Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

DESAIN MESIN PENCUCI DAN PERAGIAN KACANG KEDELAI


BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh:

Ketua : Muhammad Nashrun Azizi :201810120311168


Anggota : Andri Kurniawan :201810120311145
Wahyudi Indar Prayoga :201810120311157

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
2021
PENGESAHAN PROYEK DESAIN TEAM 1

1. Judul Kegiatan : Desain Mesin Pencuci Dan Peragian Kacang Kedelai


2.Bidang Kegiatan : Proyek Desain Team 1
3.Ketua Pelaksana Kegiatan
a.Nama Lengkap : Muhammad Nashrun Azizi
b.NIM : 201810120311168
c.Jurusan : Teknik Mesin
d.Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang
e.Alamat Rumah : JI. Mt Haryono 11, Kota Malang
f.No Tel./HP : 082332617509
g.Alamat email : Nasrunaziz1999@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 2 orang
Kegiatan/Penulis
5. Dosen Pendamping
a.Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Achmad Fauzan Hery Soegiharto, MT.
b.NIDN : 0718056701
c.Alamat Rumah dan No.Tel./HP : Perum Pondok Bestari Indah C5 No.266
6.Biaya Kegiatan Total Landungsari, Dau, Malang 65151
No. Tel./HP 0895366300860
a. : Rp -
b.Sumber lain :-
7.Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 bulan

Malang, 29 Juni 2021

Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana
Kegiatan

Murjito, ST, MT Muhammad Nashrun Azizi


NIP. 108.9404.0313 NIM. 201810120311168

Dosen Pembimbing

Ir. Achmad Fauzan HS, MT


NIP. 108.9208.0279

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROYEK DESAIN TEAM 1 .............................................................................. ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Tujuan Perancangan ........................................................................................ 3
1.4. Luaran Yang Diharapkan ................................................................................ 3
BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................ 3
2.1. Mesin pencuci dan peragian kedelai .................................................................... 3
2.2. Kajian Pustaka ....................................................................................................... 3
2.3. Pemilihan Bahan .................................................................................................... 4
2.4. Pehitungan Daya .................................................................................................... 4
2.5.Poros dengan beban puntir.................................................................................... 5
2.6. Ribbon Conveyor ................................................................................................... 8
2.7. Bearing .................................................................................................................... 8
2.8. Pillow Block ............................................................................................................ 9
2.9.Perancanaan pulley dan belt ................................................................................ 10
2.9.1. Diameter Pulley ............................................................................................. 11
2.9.2. Kecepatan Keliling Pulley ............................................................................ 11
2.9.3. Power Rating Per Strand ............................................................................. 12
2.9.4. Dimensi Pulley ............................................................................................... 12
2.9.5 Gaya – gaya Pada Pulley Dan Belt ............................................................... 14
BAB III METODE PERANCANGAN ...................................................................................... 15
3.1. Jenis Perancangan ............................................................................................... 15
3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 15
3.3. Diagram Alir......................................................................................................... 16
3.3.1. Study Pendahuluan ....................................................................................... 17
3.3.2. Menentukan Perancangan Alat ................................................................... 17
3.3.3. Mendesain Dan Merancang Alat ................................................................. 17
3.3.4. Menguji Kinerja Alat.................................................................................... 17
3.3.5. Analisa Data Dan Kesimpulan ..................................................................... 17
3.4. Perancangan Konsep Produk ............................................................................. 18

iii
3.4.1. Blok Fungsi .................................................................................................... 18
3.4.2. Analisa Morfologi Mesin .............................................................................. 19
3.4.3.Matriks Pengambilan Keputusan ................................................................. 20
3.4.4.Spesifikasi Mesin Pencuci Dan Peragian Kedelai ....................................... 21
BAB IV................................................................................................................................ 23
4.1. Sketsa Mesin ......................................................................................................... 23
4.2. Proses Perancangan Alat ..................................................................................... 23
BAB V................................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pembuatan tempe kedelai dan kacang merah meliputi perendaman,
penggilingan, pencucian, perebusan, pendinginan, penambahan ragi serta
pengemasan dan fermentasi. Tahapan yang sangat penting dalam proses
pembuatan tempe yaitu perendaman, perebusan dan fermentasi. Pada proses
fermentasi pembuatan tempe terjadi sebanyak dua kali, yang pertama pada saat
perendaman kedelai maupun non- kedelai di dalam air. Pada perendaman ini
terjadi pembentukan asam-asam organik seperti halnya asam laktat, dan juga
asam asetat yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri. Hal ini juga
menyebabkan kedelai dalam keadaan asam sehingga memungkinkan terjadinya
fermentasi oleh jamur Rhizopus. (Suknia and Rahmani, 2020)
Pada industri kecil sering terhalang akan proses pencucian dan peragian
kedelai secara manual. Oleh karena itu industri kecil sering kali kewalahan
karena permintaan pasar yang semakin meningkat. Untuk itu akan lebih mudah
jika pembuatan tempe dikerjakan menggunakan mesin. Maka dari itu kami
berinisitif membuat suatu alat untuk mempermudah proses pembutan tempe.
Adapun alat yang akan penulis buat yaitu “Rancang Bangun Mesin Pencuci
Dan Peragian Kacang kedelai”. Alat ini bekerja dengan prinsip pengadukan
seperti pada mesin mixer dengan menggunakan sistem pengaduk ribbon
conveyor dangan penggerak menggunakan motor listrik/dinamo. Sehingga
pencucian dan peragian kacang kedelai semakin merata dan cepat.

1.2. Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang yang diuraikan, maka permasalahan pada
observasi dapat dirumuskan: bagaimana membuat bentuk desain rancangan dan
prototype Mesin Pencuci Dan Peragian Kacang Kedelai.

2
1.3.Tujuan Perancangan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Membuat desain mesin pencuci dan peragian kedelai yang dapat
mempercepat proses dalam pembuatan tempe danMembuat prototype mesin
pencuci dan peragian kedelai.

1.4. Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan Proyek Desain Team (PDT) ini adalah produk
berupa mesin pencuci dan peragian kacang kedelai yang bisa membatu mitra untuk
mengatasi masalah yang ada, sehingga proses pembuatan tempe dapat dilakukan
dengan mudah.

3
BAB II
DASAR TEORI

Dalam bab ini akan dibahas mengenai informasi tentang teori-teori dasar,
rumusan dan konsep yang melatarbelakangi perencanaan alat ini, yang nantinya
digunakan dalam perhitungan dan perencanaan yang berdasarkan referensi yang
meliputi perencanaan elemen mesin, kapasitas mesin, dan daya pengaduk yang
digunakan.

2.1. Mesin pencuci dan peragian kedelai


Mesin pencuci dan peragian kedalai merupakan mesin yang digunakan
untuk mempermudah dalam proses pembuatan tempe. Mesin ini menggunakan
sistem kerja seperti pada mesin mixer. Mesin pencuci kedelai saat ini masih sangat
sulit ditemukan dipasaran dan harga dari mesin pencuci kedelai relative mahal.
Untuk itu mesin pencucian kedelai perlu dikembangkan dengan kinerja yang lebih
baik dan memiliki harga yang lebih murah. Penelitian ini terdiri dari tahap desain,
tahap pembuatan dan tahap uji kinerja mesin. Desain mesin dimulai dengan
menentukan kriteria dan spesifikasi mesin, sifat mekanik dan mekanisme kerja
mesin. Tahapan pembuatan mesin terdiri dari dari 3 tahap yaitu pembuatan sistem
mekanis, pembuatan mesin dan pengujian mesin.

2.2. Kajian Pustaka


Kajian pustaka ini digunakan sebagai pembanding antara penelitian yang
sudah dilakukan dan yang akan dilakukan. penelitian tersebut diantaranya sebagai
berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh (Abdul Muttalib et al., 2017) pada penelitian
yang berjudul “Rancang Bangun Mesin Pencampuran Kedelai Dengan Kapang
(Ragi) Pada Industri Rumahan” tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempermudah dan mempersingkat proses peragian kedelai tempe. Teknologi yang
digunakan dari penelitian sebelumnya memiliki kesamaan dengan teknologi yang
akan dibuat yaitu penerapan teknologi berbasis mixing. Namun yang menjadi
perbedaan adalah alat untuk pengaduknya dari penelitian sebelumnya yang

3
menggunakan sistem pengaduk seperti pada alat mixer roti sedangkan pada
penelitian yang akan dirancang menggunakan sistem pengaduk seperti ribbon
conveyor tetapi akan kami modif sehingga bisa lebih efektif untuk sistem
pendadukannya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Uning Budiharti, Novi Sulistyosari, 2002) pada
penelitian yang berjudul “Pengembangan Teknologi Pengolahan Tempe Higienis”
tujuan dari penilitan ini adalah agar pencucian kedelai lebih bersih dan higienis.
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang kami
lakukan. Adapun persamaan dari sistem diatas adalah sama-sama menggunakan
wadah yang berbahan alumunium yang dimana akan membuat kedelai semakin
higeinis karena bahan alumunium memiliki sifat anti korosi. Dan yang menjadi
perbedaan adalah motor penggerak yang akan digunakan, dalam penelitian diatas
menggunakan Motor Bensin dengan daya maksimum 5,5 HP dan penelitian yang
akan penulis lakukan adalah menggunakan sistem penggerak Dinamo 1,4 HP.
Sehingga akan bisa mengurangi biaya dalam pembuatan alat tersebut.

2.3. Pemilihan Bahan

Untuk memenuhi tujuan perhitungan dan Kesehatan serta keamanan maka


diperlukan kriteria material sebagai berikut :
1. Bak pencucian dan peragian : menggunakan material stainless
steel, karena material stainless steel lebih aman terhadap makanan
(food grade), tahan lama, dan mudah dibersihkan.
2. Rangka atau chassis : menggunakan Baja ST 37

3. Poros : menggunakan poros Baja ST 37

2.4. Pehitungan Daya


Putaran yang dibutuhkan untuk mengaduk kedelai : n = 150 rpm

- Kecepatan yang dibutuhkan untuk mengaduk kedelai :

π×d×n
𝑣=
60

4
Keterangan:
V = tegangan (volt)
D = diameter (cm)
N = putaran (rpm)

2.5.Poros dengan beban puntir


Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat
pembebanan utama berupa torsi, seperti pada poros motor dengan sebuah kopling.
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain
kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari pada yang
dibayang- kan. Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan
berupa lenturan. tarikan, atau tekanan, misalnya sebuah sabuk, rantai atau roda
gigi dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan
tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil.
Tata cara perencanaan diberikan dalam sebuah diagram aliran. Hal-hal yang perlu
diperhatikan akan diuraikan seperti di bawah ini.
Pertama kali, ambill ah suatu kasus di mana daya P (kW) harus
ditransmisikan dan putaran poros n1, (rpm) diberikan. Dalam hal ini perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap daya P tersebut. Jika P adalah daya rata-rata
yang diperlukan maka harus dibagi dengan efisiensi mekanis n dari sistem
transmisi untuk mendapatkan daya peng- gerak mula yang diperlukan.
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start, atau mungkin beban
yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian sering kali diperlukan
koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi
pada perencanaan. Jika P adalah output nominal dari motor penggerak, maka
berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan,
sehingga pertama dapat diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah f c. (Tabel 1.6)
maka daya rencana P d. (kW) sebagai patokan adalah.

𝑷𝒅 = 𝒇𝒄 . 𝑷 (𝒌𝒘)

5
Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan dengan
0,735 untuk mendapatkan daya dalam kW.
Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana) adalah T (kg mm)
maka:
𝑻 𝟐𝝅𝒏𝟏
(𝟏𝟎𝟎𝟎) ( 𝟔𝟎 )
𝑷𝒅 =
𝟏𝟎𝟐
Sehingga:
𝑷𝒅
𝑻 = 𝟗, 𝟕𝟒 × 𝟏𝟎𝟓
𝒏𝟏
𝑘𝑔
Tegangan geser yang diizinkan 𝜏𝑎 (𝑚𝑚2 ) untuk pemakaian umum pada

poros dapat diperoleh dengan berbagai cara. Di dalam buku ini 𝜏𝑎 dihitung atas
dasar batas kelelahan punter yang besarnya 40% dari batas kelelahan taerik yang
𝑘𝑔
besarnya 45% dari kekuatan tarik 𝜎𝐵 (𝑚𝑚2 ). Jadi batas kelelahan puntir adalah

18% dari kekuatan Tarik 𝜎𝐵 sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini
faktor keamanan diambil sebesar 1/0,18 = 5,6. Harga 5,6 ini diambil untuk bahan
SF dengan kekuatan yang dijamin, dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa,
dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan 𝑆𝑓1 .
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh
kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruh-
pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai 𝑆𝑓2 ,
dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0. Dari hal-hal di atas maka besarnya 𝜏𝑎 , dapat
dihitung dengan
𝑟𝒂 = 𝝈𝑩( 𝑺𝒇𝟏 × 𝑺𝒇𝟐)

Kemudian, keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau. Faktor
yang disarankan oleh ASME juga dipakai di sini. Faktor ini dinyatakan dengan
𝐾𝑡, dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi

6
sedikit kejutan atau benturan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan
atau tumbukan besar.
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa terdiri atas momen
puntir saja, perlu juga dipertimbangkan apakah ada kemungkinan pemakaian
dengan fleksibel di masa mendatang, Jika diperkirakan akan digunakan hanya
dengan beban fleksibel maka dapatdihitung penggunaan faktor 𝐶𝑏, yang harganya
antara 1,2 sampai 2,3. (Jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur
maka C, diambil = 1,0).
Dari persamaan diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros 𝑑𝑠(mm) sebagai

𝟏/𝟑
𝟓, 𝟏
𝒅𝒔 = [ 𝑲 𝑪 𝑻]
𝝉𝒂 𝒕 𝒃

Diameter poros harus dipilih dari Tabel Pada tempat di mana akan dipasang
bantalangelinding, pilihlah suatu diameter yang lebih besar dari harga yang cocok
dalam tabel untuk menyesuaikannya dengan diameter dalam dari bantalan. Dari
bantalan yang dipilih dapat ditentukan jari-jari filet yang diperlukan pada tangga
poros.

7
2.6. Ribbon Conveyor
Ribbon conveyor adalah mekanisme yang menggunakan mekanisme skrup
spiral berputar, umumnya di dalam tabung, untuk memindahkan cairan atau bahan
curah. Alat ini digunakan dalam berbagai aplikasi industry besar maupun industri
kecil.Ribbon conveyor biasa digunakan untuk pengadukan bahan yang cenderung
lengket. Seperti namanya ribbon conveyor dilengkapi dengan alat terbuat dari
pisau berpilin disebut flight yang mengelilingi sumbu sehingga bentuknya terlihat
seperti sekrup.

2.7. Bearing
Bearing merupakan elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman dan panjang umur. Bearing harus cukup kokoh agar poros serta elemen-
elemen mesin dapat bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan
baik, maka kemampuan seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja dengan
semestinya. Jadi, bearing dalam pemesinan dapat disamakan peranannya dengan
pondasi pada gedung.
Bearing dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Atas dasar gerakan bearing terhadap poros
a. Bearing luncur
Pada bearing ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bearing
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bearing dengan
perantaraan lapisan pelumas.
b. Bearing gelinding
Pada bearing ini terjadi gesekan gelinding antara bagian-bagian

8
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau jarum, dan rol bulat.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bearing radial
Arah beban yang ditumpu bearing ini adalah tegak lurus
dengan sumbu poros.
b. Bearing axial
Arah beban bearing ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bearing radial-axial
Bearing ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.
Oleh karena pembebanan bearing yang tidak ringan maka bahan
bearing harus tahan karat, kuat, mempunyai koefisien gesek rendah dan
mampu bekerja pada temperatur tinggi. Proses pemilihan bearing
dipengaruhi oleh pemakaian, lokasi dan macam.
Dalam pemilihan bantalan perlu mempertimbangkan gaya atau
beban yang bekerj pada bearing dimana kekuatan bahan bearing harus
lebih besar daripada beban yang mengenai bearing tersebut. Beban yang
diterima oleh bearing biasanya adalah beban aksial dan radial yang
konstan dan bekerja pada bearing dengan ring dalam berputar dan ring
luar tetap (diam).

2.8. Pillow Block


Pillow block adalah sebuah alas yang digunakan untuk mendukung kerja
poros dengan bantuan dari bantalan (bearings) yang sesuai dan beragam aksesoris.
Material kerangka mesin untuk pillow block biasanya terbuat dari cor besi atau cor
baja.Merupakan sebuah bantalan tediri dari braket pemasangan atau blok bantalan
(alas) yang digunakan dalam mendukung kerja poros. Fungsinya untuk
menampung bantalan dalam beban rendah. Terdiri dari kompnen dua benda utama,
yakni bagian bantalan statis dan bagian dalam yang memiliki cincin berputar dan
dapat menahan benda tetap pada posisinya masing-masing.

9
2.9.Perancanaan pulley dan belt
Adapun perencanaan transmisi daya yang digunakan pada mesin pengirat
bambu adalah belt yang terpasang pada dua buah pulley, yaitu pulley penggerak
dan pulley yang digerakkan. Sedangkan belt yang digunakan adalah jenis V-Belt
dengan penampang melintang bentuk trapesium karena transmisi ini tergolong
sederhana serta lebih murah dibandingkan dengan penggunaan transmisi yang lain.

Jenis V-belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.


Tenunan atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. V-belt dibelitkan dikeliling alur pully yang berbentuk V-belt
pula.

Adapun perencanaan transmisi belt dan pulley motor ke pulley yang


digerakkan dimana direncanakan.

10
2.9.1. Diameter Pulley
Diameter pulley yang terlalu kecil akan memperpendek umur sabuk. Dalam
tabel telah diberikan diameter pulley minimum yang diizinkan dan dianjurkan
menurut sabuk yang bersangkutan.

Rumus perbandingan reduksi i (i > 1).

𝒏𝟏 𝒅
= 𝒊 = 𝒅𝟐
𝒏𝟐 𝟏

Maka dapat dihitung diameter pulley yang digerakkan

𝒅𝟐 = 𝒊 . 𝒅𝟏

Dimana :

i = Perbandingan reduksi

n1 = Putaran pulley penggerak (rpm)

n2 = Putaran pulley yang digerakan (rpm)

d1 = Diameter pulley penggerak (mm)

d2 = Diameter pulley yang digerakkan (mm)

(Sularso, Kiyokatsu, 1978: Dasar Pemilihan dan Penelitian Elemen Mesin,


Hal 166)

2.9.2. Kecepatan Keliling Pulley


Kecepatan pada belt dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝝅. 𝒅𝟏 .𝒏𝟏
𝒗=
𝟔𝟎.𝟏𝟎𝟎𝟎

11
Dimana :

v = Kecepatan (m/s)

𝑑1 = Diameter pulley penggerak (mm)

𝑛1 = Putaran per menit (rpm)

(Sularso, Kiyokatsu, 1978: Dasar Pemilihan dan Penelitian Elemen


Mesin, Hal 166)

2.9.3. Power Rating Per Strand


Besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh 1 sabuk.

𝟎.𝟒𝟓 𝟏𝟗,𝟔𝟐 𝟎,𝟕𝟔𝟓 .𝒗𝟐


𝑷∗ =v( 𝟎,𝟎𝟗
− − )
𝒗 𝒅𝒆 𝟏𝟎𝟒

Dimana :

𝑃∗ = daya rata-rata per sabuk (kw)

V = kecepatan linier sabuk (m/s)

𝑑𝑒 = diameter elivalen (mm)

2.9.4. Dimensi Pulley

12
Keterangan :

S = Jarak antara tepi dan tengah alur pulley (mm) 30

b = Lebar alur pulley (mm)

φ = Sudut alur pulley (0 )

B = Lebar pulley (mm)

Din = Diameter dalam pulley (mm)

Dout = Diameter luar pulley (mm)

Data-data untuk mencari diameter luar dan dalam pulley poros motor dan
pulley poros yang digerakkan, didapat dari (lampiran 13) tentang spesifikasi V-Belt
Type A.

Diameter luar pulley Dout = Dm + 2.c

Diameter dalam pulley Din = Dm – 2.e

Lebar pulley B = (Z-1) t + 2 . s

Dimana :

Dout = Diameter luar pulley (mm)

Din = Diameter dalam pulley (mm)

B = Lebar pulley (mm)

Z = Jumlah belt

13
2.9.5 Gaya – gaya Pada Pulley Dan Belt
Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang akan diteruskan
dengan faktor koreksi

𝑃𝑑 = 𝑃 . 𝑓𝑐

Dimana :

Pd = Daya rencana (kW)

P = Daya (kW)

fc = faktor koreksi

Gaya efektif yang bekerja sepanjang lingkaran jarak bagi alur pulley :

𝑃𝑑 .102
𝐹𝑒 = 𝑣

Dimana :

Fe = Gaya efektif (kg)

Pd = Daya rencana (kW)

14
BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1. Jenis Perancangan


Dalam melakukan perancanganini, jenis perancangan yang digunakan
adalah perancangan kuantitatif dengan metode eksperimental. Dipilihnya jenis
perancangan ini karena penulis menganggap jenis ini sangat cocok dengan
perancangan yang diangkat oleh penulis Karena melakukan pengembangan suatu
alat dan melakukan perancangan berupa ekseperimen terhadap objek peran cangan
penulis.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang tepat yaitu dengan mempertimbangkan
penggunaannya berdasarkan jenis data dan sumbernya. Data yang objektif dan
relevan dengan pokok permasalahan perancangan merupakan indicator
keberhasilan suatu perancangan. Pengumpulan data perancangan ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
1. Observasi
Merupakan metode penumpulan ata dengan mengadakan pngamatan
langsung kepada objek penelitan.
2. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab atau wawncara langsung kepada narasumber.
3. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dengan mempelajari masalah yang berhubungan
dengan obek yang diteliti, bersumber dari buku-buku pedoman, literatur
yang disusun oleh para ahli untuk melengkapi data yang diperlukan
dalam penelitian baik secara Offline maupun online.

15
3.3. Diagram Alir

- Studi Literatur
MULAI
- Penelitian Terdahulu
- Study Lapangan

Menentukan judul Perancangan

“Mesin Pencuci Dan Peragian Kedelai”

Menentukan Konsep
Perancangan Alat

Mendesain Alat

Membangun Dan
Merancang Alat

Menguji
Performa NO
Kinerja Dan
Sistem Alat

YES

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan SELESAI

16
3.3.1. Study Pendahuluan
Kajian terdahulu terkait perancangan ini sebelumnya pernah dilakukan oleh
Surya Abdul Muthalib pada penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Mesin
Pencampuran Kedelai Dengan Kapang (Ragi) Pada Industri Rumahan” tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempermudah dan mempersingkat proses peragian
kedelai tempe.

3.3.2. Menentukan Perancangan Alat


Penyelesain mesin pencuci dan peragian kedelai dengan cara mendesain
dan membangun sistem penggerak. Dalam pelaksanaanya perancang
pengintegrasikan sistemkontrol hingga terintegrasi yaitu desain mesin pencuci dan
peragian kedelai.

3.3.3. Mendesain Dan Merancang Alat


Adapun untuk menunjang mesin ini menjadi sebuah mesin sesuai dengan
yang di inginkan, maka dibuatkan desain gambar perancangan, melalui aplikasi
Autodesk Inventor, setelah dilakukan tahap mendesain alat, akan segera dilanjutkan
dengan perancangan alat.

3.3.4. Menguji Kinerja Alat


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini denganstudy literatur,
pengujian dan pengukuran. Metode inidilakukan untuk mendapatkan data melalui
perangkatyang telah dirancang.

3.3.5. Analisa Data Dan Kesimpulan


Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data dari alat
ukur,maka hasil dari pengukuran yang diperoleh dimasukkan dalam table untuk
selanjutnya dihitung secara teoritis dan disajikan dalam bentuk table serta grafik
sehingga hasil dari penelitian mudah dipahami. Analisis ini dipakai untuk
mengetahui bagaimana peforma dan akurasi mesin pencuci dan peragian kedelai
setelah didapatkan hasil dari seluruh pengujian hasil pengujian lalu dianalisa untuk
mendapatkan kesimpulan dari penelitian.

17
3.4. Perancangan Konsep Produk
Konsep perancangan produk merupakan salah bentuk untuk memenuhi
rancangan alat yang akan dibuat pada konseo ini terdapat solusi dari masalah-
masalah paada rancangan alat yang harus dipecahkan ada beberapa alternatif
konsep dalam sebuah peranangan, konsep produk dengan mengunakan gambar
sketsa ataupun dengan table skema yang sederhana tetapi memuat dari semua yang
ada dalam proses perancangan.
Dari salah satu konsep diatas maka bisa dikembangkan lebih lanjut dengan
evaluasi yang teliti. Evalusi ini harus dikembangkan lagi dengan beberapa kriteria
tertentu seperti kriteria ekonomis, teknis, dan sebagainya. Konsep yang tidak
memenuhi syarat dalam spesifikasi konsep produk tidak diproses lagi dalam
konsepan selanjutnya sedangkan konsep yang memenuhi syarat pada konsep
produk akan dipilih solusi terbaik dan dikembangkan lebih lanjut ke konsep
berikutnya.
Maka dengan hal ini akan ditemukan solusi yang tepaat guna untuk
melakukan proses perancangan prosuk yang akan dilakukan selanjutnya.

3.4.1. Blok Fungsi


Pada blok fungsi ini dapat dideskripsikan sabagai aliran energi, aliran
material dan aliran informas, yang digambarkan sebagai blok fungsi dengan aliran
masuk dan aliran keluar. Jenis energi dapat berupa mekanik, listrik atau termal.
Ketika energi tersebut dapat dialirkan maka dapat disimpan, transformasi, dialihkan
dan lain-lain.

Energi Gaya gerak


Mesin Pencuci dan Peragian
kedalai

Pencucian dan Peragian


Kedelai Produk

18
3.4.2. Analisa Morfologi Mesin
Sub fungsi pada bagian blok fungsi tingkat kedua untuk setiap sub-fungsi
yang memenuhi sub-fungsi baru dan sub-fungsi ini belumlah merupakan konsep
produk, tetapi baru konsep elemen. Kombinasi konsep elemen merupakan konsep
produk, dalam mendesain alat yang telah diuji sebagai acuan untuk mendesain dan
memilih komponen utama yang akan saya desain sebagai alat pencuci dan peragian
kacang kedelai sebagai berikut:

Patent No. 1. 2. 3. 4.
US 1,335,737 USOO5906432A US 4,311,397 US 1,726,033
(FRANRM. JONES, (william Wade., (Edward, 1982) (Frank x., 1929)
1920) 1999)

SUB-
KOMPONEN

A.
BENTUK
WADAH

B.
BENTUK
PENGADUK

C.
MOTOR
PENGGERAK

D.
TRANSMISI

19
E.
SPEED
REDUCER

Alternatif konsep:

1. Konsep 1 = A.1 + B.3 + C.4 + D.1 + E.1


2. Konsep 2 = A.4 + B.1 + C.1 + D.4 + E.4
3. Konsep 3 = A.2 + B.4 + C.3 + D.3 + E.1

Berdasarkan tabel morfologi mesin pencuci dan peragian kedelai alternative


konsep yang akan dipilih adalah konsep 1. Berikut rincian penjelasan dari konsep

1. Wadah/bak berbentuk setengah lingkaran dari pemelihan konsep agar dapat


mengatur dan memudahkan pada saat pencucian dan peragian.(Heckman,
1967)
2. Bentuk pengaduk menggunakan konsep ribbon conveyor dimana agar dapat
melakukan pengadukan pada saat peragian kedelai lebih merata.(Jones, 2015)
3. Motor penggerak menggunakan motor listrik, dari pemilihan sistem penggerak
alasannya karena lebih murah dibandingkan menggunakan motor diesel.
4. Sistem transmisi menggunakan pulley dan vbelt karena lebih efisien dan harga
relative lebih murah.
5. Speed reducer menggunakan gearbox.

3.4.3. Matriks Pengambilan Keputusan


Pada tahap ini dimana tiap konsep produk diberikan penilaian, konsep yang
mendapatkan penilaian tertinggi yang akan dikembangkan selanjutnya menjadi
produk yang diinginkan. Berikut adalah tabel tahap matriks pengambilan
keputusan:

20
NO Kriteria Seleksi Konsep

Bobot 1 2 3

1. Kuat dan ringan 8 + _ s

2. Biaya material murah 8 + _ _

3. Pengoprasian mudah 7 + + s

4. Pemeliharaan mudah 6 + s s

5. Keamanan dan pengoperasian 8 s + s

6. kehandalan 6 + s +

7. Material mudah dicari 8 s + _

Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3

Total (+) 5 3 1

Total (S) 2 2 4

Total (-) 0 2 2

Total 19 15 13
keseluruhan

Keterangan: ( + ) = 3 point
( s ) = 2 point
( - ) = 1 point

3.4.4. Spesifikasi Mesin Pencuci Dan Peragian Kedelai


Spesifikasi mesin dapat dikategorikan menjadi dua yaitu keharusan
(demands) dan keinginan (wishes). Berikut ini adalah table daftar spesifikasi pada
mesin:

21
NO Tuntutan Persyaratan Tingkat
pertimbangan kebutuhan
perancangan
1. Kinematika Mekanisme mudah beroperasi W

2. Energi Menggunakan tenaga motor D

3. Material -Mudah didapat D


-Harga terjangkau D
-Kualitas baik W
-Sifat mekanik yang baik W
4. Ergonomi -Mudah dioperasikan W
-Tidak bising D

5. Keselamatan Kontruksi harus kokoh D

6. Produk -Biaya produksi relative rendah D


-Dapat dikembangkan kembali W

7. Perawatan -Suku cadang mudah didapatkan W


-Perawatan mudah W

Dilakukan

- Keterangan: Keharusan (Demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang


harus dimiliki mesin apabila tidak terpenuhi maka mesin tidak diterima.
- Keinginan (Wishes) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa diterima atau
dipertimbangkan keberadaanya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh mesin
yang dimaksud.

22
BAB IV
PERHITUNGAN

4.1. Sketsa Mesin

4.2. Proses Perancangan Alat

• Menentukan Volume Wadah


𝑉𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 = 𝜋 × 𝑟 × 𝑟 × 𝑡

= 3.14 × 20 × 20 × 50
= 10048 𝑐𝑚3
𝑉𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡

= 80 × 40 × 50
= 160000 𝑐𝑚3
1
𝑚𝑎𝑘𝑎 = 𝑉𝑝𝑝 − ( × 𝑉𝑡)
2
1
= 160000 − ( × 10048)
2
= 154976 𝑐𝑚3
Vtotal = 10048 + 154976 =165024 𝑐𝑚3

23
➢ Menentukan Daya Motor
- Putaran yang dibutuhkan untuk pengadukan : n = 150 rpm
- Kecepatan yang dibutuhkan untuk pengadukan :

𝜋. 𝑑. 𝑛
𝑣=
60

3,14 × 40 × 140
𝑣=
60

= 2,95 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡

Data motor yang diperlukan untuk pengadukan :

P = F . v ……F = δ . A

δ = diasumsikan 83,6 kg/m2


F = 83,6 kg/m2 . 7,63 m2 = 638,29 kg
P = 638,29 kg . 2,95 m/det= 1882,95 kg.m/det
Spesifikasi motor listrik yang digunakan dalam perancanaan :
Daya = 1,4 kW = 2Hp
Putaran motor = 1400 rpm

➢ Menentukan Poros

Daya motor (p) = 2Hp = 1,4 kW


Factor koreksi = (fc) = 1,5
Daya rencana : pd = Fc.P(kW)
Pd = 1,5 x 1,4 = 2,1 kW

Momen puntir (T) :

(𝑝𝑑)
𝑇1 = 9,74 × 105
140

24
(2,1)
𝑇1 = 9,74 × 105
140

𝑇1 = 14610 𝑘𝑔. 𝑚𝑚
Bahan poros dipilih stainless stell AISI 316 , karena jenis material ini
tidak menyebabkan karat dan tidak berbahaya bagi industry makanan.

Kekutan tariknya 𝜎𝐵 = 53 kg/mm


Factor keamanan Sf1 = 6,0
Factor kelenturan Sf2 = 1,3

Maka tegangan geser yang diizinkan adalah :


𝜎𝐵 53
𝑟𝑎 = = = 6,7 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2 6,0 × 1,3
Berat jenis pulley adalah sekitar 1,5 kg = 15 N
Torsi (T) = F. R = 10 x 125 = 1250 N.mm

Menentukan diameter poros :


𝑑𝑠 = Diameter poros
𝐾𝑡 = Faktor koreksi puntiran diambil (2)
𝐶𝑏 = Faktor lentur diambil (1,5)

5,1
𝑑𝑠 = ( 𝑟𝑎 𝐾𝑡. 𝐶𝑏. 𝑇)1/3

5,1
𝑑𝑠 = (6,7 2.1,5.14610)1/3

𝑑𝑠 = (33363,134)1/3

𝑑𝑠 = 3,2 𝑐𝑚 = 3 𝑐𝑚

25
Tegangan geser yang terjadi pada poros :

𝑇
𝑟 = 5,1 × [ ]
𝑑𝑠 3

14610
𝑟 = 5,1 × [ ]
303

𝑟 = 5,1 × 0,5411

𝑟 = 2,7596 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa tegangan geser lebih kecil dari
tegangan geser yang diizinkan (τ < τa) dimana 6,7 kg/ mm2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran poros yang direncanakan aman. Maka dapat
dibuktikan bahwa poros tersebut layak digunakan.

➢ Belt dan pulley


Alat ini menggunakan belt dan pulley sebagai transmisi daya.
Penggunaan belt ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi daya. Data
yang diketahui :
P = Daya yang ditransmisikan 2Hp
N1 = Putaran pada pulley motor 1400 rpm
N2 = Putaran pada puleey gearbox 140 rpm

➢ Daya perencanaan
Besarnya daya perencanaan belt (Pd) bisa dihitung dengan rumus
berikut :
𝑃𝑑 = 𝐹𝑐 × 𝑃
Dimana :

Fc = Faktor koreksi (didapatkan pada lampiran table dengan


pertimbangan variasi beban kecil dan jumlah jam kerja 8-10 jam
perhari dengan nilai 1,3)

Jadi :

𝑃𝑑 = 1.3 × 2 𝐻𝑃 = 2.6 HP

26
➢ Momen Torsi
Besarnya momen torsi belt (T) bisa dihitung dengan rumus :
𝑃𝑑
𝑇 = 716200 ×
𝑁1
2,6
𝑇 = 716200 × = 1330,0857 kg.cm
1400

➢ Kecepatan V Belt

Besarnya kecepatan v blet dapat dihitung dengan rumus :

𝜋 × 𝑑 × 𝑛1
𝑣=
60 × 1000

Dimana :
d1 = Diameter pulley pada motor sebesar 76,2 mm
n1 = Putaran pulley pada motor sebesar 1400 rpm

jadi :

3,14 ×76,2 ×1400


𝑣= = 5,58 𝑚⁄𝑠
60 ×1000

➢ Panjang V Belt dan Tipe Belt


Besarnya Panjang v belt dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikur :

𝜋 (𝑑)2
𝐿 = 2. 𝐶 + (𝑑) +
2 4. 𝐶

Dimana:
d = diameter pulley pada motor sebesar 101.6 mm
C = jarak antara poros pulley yang direncanakan sepanjang 300
mm, karena disesuaikan dengan posisi motor dan gear box

27
3.14 (101.6)2
𝐿 = 2 𝑋 300 + (101.6) +
2 4 𝑋 300

= 600 + 159.512 + 8,6021


= 768,1141 mm

➢ Sudut kontak
Besar sudut kontak belt dengan pulley bisa dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
𝑑
𝛼 = 180˚ − 𝑥 60˚
𝐶
𝑗𝑎𝑑𝑖,
76,2
𝛼 = 180˚ − 𝑥 60˚
300
α = 180˚- 152,4˚ = 27,6
27,6
𝛼= 𝑥 3,14 = 0,4867 𝑟𝑎𝑑
180

28
BAB V
KESIMPULAN

Dari perhitungan dan perencanaan pada “Rancang Bangun Mesin Pencuci Dan
Peragian Kacang Kedelai” , diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Daya yang dibutuhkan sebesar 2 Hp dengan putaran mesin 1400 rpm yang
direduksi menggunakan gearbox ratio 1:10.
2. Diameter poros yang didapatkan yaitu 30 mm atau 3 cm, dengan momen
puntir 14610 kg.mm.
3. Sistem tranmisi yang digunakan adalah :
• Ukuran diameter pulley yang akan digunakan :
➢ Diameter pulley pada motor listrik sebesar 76,2 mm.
➢ Diameter pulley pada gearbox sebesar 101,6 mm.
• Banyak belt yang akan digunakan adalah 1 buat belt.
• Poros yang digunakan pada pengaduk menggunakan material AISI 316.
• Tipe bearing yang akan digunakan menggunakan tipe Single Row Ball
Bearing.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muttalib, S. et al. (2017) ‘Rancang Bangun Mesin Pencampur Kedelai


Dengan Kapang (Ragi Tempe) Pada Industri Rumahan Di Daerah Kota Mataram’,
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 5(1), pp. 316–320. doi:
10.29303/jrpb.v5i1.43.
Edward, J. W. (1982) ‘PROCESSOR FOR DOUGH WORKING’, (19).
Frank x. (1929) ‘Doug H. MIXER. Application’.
FRANRM. JONES (1920) ‘UNITED STATES PATENT OFFICE. FRANRM.
JONES, OF BOSTON, MASSACHUSETTS, Du(JGH-MIXING MACHINE.’,
pp. 2–5.
Heckman, J. J. (1967) ‘UNITED STATES PATENT OFFICE. JO BIN BAKER,
OF MUS CATINE, IOW. A. FRUIT AND VEGETABLE WASHER.
SPECIFICATION’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.,
(295).
Jones, D. R. (2015) ‘The Relationship Between Working Conditions and
Musculoskeletal/Ergonomic Disorders in a Manufacturing Facility – A
Longitudinal Research Study’, Procedia Manufacturing, 3(Ahfe), pp. 4480–4484.
doi: 10.1016/j.promfg.2015.07.461.
Suknia, S. L. and Rahmani, T. P. D. (2020) ‘Proses Pembuatan Tempe Home
Industry Berbahan Dasar Kedelai (Glycine max (L.) Merr) dan Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris L.) Di Candiwesi, Salatiga’, Southeast Asian Journal of
Islamic Education, 03(01), pp. 59–76.
Uning Budiharti, Novi Sulistyosari, P. S. dan A. S. (2002) ‘PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEMPE HIGIENIS’, New York, (57), pp. 1–5.
william Wade. (1999) ‘DOUGH MIXERAPPARATUS FOR LABORATORY
TESTING OF THE DEVELOPMENT OF A DOUGH SAMPLE’, (19).

30
LAMPIRAN

31
32

Anda mungkin juga menyukai