Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET

Struktur Kayu

Oleh :

Christanti Simanungkalit 5173111006

Firjariahny Syofa Pandjaitan 5172111008

Juliana Ritonga 5172111004

Nadya Putri Andhika Siregar 5171111015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN S-1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Mini Riset (MR) tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya tugas ini
untuk memenuhi tugas Struktur Kayu dan untuk menambah wawasan baik dari penulis maupun
pembaca. Penulis juga mengucapkan terimakasih dosen pengampu Struktur Kayu di Universitas
Negeri Medan dan semua pihak teristimewa kepada orang tua yang telah memberikan dorongan
dan doa kepada penulis dan juga memberikan bantuan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikannya. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematiknya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan tugas ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga tuga ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Medan, 03 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................4
A. Latar Belakang ......................................................................................................................4
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................5
C. Manfaat Penelitian ................................................................................................................5
BAB II ..............................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA .........................................................................................................................6
A. Pengertian Kayu ....................................................................................................................6
B. Sifat Fisik Kayu .....................................................................................................................6
C. Jenis Kayu .............................................................................................................................7
D. Klasifikasi Kayu ....................................................................................................................8
BAB III ........................................................................................................................................... 11
METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................................... 11
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................................... 11
B. Desain Penelitian ................................................................................................................. 11
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................. 12
D. Analisis Data........................................................................................................................ 13
BAB IV ........................................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 14
A. Gambaran Umum Lokasi .................................................................................................... 14
B. Pembahasan......................................................................................................................... 14
BAB V ............................................................................................................................................ 15
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................ 15
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................... 15
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia sudah dikenal 400 jenis kayu yang dianggap penting, 267 dikenal dalam
perdagangan dan 133 digolongkan dalam kelompok kayu kurang dikenal. Saat ini umumnya
pemanfaatan kayu kurang dikenal belum disesuaikan dengan sifatnya. Hal ini disebabkan karena
data sifat dasar kayunya belum lengkap, akibatnya nilai tambah yang diperoleh masih rendah.
Demikian pula tarif Iuran Hasil Hutan (IHH) jenis ini dikelompokkan dalam kayu rimba
campuran dengan tarif paling rendah sehingga pendapatan negara dari IHH belum maksimal.
Di sisi lain, jenis-jenis kayu perdagangan sudah semakin.

Upaya ini dimaksudkan mampu meningkatkan diversifikasi jenis, menghemat


penggunaan jenis kayu tertentu dan menjamin pasaran kayu bagi pengguna.
Untuk mendapatkan dan melengkapi data sifat dasar berbagai jenis kayu kurang dikenal, telah
dilakukan penelitian sifat dasar dan penentuan penggunaannya yang tepat sehingga
pemanfaatannya dapat lebih optimal agar dapat mewujudkan pembangunan hutan lestari.

Struktur Kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, diantranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelanggang
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan. Pada dasarnya kayu merupakan
bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga penggunaan kayu sebagai
bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tesebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu
kurang popular dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan
beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah ( dekoratif ). Namun
demikian pada kondisi tertentu ( misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu
lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain ) peranan kayu sebagai bahan
struktur masih digunakan. Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu
serangga dan jamur. Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar,
antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya. Kelas Awet adalah tingkat

4
kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III.
Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya. Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan
alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III,
IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari mini riset ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui jenis-jenis kayu yang dipasarkan pada toko bahan


bangunan/panglong yang kelompok kunjungi.
b. Untuk mengetahui ukuran kayu apa saja yang dipasarkan pada toko bahan
bangunan/panglong yang kelompok kunjungi.
c. Untuk mengetahui kelas kayu apa saja yang dipasarkan pada toko bahan
bangunan/panglong yang kelompok kunjungi.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari mini riset ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman dalam
kegiatan perkuliahan sehingga mahasiswa bisa mencari solusi sendiri ketika faktor
faktor tersebut mempengaruhi konsentrasi saat perkuliahan berlangsung dan dengan
demikian mahasiswa tetap bisa memahami mata kuliah yang disampaikan dosen
meskipun banyak faktor pengganggu disekitar.
b. Bagi Dosen
Dosen bisa mengetahui apakah metode pembelajaran yang digunakan saat ini sudah
dapat diterima oleh mahasiswa apa malah justru menjadi beban bagi mahasiswa. Dan
apakah selama mengajar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh
mahasiswa.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kayu

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, juga merupakan bahan mentah
yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Pengertian kayu
disini adalah suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang
merupakan bagian dari pohon tersebut, serta diperhitungkan bagian mana yang lebih banyak
dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Demikian halnya dengan serbuk kayu
penggergajian merupakan salah satu jenis kayu partikel yang berukuran 0,25–2,00 mm, bobotnya
sangat ringan dalam keadaan kering dan mudah diterbangkan oleh angin (Dumanau, 1990).

Kayu bersifat anisotropy dengan kekuatan yang berbeda-beda pada berbagai arah, sel kayu
jika mendapat gaya tarik sejajar serat akan mengalami patah tarik sehingga kulit sel hancur dan
patah. Jika gaya tarik terjadi pada arah tegak lurus serat maka gaya tarik menyebabkan zat lekat
lignin akan rusak. Sel kayu yang mengalami desak dengan arah sejajar serat menyebabkan sel
kayu bertekuk, selsel kayu disampingnya akan mengalami tekuk kearah luar sehingga sel kayu
patah karena tekuk ke dalam.

Komponen kimia di dalam kayu mempunyai arti yang penting, dimana komponen kimia
kayu itu adalah sebagai berikut :

1) Kabon terdiri dari selulosa dan hemiselulosa


2) Ion karbonat terdiri dari lignin kayu
3) Unsur yang diendapkan

B. Sifat Fisik Kayu

Sifat-sifat ini antara lain daya hantar panas, daya hantar listrik, angka muai dan berat jenis.
Perambatan panas pada kayu akan tertahan oleh pori-pori dan rongga-rongga pada sel kayu.
Kayu bersifat sebagai penyekat panas. Semakin banyak rongga-rongga pada sel kayu, Semakin
banyak pori dan rongga udaranya kayu semakin kurang penghantar panasnya. Selain itu daya

6
hantar panas juga dipengaruhi oleh kadar air kayu, pada kadar air yang tinggi daya hantar
panasnya juga semakin besar. Daya hantar panas kayu sejajar serat adalah 0,10 kg-kal/m jºC,
sedangkan daya hantar panas tegak lurus serat adalah 0,03 kg-kal/m jºC.

C. Jenis Kayu

Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan
teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai
batang berupa kayu. Ada berbagai jenis kayu yang dihasilkan dari pohon yang secara umum
dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu:

1) Jenis pohon golongan daun lebar


Ciri-ciri sebagai berikut:
 Umumnya bentuk daun lebar
 Tajuk besar dan membundar
 Terjadi guguran daun
 Pertumbuhan lambatlama
 Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol
 Umumnya memiliki kayu yang lebih keras

2) Jenis pohon golongan daun jarum


Ciri-ciri sebagai berikut:
 Bentuk daun seperti jarum
 Tajuk berbentuk kerucut
 Umumnya tidak menggugurkan daun, kecuali beberapa pohon saja
 Pertumbuhan cepat dan lurus keatas.
 Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan.

7
D. Klasifikasi Kayu

1. Berdasarkan Mutu

Klasifikasi kayu berdasarkan mutunya adalah penggolongan kayu secara visual berhubungan
dengan kualitas muka kayu, seperti: cacat, pola serat, dan kelurusan batang, serta kadar air kayu.
Berdasarkan keterangan dari Ariestadi (2008), ada 3 (tiga) macam bobot kayu dalam
perdagangan, yaitu: bobot A, bobot B dan bobot C.

Kayu bobot C ialah kayu yang tidak tergolong dalam kelompok kayu bobot A dan bobot B.
Berdasarkan keterangan dari Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961, kayu bobot A
dan bobot B mesti mengisi syarat sebagai berikut:

1) Syarat kayu bobot A:


 Kayu mesti kering udara (kadar air ≤ 15%);
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar muka kayu, atau tidak boleh lebih banyak dari
3,5 cm
 Kayu jangan berisi kayu gubal (wanvlak) yang lebih banyak dari 1/10 lebar muka kayu;
 Miring arah serat Tangen maksimum 1/10;
 Retak arah radial tidak boleh lebih banyak dari 1/4 tebal kayu dan retak arah lingkaran
tumbuh tidak boleh lebih banyak dari 1/5 tebal kayu.
2) Syarat kayu bobot B:
 Kayu kering udara dengan kadar air 15% – 30%;
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 lebar muka kayu, atau tidak boleh lebih banyak dari 5
cm;
 Kayu jangan berisi kayu gubal (wanvlak) yang lebih banyak dari 1/10 lebar muka kayu;
 Miring arah serat Tangen maksimum 1/7;
 Retak arah radial tidak boleh lebih banyak dari 1/3 tebal kayu dan retak arah lingkaran
tumbuh tidak boleh lebih banyak dari 1/4 tebal kayu.

8
2. Berdasarkan Kekuatan

Klasifikasi kekuatan kayu didasarkan pada kekuatan elastis dan kekuatan tekan pada suasana
kayu kering udara. Kekuatan elastis ditentukan menurut tegangan elastis maksimum yang
diterima oleh kayu sampai putus (tegangan elastis mutlak). Sedangkan kekuatan tekan ditentukan
menurut tegangan tekan maksimum yang diterima oleh kayu sampai pecah (tegangan desakan
mutlak).

Besarnya angka tegangan kayu ditetapkan dengan satuan kg/cm3. Biasanya semakin kuat
sebuah jenis kayu semakin besar pula Berat Jenis (BJ)nya. Klasifikasi kayu di Indonesia menurut
keterangan dari Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 digolongkan ke dalam
5 (lima) ruang belajar kuat, yaitu ruang belajar kuat I, II, III, IV dan V.

3. Berdasarkan Keawetan

Klasifikasi kayu berdasarkan keawetan kayu didasarkan pada keawetan kayu terhadap
pengaruh kelembaban, iklim (air dan terik matahari), rayap dan serangga lain, serta perlakuan
kayu dalam pemakaian sebagai konstruksi.

Berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (1961), keawetan kayu diklasifikasikan


dalam 5 (lima) kelas, yaitu: kelas ketahanan I, II, III, IV, dan V. Lama pemakaian kayu pada

9
konstruksi cocok dengan situasi lingkungan atau sifat pemakaian setiap kelas ketahanan kayu
diperlihatkan pada tabel.

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah PL. Mandiri jaya yang berlokasi di Kelurahan Marendal,
Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Oktober 2020 pada pukul 13.00 WIB.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu karya ilmiah desain penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh
pemecahan terhadap berbagai masalah. Desain penelitian diperlukan agar diharapkan tujuan
dan kegunaan penelitian dapat dicapai dan dalam melakukan penelitian, metode yang
digunakan harus lah tepat sehingga bisa memperoleh hasil yang baik.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

1. Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan


untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif.

2. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Beberapa cara yang di lakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian kualitatif adalah

11
1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang
dianjurkan untuk mendapatkan data-data deskriptif. Teknik observasi berasal dari
kata observation yang berarti pengamatan. Teknik observasi digunakan untuk
memahami pola, norma, dan makna perilaku dari informan yang diteliti.

2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan jika membutuhkan data deskriptif yang cukup banyak.
Metode ini sering digunakan bersamaan dengan penggunaan metode observasi. Untuk
penelitian kualitatif, pertanyaan yang digunakan dalam wawancara merupakan
pertanyaan terbuka, sehingga informan bisa menjawab dengan lebih komprehensif.
Dengan menggunakan metode wawancara kita bisa mendapatkan informasi primer
dari informan dan juga bisa berinteraksi secara langsung. Tetapi, kelemahannya
antara lain tingkat komprehensif pada hasilnya sangat bergantung dengan seberapa
banyak kamu bisa menggali informasi dari informan.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Data
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172), subjek dimana data dapat
diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi ke tempat penelitian.

 Data sekunder
Untuk melengkapi data primer maka digunakan data sekunder, menurut
Syofian Siregar (2012:128) data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
digunakan organisasi yang bukan pengolahnya, Dengan membaca jurnal
maupun internet.

12
2. Teknik Pengumpulan Data

1) Teknik Observasi
Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan
(laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan),
sedangkan pelaksanaan observasinya menggunakan cara observasi langsung,
yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek peneliti secara
langsung (tanpa perantara).
2) Teknik Wawancara
Teknik wawancara menurut merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview)
dengan sumber data (responden).

D. Analisis Data

Analisis yang kami pakai dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
(penggambaran), karena data yang kami kumpulkan untuk mengkaji data bersifat kualitatif.
Dimana hasil tersebut merupakan hasil dari interview atau wawancara secara langsung
terhadap objek penelitian yang dilakukakan secara sistematis.

13
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Lokasi Panglong Mandiri Jaya yang menjadi tempat observasi kami terletak di Kecamatan
Medan Amplas Kelurahan Marindal Kota Medan. Panglong ini terlertak di pinggir jalan lintas
yang cukup ramai, yang membuat panglong ini mudah di jangkau. Panglong juga memiliki luas
yang lumayan sehingga memudahkan mobil ataupun truck pengantar bahan bangunan ataupun
kayu mudah keluar dan masuk.

Panglong Mandiri Jaya tidak hanya menyediakan berbagai jenis kayu. Pada panglong ini juga
menyediakan berbagai bahan bangunan lainnya, seperti batu bata, semen, kramik, dan berbagai
onderdil bangunan yang lain.

B. Pembahasan

Seperti yang telah diketahui bahwa kayu berasal dari pohon yang memiliki tinggi minimal 4-8
meter dan diproses sedemikian rupa agar menjadi bentuk yang diinginkan. Pada observasi kali
ini kelompok kami melakukan observasi pada panglong mandiri jaya dan berkesempatan
melakukan wawancara singkat dengan administrasi panglong tersebut yang bernama Ibu Yuli.

Dari hasil wawancara yang didapat, diketahui bahwa pada panglong mandiri jaya hanya
menyediakan satu jenis kayu saja, yaitu jenis kayu pohon sembarang. Berdasarkan informasi
yang kami dapat, diketahui bahwa jenis kayu sembarang terbagi menjadi dua macam, yaitu kayu
sembarang keras kampung dan kayu sembarang keras hutan.

Kayu sembarang keras kampung, merupakan jenis kayu yang berasal dari perkampungan
penduduk, baik itu tumbuh liar/alami maupun tanaman yang dibudidayakan. Adapun kayu
sembarang keras hutan yaitu jenis kayu campuran yang berasal dari hutan yang tumbuh secara
alami dan bukan tumbuhan yang dibudidayakan. Kedua jenis kayu yang disediakan oleh
panglong mandiri jaya ini memiliki kelas kuat I-II.

Pada panglong mandiri jaya yang terletak pada kelurahan marendal ini menyediakan berbagai
ukuran kayu. Mulai dari ukuran 1.2, 1½ . 2, 2.2, 1½.3, 2.3, dan masih ada yang lain. namun ada
juga beberapa pembeli atau konsumen menginginkan ukuran kustom, dan panglong mandiri jaya
juga menyediakannya.

14
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari observasi yang kelompok kami lakukan di PL. Mandiri jaya yang berlokasi di
Kelurahan Marendal, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, pada
hari Sabtu, 3 Oktober 2020 pada pukul 13.00 WIB mendapatkan hasil bahwa pada
panglong ini hanya menyediakan satu jenis kayu, yaitu kayu sembarang dengan ukuran
yang disediakan adalah 1.2, 1½.2, 2.2, 1½.3, 2.3, dan lain-lain. Namun ada beberapa
konsumen yang juga memesan ukuran kayu secara kustom. Ukuran yang dipasarkan oleh
panglong mandiri jaya dapat dikatakan menyesuaikan permintaan konsumen.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

15
LAMPIRAN

16
17
18
19
DAFTAR PUSTAKA

Observasi Langsung

https://dosenpintar.com/contoh-saran.

https://blog.ruangguru.com/teknik-mengumpulkan-data-pada-penelitian-kualitatif

20

Anda mungkin juga menyukai