LAPORAN PRAKTIKUM
PROSES PRODUKSI
DISUSUN OLEH :
AMELIA WIRNA
41618120033
ASISTEN LABORATORIUM :
1. Najib Passa Azhari
2. Aby Haykal
3. Fateh Halmar
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
karunia dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Praktikum Proses Produksi”,
yang telah dilaksanakan di kampus Universitas Mercu Buana meruya, yang mana
ini adalah salah satu tugas praktik yang diberikan oleh Dosen Proses Produksi Ibu
Popy Yuliarty, ST, MT. Semoga dengan selesainya laporan praktikum ini, dapat
memberikan manfaat dan wawasan tentang dunia perindustrian bagi para pembaca
khususnya untuk saya sendiri.
Mohon maaf jika dalam penulisan dan pengerjaan laporan proses produksi
ini masih ada kekurangan dan ketidaktelitian
Amelia Wirna
2
DAFTAR ISI
BAB II : BUBUT
3
3.6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 52
BAB IV : BOR
PENUTUP ..................................................................................................................... 78
4
BAB I
KERJA BANGKU (BENCH WORK)
1. Mengikir (filling)
2. Menggergaji (sawing)
3. Menggambar (drawing)
5
4. Meragum (Bankschroef)
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan
sebagai dasar untuk materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang
sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja
yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat
kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku
tidak hanya menitik beratkan pada pencaapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja
yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar
sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin
produksi. Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan
ketelitian dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan
menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang
menggunakan mesin pada waktu sekarang Pada bengkel kerja
bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar presisi, maka
6
peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan pengukuran, dan
kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus benar-benar
diketahui secara baik.
1.4 Jenis-jenis
1.4.1 Kikir
Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya. Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
7
1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah
ujungnya menirus kikir.Fungsinya untuk meratakan dan membuat
bidang sejajar dan tegak lurus.
8
Gambar 1.3 Kikir Segi Tiga
9
7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung,
dan membuat bidang cekung.
10
1. Proses pengikiran lurus digunakan untuk mengikir lurus atau flat. Jenis
pengikiran ini menggunakan kikir lurus/rata.
2. Pengikiran persegi
Proses pengikiran persegi digunakan untuk mengikir lubang berbentuk
persegi. Selain itu, proses pengikiran persegi juga digunakan untuk
mengikir alur atau celah yang memiliki sudut 90°. Pengikiran persegi
menggunakan kikir berpenampang persegi.
3. Pengikiran bulat
Proses pengikiran bulat digunakan untuk mengikir lubang lingkaran
atau cekungan. Pengikiran bulat menggunakan kikir berpenampang
lingkaran.
4. Pengikiran setengah bulat
Proses pengikiran setengah bulat digunakan untuk mengikir bentuk-
bentuk melengkung atau cekungan. Selain itu proses pengikiran ini juga
bisa digunakan untuk mengikir celah bersudut kecil. Proses pengikiran
setengah bulat menggunakan kikir berpenampang setengah lingkaran.
5. Pengikiran segitiga
Proses pengikiran segitiga digunakan untuk mengikir bentuk-bentuk
dengan sudut 60°. Proses pengikiran ini menggunakan kikir
berpenampang segitiga.
11
Proses pengikiran menengah kasar merupakan proses pengikiran yang
menghasilkan kekasaran permukaan antara kasar dan halus (tengah-
tengah). Pengikiran ini digunakan ketika benda kerja hampir mendekati
ukuran yang diinginkan. Jenis kikir yang digunakan pada pengikiran ini
memiliki bilah yang tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus (tengah-
tengah).
3. Pengikiran halus
Proses pengikiran halus menghasilkan kekasaran permukaan yang
paling halus. Pengikiran ini biasanya digunakan untuk finishing. Proses
pengikiran halus menggunakan kikir halus.
❖ Kelemahan Pengikiran
Berikut beberapa kelemahan proses pengikiran:
1) Proses pengerjaan lama.
2) Kurang produktif.
3) Masih menggunakan tenaga manusia. Tenaga manusia tidak stabil
dan akan menurun ketika mulai lelah.
4) Butuh pengikir (orang yang mengikir) dengan keterampilan yang
baik.
12
5) Sulit mencapai geometri yang baik bila pengikir belum terampil.
1.4.2 Gergaji
Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat. Penggergajian
dilakukan dengan perkakas yang disebut sebagai gergaji (saw). Pada
material kayu, penggergajian dilakukan dengan handsaw. Sedangkan
pada material logam, penggergajian dilakukan dengan hacksaw. Gergaji
merupakan salah satu perkakas teknik yang wajib dimiliki dirumah.
Terkadang kita memperhatikan tukang bangunan bekerja
menggunakan beberapa gerjaji dengan bentuk yang berbeda. Tiap-
tiap gerjaji tersebut memiliki fungsi yang berbeda selain untuk
memotong. Berikut ini merupakan beberapa jenis gergaji tangan
serta kapan jenis gergaji tersebut sebaiknya digunakan ;
2) HANDSAW / RIPSAW
Jenis ini adalah yang paling sering kita lihat. Fungsi
utamanya adalah untuk memotong dan membelah kayu dengan
jalur urat searah. Mata gergaji Handsaw tidak bisa diganti,
namun bisa diasah menggunakan kikir khusus. Harga gergaji
jenis ini relatif murah mulai dari Rp 25.000. Gergaji ini salah
satu yang wajib dimiliki, karena selain untuk memotong kayu
13
bisa juga dipakai untuk memotong bambu , pipa ataupun
triplek. Namun untuk hasil pemotongannya akan lebih kasar.
3) COPING SAW
Jenis ini fungsinya untuk memotong pola atau bentuk rumit
pada triplek atau papan kayu. Bentuk gergaji menyerupai huruf
“U” yang berfungsi untuk mempermudah dalam proses
pemotongan pola lengkung. Mata gergaji ini kecil, tipis dan
sangat tajam, dapat diganti apabila sudah tumpul. Untuk harga
satu setnya mulai dari Rp 50.000 , sedangkan untuk mata
gergaji saja sekitar Rp 35.000 .
4) CROSSCUT SAW
Jenis ini fungsinya untuk memotong kayu/pohon secara
melintang. Gergaji ini mempunyai gigi penyeimbang yang
lebih kecil. Ukuran gergaji ini ada yang kecil dan besar, jenis
yang besar dipakai untuk menebang pohon. Harga gergaji ini
lebih mahal dibandingkan dengan gergaji biasa.
6) GERGAJI JEPANG
Jenis ini memiliki ketajaman yang sangat baik dibandingkan
dengan gergaji tangan lainnya. Ukurannya lebih tipis namun
kuat dan tidak pletat-pletot saat dipakai. Namun harga dari jenis
ini tergolong mahal mulai dari Rp 600.000.
14
1.4.3 Menggambar
Menggambar adalah memberi batas – batas atau ukuran dengan garis
– garis dan titik – titik pada bidang kerja agar lebih mudah dalam
mendesign. Sebelum kita memulai pekerjaan pada bidang benda kerja
lebih lanjut, contohnya kikir, gergaji, atau dibor dan sebagainya,
beberapa bidang dari pekerjaan itu digambar/di design terlebih dahulu
sesuai dengan ukuran, prosedur yang telah ditentukan. Berikut ini adalah
alat & bahan yang digunakan untuk menggambar pada kerja bangku ;
15
b. menarik garis-garis pd benda kerja.
c. memeriksa rata dan tidaknya benda kerja, terutama
benda kerja yang selesai dikikir
16
2. Memeriksa tinggi dari beberapa pekerjaan juga lewat
meja kerja.
3. Memeriksa simetris dan tidaknya benda kerja yang
akan dibubut.
1.4.4 Meragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang
akan dikikir, dipahat, digergaji, ditap, disney, dan lain-lain. Dengan
memutar tangkai (handle) ragum, maka mulut ragum akan
17
menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan.
Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat
terpahat,terkikir dan lain sebagainya.
1) Ragum (Bankschroef)
Ragum untuk memperkuat jepitan pada suatu pekerjaan.
Ragum ini ada 2 macam :
1. Ragum jajar (Parallelbankschroef)
2. Ragum ekor (Staarbankschroef)
Ragum jajar dibuat dari besi tuang yang pada bagian mulutnya
dilapisi dengan lempeng baja yang ditempa bergaris yang
disekrupkan pada mulut dengan sekrup kepala, dengan tujuan agar
kuat memegangnya.
2) Ragum Ekor (Staarbankschroef)
Alat ini dibuat dari baja yang ditempa dan mulutnya disepuh.
Kekurangan dari alat ini yaitu kalau mulutnya dibuka terlalu lebar
kedudukan mulut itu sudah tidak sejajar karena diputar pada satu
engsel.
3) Penjepit Miring (Kantklauw)
Kanktklauw ini terbuat dari baja yang berengsel dan nantinya
akan dijepit pada ragum jajar. Cara penggunaan : benda kerja
diletakan pada klantklauw dan dijepit besama ragum. Penjepit balok
(V Blocklamp) Penggunaan dari alat ini sebagai alat pembantu untuk
menggambar benda kerja, dan lain-lain
Berikut cara kerja nya;
1. Benda kerja diletakan pada bentuk V.
2. Kaki jepit masukan pada alur blok V.
3. Baut penjepit dikeraskan sehingga menekan pekerjaan dengan
kuat.
4. Ketentuan jarak blok tergantung panjang benda pekerjaan.
18
1.5 Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Proses
Produksi kerja bangku :
1. Gergaji
2. Kikir
Kikir yang digunakan pada praktikum Proses Produksi adalah jenis kikir
pisau, mengapa disebut kikir pisau karena bentuknya yang menyerupai
pisau.
19
3. Ragum
4. Alat ukur
20
1.6 Kesimpulan dan Saran
1.6.1 Kesimpulan
1.6.2 Saran
21
Beberapa saran yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Persiapkan diri sebelum memasuki laboratorium teknik.
b. Patuhilah tata tertib laboratorium yang ada dan telah dibuat.
c. Gunakahlah alat keamanan yang telah disiapkan yang sesuai dengan
alat yang akan kita jalankan.
d. Megunakan alat-alat yang ada pada laboratorium sesuai dengan
fungsinya.
e. Disiplin praktikum dengan alat yang ada.
f. Melaksanakan petunjuk praktikum yang telah diberikan.
g. Tetap mengutamakan Teori K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
22
BAB II
BUBUT
23
pengeboran, dan penguliran sangat di utamakan dalam hal ini. Teknik-teknik
ini di peroleh dari materi kuliah yang telah di sampaikan, maka dengan adanya
praktikum ini di harapkan setiap mahasiswa dapat menerapkannya dengan
baik, sehingga setelah lulus dari bangku kuliah nanti bisa langsung siap bekerja
dan bersaing dengan calon tenaga kerja lainnya.
Mesin Bubut atau Lathe adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan
untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
24
Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena
digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Mesin bubut adalah mesin yang di buat dari logam, gunanya untuk
menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keberadaan
mesin bubut sangat berperan, terutama dalam industry pemesinan. Misalnya
dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan
komponenkomponen kendaraan seperti mur ,baut , roda gigi, poros ,tromol dan
lain sebagainya. Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan
mesin lain seperti mesin bor (drilling mechine), mesin gerinda (grinding
mechine), mesin frais (milling mechine), mesin skrap (shaping mesin), mesin
gergaji (sawing mechine) dan mesin-mesin lainnya. Melihat begitu pentingnya
mesin bubut dalam industri pemesinan membuat harga mesin ini sangat mahal.
Maka dari itu, untuk mengaplikasikan mesin bubut ini ke dalam dunia nyata,
Rencana membuat mesin bubut ini dengan bahan yang mudah didapatkan
dipasaran dan kita ketahui. Dan tentu saja dengan bahan yang murah namun
menhasilkan mesin yang baik.dan menghasilkan produksi yang baik, dan dapat
mempersingkat waktu produksi bagi penggunanya.
Pada mesin bubut yang terlihat bagian - bagian strukturalnya dibuat dari
besi, dirancang sedemikian rupa menjadi sebuah mesin yang kokoh. Bentuk
mesin ini memberikan keleluasaan kepada si pembubut untuk mengerjakan
dengan baik benda - benda yang dihadapinya.
25
2.4 Jenis-jenis
26
benda kerja atau spesimen secara massal atau banyak dalam waktu
yang singkat.
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada
yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan
standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
27
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda
gigi dan lainnya. Jenis mesin bubut ini dapat memproduksi benda
kerja atau spesimen dengan cukup banyak dalam waktu yang cukup
singkat. Dan mesin ini dirancang untuk mengerjakan benda kerja
yang cukup besar dan dalam jumlah yang banyak sehingga banyak
digunakan di industri-industri.
28
Gambar 2.6 Mesin bubut muka
29
Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat
untuk operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk
penggunaaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan
keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat
dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya sedikit
keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang
dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan
kembali. Mesin bubut jenis ini pun dapat dibagi dalam beberapa
jenis, salah satu contohnya mesin bubut turet dengan sadel.
30
Gambar 2.9 Mesin bubut CNC
2.4.2 Coolant
31
3. Air Spray Coolant untuk benda yang menyisakan potongan seperti
serpihan kecil yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila menempel
pada bagian mesin yang bergeser.
4. Water & Oli Coolant. Tidak sespesifik lainnya, ini bisa dipakai untuk
skala berat mau pun ringan.
5. Ethanol Coolant Pendingin yang cocok untuk high speed and micro
machining karena viskositas ethanol yang lebih dari oli menjadikan
ethanol lebih mudah “mengcover” bagian yang mengalami proses
machining.
2.6.1 Kesimpulan
32
1. Pada prinsipnya proses pembubutan adalah mengurangi berat dan
volume benda kerja, dan proses pembubutan hanya dapat dilakukan
pada benda kerja yang berbentuk silindris.
2. Kecepatan dalam menggerakkan longitudinal feed
handwheel ataupun cross slide handwheel sangat mempengaruhi
halus kasarnya hasil pembubutan.
3. Kecepatan makan benda kerja akan semakin besar apabila gerak
makan dan putaran poros spindle diperbesar.
4. Hasil bubutan yang baik akan ditandai dengan sayatan yang
berbentuk panjang-panjang.
5. Ketepatan memilih bagian mana dahulu yang hendak dikerjakan
akan sangat menentukan untuk menyelesaikan benda kerja tepat
waktu.
6. Waktu yang diperlukan untuk proses pembubutan akan semakin
lama apabila
kedalaman potong dan panjang pemotongan yang digunakan lebih
besar, apabila gerak makannya diperbesar dengan panjang
pembubutan tetap waktuyang diperlukan akan semakin pendek.
7. Umur pahat tidak hanya dipengaruhi oleh geometri pahat saja
melainkan ada beberapa hal yang sangat signifikan pengaruhnya
seperti material benda kerja, metal pahat, kedalaman potong dan
kondisi pemotongan.
2.6.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum pada mesin bubut
adalah :
33
sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan pada saat melakukan praktikum.
2. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang,
sebelum praktikum membubut hendaknya mempelajari fungsi
bagian-bagian dari mesin bubut dan modul praktikum terlebih
dahulu.
3. Pahat yang digunakan saat praktikum agar diperbaharui sehingga
pada saat melakukan proses pembubutan hasil yang diperoleh
maksimal
4. Dalam membubut untuk awalan sebaiknya proses membubut
dilakukan secara manual, walaupun hasilnya kasar tidaklah masalah
untuk menghemat waktu dan setelah hendak finishing barulah
gunakan pembubutan otomatis untuk hasil permukaan yang halus.
34
BAB III
LAS
35
menjadi satu. Beberapa contoh pengelasan jenis ini adalah pembuatan bodi
mobil, sayap ataupun bodi pesawat terbang serta peralatan memasak.
36
3.2 Tujuan dan Manfaat
37
sambungan las menjadi lebih baik bila kawat elektroda logam yang
digunakan dibungkus dengan terak.
Di samping penemuan-penemuan oleh Slavianoff dan Kjellberg
dalam las busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan diatas,
Thomas (1886) menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt
(1895) menemukan las termit dan tahun 1901 las oksi-asitelin mulai
digunakan oleh Fouche dan Piccard.
Kemudian pada tahun 1926 ditemukannya las hidrogen atom
olehLungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart
dan Denerserta las busur rendam oleh Kennedy (1935). Wasserman (1936)
menyusul dengan menemukan cara pembrasingan yang mempunyai
kekuatan tinggi. Dari tahun 1950 sampai sekarang telah ditemukan cara-
cara las baru antaralain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan
pelindung gas CO2 , las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur
plasma, las laser, dan masih banyak lagi lainnya.
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen)
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, pengelasan
adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai
ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu
memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar
ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang
dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam
masyarakat industri modern.
Pengertian pengelasan menurut Widharto (1996) adalah salah satu
cara menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui
pemanasan. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) las
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair.
38
Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan
jalan pemanasan atau pelumeran. Kedua ujung logam yang akan
disambung dibuat lumer atau dilelehkan dengan busur nyala atau dengan
logam itu sendiri sehingga kedua ujung atau bidang logam merupakan
bidang masa yang kuat tidak mudah dipisahkan (Arifin, 1997). Jenis
pengelasan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengelasan lebur dan
padat. Adapun macamnya yaitu Pengelasan busur (Arc Welding, AW),
Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding, RW), Pengelasan Gas
(Oxyfuel Gas Welding, OFW), dan macam pengelasan padat yaitu 6
Pengelasan Difusi (Diffusion Welding, DFW), Pengelasan Gesek (Friction
Welding, FW), Pengelasan Ultrasonik (Ultrasonic Welding, UW).
Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh
jenispengelasan tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia
yaitupengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik (Shielded Metal
Arc Welding/SMAW) dan las karbit (Oxy Ocetylene Welding/OAW).
Pengelasan dapat dilakukandengan berbagai cara sebagai berikut:
a. Pemanasan tanpa tekanan
b. Pemanasan dengan tekanan
c. Tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari
dalam material itu sendiri).
d. Tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi
Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam,
tetapi juga sering digunakan untuk menyambung plastik tetapi
pembahasan iniakan difokuskan pada penyambungan logam. Pengelasan
merupakan proses yangpenting baik ditinjau secara komersial maupun
teknologi, karena :
a. Pengelasan merupakan penyambungan yang permanen.
b. Sambungan las dapat lebih kuat dari pada logam induknya, bila
digunakan logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari
pada logam induknya.
39
c. Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari
segipenggunaan material dan biaya fabrikasi.
d. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan
tambahan(penggurdian lubang) dan pengencang sambungan
(rivet dan baut).
e. Pengelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.
Walaupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan
kekurangan :
a. Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan
upah tenaga kerja yang mahal.
b. Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan
energi yang besar.
c. Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya
tidak dapat dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok
digunakan untukproduk yang memerlukan pelepasan rakitan
(misalnya untuk perbaikan atau perawatan).
d. Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat
yang sulit dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan
sambungannya.
40
Beberapa Standar telah mengatur jenis – jenis sambungan, ada
sembilan jenis alur sambungan (kampuh) las yang utama seperti pada
dibawah ini
3.4 Jenis-jenis
Salah satu jenis proses las busur listrik elektoda terumpan, yang
menggunakan busur listrik yang terjadi antara elektroda dan benda kerja
setempat, kemudian membentuk paduan serta membeku menjadi lasan.
Elektroda terbungkus yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada
waktu proses pengelasan dan gas yang terjadi akan melindungi proses
pengelasan terhadap pengaruh udara luar, cairan yang terbungkus akan
41
terapung membeku pada permukaan las yang disebut slag. Proses
pengelasan elektroda terbungkus terlihat pada gambar 2.11.
Ini adalah salah satu pengelasan dimana logam cair ditutup dengan
fluks yang diatur melalui suatu penampang fluks dan elektroda yang
merupakan kawat pejal diumpankan secara terus menerus, dalam
pengelasan ini busur listrik nya terendam dalam fluks. Prinsip las busur
terendam ini material yang dilas adalah baja karbon rendah, dengan
kadar karbon tidak lebih dari 0,05%. Baja karbon menengah dan baja
konstruksi paduan rendah dapat juga dilas dengan proses SAW, namun
harus dengan perlakuan panas khusus dan elektroda khusus.
42
menggunakan fluks yaitu dengan penambahan fluks yang magnetig
atau fluks yang diberikan sebagai inti.
43
proses pengelasan ini peleburan logam terjadi karena panas yang
dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda dan logam induk.
Dalam setiap proses pengelasan sering kali terjadi cacat pada benda kerja.
Macam-macam cacat yang timbul pada proses pengelasan yaitu :
44
3. Undercut
Dapat dicegah dengan :
- Mengurangi kuat arus pengelasan
- Posisi elektroda arah longitudinal dan transversal harus tepat
- Ayunan elektroda jangan terlalu cepat
- Usahakan benda kerja agak dingin pada tiap lapisan
4. Hot Cracking
Yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat cairan las mulai
membeku karena luas penampang yang terlalu kecil dibandingkan
dengan besar benda kerja yang akan dilas, sehingga terjadi
pendinginan. Cara mengatasi dengan menggunakan elektroda las low
hidrogen yang mempunyai sifat tegang yang relatif tinggi.
5. Cold Cracking
Cara mengatasinya dengan menggunakan elektroda las low hidrogen,
disamping pemanasan awal yang akan banyak membantu.
6. Underbread Cracking
Terjadi karena adanya hidrogen atau pun karena kuatnya konstruksi
penguat sampingan. Dapat ditanggulangi dengan menggunakan
elektroda las low hidrogen atau pemanasan awal benda kerja sampai
suhu 120 C.
7. Lack of Fussion
Adalah cacat yang antara bahan dasar dengan logam las tidak terjadi
ditanggulangi dengan menambah kuat arus, ayunan las dapat
ditambah.
8. Lack of Penetratic
45
Cara penanggulangannya yaitu dengan memilih dan mengganti
elektroda dengan diameter yang cocok serta menambah kuat arus
pengelasan.
9. Wearnig foult
Adalah timbunan las yang berlebihan diatasi dengan menjaga
kontinuitas kecepatan pengelasan.
Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari
busur listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda.
Elektroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada
sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur
listrik mencapai 55000C. Pada saat pengelasan menggunakan las listrik,
dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dan
cahaya ultraviolet. Agar kita terlindungi dari sinar ultra violet & panas yg
ditimbulkan akibat dari proses las ini, kita harus menggunakan standar
keamanan dalam bekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja
46
Gambar Pembangkit Arus listrik
2. Holder/Pemegang elektroda
3. Klem Massa
47
Gambar Klem masa
5. Elektroda
48
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang
dipasang atau dijepit pada holder / pemegang elektroda.
Gambar Elektroda
6. Tang penjepit.
49
7. Palu las
8. Sikat baja
50
9. Sarung Tangan
51
11. Kipas Blower
3.6.1 Kesimpulan
52
dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika
sangat jauh elektroda akan mati.
4. Saat penyambungan dua buah benda diusahakan pada bagian
sambungan tidak ada rongga, maka hasil lasan akan rapih dan kuat.
5. Pengelasan sudut dalam dan sudut luar harus memperhatikan lelehan
elektroda agar memperoleh sambungan yang baik dan rapih.
3.6.2 Saran
1. Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik
sehingga dapat praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat.
2. Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi
karena kerja bangku merupakan dasar dari praktik permesinan
lainnya. Juga mempengaruhi hasil dari pekerjaan.sedikit,itu
mengakibatkan keterlambatan menyelesaikan pekerjaan
3. Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai
jiwa yang sabar, ulet, terampil dan mau bekerja keras.
53
BAB IV
BOR
54
4.2 Tujuan dan Manfaat
Jenis gurdi yang paling baik untuk jenis aplikasi yang diberikan tergantung
pada jenis material yang dibor, karateristik strukturalnya,ukuran lubang dan
material yang dibor bersifat solid atau getas. Dalam memilih tipe bor yang
cocok untuk aplikasi yang diberikan membutuhkan pertimbangan dari semua
55
factor-faktor diatas. Penggurdian manufaktur membutuhkan tipe pengeboran
yang sama namun dengan variasi yang lebih tajam dalam konfigurasi dan
metalurginya. Variasi yang lebih tajam tersebut mempengaruhi umur mata bor
dan kualitas lubang, khususnya untuk bor yang berdiameter kecil. Tiga jenis
Pengeboran konvensional yang sering digunakan yaitu regrindable drills, spade
drills dan tipped drills. Ada beberapa jenis dari regrindable drills yaitu twiss
atau regular drill, gun drill, counter drill dan pilot drill. Twiss drill memiliki
perbedaan dalam jumlah lekukanya dan sifat-sifat geometrinya seperti sudut
helix angel, sudut permukaannya, bentuk lekukanya, ketebalanya dan lebar
margin. Sistem yang standar dalam mengklasifikasikan twiss drill yang dibuat
oleh proses manufaktur yang berbeda beda belum dikembangkan [D.A
Stephenson, 2006].
4.4 Jenis-jenis
56
Hampir di semua bengkel memiliki jenis bor ini. Mesin bor ini
digunakan untuk pengeboran dengan berbagai posisi yang umumnya
tidak bisa dilakukan dengan mesin bor standard.
57
tangan. Operator bisa merasakan getaran yang terjadi pada saat
pengeboran. Sehingga mesin bor ini diberi nama mesin bor sensitif
(sensitive drilling machine).
58
Mesin bor radial dirancang untuk benda kerja yang berukuran
sedang sampai besar. Jenis mesin ini memiliki kolom mesin berbentuk
bundar yang terikat pada alas yang kuat. Kolom ini mendukung lengan
radial sehingga dapat menaikkan dan menurunkan meja. Hal ini
bertujuan untuk menyesuaikan benda kerja yang memiliki ketinggian
berbeda. Spindle utama terletak pada lengan radial, sehingga
posisinya dapat diputar pada posisi manapun. Dan kepala bor dapat
meluncur pada lengan radial.
Mesin bor gang memiliki meja dan alas yang panjang. Jenis mesin ini
memiliki empat sampai enam kepala bor yang ditempatkan secara
sejajar. Masing-masing kepala bor memiliki motor penggerak sendiri.
Umumnya mesin ini digunakan dalam proses produksi. Serangkaian
pekerjaan seperti pengeboran, reaming, counterboring dan
pengetappan dapat dilakukan dengan cepat pada mesin ini. Setiap
59
spindle dipasang dengan alat potong yang berbeda-beda. Sehingga
tidak perlu mengganti-ganti mata bor yang digunakan. Cukup
menggeser atau memindah benda kerja dari satu posisi ke posisi yang
lain.
60
Mesin ini memiliki spindle lebih dari satu namun memiliki satu motor
penggerak. Motor ini menggunakan satu set roda gigi untuk
menggerakkan semua spindle. Setiap spindle memegang satu alat
potong yang sama. Kemudian dilakukan gerak pemakanan secara
bersamaan pada benda kerja. Jarak antar spindle dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses produksi bor :
61
2. Coolant
3. Batang besi
Yang berbentuk kubus dan siap untuk dijadikan sebagai kepala palu
62
Adapun kesimpulan yang penulis dapat simpulkan adalah sebagai berikut
:
4.6.2 Saran
Adapun saran dari penulis sebagai berikut :
1. Sebaiknya mahasiswa diberikan benda kerja masing-masing,
sehingga hasil kerjanya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-
masing individu
2. Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, mahasiswa diarahkan
untuk melihat proses kerja untuk sebagai pengetahuan
3. Sebaiknya laporan mahasiswa dikembalikan setelah penilaian
63
BAB V
PROSES PRODUKSI
64
b) Proses analitik yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan
suatu barang menjadi bermacam-macam barang yang hampir menyerupai
bentuk aslinya.
c) Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa
bentuk produk baru.
d) Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam
suatu bentuk produk, proses ini sering disebut dengan proses perakitan.
65
1. Plat Besi Aluminium
Plat aluminium adalah lembaran plat atau pelat logam yang ringan
dan kuat. Plat aluminium memiliki sifat anti karat, tidak mudah terbakar
dan tahan terhadap segala jenis cuaca. Plat jenis ini sendiri mudah
dibentuk, sehingga banyak digunakan dalam bidang industri seperti dalam
kebutuhan advertising.
Terdapat dua jenis aluminium diantaranya, aluminium tuang yang
dapat menghantar listrik dan aluminium tempa yang memiliki kekuatan
tarik. Bahan aluminium juga merupakan konduktor listrik yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik, sehingga biasanya untuk plat
aluminium yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri advertising
atau pembuatan reklame akan dilakukan proses anodizing yaitu proses
membuat aluminium tidak menghantarkan listrik yang kemudian
dipanaskan agar tahan terhadap panas udara atau panas air.
Namun kekurangan dari plat jenis ini adalah tidak dapat tahan
terhadap zat-zat asam, bahan-bahan alkalis seperi sabun dan soda. Harga
jual plat besi aluminium ini sendiri cukup murah, sehingga tidak sedikit
produsen yang menggunakan bahan ini sebagai material bahan
produksinya.
66
2. Plat Stainless Steel
Jenis plat yang satu ini yaitu plat stainless steel merupakan plat yang
banyak digunakan pada dunia industri otomotif sebagai bahan pembuat
badan kendaraan dan juga banyak digunakan sebagai bahan pembuat
peralatan kebutuhan rumah tangga.
Banyak kelebihan yang dimiliki dari plat berbahan stainless steel ini
salah satunya adalah memiliki daya tahan karat yang cukup tinggi. Dan
banyak produsen industri yang melakukan kombinasi atau finishing untuk
menambah atau menghasilkan kualitas stainless steel yang lebih baik.
67
Jenis plat baja ini biasanya banyak digunakan sebagai bahan material
pembangunan konstruksi karena plat baja memiliki kekuatan yang sudah
tidak diragukan lagi. Biasanya plat baja ini digunakan sebagai material
penyambung struktur profil konstruksi bangunan. Karena sifat baja yang
kuat membuat jenis pelat bahan baja ini sulit untuk dibentuk. Dan tentunya
harga jual plat besi baja ini cukup lumayan untuk setiap perlembarnya.
68
Dalam Praktikum Proses produksi ini yang digunakan adalah Plat Besi Baja. Dalam
Praktikum proses produksi besi plat langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan alat dan bahan untuk pembuatan besi plat
Alat-Alat yang digunakan adalah :
a. Jangka Sorong ialah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1mm. kegunaan jangka
sorong adalah untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara
diapit, untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa
lubang (pada pipa, maupun yang lainnya) dengan cara di ulur, untuk
mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan atau menusukkan di bagian pengukur.
b. Gergaji Besi adalah perkakas berupa besi tipis bergigi tajam yang
digunakan untuk memotong besi. Gergaji terdiri rangka dan bilah. Rangka
gergaji sebagai tempat bilah gergaji dikaitkan dan diklem/dijepit supaya
aman serta mudah dalam melepas dan memasang.
69
c. Mesin Las, suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las listrik
ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda
kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.
Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api
arus listrik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda
kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian
yang sukar dipisahkan. Mesin las adalah alat yang digunakan untuk
menyambung logam. Pengelasan (welding) adalah tenik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa penekanan dan menghasilkan sambungan yang
kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat
luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat,
pipa saluran dan sebagainya.
70
e. Air dan ember
71
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, bahan yang digunakan adalah
besi sedangkan alat yang digunakan adalah :
a. Gergaji besi,digunakan untuk memotong besi
b. Jangka Sorong, digunakan untuk mengukur
c. Mesin bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu
proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif
dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
72
untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan
menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya, membuat rata
dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya.
73
f. Mesin Las
g. Kain Majun
h. Kuas
74
i. Cairan Bromus (coolant), cairan yang digunakan untuk
mendinginkan besi pada saat mengalami gesekan/pengikisan
(Biasanya pada saat dibubut)
2. Setelah semua bahan dan alat siap proses selanjutnya yang kita lakukan
adalah mengukur besi dengan menggunakan jangka sorong untuk
kemudian kita potong menjadi 2 bagian yaitu gagang palu dan kepala
palu dengan menggunakan gergaji besi. Ukuran-ukurannya dapat dilihat
pada gambar ini
75
3. Setelah memotong besi sesuai dengan ukurannya, dilanjutkan dengan
membubut gagang palu dengan menggunakan mesin bubut sesuai ukuran
yang telah ditentukan, selagi menggunakan mesin bubut, besi yang
dibubut harus sering di beri cairan bromus yang dibasahi pada kuas agar
tidak panas, sedangkan dibawah mesin bubut dialasi dengan kain majun
agar tetesan cairan bromus tidak mengalir ke lantai. Jika proses bubut
sudah selesai maka gagang palu juga sudah selesai.
76
5. Agar gagang dan kepala palu bisa menyatu dengan baik, bagian atas
lubang pada kepala palu dapat di las menggunakan mesin las
6. Sisa Lasan tersebut akan menimbulkan permukaan besi tidak rata,
pertama kita buang keraknya dengan memukul kepala palu dengan palu,
lalu kita lanjutkan dengan merapikan hasil las nya di mesin gerinda.
Setelah dirasa cukup rata maka palu pun sudah jadi dan siap digunakan.
77
BAB VI
PENUTUP
6.1.1 Kesimpulan
b) Kerja Bangku
• Praktikum Proses Produksi melatih mahasiswa Teknik Industri
dalam ketelitian dimana dalam hal ini adalah mengukur kerataan
sisi dari sebuah benda, kesikuan dan juga dimensi dari benda,
serta tepat waktu dimana dalam hal ini adalah para mahasiswa
harus bisa menyelesaikan atau membuat benda kerja sesuai
dengan waktu yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah
Praktik Proses Produksi Setiap mahasiswa teknik industri dapat
mengetahui cara kerja dari Kerja Bangku
c) Las Listrik
78
• Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan
ampere listrik pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar
• Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan
benda kerja
• Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila
penyetelan arus kurang pas.
• Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil
las.
• Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan
dalam waktu yang tidak cepat.
• Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat
menentukan hasil las, jika cepat tembusan lasnya dangkal, oleh
karena itu kecepatan saat mengelas harus stbil dan benar.
• Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan
pengertiannya, alat-alat yang digunakan posisi pengelasan,
tingkat kesulitan las listrik, dan keselamatan kerja yang
semestinya
6.1.2 Saran
b) Kerja Bangku
79
• Dalam Praktikum kerja bangku sebaiknya peralatan APD (alat
pelindung diri) selalu dipakai mengingat bahayanya apabila
tidak memakai APD
c) Las Listrik Bekerjalah dengan hati-hati dan serius, karena apabila
kita bermin-main dapat menyebabkan kecelakaan baik bagi diri
sendiri dan lingkungan kerja. Aturlah arus mesin las dengan baik
agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika ditemukan kendala
saat pengerjaan, seperti :
1) Ujung elektroda menempel pada benda kerja
2) Terlalu cepat menggeser elektroda sehingga tembusannya
dangkal
3) Tidak memakai topeng las dan sarung tangan sehingga mata
perih.
Maka hal yang harus dilakukan untuk solusinya adalah :
1) Supaya elektroda tidak menempel pada benda kerja
diposisikan agar ujung elektroda tidak terlalu dekat
2) Tidak terlalu segera memindahkan elektroda saat
melakukan alur, agar hasilnya bagus
3) Pakailah topeng atau kacamata las saat kerja las.
80
DAFTAR PUSTAKA
http://adigarma.blogspot.com/2018/01/kerja-bangku.html
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/134336187-Alat-Gambar-Dan-Ukur-
Kerja-Bangku.pdf
http://chandradwi18.blogspot.com/2012/10/menggambar-pada-kerja-bangku-
mesin-d3.html
https://docplayer.info/73053903-Pengertian-fungsi-cara-dan-jenis-ragum-dalam-
dunia-industri.html
http://saepulmubarok163030042.blogspot.com/2017/01/dasar-teori
81