Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Kayu yang
diampu oleh :
Dr. Dedi Suryadi, M.Pd.

Oleh :
Sinta Sintia 1600522
M. Faj’al Ayyubi 1602381
Annisa Putri Aldawiyah 1602023
Filki Bilkisthi 1600205
Reriskiawati Anggraeni 1603938
M. Zandy Prianggono 1603809

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah
Swt yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan
Praktik Kayu ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Kayu
di Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penulisan laporan ini, banyak pihak
yang telah membantu penyusun. Untuk itu penyusun tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Dr. Dedi Suryadi, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Praktik Kayu;
3. Orang tua beserta keluarga penyusun yang telah memberikan dukungan moral
serta materi; dan
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini.
Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan
yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih
memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.

Bandung, 4 Januari 2018

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 3
2.1 Kayu ......................................................................................................... 3
2.2 Penyimpanan Kayu ................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Kayu ....................................................................................... 5
Pendek ............................................................................................................. 6
2.4 Bangun Kayu ............................................................................................ 6
2.5 Keuntungan dan Kerugian Kayu .............................................................. 8
2.6 Berat Jenis dan Kelas Kuat Kayu ............................................................. 8
KELAS KUAT.................................................................................................................... 9
2.7 Perkakas pada Praktik Kayu ..................................................................... 9
2.8 Alat Keselamatan Kerja.......................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 18
3.1 Pembuatan Sambungan .......................................................................... 18
3.1.1 Sambungan Bibir Miring Berkait .................................................... 19
3.1.2 Pen dan Lubang ............................................................................... 21
3.3 Pembuatan Furniture .............................................................................. 22
3.4 Proses Pembuatan Furniture Rak Buku .................................................. 27
3.5 Pembuatan Kusen Pintu.......................................................................... 27
3.5 Pembuatan Daun Pintu ........................................................................... 30
3.6 Pembuatan Baluster ................................................................................ 34
BAB IV SARAN DAN KESIMPULAN .......................................................................... 35
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 35
4.1 Saran ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penampang melintang kayu .................................................................3


Gambar 3.1 Model rangka kuda-kuda kayu ...........................................................12
Gambar 3.2 Arah gaya batang di titik buhul A ......................................................28
Gambar 3.3 Arah gaya batang di titik buhul D ......................................................29
Gambar 3.4 Arah gaya batang di titik buhul E.......................................................30
Gambar 3.5 Arah gaya batang di titik buhul C ......................................................31
Gambar 3.6 Arah gaya batang di titik buhul F .......................................................32

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelas Berdasarkan Keawetan...................................................................3


Tabel 2.2 Kelas Berdasarkan Berat ........................................................................12
Tabel 2.3 Tegangan yang diizinkan untuk kayu mutu A .......................................28

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kayu merupakan tumbuhan alam yang disekitar kita, baik kayu yang
berkualitas baik, maupun kualitas sembarangan. Terlebih-lebih di Indonesia yang
merupakan Negara penghasil kayu yang sangat besar. Oleh karena itu pemakaian
kayu untuk konstruksi bangunan dan furniture jika ditinjau dari segi ekonominya
sangat menguntungkan. Dalam konstruksi jembatan, gedung, bendungan dan lain-
lain perlu diperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut bagaimana mengetahui
letak yang baik dan cocok dengan rencana yang diinginkan, serta bagaimana cara
mendapatkan hasil yang maksimal.Untuk itu diperlukan ilmu yang mempelajari
tentang praktik kayu serta mengerti akan konstruksi kayu tersebut. Maka dari itu
diperlukan latihan-latihan tentang konstruksi kayu.

Kayu yang kita dapati dihutan terutama di Indonesia sangat menunjukkan


kualitas dan kuantitas yang bermutu. Bahan konstruksi ini banyak digunakan karena
mempunyai kekuatan yang tinggi. Mengingat jumlah kayu yang banyak di Negara
kita, ada baiknya kita menghasilkan kontruksi yang baru dengan mutu yang tinggi.
Oleh karena itu, kita harus menguasai teknik-teknik pengolahan kayu tersebut
dengan baik dan benar. Dalam pelaksanaan kontruksi kayu digunakan mesin-mesin
kayu sehingga pelaksanaan cepat.

1.2 Perumusan Masalah

Beberapa hal yang akan diulas dalam paper ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara membuat sambungan bibir miring berkait
2. Bagamana cara membuat sambungan lubang dan pen
3. Bagaimana cara membuat sambungan ekor burung
4. Bagaimana cara membuat furniture sederhana
5. Bagaimana cara membuat kusen
6. Bagaimana cara membuat daun pintu
7. Bagaimana cara membuat baluster

1
2

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adanya paper ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca


mengenai berbagai macam perkakas praktik kayu dan alat keselamatan kerja
yang mendukung praktik kayu. Sedangkan manfaat paper ini adalah menambah
informasi kepada pembaca mengenai berbagai macam perkakas dan alat
keselamatan kerja praktik kayu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kayu
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan
teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh
bahan-bahan lain. Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari
tumbuhan dalam alam. Dewasa ini kayu masih banyak digunakan orang untuk
berbagai macam keperluan, seperti untuk pembuatan konstruksi bangunan dan
perlengkapan alat-alat rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstruksi banyak
didapat dari tumbuhan atau yang berada di beberapa hutan luas yang ada di
Indonesia. Kayu banyak digunakan karena mempunyai kekuatan yang tinggi dan
bobotnya rendah, mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh : listrik
(isolasi), kimia, dengan mudah dapat dikerjakan, harganya relatif murah, bila ada
kerusakan dapat dengan mudah diganti dan bisa diperoleh dengan waktu yang
singkat. Disamping hal-hal tersebut, sifat lain dari kayu adalah pada pembebanan
tekan biasanya bersifat elatis sampai batas-batas tertentu dan bila kayu terawat
dengan baik akan tahan lama (awet). Meskipun elastis, dengan pembebanan tertentu
yang berjangka lama pada suatu balok akan terjadi suatu lendutan yang cukup besar.
Penilaian dan perbandingan teknis daripada kayu dengan bahan-bahan
konstruksi lain dapat dicapai dengan meninjau satu demi satu anggapan-anggapan
yang baisa diambil dalam perhitungan konstruksi, yaitu mengenai:
a. Serba kesamaan (homogenitas)
Kayu yang terdiri dari serat-serat, tentu saja tidak dapat disebut homogen seperti
baja, namun didalam praktek teknik konstruksi, kayu masih dapat dianggap
seabagai bahan yang homogen, tetapi cukup jelas bahwa adanya cacat perlu
diperhatikan dan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan-perhitungan
yang lazim.
b. Hukum Hooke
Hukum Hooke berlaku untuk kayu sampai suatu batas yang biasa kita kenal
sebagai batas proposional. Dari penyelidikan-penyelidikan ternyata pada

3
4

pembebanan tekan, batas proporsional dicapai pada 75% daripada tegangan


patah, jadi ditinjau dari aspek ini, kayu lebih menguntungkan.
c. Elastisitas
Pada pembebanan tekan biasanya kayu bersifat elastis sampai batas
proporsional. Terhadap tarikan, sifat-sifat elastisitas pada kayu tergantung dari
keadaan lengas; kayu kerintg memperlihatkan batas elastisitas yang agak
rendah, sedangkan dalam kayu dengan kadar lengas tinggi terdapat perubahan
bentuk yang permanen pada beban-beban yang kecil pun.
1. Modulus kenyal dalam tarikan dan tekanan
Kekuatan tarik kayu yang lebih tinggi daripada kekuatan tekan yaitu yang satu
angka-angka 2 hingga 2,5 kali lebih besar dan yang lain angka-angka yang 2,5
hingga 3 lebih besar.
d. Hipotesa Bernoulli dalam balok terlentur
Hipotesa Bernoulli, atau anggapan bahwa dalam balok terlentur tampang-
tampang tetap rata atau mempermudah perhitungan balok terlentur tetapi
sebetulnya penyelidikan-penyelidikan memperlihatkan penyimpangan dari
linieritas itu.
e. Isotropi
Untuk keperluan-keperluan praktis, kayu dapat dianggap ortotropis, artinya
mempunyai tiga bidang simetri elastis yang tegak lurus satu pada yang lain yaitu
longitudinal, tangensial dan radial, dimana sumbu longitudinal adalah sejajar
serat-serat, sumbu tangensial adalah garis singgung cincin-cincin pertumbuhan
dan sumbu radial adalah tegak lurus pada cincin-cincin pertumbuhan.

2.2 Penyimpanan Kayu


Penyimpanan kayu disini berarti penumpukkan kayu, kayu harus
ditumpuk/disusun yang baik agar kayu tetap dalam keadaan baik, bebas dari
serangga perusak kayu dan serangga jamur.
A. Syarat-syarat penumpukkan kayu yang baik, adalah sebagai berikut :
1. Tempat harus rata/datar, bebas dari genangan air
2. Sumber penyakit dan hama harus dihilangkan
5

3. Jarak timbunan dari lantai dianjurkan setinggi ± 50 cm untuk ruang kosong


sirkulasi udara
4. Terlindung dari hujan dan terdapat sirkulasi udara
5. Antara tumpukkan yang satu dengan yang lain harus ada ruang yang cukup
untuk sirkulasi udara dan untuk memudahkan pada waktu pengambilan dan
penumpukkan.
6. Tinggi penyusunan dianjurkan jangan terlalu tinggi ± 3 meter.
7. Papan/balok disusun dengan menggunakan kayu ganjel/lat (sticker). Ganjel
harus dibuat dari kayu yang sehat (bebas cacat), keadaan kering, bentuk
persegi dan seragam.
8. Untuk papan yang sudah kering, ganjel (sticker) boleh dipasang pada setiap
8 (delapan) tumpuk papan. Ukuran ganjel (sticker) ditunjukkan pada Tabel
2.1.
9. Antara kayu/papan yang satu dengan yang lainnya pada suatu tumpukkan
harus diberi jarak antara 2 – 5 cm.

B. Cara penyusunan/penumpukkan kayu.


Ada 2 (dua) cara penumpukkan/penyusunan kayu, adalah sebagai berikut :
1. Cara Vertikal, cara ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Penumpukkan Silang
b. Penumpukkan Sandar.
2. Cara Horisontal, cara ini dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu :
a. Penumpukkan sejajar c. Penumpukkan bersilang (zig-zag)
b. Penumpukkan persegi d. Penumpukkan segi tiga

2.3 Klasifikasi Kayu


1. Kelas berdasarkan keawetan
Tabel 2.1 Kelas Berdasarkan Keawetan

KELAS AWET I II III IV V

a. Selalu berhubungan Sangat Sangat


8 tahun 5 tahun 3 tahun
dengan tanah lembab pendek pendek
b. Hanya terbuka terhadap 20 15 10 Beberapa Sangat
angin dan iklim tetapi tahun tahun tahun tahun pendek
6

dilindungi terhadap air dan


kelemasan.
c. Di bawah atap tidak terkena
dengan tanah lembab dan Tak Tak Sangat Beberapa
Pendek
dilindungi terhadap terbatas terbatas lama tahun
kelemasan
d. seperti c, tetapi terpelihara Tak Tak Tak 20
20 tahun
dengan baik, dicat terbatas terbatas terbatas tahun
Serangan oleh rayap Agak Sangat Sangat
Tidak Jarang
cepat cepat cepat
Serangan oleh bubuk kayu Hampir Sangat
Tidak Tidak Cepat
kering tidak cepat
2. Kelas berdasarkan kekuatan atau kelas kuat
kelas kuat ditentukan oleh :
a. berat jenis kering udara kayu tersebut
b. keteguhan lentur mutlak kayu tersebut
c. keteguhan tekan mutlak kayu tersebut
3. Kelas berdasarkan berat kayu atau kelas berat
Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu benda
ditentukan oleh massa dan volume tertentu.
Tabel 2.2 Kelas berdasarkan berat
Kelas berat Kelas berat
a. sangat berat lebih berat dari 0,90

b. berat 0,75 – 0,90


c. agak berat 0,69 – 0,75

d. ringan lebih kecil dari 0,65

2.4 Bangun Kayu


Kayu tersusun oleh sel-sel yang memiliki type bermacam-macam. Selama
masih hidup sel-sel ini akan berkembang biak menjadi banyak. Makin tua umur
kayu, dinding sel semakin tebal dan lambat laun membentuk serat-serat kayu.
Diantara gabungan bangunan sel tersebut terdapat lubang-lubang kecil yang biasa
7

kita kenal dengan nama pori-pori. Pada bagian melintang dari bagian batang atau
dahan kayu akan terlihat bagian-bagian sebagai berikut :

Kulit Luar
Kayu Gubal

Kulit Dalam
Lingkaran Tahun

Kambium

Garis Teras Hati (Galih)

Kayu Teras

Gambar 1.1 Penampang melintang kayu

Penjelasan:
1. Kulit luar : lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi
sebagai kulit pelindung.
2. Kulit dalam : lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat
basah dan lunak berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian-
bagian lainnya.
3. Kambium : lapisan yang berada di bagian dalam kulit dalam dan bagian ini ke
arah luar menghasilkan sel-sel jangat (kulit) serta ke dalam menambah sel-sel
kayu.
4. Kayu gubal : bagian ini warnanya keputih-putihan, berfungsi sebagai
pengangkut air berikut zat bahan makanan dari tanah ke daun-daun. Kayu gubal
ini lambat laun akan menjadi kayu yang teras.
5. Kayu teras : warna kayunya agak tua dari kayu gubal dan mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi sehingga merupakan penumpu bagi berdirinya pohon.
6. Lingkaran tahun : biasanya juga disebut gelang-gelang tahunan yang dapat
menunjukkan umur dari pohon.
7. Hati (galih) : bagian ini berada paling dalam yang memilki umur yang paling
tua dibandingkan dengan lapisan-lapisan yang lainnya, karena hati ini ada sejak
permulaan kayu itu tumbuh.
8

8. Garis teras : jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu
pengeringan yang tidak teratur.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Kayu


Keuntungan dari kayu:

1. Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya


dengan menanam kembali (Reboisasi).
2. Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan
kegunaannya serta harga yang relatif murah.
3. Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
4. Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang
keras) cukup tinggi/baik.
5. Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga
mempnyai nilai dekoratif yang indah/baik.
6. Kedap suara.

Kerugian dari kayu:


1. Kayu memiliki sifat kurang homogen dengan cacat-cacat alam seperti
arah serat yang berbentuk menampang, spiral, dan diagonal, mata kayu,
dan sebagainya.
2. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan-keadaan tertentu.
3. Kayu dapat memuai dan menyusut dalam perubahan-perubahan
kelembaban dan meskipun tetap elastis.
4. Pada pembebanan berjangka lama sesuatu balok, akan terdapat lendutan
yang relatif besar.

2.6 Berat Jenis dan Kelas Kuat Kayu


Berat jenis kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaaan kering
udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering udara. Berat
jenis menentukan kekuatan kayu. Selain berat jenis kekuatan kayu ditentukan oleh
mutu kayu. Mutu kayu ada dua macam, yaitu mutu A dan mutu B.
9

Tabel 2.3 Tegangan yang diizinkan untuk kayu mutu A


KELAS KUAT
Jati (Tectona Grandis)
I II III IV V
lt (kg\cm²) 150 100 75 50 - 130
tkII (kg\cm²) 130 85 60 45 - 110
tk(kg\cm²) 40 25 45 10 - 30
 II (kg\cm²) 20 12 8 5 - 15

Untuk kayu bermutu B angka-angka diatas dikalikan dengan factor reduksi 0,75.
Apabila diketahui berat jenis kayu, maka tegangan ijin kayu mutu A dapat dihitung
dengan rumus pada daftar IIb PKKI 1961,sbb :
σlt = 170.g (kg/cm2)
σds// = σtr // = 150.g (kg/cm2)
σtk┴ = 40.g (kg/cm2)
τ // = 20.g (kg/cm2)
Keterangan :
σlt = Tegangan izin untuk lentur
σtr // = Tegangan izin sejajar serat untuk tarik
σtk┴ = Tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan
τ // = Tegangan izin sejajar serat untuk geser
g = berat jenis kering udara.

2.7 Perkakas pada Praktik Kayu

 Mistar

Gambar 2.1.1 Mistar


10

Mistar terdiri dari mistar kayu dan mistar baja yang berfungsi untuk
menentukan ukuran benda kerja. Diperdagangan mistar ini umumnya terdiri
dari beberapa ukuran mulai dari 30 cm hingga 200 cm. Skala ukur yang
tertera pada mistar ini terdiri dari cm

 Rol Meter

Gambar 2.1.2 Roll Meter

Rol meter dipergunakan untuk mengukur benda yang lebih panjang. Pitanya
dibuat dari baja yang tahan lama, bila tidak terpakai pitanya tersimpan dalam
kotaknya. Ukurannya terdiri dari mm, cm, dan atau dalam inchi. Pita ukur
ini mempunyai sebuah ujung geser, gunanya untuk pengukuran sebelah
dalam dan luar bendan kerja.

 Siku

Gambar 2.1.2 Siku

Alat ini berfungsi untuk :


 Mengontrol kesikuan pada benda kerja.
 Menggaris tegak lurus atau memberi tanda. Biasanya daun dan
badannya terbuat dari baja atau kayu dan baja. Sudut yang benar antara
keduanya sebesar 90 derajat. Disebabkan badannya lebih tebal dan
11

lebih berat daripada daunnya, maka badan harus dipegang erat pada tepi
benda kerja.

 Perusut

Gambar 2.1.3 Perusut

Alat ini berfungsi untuk menggambar atau memberi tanda pada sambungan
lubang dan pen serta tebal maupun lebar kayu. Apabila menyetel sebuah alat
gores kayu, maka sekrup atau bajinya dikendorkan, dan bloknya digeser
berjarak yang diperlukan taji.

 Gergaji Belah dan Potong

Gambar 2.1.4 Gergaji Belah dan Potong

Pada umumnya gergaji belah mempunyai kemiringan sudut gigi 60º.


Gergaji belah berguna untuk membelah kayu sejajar dengan serat kayu.
Sedangkan gergaji potong memiliki kemiringan sudut 45º , yang biasa
digunakan untuk memotong kayu.

Gunanya: Untuk membelah kayu sejajar dengan serat kayu.


12

 Mesin Gergaji Belah

Gambar 2.1.5 Mesin Gergaji Belah

Mesin ini bekerja dengan sebuah mata pisau berbentuk lingkaran yang
bekerja dalam poros. Mesin ini akan berputar otomatis dengan sebuah sabuk
berjalan yang akan menghantarkan kayu untuk melewati pisau. Mesin
gergaji ini digunakan untuk membelah kayu log atau papan kayu yang lebar.

 Mesin Gergaji Potong

Gambar 2.1.6 Mesin Gergaji Potong

Cara kerja mesin ini adalah menggunakan pisau berbentuk pita yang elastis
dan bisa Anda atur sudut potongnya dengan fleksibel. Gergaji ini dapat
digunakan untuk membuat bentuk khusus serprti potongan lurus, sudut,
miring, lengkung dan sebagainya.
13

 Ketam Kayu

Gambar 2.1.7 Mesin Ketam Kayu

Mesin serut ini berfungsi untuk menghaluskan satu sisi dari sisi-sisi yang
ada di sebuah kayu seperti mesin serut manual. Untuk mempercepat proses
tersebut, ada mesin ketam / serut dengan fungsi dan kemampuan kerja yang
lebih baik. Mesin ketam ini memiliki 4 mata kikir dan bisa menghaluskan 4
sisi kayu sekaligus dengan tingkat kehalusan yang mendekati hasil amplas.

 Mesin Bor (Drilling)

Gambar 2.1.8 Mesin Bor

Mesin bor termasuk mesin kayu konvensional yang sudah ada sejak lama.
Fungsi dari mesin bor adalah membuat lubang sekrup, dowel, atau pen.
14

 Mesin Profil Kayu

Gambar 2.1.9 Mesin Profil Kayu

Mesin ini bekerja dengan membentuk profil pada sisi samping kayu. Untuk
proses penggarapannya, menggunakan mata pisau perporos vertikal yang
akan mengiris dari samping. Biasanya mesin ini masuk ke bagian mesin
untuk finishing.

 Mesin Router Kayu

Gambar 2.1.10 Mesin Router Kayu

Router bekerja menyerupai mesin bor. Bedanya, mesin ini memiliki mata
pisau yang berbeda sehingga biasa digunakan sebagai peralatan bantu untuk
membentu alur dan ulir pada kayu. Mesin router biasanya memiliki
kecepatan lebih tinggi dari mata bor. Hanya saja untuk masalah tingkat
ketajaman, mesin router lebih rendah dari mata bor.
15

 Mesin Amplas Kayu

Gambar 2.1.11 Mesin Amplas Kayu

Mesin amplas akan menghaluskan kayu hingga menghasilkan kayu tanpa


serat sama sekali pada permukaannya.
Mesin ini juga menggunakan kertas amplas seperti biasanya, hanya ia
bekerja lebih cepat dari tenaga manusia.

2.8 Alat Keselamatan Kerja

 Baju Praktik

Gambar 2.3.1 Baju Praktik

Baju praktik berfungsi sebagai pelindung badan dari debu dan kotoran yang
dihasilkan selama melakukan praktik. Tak hanya itu, dengan menggunakan
baju praktik pun dapat melindungi goresan apabila terjadi kecelakaan kerja
sehingga tak langsung mengenai badan.
16

 Kacamata Pelindung

Gambar 2.3.2 Kacamata Pelindung

Menggunakan kacamatapelindung dapat melindungi mata dari serpihan


kayu yang dihasilkan saat pemotongan, pembelahan, penghalusan, dan lain
sebagainya. Lensa dari kacamata pelindung mampu menahan serpihan agar
tidak masuk ke dalam mata sata melakukan praktik.

 Masker

Gambar 2.3.3 Masker

Memakai masker dapat melindungi saluran pernapasan sepanjang praktik


dilakukan. Sebab dikhawatirkan saat praktik serbuk kayu dapat terhirup jika
tidak menggunakan masker.
17

 Sarung Tangan

Gambar 2.3.4 Steel Gloves Woodworking

Peralatan yang serba tajam dan dikhawatirkan melukai tangan jika


tidak berhati-hati menggunakannya. Maka, sebagai antisipasi dari hal
tersebut pemakaian sarung tangan sangat dianjurkan. Terutama dengan
sarung tangan yang dilapisi baja, sebab sarung tangan yang dilapisi baja
sangat tahan dengan benda tajam seperti mata pisau.
18

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembuatan Sambungan


K3
1. Gunakan Jas Lab atau pakaian kerja saat di bengkel atau di lab.
2. Gunakan Masker menghindari banyaknya debu yang masuk.
3. Gunakan Sarung Tangan menghindari tangan agar tidak terluka atau
terkena zat kimia.
4. Gunakan Sepatu yang tertutup dan beralas karet.
5. Gunakan dengan optimal pengaman yang ada pada alat kerja.
6. Tersedianya meja kerja dan tempat untuk menaruh alat-alat kerja.
7. Pastikan saat melakukan praktek dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,
tidak lapar atau mengantuk.
8. Jangan bersenda gurau saat melakukan pekerjaan.
9. Bekerja sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah kerja yang terdapat
pada lembar kerja
10. Berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang dilakukan
11. Periksa setiap peralatan apakah sudah terpasang dengan baik dan benar
12. Periksa setiap ketajaman alat-alat yang akan dipakai , lakukan pengasahan
jika alat yang dipakai dalam keadaan tumpul
13. Keluarkan peralatan yang diperlukan saja dari kotak alat agar tidak
mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan
14. Tempatkan peralatan yang tidak dipakai pada mundam
15. Pada saat istirahat , masukkan semua alat kedalam mundam
16. Pergunakan peralatan seseuai dengan fungsinya masing-masing
17. Gunakan selalu perlengkapan kerja yang disarankan
18. Jika ragu dengan menggunakan peralatan, mintalah petunjuk atau
bimbingan instruktur kerja kayu

18
19

3.1.1 Sambungan Bibir Miring Berkait


ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Gergaji kayu
2. Penggaris siku
3. Kikir (untuk gergaji)
4. Pahat
5. Ketam portable (untuk menghaluskan, bila tidak ada dapat di
haluskan dengan pahat saat finishing)
6. Kampak
7. Batu asah
8. Wadah untuk air
9. Pensil

BAHAN :
1. Balok Kayu Ukuran 10/5 cm dengan panjang 40cm
2. Air Secukupnya (untuk mengasah)

LANGKAH KERJA (untuk 2 x pertemuan)


a. Persiapan:
1. Bersihkan meja kerja.
2. Buat perencanaan kerja (briefing) selama ± 15 menit.
3. Ambil dan cek kembali alat-alat yang akan digunakan.
4. Tajam kan alat yang akan digunakan (gergaji, pahat, dan
kampak) selama ± 15 menit .
5. Pilih dan ambil kayu yang akan digunakan dengan ukuran yang
sesuai. Pilih lah kayu yang baik.
b. Pembuatan sambungan gigi pada kayu :
1. Kayu yang telah dipilih di potong dengan gergaji tangan
sepanjang 40 cm. Kemudian di ketam dengan menggunakan
mesin ketam portable.
2. Kemudian potong kayu menjadi dua bagian yang sama (masing-
masing 20 cm)
20

3. Kemudian kayu tersebut dipotong dengan gergaji, gunakan


penggaris siku untuk melihat kesikuannya.
4. Buat lah pola pada sisi depan dan belakang kayu sesuai gambar
kerja. (untuk memudah kan gunakan contoh gambar di kertas lalu
dijiplak ke kayu, agar ukuran sama di kedua sisi). Lakukan pada
kedua buah potongan kayu.
5. Potong dengan menggunakan gergaji, untuk membuang bagian
yang tidak di perlukan. Buat lah coakan dengan menggunakan
pahat sesuai dengan gambar kerja.
Finishing :
Rapihkan pahatan agar 2 buah potong kayu dapat saling berkaitan.

Gambar 3.1 Sketsa sambungan bibir miring berkait


21

3.1.2 Pen dan Lubang


ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Gergaji kayu
2. Penggaris siku
3. Kikir (untuk gergaji)
4. Pahat
5. Ketam portable (untuk menghaluskan, bila tidak ada dapat di
haluskan dengan pahat saat finishing)
6. Kampak
7. Batu asah
8. Wadah untuk air
9. Pensil
BAHAN :
1. Balok Kayu Ukuran 10/5 cm dengan panjang 40cm (Balok yang telah
digunakan untuk membuat sambungan bibir miring berkait)
2. Air Secukupnya (untuk mengasah)
LANGKAH KERJA ( Pertemuan ke-2)
Apabila menginginkan sambungan sudut tanpa panjang lebih, sebaiknya
di buat 'Lidah pen' yang akan membantu mengurangi perubahan bentuk
sambungan karena penyusutan kayu. Panjang dan tebal lidah pen sebaiknya
1/3 dari ketebalan komponen kayu yang berfungsi sebagai lubang. Panjang
lidah pen juga perlu dikurangi sebesar 2 mm untuk tempat lem pada waktu
assembling.
Langkah kerja dalam membuat sanbungan pen dan lubang dengan benar
adalah :
1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan Periksa ujung-ujung kayu
dengan siku-siku baja, jika belum siku lakukan pemotongan sehingga
didapat kesikuan antara kelapa kayu terhadap sisi kayu.
2. Pada kayu untuk tiang, ukur dari kepala kayu sepanjang 10 cm, kemudian
selebar kayu (5,5 cm).
3. Beri tanda. Dengan menggunakan siku-siku dan pensil, lukiskan tanda
tersebut menjadi garis.
22

4. Selanjutnya atur panjang perusut ganda, rapatkan perusut pada sisi kayu,
goreskan mata perusut ke sisi tebal kayu yang telah digaris, pengoresan
dilakukan sepanjang dua garis pensil tadi.
5. Untuk kayu ambang, ukur dari kepala kayu sepanjang ½ lebar kayu. Beri
tanda. Lukis tanda tersebut menjadi garis dengan pensil, disikukan
kerhadap sisi lebar kayu.
6. Lakukan penyikuan terhadap sisi tebal yang lain. Goreskan perusut yang
telah diatur dari garis ke ujung kaju, lakukan pada sisi tebal yang lain.
7. Selanjutnya penggoresan pada kepala kayu. Gambar kerja meja dan detail
sambungan pen dan lubang pelukisan pada kayu untuk tiang pelukisan pada
kayu untuk ambang.

Gambar 3.2 Sketsa lubang dan pen

3.3 Pembuatan Furniture


A. Alat dan Bahan Pembuatan Furniture Rak Buku

Gambar 3.3 Hasil Rencana Pembuatan Furniture


Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan furniture rak buku yaitu :
1. Gergaji
23

Gambar 3.4 Gergaji


Gergaji ini digunakan untuk membelah dan memotong kayu yang
dipakai untuk pembuatan furniture rak buku.
2. Mesin Pemotong Kayu

Gambar 3.5 Mesin Pemotong


Agar memudahkan proses pengerjaan maka digunakan mesin
pemotong kayu, pemotongan kayu pada mesin biasanya memiliki
keakuratan yang cukup tinggi dari pada dengan pemotongan manual.
3. Mesin penghalus

Gambar 3.6 mesin penghalus kayu


Sebelum kayu di jadikan bahan furniture kayu harus terlebih dahulu di
haluskan permukaannya, agar ketika di finishing rapi dan memiliki nilai
estetika yang tinggi.
24

4. Pensil

Gambar 3.7 pensil


Pensil digunakan untuk menandai ukuran kayu yang akan dipakai,
sehingga kayu yang tidak terpakai harus dipotong terlebih dahulu.
5. Penggaris siku

Gambar 3.8 penggaris siku


Penggaris siku membantu pekerja untuk membuat kesikuan yang
akurat. Karena suatu furniture akan terlihat indah dan rapi apabila ukuran
dan kesikuannya juga sesuai aturan.

6. Meteran

Gambar 3.9 meteran


Meteran digunakan untuk mengukur panjang, lebar kayu yang akan
digunakan untuk pembuatan furniture.
25

7. Kuas

Gambar 3.10 kuas


Kuas digunakan untuk mengecat furniture atau bisa juga menggunakan
mesin penyemprot.
8. Amplas

Gambar 3.11 Amplas


Amplas digunakan untuk menghaluskan furniture setelah proses
pembuatan sehingga permukaan furniture rapi.

9. Kikir

Gambar 3.12 Kikir


Kikir digunakan untuk menghaluskan bagian-bagian pada kayu yang
dilakukan secara manual.

10. Sekrup dan alat bor


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan furniture rak buku
yaitu :
26

1. Multiplek (plywood) ukuran tebal 15 mm 2 lembar

Gambar 3.13 Multiplek


Plywood/multipleks memiliki kualitas lebih baik dibanding jenis kayu
olahan lainnya. Tekstur lapisan kayunya lebih rapat, sehingga memiliki
kekuatan yang lebih baik dan daya tahan terhadap air lebih kuat .
2. Cat dempul

Gambar 3.14 Dempul


Dempul ini berfungsi untuk memperhalus permukaan multiplek yang
digunakan, serta untuk menutupi lubang-lubang skrup.
3. Tiner, Vernish dan Cat kayu

Gambar 3.15 cat kayu


Tiner berfungsi untuk memcairkan cat, agar tidak terlalu kental pada
saat pemakaian, sedangkan vernish digunakan untuk mengkilapkan
furniture.
27

3.4 Proses Pembuatan Furniture Rak Buku


Adapun tahapan atau proses pembuatan rak buku diantaranya :
1. Siapkan multiplek ukuran 15 mm sebanyak 2 lembar
2. Mulailah mengukur multiplek sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan pensil, meteran, dan penggaris siku. Adapun ukuran yang
kami buat yaitu tinggi 1 kotak rak 30 cm, lebar 30cm, sebanyak 6 kotak
disusun menyerupai anak tangga.
3. Setelah kayu diukur maka, tahapan selanjutnya adalah memotong hasil
penggambaran dengan pensil menggunakan mesin pemotong atau bisa juga
dengan gergaji, namun untuk memperkecil kemungkinan rusak bahan, maka
kami gunakan mesin pemotong.
4. Setelah multiplek-multiplek terpotong menjadi bagian-bagiannya,
selanjutnya mulai untuk membuat lubang sekrup menggunakan alat bor.
Sebelum di sekrup, multiplek-multiplek yang telah dipotong disusun
terlebih dahulu untuk menyamakan ukuran.
5. Mulailah dipasang multipleks satu dengan lainnya sehingga membentuk
pola yang direncanakan.
6. Setelah pembuatan multipleks telah menjadi furniture rak buku, selanjutnya
furniture di beri dempul, untuk memperhalus permukaan.
7. Proses pemberian dempul kira-kira memakan waktu 30 menit hingga kering,
selanjutnya di amplas sampai benar-benar halus dan rata.
8. Setelah itu mulai proses finishing dengan memberi cat yang diaduk terlebih
dahulu dengan tiner, dan pada akhirnya diberi vernish agar permukaan
furiture rak buku mengkilat.

3.5 Pembuatan Kusen Pintu


Peralatan yang digunakan :
1. Mesin gergaji bundar.
2. Mesin ketam perata.
3. Mesin penebal.
4. Mesin pembentuk.
5. Klem F.
6. Meteran
28

7. Pensil
8. Pahat
9. Mistar siku

Bahan yang digunakan :


Kayu ulin 5x7x55cm

Langkah kerja :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata dengan menggunakan mesin
ketam perata.
3. Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila
ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4. Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu
I dengan menggunakan mesin ketam perata.
5. Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan
menggunakan mistar siku-siku.
6. Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penabal dengan
ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
7. Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap
muka kayu II.
8. Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penebal dengan
ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
9. Melukis benda kerja dengan pensil.
10. Memotong dan membelah kayu sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
11. Memasang kusen
29

Gambar 3.16 Sketsa kusen


30

3.5 Pembuatan Daun Pintu


Peralatan yang digunakan :

1. Mesin saw circle / gergaji


2. mesin ketam portable dengan siku. mesin profil
3. palu kayu
4. pahat tusuk , pahat biasa
5. penggaris siku , penggaris biasa
6. meteran
7. apmlas dengan tingkat kekasaran yang cukup
8. paku triplek
9. palu besi / kapak
10. batu asah dan kikir gergaji
11. alat bantu tuis (atk)
12. mesin bor
13. paku kecil

Bahan yang digunakan :


1. Papan kayu kuran 3 x 30 cm
2. lem kayu
3. cat kayu dan fernis kayu

Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, lalu kenakan jas lab.
2. Sebelum memluai kegiatan persiapkan alat-alat yang akan digunakan apabila
ada alat kerja yang tidak tajam, tajamkan terlebih dahulu alat-alat yang tumpul
supaya mengurangi tingkat resiko kehancuran pada bahan yang akan dikerjakan
dan pastikan mesin-mesin portable maupun stasioner bekerja dengan baik
3. Siapkan papan kayu ukuran 3x30cm lalu dibelah sesuai dengan ukuran yang
diinginkan yaitu belah kayu sepanjang 80cm untuk setiap papan dan per
kelompok mendapatkan 2 papan
31

4. Haluskan masing-masing papan dengan mesin ketam portable, pastikan kayu


sudah benar-benar halus dan rata,dengan ketebalan yang sama pada kedua papan
tersebut
5. Jika kayu sudah halus, simpan papan kayu 1nya untuk pembuatan panel
6. Kerjakan papan kayu satunya lagi untuk membuat frame pada panelnya, berikan
garis selebar 5,5cm dan kayu akan mendapatkan 5buah frame dengan dimensi p
x l x t yaitu 80cm x 5,5cm x 3xm
7. Lalu potong kayu yang sudah diberi garis,potong dengan menggunakan mesin
sawcircle/gergaji manual
8. Jika frame sudah terpotong dan terbagi menjadi 5, simpan terlebih dahulu frame
yang sudah dibuat tersebut untuk selanjutnya adalah proses pembuatan panelnya
9. Ambil papan kayu satunya lagi yang sudah diketam sebelumnya,lalu beri garis
pada sisi papan dengan ketebalan 2/3cm beri garis untuk sisi atas dan bawah
pemberian garis bertujuan untuk penanda batas kemiringan pada sisi panel yang
akan dibuat
10. Jika sudah diberi garis pada sisinya lalu papan selanjutnya diketam sisi-sisinya
untuk mempermudah pengetaman pada sisinya, ketam sebelumnya dipasangkan
alat sikunya supaya pada saat diketam alat ketam tidak akan lari dan akan tetap
pada ukurannya, atur lebar ketam ke siku selebar 4.5cm, dan ketam sisi-sisi
papan sedalam 0.5cm,lakukan pada sisi atas dan bawahnya
11. Jika sudah didapatkan semua sisinya sedalam 0.5cm lalu masuk ke proses
kemiringan panelnya, ketam dengan mesin ketam portable dengan sudut
kemiringan yang sama tidak sehingga didapatkan kemiringan yang pas dengan
ukuran yang dibuat sebelumnya dan tetap rata ketebalannya
12. Lakukan hal yang sama terhadap semua sisi-sisi panelnya di sisi bawah dan
atasnya
13. Apabila pembuatan panel sudah selesai lalu masuk ke proses slanjutnya yaitu
pembuatan pen dan lubang untuk frame
14. Ambil kayu yang sudah dibelah 5 sebelumnya lalu beri garis ass pada salah satu
sisinya
15. Jika sudah lakukan 2 proses yang berbeda yaitu mebuat pen dan membuat lubang
1. Pembuatan lubang
32

Ambil garis dari as lalu buat garis selebar 1cm/0.5cm kekiri dan 0.5cm
kekanan ambil garis sepanjang 5.5cm sisakan panjang 1cm dari ujung maka,
lalu lubangi kayu yang sudah dilukis tersebut dengan mesin bor lubangi
sedalam 4cm dan yang ujung dari tepi 1cm dilubangi sedalam 1cm, jadi
diujung lubang sepanjang 1cm dengan kedalam lubang 1cm dan lebar
lubang 1cm dan sisanya yaitu sepanjang 4,5cm dilubangi sedalam 4cm dan
lebar 1cm, lakukan hal yang sama pada kayu satunya jadi yang dibuat
lubang kayu jumlahnya adalah 2buah pada masing-masing kayu ada 2buah
lubang
2. Pembuatan pen
Ambil garis dari ass setebal 1cm 0.5cm kekiri dan 0.5cm kekanan pada sisi-
sisinya ambil garis sepanjang 4cm dari ujung, jika sudah dilukis lalu belah
kayu mengikuti garis yang sudah dibuat maka akan terbentuk pen setebal
1cm dan sepanjang 4cm dari ujung,lalu dibuat lagi pen dengan lebar 1cm
maka akan tebentuk pen sepanjang 4cm dan pada salah satu sisinya dipotong
selebar 1cm dengan panjang 3cm, lakukan hal yang sama terhadap sisi
satunya lagi dan hal yang sama pada kayu satunya lagi maka akan didapat
pen dengan jumlah 2 buah kayu yang dibuat pen
16. Jika sudah dibuat pen dan lubang pada framenya lalu proses slanjutnya adalah
membuat profilnya, ambil mesin profil dan sudah diset ukurannya sehingga
hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan, buat profil dengan ukuran kayu
1,5x1,5cm buat sebanyak 6buah
17. Apabila profil sudah dibuat lalu masuk keproses perakitan
18. Susun semua komponen yang sudah dibuat panel,frame(pen dan lubang), dan
list profil
19. Pasang pen dan lubangnya dan letakkan panel ditengah/diantara frame(pen dan
lubang) kemuadian profil yang sudutnya telah diberi lem letakkan pada disisi
panel, atur jaraknya sehingga list profil berada pada posisi yang diinginkan dan
supaya tidak lepas paku profil dengan menggunakan paku triplek yang ujung
kepalanya sudah dipipihkan, ini bertujuan supaya ketika dipaku profil tidak akan
pecah dan paku dapat masuk kedalam profil sehingga tidak akan terlihat bahwa
ada paku didalamnya,lakukan hal yang sama pada semua sisi panelnya
33

20. Jika semua sudah dirakit lalu masuk kedalam proses finishing,ambil dempul
yang sudah dicairkan dengan tiner dengan kekentalan tertentu, oleskan dempul
dengan menggunakan kuas lalu elap dengan kain sehingga dempul akan merata
kesemua bagian dan akan menutup pori-pori pada kayu,jika ada kayu yang
lubang ambil dempul yang sedikit kental lalu gunakan kape besi untuk menutupi
lubanya hingga tertutup dan rata,lakukan hal ini kesemua komponen panel, lalu
biarkan kering dengan jangka waktu tertentu tergantung pada pemakaian
dempulnya dan bahan dempulnya
21. Jika dempul sudah diperkirakan kering lalu diamplas dengan apmlas sedikit
kasar, jika sudah diamplas lalu panel dicat menggunakan kuas dengan
plitur/sending bahan ini berfungsi untuk meratakan dan menutup semua bagian
pori-porinya sehingga apabila kayu terkena air kayu tidak akan mudah lapuk
karena telah dilapisi cairan plitur/sending, lalu tunggu kering dengan suhu
ruangan agar cat pliture mengering dengan sempurna
22. Jika sudah kering lalu panel diamplas lagi dengan menggunakan amplas kasar
yang bekas pakai supaya cat plitur tidak akan rusak
23. Apabila sudah selesai diamplas lalu panel dicat dengan cat yang diinginkan,cat
dengan rata dan rapih sehingga diperoleh hasil yang maksimal
34

Gambar 3.17 Sketsa daun pintu

3.6 Pembuatan Baluster

Peralatan yang digunakan :


1. Mesin ketam perata.
2. Mesin pemotong kayu .
3. Mesin penebal.
4. Mesin pembentuk.
5. Meteran
6. Pensil
7. Mistar siku

Bahan yang digunakan :


Kayu ulin 100x5x5cm
35

Langkah kerja :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengetam seluruh muka kayu hingga lurus, rata dengan menggunakan
mesin ketam perata.
3. Mengecek muka kayu dengan mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan
dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4. Memotong kayu dengan ukuran 100x5x5 cm
5. Mengukur dengan meteran roll dan siku, diukur dari masing-masing
ujungnya yaitu 15 cm.
6. Ukur kembali kayu dengan ukran setengah panjang kayu
7. Pahat menggunakan mesin pemahat/mesin pembentuk.
8. Baluster siap digunakan

Gambar 3.18 Baluster


BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN
Dengan selesainya laporan praktik kayu ini penulis dapat menyimpulkan bahwa
praktek kerja kayu penting di pelajari dan diketahui bagi mahasiswa, karena
menambah wawasan serta menambah pengalaman bagi mahasiswa yang nantinya
akan terjun kelapangan proyek ataupun yang ingin berwirausaha.
pekerjaan kayu sangat penting dalam proses pembangunan, dimana pekerjaan
kayu merupakan pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan kayu atau
pekerjaan yang menggunakan kayu. Kerja kayu dapat menunjang/memperlancar
proses pembangunan di proyek ataupun untuk menunjang isi dari bangunan tersebut
berupa kontruksi mebel/furniture, lemari, kursi, meja, perancah dll.

4.1 SARAN
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian
ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu
antara lain :
 Memilih bahan untuk konstruksi kuda-kuda disarankan memakai mutu dan
kelas yang baik, mudah didapat, mudah dalam perrencanaan, dan mudah
dalam pelaksanaan.
 Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa
percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul
sesuai dengan kebutuhan.
 Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan
bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif kecil.
 Penentuan jenis sambungan dan jenis alat sambung disarankan kombinasi.
Sehingga kita bisa menentukan jenis sambungan atau alat sambung yang
tepat pada konstruksi kuda-kuda.

35
DAFTAR PUSTAKA

Danasasmita, Kosasih, E, Dr. Struktur Kayu 1, Fakultas Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPU.
Frick, Heinz, Ilmu Konstruksi Kayu, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1977.
Sutanto, Perhitungan Kuda-kuda Konstruksi Kayu, Yustadi.
Sumarni, Sri. Struktur Kayu. 2007 . Surakarta : LPP UNS
Erawan, Anto. 2013. Beragam Jenis Gergaji dan Cara Merawatnya.[Online].
Diakses dari http://bukukekal.blogspot.co.id/2014/06/beragam-jenis-
gergaji-dan-cara.html. [Dikutip 3 Januari 2018, 20.45 WIB]
Jakartapiranti. 2015. Macam-Macam Perkakas Kayu.[Online]. Diakses dari
http://jakartapiranti.com/blog/macam-macam-perkakas-kayu/. [Dikutip 3
Januari 2018, 21.00 WIB]
Martono, Budi., dkk. 2008. Teknik Perkayuan Jilid 1. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Nasional

Anda mungkin juga menyukai