Anda di halaman 1dari 29

PROSES SOCK DAN KERJA BANGKU

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Kerja Bengkel
yang dibina oleh Bapak Drs. Agus sholah , M.Pd.

Oleh

Imam Syaifudin Romadani


(180513626571)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
DESEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan penuh kesungguhan.
Mungkin laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga pembaca bisa
memaklumi serta memberikan kritik maupun saran bagi kami agar kami dapat
menyempurnakan laporan ini maupun dalam pembuatan laporan berikutnya.

Saya juga berterima kasih kepada bapak.Agus sholah selaku dosen


pendamping matakuliah praktikum kerja bangku, beliau telah membimbing dan
memberi materi maupun mengarahkan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Tak lupa ucapan terima kasih saya tujukan kepada teman-teman yang telah
memberikan support kepada saya. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Amin ya rabbal alamin.

Malang, 3 Desember 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Ragum ................................................................................................. 3
B. Mengikir ............................................................................................. 3
C. Mesin bor ............................................................................................ 4
D. Gergaji ................................................................................................ 8
E. Mengetap .......................................................................................... 10
F. Snei ..................................................................................................... 1
G. Perseng ............................................................................................. 12
H. Menggores ........................................................................................ 13
I. Menitik ............................................................................................. 13
J. Menyetempel .................................................................................... 15
K. Mistar Baja ....................................................................................... 16
BAB III PROSES KERJA ............................................................................... 17
A. Kerja Bangku ..................................................................................... 17
BAB IV ANALISIS HASIL ............................................................................. 20
A. Kerja Bangku .................................................................................... 20
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 24
A. Kesimpulan ......................................................................................... 24
B. Saran. ................................................................................................. 24
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 25

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ragum ............................................................................................... 4
Gambar 2. Betuk Pengikiran ............................................................................... 5
Gambar 3. Proses pengikiran .............................................................................. 7
Gambar 4. Mesin Bor .......................................................................................... 8
Gambar 5. Gergaji Besi ..................................................................................... 10
Gambar 6. Bilah gerhaji .................................................................................... 10
Gambar 7. Tap dan bagian bagiannya ............................................................... 12
Gambar 8. Snei & klasifikasinya ...................................................................... 12
Gambar 9. Batang Penggores dan Penggunaannya .......................................... 13
Gambar 10. Penitik........................................................................................... 14
Gambar 11. Stempel Huruf dan angka .............................................................. 15
Gambar 12. Mistar baja ..................................................................................... 16
Gambar 13. Job Sheet ..................................................................................... 17
Gambar 14. Spesifikasi yang dituju .................................................................. 21
Gambar 15. Hasil pembuatan ulir baut ............................................................. 21
Gambar 16. Pengikiran Kepala mur .................................................................. 22
Gambar 17. Proses menitik kepala baut ............................................................ 22
Gambar 18. Proses pengeboran ......................................................................... 22
Gambar 19. Proses Menggergaji ....................................................................... 23
Gambar 20. Proses snei .................................................................................... 23

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat, Bahan, dan Perlengkapan Keselamatan Kerja ........................... 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi begitu pesat seiring dengan
perkembangan zaman yang terus bertambah, bertujuan untuk memudahkan
pekerjaan manusia dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan dan segala
aktivitas lainnya secara lebih efisien dan efektif . perkembangan ini
mencakup berbagai aspek yang terus meningkat yaitu dalam bidang
permesinan, otomotif, informatika, dan lain sebagainya. Dalam
perkembangannya yang begitu komplek tentunya sangat dibutuhkan
keberadaan bahan, alat, penelitian dan juga kualitas sumber daya manusia
yang unggul agar tujuan yang telah di konsep bisa dicapai secara
maksimal. Sebagai salah satu contoh adalah kemajuan dibidang
permesinan yang membutuhkan bahan-bahan, alat, penelitian, pikiran
yang memadai dan unggul sehingga dapat tercipta suatu benda yang
nantinya dapat bermanfaat dalam berbagai kebutuhan seperti di bidang
otomotif , industri maupun bidang ilmu pendidikan
Aspek sumber daya manusia juga menjadi factor penting dalam
kemajuan teknologi ini, berbagai upaya telah dilakukan demi menciptakan
kualitas manusia yang memiliki daya saing dan berkepribadian unggul
yaitu dengan memberikan kegiatan peatihan dan kegiatan lainnya yang
dapat menunjang kemajuan bidang pemesinan terutama di bidang
otomotif. Industri, informatika maupun ilmu pendidikan dengan cara
memanfaatkan besi, baja, logam dan lain sebagainya menjadi produk yang
bernilai jual dan berguna melalui tahapan-tahapan kerja misalnya melalui
proses sock dan kerja bangku.

1.2 Rumusan Masalah


A. Ragum
B. Mengikir
C. Mesin bor

1
D. Gergaji
E. Mengetap
F. Snei
G. Perseng
H. Menggores
I. Menitik
J. Menyetempel
K. Mistar Baja

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Memenuhi kewajiban setelah melakukan praktikum
1.3.2 Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kerja bangku
yang melalui suatu tulisan
1.3.3 Meluaskan wawasan tentang perlengkapan keselamatan kerja yang
digunakan dalam proses kerja bangku

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori Kerja Bangku
Kerja Bangku Merupakan pekerjaan perkakas tangan yang di
gunakan untuk melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang
sesuai dengan masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan
semua pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench). Kerja bangku
meliputi pekerjaan yang bisa atau dapat dilakukan diatas meja. Contohnya:
Mengikir, mengetap, menggeerinda, melukis ,menandai, menggergaji,
menekuk, mengebor dan pekrjaan merakit serta finishing. Sebelum
pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas terlebih dahulu mengetahui dan
memahami tentang alat ukur. Seperti contohnya: mistar baja ,jangka
sorong, rolmeter, mikrometer dan juga harus mengetahui tentang
peralatan-peralatan tangan yang standar, itulah yang disebut kerja
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris
yang sesuai dengan perintah kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik
beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana
pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin produksi.
Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian
dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita
waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin
pada waktu sekarang Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang
digunakan harus benar-benar presisi, maka peralatan ukur, cara memegang
alat ukur, cara melakukan pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang
biasa terjadi dalam pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik.

A. Ragum
Ragum atau ada juga yang menyebut tanggem, catok atau dalam
bahasa inggrisnya disebut vise merupakan alat utama pada kerja bangku

3
yang berfungsi untuk memegang/menjepit benda kerja ketika dikerjakan
dalam proses kerja bangku.

Gambar 1. Ragum (sumber : https://teknikece.com/ragum/)

B. Mengikir
Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda
tersebut mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Sayatan-sayatan
pada pekerjaan ini sangatlah lembut. Untuk mengurangi dimensi baja
dengan cara dikikir, membutuhkan waktu yang cukup lama. Jenis
pengerjaan ini dilakukan dengan alat yang disebut sebagai kikir (dalam
Bahasa Inggris, kikir adalah file).
Pengikiran merupakan salah satu jenis pekerjaan yang tergolong
dalam kompetensi kerja bangku. Pengikiran berasal dari kata dasar kikir.
Kikir merupakan perkakas tangan yang memiliki bilah bergerigi seperti
parut (dalam Bahasa Inggris, kikir diterjemahkan menjadi file). Oleh
karena itu, pengikiran dapat didefinisikan sebagai proses pengerjaan yang
dilakukan dengan perkakas kikir.
Macam-macam Proses Pengikiran :
 Berdasarkan variasi bentuk penampang kikir, ada beberapa macam
proses pengikiran. Macam-macam proses pengikiran tersebut antara
Pengikiran rata atau lurus
 Proses pengikiran lurus digunakan untuk mengikir lurus atau flat.
Jenis pengikiran ini menggunakan kikir lurus/rata.

4
Berikut alat-alat yang dibutuhkan selama proses pengikiran :
o Ragum
o Kikir kasar dan kikir halus
o Jangka sorong
o Benda kerja

Gambar 2. Betuk Pengikiran (sumber :


http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/11/pengikiran.html)
o Pengikiran persegi
Proses pengikiran persegi digunakan untuk mengikir lubang
berbentuk persegi. Selain itu, proses pengikiran persegi juga digunakan
untuk mengikir alur atau celah yang memiliki sudut 90°. Pengikiran
persegi menggunakan kikir berpenampang persegi.
o Pengikiran bulat
Proses pengikiran bulat digunakan untuk mengikir lubang
lingkaran atau cekungan. Pengikiran bulat menggunakan kikir
berpenampang lingkaran.
o Pengikiran setengah bulat
Proses pengikiran setengah bulat digunakan untuk mengikir
bentuk-bentuk melengkung atau cekungan. Selain itu proses pengikiran ini
juga bisa digunakan untuk mengikir celah bersudut kecil. Proses
pengikiran setengah bulat menggunakan kikir berpenampang setengah
lingkaran.
o Pengikiran segitiga
Proses pengikiran segitiga digunakan untuk mengikir bentuk-
bentuk dengan sudut 60°. Proses pengikiran ini menggunakan kikir

5
berpenampang segitiga. Selain ditinjau berdasarkan bentuk penampang
kikir, macam-macam pengikiran juga dapat ditinjau berdasarkan tingkat
kekasaran yang dihasilkan. Berikut macam-macam pengikiran menurut
tingkat kekasaran yang dihasilkan:
o Pengikiran kasar
Proses pengikiran kasar menghasilkan kekasaran permukaan yang
paling kasar. Pengikiran kasar biasanya digunakan untuk mengurangi
dimensi benda kerja secara besar-besaran (roughing). Proses pengikiran
ini menggunakan kikir kasar.
o Pengikiran menengah kasar
Proses pengikiran menengah kasar merupakan proses pengikiran
yang menghasilkan kekasaran permukaan antara kasar dan halus (tengah-
tengah). Pengikiran ini digunakan ketika benda kerja hampir mendekati
ukuran yang diinginkan. Jenis kikir yang digunakan pada pengikiran ini
memiliki bilah yang tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus (tengah-
tengah).
o Pengikiran halus
Proses pengikiran halus menghasilkan kekasaran permukaan yang
paling halus. Pengikiran ini biasanya digunakan untuk finishing. Proses
pengikiran halus menggunakan kikir halus.

o Kelebihan Pengikiran
 Berikut beberapa kelebihan proses pengikiran:
 Fleksibel, bisa digunakan di mana saja tanpa perlu memikirkan
ketersediaan energi listrik.
 Dapat digunakan pada posisi-posisi sulit atau ruang yang sempit
(ruang terbatas).
 Tanpa energi listrik.
 Ramah lingkungan.
 Murah.
o Kelemahan Pengikiran
 Berikut beberapa kelemahan proses pengikiran:

6
 Proses pengerjaan lama.
 Kurang produktif.
 Masih menggunakan tenaga manusia. Tenaga manusia tidak stabil
dan akan menurun ketika mulai lelah.
 Butuh pengikir (orang yang mengikir) dengan keterampilan yang
baik.
 Sulit mencapai geometri yang baik bila pengikir belum terampil.
o Aplikasi Pengikiran
Pengikiran dilakukan untuk menyayat material-material seperti
logam dan kayu. Untuk kebutuhan produksi, proses pengikiran dinilai
kurang produktif. Semua proses produksi saat ini telah menggunakan
mesin. Oleh karena itu, saat ini pengikiran hanya digunakan untuk
kebutuhan tertentu. Salah satu contohnya yakni untuk kebutuhan
perbaikan komponen pengepasan, di mana komponen pengepasan tersebut
terdapat pada konstruksi mesin yang sulit dipindahkan (perbaikan
langsung dilakukan di tempat).
o Cara Memegang Kikir
Bagaimana seseorang memegang kikir akan memengaruhi hasil
pengikiran. Cara memegang kikir yang salah mengakibatkan seseorang
cepat lelah dan memengaruhi kecepatan pengerjaan. Oleh karena itu perlu
diperhatikan bagaimana cara memegang kikir yang benar.

Gambar 3. Proses pengikiran (sumber:


http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2017/09/cara-memegang-kikir.html)
 Berikut cara memegang kikir :
o Tangkai kikir harus dipegang dengan ibu jari berada di atas tangkai
kikir.
o Jari telunjuk sejajar mengikuti panjang tangkai kikir.

7
o Ketiga jari yang lain dilingkarkan pada tangkai kikir.
o Untuk pengikiran berat, tangan yang tidak memegang tangkai kikir
(tangan yang lain) diletakkan pada ujung kikir. Bagian tangan yang
disentuhkan adalah telapak tangan.
o Untuk pengikiran ringan, ujung jari tangan menyentuh ujung kikir
untuk mengimbangi.
o Pada saat mengikir, posisi badan agak condong ke depan dengan
salah satu kaki berada di depan membentuk kuda-kuda.

C. Mesin Bor
Mesin Bor yang digunakan dalam kerja bangku adalah mesin bor duduk
atau mesin bor pilar (lihat gambar 1.38). Penggerak utamanya adalah
motor listrik yang memutar puli penggerak. Putaran puli penggerak
diteruskan menggunakan sabuk (belt) ke puli yang memutar spindel
untuk proses pengeboran.

Gambar 4. Mesin Bor (sumber :


http://mugyprasetyo.blogspot.com/2015/10/pengoperasin-mesin-bor-duduk.html)
Alat alat yang digunakan pada mesin bor antara lain :
1. Meja (table) untuk mendudukkan perkakas bor sehingga memudah-
kan pengoperasiannya
2. Kunci pengencang dan pengendor cak (chuck) atau penjepit mata
bor yang terpasang pada spindel

8
3. Ragum, sebagai alat pencepit atau pemegang benda kerja agar tidak
ikut berputar
4. Kuas berfungsi untuk membersihkan gram yang berserakan
dimesin setelah melakukan proses pengeboran.

Mesin bor duduk merupakan hal yang terpenting didalam suatu


perbengkelan yang tujuan atau fungsinya yaitu untuk membuat lubang.
Berikut merupakan prinsip kerja dari mesin bor duduk. Uraian Langkah
Kerja pada Mesin Bor Duduk :

1. Pemeriksaan awal :
 Selalu gunakan APD (Alat Pelindung Diri) dengan benar dan baik
sebelum melakukan pekerjaan.
 Hidarkan terjadinya kebakaran akibat pengaruh arus listrik
hubungan pendek :
 Periksa Saklar Mesin.
 Pastikan kondisi saklar OK.
 Tidak ada kabel listrik yang berserakan.
· Pastikan jalan / putaran mesin berputar dengan baik.
2. Persiapan tools dan sarana kerja :
· Siapkan Mall yang sudah disediakan.
· Siapkan mata bor sesuai dengan kebutuhan.
3. Persiapan item dan standar :
· Siapkan gambar untuk item yang akan dikerjakan.
· Siapkan material atau benda kerja yang akan di bor.
· Siapkan alat ukur.
4. Penyetelan item yang akan dikerjakan :
· Bersihkan semua kotoran yang berada disekitar mesin bor.
· Bersihkan mall yang akan dipakai.
· Pasang mall sebaik mungkin.
· Pasang mata bor dan pastikan mata bor siap dipakai.
· Posisikan mata bor dengan Hole Mall.

9
· Kencangkan baut pengikat pada mall agar tidak terjadi pergeseran
dan ketidakstabilan mata bor dengan hole mall.
· Kemudian lakukan pengeboran dengan baik dan benar.
· Setelah proses selesai maka jangan lupa untuk membersihkan
mesin bor dengan kuas agar mesin bor selalu terawat.

D. Gergaji
Gergaji Besi Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji
lapisan besi atau besi tipis, karena bentuknya yang demikian beda
dengan gergaji kayu, geriginya yang kecil dan ujung depan dan
belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk mengencangkan dan
menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari sengkang dan
daun gergaji., sengkang adalah alat pegangan untuk menggergaji
sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk lurus dan
berbentuk zig sak

Gambar 5. Gergaji Besi (sumber : https://www.tokopedia.com/terminalteknik2/stang-


gergaji-besi-300mm-tosita)
Bilah Gergaji

Gambar 6. Bilah gerhaji (sumber :


https://www.slideshare.net/a_yupe/smn-1013-topik-2-peralatan-tangan-1)

10
Bilah Gergaji dibuat dari baja potong cepat (HSS) atau baja
tungsten rendah Diklarifikasi atas :
Jumlah gergaji tiap inch, panjang bilah dan bahannya. Panjang bilah
biasanya 8”, 10” atau 12”.
 Bilah halus mempunyai 20-30 gigi tiap inchi
 Bilah kasar mempunyai 14-18 gigi tiap inchi
 Bilah untuk pekerjaan umum mempunyai 16-18 gigi tiap
inchi
 Bilah-bilah fleksibel di keraskan hanya pada sisi potong
 Bilah kecepatan tinggi dikeraskan seluruhnya.
Gergaji pada sisi potong lebih lebar dari tebal bilah itu sendiri, hal
ini dimaksudkan agar bilah tidak terjepit pada saat digunakan. Langkah
pertama yang harus diperhatikan adalah pada pemasangan daun gergaji.
sebelum melakukan pemotongan bahan adalah sudut potong daun
gergaji harus menghadap kedepan. dengan catatan daun gergaji
terpasang pada sangkang harus dalam kondisi yang benar-benar kuat
dan pemasangannaya sesuai dengan standart oprasional kerja yang telah
ditentukan agar proses kerja bangku dapat berjalan secara aman dan
lancar tanpa adanya kecelakaan kerja.
Beri garis yang akan digergaji.
 Beri tekanan ringan pada awal penggergajian
 Mulailah dari sisi depan dengan posisi gergjian menukik dengan
kemiringan sedang.
 Tekanan diberikan saat gergaji didorong kedepan
 Tekan dikurangi pada saat gergaji ditarik mundur.
Untuk memudahkan pemotongan berbagai macam bahan yang akan
digergaji dapat dipilih daun gergaji dengan jumlah gigi yang sesuai.

E. Mengetap

Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada


suatu benda kerja, dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan

11
pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.

Gambar 7. Tap dan bagian bagiannya (sumber:


https://arsipteknik.blogspot.com/2018/12/mengenal-teknik-pengetapan-
tap.html)

F. Sney
Sney adalah alat untuk membuat ulir, Pada proses pembuatan ulir,
sney dipegang oleh tangkai sney. Sney yang biasa digunakan untuk
pembuatan ulir adalah sney pejal, dan sney bercelah, Sney belah bulat :

12
Gambar 8. Snei & klasifikasinya (sumber :
https://arsipteknik.blogspot.com/2018/12/mengenal-teknik-pengetapan-
tap.html)

Cara penggunaan :
 Siapakan poros dengan diameter nominala ulir yang akan diabuat.
 Pinggul chamfer ujung poros akan disnai.
 Tempelkan sisi tirus snei pada ujung poros yang telah dipinggul
tersebut, putar tangkaitersebut searah atau berlawnan arah jarum
jam sesuai dengan macam ulir kiri atau kanan.
 Lumasi dengan pelumas, supaya hasilnya sempurna.

G. Perseng
Perseng merupakan penambahan lubang pada lubang yang telah
dibor sebelumnya. Penambahan lubang tersebut sesuai dengan
ketentuan yang telah ditentukan pada lembaran kerja/job sheet. Perseng
ini menggunakan bor dan mata bor yang lebih besar dari lubang yang
hendak diperseng.

H. Menggores
Batang penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-
garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan di kerjakan
selanjutnya. Alat penggores ini terbuat dari bahan baja perkakas, di
mana bagian badannya dibuat kartel (gerigi) agar tidak lincin pada
waktu di pegang. Salah satu atau kedua ujungnya dibuat runcing
membentuk sudut ±30°.

13
Gambar 9. Batang Penggores dan Penggunaannya (sumber : https://www.teknik-
otomotif.com/2018/11/fungsi-penitik-dan-penggores.html)

Cara penggunaan alat gores adalah sebagai berikut:


Untuk mendapatkan garis lurus di atas benda kerja, penggores
harus dimiringkan membentuk sudut 20° sampai 25°. Dan Tekan
penggores pada benda kerja. Condongkan penggores kearah maju.
Untuk mendapatkan garis lurus ataupun sudut siku, maka kita juga
perlu menggunakan alat bantu seperti mistar baja ataupun penggaris
siku.

I. Menitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai membuat
lobang pada benda kerja. Dengan menitik benda kerja maka mata bor
yang akan digunakan tidak akan meleset dari sasaran. Penitik terbuat
dari besi yang ujungnya runcing membentuk sudut 30-90 derajat,
pembuatan penitik bisa dibuat dari mata obeng ketok yang sudah tidak
terpakai.

Gambar 10. Penitik (sumber : http://hima-tl.ppns.ac.id/alat-

penandaan/)

Dan cara pemakaiannya adalah :


a. Pegang penitik dengah tangan kiri, tempatkan pada benda.
b. Penitik harus tegak lurus dengan bahan.

14
c. Penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa
posisinya jika sudah tepat baru dipukul dengan kuat agar
didapatkan titik yang jelas.

J. Menyetempel/Cap

Stempel terbuat dari baja paduan yang tidak dikeraskan karena


sifatnya harus ulet (tought) dan cukup keras bisa mengalahkan benda
yang distempel. Stampel adalah alat yang digunakan untuk mencetak
angka – angka atau huruf pada benda kerja.
Stempel digunakan untuk menandai/memberi identitas suatu
produk/benda kerja yang terbuat dari logam. Stampel ini juga dapat
digunakan sebagai tanda kepemilikan masing – masing siswa.
Biasanya digunakan nomor induk atau nomor absen siswa yang
bersangkutan.

Gambar 11. Stempel Huruf dan angka (sumber: https://lek-

lut16.blogspot.com/2014/05/cap-stamp-pengertian-dan-penjelasan.html)

Cara Penggunaan :
1 Stampel/Pengecapan dilakukan dari kanan kekiri, agar mudah
melihatnya.
2 Letakkan cap pada benda kerja yang telah digores, miringkan
sedikit ke arah kita.
3 Tarik cap hati-hati (pelan-pelan) ke garis yang diinginkan sampai
kita merasakan berhenti digaris yang telah digores.
4 Cap kemudian ditegakkan sampai menyentuh permukaan benda

15
kerja dengan rata.
5 Pukul satu kali dengan ringan pada posisi ini.
6 Periksa apakah hasilnya tepat digaris dan lurus. Bila tidak betulkan
dengan cara tempatkan kembali cap pada bekas pengecapan awal,
lalu putar searah atau berlawanan arah jarum jam.
7 Setelah dilakukan pembetulan-pembetulan, barulah dipukul dengan
keras, sehingga semuanya seragam dan kedalamannya sama.
8 Terakhir hilangkan tonjolan-tonjolan yang terjadi dengan
menggunakan kikir

K. Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang
berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing
penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran
panjang dari mistar baja ini bermacam macam, ada yang berukuran 300
mm, 500mm, 600mm dan 1000mm.

Gambar 12. Mistar baja (sumber: https://serviceacjogja.pro/alat-ukur-mekanik-dan-cara-


perawatannya/)

16
BAB III
PROSES KERJA
A. Kerja Bangku
Kerja Bangku Merupakan pekerjaan perkakas tangan yang di gunakan
untuk melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang sesuai dengan
masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua pekerjaan
dilakukan di atas meja kerja (work bench).

Gambar 13. Job Sheet


Langkah selanjutnya adalah Mengimplementasikan Praktik Kerja bangku
sesuai dengan job sheet yang telah ditentukan. Sebelum melakukan kegiatan
praktikum mahasiswa diwajibkan untuk menyiapkan beberapa alat-alat
praktikum dan perlengkapan keselamatan kerja demi mencapai kelancaran
dalam pelaksanaan kegiatan praktikum kerja bangku

Beberapa alat-alat dan perlengkapan kerja yang perlu dipersiapkan :

Perlengkapan Keselamatan
No. Alat dan Bahan
Kerja
1. Benda kerja Pakaian kerja (wearpack)
2. Kikir Sarung tangan
3. Bor duduk Sepatu kulit

17
4. Mata bor Kaca mata pengaman
5. Tap dan sney Penutup telinga
6. Mal huruf dan angka
7. Palu
8. Gergaji
9. Ragum
10. Jangka sorong
11. Penggaris siku

12. Penitik

13. Penggores

14. Pelumas WD

15. Jangka Sorong

Tabel 1. Alat, Bahan, dan Perlengkapan Keselamatan Kerja


Jika peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja sudah terpenuhi, kemudian
langkah selanjutnya adalah menyelesaikan job sheet. Berikut adalah proses
kerja bangku untuk menyelesaikan Job Sheet tersebut.
1. Memakai perlengkapan keselamatan kerja
2. Meragum benda kerja pada ragum
3. Melakukan pengikiran terhadap benda kerja sampai mencapai hasil
pengikiran yang diinginkan oleh Job Sheet. Untuk pengukurannya
dengan menggunakan jangka sorong
4. Melakukan penyikuan terhadap kedua sisi benda kerja, apabila masih
belum siku maka harus dikikir ulang sampai benda kerja dari hasil
pengikiran telah siku
5. Apabila telah siku, proses selanjutnya yaitu melakukan pengeboran dan
penggergajian sesuai dengan Job Sheet
6. Sebelum melakukan hal tersebut, benda kerja yang telah dikikir haruslah
digaris terlebih dahulu untuk memudahkan pengerjaan yaitu dengan
menggunakan penggores, setelah itu dibagian yang akan dibor haruslah
dilakukan penitikan dengan menggunakan penitik

18
7. Proses pengeboran dilakukan sesuai dengan ketentuan pada Job Sheet
dan melakukan perseng sekaligus pada salah satu lubang yang telah dibor
8. Melakukan penggergajian sebanyak 2 gergajian sesuai dengan ketentuan
Job Sheet
9. Melakukan tap/mengulir dalam pada salah satu lubang sesuai dengan
ketentuan pada Job Sheet
10. Memotong besi yang berbentuk seperti tabung sepanjang yang telah
ditentukan
11. Mengikir potongan besi tersebut sampai masuk pada lubang yang besar
sendiri dibenda kerja
12. Setelah besi telah bisa masuk, maka selanjutnya yaitu melakukan
sney/mengulir luar pada besi tersebut
13. Memasukkan besi hasil sney tersebut ke dalam benda kerja yang telah di
tap
14. Menyetempel/ memberikan identitas pada sudut benda kerja dengan
menggunakan mal huruf dan angka yang diketok dengan palu yang
sebelumnya benda kerja telah diletakkan di landasan
15. Mengembalikan semua peralatan ke tempet semula
16. Melakukan kebersihan

19
BAB IV
ANALISIS HASIL
A. Kerja Bangku
Praktikum kerja bangku merupakan kegiatan yang harus dipahami dan
dikuasai oleh mahasiswa teknik otomotif demi menunjang kebutuhan
akademik dan dunia industri, kerja bangku meliputi pengerjaan dalam bidang
pengikiran, pengeboran, snei & Tap, penggregajian dsb. Capaian belajar
mahasiswa diharapkan setelah menyelesaikan kegiatan praktikum ini adalah
meningkatkan keterampilan dan kreativitas, menigkatkan kemampuan
ketelitian dan keuletan pada saat melaksanakan kegiatan, serta mengasah
kesabaran dari mahasiswa.
Sehingga dalam meakukan praktikum kerja bangku ini sangat
dibutuhkan keahlian dan kemampuan tersebut agar mendapatkan hasil yang
baik selain itu untuk mengetahui hasilnya haruslah senantiasa melakukan
pengukuran setiap pekerjaan yang dilakukan pada kerja bangku ini dengan
menggunakan jangka sorong yang kemudian nilainy dimasukkan ke dalam
Job Sheet yang diberikan. Adapun beberapa kegiatan pengukuran selama
kegiatan praktikum kerja bangku, sebagai berikut :

1. Ukuran standart benda kerja


a. Ukuran standart benda kerja (Baut):
 Panjang = 70 mm
 Diameter = 17 mm
b. Ukuran Standart benda kerja (Mur)
 Panjang = 15 mm
 Diameter = 26 mm
2. Spesifikasi yang diinginkan :
Spesifikasi Baut
 Panjang Baut = 60 mm
 Diameter kepala baut = 14 mm
 Ukuran ulir Baut = 12 dm
 Panjang Ulir = 25,40 mm

20
 Lebar Permukaan Halus = 14,60 mm
Spesifikasi Mur
 Tinggi mu = 12,70 mm
 Diameter mur = 22 mm
 Diameter lubang mur = W 1/2
Spesifikasi Shock
 Kedalaman Shock = 10 mm
 Diameter lubang = M6 x 1,5

Gambar 14. Spesifikasi yang dituju


3. Melakukan pembubutan benda kerja (baut)

Gambar 15. Hasil pembuatan ulir baut


4. Mengikir
Mengikir dilakukan setelah benda kerja (baut) dibubut. Bagian
yang dikikir yaitu bagian hasil pembubutan ditempatkan di atas ragum,
sehingga pengikiran akan lebih mudah. Dalam mengikir, usahakan
dilakukan satu arah agar hasil yang diperoleh dapa maksimal

21
Gambar 16. Pengikiran Kepala mur

5. Gambar yang meliputi penggunaan penggores dan penitik

Gambar 17. Proses menitik kepala baut


6. Hasil dari pengeboran dan perseng

22
Gambar 18. Proses pengeboran
7. Hasil penggergajian yang meliputi:

Gambar 19. Proses Menggergaji


8. Hasil dari pengetapan dan sney Pengukuran diatas menggunakan satuan
mm.

Gambar 20. Proses snei

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum Kerja bangku adalah pekerjaan tingkat dasar yang harus
dikuasai oleh mahasiswa jurusan teknik otomotif karena kegiatan ini dapat
meningkatkan keterampilan dan kreativitas, menigkatkan kemampuan
ketelitian dan keuletan pada saat melaksanakan kegiatan, serta mengasah
kesabaran dari mahasiswa
Demi menggapai hasil yang maksimal sangat diperlukan pelatihan
secara berkelanjutan dan membutuhkan kesabran saat pengerjaannya. Selain
itu factor keselamatan dan kesehatan kerja juga pelu diperhatikan agar
terhindar dari kecelakaan kerja.

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Institusi
Perlunya memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
praktikum kerja bangku termasuk didalanya terkait tentang kelengkapan
dan kelayakan alat-alat praktikum tersebut dengan menambah jumlah alat
Praktik atau diperbaiki jika masih dimungkinkan.
5.2.2 Untuk Dosen
Meningkatkan pengawasan terhadap mahasiswa yang melakukan
kegiatan praktikum agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan SOP yang berlaku
5.2.3 Untuk Mahasiswa
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang cara pengguaan
alat kerja bangu dengan mengacu pada SOP serta aspek Keselamatan dan
Kesehatan kerjanya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, fadel.2015.Praktikum Proses Manufaktur Kerja bangku.Tersedia;


https://docplayer.info/72931583-Praktikum-proses-manufaktur-kerja-
bangku.html.Diakses 3 Desember 2019.
Errol, F.S.2019.Modul Praktek Kerja Bangku Pipa dan Pelat.Tersedia :
http://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/MODUL-KBPP.pdf
diakses 3 desember 2019
Wagiran.2011.Praktik Kerja Bangku.Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Nor, Fitria dkk.Praktikum Kerja Bangku.Banjar Baru : Universitas Lambung
Mangkurat
Rawung.A.E.2013.Teknik Kerja Bengkel.Jakarta : Kementrian pendidikan dan
Kebudayaan.
Hidayah, Nurul. 2011. Kerja Bangku atau Pengikiran. Tersedia : (http://edu-
corner.blogspot.com/2011/01/kerja-bangku-atau-pengikiran.html, diakses
3 desember 2019
Anonim. 2011. Teknik Mesin, Tersedia :
http://duniamesin11.blogspot.com/2011/11/kikir-sebagai-alat-kerja-
bangku.html diakses 3 desember 2019
Robi, 2011. Membuat Ulir Dalam dan Ulir Luar. Tersedia : http://engineer-
robi.blogspot.com/2011/11/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luar.html,
diakses 3 desember 2019
Dizzo, 2011. Repair Spot Weld Machine, Tersedia :
http://repairspotweldmachine.blogspot.com/2011/04/24-pengertian-dan-
fungsi-mesin-las.html diakses 3 desember 2019

25

Anda mungkin juga menyukai