Diusulkan oleh:
Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana
Kegiatan
Dosen Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.1. Blok Fungsi .................................................................................................... 18
3.4.2. Analisa Morfologi Mesin .............................................................................. 19
3.4.3.Matriks Pengambilan Keputusan ................................................................. 20
3.4.4.Spesifikasi Mesin Pencuci Dan Peragian Kedelai ....................................... 21
BAB IV................................................................................................................................ 23
4.1. Sketsa Mesin ......................................................................................................... 23
4.2. Proses Perancangan Alat ..................................................................................... 23
BAB V................................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembuatan tempe kedelai dan kacang merah meliputi perendaman,
penggilingan, pencucian, perebusan, pendinginan, penambahan ragi serta
pengemasan dan fermentasi. Tahapan yang sangat penting dalam proses
pembuatan tempe yaitu perendaman, perebusan dan fermentasi. Pada proses
fermentasi pembuatan tempe terjadi sebanyak dua kali, yang pertama pada saat
perendaman kedelai maupun non- kedelai di dalam air. Pada perendaman ini
terjadi pembentukan asam-asam organik seperti halnya asam laktat, dan juga
asam asetat yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri. Hal ini juga
menyebabkan kedelai dalam keadaan asam sehingga memungkinkan terjadinya
fermentasi oleh jamur Rhizopus. (Suknia and Rahmani, 2020)
Pada industri kecil sering terhalang akan proses pencucian dan peragian
kedelai secara manual. Oleh karena itu industri kecil sering kali kewalahan
karena permintaan pasar yang semakin meningkat. Untuk itu akan lebih mudah
jika pembuatan tempe dikerjakan menggunakan mesin. Maka dari itu kami
berinisitif membuat suatu alat untuk mempermudah proses pembutan tempe.
Adapun alat yang akan penulis buat yaitu “Rancang Bangun Mesin Pencuci
Dan Peragian Kacang kedelai”. Alat ini bekerja dengan prinsip pengadukan
seperti pada mesin mixer dengan menggunakan sistem pengaduk ribbon
conveyor dangan penggerak menggunakan motor listrik/dinamo. Sehingga
pencucian dan peragian kacang kedelai semakin merata dan cepat.
2
1.3.Tujuan Perancangan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Membuat desain mesin pencuci dan peragian kedelai yang dapat
mempercepat proses dalam pembuatan tempe danMembuat prototype mesin
pencuci dan peragian kedelai.
3
BAB II
DASAR TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai informasi tentang teori-teori dasar,
rumusan dan konsep yang melatarbelakangi perencanaan alat ini, yang nantinya
digunakan dalam perhitungan dan perencanaan yang berdasarkan referensi yang
meliputi perencanaan elemen mesin, kapasitas mesin, dan daya pengaduk yang
digunakan.
3
menggunakan sistem pengaduk seperti pada alat mixer roti sedangkan pada
penelitian yang akan dirancang menggunakan sistem pengaduk seperti ribbon
conveyor tetapi akan kami modif sehingga bisa lebih efektif untuk sistem
pendadukannya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Uning Budiharti, Novi Sulistyosari, 2002) pada
penelitian yang berjudul “Pengembangan Teknologi Pengolahan Tempe Higienis”
tujuan dari penilitan ini adalah agar pencucian kedelai lebih bersih dan higienis.
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang kami
lakukan. Adapun persamaan dari sistem diatas adalah sama-sama menggunakan
wadah yang berbahan alumunium yang dimana akan membuat kedelai semakin
higeinis karena bahan alumunium memiliki sifat anti korosi. Dan yang menjadi
perbedaan adalah motor penggerak yang akan digunakan, dalam penelitian diatas
menggunakan Motor Bensin dengan daya maksimum 5,5 HP dan penelitian yang
akan penulis lakukan adalah menggunakan sistem penggerak Dinamo 1,4 HP.
Sehingga akan bisa mengurangi biaya dalam pembuatan alat tersebut.
π×d×n
𝑣=
60
4
Keterangan:
V = tegangan (volt)
D = diameter (cm)
N = putaran (rpm)
𝑷𝒅 = 𝒇𝒄 . 𝑷 (𝒌𝒘)
5
Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan dengan
0,735 untuk mendapatkan daya dalam kW.
Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana) adalah T (kg mm)
maka:
𝑻 𝟐𝝅𝒏𝟏
(𝟏𝟎𝟎𝟎) ( 𝟔𝟎 )
𝑷𝒅 =
𝟏𝟎𝟐
Sehingga:
𝑷𝒅
𝑻 = 𝟗, 𝟕𝟒 × 𝟏𝟎𝟓
𝒏𝟏
𝑘𝑔
Tegangan geser yang diizinkan 𝜏𝑎 (𝑚𝑚2 ) untuk pemakaian umum pada
poros dapat diperoleh dengan berbagai cara. Di dalam buku ini 𝜏𝑎 dihitung atas
dasar batas kelelahan punter yang besarnya 40% dari batas kelelahan taerik yang
𝑘𝑔
besarnya 45% dari kekuatan tarik 𝜎𝐵 (𝑚𝑚2 ). Jadi batas kelelahan puntir adalah
18% dari kekuatan Tarik 𝜎𝐵 sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini
faktor keamanan diambil sebesar 1/0,18 = 5,6. Harga 5,6 ini diambil untuk bahan
SF dengan kekuatan yang dijamin, dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa,
dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan 𝑆𝑓1 .
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh
kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruh-
pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai 𝑆𝑓2 ,
dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0. Dari hal-hal di atas maka besarnya 𝜏𝑎 , dapat
dihitung dengan
𝑟𝒂 = 𝝈𝑩( 𝑺𝒇𝟏 × 𝑺𝒇𝟐)
Kemudian, keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau. Faktor
yang disarankan oleh ASME juga dipakai di sini. Faktor ini dinyatakan dengan
𝐾𝑡, dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi
6
sedikit kejutan atau benturan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan
atau tumbukan besar.
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa terdiri atas momen
puntir saja, perlu juga dipertimbangkan apakah ada kemungkinan pemakaian
dengan fleksibel di masa mendatang, Jika diperkirakan akan digunakan hanya
dengan beban fleksibel maka dapatdihitung penggunaan faktor 𝐶𝑏, yang harganya
antara 1,2 sampai 2,3. (Jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur
maka C, diambil = 1,0).
Dari persamaan diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros 𝑑𝑠(mm) sebagai
𝟏/𝟑
𝟓, 𝟏
𝒅𝒔 = [ 𝑲 𝑪 𝑻]
𝝉𝒂 𝒕 𝒃
Diameter poros harus dipilih dari Tabel Pada tempat di mana akan dipasang
bantalangelinding, pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok
dalam tabel untuk menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan. Dari
bantalan yang dipilih dapat ditentukan jari-jari filet yang diperlukan pada tangga
poros.
7
2.6. Ribbon Conveyor
Ribbon conveyor adalah mekanisme yang menggunakan mekanisme skrup
spiral berputar, umumnya di dalam tabung, untuk memindahkan cairan atau bahan
curah. Alat ini digunakan dalam berbagai aplikasi industry besar maupun industri
kecil.Ribbon conveyor biasa digunakan untuk pengadukan bahan yang cenderung
lengket. Seperti namanya ribbon conveyor dilengkapi dengan alat terbuat dari
pisau berpilin disebut flight yang mengelilingi sumbu sehingga bentuknya terlihat
seperti sekrup.
2.7. Bearing
Bearing merupakan elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman dan panjang umur. Bearing harus cukup kokoh agar poros serta elemen-
elemen mesin dapat bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan
baik, maka kemampuan seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja dengan
semestinya. Jadi, bearing dalam pemesinan dapat disamakan peranannya dengan
pondasi pada gedung.
Bearing dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Atas dasar gerakan bearing terhadap poros
a. Bearing luncur
Pada bearing ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bearing
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bearing dengan
perantaraan lapisan pelumas.
b. Bearing gelinding
Pada bearing ini terjadi gesekan gelinding antara bagian-bagian
8
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau jarum, dan rol bulat.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bearing radial
Arah beban yang ditumpu bearing ini adalah tegak lurus
dengan sumbu poros.
b. Bearing axial
Arah beban bearing ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bearing radial-axial
Bearing ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.
Oleh karena pembebanan bearing yang tidak ringan maka bahan
bearing harus tahan karat, kuat, mempunyai koefisien gesek rendah dan
mampu bekerja pada temperatur tinggi. Proses pemilihan bearing
dipengaruhi oleh pemakaian, lokasi dan macam.
Dalam pemilihan bantalan perlu mempertimbangkan gaya atau
beban yang bekerj pada bearing dimana kekuatan bahan bearing harus
lebih besar daripada beban yang mengenai bearing tersebut. Beban yang
diterima oleh bearing biasanya adalah beban aksial dan radial yang
konstan dan bekerja pada bearing dengan ring dalam berputar dan ring
luar tetap (diam).
9
2.9.Perancanaan pulley dan belt
Adapun perencanaan transmisi daya yang digunakan pada mesin pengirat
bambu adalah belt yang terpasang pada dua buah pulley, yaitu pulley penggerak
dan pulley yang digerakkan. Sedangkan belt yang digunakan adalah jenis V-Belt
dengan penampang melintang bentuk trapesium karena transmisi ini tergolong
sederhana serta lebih murah dibandingkan dengan penggunaan transmisi yang lain.
10
2.9.1. Diameter Pulley
Diameter pulley yang terlalu kecil akan memperpendek umur sabuk. Dalam
tabel telah diberikan diameter pulley minimum yang diizinkan dan dianjurkan
menurut sabuk yang bersangkutan.
𝒏𝟏 𝒅
= 𝒊 = 𝒅𝟐
𝒏𝟐 𝟏
𝒅𝟐 = 𝒊 . 𝒅𝟏
Dimana :
i = Perbandingan reduksi
𝝅. 𝒅𝟏 .𝒏𝟏
𝒗=
𝟔𝟎.𝟏𝟎𝟎𝟎
11
Dimana :
v = Kecepatan (m/s)
Dimana :
12
Keterangan :
Data-data untuk mencari diameter luar dan dalam pulley poros motor dan
pulley poros yang digerakkan, didapat dari (lampiran 13) tentang spesifikasi V-Belt
Type A.
Dimana :
Z = Jumlah belt
13
2.9.5 Gaya – gaya Pada Pulley Dan Belt
Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang akan diteruskan
dengan faktor koreksi
𝑃𝑑 = 𝑃 . 𝑓𝑐
Dimana :
P = Daya (kW)
fc = faktor koreksi
Gaya efektif yang bekerja sepanjang lingkaran jarak bagi alur pulley :
𝑃𝑑 .102
𝐹𝑒 = 𝑣
Dimana :
14
BAB III
METODE PERANCANGAN
15
3.3. Diagram Alir
- Studi Literatur
MULAI
- Penelitian Terdahulu
- Study Lapangan
Menentukan Konsep
Perancangan Alat
Mendesain Alat
Membangun Dan
Merancang Alat
Menguji
Performa NO
Kinerja Dan
Sistem Alat
YES
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan SELESAI
16
3.3.1. Study Pendahuluan
Kajian terdahulu terkait perancangan ini sebelumnya pernah dilakukan oleh
Surya Abdul Muthalib pada penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Mesin
Pencampuran Kedelai Dengan Kapang (Ragi) Pada Industri Rumahan” tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempermudah dan mempersingkat proses peragian
kedelai tempe.
17
3.4. Perancangan Konsep Produk
Konsep perancangan produk merupakan salah bentuk untuk memenuhi
rancangan alat yang akan dibuat pada konseo ini terdapat solusi dari masalah-
masalah paada rancangan alat yang harus dipecahkan ada beberapa alternatif
konsep dalam sebuah peranangan, konsep produk dengan mengunakan gambar
sketsa ataupun dengan table skema yang sederhana tetapi memuat dari semua yang
ada dalam proses perancangan.
Dari salah satu konsep diatas maka bisa dikembangkan lebih lanjut dengan
evaluasi yang teliti. Evalusi ini harus dikembangkan lagi dengan beberapa kriteria
tertentu seperti kriteria ekonomis, teknis, dan sebagainya. Konsep yang tidak
memenuhi syarat dalam spesifikasi konsep produk tidak diproses lagi dalam
konsepan selanjutnya sedangkan konsep yang memenuhi syarat pada konsep
produk akan dipilih solusi terbaik dan dikembangkan lebih lanjut ke konsep
berikutnya.
Maka dengan hal ini akan ditemukan solusi yang tepaat guna untuk
melakukan proses perancangan prosuk yang akan dilakukan selanjutnya.
18
3.4.2. Analisa Morfologi Mesin
Sub fungsi pada bagian blok fungsi tingkat kedua untuk setiap sub-fungsi
yang memenuhi sub-fungsi baru dan sub-fungsi ini belumlah merupakan konsep
produk, tetapi baru konsep elemen. Kombinasi konsep elemen merupakan konsep
produk, dalam mendesain alat yang telah diuji sebagai acuan untuk mendesain dan
memilih komponen utama yang akan saya desain sebagai alat pencuci dan peragian
kacang kedelai sebagai berikut:
Patent No. 1. 2. 3. 4.
US 1,335,737 USOO5906432A US 4,311,397 US 1,726,033
(FRANRM. JONES, (william Wade., (Edward, 1982) (Frank x., 1929)
1920) 1999)
SUB-
KOMPONEN
A.
BENTUK
WADAH
B.
BENTUK
PENGADUK
C.
MOTOR
PENGGERAK
D.
TRANSMISI
19
E.
SPEED
REDUCER
Alternatif konsep:
20
NO Kriteria Seleksi Konsep
Bobot 1 2 3
3. Pengoprasian mudah 7 + + s
4. Pemeliharaan mudah 6 + s s
6. kehandalan 6 + s +
Total (+) 5 3 1
Total (S) 2 2 4
Total (-) 0 2 2
Total 19 15 13
keseluruhan
Keterangan: ( + ) = 3 point
( s ) = 2 point
( - ) = 1 point
21
NO Tuntutan Persyaratan Tingkat
pertimbangan kebutuhan
perancangan
1. Kinematika Mekanisme mudah beroperasi W
Dilakukan
22
BAB IV
PERHITUNGAN
= 3.14 × 20 × 20 × 50
= 10048 𝑐𝑚3
𝑉𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
= 80 × 40 × 50
= 160000 𝑐𝑚3
1
𝑚𝑎𝑘𝑎 = 𝑉𝑝𝑝 − ( × 𝑉𝑡)
2
1
= 160000 − ( × 10048)
2
= 154976 𝑐𝑚3
Vtotal = 10048 + 154976 =165024 𝑐𝑚3
23
➢ Menentukan Daya Motor
- Putaran yang dibutuhkan untuk pengadukan : n = 150 rpm
- Kecepatan yang dibutuhkan untuk pengadukan :
𝜋. 𝑑. 𝑛
𝑣=
60
3,14 × 40 × 140
𝑣=
60
= 2,95 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡
P = F . v ……F = δ . A
➢ Menentukan Poros
(𝑝𝑑)
𝑇1 = 9,74 × 105
140
24
(2,1)
𝑇1 = 9,74 × 105
140
𝑇1 = 14610 𝑘𝑔. 𝑚𝑚
Bahan poros dipilih stainless stell AISI 316 , karena jenis material ini
tidak menyebabkan karat dan tidak berbahaya bagi industry makanan.
5,1
𝑑𝑠 = ( 𝑟𝑎 𝐾𝑡. 𝐶𝑏. 𝑇)1/3
5,1
𝑑𝑠 = (6,7 2.1,5.14610)1/3
𝑑𝑠 = (33363,134)1/3
𝑑𝑠 = 3,2 𝑐𝑚 = 3 𝑐𝑚
25
Tegangan geser yang terjadi pada poros :
𝑇
𝑟 = 5,1 × [ ]
𝑑𝑠 3
14610
𝑟 = 5,1 × [ ]
303
𝑟 = 5,1 × 0,5411
𝑟 = 2,7596 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa tegangan geser lebih kecil dari
tegangan geser yang diizinkan (τ < τa) dimana 6,7 kg/ mm2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran poros yang direncanakan aman. Maka dapat
dibuktikan bahwa poros tersebut layak digunakan.
➢ Daya perencanaan
Besarnya daya perencanaan belt (Pd) bisa dihitung dengan rumus
berikut :
𝑃𝑑 = 𝐹𝑐 × 𝑃
Dimana :
Jadi :
𝑃𝑑 = 1.3 × 2 𝐻𝑃 = 2.6 HP
26
➢ Momen Torsi
Besarnya momen torsi belt (T) bisa dihitung dengan rumus :
𝑃𝑑
𝑇 = 716200 ×
𝑁1
2,6
𝑇 = 716200 × = 1330,0857 kg.cm
1400
➢ Kecepatan V Belt
𝜋 × 𝑑 × 𝑛1
𝑣=
60 × 1000
Dimana :
d1 = Diameter pulley pada motor sebesar 76,2 mm
n1 = Putaran pulley pada motor sebesar 1400 rpm
jadi :
𝜋 (𝑑)2
𝐿 = 2. 𝐶 + (𝑑) +
2 4. 𝐶
Dimana:
d = diameter pulley pada motor sebesar 101.6 mm
C = jarak antara poros pulley yang direncanakan sepanjang 300
mm, karena disesuaikan dengan posisi motor dan gear box
27
3.14 (101.6)2
𝐿 = 2 𝑋 300 + (101.6) +
2 4 𝑋 300
➢ Sudut kontak
Besar sudut kontak belt dengan pulley bisa dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
𝑑
𝛼 = 180˚ − 𝑥 60˚
𝐶
𝑗𝑎𝑑𝑖,
76,2
𝛼 = 180˚ − 𝑥 60˚
300
α = 180˚- 152,4˚ = 27,6
27,6
𝛼= 𝑥 3,14 = 0,4867 𝑟𝑎𝑑
180
28
BAB V
KESIMPULAN
Dari perhitungan dan perencanaan pada “Rancang Bangun Mesin Pencuci Dan
Peragian Kacang Kedelai” , diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Daya yang dibutuhkan sebesar 2 Hp dengan putaran mesin 1400 rpm yang
direduksi menggunakan gearbox ratio 1:10.
2. Diameter poros yang didapatkan yaitu 30 mm atau 3 cm, dengan momen
puntir 14610 kg.mm.
3. Sistem tranmisi yang digunakan adalah :
• Ukuran diameter pulley yang akan digunakan :
➢ Diameter pulley pada motor listrik sebesar 76,2 mm.
➢ Diameter pulley pada gearbox sebesar 101,6 mm.
• Banyak belt yang akan digunakan adalah 1 buat belt.
• Poros yang digunakan pada pengaduk menggunakan material AISI 316.
• Tipe bearing yang akan digunakan menggunakan tipe Single Row Ball
Bearing.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN
31
32