PANEL-PANEL KAYU
Disusun Oleh :
NIM. 1406114076
1. OKTA FAISAL
2. WAHYU BINTORO
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur atas rahmat yang di berikan
oleh Allah SWT dengan ilmu pengetahuan yang berlimpah serta wawasan yang
ini.
praktikum.
Untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1...............................................................................................................Latar
Belakang...............................................................................................1
1.2...............................................................................................................Rumusa
n Masalah..............................................................................................2
1.3...............................................................................................................Tujuan
..............................................................................................................3
1.4...............................................................................................................Manfaa
t.............................................................................................................3
2.1...............................................................................................................Plywoo
d............................................................................................................4
2.2...............................................................................................................Penggu
naan Plywood........................................................................................5
2.3...............................................................................................................Kualita
s Plywood..............................................................................................6
2.4...............................................................................................................Kriteria
Mutu Kayu Lapis Berdasarkan SNI 01-5008:2-1999...........................8
2.5...............................................................................................................Kadar
Air Kayu Lapis.....................................................................................11
2.6...............................................................................................................Pengem
bangan Tebal.........................................................................................13
BAB 3. METODOLOGI.................................................................................16
5.1. Kesimpulan..........................................................................................29
5.2. Saran................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................30
LAMPIRAN`...................................................................................................31
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan
bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel
sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Batang
kayu, digunakan untuk pertukangan yang baik. Bagian tengah dan ujung memiliki
mata kayu, digunakan untuk industri kayu pabrik kertas, papan buatan dan lain-lain.
Bagian percabangan digunakan untuk industri kayu. Bagian cabang dan ranting
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat
ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting
sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak
saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang
memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis
kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau
terlalu mahal.
Plywood atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang
terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Plywood
merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Plywood bersifat
fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik
pembuatan yang rumit. Plywood biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid
sudut urat (grain)yang disesuaikan untuk menciptakan hasil yang lebih kuat.
Biasanya lapisan ini ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya
jumlah genap akan menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi.
Saat ini plywood tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari 0.8 mm hingga 25
Adapun proses pembuatan kayu lapis secara garis besar yaitu, dimulai
dengan tahap seleksi log kemudian perlakuan awal pada log berupa pemanasan log
(dengan air panas, uap panas, uap panas bertekanan tinggi, listrik, memaksa air/uap
panas masuk dari arah longitudinal, Pengupasan., Penyortiran vinir dimana vinir
dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak, Pengeringan Vinir, Perekatan,
beberapa kelainan pada kayu lapis seperti cacat teknis yakni cacat yang terjadi atau
terdapat pada kayu lapis yang disebabkan oleh faktor teknis atau proses pengolahan.
Selain itu terdapat juga cacat alami yang terjadi karena terdapat cacat bawaan dari
bahan baku. Berbagai bentuk kelainan ini kemudian mengakibatkan penurunan mutu
dari kayu lapis berdasarkan standar uji yang ada( dephut, 2013).
Pada praktikum ini akan dilihat bagaimanakah sifat fisik dan mekanik
(pengembangan tebal, kadar air, dan kerapatan) dari masing-masing merk kayu lapis
yang beredar di Pekanbaru dan menentukan kualitas atau mutu dari masing-masing
1. Bagaimana sifat fisis dari 4 merk dagang kayu lapis yang ada di Pekanbaru ?
2. Bagaimana kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-5008:2-1999?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui sifat fisis dari 4 merk dagang kayu lapis yang ada di Pekanbaru
2. Mengetahui kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-5008:2-1999
I.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan praktikum tersebut
adalah :
1. Praktikan dapat mengetahui sifat fisis dari 4 merk dagang kayu lapis yang
1999.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu
yang diikat dengan perekat atau bahan pengikat lainnya kemudian dikempa panas
Menurut (Iskandar dalam Hesty 2009), papan partikel adalah lembaran hasil
berinteraksi dalam proses pembuatan papan partikel tersebut. Sifat fisis dan mekanis
papan partikel seperti kerapatan, modulus patah, modulus elastis dan keteguhan
rekat internal serta pengembangan tebal merupakan parameter yang cukup baik
untuk menduga kualitas papan partikel yang dihasilkan (Haygreen dan Bowyer
Ada beberapa jenis papan partikel yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu
Papan partikel umumnya berbentuk datar dengan ukuran relatif panjang, relatif
lebar, dan relatif tipis sehingga disebut Panel. Ada papan partikel yang tidak datar
(papan partikel lengkung) dan mempunyai bentuk tertentu tergantung pada acuan
b. Pengempaan
Cara pengempaan dapat secara mendatar atau secara ekstrusi. Cara mendatar
ada yang kontinyu dan tidak kontinyu. Cara kontinyu berlangsung melalui ban baja
yang menekan pada saat bergerak memutar. Cara tidak kontinyu pengempaan
berlangsung pada lempeng yang bergerak vertikal dan banyaknya celah (rongga atau
yang statis. Penekanan dilakukan oleh semacam piston yang bergerak vertikal atau
horizontal.
c. Kerapatan
Ada tiga kelompok kerapatan papan partikel, yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Terdapat perbedaan batas antara setiap kelompok tersebut, tergantung pada standar
yang digunakan.
kekuatanpun ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Terdapat perbedaan batas antara
setiap macam (tipe) tersebut, tergantung pada standar yang digunakan. Ada standar
e. Macam perekat
Macam perekat yang dipakai mempengaruhi ketahanan papan partikel
standar yang membedakan berdasarkan sifat perekatnya, yaitu interior dan eksterior.
Ada standar yang memakai penggolongan berdasarkan macam perekat, yaitu tipe U
(urea formaldehida atau yang setara), tipe M (melamin urea formaldehida atau yang
setara) dan tipe P (phenol formaldehida atau yang setara). Untuk yang memakai
dari papan partikelnya, yaitu yang rendah dan yang tinggi atau yang rendah, sedang
dan tinggi.
f. Susunan partikel
halus dan kasar. Pada saat membuat papan partikel kedua macam partikel tersebut
dapat disusun tiga macam sehingga menghasilkan papan partikel yang berbeda yaitu
papan partikel homogen (berlapis tunggal), papan partikel berlapis tiga dan papan
g. Arah partikel
sama perekat) dapat dilakukan secara acak (arah serat partikel tidak diatur) atau arah
serat diatur, misalnya sejajar atau bersilangan tegak lurus. Untuk yang disebutkan
terakhir dipakai partikel yang relatif panjang, biasanya berbentuk untai sehingga
h. Penggunaan
dibedakan menjadi papan partikel penggunaan umum dan papan partikel struktural
(memerlukan kekuatan yang lebih tinggi). Untuk membuat mebel, pengikat dinding
dipakai papan partikel penggunaan umum. Untuk membuat komponen dinding, peti
i. Pengolahan
adalah papan partikel yang dibuat melalui proses pembuatan partikel, pembentukan
Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan berat
jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik.
Pada keadaan tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar
partikel baik.
Partikel yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik
dibandingkan dengan papan partikel dari kayu yang tidak berminyak. Zat ekstraktif
c. Jenis partikel
Jenis kayu (misalnya Meranti Kuning) yang kalau dibuat papan partikel
emisi folmaldehidanya lebih tinggi dari jenis lain (misalnya Meranti Merah). Masih
diperdebatkan apakah karena pengaruh warna atau pengaruh zat ekstraktif atau
pengaruh keduanya.
Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada diantara
keteguhan lentur papan partikel jenis tunggalnya, karena itu papan partikel struktural
lebih baik dibuat dari satu jenis kayu daripada dari campuran jenis kayu.
e. Ukuran partikel
Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih daripada yang dibuat dari
serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu, papan partikel
strukturan dibuat dari partikel yang relatif panjang dan relatif lebar.
f. Kulit kayu
Makin banyak kulit kayu dalam partikel kayu sifat papan partikelnya makin
kurang baik karena kulit kayu akan mengganggu proses perekatan antar partikel.
g. Perekat
dalam komposisi perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh,
h. Pengolahan
papan partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan (campuran partikel dengan
perekat) yang optimum adalah 10 14%, bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan
Dibawah ini adapun mutu papan partikel yaitu meliputi (Hesty, 2009):
1. Cacat
2. Ukuran
3. Sifat fisis
4. Sifat mekanis
masih mungkin terjadi perbedaan dalam hal kriteria, cara pengujian dan
Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis papan partikel dengan standar SNI 032105-
di Pekanbaru)
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April yang dimulai pada
Universitas Riau.
01-5008:2-1999)
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Mei 2017 yang mulai pada
Universitas Riau.
ada di Pekanbaru)
a. Alat
berikut :
Kalifer
Timbangan analitik
Penggaris
Alat tulis
Oven
Bak rendaman
Kamera
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kayu lapis
dengan 4 merk dagang (OFR, Fortune, Arwana dan Tunas) yang berukuran 50
01-5008:2-1999)
a. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Lup/kaca pembesar
Pisau cutter
Alat tulis
Kamera
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah 3 merk dagang kayu lapis yang ada di
di Pekanbaru)
a. Kerapatan
P= B/V
Keterangan :
P= kerapatan (g/cm3)
Langkah kerja :
1. Potong kayu lapis sesuai denga keinginan/yang telah ditetapkan, kemudian
Pengujian kadar air, contoh uji berukuran 100 mmx 100 mm yang diambil
sebanyak 3 contoh uji pada setiap lembaran plywood, dilakukan sebanyak 3 kali
plywood setiap lembarannya adalah rata-rata dari 3 contoh uji. Berdasarkan SNI
kering konstan.
4. Hitung kadar air kayu lapis dengan rumus
Keterangan :
untuk mendapatkan hasil pengujian kedua dan diukur lagi dimensi contoh
uji.
5. Ukur pengembangan tebal dengan rumus :
Keterangan :
01-5008:2-1999)
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah dengan mengamati secara visual kayu
lapis yang menjadi contoh pengujian kualitas kayu lapis berdasarkan SNI 01-
5008:2-1999, kemudian bandingkan dengan tabel mutu kayu lapis menurut SNI
01-5008:2-1999.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanis 3 Merk Dagang Kayu Lapis
IV.1.2. Pembahasan
proporsi volume rongga kosong. Sekeping kayu segar dari cemara dengan
kerapatan 23,4 pon bahan kayu kering/kaki kubik berisi kira-kira 25 % bahan
dinding sel dan 75% rongga (terutama rongga sel) menurut volumenya.
Sebaliknya, white oak dengan kerapatan 46,8 pon kering/kaki kubik mempunyai
untuk membayangkan volume rongga yang ada hubungannya dengan itu. Orang
dapat memahami mengapa suatu balok yang berisi 50% volume rongga akan
bertahan terhadap pemampatan jauh lebih besar daripada suatu balok dari spesies
Kerapatan suatu benda yang homogen adalah massa atau berat persatuan
kg/m3. Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu dapat
merupakan perbandingan berat benda terhadap berat dari volume air yang sama
dengan volume benda yang diukur atau dapat juga didefinisikan sebagai
perbandingan antara kerapatan kayu (atas dasar berat kering tanur dan volume
pada berbagai kondisi kayu) terhadap kerapatan air pada suhu 40C.
dagang kayu lapis adalah sebagai berikut : 1. OFR (0.64 g/cm3) yang memiliki
3.Arwana (0.20 g/cm3) yang memiliki kerapatan rendah ; 4. Fortune (0.43 g/cm3)
proporsi volume rongga kosong (Haygreen dan Bowyer, 1996). Jadi semakin
tinggi kerapatan suatu kayu, maka pori-pori kayu akan semakin kecil. Dengan
kecilnya pori-pori, maka kayu tidak akan mudah menyerap air sehingga
kemungkinan untuk terserang jamur ataupun hama semakin kecil dan nilai jual
merupakan salah satu sifat fisis yang akan menentukan suatu papan komposit
keperluan eksterior dan sifat mekanisnya akan menurun dalam jangka waktu yang
tidak lama.
berbanding lurus. Semakin tinggi kerapatan maka sifat pengembangan tebal papan
perubahan dimensi yaitu pengembangan dimensi bila terjadi penyerapan air oleh
bahan tersebut. Semakin tinggi kerapatan berarti tinggi tinggi pula pemampatan
2005).
pengembangan dinding sel serat atau perubahan ukuran rongga serat akibat
menyerap air. Penyerapan uap air akan menyebabkan mengembangnya dinding sel
serat. Sedangkan rongga serat yang mengecil pada saat pengempaan, mudah
kembali ke ukuran semula karena perekat tidak dapat memasuki rongga serat dan
mengikatnya dengan baik. Pengembangan tebal dari produk yang terbuat dari
bahan berlignoselulosa dapat diatasi dengan perlakuan uap. Nilai kerapatan kayu
lapis menurut standar Jepang adalah kurang dari 12% (Japanese Standard
Association. 2003) dan untuk standar Indonesia sendiri tidak boleh dari 15%
kayu lapis didapatkan hasil sebagai berikut : 1. OFR (12.5%) ; 2. Tunas (17.5%) ;
3. Fortune (5.71 %) ; 4. Arwana (11.29%). Hasil ini menunjukkan bahwa merk
yang memenuhi syarat Standar Jepang adalah merk Fortune yang memiliki nilai
kerapatan 5.71%, dan untuk jenis yang memenuhi standar Indonesia adalah jenis
Fortune, OFR dan Arwana yang memiliki kerapatan 5.71%, 12.5% dan 11.29%.
Kadar air kayu menunjukkan banyaknya air yang terdapat pada kayu yang
dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya. Kayu perlu dikeringkan
sebelum dikerjakan sampai mencapai kadar air yang sesuai dengan tempat dimana
kayu akan digunakan. Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terkandung
dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering ovennya. Kadar
air kering udara adalah kondisi kayu dalam keadaan kering udara yang mana pada
kondisi ini kayu tidak menyerap air dan melepaskan air. Dengan demikian bila
tersendiri kadar air kayu tidak boleh dari 14% (Budianto, 1996).
Berdasarkan hasil perhitungan kadar air pada masing-masing merk dagang kayu
Arwana (33.3%) ; 4.Fortune (14.28%). Jadi dari hasil tersebut jenis yang
memenuhi standar Indonesia adalah jenis OFR yang memiliki kadar air sebesar
9.52%.
1999
IV.2.1. Hasil
2. Tunas - - -
IV.2.2. Pembahasan
Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang
terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis
merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Kayu lapis
bersifat fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki
teknik pembuatan yang rumit. Kayu lapis biasanya digunakan untuk menggunakan
kayu solid karena lebih tahan retak, susut, atau bengkok kayu lapis (yang biasa
disebut veneer) direkatkan bersama dengan sudut urat (grain) yang disesuaikan
untuk menciptakan hasil yang lebih kuat. Biasanya lapisan ini ditumpuk dalam
konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam jumlah genap akan menghasilkan papan
yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis tersedia dalam
yang berbeda-beda.
Kayu lapis adalah papan yang dibuat dengan cara merekatkan beberapa
Sedangkan menurut SKI, kayu lapis adalah suatu produk panil-panil kayu
veneer yang dikombinasikan dengan papan, strip, papan partikel, papan serat, atau
lainnya yang diikat dengan perekat bantuan perlakuan berupa pemberian panas.
kayu lapis dan membandingkannya dengan SNI 01-5008:2-1999 maka merk yang
masuk dalam kategori baik adalah jenis Tunas, yang pada lapisan depan (faceI),
dalam (core), dan belakang (back) banyak tergolong pada mutu A dan B,
sedangkan untuk bagian belakang sendiri semua cacat yang terdapat pada bagian
V.1. Kesimpulan
sedang.
2. Pada pengukuran pengembangan tebal pada masing-masing merk kayu
lapis yang masuk kedalam standar Jepang adalah merk Fortune (5.71%),
dan yang masuk dalam standar jenis yang memenuhi standar Indonesia
adalah jenis Fortune, OFR dan Arwana yang memiliki kerapatan 5.71%,
Semoga praktikum ini semakin baik lagi untuk kedepannya dan diharapkan
partikel maupun kayu lapis sehingga praktikan lebih memahami tentang panel-
panel kayu