oC.
3. Contoh uji ditimbang kembali, dan dikeringkan dalam oven sampai berat

kering konstan.
4. Hitung kadar air kayu lapis dengan rumus

Kadar air (%)=BA-BKM/ BKM x 100%

Keterangan :

BA= berat awal

BKM=berat kering mutlak

c. Perhitungan penambahan tebal

Ukuran contoh uji untuk pengujian pengembangan tebal adalah 50 mmx

50 mm dengan setiap lembaran plywood dibuat sebanyak 3 contoh uji. Dilakukan

sebanyak 3 kali ulangan (3 lembar plywood masing-masing merk dagang).

Prosedur pengukuran pengembangan tebal yaitu :

1. Diukur panjang, lebar dan tebal awal masing-masing contoh uji.


2. Rendam kedalam air dengan suhu kamar selama 2 jam. Hal ini dimaksud

untuk mendapatkan pengujian pertama dan diukur dimensi contoh uji.


3. Diukur berapa pertambahan panjang, lebar dan tebal contoh uji.
4. Kemudian rendam kembali kedalam air dengan suhu kamar selama 24 jam

untuk mendapatkan hasil pengujian kedua dan diukur lagi dimensi contoh

uji.
5. Ukur pengembangan tebal dengan rumus :

TS (%) = T2-T1/T1 x 100%

Keterangan :

TS= pengembangan tebal (%)

T1= contoh uji sebelum perendaman (mm)

T2= contoh uji setelah perendaman (mm)

III.3.2. Praktikum II (Pengujian Kualitas Kayu Lapis berdasarkan SNI

01-5008:2-1999)

Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah dengan mengamati secara visual kayu

lapis yang menjadi contoh pengujian kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-

5008:2-1999, kemudian bandingkan dengan tabel mutu kayu lapis menurut SNI

01-5008:2-1999.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanis 3 Merk Dagang Kayu Lapis

yang ada di Pekanbaru


IV.1.1. Hasil
a. Tabel 2. Pengukuran Kerapatan

Jenis Volume (cm3) Berat (g) Kerapatan Kategori


(g/cm3)
OFR 35.5 23 0.64 g/cm3 Sedang
Tunas 24.5 10 0.40 g/cm3 Sedang
Arwana 39 8 0.20 g/cm3 Rendah
Fortune 37 16 0.43 g/cm3 Sedang

b. Tabel 3. Pengukuran Pengembangan Tebal

Jenis Volume Perendaman Perendaman %TS 2 jam %TS 24


awal 2 jam 24 jam jam
OFR 0.32 0.325 0.36 1.5625 % 12.5 %
Tunas 0.23 0.24 0.27 4.3478 % 17.3 %
Fortune 0.31 0.32 0.37 2.8571 % 5.71 %
Arwana 0.31 0.32 0.345 3.2258 % 11.29 %

c. Tabel 4. Pengukuran Kadar Air

Jenis Berat Awal KA %


OFR 23 9.52
Tunas 10 25
Arwana 8 33.3
Fortune 16 14.28

IV.1.2. Pembahasan

Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap

volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu

proporsi volume rongga kosong. Sekeping kayu segar dari cemara dengan

kerapatan 23,4 pon bahan kayu kering/kaki kubik berisi kira-kira 25 % bahan

dinding sel dan 75% rongga (terutama rongga sel) menurut volumenya.

Sebaliknya, white oak dengan kerapatan 46,8 pon kering/kaki kubik mempunyai

volume rongga kira-kira 50%. Apabila membicarakan kayu, sangat membantu

untuk membayangkan volume rongga yang ada hubungannya dengan itu. Orang

dapat memahami mengapa suatu balok yang berisi 50% volume rongga akan

bertahan terhadap pemampatan jauh lebih besar daripada suatu balok dari spesies

yang berbeda dengan 75% rongga (Haygreen dan Bowyer, 1996).

Kerapatan suatu benda yang homogen adalah massa atau berat persatuan

volume, sehingga kerapatan selalu dinyatakan dengan satuan gram/cm3 atau

kg/m3. Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu dapat

menggunakan berbagai macam kondisi kayu (kondisi segar/basah, kering udara,


kadar air tertentu dan kering tanur) . Berat jenis tidak bersatuan (unitless) karena

merupakan perbandingan berat benda terhadap berat dari volume air yang sama

dengan volume benda yang diukur atau dapat juga didefinisikan sebagai

perbandingan antara kerapatan kayu (atas dasar berat kering tanur dan volume

pada berbagai kondisi kayu) terhadap kerapatan air pada suhu 40C.

Berdasarkan SNI nilai kerapatan kayu adalah sebagai berikut (Pandit, I.

N. dan Ramdan, H. 2002) :

a. Rendah = 0.24-0.40 g/cm3


b. Sedang = 0.40-0.80 g/cm3
c. Tinggi = >0.80 g/cm3

Pada hasil praktikum, didapatkan hasil kerapatan masing-masing merk

dagang kayu lapis adalah sebagai berikut : 1. OFR (0.64 g/cm3) yang memiliki

kerapatan sedang ; 2. Tunas (0.40 g/cm3) yang memiliki kerapatan sedang ;

3.Arwana (0.20 g/cm3) yang memiliki kerapatan rendah ; 4. Fortune (0.43 g/cm3)

yang memiliki kerapatan sedang.

Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap

volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu

proporsi volume rongga kosong (Haygreen dan Bowyer, 1996). Jadi semakin

tinggi kerapatan suatu kayu, maka pori-pori kayu akan semakin kecil. Dengan

kecilnya pori-pori, maka kayu tidak akan mudah menyerap air sehingga

kemungkinan untuk terserang jamur ataupun hama semakin kecil dan nilai jual

dari kayu akan semakin tinggi.

Iswanto (2005) menjelaskan sifat pengembangan tebal papan partikel

merupakan salah satu sifat fisis yang akan menentukan suatu papan komposit

yang digunakan untuk keperluan interior dan eksterior. Apabila pengembangan


tebal suatu papan komposit tinggi berarti stabilitas dimensi produk tersebut

rendah, sehingga produk tersebut tidak dapat digunakan untuk

keperluan eksterior dan sifat mekanisnya akan menurun dalam jangka waktu yang

tidak lama.

Hubungan kerapatan dan pengembangan tebal papan partikel adalah

berbanding lurus. Semakin tinggi kerapatan maka sifat pengembangan tebal papan

partikel cenderung semakin meningkat. Penyebab hal ini adalah pemulihan

kembali dari serbuk-serbuk ke dimensi semula karena adanya pemampatan selama

proses pengempaan panas. Pada bahan yang berlignoselulosa akan terjadi

perubahan dimensi yaitu pengembangan dimensi bila terjadi penyerapan air oleh

bahan tersebut. Semakin tinggi kerapatan berarti tinggi tinggi pula pemampatan

dimensinya, sehingga sifat pengembangan tebalnya semakin tinggi (Iswanto ,

2005).

Pengembangan tebal disebabkan karena perubahan dimensi serat akibat

pengembangan dinding sel serat atau perubahan ukuran rongga serat akibat

menyerap air. Penyerapan uap air akan menyebabkan mengembangnya dinding sel

serat. Sedangkan rongga serat yang mengecil pada saat pengempaan, mudah

kembali ke ukuran semula karena perekat tidak dapat memasuki rongga serat dan

mengikatnya dengan baik. Pengembangan tebal dari produk yang terbuat dari

bahan berlignoselulosa dapat diatasi dengan perlakuan uap. Nilai kerapatan kayu

lapis menurut standar Jepang adalah kurang dari 12% (Japanese Standard

Association. 2003) dan untuk standar Indonesia sendiri tidak boleh dari 15%

( Sekino, N.; M. Inoue; M. Irle; T. Adcock. 1999).

Berdasarkan hasil perhitungan pengembangan tebal masing-masing merk

kayu lapis didapatkan hasil sebagai berikut : 1. OFR (12.5%) ; 2. Tunas (17.5%) ;
3. Fortune (5.71 %) ; 4. Arwana (11.29%). Hasil ini menunjukkan bahwa merk

yang memenuhi syarat Standar Jepang adalah merk Fortune yang memiliki nilai

kerapatan 5.71%, dan untuk jenis yang memenuhi standar Indonesia adalah jenis

Fortune, OFR dan Arwana yang memiliki kerapatan 5.71%, 12.5% dan 11.29%.

Kadar air kayu menunjukkan banyaknya air yang terdapat pada kayu yang

dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya. Kayu perlu dikeringkan

sebelum dikerjakan sampai mencapai kadar air yang sesuai dengan tempat dimana

kayu akan digunakan. Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terkandung

dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering ovennya. Kadar

air kering udara adalah kondisi kayu dalam keadaan kering udara yang mana pada

kondisi ini kayu tidak menyerap air dan melepaskan air. Dengan demikian bila

digunakan untuk komponen bangunan dapat dikatakan kayu tersebut tidak

mengalami pengembangan maupun penyusutan. Untuk standar Indonesia

tersendiri kadar air kayu tidak boleh dari 14% (Budianto, 1996).

Berdasarkan hasil perhitungan kadar air pada masing-masing merk dagang kayu

lapis didapatkan hasil sebagai berikut : 1. OFR (9.52%) ; 2. Tunas (25%) ; 3.

Arwana (33.3%) ; 4.Fortune (14.28%). Jadi dari hasil tersebut jenis yang

memenuhi standar Indonesia adalah jenis OFR yang memiliki kadar air sebesar

9.52%.

IV.2. Pengujian Kualitas Kayu Lapis Berdasarkan SNI 01-5008:2-

1999
IV.2.1. Hasil

Tabel 5. Pengujian Lapisan Depan (face)

No. Merk Dagang Cacat Alami dan Teknis Ukuran Mutu


1. Arwana a.Mata kayu sehat 6 mm dan 64 mm Mutu C
b.Mata kayu busuk 6 mm dan 50 mm Mutu A
c,Retak Melintang 120 mm dan 610 Mutu A
mm
2. Tunas a.Mata kayu busuk 3 mm dan 23 mm Mutu A
b.Ketebalan tidak rata 492 mm Mutu A
c.Gerek bulat 2 mm Mutu B
3. OFR a.Mata kayu busuk 4 mm dan 23 mm Mutu C
b.Gerek bulat 12 mm Mutu C
c.Tambalan 8 mm dan 42 mm Mutu C

Tabel 6. Hasil Pengujian Lapisan Tengah (core)

No. Merk Dagang Cacat Alami / Ukuran Mutu


Teknis
1. Arwana - - -

2. Tunas - - -

3. OFR a.celah 22 mm Mutu A


b.ukuran 121 mm Mutu A
panjang

Tabel 7. Hasil Pengujian Lapisan Belakang (back)

No. Merk Dagang Cacat teknis/ Alami Mutu


1. Arwana a.mata kayu sehat SNI
b.mata kayu busuk SNI
2. Tunas a.gerek lubang bulat SNI
b.mata kayu busuk
c.permukaan kasar SNI
SNI
3. OFR a.tambalan -
b.gerek bulat -
c.mata kayu busuk -

IV.2.2. Pembahasan

Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang

terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis
merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Kayu lapis

bersifat fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki

teknik pembuatan yang rumit. Kayu lapis biasanya digunakan untuk menggunakan

kayu solid karena lebih tahan retak, susut, atau bengkok kayu lapis (yang biasa

disebut veneer) direkatkan bersama dengan sudut urat (grain) yang disesuaikan

untuk menciptakan hasil yang lebih kuat. Biasanya lapisan ini ditumpuk dalam

jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya pembelokan (warping) dan menciptakan

konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam jumlah genap akan menghasilkan papan

yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis tersedia dalam

berbagai ketebalan, mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm dengan tingkat kualitas

yang berbeda-beda.

Kayu lapis adalah papan yang dibuat dengan cara merekatkan beberapa

lembar papan veneer. Veneer yang direkatkan jumlahnya ganjil, susunan

merekatnya saling tegak lurus, serta proses pembentukannya di sertai dengan

pengepasan (Kasmudjo, 1982).

Sedangkan menurut SKI, kayu lapis adalah suatu produk panil-panil kayu

yang diperoleh degan cara menyusun secara bersilangan dari lembaran-lembaran

veneer yang dikombinasikan dengan papan, strip, papan partikel, papan serat, atau

lainnya yang diikat dengan perekat bantuan perlakuan berupa pemberian panas.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada masing-masing merk

kayu lapis dan membandingkannya dengan SNI 01-5008:2-1999 maka merk yang

masuk dalam kategori baik adalah jenis Tunas, yang pada lapisan depan (faceI),

dalam (core), dan belakang (back) banyak tergolong pada mutu A dan B,
sedangkan untuk bagian belakang sendiri semua cacat yang terdapat pada bagian

ini masuk dalam standar SNI.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Hasil perhitungan kerapatan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. OFR

(0.64 g/cm3) yang memiliki kerapatan sedang ; 2. Tunas (0.40 g/cm3)

yang memiliki kerapatan sedang ; 3.Arwana (0.20 g/cm3) yang memiliki

kerapatan rendah ; 4. Fortune (0.43 g/cm3) yang memiliki kerapatan

sedang.
2. Pada pengukuran pengembangan tebal pada masing-masing merk kayu

lapis yang masuk kedalam standar Jepang adalah merk Fortune (5.71%),

dan yang masuk dalam standar jenis yang memenuhi standar Indonesia
adalah jenis Fortune, OFR dan Arwana yang memiliki kerapatan 5.71%,

12.5% dan 11.29%.


3. Pengukuran kadar air sendiri yang masuk dalam kategori standar SNI

adalah jenis OFR yang memiliki persen kadar air 9.52%


4. Merk kayu lapis yang memenuhi syarat mutu kayu lapis berdasarkan SNI

01-5008:2-1999 adalah merk tunas


V.2. Saran

Semoga praktikum ini semakin baik lagi untuk kedepannya dan diharapkan

pada praktikum praktikum selanjutnya dilaksanakan praktikum pembuatan papan

partikel maupun kayu lapis sehingga praktikan lebih memahami tentang panel-

panel kayu

Anda mungkin juga menyukai