Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Proses Manufaktur
Disusun Oleh :
Kelas : TD5A1
FAKULTAS TEKNIK
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal kegiatan di. Laporan ini dilakukan
sebagai salah satu syarat penilaian akademik di Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini memerlukan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, penulis berusaha dengan semaksimal mungkin demi
kesempurnaan laporan ini, baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di perkuliahan,
maupun dalam melakukan kegiatan ini. Penulis juga tidak lupa ingin mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak, antara lain:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 24
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mesin Pengupas Tempe ...................................................................... 7
Gambar 2 2 Siklus Produksi Tempe........................................................................ 9
Gambar 2.3 Peta Proses Operasi ........................................................................... 10
Gambar 3.1 Kacang Kedelai ................................................................................... 9
Gambar 3.2 Ragi ..................................................................................................... 9
Gambar 3.3 Mesin Pengupas Kulit Kedelai ............................................................ 9
Gambar 3.4 Dandang Rebusan .............................................................................. 10
Gambar 3.5 Tong Air ............................................................................................ 10
Gambar 3.6 Saringan dan Drum............................................................................ 10
Gambar 3.7 Diagram Alir Pengamatan ................................................................. 11
Gambar 4.1 Mesin Pengupas Kulit Kacang Kedelai ............................................. 25
v
BAB I
PENDAHULUAN
Proses merupakan suatu urutan dari kegiatan atau pelaksanaan yang terjadi
baik secara alami maupun didesain. Proses itu sendiri mungkin menggunakan
waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
Sedangkan produksi merupakan suatu kegiatan dalam membuat produk, dimana
produk ini bisa berbentuk barang maupun jasa. Jadi proses produksi adalah urutan
dari kegiatan pembuatan produk yang membutuhkan waktu dan keahlian (Masniar
& Asmuruf, 2021).
Pabrik XYZ merupakan salah satu industri pabrik XYZ pada sektor industri
pangan yang didalamnya terdiri beberapa proses dan menghasilkan beberapa
produk. Salah satu produk yang dihasilkan adalah tempe. Tempe merupakan salah
satu produk yang dapat dihasilkan melalui sebuah industri usaha kecil atau home
industry. Rumah produksi dari usaha ini berlokasi di Jl. Sultan Hasanudin,
Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Pabrik XYZ memperoleh banyak
pemesanan setiap hari nya dengan memproduksi berbagai jenis tempe tergantung
dari permintaan pelanggan (customer).
1
Melalui latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian mengenai
proses dari pembuatan tempe yang dilakukan oleh pabrik XYZ. Penulis akan fokus
kepada alat dan bahan yang digunakan pada proses produksi tempe, stasiun kerja
yang dilalui dalam proses pembuatan tempe, serta proses dan jalur distribusi yang
dilakukan oleh usaha tersebut.
1.3 Tujuan
Dalam melaksanakan kegiatan ini, penulis memiliki beberapa tujuan dalam
menulis laporan ini, yakni :
1.4 Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
1. Meningkatkan pemahaman, wawasan dan pengetahuan dalam
bidang praktik di lapangan kerja.
2. Dapat mengimplementasikan berbagai ilmu yang didapatkan dalam
perkuliahan.
2
3. Untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan kelulusan.
B. Bagi Perguruan Tinggi
1. Menambah kerja sama antara pihak Home Industry usaha XYZ
dengan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Untuk mengetahui isi dari laporan ini penulis membuat sistematika penulisan
supaya memudahkan dalam memberikan gambaran. Berikut ini adalah susunan
proposal kegiatan, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat dari melakukan
kegiatan kunjungan.
Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai analisis data dan pembahasan
hasil penelitian dengan menggunakan teori - teori yang telah dituangkan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan juga saran yang diperoleh penulis dari hasil dan
pembahasan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
kehidupan masyarakatnya. Contohnya, tanaman padi tumbuh subur di sawah dan
menjadi makanan utama penduduk Indonesia. Selain itu, lahan tegalan
dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman seperti jagung, kedelai, dan
umbi-umbian, sementara lahan perkebunan biasanya ditanami kelapa sawit. Dari
segi ekonomi, pengolahan kedelai menjadi berbagai produk dapat meningkatkan
nilai jualnya. Jika permintaan untuk hasil olahan kedelai meningkat, hal ini akan
berdampak positif pada harga kedelai dan pada gilirannya, akan meningkatkan
kesejahteraan petani dan penjual kedelai. Selain dari segi ekonomi, hasil olahan
kedelai juga memberikan manfaat kesehatan karena produknya lebih mudah dicerna
dan kaya gizi, berpotensi memberikan dampak positif pada kesehatan tubuh.
Secara khusus di Indonesia, salah satu hasil olahan kedelai yang sangat
populer adalah tempe. Proses transformasi dari kedelai menjadi tempe tidak hanya
memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga menghasilkan makanan yang
digemari di kalangan masyarakat. Tempe, sebagai produk fermentasi kedelai,
memiliki nilai nutrisi yang tinggi dan menjadi pilihan favorit banyak orang dalam
konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, transformasi ini menciptakan manfaat
ekonomi, kesehatan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam
Indonesia (Akmalia et al., 2022).
5
2.3.2 Proses Produksi Tempe
1. Bersihkan biji kedelai dari benda asing dan cuci dengan air.
2. Rendam kedelai dalam air mendidih selama 12 jam.
3. Cuci kedelai dengan air dingin, aduk hingga kulit keluar dan biji terbelah.
4. Singkirkan kulit yang terkelupas.
5. Kukus kedelai yang sudah bersih selama 30 menit hingga empuk, lalu
tebarkan dalam tampah.
6. Tambahkan tepung tapioka (1 sendok makan untuk setiap kg kedelai) dan
aduk rata.
7. Biarkan suhu mencapai sekitar 30°C.
8. Taburkan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan (10 g/kg
kedelai).
9. Bungkus menggunakan daun pisang atau plastik, tusuk-tusuk plastik dengan
jarum jika menggunakan plastik.
10. Proses fermentasi berlangsung dengan bantuan pembukus, baik
menggunakan plastik atau daun pisang sebagai bungkus.
6
2.3.3 Mesin Produksi Tempe
7
Proses pembuatan tempe (Raharja et al., 2012) :
1. Perendaman
Sebelum proses perendaman, langkah awal yang dilakukan adalah
mencuci kedelai untuk menghilangkan kotoran dan benda-benda asing yang
menempel. Setelah pencucian, bahan kemudian dibersihkan melalui pembilasan
sebanyak tiga kali. Pembersihan ini menjadi tahap kritis untuk menciptakan tahu
dengan cita rasa yang diinginkan, warna yang cerah, dan umur simpan yang lebih
panjang.
2. Penggilingan
Penggilingan kedelai dilakukan setelah dilakukan perendaman dengan
cara memasukkan kedelai kedalam mesin penggiling kedelai secara bertahap
dimana proses penggilingan ini memerlukan waktu selama 20 menit. Selama
proses penggilingan kedelai sesekai diberi air untuk mempermudah
penggilingan. Penggilingan dilakukan dengan tujuan untuk memecah biji
kedelai menjadi 2 bagian sekaligus memisahkan kulit kedelai.
3. Pencucian
Setelah dilakukan penggilingan langkah selanjutnya adalah pencucian
kedelai yang telah terpecah dengan air mengalir kemudian kedelai ditiriskan.
Pencucian kedelai bermaksud untuk memisahkan kulit kedelai dari kacang kedelai
dan membersihkan kedelai dari sisa kotoran yang masih menempel.
4. Perebusan
Perebusan kedelai dilakukan hingga kedelai benar-benar matang dengan
lama perebusan yakni selama 30 menit. Perebusan kedelai dilakukan dengan
memanfaatkan uap panas yang dialirkan melalui pipa-pipa yang terhubung dengan
ketel. Ketel dipanaskan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya.
8
5. Pemberian Ragi
Kedelai yang telah digiling dipindahkan dari wadah perebus ke lantai yang
telah dilapisi dengan kain bersih. Sebelum diberi ragi, kedelai harus didiamkan
terlebih dahulu hingga kedelai menjadi lebih dingin dengan waktu satu jam yang
dibantu dengan kipas angin, hal ini bertujuan agar ragi tidak rusak dan dapat
berfermentasi dengan baik. Kedelai ditaburkan ragi secukupnya sambil terus
diaduk rata agar tempe yang dihasilkan sempurna
6. Pengemasan
Setelah diberi ragi dan didiamkan, Langkah selanjutnya adalah pengemasan.
Pengemasan dapat berlangsung hingga 3 jam termasuk penyusunan tempe di rak-
rak yang telah disediakan. Kedelai tersebut dimasukkan ke dalam plastik yang
telah diberi lubang-lubang kecil. Lubang-lubang kecil ini akan membantu
sirkulasi udara dan mendukung pertumbuhan bakteri hingga kedelai menjadi
tempe. Masukkan kedelai secukupnya kedalam plastik sesuai dengan jenis
kemasan. Kemasan jenis lonjong berisi 400 gram kedelai, tempe kemasan 500
gram berisi 250 gram kedelai dan tempe kemasan 250 gram berisi 150 gram
kedelai. lalu ikat ujung plastik dan ada pula yang dibakar untuk merekatkan ujung
kemasan. Selanjutnya susun kedelai yang telah bungkus di rak yang telah
disediakan selama kurang lebih 24 jam hingga menjadi tempe yang dapat
dikonsumsi. tidak hanya tempe yang telah jadi, tetapi tempe yang masih mentah
juga dibeli oleh pelanggan. Berikut gambar dari skema proses produksi tempe :
9
2.4 Peta Proses Operasi
10
BAB III
METODOLOGI PENELTIAN
1. Kacang Kedelai
2. Ragi
9
4. Dandang rebusan
5. Tong air
10
3.2 Diagram Alir Pengamatan
Berikut ini merupakan diagram alir dari pelaksanaan produksi tempe.
11
produksi dan distribusi output pabrik tersebut seperti jumlah produksi per
periode, waktu yang dihabiskan dalam satu kali produksi, lokasi distribusi
produk, dan lain sebagainya.
5. Setelah seluruh data terkumpul, peneliti melakukan pemeriksaan
kecukupan data berupa verifikasi data untuk selanjutnya ke tahap
berikutnya.
6. Setelah data dirasa cukup, selanjutnya peneliti membuat laporan berupa
tulisan.
7. Sebelum menuju tahap akhir penulisan laporan, penulis atau peneliti
melakukan bimbingan kepada dosen terkait untuk mengetahui kekurangan
yang terdapat pada laporan.
8. Jika terdapat kesalahan, penulis akan melakukan perbaikan penulisan
segera.
9. Setelah laporan pengamatan selesai dibuat, penulis atau peneliti
melakukan presentasi dihadapan dosen terkait untuk memperlihatkan hasil
tugas akhir yang telah dilakukan.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peta Proses Operasi
24
Gambar 4.1 Mesin Pengupas Kulit Kacang Kedelai
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diperoleh penulis pada bab sebelumnya berikut
adalah kesimpulan yang penulis dapat, yakni :
5.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Akmalia, D., Furqon, I. K., & Mutmainah, I. (2022). PROSES PRODUKSI TEMPE
DITINJAU DARI EKONOMI ISLAM (Studi Komperatif Home Industry
Bapak Ba’i Dan Bapak Randat Di Desa. Sahmiyya, 1, 113–123.
Alvina, A., Hamdani, D. H., & Jumiono, A. (2019). Proses Pembuatan Tempe
Tradisional. Jurnal Ilmiah Pangan Halal, 1(1), 9–12.
https://doi.org/10.30997/jiph.v1i1.2004
Masniar, M., & Asmuruf, S. (2021). Analisis Uji Petik Kerja (Work Sampling) Pada
Proses Produksi Keripik Keladi Karmila Di Kota Sorong. Metode : Jurnal
Teknik Industri, 7(1), 42–49. https://doi.org/10.33506/mt.v7i1.1650
Raharja, S., Munarso, S. J., & Puspitasari, D. (2012). Perbaikan dan Evaluasi
Penerapan Sistem Manajemen Mutu pada. Perbaikan Dan Evaluasi
Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Industri Tahu, 7(1), 28–36.
Sobron, M., & Lubis. (2021). Implementasi Artificial Intelligence Pada System
Manufaktur Terpadu. Seminar Nasional Teknik (SEMNASTEK) UISU, 4(1),
1–7.
25