Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Praktikum Proses Manufaktur yang merupakan hasil dari pembuatan sebuah foot step dan
aksesoris bendera yang dilakukan selama Praktikum Proses Manufaktur.

Laporan Akhir Praktikum Proses Manufaktur ini disusun sebagai syarat untuk
mengikuti ujian praktikum Proses Manufaktur dan menjelaskan serta mendefinisikan
langkah-langkah pembuatan sebuah foot step dengan menggunakan alat-alat produksi.
Proses kerja tersebut dilengkapi dengan gambar produk yang dibuat setiap minggunya.

Laporan Akhir Praktikum Proses Manufaktur ini dapat terselesaikan tidak lepas
karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar
memberikan sumbangan baik berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan lainnya
yang tidak dapat dijelaskan satu persatu. Oleh karena itu penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Rohmana, S.T. M.T. selaku Dosen Praktikum Proses Manufaktur

2. Bapak Irwan Iryanto, S.T. selaku Instruktur Praktikum Proses Manufaktur

3. Anggiyawan selaku assisten labpratorium Praktikum Proses Manufaktur

4. Alisha Setiani selaku assisten laboratorium Praktikum Proses Manufaktur

Laporan Proses Manufaktur ini membahas proses pembuatan sebuah foot step
berbahan dasar aluminium sedangkan aksesoris bendera berbahan alumunium dan kayu.
Diharapkan dengan hadirnya Laporan Akhir Proses Manufaktur ini dapat memberikan
gambaran tentang sebuah ilmu yang mengulas tentang cara-cara melakukan sebuah
proses hingga menghasilkan produk dengan menggunakan mesin-mesin produksi.

Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir Proses


Manufaktur ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penyusun mohon para pembaca dan pembimbing berkenan memberikan saran atau kritik

1
demi perbaikan Laporan berikutnya. Semoga karya ini dapat memberikan suatu manfaat
bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Akhir
Praktikum Proses Manufaktur ini.

Bandung, 20 April 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Maksud Praktikum.........................................................................................2
Bab 2 Landasan Teori......................................................................................................................3
2.1 MESIN BUBUT................................................................................................................3
2.1.1 Bagian-Bagian Mesin Bubut..........................................................................................4
2.1.2 Jenis-Jenis Pembubutan................................................................................................5
2.1.3 Jenis-Jenis Mesin Bubut..................................................................................................7
2.2. Pengertian Mesin Frais...................................................................................................10
2.2.1 Bentuk Pengfraisan....................................................................................................10
2.2.2 Jenis-Jenis Mesin Frais............................................................................................11
2.2.3 Alat-Alat Potong Mesin Frais...................................................................................13
2.2.4 Alat Bantu Mesin Frais............................................................................................18
2.3 Pengertian TAP..............................................................................................................20
2.3.1 Langkah Dan Cara Pengetapan.....................................................................................22
2.4 MESIN GERINDA.........................................................................................................23
Bab III Pembahasan.......................................................................................................................25
3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).........................................................................25
3.2 Gambar Kerja Praktikum................................................................................................26
3.3 ALAT DAN BAHAN.....................................................................................................26
3.4 Langkah dan Pengerjaan.................................................................................................28
3.3.1. Proses di mesin Bubut................................................................................................28
3.3.2 Proses Freis..............................................................................................................29
3.3.3 Proses Ulir Dalam....................................................................................................29
3.5 Operation Process Chart Pembuatan Foot Step.............................................................30
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................31
4. 1 KESIMPULAN................................................................................................................31
4. 2 SARAN............................................................................................................................31
Lampiran........................................................................................................................................33

3
Gambar 1 Mesin Bubut..............................................................................................................33
Gambar 1 pemotongan benda kerja...........................................................................................33
Gambar 2 Bubut Muka/facing....................................................................................................34
Gambar 3 Proses Frais...............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................35

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan
tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual. Proses manufaktur memiliki hubungan yang sangat erat dengan produksi suatu barang
yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara umum bentuk dari proses manufaktur
merupakan proses input berupa bahan baku material dan design, proses produksi output berupa
barang jadi dari design yang dapat di nilai maupun di analisa.

Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang manajer
harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat mengestimasi waktu serta
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang produksi yang berkualitas tinggi. Untuk
lebih mendalami luwes dalam pengetahuan tentang proses manufaktur, tidaklah cukup hanya
mendapat materi atau teori-teori yang berasal dari buku atau diberikan oleh dosen. Praktikum
proses manufaktur sangat membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan atau
mengaplikasikan ilmu-ilmu atau materi yang telah didapat. Melalui praktikum proses
manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang design suatu barang atau produk, maupun
melakukan pemlihan bahan baku atau material yang tepat untuk membuat barang produksi,
maupun melakukan pengukuran, menggunakan perkakas, serta mampu mengoprasikan mesin-
mesin yang digunakan pada proses manufaktur.

Pengaplikasian proses manufaktur pada praktikum ini adalah pembuatan produk foot step
sepeda. Foot step adalah benda yang ditempel pada sepeda sebagai pijakan kaki untuk orang
yang ingin dibonceng dengan sepeda. Bahan baku yang diperlukan yaitu besi. Proses yang
dibutuhkan untuk pembuatan foot step adalah pembubutan, pengeboran, knurling, alur, champer,
frais, dan ulir dalam.

1
1.2 Tujuan dan Maksud Praktikum

Laporan Akhir Praktikum Proses Manufaktur mempunyai beberapa tujuan. Berikut ini
merupakan tujuan khusus pembuatan laporan akhir ini.

1. Mempelajari dan mengoperasikan mesin bubut, mesin frais/milling, dan mesin girinda

2. Mampu membuat alur dalam (tap)

3. Membuat foot step berbahan dasar besi sesuai dengan gambar teknik yang ditentukan.

2
Bab 2 Landasan Teori

2.1 MESIN BUBUT

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan
diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

1.1 Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya. 1.2 Mesin bubut kecil

3
2.1.1 Bagian-Bagian Mesin Bubut

Mesin bubut terdiri dari kepala tetap dan meja. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :

a. Kepala tetap

Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri
mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat
transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang
memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala tetap
adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi;cakra bertingkat; motor
penggerak mesin.Pada kepala tetap ini pula kita memasang alat pemegang benda
kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat pemegang atau penjepit ini disebut
Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam
rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak
sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga rahang
bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan kunci
penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.

b. Kepala lepas

Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut,
yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan
benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus
ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa
bagian yang ada di kepala tetap adalah; Center Putar, untuk memompang benda
kerja,agar tidak terjadi gesekan,; Handwill,; Pengunci poros,; Pengunci alas.

c. Alas mesin

Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat


kedudukan eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.

4
d. Eretan

Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada
benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan
utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas
dan dudukan pahat.

2.1.2 Jenis-Jenis Pembubutan

1.3 Jenis pekerjaan bubut logam

a. Pembubutan tepi (facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja.

b. Pembubutan silindris (turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan


tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahatnya harus terletak senter
terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan pada mesin
bubut.

5
c. Pembubutan alur (grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

d. Pembubutan Tirus (Chamfering)

Adapun caranya sebagai berikut:

Dengan memutar compound rest

Dengan menggeser sumbu tail stock

Dengan menggunakan taper attachment.

e. Pembubutan Ulir (Threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran, biasanya
untuk ulir-ulir standar.

f. Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja

g. Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

h. Kartel (knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.

i. Reaming

6
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan tertentu
dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut dipergunakan alat
Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit pada cekam kepala tetap,
sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat
proses penghalusan, posisi kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke
lubang benda kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat
itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

2.1.3 Jenis-Jenis Mesin Bubut

Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat kelompok,
yaitu:

a. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

b. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan


peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.

c. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

7
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan
mesin-mesin bubut pada umumnya.

d. Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.

Jenis Lain Mesin Bubut Secara Prinsip Kerjanya :

a. Mesin bubut centre lathe

Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang paling
umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle
dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada
pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.

b. Mesin Bubut Sabuk

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa


sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang
berbentuk ulir.

c. Mesin bubut vertical turning and boring milling

Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang
dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah
pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang telah
dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin
otomatis dengan mudah.

8
d. Mesin bubut facing lathe

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja


berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-
cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat
kepala lepas.

e. Mesin Bubut Turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap


produksi. Ketrampilan pekerja dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan
bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang
yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan operator yang sangat
terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali
beberapa suku cadang yang dimensinya sama.

Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk
operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan
yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci
dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya sedikit
keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat diproduksi
sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.

f. Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak


maju mundur dengan turret

g. Mesin bubut turret vertikal

9
Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat.
Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret
yang dipasangkan di atas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu
kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang
pahat.

Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai
perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama
dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret
yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan
untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang
diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan
pencekaman.

2.2. Pengertian Mesin Frais

Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata
banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang
didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin
diputar oleh motor listrik, agar sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor
dapat diatur oleh operator mesin frais (Rasum, 2006).

2.2.1 Bentuk Pengfraisan

Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan cara
pengerjaannya. Berikut ini bentu-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh mesin
frais.
1. Bidang rata datar
2. Bidang rata miring menyudut
3. Bidang siku
4. Bidang sejajar
5. Alur lurus atau melingkar
6. Segi beraturan atau tidak beraturan

10
7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing
9. Nok/eksentrik, dll.

2.2.2 Jenis-Jenis Mesin Frais

Jenis-jenisnya terdiri dari mesin frais tiang dan lutut (column-and-knee), mesin
frais hobbing (hobbing machines), mesin frais pengulir (thread machines), mesin
pengalur (spline machines) dan mesin pembuat pasak (key milling machines). Untuk
produksi massal biasanya dipergunakan jenis mesin frais banyak sumbu (multi spindles
planer type) dan meja yang bekerja secara berputar terus-menerus (continuous action-
rotary table) serja jenis mesin frais drum (drum type milling machines) (Efendi, 2010).
Berikut ini ada macam-macam mesin frais:
a. mesin frais horizontal atau bisa disebut dengan mesin frais mendatar dapat digunakan
untuk mengejakan pekerjaan sebagai berikut ini antara lain:
mengfrais rata.
mengfrais ulur.
mengfrais roda gigi lurus.
mengfrais bentuk.
membelah atau memotong.

Gambar 3.1 Mesin Frais Horizontal

b. mesin frais vertical atau bisa disebut dengan mesin frais tegak dapat digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan sebagai berikut:
mengfrais rata.
mengfrais ulur.
mengfrais bentuk.
membelah atau memotong.
mengebor.

11
Gambar 3.2 Mesin Frais Vertical

c. Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukan arbornya mendatar
perubahan kearah vertikal dapat dilakukan dengan mengubah posisi arbor. Gerakan
meja dari mesin ini dapat kearah memanjang, melintang, naik turun. Dan dapat
diputar membuat sudut tertentu terhadap bodi mesin.

Gambar 3.3 Mesin Frais Universal

Selain ketiga mesin frais diatas ada beberapa jenis-jenis mesin frais yaitu mesin
frais bed dan mesin frais duplex.

12
Gambar 3.4 Mesin Frais Bed

Gambar 3.5 Mesin Frais Duplex

2.2.3 Alat-Alat Potong Mesin Frais

Mesin frais mempunyai beberapa alat potong yang mempunyai fungsi berbeda.
Berikut ini alat-alat yang ada pada mesin frais :
1. Jenis-Jenis Pisau Frais
Pisau mesin frais atau Cutter mesin frais baikhorisontal maupun vertical
memiliki banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau frais berdasarkan
pada bentuk benda kerja, serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang akan
dibuat.

a. Pisau mantel
Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan
untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

Gambar 3.6 Pisau Mantel

b. Pisau alur
Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan
benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya
disesuaikan dengan kebutuhan.

13
Gambar 3.7 Pisau Alur

c. Pisau frais bergigi


Pisau jenis ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan
jumlah gigi yang diinginkan. Pada pisau bergigi ini benda yang tersayat akan
lebih cepat, dikarenakan bentuk pisaunya yang bergigi.

Gambar 3.8 Pisau Frais Bergigi

d. Pisau frais radius cekung dan cembung


Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerjanya yang
bentuknya memiliki radius dalam (cembung atau cekung). Pisau frais radius
cekung proses kerjanya sama dengan pisau radius cembung hanya saja yang
membedakan adalah bentuk pisau yang berbeda.

Gambar 3.9 Pisau Frais Radius Cekung

14
Gambar 3.10 Pisau Frais Radius Cembung

e. Pisau frais alur T


Pisau ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti
halnya pada meja mesin frais. Benda kerja yang akan disayat diatur dengan
selera operator, sehingga menghasilkan bentuk sayatan yang diinginkan.

Gambar 3.11 Pisau Frais Alur T

f. Pisau frais sudut


Pisau ini berguna untuk membuat alur berbentuk sudut yang
hasilnya sesuai sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut-
sudut yang berbeda diantaranya 30, 45, 50, 60, 70, 80 derajat.

Gambar 3.12 Pisau Frais Sudut

g. Pisau jari
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai
ukuran besar. Pada pengoperasiannya biasanya dipakai untuk membuat alur

15
pada bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada
posisi tegak (mesin frais vertical).

Gambar 3.13 Pisau Frais Jari

h. Pisau frais muka dan sisi


Jenis pisau ini memiliki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan
untuk mengfrais bidang rata dan bertingkat.

Gambar 3.14 Pisau Frais Muka dan Sisi

i. Pisau frais pengasaran


Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda sisinya
berbentuk alur helik. Cara tersebut dapat digunakan untuk menyatat benda
kerja dari sisi potong cutter sehingga potongan pisau ini mempu melakukan
penyayatan yang cukup besar.

16
Gambar 3.15 Pisau Frais Pengasaran

j. Pisau frais gergaji


Pisau jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda
kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki
ukuran lebar kecil.

Gambar 3.16 Pisau Frais Gergaji

2.2.4 Alat Bantu Mesin Frais

Mesin frais dalam pengoperasiannya diperlukan suatu alat bantu yang berguna
untuk membantu pekerjaan dalam pengefraisan (Umaryadi, 2007). Berikut ini alat bantu
pada mesin frais:

a. Arbor

Arbor adalah tempat memasang pisau frais pada setiap mesin. Disepanjang
arbor dibuat alur pasak yang sama ukuranya dengan alur pasak yang terdapat pada
ring penjepit pisau yang sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pisau frais.

17
Alat ini berbentuk bulat panjang dengan panjang salah satu bagian ujung berbentuk
tirus, sementara ujung lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring
penekan) yang dinamakan collets.

b. Collets

Collets berfungsi untuk mencekap mata potong. Khususnya pada proses


pembuatan lubang dan taper.

c. Ragum

Ragum merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam benda kerja
agar posisinya tidak berubah sewaktu difrais.

d. Kepala lepas
Kepala lepas berguna untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan
dengan diving head atau kepala lepas. Hal tersebut agar benda kerja tidak
terangkat atau tertekan kebawah pada waktu penyayatan.

e. Kepala pembagi

Kepala pembagi merupakan salah satu yang sering dipakai dan ditempatkan
dalam meja mesin. Alat ini digunakan untuk proses pembuatan alur, roda gigi, dan
lain-lain

f. Meja putar

Meja putar di gunakan untuk mengfrais benda kerja dengan bentuk


bervariasi dan melingkar, pengfrisan dapat dilakukan pada meja putar. Dengan
alat ini pengfraisan dapat dilakukan secara melingkar.

2.3 Pengertian TAP

Alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan TAP dalam
hal ini disebut saja Tap Tangan untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai
mesin. Bahannya terbuat dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.

18
Tiap satu set, Tap terdiri dari 3 buah yaitu Tap no.1 (Intermediate Tap) mata potongnya
tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan Tap no. 2
(Tapper Tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan Tap no. 3 (Botoming Tap) dipergunakan untuk
penyelesaian.

Gambar 1. Jenis-jenis Tap

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan
apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada
Tap (berlaku juga pada Snei).

Contoh penulisan spesifikasi Tap dan Snei adalah sebagai berikut:

a. Tap/Snei M10 x 1,5.

Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik

10 = Diameter nominal ulir dalam mm

1,5 = Kisar ulir

b. Tap/Snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16

Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth

= Diameter nominal ulir dalam inchi

20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi


19
Alat bantu yang dipakai untuk menggunakan Tap supaya lebih mudah dalam
pemakainannya adalah kunci pemegang Tap atau Tangkai Tap. Pemegang Tap bentuknya ada
beberapa macam yaitu:

Gambar 2. tangkai Tap

2.3.1 Langkah Dan Cara Pengetapan

Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan
ukuran diameter bor tertentu (lebih kecil dari ukuran bautnya). Penentuan diameter
lubang bor untuk Tap ditentukan dengan rumus:

D = D K

D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi

D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi

K = Kisar (gang).

Contoh :

20
Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 1,5 = 8,5 mm

Diameter lubang bor untuk mur W3/8x 16 adalah 3/8 1/16 = 5/16

Setelah dibor kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana
kedalamannya mengikuti standar cemper mur. Bentuk standar mur dan baut untuk
bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan
dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.

Contoh urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10 x 1,5 :

1. Buatlah lubang dengan bor pada benda kerja dengan diameter 8,5 mm.
2. Gunakan bor persing untuk membuat camfer pada lubang tadi.
3. Ambil mata Tap M10 x 1,5 dan pasangkan pada tangkainya.
4. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama, yaitu Tap no.1
(Intermediate Tap), kemudian dilanjutkan dengan Tap no. 2 (Tapper Tap) untuk
pembentukan ulir,dan terakhir Tap no. 3 (Botoming Tap) dipergunakan untuk
penyelesaian/finishing.
5. Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada Tap, kemudian pastikan bahwa
Tap benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar Tap secara perlahan
searah jarum jam. Pemutaran Tap hendaknya dilakukan 270 maju searah jarum
jam, kemudian diputar mundur 90 berlawanan arah jarum jam dengan tujuan
untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar lagi
270 maju searah jarum jam dan mundur lagi 90 berlawanan arah jarum jam,
demikian seterusnya sampai selesai.
6. Lakukan ceking ulir agar ulir yang dibuat sesuai baut yang akan digunakan.

21
Gambar 3. Urutan pembuatan Tap

2.4 MESIN GERINDA

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja.
Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi
dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan
pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil
pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut,
menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11.000 15.000 rpm.
Dengan kecepatan tersebut batu gerinda yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan
kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga
dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang
dikhususkan untuk memotong.

Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong
logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan
mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca,
dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan
logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin
gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.

22
Bab III Pembahasan
3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja dalam bekerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada
saat melaksanakan suatu pekerjaan. Keselamatan kerja tersebut harus menyangkut aspek
keselamatan kerja yang terkait dengan manusia (operator/pekerja), mesin, dan alat. Sehubungan
dengan sebelum kita melakukan suatu pekerjaan, harus diperhatikan instruksi-instruksi yang
terkait dengan keselamatan kerja. Instruksi-instruksi Standar Keselamatan Kerja dalam proses
pembubutan Ada beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses
pembubutan, diantaranya adalah:
a. Baca dulu instruksi manual sebelum mengoperasikan mesin.
b. Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang memadai.
c. Gunakan selalu kaca mata pelindung seriap saat bekerja dengan mesin.
d. Hindari pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya.
e. Yakinkan bahwa switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan
f. sumber listrik.
g. Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter).
h. Tetapkan batas aman untuk pengunjung.
i. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, akan lebih baik jika
hubungan dengan sumber listrik diputus.
j. Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan.

23
k. Gunakan selalu alat yang benar.

3.2 Gambar Kerja Praktikum

3.3 ALAT DAN BAHAN

24
1) Benda kerja
2) Jangka sorong
3) Mesin gerinda
4) Mesin bubut
5) Mesin frais
6) Mata bor
7) Kunci L
8) Kunci chuck
9) Kunci tulpos
10) Pahat HSS ( pahat bubut dan pahat alur )
11) Palu karet
12) Kunci ring 19
13) Kunci pas
14) Center bor
15) Kikir
16) Oli
17) Kuas
18) Lap
19) Penggores
20) Chuck drill
21) Kartel

Gambar alat-alat yang digunakan

3.4 Langkah dan Pengerjaan

25
3.3.1. Proses di mesin Bubut

1. Cutting bahan 104, 26 mm x 25, 3 mm


2. Pasang benda kerja pada chuck atau kepala tetap dan kecangkan dengan kunci
chuck
3. Pasang pahat bubut HSS pada toolpost dan dibuat center pada center putar yang
dipasang dikepala lepas
4. Tekan tombol on lakukan bubut muka atau facing dari p = 104, 26 mm menjadi
102, 2 mm dengan 3 kali pemakanan dengan memutar eretan melintang
5. Lakukan drilling
6. Gunakan center putar dilubang yang sudah di drilling, bubut rata dari 25, 3
menjadi 25, 1 dengan menggerakan tuas eretan memanjang setiap makan
sekitar 0, 5 mm total 2 kali pemakanan. Tekan tombol off.
7. Lakukan pengeboran dengan memasang mata bor 4 mm pada chuck drill tekan
tombol on, lakukan pengeboran dengan kedalaman 30 mm dengan memutar tuas
pada kepala lepas. Selanjutnya ganti mata bor dengan 6 mm dan 8,5 mm dan
lakukan pekerjaan seperti sebelumnya. Tekan tombol off.
8. Proses knurling atau pengkartelan, pasang kartel dengan kedudukan setinggi
center.
9. Tekan tombol on dan atur gerakan kartel yang lambat, tempelkan kartel dari
sebelah kanan dengan gerakan mesin otomatis sepanjang 90 mm, periksa
hasilnya.
10. Balikan benda kerja lalu lakukan champer dengan memiringkan toolpost 45
lakukan pemakanan pada benda kerja dibagian sebelah kanan
11. Pembuatan alur, pasang pahat alur 3 mm di toolpost mulai pengerjaan pada jarak
30 mm, 25 mm dan 10 mm. lakukan dengan memutar tuas eretan melintang
dengan gerakan maju mundur, kedalaman alur 2 mm sehingga benda kerja
menjadi 23, 1 mm. Periksa hasil.

3.3.2 Proses Freis

1. Tandai benda kerja dengan penggores untuk bagian yang akan di frais
2. Pasang benda kerja pada ragum di mesin frais
3. Pasang pisau frais pada horizontal spindle

26
4. Atur ketinggian pisau frais dengan benda kerja yang akan di frais dengan
memutar tuas yang ada disebelah kanan atas
5. Mulai pengerjaan pada bagian sebelah kanan dimana proses pemakanan
menggerakan benda kerja secara horizontal dengan total pemakanan 5 mm
dilakukan dengan 7 kali gerakan pemakanan begitupun untuk bagian sebelahnya
sehingga tersisa benda kerja 15 mm. Periksa hasil

3.3.3 Proses Ulir Dalam

1. Jepit benda kerja pada ragum


2. Mulailah pengetapan dengan TAP nomor 1 dengan gerakan makan lalu keluar
lumasi dengan oli agar tidak berat. Jika sudah selesai lanjut dengan TAP nomor
2 dan 3. Periksa Hasil

3.5 Operation Process Chart Pembuatan Foot Step

27
28
BAB IV PENUTUP

4. 1 KESIMPULAN

Berdasarkan proses yang telah dilakukan selama Praktikum Proses Manufaktur dan
menghasilkan produk berupa sebuah palu, maka berikut ini adalah kesimpulan yang dapat ditarik
dari proses tersebut:
1. Bahan besi yang digunakan merupakan besi ss stainless steel. Langkah-langkah
pengerjaan pembuatan foot step dapat dilihat pada bab 3.
2. Mesin-mesin yang digunakan selama proses pembuatan foot step memiliki prinsip kerja
dan fungsi yang berbeda-beda. Mesin-mesin tersebut sangat membantu dan
mempermudah pembuatan foot step ini. Cara mengoperasikan mesin-mesin pada
dasarnya adalah mudah jika pengguna dapat mengikuti semua ketentuan dengan baik
dan benar.

29
3. Gambar teknik merupakan gambar yang menunjukkan sebuah benda berdasarkan
bentuk jika dipandang dari segala arah dan menerangkan tentang ukuran dengan detail.
4. Melakukan proses kerja pembuatan foot step dalam Praktikum Proses Manufaktur dapat
menambah wawasan dan pemahaman terhadap alat/teknologi yang sangat erat
kaitannya dalam bidang industri dan menambah kemampuan dalam mengoperasikan
mesin-mesin.

4. 2 SARAN

Proses pembuatan sebuah foot step dengan bantuan mesin-mesin telah dilakukan, gambar
produk hasil pekerjaan juga sudah dibuat. Tidak mudah untuk melakukan sebuah proses
pembuatan foot step bagi seseorang yang baru mengenal atau belum mendalami tentang jenis-
jenis bahan dan mesin yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk dengan kualitas yang
baik. Berikut ini adalah saran yang dapat penyusun sampaikan demi perbaikan Praktikum Proses
Manufaktur dan Laporan Akhir selanjutnya:
1. Pastikan dengan baik langkah-langkah pengerjaan untuk membuat suatu produk.
2. Pelajari dan pahami terlebih dahulu tentang mesin-mesin yang akan digunakan dalam
proses kerja.
3. Berhati-hati dalam menggunakan sebuah mesin, karena mesin sangat beresiko untuk
terjadi sebuah kecelakaan.
4. Pastikan mesin dalam kondisi baik sebelum dipakai.
5. Untuk alat keselamatan sebaiknya ditambah lagi kelengkapannya bukan hanya
memaikai jas lab saja tetapi memakai alat-alat seperti kaca mata, masker, sarung tangan
.
6. Jangan ragu untuk bertanya kepada seseorang yang dianggap lebih tahu apabila
mendapati kesulitan dalam penggunaan mesin atau pengerjaan produk.
Praktikum Proses Manufaktur yang penyusun jalani selama ini merupakan suatu
pembelajaran yang bermanfaat. Diharapkan Praktikum Proses Manufaktur dapat berjalan lebih
baik lagi, dan dengan agenda kegiatan yang lebih baik dari yang sudah dilaksanakan selama ini.
Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktikum Proses Manufaktur
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu bagi pembaca dan pembimbing dapat memberikan

30
saran atau kritik untuk perbaikan karya tulis selanjutnya. Kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun mengucapkan terima kasih.

Lampiran

31
Gambar 1 Mesin Bubut

Gambar 1 pemotongan benda kerja

Gambar 2 Bubut Muka/facing

32
Gambar 3 Proses Frais

DAFTAR PUSTAKA

https://heidyolivia.files.wordpress.com/2011/02/bandel.pd

https://zwingly.wordpress.com/2011/03/29/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luar-dengan-tap-dan-
sney-part-1/

http://muhamadtedy.blogspot.co.id/2016/01/makalah-mesin-bubut.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut

33

Anda mungkin juga menyukai