Oleh :
NIM. 1500320
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Mesin
Pembimbing Lapangan
Sudarmo
Mengetahui,
Direktur CV. Surya Pratama Logam
Suprapto
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan tulisan yang tak luput dari kesalahan. Maka
dari itu segala bentuk saran dan kritik sangat diharapkan penulis demi
membangun pribadi yang lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat dan
dapat dijadikan referensi bagi yang membutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ............................................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2
1.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 3
1.6 Sistematika Penyusunan Laporan ................................................................. 4
BAB IIPROFIL PERUSAHAAN ........................................................................... 5
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan .......................................................................... 5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan .............................................................................. 5
2.3 Legalitas Perusahaan ..................................................................................... 6
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................... 6
2.5 Lingkup Produksi di CV. Surya Pratama Logam.......................................... 8
2.6 Metode Pengendalian Mutu .......................................................................... 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11
3.1 Proses Manufaktur ...................................................................................... 11
3.2 Proses Pengecoran ....................................................................................... 12
3.3 Proses Produksi ........................................................................................... 20
3.3.1 Bahan yang digunakan ......................................................................... 20
3.3.2 Alat yang digunakan ........................................................................... 21
BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI IMPELLER ..................................... 25
4.1 Perencanaan Impeller .................................................................................. 25
4.2 Proses Produksi Impeller............................................................................. 26
4.3 Pemeriksaan Benda Kerja (Quality Control) .............................................. 31
ii
4.4 Analisa Perhitingan Waktu Produksi .......................................................... 32
4.5 Analisia Perhitungan Biaya Produksi ......................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 35
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 35
5.2 Saran ............................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Diagram Proses Alir pengecoran...................................................... 12
Gambar 3. 2 Pengaruh kadar air terhadap kekuatan pasir cetak ........................... 14
Gambar 3. 3 Peletakan pola pada cetakan ............................................................. 15
Gambar 3. 4 Pemasukan pasir setebal 2cm diatas pola......................................... 15
Gambar 3. 5 Pembalikan cetakan .......................................................................... 15
Gambar 3. 6 Pemasangan cetakan atas dan pemasangan pola atas beserta saluran
masuk dan keluar................................................................................................... 16
Gambar 3. 7 Pelepasan saluran masuk dan keluar ................................................ 16
Gambar 3. 8 Pelepasan pola bagian atas ............................................................... 17
Gambar 3. 9 Pelepasan pola bagian bawah ........................................................... 17
Gambar 3. 10 Perakitan cetakan akhir dan pembebanan ...................................... 17
Gambar 3. 11 Tungku .......................................................................................... 18
Gambar 3. 12 Penuangan logam ........................................................................... 18
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Analisa perhitungan waktu produksi impeller ..................................... 32
Tabel 4. 2 Biaya bahan pembuatan impeller ........................................................ 33
Tabel 4. 3 Biaya produksi impeller ..................................................................... 33
Tabel 4. 4 Upah pekerja di CV. Surya Pratama Logam ........................................ 34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan yang penulis rencanakan dapat dibagi menjadi dua kategori, di
antaranya:
1. Tujuan Umum
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di industri.
b. Memiliki pengetahuan tentang budaya industri.
c. Memperaktikkan teori-teori yang diperoleh pada perkuliahan dan di
lapangan ke dunia industri yang sesungguhnya.
d. Memenuhi syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah Praktik
Industri.
e. Memiliki pengetahuan tentang sistem produksi manufaktur,
khususnya di bagian produk Impeller
2. Tujuan Khusus
Mengetahui proses produksi produk Impeller di CV. Surya Pratama
Logam yang meliputi :
a. Cara atau proses kerja pembuatan impeller.
b. Biaya produksi pembuatan impeller.
c. Estimasi waktu dalam pembuatan impeller.
d. Pengendalian mutu untuk impeller.
1.4 Manfaat
Pada penulisan laporan praktek industri ini mengandung beberapa
manfaat yang penting bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang
memerlukan laporan praktek industri ini. Adapun manfaat tersebut yaitu:
2
2. Adanya pengalaman industri bagi mahasiswa DPTM FPTK UPI sesuai
dengan dasar keahlian, sehingga dapat dijadikan bahan perkembangan
berpikir di masa depan.
3. Mempraktekan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dalam aktivitas
kerja yang sebenarnya.
4. Memahami karakteristik, meliputi budaya kerja, peraturan kerja, dan
spesifikasi tenaga kerja.
5. Terjalinnya kerjasama antara institusi dengan pihak industri dalam rangka
memberikan kesempatan/pengalaman industri bagi mahasiswa.
1. Teknik Observesi
Teknik observasi dilakukan dengan cara meninjau langsung ke lapangan
dan meninjau dokumen-dokumen perusahaan dengan tujuan untuk
mendapatkan data-data produk Impeller.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan kepada karyawan-karyawan yang memiliki
kapabilitas di divisi yang berkaitan dan kepada pimpinan perusahaan
secara langsung.
3. Metode Dokumentasi
Metode yang dimaksud ialah dengan pengambilan foto saat melakukan
kegiatan produksi.
4. Metode Praktik
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan terjun langsung ke lapangan
dengan cara praktik langsung sehingga mengetahui proses atau langkah
kerja yang sebenarnya.
3
1.6 Sistematika Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan laporan ini penulus membuat kerangka penulisan
untuk penjelasan tiap bagiannya, diantara nya :
1. BAB I Pendahuluan
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan, manfat, metode pengumpulan data, dan sistematika penyusunan
laporan di CV. Surya Pratama Logam
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang perusahaan, visi dan misi, struktur
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penulis
dalam penyusunan laporan ini.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
b. Dapat menjadi perusahaan yang dapat diandalkan oleh organisasi
swasta lainnya.
b. Misinya adalah :
a. Selalu memberikan yang terbaik serta mempunyai nilai yang
berkualitas pada setiap produk yang dihasilkan.
b. Mengemban mutu SDM perusahaan agar tercipta SDM yang
profesional yang menunjang mutu produk maupun pelayanan.
6
pekerjaan, dalam struktur organisasi akan terlihat jelas karena digambarkan
dalam badan organisasi yang membuat kedudukan dan status fungsional.
Suprapto
Direktur
Reni
Direktur Keuangan
Suryo Pratomo
Wakil Direktur Cia
Administrasi
Alan Nurhadi
Manager Produksi
Deskripsi Tugas
Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para pengurus CV. Surya
Pratama Logam, antara lain :
1. Direktur
a. Mengawasi jalannya produksi.
b. Menerima laporan keuangan juga laporan produksi.
c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas semua hal mengenai
pengurusan dan pemilikan (penguasaan) perseroan.
2. Wakil Direktur
a) Mengawasi jalannya produksi
b) Menerima laporan keuangan juga laporan produksi.
3. Direktur Keuangan
Mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan.
4. Administrasi.
Asisten direktur keuangan dan mengurusi persuratan perusahaan.
5. Manager Produksi
7
Mengatur jalan nya produksi.
6. Div. Milling
Bertanggung jawab dalam proses miling.
7. Div. Bubut
Bertanggung jawab dalam proses buut.
8. Div. Pengelasan
Bertanggung jawab dalam proses pengelasan.
9. Div. Pengecoran
Bertanggung jawab dalam proses pengecoran.
10. Div. Pond
Bertanggung jawab dalam proses pond.
11. Div. Oprasional
Bertanggung jawab dalam proses oprasional.
12. Div. Gudang
Bertanggung jawab dalam gudang.
8
UPT. BALAI YASA LAHAT - SUMATERA SELATAN
CV. MASTER JAYA
8 PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
ELEKTRONIK
UPT. BALAI YASA LAHAT - SUMATERA SELATAN
9 CV. SRIWIJAYA MUDA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
UPT. BALAI YASA LAHAT - SUMATERA SELATAN
10 KOKARYA MANGGARAI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
UPT. BALAI YASA MANGGARAI - JAKARTA
11 KOKARYA LAHAT PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
UPT. BALAI YASA LAHAT - SUMATERA SELATAN
12 BALAI YASA YOGYAKARTA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA
13 BP. HERJUNO PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
UPT. BALAI YASA SURABAYA
14 PT. CIPTA ABADI PT. CIPTA ABADI
SURABAYA
15 BP. LINTANG HAYOM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
UPT. BALAI YASA SOLO
16 PT. JAYAKARYASA PT. JAYAKARYASA
UPT. BALAI YASA LAHAT - SUMATERA SELATAN
17 PT. MITRA ABADI SEJAHTERA PT. MITRA ABADI SEJAHTERA
UPT. BALAI YASA JAKARTA
18 PT. BUKIT RAYA SEJAHTERA PT. BUKIT RAYA SEJAHTERA
UPT. BALAI YASA LAHAT - SUMATERA SELATAN
a) Plan, CV. Surya Pratama Logam akan melakukan proses produksi jika
bahan, gambar teknik, dan spesifikasinya sudah ada. Sehingga proses
produksi dapat dilakukan dengan ketentuan yang ada.
b) Do, pengerjaan dari satu produk akan dilakukan sesuai dengan ketentuan
gambar yang telah diberi oleh perusahaan yang bekerja sama.
c) Check, pihak CV. Surya Pratama Logam akan melakukan pemeriksaan atau
pengecekan.
9
d) Act, pada tahap ini perusahaan akan menindaklanjuti dari hasil pemeriksaan.
Jika produk yang dihasilkan bagus maka akan dikirim langsung kepada
perusahaan, namun jika terjadi kesalahan pihak CV. Surya Pratama Logam
akan memperbaiki dengan cara melakukan ulang dari hasil pengerjaan atau
disimpan di gudang terlebih dahulu yang kemudian akan dijual kepada
perusahaan yang akan menerima barang tersebut.
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya proses manufaktur benda kerja terutama yang berasal dari
bahan logam dapat dikelompokkan menjadi:
1. Proses pengecoran
2. Proses pembentukan
3. Proses pemotongan
4. Proses penyambungan
5. Proses perlakuan fisik
6. Proses pengerjaan akhir.
11
3.2 Proses Pengecoran
Proses pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan
logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati
bentuk geometri akhir produk jadi (www.id.wikipedia.org). Logam cair akan
dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke
bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan
untuk proses berikutnya (Campbell, 2003). Secara umum proses dalam
pembuatan coran diantaranya meliputi: peleburan logam, mempersiapkan cetakan,
menuang cairan logam, dan pemisahan coran dari cetakan.
Pengolahan Pasir
Ada beberapa syarat bagi pasir untuk cetakan yang harus dipenuhi agar hasil
coran tersebut sempurna, antara lain:
a. Kemampuan pembentukan
Sifat ini memungkinkan pasir cetak memiliki kadar kekentalan yang tepat
dan bisa mengisi semua sisi dari ujung dan pola sehingga menjamin bahwa hasil
coran memiliki dimensi yang benar.
12
b. Plastisitas
Plastisitas bisa bergerak naik maupun turun mengisi rongga-rongga yang
kosong. Sifat plastisitas ini berkait erat dengan kandungan air pada pasir cetak
yang bertindak sebagai pelumas sehingga memungkinkan pasir cetak mudah
bergerak antara satu dengan lainnya.
c. Kekuatan basah
Kekuatan ini menjamin cetakan tidak hancur/rusak ketika diisi dengan
cairan logam ataupun ketika dipindah-pindahkan. Kekuatan ini tergantung pada
jumlah dan jenis pengikat dari pasir cetak.
d. Kekuatan kering
Kekuatan ini diperlukan pada saat cetakan mengering karena perpindahan
panas dengan cairan logam. Kekuatan ini juga tergantung pada jumlah dan jenis
pengikat.
e. Permeabilitas
Sifat ini memungkinkan udara dan uap atau gas-gas lain dari evaporasi air
dan pengikat. Jika bahan-bahan ini menempati rongga cetakan maka akan menjadi
hasil pengecoran yang kurang baik terutama bila terjebak pada hasil coran yang
menjadikan cacat pada coran.
13
Gambar 3. 2 Pengaruh kadar air terhadap kekuatan pasir cetak
Pasir silica yang siap dijadikan pasir cetak diberikan bahan tambah seperti
air dan bentonit sedemikian hingga memenuhi syarat pasir cetak yang sesuai. Hal
ini sangat penting agar dalam proses penuangan ke dalam cetakan, pasir dapat
bertahan dan menghasilkan produk coran yang sesuai. Pasir bekas pengecoran
masih dapat digunakan setelah dicampur oleh pasir baru dan didinginkan oleh air
secukupnya.
Dalam proses pengolahan pasir perlu dilakukan uji kadar air, uji kadar
lempung, uji permeabilitas, uji kekerasan pasir cetak, dan uji kekuatan pasir cetak.
Namun pada pelaksanaannya di CV. Surya Pratama Logam tidak dilakukan proses
pengujian tersebut akibat tidak terlaksananya sistem pengendalian mutu. Proses
yang dilakukan untuk menguji layak atau tidaknya pasir cetak dengan melakukan
pengamatan langsung dan mengandalkan insting pengalaman dari karyawan.
14
a. Papan cetakan diletakkan pada lantai yang rata dengan pasir yang tersebar
mendatar. Rangka cetak untuk cetakan bawah diletakkan diatas landasan
papan. Pola bagian bawah diletakkan tepat di tengah papan dan usahakan
simetris.
b. Bahan pemisah cair berupa grafit di tabor diatas pola agar ketika pola di
angkat pasir tidak menempel pada pola.
c. Pengisian dengan pasir diatas pola setebal 2 cm dan ditekan dengan tangan
untuk menghasilkan permukaan tuangan yang halus.
15
f. Cetakan atas dipasang, pengunci antara cup dan drag dipasang. Pemasangan
pola bagian atas beserta saluran turun dan keluar. Lalu bahan pemisah grafit
ditabur diatas pola.
Gambar 3. 6 Pemasangan cetakan atas dan pemasangan pola atas beserta saluran masuk dan
keluar.
g. Pengisian pasir hingga memenuhi rongga cetakan lapis demi lapis dengan
pemadatan yang hati-hati. Lalu diratakan permukaan pasir bagian atas dan
ditusuk oleh batang besi sebagai saluran pengeluaran gas. Kemudian saluran
masuk dan keluar di lepaskan.
h. Cetakan atas dibalik, pembasahan pasir pada sekitar sisi pola cetakan atas,
pola dipukul perlahan hingga longgar agar mudah diangkat dan dilepaskan
dari cetakan pasir.
16
Gambar 3. 8 Pelepasan pola bagian atas
17
Proses peleburan terjadi pada tungku krusibel dengan bahan bakar minyak
solar atau juga arang. Bahan baku logam rongsok almunium dituang secukupnya
kedalam ruang bakar. Proses peleburan logam membutuhkan waktu yang cukup
lama. Maka dari itu untuk memenuhi target produksi, proses pembuatan cetakan
tetap dilakukan menunggu logam mencair.
Disaat logam mulai mencair, pemasukan obat kotoran dilakukan agar kotoran
yang mengendap dalam cairan terangkat keatas permukaan dan dapat di ambil lalu
dibuang. Dalam proses ini perlu adanya kehati-hatian, salah satunya dengan
menggunakan alat keselamatan kerja. Namun pada pelaksanaannya di CV. Surya
Pratama Logam, penggunaan alat keselamatan kerja tidak begitu diperhatikan,
karyawan hanya menggunakan pakaian kerja seadanya yang kurang safety.
Gambar 3. 11 Tungku
18
Proses penuangan dilakukan ketika cairan logam sudah siap diantaranya cairan
sudah cukup cair dan kotoran sudah dibuang. Dengan menggunakan kowi, cairan
ditampung lalu dituangkan ke dalam rongga cetakan yang sudah siap.
Dalam proses penuangan perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan
dengan aliran fluida cairan logam tersebut (dinamika fluida) agar tidak merusak
rongga cetak. Fluida secara khusus didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi
terus menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah tegangan geser
terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada sebuah permukaan.
Apabila benda-benda padat biasanya seperti baja atau logam-logam lainnya
dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda itu akan berdeformasi
(biasanya sangat kecil), tetapi tidak akan terus menerus berdeformasi (mengalir).
Pemisahan Hasil Coran Dari Cetakan
Setelah cairan logam yang telah dituang kedalam rongga cetakan kering dan
padat, proses pemisahan hasil coran dari cetakan dilakukan dengan cara
membongkar cetakan pasir dan memisahkan pasir yang masih melekat pada hasil
coran. Hasil coran tersebut masih dalam keadaan yang panas, maka dari itu perlu
hati-hati dalam melakukan pemisahannya dan diusahakan tidak merusak hasil
coran yang.
Pembersihan dan pengerjaan menggunakan mesin
Setelah hasil coran diberikan perlakukan pengerasan dan padat, hasil coran
diberikan pengerjaan mesin agar dimensi dan bentuk sesuai dengan gambar kerja.
Produksi dengan pengerjaan pengecoran tidak memastikan hasil coran sesuai
dengan gambar kerja dalam segi dimensi dan bentuknya, sehingga diperlukannya
pengerjaan mesin. Mesin yang digunakan diantaranya mesin bubut dan gerinda
yang membuat permukaan benda hasil coran lebih rata.
Inspeksi Akhir
Pada proses ini dilakukan pengecekan layak atau tidaknya produk hasil coran.
Bila tidak layak benda hasil coran akan kembali di cairkan dan dibentuk ulang.
19
3.3 Proses Produksi
3.3.1 Bahan yang digunakan
1. Minyak Solar dan Arang Kayu
Pada proses peleburan logam almunium di dalam tungku, bahan bakar yang
digunakan adalah minyak solar atau arang. Minyak solar adalah bahan bakar jenis
distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih, biasanya digunakan sebagai
bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil. Sedangkan
arang merupakan bahan bakar yang berasal dari kayu bekas pembakaran yang
berubah menjadi karbon setelah terbakar sebelum menjadi abu.
Tungku yang digunakan di perusahaan ini adalah tungku pembakaran
langsung atau tungku krusibel dengan menggunakan bahan bakar solar dan arang
yang cenderung sangat murah harganya.
20
3.3.2 Alat yang digunakan
1. Rangka Cetak
Rangka Cetak, terdiri dari Cope dan Drag, yaitu setangah bagian dari
bagian atas dan bawah dari cetakan pasir. Rangka cetakan (frame) berfungsi
sebagai bingkai yang dibuat dari baja atau besi tuang, dimana rangka cetakan
(frame) ini harus dapat mempertahankan bentuk cetakan apabila cetakan
menerima pembebanan yang diberikan oleh bahan tuangan tersebut, akan tetapi
terdapat pula rangka cetakan yang dibuat dari kayu yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah untuk memegang atau mengangkat cetakan tersebut.
21
4. Dapur Lebur (Tungku)
Dapur lebur merupakan sebuah dapur peleburan sederhana yang tersusun
dari batu tahan api dan merupakan tempat untuk meleburkan logam almunium.
Tungku yang digunakan pada pembuatan D-250 adalah tungku dengan pengapian
langsung.
5. Blower
Blower sebagai sumber angin berfungsi menjaga kelangsungan proses
pembakaran bahan bakar.
22
6. Penumbuk Datar
Memiliki permukaan tumbuk yang lebar. Kekuatan tumbuk lebih kecil dan
digunakan untuk penumbukkan akhir hingga hasil tumbukkan rata.
8. Kait Pasir
Dengan pengaitnya, rontokan pasir dapat diangkat sekaligus memoles
bagian cetakan yang dalam. Dengan pisaunya, pemolesan bag dilakukan, juga
untuk memperbesar saluran turun.
9. Sendok Poles
Digunakan untuk memoles serta memperbaiki permukaan cetakan.
23
10. Batang besi kecil
Batang besi ini berguna untuk membuat lubang pengeluaran gas panas cairan
logam.
11. Alat keselamatan kerja
Alat keselamatan kerja merupakan alat yang sangat penting untuk melindungi
tubuh dari bahan yang berbahaya, contohnya cairan panas logam. Namun pada
pelaksanaanya di CV. Surya Pratama Logam, alat keselamatan kerjanya masih
sangat minim dan kurang safety.
24
BAB IV
Bahan dan alat baku yang digunakan untuk pembuatan pintu bordes satu
daun, di antaranya:
A. Bahan Baku
Logam Almunium
Minyak solar
Oli bekas
B. Alat
Rangka Cetak
Pasir silica
Pola
Tungku
Blower
Penumbuk
Sendok
25
4.2 Proses Produksi Impeller
Pada proses pembuatan impeller dibuat terlebih dahulu perancangan
gambar oleh perusahaan yang bekerjasama dengan CV. Surya Pratama Logam,
kemudian persiapan bahan yang diperlukan untuk pembuatan produk tersebut
selanjutnya pihak CV. SPL akan memulai produksi sesuai target waktu yang telah
ditentukan. Pada proses produksi ini pihak pelanggan akan menentukan tanggal
kapan harus beres dikerjakan oleh CV. Surya Pratama Logam.
Pada proses pembuatan impeller ini dapat dibagi ke dalam beberapa proses
seperti sebagai berikut :
a. Pembuatan cetakan bawah dengan langkah awal menempatkan pola awal ke
dalam rongga cetakan lalu di taburi dengan pasir silica kering.
26
c. Setelah cetakan terisi penuh lalu di tumbuk dan di ratakan, lalu cetakan di
balik dan ambil pola serta taburi dengan pasir silica kering.
d. Sesudah cetakan bawah jadi proses berikut nya yaitu membuat cetakan atas
dengan menempatkan pola pada rongga cetak bagian atas.
27
e. Lalu pola yang sudah terpasang di tumbuk dan di cabut pola nya serta di beri
pasir silica kering sebagai bahan pemisah antara cetakan.
f. Proses terakhir dalam pembuatan cetaka yaitu memasang cetakan atas dengan
cetakan bawah lalu tutup lubang agar rongga di dalam cetakan tidak
terkontamnasi kotoran.
28
g. Proses selanjutnya adalah penuangan logam pada cetakan yang sudah di
keringkan selama 2-3 hari. Dalam proses ini harus di lakukan dengan sangat
hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
29
i. Langkah terakhir yaitu proses finishing dengan menggunakan mesin bubut
agar permukaan dari impeller rata.
30
4.3 Pemeriksaan Benda Kerja (Quality Control)
a) Plan, CV. Surya Pratama Logam akan melakukan proses produksi jika
bahan, gambar teknik, dan spesifikasinya sudah ada. Sehingga proses
produksi dapat dilakukan dengan ketentuan yang ada.
b) Do, pengerjaan dari satu produk akan dilakukan sesuai dengan ketentuan
gambar yang telah diberi oleh perusahaan yang bekerja sama.
c) Check, pihak CV. Surya Pratama Logam akan melakukan pemeriksaan
atau pengecekan barang dengan dua pelaksanaan, yaitu:
1. Pemeriksaan tampilan produk
31
d) Act, pada tahap ini perusahaan akan menindaklanjuti dari hasil
pemeriksaan. Jika produk yang dihasilkan bagus maka akan dikirim
langsung kepada perusahaan, namun jika terjadi kesalahan pihak CV.
Surya Pratama Logam akan memperbaiki dengan cara melakukan ulang
dari hasil pengerjaan atau disimpan di gudang terlebih dahulu yang
kemudian akan dijual kepada perusahaan yang akan menerima barang
tersebut.
5. Proses finishing 5
43menit (Idealnyawaktu
yang dibutuhkan
untuk pembuatan 1 impeler
Total waktu yaitu 43 menit)
32
4.5 Analisia Perhitungan Biaya Produksi
33
Harga Produk = Rp. 3.728.000/ 60 pcs Impeller
Harga produk tersebut adalah harga untuk pembuatan 60 pcs Impeller ,
dan bahan yang digunakan pun tidak semua digunakan Sehingga jika kita
kalikan hasilnya akan seperti berikut:
Harga Produk =3.728.000 : 60 pcs = Rp. 62.100 per Impeller
Pihak CV. Surya Pratama Logam menjual satu produk puli sebesar Rp. 165.000
Sehingga jika diakumulasikan laba yang didapat perusahaan dari satu produk,
yaitu:
Selain itu, ada juga pemberian upah tambahan (lembur) sesuai dengan
lamanya pekerja bekerja jika full sampai malam akan dikalikan 2 kali lipat dari
upah harian. Tidak hanya itu, bagi siswa yang magang di lapangan pun diberi
uang makan siang.
34
BAB V
5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti rangkaian pembuatan Impeller di CV.Surya Pratama
Logam maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang penulis sampaikan selama mengikuti praktik
industri di CV. Surya Pratama Logam di antaranya, yaitu:
a. Dalam pembuatan puli ini melalui berbagai tahapan seperti machineing dan
welding. Pada tahapan ini sangat membutuhkan alat pelindung diri diharapkan
kepada pemilik CV untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamtan
kerja.
b. Meningkatkan kualitas fasilitas perusahaan untuk meningktakan kenyamanan
serta kualitas produk. Seperti kantor, toilet, dan bila memungkinkan
pengadaan ruang khusus pengendalian mutu.
35
DAFTAR PUSTAKA
36