Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PROSES SHOCK PRAKTEK KERJA BANGKU

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Kerja Bengkel
yang dibina oleh Bapak Drs. Agus Sholah, M.Pd.

Oleh
Fransisco Siga Domaking
(180513626557)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
November 2019

1
Kata Pengantar

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Bengkel ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan pengumpulan dari berbagai sumber, dan
untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Bengkel.
Dengan ini penulis ucapkan terimakasih kepada selaku dosen pembimbing mata
pelajaran Praktek Kerja Bengkel. Semoga tugas yang kami tulis dapat bermanfaat bagi
penulis pribadi maupun pihak yang membaca.
Kami menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari istilah sempurna, masih ada
kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun
dari pembaca sangat kami harapkan untuk meningkatkan kualitas dan menyempurnakan
penulisan kami.

Malang, 23 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori Las Busur Listrik............................................................... 3
2.2.Pengertian Dan Peranan Peralatan Kerja Bangku................................. 2
2.2.1 Ragum........................................................................................... 4
2.2.2 Kikir.............................................................................................. 4
2.2.3 Jangka Sorong.............................................................................. 5
2.2.4 Penggaris Siku............................................................................. 5
2.2.5 Penggores..................................................................................... 6
2.2.6 Penetik ......................................................................................... 6
2.2.7 Tap................................................................................................ 7
2.2.8 Snei............................................................................................... 8
2.2.9 Bor Duduk.................................................................................... 9
2.2.10 Gergaji Besi................................................................................ 9
2.2.11 Cap (Stamp)................................................................................ 9
2.2.12 Palu ............................................................................................ 10
2.2.13 Sikat Baja .................................................................................. 10
2.3 Dasar Teori Kerja Bangku................................................................... 11
2.3.1 Mengikir....................................................................................... 11
2.3.2 Mengebor..................................................................................... 13
2.3.3 Mengetap..................................................................................... 15
2.3.4 Menyenei..................................................................................... 16
2.3.5 Perseg.......................................................................................... 17
2.3.6 Menggores................................................................................... 18
2.3.7 Menyetempel............................................................................... 18
2.3.8 Menitik........................................................................................ 19
2.3.9 Menggergaji................................................................................ 20
2.4 Perlengkapan Keselamatan Kerja......................................................... 31

3
BAB III PROSES KERJA
3.1 Kerja Bangku dan Proses Shock.......................................................... 23
BAB IV ANALISIS
4.1 Kerja Bangku dan Proses Shock........................................................... 28
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 30
5.2 Saran..................................................................................................... 30
DAFTAR RUJUKAN.............................................................................................. 31

4
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan latar belakang rumusan masalah dan tujuan penulisan berikut ini
adalah penjelasan dari masing-masing subbahasan tersebut.

1.1. Latar belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman membuat kita
semakin dituntut untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi yang siap bersaing dan pada masa era revolusi 4.0. Akan tetapi dibutuhkan
sebuah wadah pendidikan formal yang akan siap menciptakan tenaga kerja yang
terampil dan mampu pada bidangnya. Pendidikan saat ini memang sudah sangat
menunjang dan siap menciptakan tenaga kerja yang terampil, hanya saja belum
adanya kemauan dari masyarakat indonesia untuk mau meningkatkan SDM.
Perkembangan pada masa era revolusi 4.0 banyak meliputi banyak bidang mulai
dari bidang permesinan, otomotif, informatika dan lain-lain.
Dalam kemajuan teknologi sangat ini memang membutuhkan pemikiran,
bahan, alat, penelitian yang bisa menjadi bahan acuan untuk bisa mengimbangkan
antara SDM dan perkembangan teknologi saat ini. Misalkan perkembangan
teknologi dibidang permesinan yang sangat membutuhkan bahan-bahan, alat dan
pemikiran sehingga dapat menciptakan suatu karya yang akan bisa digunakan dalam
berbagai aspek kebutuhan seperti kebutuhan industri, otomotif dan bidang-bidang
yang lainnya.
Semua itu bisa terlaksana juga saja indonesia memaksimal SDM yang ada
dengan cara melakukan pelatihan secara rutin dan memberikan pengutahuan yang
akan bisa menunjang atau membantu perkambangan teknologi Terkhusus di bidang
permesinan dan otomotif, industri maupun dalam bidang pendidikan. Praktikum
kerja bangku merupakan salah satu solusi untuk meningkat SDMd alam praktikum
mahasiswa akan dilatih keterampilan dan ketelitan dalam melakukan pekerjaan
yang nantinya bisa menjadi tolak ukur potensi mahasiswa dalam menghadapi era
revolusi 4.0.

1
Dengan praktikum kerja bangku mahasiswa akan dilatih pengikiran,
pengetapan, penyenaian, penyambungan dan pelipatan plat, penyetempelan
penandaan, dan penggergajian serta bekerja menerapkan dasar-dasar pengukuran
menggunakan jangka sorong, penggaris siku serta mistar baja.

1.2. Rumusan Masalah


2.2.1. Dasar Teori Kerja Bangku
2.2.2. Pengertian dan Peranan Peralatan Kerja Bangku
2.2.3. Dasar Teori Pengerjaan Kerja Bangku
2.2.4. Perlengkapan Keselamatan Kerja
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari laporan ini antara lain :
2.3.1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Bangkel setelah
melukukan praktikum
2.3.2. Mahasiswa bisa mendapatakan pengetuhuan dan pemahaman serta
pengalaman Praktek Kerja Bangku.

2.3.3. Bisa menjadi bahan pembelajaran bagi bagi mahasiswa terkhusus mahasiswa
mesin
2.3.4. Diharapakan mahasiswa dapat memahami secara garis besar mengenai
pentingnya keselamtan kerja pada saat proses pengerjaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Dasar Teori Kerja Bangku
Praktek kerja bangku adalah teknik dasar yang harus diketahui dan dikuasai
oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di
bangku kerja. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja
bangku.Dalam proses praktikum kerja bangku diperlukan ketrampilan dan
ketelitian dalam pengerjaan benda kerja, dengan demikian peserta
didik/mahasiswa dapat menjadikan praktikum kerja bangku sebagai tolak ukur
potensi guna mempersiapkan diri sebagai tenaga kerja industri yang profesional
dan memperoleh hasil tamatan yang dapat terserap didunia kerja.

2.2. Pengertian dan Perenan Peralatan Kerja Bangku


Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat
menggunakan semua peralatan tangan yang ada di bengkel baik berupa
perkakas mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masingmasing
perkakas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat
bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik.
masing-masing dari alat tersebut dan dalam penggunaannya tidak jarang
dilakukan dengan secara bersamaan dalam penggunaannya untuk
menyelesaikan suatu job sheet.
Dalam pembahasan ini akan membahas bagaimana fungsi alat perkakas
serta bagaimana pengoperasiaannya dalam praktek sehingga alat perkakas
tersebut dapat berfungsi dengan baik dan menghasilakan hasil yang maksimal

3
sesuai petunjuk dan yang diharapkan, sehingga mempunyai umur pemakaian
yang lebih panjang
2.2.1. Ragum
Ragum adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penjepit
benda kerja pada mesin frais dan mesin bor. Untuk membuka rahang
ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah
kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan
menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut. Demikian pula
sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar
diputar ke arah kanan (searah jarum jam).Ragum pada umumnya
terbuat dari besi tuang. Dikerjakan diberi parutan bersilang agar
penjepitan lebih kuat dan tidak licin. ( Hoiri Efendi, 2014 )

Gambar 2.1 Gambar Ragum

2.2.2. Kikir
Kikir kasar dan kikir halus merupakan alat yang terbuat dari
baja tempa yang mengandung karbo tinggi dan meliputi bagian
panjang, potongan bentuk dan gigi pemotong yang biasa digunakan
sebagai alat penghalus atau pemerata permukaaan plat atau benda
kerja lainya yang terbuat dari logam.

Gambar 2.2 Gambar kikir


2.2.3. Jangka sorong

4
Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari
mistar ukur. Alat ukur ini mempunyai banyak sebutan misalnya
jangka sorong, jangka geser, mistar sorong, mistar geser, scuifmaat
atau vernier caliper (Wagiran, 2013).

Gambar 2.3 Gambar Jangka Sorong

2.2.4. Penggaris Siku


Penggaris siku adalah penggaris berbentuk segitiga dengan
salah satu sudutnya 90 derajat. Fungsi utama penggaris siku adalah
untuk membuat garis tegak lurus dan atau untuk mengukur apakah
sebuah sudut itu tegak lurus (bersudut 90 derajat persis) atau tidak.
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga
digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran.

Gambar 2.4 Gambar Penggaris Siku

2.2.5. Penggores
Penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-
garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan di kerjakan
selanjutnya. Alat penggores ini terbuat dari bahan baja perkakas, di
mana bagian badannya dibuat kartel (gerigi) agar tidak lincin pada
waktu di pegang. Salah satu atau kedua ujungnya dibuat runcing
membentuk sudut ±30°.

5
Gambar 2.5 Gambar Penggores

Cara pemakainya yaitu:: Untuk mendapatkan garis lurus di atas


benda kerja, penggores harus dimiringkan membentuk sudut 20°
sampai 25°. Dan Tekan penggores pada benda kerja. Condongkan
penggores kearah maju. Untuk mendapatkan garis lurus ataupun
sudut siku, maka kita juga perlu menggunakan alat bantu seperti
mistar baja ataupun penggaris siku.
2.2.6. Penetik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang
pada benda kerja. Penitik terbuat dari bahan baja karbon tinggi yang
dikeraskan. Sedangkan ujungnya runcing membentuk sudut 30°
sampai 90°. Cara pemakaianya meliputi :
 Pegang penitik dengan kanan kiri, tempatkan pada benda.
 Penitik harus tegak lurus dengan benda kerja
 Penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan, serta
periksa posisi kelurusan , apabila sudah tepat pukul dengan
kuat agar didapatkan titik yang jelas.

Gambar 2.8 Penetik


2.2.7. Tap
Tap ( Membuat ulir dalam ) adalah alat yang dipakai untuk
membuat ulir dalam dengan tangan. Dalam hal ini disebut saja “tap
tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai
mesin. Bahannya terbuat dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS)

6
yang dikeraskan. Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1
(Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan
langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap)
untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap)
dipergunakan untuk penyelesaian

Gambar 2.7 Gambar Tap

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan


jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir
Withworth. Alat Bantu yang dipakai untuk menggunakan tap, supaya
dalam pemakainannya lebih mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap
atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3 macam 1) tipe
batang, 2) tipe penjepit, 3) tipe amerika.

Gambar 2.8 Gambar Pemegang Tap


2.2.8. Snei
Snei adalah alat bantu perkakas kerja bangku yang
diperuntukkan untuk membuat ulir luar. Snei biasanya terbuat dari
bahan HSS (Baja Cepat Tinggi). Bahan sney tersebut dibuat dari
karbon baja sayat cepat (HSS), dalam pemakaiannya sney tersebut
dijepit dengan bantuan rumah sney yang dilengkapi dengan tangki.
Sedangkan bentuk konstruksi sney ada 2 macam sebagai berikut.

7
1. Sney belah bulat

Gambar 2.9 Gambar Sney Belah Bulat

2. Sney segi enam

Gambar 2.10 Gambar Sney Segi Enam

2.2.9. Bor Duduk


Mesin bor duduk adalah mesin bor yang diletakkan diatas
meja. Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja
dengan diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm).
Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan
ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar
yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik
turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat
mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.

Gambar 2.11 Gambar Bor Duduk

2.2.10. Gergaji Besi


Gergaji yang biasanya digunakan untuk memotong benda
dengan bahan dasar logam seperti besi. Selain mesin gergaji ini juga

8
bisa digunakan untuk memotong kayu maupun pvc. Mata gergaji ini
tergolong rapat dan halus serta bobotnya juga lumayan ringan.

Gambar 2.12 Gambar Gergaji Besi

2.2.11. Cap ( Stamp )


Stempel terbuat dari baja paduan yang tidak dikeraskan
karena sifatnya harus ulet (tought) dan cukup keras bisa
mengalahkan benda yang distempel. Stampel adalah alat yang
digunakan untuk mencetak angka – angka atau huruf pada benda
kerja. Stempel digunakan untuk menandai/memberi identitas suatu
produk/benda kerja yang terbuat dari logam.

Gambar 2.13 Gambar Cap (Stamp)

2.2.12. Palu
Palu adalah sebuah alat atau perkakas untuk memaku,
menempa logam, memperbaiki suatu benda, ataupun untuk
menghancurkan objek lain. Alat ini umumnya digunakan untuk
kebutuhan mekanik atau pertukangan dalam rangka membantu
meringankan serta mempermudah pekerjaan. Peralatan yang simpel
ini merupakan salah satu alat hand tools yang penggunaannya hanya
bisa mengandalkan atau memanfaatkan tenaga manusia.

9
Gambar 2.14 Gambar Palu

2.2.13. Sikat Kawat


Sikat kawat merupakan perkakas yang digunakan untuk
membersihkan area di sekitar meja kerja, peralatan bengkel seperti
kikir, dan benda las yang memiliki terak. Sesuai dengan namanya,
serabut-serabut pada perkakas ini berbahan kawat baja. Dalam
Bahasa Inggris, sikat kawat dikenal dengan istilah wire brush.

Gambar 2.15 Gambar Sikat Kawat

2.3. Dasar Teori Pengerjaan Kerja Bangku


2.3.1. Mengkikir
Mengikir adalah salah satu kegiatan meratakan permukaan benda
kerja hingga mencapai ukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu dengan
menggunakan kikir yang dilakukan dengan tangan. Dalam hal ini untuk
mendapatkan hasil pengikiran yang presisi dan maksimal diperlukan
pemahaman tentang jenis dan karakteristik kikir sebagai alat
peraut/pengikis dan teknik-teknik mengikir yang baik. Selain itu
pekerjaan mengikir juga diperlukan tenaga yang kuat dan harus telaten,
ulet, dan teliti. Dalam melakukan kegiatan mengikir alat yang
digunakan yaitu :
 Kikir kasar dan kikir halus
 Ragum
 Benda kerja
 Jangka sorong
Cara kerja:

10
a. Mempersiapak benda kerja dan alat-alat yang akan digunakan
b. Gunakan pakaian pengaman dan kaos tangan sebagai pelindung
tangan sesuai dengan SOP.
c. Jepit benda kerja dengan ragum, dengan ¾ bagian benda terjepit.
Kemudian lakukan pengikiran dengan arah usapan maju tekanan
penuh dan pada saat usapan mundur tekanan minimum. Ini
berguna untuk memaksimalkan pengikiran dan memperpanjang
umur kikir.

Gambar 2.16 Cara Penjepitan Beberapa Benda Kikir

d. Proses mengkikir
 Posisi Kaki
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh.
Ujung gagang di tekan dengan telapak tangan bagian
tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di
bawah gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari
tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di
luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama
lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam
ujung kikir. Jika bekerja dengan menggunakan kikir
kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan
genggaman yang ringan dan tekanannya cukup dilakukan
oleh jari-jari dan ibu jari saja.

11
Gambar 2.17 Posisi Kaki

 Gerakan badan dan latut


Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya
dicondongkan ke depan selama gerakan pemotongan
berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses
pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam.
Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja

Gambar 2.18 Posisi Bandan dan Kaki

 Memegang Kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh.
Ujung gagang di tekan dengan telapak tangan bagian
tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di
bawah gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari
tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di
luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama
lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam
ujung kikir. Jika bekerja dengan menggunakan kikir
kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan
genggaman yang ringan dan tekanannya cukup dilakukan
oleh jari-jari dan ibu jari saja.

12
Gambar 2.19 Cara Memegang Kikir

2.3.2. Mengebor
Dalam proses pengeboran benda kerja yang digunakan masih tetap
yaitu benda kerja yang ukuranya dengan panjang 129 mm, tinggi 21 mm
dan lebar 41 mm setelah proses pengikiran. Mesin bor digunakan untuk
membuat lubang benda kerja sesuai dengan job sheet diatas.
Peralatan yang digunakan:
 Mesin Bor
 Minyak Pelumas
 Jangka Sorong

Cara kerjanya :
1. Cermati gambar kerja pengeboran, khususnya pada ukuran,
suaian yang dipersyaratkan dan kualitas permukaan yang
diinginkan.
2. Pastikan pencekaman benda kerja kuat dan center. Posisi benda
kerja yang oleng akan mengakibatkan diameter lubang yang
dihasilkan menjadi lebih besar dari diameter mata bor yang
digunakan, sehingga ukuran menjadi tidak presisi. Secara umum
sebelum dilakukan pengeboran, sebaiknya penampang benda
kerja dibubut muka terlebih dahulu.
3. Pastikan pencekaman mata bor pada chuck bor juga terikat
dengan kencang. Hal ini untuk mencegah agar mata bor tidak
ikut berputar saat digunakan melakukan proses pengeboran.
4. Pembubutan pengeboran sebaiknya dilakukan secara bertahap.
Tahap pengeboran sangat disarankan untuk mengawali
menggunakan bor center terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan
menggunakan mata bor dengan diameter yang lebih kecil.

13
Setelah itu baru menggunakan mata bor dengan diameter yang
lebih besar. Apabila diperlukan dapat dilakukan finishing
menggunakan reamer.
5. Penyayatan kedalaman lubang dengan memutar eretan kepala
lepas searah jarum jam. Untuk mengontrol penyayatan sebaiknya
memanfaatkan skala nonius yang ada di eretan kepala lepas,
sebelumnya diatur terlebih dahulu titik nol agar ukuran
kedalaman lubang dapat tercapai dengan tepat.
6. Putaran benda kerja ditentukan berdasarkan rumus perhitungan
putaran sebagaimana dijelaskan pada bagian parameter
pemesinan, dimana diamter yang dimaksud adalah diameter mata
bor yang digunakan atau diameter lubang yang dikerjakan.
7. Sebaiknya diberikan cairan pendingin selama proses pengeboran
dilakukan agar panas akibat gesekan yang terjadi dapat
diminimalkan. Sehingga benda kerja tidak berubah sifat
mekanisnya.
2.3.3. Mengetap ( Membuat Ulir Dalam )
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus di bor terlebih
dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu. Contohnya
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 =
8,5 mm .
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″
= 5/16 “
Peralatan yang digunakan:
 Mesin Bor
 Minyak Pelumas
 Ragum
 Tap

Cara kerjanya :

14
1. Lakukan pengeboran terlebih dahulu terhadap benda kerja
dengan contoh ukuranya 8,5 mm maka menggunakan mata bor
yang ukuran 7 atau 7,5 mm.
2. Setelah selesai pengeboran taruh benda kerja di ragum
3. Pilih dan ambil mata tap M10 X 1,5 serta pasangkan pada
tangkainya
4. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama. yaitu
tap no.1 (Intermediate tap) kemudian dilanjutkan dengan tap no.
2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir,dan terakhir tap no. 3
(Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

5. Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada tap, kemudian


pastikan bahwa tap benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja
dan pastikan bahwa tap benar-benar tegak lurus terhadap benda
kerja
6. Selajutnya putar tap secara perlahan searah jarum jam.
Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±2700 maju searah jarum
jam, kemudian diputar mundur ±900 berlawanan arah jarum
jamdengan tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan
pada posisi awal dan putar lagi ±270 0 maju searah jarum jam dan
mundur lagi 900 berlawanan arah jarum jam, demikian
seterusnya sampai selesai.

Gambar 2.20 Gambar Urutan Tap

15
2.3.4. (Menyenei Membuat Ulir Luar )
Penyeneian yang baik diawali dengan membuat champer pada benda
kerja yang akan di snei. Pada pembahasan ini penulis berusaha
menjelaskan langkah-lngkah penyeneian yang baik dan benar dengan
memaparkan sebuah contoh pengerjaan penyenaian dengan ukuran Ɵ 8
mm x 90 mm bahan ST 37.
Peralatan yang digunakan:
 Minyak Pelumas
 Ragum
 Sney

Cara kerjanya :
1. Letakan benda kerja di Ragum
2. Lalu Periksa ukuran materialnya. 2.
3. Kikirlah salah satu ujung penampang bulatnya.
4. Tandailah ukuran 8 mm dan kikirlah sisa dari ukuran tersebut
5. Buatlah champer dengan kikir sesuai job shit
6. Jepitlah benda dengan kuat pada ragum serta jagalah posisi snei
selalu tegak lurus dengan benda kerja dan buat ulir dengan snei
M8 x 1,25.
7. Kemudian mulailah lakukan penyenaian pada saat melakukan
penyenaian jangan lupa menggunakan pelumas
8. Selajutnya putar Sney secara perlahan searah jarum jam.
Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±2700 maju searah jarum
jam, kemudian diputar mundur ±900 berlawanan arah jarum jam
dengan tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan
pada posisi awal dan putar lagi ±270 0 maju searah jarum jam dan
mundur lagi 900 berlawanan arah jarum jam, demikian
seterusnya sampai selesai.
2.3.5. Perseng

16
Perseng adalah proses penambahan lubang yang telah dibor
sebelumnya dengan ukuran yang berbeda. Penambahan ini dengan
tujuan agar benda kerja yang dibor bisa sesuai dengan ketentuan yang
ada job sheet. Perseng ini menggunakan mata bor yang jauh lebih besar
dari mata bor yang pertama.
2.3.6. Menggores
Proses pengerjaan menggores memiliki beberapa tahapan dengan
menggunakan alat-alat yang bersangkutan, berikut ini adalah proses
pengerjaan menggores :
Peralatan yang digunakan:
 Penggores
 Penggaris
 Penitik
Cara kerjanya :
1. Letakkan benda kerja pada meja.
2. Beri ukuran jarak antar garis
3. Letakkan penggaris pada benda kerja kemudian tekan
penggaris. Dan gores dangan penggores.
4. Lakukan dengan hati – hati.

2.3.7. Menyetempel
Menyetempel adalah menandai/memberi identitas suatu
produk/benda kerja yang terbuat dari logam dengan huruf maupun
angka.Proses pengerjaan menyetebel memiliki beberapa tahapan dengan
menggunakan alat-alat yang bersangkutan, berikut ini adalah proses
pengerjaan menggores :
Peralatan yang digunakan:
 Cap ( Stamp )
 Palu
 Penggores
Cara kerjanya :
1. Pengecapan dilakukan dari kanan kekiri, agar mudah
melihatnya.
2. Letakkan cap pada benda kerja yang telah digores, miringkan
sedikit ke arah kita.

17
3. Tarik cap hati-hati (pelan-pelan) ke garis yang diinginkan
sampai kita merasakan berhenti digaris yang telah digores.
4. Cap kemudian ditegakkan sampai menyentuh permukaan benda
kerja dengan rata.
5. Pukul satu kali dengan ringan pada posisi ini.
6. Periksa apakah hasilnya tepat digaris dan lurus. Bila tidak
betulkan dengan cara tempatkan kembali cap pada bekas
pengecapan awal, lalu putar searah atau berlawanan arah jarum
jam.
7. Setelah dilakukan pembetulan-pembetulan, barulah dipukul
dengan keras, sehingga semuanya seragam dan kedalamannya
sama.
8. Terakhir hilangkan tonjolan-tonjolan yang terjadi dengan
menggunakan kikir
2.3.8. Menitik
Dalam proses pengerjaan menitik memiliki beberapa tahapan yaitu
sebagai berikut :
Peralatan yang digunakan:
 Palu
 Penggaris
 Penitik
1. Cara kerja :
1. Pegang penitik dengan tangan kiri (bukan kidal)
2. Miringkan dan geser sepanjang garis hingga tepat pada garis
potong dimana tempat pusat dititik
3. Penitik dipukul satu kali dengan pukulan yang ringan, dan
periksa posisinya. Jika sudah tepat pukul lagi lebih keras
untuk memperjelas tanda titik tersebut dengan menggunakan
palu.
2.3.9. Menggergaji (Memotong)
Penggergajian adalah proses di mana benda kerja dipotong oleh alat
yang terdiri dari serangkaian gigi yang berjarak sempit, yang disebut
mata gergaji. Proses ini digunakan untuk memisahkan benda kerja
menjadi dua atau lebih potongan, atau untuk memotong bagian yang

18
tidak diinginkan dari suatu komponen. Dalam proses Penggergajian
dibutuhkan beberapa tahapa pengerjaan yaitu
Peralatan yang digunakan:
 Ragum
 Gergaji
 Benda kerja yang akan di gergaji
 Jangka sorong
 Minyak pelumas
Cara kerja :
1. Pasang benda kerja pada ragum.
2. Pasang benda kerja pada ragum.
3. Berilah ukuran pada permukaan benda kerja sesuai job sheet
yang diberikan, dan berilah garis setiap ukuran menggunakan
penggores.
4. Memasang bilah gergaji gerigi harus menghadap ke depan.
5. Bilah harus dikencangkan pada tarikan yang tepat
6. Tinggi mulut ragum sama seperti pada pekerjaan mengikir, yaitu
kira-kira 5 – 8 cm dibawah siku. Bagian yang digergaji harus
sedekat mungkinke mulut cekam ragum agar bidang kerja kaku.
7. Gagang digenggam dengan tangan kanan, jempol diatas gagang.
Ujung bingkai digenggam longgar dengan telapak tangan kiri.
8. Sudut bilah untuk memotong kira-kira 30o. kecepatan
menggergaji ± 40 – 50 langkah permenit.
9. Mulailah menggergaji, Tekanan pada permulaan potong diadakan
sangat ringan untuk memperoleh garis yang sesuai ukuran benda
kerja yang digores dan berikan tekanan sepanjang langkah
kemuka. Lepaskan tekanan pada langkah kembali /mundur,
berikan minyak pelumas untuk mengurangi keausan pada mata
gergaji.
10. Ukur secara berkala pada setiap prosedur penggergajian .

2.3.10. Baut adalah


suatu batang atau
19
tabung dengan alur
heliks pada
permukaannya.
2.3.11. Penggunaan
utamanya adalah
sebagai pengikat
(fastener) untuk
menahan dua obyek
2.3.12. bersama, dan
sebagai pesawat
sederhana untuk
mengubah torka
(torque) menjadi
gaya

20
2.3.13. linear. Baut dapat
juga didefinisikan
sebagai bidang
miring yang
membungkus suatu
batan
2.3.14. Baut adalah
suatu batang atau
tabung dengan alur
heliks pada
permukaannya.
2.3.15. Penggunaan
utamanya adalah
sebagai pengikat

21
(fastener) untuk
menahan dua obyek
2.3.16. bersama, dan
sebagai pesawat
sederhana untuk
mengubah torka
(torque) menjadi
gaya
2.3.17. linear. Baut dapat
juga didefinisikan
sebagai bidang
miring yang
membungkus suatu
batang
2.4. Perlengkapan Keselamatan Kerja Bangku
Perlengkapan keselamatan kerja bangku yang haru digunakan yaitu:

a. Kaos tangan

22
Pelindung tangan (sarung tangan) berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu
panas, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) pada saat kita melakukan
praktek (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8
tahun 2010).

Gambar 2.21 Sarung Tangan


b. Wearpack
Wearpack adalah pakaian keselamatan kerja yang wajib
dipakai pada beberapa bidang pekerjaan. Wearpack wajib
digunakan pada pekerja yang memiliki profesi khusus dengan
tingkat kesulitan yang tinggi dan membutuhkan pengamanan
khusus. Seperti pekerja tambang, mekanik kapal, mekanik
bengkel, pemadam kebakaran, maupun pekerja outdoor dan
pekerjaan sejenisnya.

Gambar 2.22 wearpack

c. Kaca mata
Kacamata safety merupakan kacamata pelindung yang
menutupi area disekitar mata. Kacamata safety dapat melindungi
mata dari debu, percikapan serbuk besi pada saat proses mengikir
dan mengebor

23
Gambar 2.23 Gambar Kaca Mata Safety

d. Sepatu safety
Sepatu adalah sepatu khusus yang di buat dengan tujuan
keselamatan di bagian kaki untuk pemakainya. Manfaaat sepatu
safety itu sendiri sangat banyak yang tentunya akan membantu
dan melindungi setiap pegawai pada saat bekerja.

Gambar 2.23 Gambar Sepatu Safety

24
BAB III
PROSES KERJA
3.1. Kerja Bangku dan Proses Shock
Praktek kerja bangku adalah teknik dasar yang harus diketahui dan dikuasai
oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Di di dalam pekatek kerja bangku ada
banyak pekerjaan yang dilakukan diantaranya mengikir, mengergaji, megebor,
mengulir dan lainnya sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan
mengikuti job sheet yang diberikan oleh dosen.

Gambar 3.1 Gambar Job Sheet

Dalam menyelesaikan job Sheet yang telah diberikan ada beberapa hal
yaang harus di persiapkan terlebh dahulu antara lain benda kerja, alat-alat dan
perlengkapan keselamatan kerja yang digunakan pada saat melakukan proses

25
shock. Dibawah ini adalah peralatan kerja, benda kerja dan perlengkapan
keselamatan kerja.
Alat dan Bahan
1. Kikir
2. Ragum
3. Bobor Duduk
4. Tap dan Sney
5. Mal huruf dan angka
6. Palu
7. Gergaji besi
8. Tank
9. Penitik
10. penggores
11. Jangka sorong
12. Mistar siku

13. Besi berbentuk tabung berdiameter 20 mm dan panjang 60 mm

14. Besi berbentuk tabung berdiameter 28 mm dan panjang 15 mm

Perlengkapan Keselamatan Kerja


1. Wearpack
2. Sepatu sefety
3. Sarung tangan
4. Kaca mata safety
Setelah alat dan bahan telah tersedia, maka selanjutnya adalah proses shock
yang dikerjakan sesuai job sheet . Berikut ini adalah proses shock dan langkah-
langkah penyelesaian sesuai dengan job sheet.
1. Memakai perlengkapan keselamatan kerja
2. Bubut benda kerja dari ukuran diameter awal 20 mm menjadi 16 mm
sisiapkan bagian atas sebanyak 20 mm.
3. Kikir bagian atas yang tadi menjadi kepala baut, sesuai dengan job
sheet.

26
Gambar 3.2 Pada saat mengkikir

4. Setelah terbentuk kepala baut laalu melukukan proses mengetap


denga ukuran sesuai dengan job sheet yang diberikan

Gambar 3.3 Mengetap

5. Selanjutnya lakukan pemotongan baut menggunakan gergaji besi


baut semula panjangnya 10 cm dipotong menjadi 6 cm sesuai dengan
job sheet yang diberikan.

Gambar 3.4 Pada saat menggergaji


6. Setelah jadi baut, kita ganti mengerjakan murnya
7. Kita kikir bahan kerja dari tebal 15mm menjadi 12,70 mm
menggunakan kikir kasar, setelah mendekati ukuran kita kikir
menggunakan kikir yang halus

27
8. Benda kerja yang berbentuk tabung kita kikir sehingga berbentuk
mur dengan diameter ujung ke ujung 25.40 mm
9. Setelah terbentuk, kita titik bagian tengah untuk tanda sebelum
pengeboran
10. Kita bor mur tersebut dengan mata bor ukuran 7 mm terlebih dahulu
stelah itu baru menggunakan ukuran 12 mm

Gambar 3.5 Pada saat mengebor

11. Setelah ada lubang, baru kita tap mur tersebut dengan tap ukura M12
x 1,25
12. Setelah terbentuk baut dan mur dan sudah bisa di lepas pasang
dengan lancar, langsung menuju proses pengeshockan
13. Pertama kita titik dengan pentitik kepala baut, dan kita bor dengan
mata bor ukuran 5, setelah itu baru ukuran 7.
14. Setelah ada lubang kita melakukan proses tap dengan menggunakan
ukuran M8 x 1.25
15. Kita memakai shock dengan pentil ban truck
16. Kita menyenei terlebih dahulu pentil ban tersebut
17. Setelah itu pasang pada lubang yang kita sudah buat ulir
18. Kencangkan dengan rapat menggunakan tang
19. Potong bagian yang lebih pada pentil ban truck tersebut
20. Pentil ban yang sudah terpasang atau bisa kita sebut shock yang
sudah terpasang, kita bor lagi dengan mata bor ukuran 5mm
21. Kita Menyenei lubang tersebut dengan sney ukuran M6 x1.25

28
Gambar 3.6 Proses menyenei

22. Setelah selesai semua, kita pasang shock tersebut dengan baut ukuran
10 mm
23. Pekerjaan yang paling terakhir menandai benda kerja dengan
stempel angka nomor absen.

Gambar 3.7 Pada saat stempel

24. Setelah menyelesaikan pekerjaan maka selanjutnya mengembalikan


semua peralatan kerja ke tempat semula ke tempat Melakukan
pembersihan tempat kerja.

29
BAB V

ANALISIS HASIL
4.1. Kerja Bangku dan Proses Shock
Praktek kerja bangku adalah teknik dasar yang harus diketahui dan dikuasai
oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Dalam praktek kerja bangku terdapat
beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan pengikiran, penggergajian, pengeboran, dan
lain-lain. Praktek kerja bangku ini bertujuan melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan.
Adapun hasil-hasil kerja dari proses shock yaitu :
1. Hasil pengikiran benda kerja dengan ukuran standart yakni dengan
ukuran
a. Ukuran standart benda kerja (Baut)
 Panjang = 70 mm
 Diameter = 17 mm
b. Ukuran standart benda kerja (Mur)
 Tinggi = 15 mm
 Diameter = 26 mm
2. Ukuran benda kerja yang sesuai job sheet setelah di kikir
a. Ukuran benda kerja (Baut)
 Diameter = 14 mm
b. Ukuran benda kerja (Mur)
 Panjang = 12,70 mm
 Diameter = 22 mm
c. Ukuran benda kerja (Mur)
 Panjang = 12,70 mm
 Diameter = 22 mm

3. Hasil penggergajian yang meliputi:


a. Baut
 Panjang = 60 mm
b. Mur
 Tinggi baut semula 26 mm setelah di gergaji menjadi
22 mm
4. Hasil ukuran ulir baut setelah di tap
 Ukuran ulir baut = 12 dim

30
 Panjang ulir baut = 25,40 mm
5. Hasil ukuran baut shock
 kedalaman baut shock setelah di bor = 10 mm
 Diameter lubang shock = 10 mm
6. Hasil akhir dari proses shock

Gambar 5.1 Hasil Kerja Shock

xgsva

31
BAB IV

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Praktek kerja bangku adalah teknik dasar yang harus diketahui dan dikuasai
oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di
bangku kerja. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan
5.2. Saran

5.2.1. Untuk Institusi


Banyak sekali peralatan praktikum yang sudah tidak layak digunakan
bahkan ada yang sudah tidak bisa digunkan diharapkan dari pihak
institusi segara mengadakan peralatan pratikum yang baru sehingga
proses pratikum menjadi lebih bagus.
Peralatan praktik merupakan hal yang terpenting dalam melakukan
5.2.2. Untuk Dosen
Diharapkan pendampingan mahasiswa lebih ditekankan kerena
masih banyak mahasiswa yang tidak memperhatikan keselamtan kerja.
Dan perlu adanya pengarahan dari dosen mengenai kesalamatan kerja.
5.2.3. Untuk Mahasiswa
Diharapkan pada saat pratikum lebih serius dan apabila mengalami
kesulitan dalam pengerjaan praktikum, dan alangkkah baiknya langsung
minta bimbingan kepada dosen dan diharapkan mahasiswa bisa
memperhatikan kesalamatan kerja pada saat pratikum.

32
DAFTAR RUJUKAN

Pratama, G.D. 2014.Teknik Pemesinan, (online),


(http://infopemesinan.blogspot.com/2014/05/cap-stamp-cap-digunakan-untuk-
menandai.html), diakses 29 November 2019

Anonim. Tanpa tahun. Apa Sih Fungsi Kacamata Safety, (online),


(https://bigowner.co.id/blog/safety-tips-1/post/apa-sih-fungsi-kacamata-safety-56),
diakses 29 November 2019

Achmadi. 2019. Gergaji, (online), (https://www.pengelasan.net/gergaji/), diakses 29


November 2019

Gingsul, S. 2014. Penggaris Siku dan Sederhana Mengecek Kesikuannya, (online),


(https://gembiraloka.wordpress.com/2014/04/22/penggaris-siku/), diakses 29
November 2019

Hakim, M.L. 2014. Pengertian dan Penjelasan Tentang Alat Kerja Bangku Mesin Cap
(Stamp), (online), (https://lek-lut16.blogspot.com/2014/05/cap-stamp-
pengertian-dan-penjelasan.html), diakses 29 November 2019

Anonim. 2019. Baju Wearpack dan Fungsinya, (online), (https://histeel.co.id/news/15/baju-


wearpack-dan-fungsinya), diakses 29 November 2019

Irawan, A. 2010.Tap dan Sney, (online), (https://ripira.blogspot.com/2010/11/tap-dan-


sney.html), diakses 29 November 2019

Anonim. 2016.Cara Menggunakan Tap dan Snai, (online),


(https://www.klikteknik.com/blog/cara-menggunakan-tap-dan-snai.html), diakses 29
November 2019

Achmadi. 2019. Palu, (online), (https://www.pengelasan.net/palu/), diakses 29 November


2019

Anonim. 2016.Pengertian Sepatu Safey Manfaat dan Jenisnya, (online),


(http://ordersafetyshoe.blogspot.com/2016/06/pengertian-sepatu-safety-manfaat-
dan.html), diakses 29 November 2019

Moe, A. 2015. Teknik Mengkikir, (online),


(https://andhymoe.wordpress.com/2015/10/29/teknik-mengikir/), diakses 29
November 2019

33
Anonim. 2015. Sikat Kawat (Wire Brush), (online),
(http://teknikmesinpedia.blogspot.com/2015/10/sikat-kawat-wire-brush.html),
diakses 29 November 2019

Arifin, A. 2017. Cara Mengebor Pada Mesin Bubut Agar Hasilnya Presisi, (online),
(http://achmadarifin.com/cara-mengebor-pada-mesin-bubut), diakses 29 November
2019

Hakim, M.L. 2014. Penitik dan Penggores (scratcher) Pengertian Dan Pengelasan
Tentang Alat Kerja Bangku, (online), (https://lek-
lut16.blogspot.com/2014/05/penitik-dan-penggores-scratcher.html), diakses 29
November 2019

Anonim. 2018. Materi Legkap Pengertian Mesin Drilling (Bor), (online),


(https://tekniktempur.blogspot.com/2018/09/materi-lengkap-pengertian-
mesin.html), diakses 29 November 2019

34

Anda mungkin juga menyukai