PENDAHULUAN
Pendidikan Diploma Teknik Sipil diberikan dalam bentuk kuliah, praktek kerja
di bengkel, praktikum di laboratoriumdan praktek kerja di lapangan. Kuliah ditujukan
untuk memberi pengetahuan tentang teori dari ilmu Teknik Sipil, sedangkan praktek
di bengkel, praktikum di laboratorium dan praktek kerja di lapangan ditujukan untuk
menunjang teori yang telah diberikan di bangku kuliah sebagai latihan penerapan di
lapangan. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan tersebut mahasiswa diharapkan
dapat mengaplikasikan dan mengetahui perbedaan teori dan praktek yang pernah
dilakukan di kampus dalam satu rangkaian kegiatan. Selain itu mahasiswa diharapkan
dapat mempersiapkan diri sehingga dapat memasuki dunia kerja dengan ilmu dan
pengalaman yang pernah didapatkan di lapangan.
1.2 Maksud
1 | Laporan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang ada dalam
kurikulum Jurusan Teknik Sipil Program Diploma IV Manajemen Rekayasa
Konstruksi yang wajib dilakukan oleh mahasiswa pada semester VI. Praktek Kerja
Lapangan merupakan kegiatan praktek langsung pada Proyek Konstruksi untuk
mengaplikasikan hal-hal yang diperoleh selama perkuliahan dan diharapkan mampu
mengisi kebutuhan pengalaman kerja bagi mahasiswa. Dengan pelaksanaan PKL
diharapkan ketika memasuki dunia kerja lulusan telah memiliki kompetensi yang
telah ditetapkan.
1.3 Tujuan
Selain itu, diharapkan pula mahasiswa mempunyai sikap yang baik dalam bekerja,
antara lain :
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
PERSADA
4 | Laporan Praktek Kerja Lapangan
2. Lokasi : Perumahan Kota Araya
Jakarta
Alamat : Jl. Gading Elok Barat I blok CD-2 no. 11, Jakarta
Jakarta
Lokasi untuk proyek ini dapat dilihat dari peta wilayah Malang yang bertanda panah
berikut ini:
PERSAD
A
HOSPIT
AL
1. Pekerjaan Persiapan
Koordinasi Lapangan
3. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Lantai 3
Pekerjaan Lantai 4
Pekerjaan Baja
4. Pekerjaan Arsitektur
Kanopi AS L/3-5
Kanopi AS 8/C-F
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
10 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Lantai LMR
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Lantai Basement
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
Lantai LMR
Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Luar
Jalan parkir
Sistem Drainase
11 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Lansekap
Pos Jaga
Bangunan Utilitas
12 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.4.2 Struktur Organisasi Kontraktor
13 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.4.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Pelaksana Struktur
2. Pelaksana Finishing
3. Surveyor
Menetukan elevasi
Menentukan As bangunan
Membuat dan mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali
4. Admin. Teknik
Tagihan / Termin
Progress Mingguan
Laporan Mingguan
Foto Pelaksanaan
16 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Shop Drawing
Asbuilt Drawing
Time Schedule
5. Logistik Lapangan
Mencari dan mensurvey material beserta harga bahan dari beberapa suplier
6. Keuangan Lapangan
Membuat Opname
Pembayaran Leveransir
7. K3 dan Umum
Menjaga kebersihan
Memelihara kesehatan
8. Mandor Struktur
Mengendalikan BMW
Voor
9. Mandor Finishing
Mengendalikan BMW
18 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Membuat rencana kerja
Voor
Menentukan level
Marking
Lot
Tagihan / termin
Progress mingguan
Laporan Mingguan
Foto pelaksanaan
Shop Drawing
Asbuilt Drawing
Time Schedule
Pengadaan Logistik
Pengadaan Alat
19 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Laporan stok alat dan bahan
Aproval material
Perbaikan Alat
A. Dinding Bata
20 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Gambar 2.5 Pasangan Bata Merah
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar
atau dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi
21 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
sebagai perata
Lapis pertama yang disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran
semen-pasir yang encer dan berfungsi untuk menyeragamkan permukaan
dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan.
Lapis kedua yang disebut badan plesteran setebal 6 10 mm, dari campuran
semen-pasir yang plastis berfungsi untuk mengatur kerataan permukaan
dinding.
Lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga
ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan
pelindung dari pengaruh cuaca.
Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak
sempurna.
Lurus atau rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m.
22 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Gambar 2.6 Plesteran Dinding Bata Ringan
Khusus untuk permukaan dinding yang licin : Diberi anyaman kawat atau
dikasarkan dengan pahat.
a. Semen yang digunakan harus ex. Mortar Utama dan disetujui Direksi
Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam RKS atau Spesifikasi material.
b. Air harus bersih, tidak mengandung asam, basa, tidak mengandung lumpur,
dan tidak berbau.
c. Campuran (agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0
mm.
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan plesteran ini adalah :
23 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
1. Untuk setiap jarak 1,00 m dibuat kepala plesteran yang bertujuan untuk
kerataan plesteran.
2. Pada pertemuan bidang yang satu dengan yang lainnya dibuat kepala plesteran
yang jaraknya lebih dekat.
3. Agar penggunaan bahan plesteran bisa sama dan tidak berlebihan maka bahan
tersebut diaduk pada satu tempat dan semua pekerja mengambil adukan dari
tempat tersebut.
4. Plesteran dinaikkan 10 cm dari elevasi plafond, yang bertujuan untuk menjaga
kelurusan pertemuan bidang plafond dan dinding.
5. Pemberhentian plesteran pada bagian bawah adalah setinggi 15 cm dari elevasi
lantai dan dibuat rata (untuk pemasangan plint).
6. Adukan yang jatuh dan tertampung ditatakan harus segera diambil untuk
dipergunakan kembali.
7. Untuk perawatan plesteran dilakukan penyiraman air 2x sehari selama 3 hari
24 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
2.5.2 Pekerjaan keramik
Keramik yang dipasang adalah keramik yang telah dipilih dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal, atau cacat lainnya.
Pola keramik harus memerhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
terpasang di dinding.
25 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Gambar 2.9 Keramik ukuran 30 x 30
Naad diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan
tegak lurus, lalu dibersihkan dengan air keras.
Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail, berikut plint
/ skirting dan nosing tangga. Lingkup pekerjaan termasuk penyediaan spare
keramik masing-masing warna sebanyak 5 m2.
Ukuran 30 x 30
Gambar
2.11 Keramik
ukuran 30 x 30
Ukuran 60 x 60 untuk ruang janitor dan ruang VIP, class I, II, III
Lantai yang akan dipasang keramik, terlebih dahulu harus dipadatkan agar
pasangan tidak turun / retak sewaktu menerima beban di atasnya.
28 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Permukaan lantai harus dibersihkan, kemudian dikasarkan agar pelekat
adukan spesi lebih sempurna.
Naad keramik diisi dengan bahan semen yang tahan asam, basa, dan
kedap air.
29 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Semua bolt harus tepasang dengan benar dan kuat.
Tanpa program dan pencatatan yang baik, suatu kegiatan akan kacau dan tidak
selesai tepat waktu serta tidak akan terjalin koordinasi baik antarbidangnya. Di
sinilah, dibutuhkan administrasi. Bila kegiatan tersebut merupakan kegiatan di bidang
pembangunan sebuah proyek, yang dibutuhkan adalah administrasi proyek.
Terkadang, lokasi pembangunan jauh dari pusat kota tempat kantor pusat
perusahaan berada. Pembangunan kantor sementara bertujuan untuk
mempermudah koordinasi antara pimpinan proyek dengan pimpinan yang ada di
kantor pusat.
30 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
pembangunan. Atau bisa menyewa mess sebagai tempat menginap agar tidak jauh
dari proyek dan mempermudah proses pekerjaan.
Administrasi proyek pada proyek ini dengan cara menyiapkan dan melengkapi
metode konstruksi dan program kerja mingguan untuk pelaksanaan kerja
dilapangan. Sebelum pelaksanaan dimulai perlu menyiapkan gambar kerja (shop
drawing), survey atau pengukuran dilapangan untuk penyelidikan ulang kondisi
tanah dilapangan datar sesuai ukuran atau tidak,
Cash flow perlu disusun untuk mengetahui masuk dan keluarnya biaya setiap
bulannya, kemudian membuat referensi personil setelah pekerjaan sebelumnya
selesai dan melakukan koordinasi kegiatan. Dan yang terakhir adalah menyiapkan
laporan evaluasi secara rutin
1. Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta
jumlah jam kerjanya.
2. Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut
3. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut
4. Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan
5. Hal hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik,
dan lain lain
6. Instruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan
Pengawas
7. Catatan hal - hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.
32 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Gambar 2.12 Bar Chart
33 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Project Manager Bagian Logistik/Gudang Pemohon/Mandor Pelaksana
Start Start
Prosedur Pembelian
Identifikasi material Identifikasi material
yang datang yang dibutuhkan
Prosedur Form Kas Bon
Pelaksanaan, Inspeksi
Tidak
Buat permintaan Material
& Test
Melaksanakan inspeksi material
material
Memeriksa
permintaan
Ketentuan Tatacara material yang
Penyimpanan Penyimpanan Material dibutuhkan
material
Identifikasi material
yang diminta
Apakah material
Tidak
masih ada ?
Prosedur
Buat Bon Permintaan Pembelian
Ya Pembelian material
Keluarkan material
sesuai permintaan
Form Monitoring
Memeriksa Bahan Mingguan
Buat monitoring bahan
monitoring
mingguan
bahan mingguan
Stop
34 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
perkembangan sebuah kontraktor. Jika tidak ditangani dengan baik maka
manajemen biaya ini sangat besar resikonya, akan mengalami kerugian pada
kontraktor dalam sebuah pekerjaan yang ditangani.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
baik pengeluaran maupun pemasukan. Sebelum pembelian melakukan survey dari
berbagai produsen untuk mendapatkan harga yang terbilang cukup murah, setelah
mendapatkan material tersebut setiap pemasukan material bagian logistik mencatat
jumlah material yang datang pada surat jalan, setelah itu ditulis pada buku harian dan
buku logistik, kemudian dimasukkan dalam laporan harian.
Sedangkan untuk pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan
memeriksa daftar absensi pekerja setiap hari selama satu minggu dan besarnya biaya
yang keluarkan untuk membayar gaji setiap pekerja. Besarnya total biaya inilah yang
akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total
biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S dan
untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
Manajemen biaya pada proyek ini dalam memanajemen melakukan
penyusunan cash flow proyek pada bagian teknik dan administrasi kontrak. Setelah
cash flow selesai membuat surat menyurat dan tata usaha pimpinan serta melakukan
pemeliharaan dan pengawasan terhadap bangunan kantor proyek secara lengkap.
Membuat berita acara selalu dilaksanakan, mengusahakan sumber dana dan
mengendalikan penggunaan dana proyek, melakukan pembayaran terhadap pihak
yang terkait agar proses dalam pembelian material dapat berjalan dengan lancar.
Harus membuat pembukuan dan penyusunan laporan keuangan.
Setelah proses diatas selesai perlu adanya penyelenggaraan ketertiban dan
keamanan suatu proyek agar aman dan terkendali, mambuat laporan
pertanggungjawaban keuangan secara berkala dan laporan kepegawaian.
35 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.
Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan
mengadakan pelatihan management kualitas.
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam manajemen kualitas. Dalam
konteks konstruksi terdapat :
1. Inspeksi
2. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu adalah teknik dan aktifitas operasi yang digunakan agar
mutu tertentu yang dikehendaki dapat tercapai. Aktifitasnya mencakup monitoring,
mengeliminir problen yang diketahui, mengurangi penyimpanan atau perubahan yang
tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektifitas ekonimi.
- Manual Mutu
- Prosedur Mutu
Penjabaran kebijakan yang tersurat dalam manual mutu yang mengatur kegiatan
dalam system management mutu di Proyek, dan Pusat.
2.Rencana Mutu
b. Proses Operasional
8. Purna Jual
9. Pelayanan Perbaikan
c. Aktivitas Penunjang
37 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Untuk menjaga kualitas pekerjaan yang sedang dilaksanakan pada langkah
awal perencana harus sudah menyusun flowchart pekerjaan tersebut. Test test /
pengujian seperti yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis seperti pengujian beton,
besi beton tanah dan lain lainnya akan dilaksanakan pada laboratorium yang telah
mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas Pekerjaan. Untuk menjaga kualitas
terhadap ukuran baik elevasi, jarak maupun ketepatan geogarfi maka sebelum
dilaksanakan pengukuran, harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang akan
dipakai.
b. Jaminan Mutu
38 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Menyusun program, menyelenggarakan dan mengkoordinasi kegiatan pagelaran
gugus kendali mutu di proyek.
Melakukan hubungan dengan lembaga / instansi / perusahaan lain dalam rangka
kegiatan Pengendalian Mutu Terpadu.
Proses selanjutnya ialah mengestimasi durasi aktifitas. Output dari proses ini
ialah estimasi durasi untuk setiap aktifitas.
39 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
a Gant Chart
b Critical Path Method ( CPM )
c Program Evaluasi dan review technique ( PERT )
5. Kontrol Jadwal ( Schedule Control )
Banyak hal yang terlibat dalam mengontrol perubahan jadwal proyek. Sangat
penting untuk pertama-tama memastikan bahwa jadwal proyek sudah realistis. Tahap
inimeliputi aktifitas pengontrolan dan pengaturan perubahan schedule proyek.
1. Mengadakan rapat mingguan yang dipimpin oleh KaPro untuk program kerja dan
evaluasi kerja.
2. Mengadakan pertemuan harian yang biasa dipimpin KaPro, Teknik atau Pelaksana
untuk membahas rencana kerja harian.
3. Mengadakan rapat mingguan dengan mandor yang dipimpin pelaksana yang
membahas evaluasi pekerjaan dan rencana kerja mingguan.
4. Mengadakan seleksi terhadap mandor / pekerja sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Tanggung jawab menyeluruh team proyek, sehingga personil mempunyai fungsi
Control terhadap aktifitas proyek sesuai dengan kemampuan.
2. Karena dalam proyek ini ada beberapa bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Sub Kontraktor , maka koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk pencapaian
target yang diinginkan.
3. Peralatan dan bahan didatangkan sesuai waktu yang sudah dijadwalkan dan sesuai
dengan construction methode serta spesifikasi yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan bahan yang didatangkan akan diperiksa secara teliti sebelum diterima
untuk digunakan. Bahan bahan tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Kebutuhan jumlah bahan harus selalu dihitung per schedule waktu
sehingga kelambatan pekerjaan akibat kelambatan pendatangan dapat dihindarkan.
4. Selalu mengevaluasi time schedule dalam periode harian, mingguan dan bulanan
sehingga bila ada bagian pekerjaan yang terlambat, segera dapat diketahui dan
segera diambil langkah penanggulangannya.
5. Pengadaan Tenaga Kerja juga merupakan hal yang penting, maka untuk ini
memerlukan manajemen dan koordinasi yang tepat untuk memenuhi jumlah dan
keahlian tenaga kerja yang memadai setiap harinya. Pada proyek ini telah
mempunyai team tenaga kerja/buruh/mandor yang berpengalaman dalam pekerjaan
sejenis. Sebagai jaminan sosial terhadap tenaga kerja, diikutkan program asuransi
(Jamsostek).
6. Disamping dilakukan pengendalian hal hal tersebut diatas, juga sangat penting
dilakukan pengendalian Cash Flow Project.
41 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
7. Hubungan yang baik antar personil (human relationship), rapat koordinasi rutin
diproyek disamping selalu memperhatikan pengarahan Direksi Pekerjaan, akan
selalu diperhatikan untuk membantu kelancaran Proyek.
Dengan uraian tersebut diatas diharapkan pencapaian target mutu dan progress
pekerjaan akan lebih terkendali yang pada gilirannya dapat memenuhi sasaran
target yang ditetapkan.
Sistem Pengendalian Proses
1. Schedule Acuan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan maka akan disiapkan sebagai berikut :
- Barchat
- Curve S
- Network Planning
- Jadwal Material, Alat dan Tenaga kerja
2. Daily Meeting
Yang dimaksud adalah pertemuan antara pelaksana dan wakil sub kontraktor yang
dipimpin Kepala Proyek / Pelaksana untuk mengadakan perencanaan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan sehari sebelumnya
dilapangan. Biasanya dilaksanakan pada pagi hari, agar tugas yang harus
dikerjakan, berupa target harian dapat terkontrol. Rapat singkat ini penting untuk
saling koordinasi antara pelaksana, subkontraktor dan dapat memudahkan
hubungan kerja satu dengan lainnya.
3. Weekly Meeting
Weekly Meeting / rapat mingguan adalah rapat intern dari organisasi lapangan,
seluruh struktur organisasi lapangan dilibatkan dalam Rapat Mingguan ini serta
mengundang sub kontraktor terkait dan mandor bila diperlukan. Hasil Evaluasi
akan dibahas didalam Rapat ini, begitu pula rencana mingguan disiapkan termasuk
jadwal dari Inspeksi dan Test ISO 9002 yang akan dilaksanakan. Rencana
Mingguan ini dibuatkan jadwalnya untuk panduan secara rinci bagi staf logistik,
peralatan dan pelaksana serta bagian teknik sehingga semua mempunyai persepsi
yang sama dan punya pengertian yang sama baik secara teknis maupun non teknis.
4. Coordination Meeting
42 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan, diharapkan minimal satu kali
dalam satu bulan diadakan rapat koordinasi secara rutin yang dipimpin oleh
Pemimpin Proyek atau yang mewakilinya.
Apabila situasi yang dihadapi mendesak / Crash Program atau secara teknis
mempunyai masalah yang kompleks, maka rapat koordinasi dapat dilaksanakan
minimal 1 kali dalam 2 minggu. Rapat Koordinasi ini dihadiri oleh :
- Kontraktor.
2.10 Manajemen K3
43 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Yang penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah akan dipasang
rambu peringatan agar bekerja hati hati dan pemakaian alat alat pengaman untuk
keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan sendiri.
1. Tanda Peringatan Bahaya dan Tanda Bahaya di Tempat Kerja
Di sini dibedakan antara tanda peringatan.bahaya dan tanda bahaya di tempat
kerja, karenadiantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, untuk lebih
jelasnya kita uraikan satu persatu.
a. Tanda-Tanda Peringatan Bahaya
Peringatan dan tanda bahaya merupakan tanda-tanda atau kode yang
digunakansebelum bahaya terjadi, yaitu sebagai usaha pencegahan agar jangan sampai
terjadi bahaya. Peringatan dan tanda-tanda bahaya dapat membawa suatu pesan atau
instruksi, pesan peringatan, dan pemberian keterangan secara umum. Pada dasarnya,
tanda-tanda laranganatau bahaya sama dengan tanda lalu lintas jalan raya.
b. Tanda Gambar
Tanda gambar adalah gambar-gambar peringatan dan larangan.
Misalnya gambar berikut.
Gambar leter Pdicoret adalah larangan untuk parkir.
Gambar puntung rokok, dilarang merokok di tempat kerja.
Gambar tengkorak adalah barang yang beracun.
Gambar membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran untuk membuang
sampah pada tempatnya.
c. Tanda Lampu warna
Tanda lampu warna, adalah lampu yang digunakan sebagai tanda peringatan
keamanan,misalnya gambar berikut.
Lampu hijau adalah menunjukan keadaan aman atau boleh jalan pada lalu lintas
Lampu kuning adalah tanda hati-hati atau-harus waspada.
Lampu merah adalah tanda hares berhenti di lalu lintas dan tanda kawasanyang
mengandung aliran listrik berbahaya.
Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya atau hal-hal
yang mencurigakan.
d. Tanda Kata-Kata
44 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk peringatan
biasanya singkat, padat, dan jelas, seperti kata-kata berikut:
"YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK"
"MATIKAN PONSEL"
"DILARANGMER OKOK"
"SIMPAN TAS PADA TEMPAT PENITIPAN"
"PINTU DARURAT"
e. Tanda Isyarat Tubuh
Tanda isyarat tubuh adalah simbol-simbol yang digunakan sesama. Karyawan
untuk berkomunikasi bila ada hal-hal yang membahayakan atau peringatan, seperti
tanda-tanda berikut.
Menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan adalah menjawab tidak.
Berkedip dengan cepat adalah isyarat melarang.
Menempelkan telunjuk dimulut adalah men ruh diam.
Mengedepankan telapak tangan di depan muka adalah melarang.
2. Tanda-Tanda Bahaya
Peralatan yang digunakan untuk menunjukan bahwa telah terjadinya bahaya
itu bermacam-macam sesuai dengan tingkat kemajuan teknologi. Pada masa
tradisional sering digunakan kentongan sedangkan masa sekarang lebih canggih.
Macam-macam tanda bahaya antara lain sebagai berikut :
a. Alarm kebakaran
Alat tersebut ditempatkan pada tempat yang dianggap perlu. Alarm kebakaran
akan berbunyi secara otomatis apabila terdeteksi adanyaasapyang diterimanya. Tanda
bahaya yang dikeluarkan oleh alat tersebut biasanya berupa bunyi keras da terus-
menerus.
45 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
pertanda mobil ambulance sedang membawa orang yang membutuhkan perawatan
secepatnya dan bila terlambat dapat mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia.
c. Alarm Kebocoran Gas
Alarm kebocoran gas gunanya untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernapasan.
d. Alarm Pencurian
Alarm tersebut dipasang pada tempat yang tidak boleh dimasuki oleh orang-
orang yang tidak berkepentingan. Alarm pencurian dihubungkan dengan kantor
petugas keamanan/security. Alarm tersebut akan bekerja dengan sendirinya bila ada
orang memegang barang tertentu yang dilarang, dan bila ada orang yang memasuki
tempat yang dijaga tanpa prosedur yang berlaku.
e. SuaraTembakan Peringatan
Tanda bahaya yang menggunakan tembakan peringatan dilakukan petugas ice
polisian dengan cara menembak ke atas sebanyak tiga kali. Hal tersebut dilakukan
untuk merrberias peringatan kepada pelaku tindak kejahatan agar menyerahkan diri.
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
46 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3.1 Pekerjaan Dinding
1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang bata ringan
3. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
4. Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi terlebih dahulu
dngan air.
10. Pada bagian / daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain yang membutuhkan
penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam
dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi
beton secara vertikal dan horizontal yang dihubungkan l disambung dengan
las.
48 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
12. Pasangan dinding harus termasuk kolom praktis / balok sloof / ring.
PERENCANAAN
1. Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan dicat.
PELAKSANAAN
a) Umum
49 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih
dahulu kepala plesteran.
1. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka
bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
2. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3 hari.
50 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
4. Pada sambungan antara beton dengan pasangan bata sebelum diplester harus
diberi wiremesh selebar 10 cm kearah pasangan bata dan 10 cm kearah beton
sepanjang sambungan tersebut agar plesteran dinding tidak retak.
d) Plesteran Interior
1. Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan +/- 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Ukur / periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
e) Plesteran Eksterior
2. Periksa / ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.
51 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin adanya ikatan dengan dasar. Setelah lapisan pertama
diletakkan, sikat dengan satu arah untuk membentuk ikatan mekanik bagi
lapisan finishing.
f) Basahi lapisan plesteran yang dahulu yang telah kering untuk menerima
aplikasi lapisan selanjutnya. Basahi dengan air sesuai dengan yang diperlukan
untuk mendapatkan penyerapan yang merata.
g) Untuk permukaan yang datar / flat, diberi toleransi tidak lebih dari 5 mm
dalam area 2 m2, untuk membengkokkan atau penyimpanan atau untuk pipa-
pipa.
1. Pekerja
Mandor
52 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Tukang
Pembantu tukang
2. Bahan
AAC yang digunakan adalah eks Hebel atau setara dengan persetujuan.
Kuat tekan minimal 4.0 N/mm2
Fire rating minimal 4 jam
Ukuran 600 x 200 tebal 125 mm, untuk dinding eksterior dan dinding tangga
darurat.
Ukuran 600 x 200 tebal 100 mm, untuk dinding partisi interior.
Bahan perekat yang direkomendasikan adalah MU 380 eks MORTAR
UTAMA.
Plesteran bata merah
Plester yang diaplikasikan pada dinding pasangan bata merah pada area
yang berhubungan dengan eksterior atau dinding lain yang
direkomendasikan pada gambar menggunakan pasangan bata merah.
Plesteran Bata Ringan
53 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Plester yang diaplikasikan pada dinding pasangan bata merah pada area
yang berhubungan dengan eksterior atau dinding lain yang
direkomendasikan pada gambar menggunakan pasangan bata ringan.
Material yang digunakan adalah material plesteran MU 100 eks MORTAR
UTAMA.
Material yang digunakan adalah material acian MU 200 eks MORTAR
UTAMA.
3. Alat
Bak Adukan
Roskam Bergigi
Pacul
Sekrop
Cetok
Kasutan
Permasalahan Solusi
Campuran adukan untuk spesi tidak Pencampuran air pada mortar utama
sesuai dengan perbandingan harus sesuai dengan spesifikasi yang ada
54 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
vertikal maupun horizontal dinding bata.
Pada plesteran dinding dalam yang menggunakan MU 301 bisa diganti dengan 1
PC : 5 pasir.
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen biasa setebal minimal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik kurang dari 2 mm.
Naad diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan saling
tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
56 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
5. Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan dengan menggunakan perekat spesi 1 pc : 3 pasir, diaduk baik
memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen
yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat
khusus, dengan memerhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti
tertera pada gambar.
6. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal, atau cacat lainnya.
7. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.
8. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.
9. Pola keramik harus memerhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang
terpasang di dinding : Exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-
11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berebda ketinggian peil lantainya
harus merupakan satu garis lurus.
13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm.
Setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik
diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti
yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
57 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant (AM
50).
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat, dan
bernoda.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
6. Jarak antara unit-unit pemsangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
58 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
10. Keramik plint / skirting terpasang siku terhadap lantai, dengan memerhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak
turun / retak sewaktu menerima beban di atasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat,
dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar perekat adukan spesi lebih
sempurna.
13. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan semen.
15. Nad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air. Warna perekat nad ini disesuaikan dengan warna keramik.
16. Pengisian / pengecoran nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
17. Sewaktu pengisian nad ini, keramik harus benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/
air semen.
19. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering / mengeras.
20. Bila pemasangan telah slesai seluruhnya, maka lantai harus di lap / disapu hingga
bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
59 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
22. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja
atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur ex[ension. Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis / sealant sesuai dengan gambar dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
1. Pekerja
Mandor
Tukang
Pembantu tukang
2. Bahan
Produksi : ROMAN
60 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Ukuran : 300 x 600 mm
Jenis : Ceramic Tile, ROMAN
Skirting : 10 x 30 cm
Ketebalan : minimum 6 mm atau sesuai gambar
Daya serap : 1%
Kekerasan : minimum 6 skala Mohs
Kekuatan tekan : minimum 900 kg/cm2
Daya tanah lengkung : minimum 350 kg/cm2
Mutu : tingkat 1 Extruded Single Firing tahan asam dan basa
Chemical Resistant : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat
17-23
Bahan pengisi : Grout semen / bewarna ex. AM 53 atau setara yang
disetujui
Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir
Warna, tekstur : akan ditentukan kemudian.
3. Alat
Benang
Timba
Cetok
61 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Pacul
Sekrop
Permasalahan Solusi
1. Persiapan
2. Screeding harus benar-benar kuat dan rata yang dicapai dengan kuat tekan K250.
Permukaan screed setelah selesai harus rata (toleransi maksimum 2 mm/m),
kering, bebas kotoran seperti debu / lemak / minyak.
3. Bahan yang digunakan adalah self levelling, yang terdiri dari cairan primer dan
self levelling compound, dengan masa kering maksimum 1 x 24 jam. Levelling di
lapisan ke screed sebanyak 1 kali (lapis) dengan maksimum ketebalan 2-3 mm.
Karena itu, kerataan screeding sangat penting. Levelling dibiarkan sampai kering
sebelum pemasangan dimulai.
6. Setelah selesai dipasang, marmoelum dibersihkan dari kotoran dengan cara dipel
dengan air bersih dan lap bersih lembab.
63 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu jenis Polyester
(PE) yang biasa banyak digunakan untuk interior, dan jenis PVDF (Poly Vinyl De
Flouride) yang biasa di gunakan di eksterior, karena jenis ini tahan segala jenis
cuaca,sehingga lapisan warna dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan jenis
Polyester.
Alumunium Composite panel memiliki sifat dan daya tahan yang kuat
terhadap air dan berbagai macam cuaca,oleh karna itu Alumunium Composite panel
banyak digunakan sebagai panel pelapis dinding dari suatu bangunan baik di in door
maupun out door, selain untuk aplikasi dinding Alumunium Composite Panel juga
dapat di gunakan dalam berbagaimacam aplikasi salah satunya sebagai perangkat
interior dan exterior.
Aluminium Composite panel terdiri dari berbagai macam warna sesuai
dengan permintaan, ketebalan alumunium composite panel umumnya 4 mm.
Aluminium composite panel, membuat gedung lebih menawan dan terkesan mewah.
3. Semua fastening achors harus diinstall sesuai dengan spesifikasi dan metoda yang
di approve oleh pabrik.
4. Semua ukuran yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai dan berada dalam
toleransi yang diberikan oleh bahan utama.
5. Semua brackets harus memenuhi syarat untuk adjustable ke tiga arah yang
memungkinkan panel terpasang sempurna pada tempatnya.
6. Semua bolts harus terpasang dengan benar dan kuat dan mendapat perhatian
khusus pada pelaksanaannya.
7. Celah antar panel harus ditutup dengan silicone sealant yang disarankan oleh
vendor ACP.
1. Pekerja
Mandor
Tukang
Pembantu Tukang
2. Bahan
Bahan dasar adalah low density polyethylene dengan lapisan alumunium pada
kedua sisi luarnya.
66 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
Warna ditentukan.
Panel secara umum direncanakan dengan sistem water tight cladding. Semua
joint dan sambungan harus memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Alat
Bor
Grenda Potong
Mesin Las
Sekrup
Permasalahan Solusi
Terjadi kebocoran antara sambungan ACP Sistem pemakaian silent harus padat dan
67 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
sesuai dengan rongga antara ACP yang satu
dengan yang lainnya, sehingga fungsi silent
bisa efektif dan tidak menimbulkan
kebocoran
Menggunakan acian.
Finishing cat
Bisa menggunakan batu alam
Finishing dinding berstektur kasar ( camprotan )
68 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama saya menjalani Praktek Kerja Lapangan, saya banyak mendapatkan ilmu
dan pengalaman yang banyak dan sangat berharga. Sehingga saat ini saya menjadi
pribadi yang lebih maju dan berkembang dari segi sikap dan pemikiran.
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan pada proyek pembangunan Rumah
Sakit Persada Kota Malang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pasangan plesteran adalah :
Tempat mengaduk.
Adukan baru jangan tercampur adukan lama atau bahan-bahan sisa yang sudah
tidak aktif.
Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
Air yang digunakan harus bersih.
Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
Perlu pengayakan pasir/kapur.
Perlu pengamanan bahan, yaitu menyimpan pasir jangan ditempat becek atau
dapat tercampur dengan daun-daun atau kotoran lainnya
2. Untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan, semua orang yang berkecimpung didalam
proyek harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Baik Kontraktor, Konsultan
Pengawas, Pekerja maupun Mahasiswa PKL.
3. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk pekerjaan Abutmen antara lain :
a. Helm proyek
b. Sepatu safety
69 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
c. Sarung tangan
d. Masker
e. Rompi (jika ada)
4. Pada pekerjaan keramik dinding, semua bahan bengunan yang digunakan untuk
pemasangan keramik sesuai dengan teori, tetapi yang membedakan yaitu campuran
yang digunakan untuk pemasangan keramik, yaitu menggunakan mortar.
4.2 Saran
1. Pada saat melakukan kegiatan PKL, sebaiknya harus sering bertanya kepada
pelaksana proyek agar kita mengerti apa dan bagaimana langkah pelaksanaan
dilakukan.
2. Faktor keamanan dan kenyamanan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan
dinding, keramik dan ACP karena butuh ketelitian dalam pemasangannya.
70 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n
DAFTAR PUSTAKA
71 | L a p o r a n P r a k t e k K e r j a L a p a n g a n