Oleh :
ii
kritik dan saran yang bersifat membangun bagi seluruh pihak baik
bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat seperti saat ini, menjadikan tantangan tersendiri
bagi setiap perusahaan. Sumber daya manusia yang cukup dan
sanggup membuka diri dalam menerima perubahan-
perubahan menjadikan modal penting bagi perusahaan
maupun instasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan tenaga manusia
yang jujur, tekun, terampil, berkualitas, kreatif serta disiplin
dalam penyaringan tenaga kerja yang berkulitas.
Hampir seluruh pelaku industri berlomba-lomba untuk
menjadi yang terdepan dan mengambil kesempatan lebih
banyak dalam melakukan perbaikan fasilitas demi
menghasilkan keuntungan maksimal dari pada sebelumnya.
Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan alat yang digunakan
untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau
bahan baku menjadi bahan jadi (produk).
Mahasiswa sebagai agen perubahan merupakan sumber
daya manusia yang dipersiapkan oleh perguruan tinggi untuk
menjadi tenaga profesional. Sedangkan, kebutuhan akan
profesionalisme dan kemampuan menuntut adanya pelatihan
dan usaha bersungguh sungguh. Selain belajar di bangku
perkuliahan, mahasiswa juga diharuskan untuk dapat
menerapkan dan mengembangkan apa yang dipelajari selama
masa perkuliahan ke dalam dunia kerja atau industri.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan wawasan dan
kemampuan pada bidang mesin produksi secara nyata di dunia
kerja, maka praktek industri sangat dibutuhkan. Menurut buku
Panduan Praktik Industri Fakultas Teknik (2014:4).
Praktik industri merupakan kegiatan nyata di lapangan
pada bidang-bidang pekerjaan atau bidang usaha yang dipilih
oleh mahasiswa sesuai dengan program studi yang ditekuni
1
2
2. Khusus
Tujuan khusus praktik industri adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui proses kerja mesin rolling pada
proses pengerolan produkai deformed bars di area
rolling mill III PT. Hanil Jaya Steel
2. Bagi Universitas
Praktik industri memberikan beberapa manfaat bagi
universitas diantaranya:
4
3. Bagi Mahasiswa
Praktik industri juga memberikan beberapa manfaat bagi
mahasiswa seperti sebagai berikut
a. Diharapkan dapat mengetahui perbandingan antara
teori yang diperoleh pada bangku perkuliahan dengan
prktik langsung yang ada dilapangan.
b. Diharapkan dapat memberikan suatu pengalaman bagi
mahasiswa yang bersifat praktis, sehingga dapat
mengantar mahasiswa untuk siap menghadapi dunia
kerja setelah lulus dari bangku perkuliahan.
c. Mengadaptasikan diri di dalam lingkungan dunia kerja.
d. Menambah pengetahuan tentang tindakan apa saja yang
perlu dilakukan ketika terjadi kebocoran.
e. Menambah wawasan mengenai proses kerja Rolling pada
proses produksi Deformed bars.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Mesin Roll
Mesin roll dapat didefinisikan suatu alat yang digunakan untuk
merubah bentuk maupun penampang suatu benda kerja dengan
cara mereduksi. Pada umumnya jenis pengrollan dapat dibagi
menjadi tiga klompok, yaitu : (Nafsan U, 2012)
2. Rolling Mill
Disain, konstruksi dan operasi dari rolling mills membutuhkan
investasi yang besar. Terutama untuk mesin yang mempunyai
kemampuan tinggi dalam hal toleransi, kualitas plat dan
lembaran pada produksi yang besar. (Nafsan, 2012)
6
3. Ring Rolling
Proses deformasi di mana cincin berdinding tebal dari
diameter yang lebih kecil digulung menjadi cincin berdinding
tipis dari diameter yang lebih besar. Keuntungan
menggunakan Ring Rolling adalah penghematan material,
dan penguatan melalui pengerjaan dingin. Beberapa
komponen yang dibuat menggunakan proses ring rolling
bola dan bantalan rol ras , ban baja untuk roda kereta api , dan
cincin untuk pipa, dan mesin berputar. (John Wiley & Sons,
Inc. M P Groover 2002)
A. Motor DC
Motor DC (Direct Current) adalah peralatan elektromekanik dasar
yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
mekanik. Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan
tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan
beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar
pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik
maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari
tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah
putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua
terminal menentukan kecepatan motor (Frank D. Petruzella, 2001
: 331)
1. Bagian Motor DC
Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk
dapat berputar. Yang ditunjukkan seperti gambar di bawah ini
B. Gearbox
1. Pengertian Gearbox
Dalam beberapa unit mesin memiliki sistem pemindah
tenaga yaitu gearbox yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian mesin lainnya,
sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah
pergerakan baik putaran maupun pergeseran. Gearbox
merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk
menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari motor yang
berputar, dan gearbox juga adalah alat pengubah daya dari
motor yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar.
Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama
motor yang disebut sebagai sistem pemindah tenaga,
transmisi berfungsi untuk memindahkan dan mengubah
tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk
memutar spindel mesin maupun melakukan gerakan feeding.
Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak
dan torsi serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju
dan mundur. Transmisi manual atau lebih dikenal dengan
sebutan gearbox, mempunyai beberapa fungsi :
3. Bagian-bagian Gearbox
1. Input Shaft (Poros Input)
Input shaft adalah komponen yang menerima momen
output dari unit kopling, poros input juga berfungsi untuk
meneruskan putaran dari clutch kopling ke main shaft ( poros
utama ), sehingga putaran bisa di teruskan ke gear gear. Input
shaft juga sebagai poros dudukan bearing, selain itu berfungsi
juga sebagai saluran oli untuk melumasi bagian dari pada
input shaft tersebut.
2. Main Shaft (Poros Utama)
Main shaft yang berfungsi sebagai tempat dudukan gear
sinchromest, bearing, dan komponen komponen lain nya.
Main shaft juga berfungsi sebagai poros penerus putaran dari
input shaft sehingga putaran dapat di teruskan ke spindel,
main shaft juga berfungsi sebagai saluran tempat jalan nya oli.
3. Planetary Gear Suction (Unit Gigi Planetary)
Planetary adalah pengubah RPM di suatu range tertentu
di mana RPM dapat di ubah sesuai dengan kebutuhan
proses pengerjaan dan dapat pula mengubah arah putaran
spindel.
4. Oil Pump Assy (Pompa Oli)
Oil pump berfungsi untuk memompa dan memindahkan
oli dari transmisi case (rumah transmisi) ke sistem untuk di
lakukan pelumasan terhadap komponen komponen yang
ada di dalam transmisi secara menyeluruh
5. Clucth Housing
Clucth housing adalah rumah dari clucth kopling yang
berfungsi sebagai pelindung clucth kopling, clucth housing
juga berfungsi sebagai tempat dudukan dari pada oil pump
dan input shaft.
11
6. Bearing
Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan dari
pada shaft (poros), agar pada saat unit mulai bekerja
komponen yang ada di dalam transmisi tidak terjadi kejutan,
sehingga transmisi bisa bekerja dengan smooth (halus).
7. O-Ring
Berfungsi sebagai penyekat agar tidak terjadi kebocoran
pada system pelumasan, dan juga sebagai pengencang input
shaft agar input shaft tidak renggang pada saat unit berjalan.
8. Sun Gear (Gigi Matahari)
Sun gear berfungsi untuk meneruskan putaran ke
planetary gear section. Sun gear berhubungan langsung
dengan gear yang ada pada unit planetary yang berfungsi
sebagai penerus putaran, momen dari transmisi
9. Oil Filter (Filter Oli)
Oil filter adalah komponen yang berfungsi untuk
menyaring oli dari kotoran, oli harus di saring agar
komponen transmisi tidak cepat aus yang di sebabkan karna
terjadinya gesekan antara komponen yang dapat
menimbulkan geram geram. Sehingga oli yang masuk ke
system harus di saring dulu agar unit transmisi tetap baik.
10. Oil Pipe (Pipa Oli)
Oli pipe adalah pipa oli tipe batang, yang berfungsi
sebagai saluran oli untuk menyalurkan oli dari transmisi case
ke planetary gear section untuk di lakukan pelumasan
terhadap unit planetary
11. Worm Shaft
worm shaft berfungsi sebagai penerus putaran dari worm
wheel ke outputshaft
C. Pengerolan
1. Pengertian Pengerolan
Rolling atau pengerolan adalah proses pengurangan
ketebalan atau proses pembentukan pada benda kerja yang
12
D. Billet
Pengertian Billet
Billet merupakan baja batangan setengah jadi yang dibuat
dari hasil pengecoran biji besi (pig iron) maupun besi bekas
dilebur dengan temperatur tertentu serta dituang kedalam
14
• Sirip Ulir/Bambu
Keterangan gambar :
H : Tinggi sirip/ulir
P : Jarak sirip/ulir melintang
W : lebar sirip/ulir membujur
T : Gap/rib
• Sirip/Ulir Curam
Keterangan gambar:
H : Tinggi sirip/ulir
P : Jarak sirip/ulir melintang
W : Lebar sirip/ulir membujur
• Sirip/Ulir Tulang Ikan
Keterangan gambar:
H : Tinggi sirip/ulir
P : Jarak sirip/ulir melintang
W : Jarak sirip/ulir membujur
T : Gap/rib
Berikut komposisi bahan baku billet berdasarkan (SNI 2052-
2017) :
1. Manajemen bengkel
Manajemen merupakan alat untuk mencapa tujuan
dan tujuan itu sendirimerupakan realisasi dari
kebutuhan sehingga secara tak lanngsung manajemen
adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Manajemen bengkel adalah alat untuk mengatur
efektifitas dan efisiensi bengkel. Pengelolaan
managgeen bengkel yang baik diharap dapat
mengetur dan mengerakkan sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan bengkel tersebut. Adapun
beberapa fungsi program kerja di dalam ruang
praktek bengkel adalah :
2. Kelamatan kerja
Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang
berhubungan dengan peralatan, tempat kerja,
lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja antara lain :
4. Kesehatan kerja
Kesehatan kerja merupakan cara penanggulangan
terhada kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di area
kerja. Yang paling peting dala hal ini setiap bengkel
harus memiliki kotak P3K untuk pertolongan
pertama, selain itu para pekerja juga harus memahami
tatacara pertolongan pertama jika terjadi insiden atau
kecelakaan saat bekerja agar bila terjadi hal tersebut
mereka tidak panik dan tau apa yang harus dilakukan.
28
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
b) Sejarah
PT. Hanil Jaya Steel berlokasi di Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo berdiri diatas lahan dengan luas 21
Hektar dengan akta pendirian tertulis tanggal 29
November 1973 No. 256 dihadapan notaris Goesti
Djohan, disetujui dengan Menteri Kehakiman RI tanggal
3 September 1975 No. Y.A.5/285/17, dan didaftarkan
kepemiteraan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada
tanggal 22 September 2005 dengan nomor 1132/1975.
Anggaran dasar perusahaan disesuaikan dengan UU
No.1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas tercantum
dalam akta tanggal 14 Mei 1997 No.14 dibuat dihadapan
notaris Nyoman Gede Yudhara., S.H. yang disetujui oleh
29
4. Tugas Pokok
a) Steel Making
1) Produksi percobaan, kapasitas pertahun: Steel making
(ingot): 30.000 ton/tahun.
2) 1 Maret 1987, penambahan berbagai sarana.
Kapasitas produksi steel making mencapai 45.000
ton/tahun.
3) 8 September 1990, dilengkapi electric arc furnace (EAF)
berkapasitas 35.000 kg/heat dan continuous casting
machine (CCM) maka kapasitas produksi steel making
mencapai 180.000 ton/tahun.
4) Juli 2005, kapasitas produksi steel making meningkat
menjadi 216.000 ton/tahun.
b) Rolling Mill
1) 27 Mei 1975, produksi percobaan dengan kapasitas
pertahun rolling mill (steel bar): 30.000 ton/tahun.
2) 2 Mei 1981, penambahan rolling mill kapasitas
produksi 30.000 ton/tahun.
3) 1 Maret 1987, penambahan berbagai sarana, kapasitas
rolling mill I mencapai 50.000 ton/tahun, sedang
rolling mill II juga mencapai kapasitas produksi 50.000
ton/tahun.
4) 17 Maret 1995 rolling mill III mulai produksi secara
komersial dengan kapasitas 150.000 ton/tahun.
5) November 1990, rolling mill III selesai produksi
dengan kapasitas produksi 240.000 ton/tahun.
32
6. Layout Perusahaan
a) Presiden Direktur
1) Fungsi
Direktur utama selaku pimpinan teratas dan dibawah
dewan komesaris mempunyai fungsi mengolah,
mengembangkan, memelihara dan memimpin
perusahaan serta terus meningkatkan efisiensi dan
produktifitas perusahaan sesuai dengan yang digariskan
dalam rapat umum pemegang saham.
2) Tugas dan kewajiban
(1) Bersama-sama dengan direksi lainnya menyusun
dan membuat serta menyiapkan tepat pada
waktunya rencana jangka panjang perusahaan
yang merupakan rencana strategis dan lebih lanjut
dijabarkan dalam rencana kerja dan anggaran
perusahaan (RKAP), termasuk rencana-rencana
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha
perusahaan dan menyampaikan kepada dewan
komesaris dan pemegang saham selambat-
lambatnya 60 hari sebelum memasuki tahun
anggaran perusahaan.
(2) Mengusahakan kelangsungan usaha sesuai
dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan.
(3) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan
perusahaan.
(4) Memiliki perusahaan didalam dan diluar
pengadilan.
(5) Melakukan segala tindakan dan perbuatan
mengenai pemilikan perusahaan.
(6) Mengkoordinir dan membina seluruh jajaran yang
ada diperusahaan agar tercapai daya gunadan
hasil guna yang optimal.
(7) Melaksanakan tugas dan kewajiban-
kewajiban lain yang diputuskan dalam
rapatumum pemegang saham.
36
3) Wewenang
(1) Menetapkan kebijakan dua policy perusahaan
sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan dalam
RUPS serta menentukan arah kebijaksanaan
perusahaanbaik jangka pendek maupun jangka
panjang.
(2) Menentukan anggaran dan belanja perusahaan,
keutuhan fasilitas dan penggunaan tenaga kerja.
(3) Memberikan petunjuk dan pengarahan tentang
pelaksanaan kebijakan perusahaan kepada
direktur administrasi dan keuangan, direktur
produksi dan jajaran yang ada diperusahaan.
(4) Berhak berkuasa bentindak atas tanggung
jawabnya sendiri, mengangkat orang atau lebih
sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan
surat kuasa.
(5) Dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan
menteri keuangan dan dewan komisaris
berwenang untuk bertindak melakukan
perbuatan-perbuatan melepas atau menjamin
aktivitas perusahaan, mengambil sebagian atau
seluruhnya, ikut serta dalam perusahaan lain,
mengadakan kerja sama dan lisensi lain-lain
pekerjaan dengan perusahaan lain, mengadakan
kerja sama operasi atau kontrak manajemen dan
hak-hak lainnya yang ditentukan perusahaan.
(6) Menetapkan kenaikan pangkat pegawai untuk
menjadi penata keatas.
(7) Menetapkan pengangkatan dan pemindahan
pegawai dalam dan dari jabatan kepala sub bagain
keatas.
(8) Menetapkan penerimaan atau penambahan
pegawai atau penggantian pegawai atau pensiun
bagi para pegawai yang telah memenuhi syarat
pensiun.
37
b) Sekretaris Direktur
1) Fungsi
Sebagai untuk menangani catatan dari direktur,
mengetik dan menyimpan informasi secara
profesional.
2) Tugas dan kewajiban
(1) Melihat bahwa perusahaan berjalan secara
efisiensi dan terorganisir.
(2) Menangani data dengan tepat, baik untuk
dokumen kertas maupun elektronik.
(3) Melakukan penelitian secara berkomunikasi
dengan anggota staf dan klien.
(4) Mencatat janji dan memastikan bahwa masing-
masing dilakukan pada waktunya.
3) Tanggung jawab
(1) Mengatur dan menjadwalkan pertemuan.
(2) Menginformasikan dewan direksi dan para
pemangku kepentingan tentang pertemuan dan
agendanya.
(3) Mencatat dengan rinci proses dari hasil rapat.
c) Direktur Keuangan
1) Fungsi
Direktur administrasi dan keuangan memiliki
fungsi membantu direktur utama dalam memimpin
dan mengelola serta mengembangkan usaha
perusahaan, terutama di bidang administrasi,
keuangan, dan pemasaran.
2) Tugas dan kewajiban
(1) Selambat-lambatnya 3 bulan sebelum tahun
buku mulai berlaku bersama dengan direktur
menyusun dan membuat rencana kerja dengan
38
f) Internal Audit
Departemen ini bertanggung jawab terhadap
proses pengendalian pengembangan produk. Quality
assurance melakukan pemeriksaan pada area produksi,
dan melakukan tes kimia pada produk atau material
kemudian hasil pemeriksaan atau tes dilakukan
perbandingan dengan spesifikasi standart perusahaan,
jika hasil yang didapati tidak memenuhi dari
spesifikasi perusahaan maka akan dilakukan
pemeriksaan pada proses sebelumnya. Sistem
manajemen kualitas akan diperiksa oleh audit kualitas
internal perusahaan sebanyak dua kali dalam satu
tahun.
42
g) Data Processing IT
Departemen ini bertugas untuk membuat
dokumentasi company profile sebagai salah satu strategi
pemasaran dari perusahaan tersebut dan menangani
instalasi perbaikan software dalam perusahaan tersebut.
h) Quality Control
1) Fungsi
Membantu direktur produksi dalam mengurus dan
memimpin bagian quality control.
2) Tugas dan kewajiban
(1) Menjamin mutu atau kualitas hasil produksi
berdasarkan kualitas manajemen dan ketentuan
yang ada.
(2) Mengawasi kualitas produksi atas dasar kualitas
manual, prosedur fabrikasi, dan control section.
(3) Mengadakan pengawasan akurasi geometrik
yang berkaitan dengan produksi bangunan
baru.
(4) Mendampingi pengawas pihak ketiga dalam
melakukan pengawasan kualitas.
(5) Bersama-sama bagian gudang memeriksa
barang atau material yang diterima dari pemilik
barang.
(6) Membuat laporan pelaksanaan tugas secara
periodik kepada badan produksi.
(7) Menyusun rencana kerja bulanan dan
memonitor serta mengevaluasi pelaksanaannya.
(8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diperintahkan atasan.
3) Wewenang
(1) Mengusulkan konsep-konsep perubahan
dibidangnya.
43
4) Tanggung jawab
(1) Terhadap kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Terhadap pelaksanaan tugas dengan kapasitas
penuh.
(3) Terhadap informasi yang diberikan.
(4) Terhadap biaya-biiaya yang dikeluarkan
dibagiannya.
(5) Terhadap tugas-tugas yang dilimpahkan pada
bawahannya.
i) Produk Planing Control
Secara umum departemen ini bertangung jawab
terhadap pengendalian mutu serta menjaga kualitas
penerapan sistem manajemen yang terdapat pada
perusahaan. Selain itu Produk Planing Control
mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai
berikut:
1) Menjamin dan mengatur proses yang dibutuhkan
agar quality management dapat diterapkan dan
dijaga.
2) Menjamin terpenuhinya permintaan konsumen
pada semua tingkat organisasi.
3) Melaporkan ke managing director mengenai quality
management sistem dan perkembangannya.
44
j) Technical Sell
Memiliki tugas untuk menyediakan sarana
pendukung dalam mewujudkan visi perusahaan yaitu
dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan
hasil akhir yang efektif dengan menggunakan sistem
teknologi, termasuk pada semua departemen suplier
dan customer. Dengan tujuan mendapatkan informasi
secepat mungkin dengan menggunakan teknologi dari
berbagai sumber. Departemen ini menjaga keamanan
semua departemen yang ada, keamanan data,
penyalinan (back up) data serta pemulihan data yang
rusak merupakan tanggung jawab departemen
Technical Sell.
k) Accounting
Bagian akuntansi bertugas mengelola keuangan
perusahaan, termasuk dalam pencatatan keuangan dan
transaksi perusahaan yang berhubungan dengan
keuangan. Bagan akuntansi membawahi dua seksi,
yaitu:
a) Seksi bendahara, bertugas menerima dan
mengeluarkan keuangan dari hasil penjualan dan
memegang dana kas kecil perusahaan.
b) Seksi bapeksta, bertugas mengurus kembalian pajak
biaya masuk dari import barang.
l) Finance
Mempunyai tanggung jawab atas permasalahan
tentang keuangan dan asuransi karyawan dan
permasalahan mengenai perbankan.
m) Human Resource Departement (HRD)
Memiliki tanggung jawab untuk:
a) Membuat rencana kebutuhan tenaga kerja.
45
8. Produk Perusahaan
a) Billet
b) Plain Bars
c) Deformed Bars
B. Pembahasan
1. Tinjauan Umum
PT. Hanil Jaya Steel merupakan suatu perusahaan yang
memproduksi bahan baku setengah jadi billet dan
memproduksi baja tulangan atau baja beton sirip atau polos
mulai dari diameter 10 mm hingga 36 mm.
a. Steel Making
PT. Hanil Jaya Steel industri yang juga memiliki gedung
steel making untuk peleburan scrap besi dengan Electric Arc
Furnace (EAF) dijadikan bahan setengah jadi (billet) dengan
ukuran 120 x 120 x 6000 mm. Peleburan di EAF
membutuhkan daya listrik yang sangat tinggi dengan suhu
1600o C – 1700o C dan bahan campuran tambahan seperti
silikon, mangan, dan vanadium sehingga menghasilkan
kualitas billet yang baik.
b. Rolling Mill 3
Rolling mill 3 area produksi baja tulangan sirip dan polos
dengan beberapa ukuran dengan cara billet di roll agar
55
1. Rolling Process
a. Definisi Rolling Process
Rolling process merupakan sebuah proses dimana billet
yang keluar dari reheating furnace dan telah dipanaskan
memasuki stand-stand roll untuk memulai proses roll dan
membentuk billet menjadi deformed bars sesuai dengan
pesanan. Rolling process yang dilakukan di PT. Hanil Jaya
Steel dilakukan dengan bantuan roller/kalibre yang
diamternya berbeda-beda, roller/kalibre ini digerakan
dengan bantuan motor litrik DC yang putarannya telah
direduksi oleh gearbox. Rolling process pembuatan deformed
bars pada PT. Hanil Jaya Steel dibantu dengan 19 buah stand
roll dan dua buah stand sebagai awalan yaitu stand 1H dan
2H, sehingga total berjumlah 21 stand. Berikut tipe dan jenis
stand roll pada PT. Hanil Jaya Steel:
2. Gear Box
3. Joint
4. Kalibre
5. Entery
6. Exit
7. Twice
1. Breakdown Maintenance
Perawatan stand pengerolan pada PT. Hanil Jaya Steel
dilakukan ketika terjadi kerusakan pada stand. Hal ini
karena tidak memungkinkannya dilakukan perawatan
pencegahan, karena roll pada stand yang terus berputar dan
billet bersuhu tinggi yang sedang di rolling process pada
stand sehingga beresiko tinggi terhadap pekerja apabila
dilakukan perawatan pencegahan.
63
2. Periodic Maintenance
Perawatan berkala atau periodic maintenance yang dilakukan
pada stand roll yaitu berupa pemberian pelumasan bearing
poros roll, dan penggantian bearing. Perawatan ini
dilakukan ketika proses produksi sedang berhenti atau
perubahan jenis produksi. Jeda produksi ini
memungkinkan pada pekerja untuk melakukan pengecekan
pada setiap komponen stand salah satunya yaitu pemberian
pelumas pada bearing berupa grease.
1. Stand 1H
2. Stand 2H
3. Stand 1
4. Stand 2
5. Stand 3
6. Stand 4
7. Stand 5
8. Stand 6
9. Stand 7
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan Praktik Industri (PI) yang telah
dilaksanakan di PT. Hanil Jaya Steel dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Bahwa pada proses pembuatan baja beton tulangan
(deformed bars) ada beberapa proses pengerjaan salah
satunya adalah proses rolling yang dimana proses rolling
sendiri adalah proses dimana billet yang sudah mengalami
proses pemanasan ulang (reheating furnace) akan mengalami
proses roll dimana billet akan direduksi luas penampangnya
dalam berbagai ukuran tertentu sehingga menjadi baja
beton tulangan sesuai standar SNI dan siap dipasarkan.
Proses pengerollan billet akan dimulai dari stand 1 sampai
satnd 19 dengan diameter kalibre berbeda-beda disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan.
2. Bahwa untuk melakukan perawatan (maintenance) pada
mesin rolling mill dapat dilakukan dengan cara melakukan
perawatan secara berkala atau periodic manitenance yaitu
berupa pemberian grease/ pelumasan pada bearing pada
poros roll, dan penggantian bearing bila diperlukan.
Perawatan ini dilakukan ketika proses produksi sedang
berhenti atau perubahan jenis produksi. Karena
penggantian bearing harus dilakukan dalam keadaan stand
roll mati atau off. Untuk perawatan yang lainnya dilakukan
pengecekan secara berkala pada komponen kopling dan
gearbox. Pengecekan ini meliputi pelumasan oli dan
pengecekan pressure speed pada gearbox agar tetap berada
pada kisaran 2-3 bar.
76
B. Saran
1. Untuk Mahasiswa
a) Diharapkan mahasiswa yang akan melaksanakan
kegiatan Praktik Industri (PI), sebaiknya memiliki bekal
ilmu yang telah diajarkan di bangku perkuliahan,
sehingga mahasiswa dapat gambaran tentang dunia
industri, apa saja yang dilakukan di dunia industri dan
tidak kesulitan dalam melakukan pekerjaan.
b) Diharapkan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan
Praktek Industri (PI) dapat menerapkan ilmu yang telah
diajarkan dibangku perkuliahan, sehingga ilmu yang
didapatkan bermanfaat atau berguna di dunia industri.
2. Untuk Universitas
Untuk meningkatkan lulusan terbaik mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya,
sebaiknya jurusan ataupun pihak dari fakultas mengadakan
kegiatan kunjungan industri bagi mahasiswa yang akan
melakukan Praktik Industri (PI), agar mahasiswa sedikit
lebih mengerti tentang dunia industri.
3. Untuk Industri
Dalam melaksanakan maintenance atau perawatan
sebaiknya dilakukan secara berkala sehingga kedepannya
dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan alat yang
tidak diinginkan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Wondershare Software.
Erlangga.
78
79