Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini dirancang untuk memenuhi penugasan teori kejuruan dan untuk
meningkatkan kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, ketrampilan serta sikap secara utuh.
Tuntutan proses pencapaiannya melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dalam mencapai kompetensi
tersebut. Makalah ini berjudul “TEKNIK PEMESINAN BUBUT CNC” berisi empat
bagian utama yaitu: pendahuluan, Pembahasan, dan penutup yang materinya membahas
sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk SMK Program Keahlian Teknik Mesin.
Materi dalam buku teks bahan ajar ini meliputi: Pengertian Mesin CNC dan fungsinya,
Bagian-bagian Mesin CNC, Perhitungan Putaran Mesin, Pemrograman dasar Mesin CNC.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mesin CNC ?
2. Fungsi mesin CNC?
3. Jenis-jenis mesin CNC ?
4. Bagian-bagian mesin CNC ?
5. Perhitungan Putaran mesin CNC ?
6. Pemrograman dasar CNC ?
7. Menyetel pahat dan benda kerja?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat bertujuan agar siswa mengetahui lebih banyak tentang mesin
CNC beserta cara pengoprasiannya agar mempunyai dasar pengetahuan dan pengalaman
sehingga memudahkan kita pada saat melakukan proses Pemesinan CNC..

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengerian Mesin CNC


CNC adalah singkatan dari computer numerical controlled yakni suatu piranti di
mana prinsip kerjanya dipengaruhi dan dikendalikan oleh sejumlah data masuk melalui
suatu proses perhitungan. Pada mesin perkakas NC, setiap sumbu gerakan diperlengkapi
dengan alat penggerakan terpisah, sebagai pengganti roda tangan yang terdapat pada
mesin bubut konvensional. Jenis penggerak ini bisa motor dc, aktuator hidrolik, atau
motor step. Salah satu tipe terpilih yang digunakan, ditetapkan terutama berdasarkan
kebutuhan daya mesin. Sumbu putar gerakan dimaksudkan sebagai sumbu di mana alat
potong bergerak mendekati benda kerja. Gerakan ini dicapai dengan mengge-rakkan
eretan-eretan mesin perkakas. Tiga sumbu utama gerakan disebut sebagai sumbu-sumbu
X, Y, dan Z. Sumbu Z adalah tegak lurus terhadap kedua sumbu X dan Y, sehingga
akan memenuhi sistem koordinat tangan kanan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Gerakan ke arah sumbu Z positif adalah gerakan alat potong menjauh dari benda kerja..
Lokasi titik nol (X = Y = Z = 0) bisa tetap atau dapat di setel.

2.2 Fungsi Mesin CNC


CNC adalah mesin yang dipergunakan untuk pengontrolan otomatis dalam dunia
industri. Mesin ini berfungsi untuk mengontrol kinerja mesin-mesin lain yang
dipergunakan. NC/CNC (Numerical Control/Computer Numerical Control) merupakan
istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu peralatan manufaktur; misalnya
bubut, milling, dll; dikontrol secara numerik berbasis komputer yang mampu membaca
instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut akan
menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang
akan dibuat.mengoperasikannya. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu produk dapat
dijamin hingga 1/1000 mm lebih, pengerjaan produk masal dengan hasil yang sama
persis dan waktu permesinan yang cepat.
Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga

2
manusiamenjadi mesin-mesom otomatik. Dengan berkembangnya Mesin CNC, maka
benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang
banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi dengan
mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang operator
mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila
ada permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan
waktu singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila
menggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih
rumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya
akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.

2.3 Jenis-jenis Mesin CNC


 Mesin CNC Training Unit (TU) 2A, Mesin ini digunakan untuk kebutuhan
pelatihan dasar mengopersikan mesin CNC, biasanya digunakan di sekolah
menengah kejuruan.
 Mesin CNC Production Unit (PU) 2A, Mesin ini digunakan untuk kebutuhan
produksi produk dengan skala besar, biasanya digunalkan di perusahaan.

3
2.4 Bagian-bagian Mesin CNC

Gambar 2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut CNC

1) Headstock atau kepala tetap


Bagian ini tidak jauh beda dengan mesin bubut konvensional. Pada bagian ini
terdapat motor penggerak yang berfungsi untuk memutar spindle utama dan susunan
roda gigi. Susunan roda gigi ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin.
Namun, cara mengatur kecepatan putaran mesin tidak lagi menggunakan handle. Tetapi
menggunakan program/perintah yang dimasukkan melalui panel. Sebagai pengikat
benda kerja, pada bagian ini dipasang cekam (chuck).

2) Meja Mesin Bubut CNC (CNC Lathe Bed)


Meja mesin ini digunakan sebagai landasan atau lintasan untuk alat potong yang
dipasang pada turret. Umumnya dibuat dari bahan yang dikeraskan agar tidak mudah
terkikis pada saat terkena gesekan.

3) Cekam (Chuck)
Cekam berfungsi untuk menjepit benda kerja yang akan diproses. Pencekaman
benda kerja harus benar-benar kuat. Sehingga hasil pengerjaan menjadi maksimal.

4
4) Kepala Lepas (Tailstock)
Bagian ini berfungsi sebagai pendukung cekam dalam pencekaman benda kerja.
Misalnya untuk benda kerja yang relatif panjang, sehingga gerakan atau putarannya
menjadi lebih stabil.
Selain itu, kekuatan pencekamannya juga lebih kuat. Posisi benda kerja tidak mudah
bergeser, sehingga proses pemesinan dapat diselesaikan dengan lancar. Hasilnya juga
maksimal.

5) Tailstock Quil
Tailstock quil berfungsi untuk melakukan memperkuat pencekaman. Dengan
bantuan tekanan hidrolik/pneumatik. Karena ketika kita mendekatkan tailstock dengan
benda kerja dan menempelkannya.
Itu hanya memposisikan ujung tailstock dekat dengan benda kerja. Sehingga
membutuhkan tekanan dari tailstock quill untuk memperkuat pencekaman.

6) Pedal kaki (foot switch atau foot pedals)


Pedal kaki ini digunakan untuk mengatur chuck dan tailstock. Dengan pedal ini
kita dapat memasang dan melepas benda kerja dengan mudah. Bisa digunakan untuk
membuka dan menutup cekam. Pedal ini juga berfungsi untuk memajukan dan
memundurkan tailstock.

7) Panel Kontrol CNC (CNC Control Panel)


Panel Kontrol ini adalah otak dari mesin CNC. Semua program CNC dimasukkan
melalui panel ini. Operator mesin mengendalikan seluruh mesin menggunakan tombol-
tombol yang ada pada panel ini. Dimulai dari menyalakan mesin sampai selesainya
pekerjaan. Dapat juga digunakan untuk membuat program baru atau mentransfer
program melalui usb port yang tersedia. Bagian ini adalah bagian terpenting dalam
pengendalian mesin.

5
Gambar 2.2 Pnel Kontrol

Keterangan Gambar:
1. Sakelar ON/OFF spindel untuk operasi CNC atau MANUAL,
2. Knop pengatur prosentase kecepatan spindel,
3. Knop pilihan mm/inci.
4. Sakelar utama ON atau OFF,
5. Lampu penunjuk arus masuk,
6. Tombol darurat,
7. Lampu penunjuk operasi manual,
8. Knop pengatur kecepatan pemakanan (10 s.d. 400 mm/min),
9. Tombol pelintas cepat tombol ini ditekan bersamaan dengan salah satu
tombol penggerak eretan pada arah relatif,
10. Penampil jarak lintasan meja pada sumbu X, Z, dalam per seratus mm
atau per seribu inci.
11. Tombol INP. Dengan tombol INP ini, Anda dapat memasukkan kombinasi
angka untuk suatu jarak yang akan dilintasi meja,
12. Tombol H/C adalah tombol pilihan pelayanan secara MANUAL atau
CNC. Apabila tombol H/C ditekan, maka lampu pelayanan CNC menyala,
dan apabila ditekan sekali lagi, maka lampu pelayanan manual menyala
yang berarti mesin siap dioperasikan secara manual.
13. Tombol DEL: tombol ini berfungsi untuk menghapus nilai yang terdapat
dalam alamat sumbu relatif yang aktif dan diset ke 0 (nol),

6
14. Tombol : tombol untuk mengubah alamat sumbu relatif aktif (sumbu X,
atau atau sumbu Z),
15. Tombol-tombol untuk penggerak meja arah memanjang, melintang atau
vertikal, baik ke arah positif maupun ke arah negatif,
16. Ammeter (ampheremeter): alat ukur pemakaian arus berkenaan de-ngan
beban potong (gaya aksial atau gaya radial) yang diterima spindel,

8) Tool Turret
Berbeda dengan mesin bubut konvensional. Peran toolpost digantikan dengan tool
turret. Alat potong yang dibutuhkan dipasang pada turret. Ada berbagai macam tool
turret, baik itu menurut bentuk dan jumlah alat potong yang dapat dipasang.

2.5 Hitungan Putaran Mesin CNC


mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan
potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap
jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam
proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar
untuk menghitung putaran mesin bubut adalah:

Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)

7
π : nilai konstanta = 3,14

Contoh :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong
(Cs) 25 meter/menit. Kecepatan putaran (rpm) adalah:

Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415 putaran per-menit.

2.6 Pemrograman Mesin CNC


2.6.1 Sistem Koordinat Mesin Bubut CNC
Pada mesin bubut CNC ada dua gerakan yakni gerakan melintang, gerakan
memanjang eretan. Informasi gerakan eretan mesin arah melintang dan arah me-
manjang tersebut adalah bertitik tolak dari sistem koordinat, seperti yang telah kita
kenal sehari-hari melalui ilmu trigonometri. Gerakan eretan arah melintang mesin
disebut dengan sumbu X, dan gerakan memanjang disebut dengan sumbu Z.
2.6.2 Dasar-Dasar Pemprograman
Untuk sistem CNC dapat dibagi ke dalam dua macam pemprograman, yakni
inkremental dan absolut. Dalam penerapannya, kedua sistem ini dapat
dikombinasikan, satu dengan lainnya. Sistem inkremental adalah sistem di mana titik
referensi terhadap instruksi berikutnya adalah dari titik akhir operasi terdahulu.
Setiap bagian data dimensional diaplikasikan terhadap sistem sebagai jarak
inkremen, diukur dari titik terdahulu pada sumbu gerak yang aktif. Sebagai suatu
contoh, perhatikan Gambar di bawah, di mana sebanyak lima buah lubang akan
digurdi/dibor. Jarak dari titik nol ke masing masing lubang ditunjukkan pada gambar.
Jarak antara titik-titik tersebut dihitung, dan perintah posisi sumbu X diberikan
sebagai berikut:

8
0 1: X +500
1 2: X +200
2 3: X +600
3 4: X -300
5 6: X -700
6 0: X -300

Titik nol bisa ditempatkan mengambang atau tetap. Titik nol mengambang akan
memberikan kesempatan kepada operator, melalui penekanan tombol, memilih
dengan bebas sembarang titik di dalam batas meja mesin perkakas sebagai titik
referensi nol. Unit kontrol tidak akan menyimpan informasi lainnya pada lokasi
selain titik nol terdahulu. Titik nol mengambang mengizinkan operator untuk
menempatkan dengan cepat alat bantu di mana saja pada meja mesin CNC. Suatu
fakta menunjukkan bahwa sistem absolut dapat dibagi ke dalam sistem absolut murni
dan pemprograman absolut. Absolut murni adalah suatu sistem di mana dimensi
terprogram dan sinyal umpan-balik menunjuk pada satu titik tunggal. Itu sebabnya
diperlukan peralatan umpan-balik yang akan menghasilkan informasi posisi dalam
bentuk absolut, misalnya, multichannel digital encoder. Karena alat ini mahal, maka
sistem absolut murni hanya digunakan secara utama untuk meja putar yang

9
membutuhkan kontrol posisi presisi. Kebanyakan sistem absolut tidak dilengkapi
dengan alat umpan-balik absolut tetapi dengan suatu alat ukur inkremental, seperti
suatu encoder inkremental, yang diinterfiskan dengan suatu counter pulsa yang
menye-diakan posisi absolut dalam BLU yang menunjukkan sistem pemprograman
absolut NC, di mana semua dimensi terprogram menunjuk pada suatu titik awal
tunggal.
Keuntungan yang paling signifikan dari sistem absolut terhadap sistem
inkremental adalah dalam hal terjadinya gangguan yang memaksa operator untuk
menghentikan mesin, misalnya gangguan karena alat potong patah. Dalam hal terjadi
gangguan, meja mesin harus digerakkan secara manual, lalu mengganti alat-potong,
kemudian menyetel alat-potong, mengembalikan nomor blok program aktif ke blok
terjadinya gangguan, mengembalikan alat-potong ke posisi terjadinya gangguan, baru
mengaktifkan mesin. Dengan sistem absolut, alat potong akan kembali secara
otomatis ke posisi terjadinya gangguan, karena alat-potong akan bergerak sesuai
dengan koordinat absolut yang diaktifkan, dan melanjutkan proses pemesinan mulai
dari titik yang diinginkan. Sementara dengan sistem inkremental, sulit
menempatkannya kembali secara presisi ke tempat terjadinya gangguan. Oleh karena
itu, dengan sistem inkremental, setiap kali operasi pemesinan terganggu, operator
harus selalu memulainya dari awal sekali. Keuntungan lainnya dari sistem absolut
adalah kemungkinan penggantian data terprogram dengan mudah, kapan saja
dikehendaki. Karena jarak berpedoman pada suatu titik referensi, maka modifikasi
atau penambahan instruksi posisi tidak akan mempengaruhi program komponen
lainnya. Sementara dengan sistem inkremental, komponen harus diprogram kembali
mulai dari program yang dimodipikasi atau yang ditambahkan. Namun demikian,
sistem inkrementalpun mempunyai keuntungan dibandingkan dengan sistem absolut,
yakni:
1). Jika pemprograman manual digunakan, dengan sistem inkremental,
pemeriksaan program sebelum diketikkan ke pita berlubang lebih mudah.
Oleh karena titik akhir, ketika pemesinan komponen, sama dengan titik
awal, jumlah semua perintah posisi (terpisah untuk setiap sumbu) harus
sama dengan nol. Misalnya, jumlah inkremen posisi yang diberikan pada

10
Gambar 5.3 adalah nol. Jumlah yang tidak nol menunjukkan adanya
kesalahan. Pemeriksaan seperti itu tidak mungkin dapat dilakukan pada
sistem absolut.
2). Performan sistem inkremental dapat diperiksa dengan pita loop-tertutup. Ini
merupakan diagnosa pita berlubang yang menguji beberapa operasi dan
performan mesin. Perintah posisi terakhir pada pita akan meng-akibatkan
meja kembali ke posisi awal. Kembalinya meja ke posisi awalnya
merupakan pengujian yang cukup untuk operasi perlengkapan yang normal.
Pengujian ini diadakan paling tidak sekali sehari. Pengujian yang sama tidak
dapat dilakukan untuk sistem pemprograman absolut. 3). Pemprograman
mirror-image akan lebih mudah dengan sistem inkremental. Dalam
pempabrikan, mirror-image berkaitan dengan geometri simetris bahan pada
satu atau dua sumbu. Dalam hal ini, dengan pemprograman inkremental,
sinyal yang berkaitan dengan perintah posisi cukup diganti dari tanda +
menjadi tanda -. Tidak ada perhitungan baru yang diperlukan untuk posisi
tersebut. Prosedur demikian di dalam sistem absolut memerlukan suatu
pilihan variabel dari titik nol yang kurang praktis, dan oleh karena itu
pemprograman penuh dari komponen diperlukan. Pada umumnya sistem
CNC modern mengizinkan penerapan metoda pemprograman inkremental
dan absolut. Meskipun di dalam suatu program komponen khusus, metoda
tersebut dapat diganti, Instruksi terakhir selalu diprogram dalam metoda
absolut untuk memastikan pengembalian posisi alat potong ke titik awal.

2.6.3 Blok Format Pemprograman, Fungsi Kerja (G), dan Fungsi Miscellaneous (M).
Bentuk format pemprograman dibuat sistematis, sehingga mudah dikuasai,
dikontrol, dan diedit program CNC, seperti disajikan dalam format berikut ini:
Format lembar pemprograman mesin Bubut CNC unit Didaktik

11
Ke dalam lembar pemprograman inilah di masukkan / dituliskan semua data
untuk pengerjaan benda kerja.. Masing-masing, N, G, M, X Y, Z, I, J, K, F, K, L, T,
dan H merupakan alamat data program.
a). Alamat N (N Address)
Alamat N adalah pengalamatan nomor blok yang di mulai dari 00 sampai
dengan 221, jadi ada 222 blok program CNC yang dapat dimuat dalam kontrol
mesin, penulisannya N00, N01, N02, ..., N221 Kombinasi alamat dengan huruf ,
misalnya N15 disebut dengan kata (Word). Jadi kata adalah gabungan antara huruf
dan kombinasi angka.
b). Alamat G (G Address)
Alamat G berfungsi sebagai bahasa perintah ke pada mesin CNC untuk
melakukan suatu gerakan yang dikehendaki oleh programer. Fungsi kerja ini
ditetapkan berdasarkan DIN 66025 dan ISO Alamat G ini boleh diisi dengan angka
mulai dari 00 s.d. 95, lihat tabel berikut.

12
Tabel 2.6.1 Fungsi Kerja G (Preparatory Function)

13
14
Tabel 2.6.3 Fungsi Bantu M (Miscelaneous Function)

15
2.7 Menyetel Pahat dan Benda kerja
2.7.1 Menyetel pahat
a. Pasang semua pahat yang akan diukur harga selisih panjang (offsetnya).
Biasanya pahat yang dipasang adalah T1 pahat rata pengasaran, T2 pahat rata
untuk finishing, T3 pahat alur, dan T4 pahat ulir. Dari semua pahat tersebut
pahat T1 digunakan sebagai pahat referensi (T1X=0 dan T1Z=0). Posisikan
pahat T1 untuk penyayatan
b. Pasang benda kerja dan putar spindel dengan kecepatan yang sesuai (misal 800
rpm)
c. Pilih gerak makan yang tepat, kemudian geser pahat pada titik/posisi tertentu
pada benda kerja dan hentikan gerakan ketika pahat berada pada titik seting
tersebut
d. Tekan ENTER, sehingga pada layar muncul nomer pahat (T1) dan nomer
offset, kemudian tekan tombol RUNNING dua kali. Sistem akan mencatat posisi
koordinat sebagai titik referensi untuk seting pahat
e. Tekan ENTER , kemudian INPUT, sehingga sistem CNC mencatat harga offset
pahat T1
f. Geser pahat (pada mode JOG) pada posisi yang aman untuk melakukan ganti
pahat, kemudian lakukan ganti pahat untuk pahat T2 6
g. Ulangi langkah b,c, dan e. Lakukan lagi langkah tersebut untuk pahat T3, dan
T4. Catatan
 Apabila menggunakan alat optik untuk melakukannya, spindel tidak usah
diputar
 Data offset pahat akan dicatat secara otomatis oleh sistem. Tekan mode
OFFSET untuk melihatnya
 Hasil pengukuran offset pahat harus dicek satu persatu secara teliti, dengan
cara memerintah pahat menuju koordinat tertentu (lihat subab E nomer 8 di atas)

2.7.2 Setting Benda Kerja


1. Pasang benda kerja (diketahui diameternya, misalnya diameter 50 mm)

16
2. Pilih pahat (pasang pahat) untuk melakukan seting (misalnya pahat rata kiri
sebagai T1)
3. Tekan tombol JOG
4. Putar spindel dengan menekan tombol putaran spindel (pilih putaran yang
sesuai posisi pahat putar kanan atau putar kiri)
5. Geser pahat sehingga menyentuh bagian diameter benda kerja, kemudian
tekan tekan tombol I untuk posisi sumbu X, tulis diameter benda kerja yang
disentuh (misal 50), ENTER. Pada layar akan tertulis posisi X 50.000 T1X,
yang artinya pahat pada diameter 50 mm dan pahat yang dipilih pahat nomor
1.
6. Geser pahat pada bidang di ujung benda kerja, dan sentuhkan pahat pada
permukaan rata, kemudian tekan tombol K untuk posisi sumbu Z, tulis 0, lalu
ENTER. Kemudian pada layar akan tertera Z 0000.000 T1X, yang berarti
pada posisi pahat 1 tersebut harga sumbu Z nol.
7. Jauhkan pahat dari benda kerja, dan matikan putaran spindel.
8. Apabila kita ingin menjauhkan pahat pada koordinat tertentu, misalnya X60
dan Z5, maka pada mode operasi JOG, ditulis X60, ENTER, CYCLE
STRAT, maka pahat bergerak menuju X60Ketik Z5, ENTER, CYCLE
START, maka pahat akan bergerak menuju Z5

9. Posisi ini kita catat, nanti untuk memulai menulis program CNC ditulis
G50X60Z5.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan belajar merupakan aktifitas belajar yang harus dilaksanakan siswa sebagai
pelajar dan guru sebagai pembimbing. Untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran Teknik
Pemesinan CNC, (menyetel alat potong, menyusun program CNC, mengoperasikan mesin CNC),
Buku teks bahan ajar ini dibagi ke dalam beberapa kegiatan belajar. Setelah mempelajari semua
kegiatan belajar, siswa harus memiliki keterampilan sikap, pengetahuan, dan psikomotorik sesuai
dengan tutuntutan yang diharapkan dalam kurikulum 2013.

3.2 Saran
Penulis membaeri saran kepada pembaca untuk senantiasa memerhatikan keselamatan
dalam mengoperasikan mesin CNC. Tidak lupa, penulis juga menghimbau untuk lebih teliti
dalam pembuatan program baik manual maupun menggunakan CAM (Computer Aided
Machine).

18
DAFTAR PUSTAKA

Gibbs David & Crandel M. Thomas, Dasar-Dasar Teknik dan Pemrograman CNC, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset, 1991, Bandung
Directorat pembinaan SMK, TEKNIK PEMESINAN CNC DASAR KELAS XII – SEMESTER
5, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, Jakarta.
Rahdiyanta Dwi, (2019), MATERI PPM SETTING BENDA KERJA DAN PAHAT PADA
MESIN CNC TIPE INDUSTRI
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pengabdian/setting-benda-kerja-dan-pahat-
pada-mesin-cnc-type-industri.pdf, FT-UNY.

19

Anda mungkin juga menyukai