Ukuran papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar, sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Tetapi dapat jugadisesuaikan dengan kebutuhan,
umumnya ukuran papan gambar:
- lebar : 90 cm
- panjang : 100 cm
- tebal : 3 cm
3. Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80° kearah tarikan garis
yaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengan
telunjuk dan ibu jari.
6. Handel Horisontal
Berfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke kanan maupun ke
kiri jadi hanya dapat bergerak keatas dan ke bawah secara tegak lurus, apabila
handelnya dikunci.
7. Handel Vertikal
Berfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke atas maupun ke
bawah jadi hanya dapat bergerak ke kanan dan ke kiri bawah arah horisontal,
apabila handelnya dikunci.
12. Biasanya digunakan sepasang segitiga yaitu segitiga dengan sudut 45o – 45o
dan segitiga, dengan sudut 60o – 30o.
13. untuk membuat garis lurus atau membuat garis tegak lurus yang harus
diperhatikan dalam hal ini yaitu :
- arahkan pensil tegak lurus ( 90o ) terhadap segitiga
- miringkan pensil 80o kearah tarikan garis
- dalam menarik garis sambil pensilnya diputar
14. Menyatakan garis yang terlihat /tampak pada suatu benda Garis putus-putus
(kira-kira ½ tebal garis gambar),
23. Dimetri
Kemiringan satu sisinya 7º atau perbandingan 1 : 8 dengan panjang sisinya = a, sisi lain
kemiringannya 40º atau perbandingan 7 : 8 dengan panjang sisinya ½ a, dan tinggi
sisinya = a
28. Tampak merupakan penglihatan mata terhadap bangunan secara tegak lurus,
sesuai arah instruksi atau kode yang diberikan. Misalnya tampak muka, tampak
samping kanan, tampak utara .
29. Gambar potongan adalah berupa pandangan penampang bangunan atau
konstruksi arah tegak sesuai dengan kode atau petunjuk arahnya. Kode atau
arah potongan biasanya ditunjukkan pada gambar denah. Gambar yang terlihat
berupa penampang.
30. gambar pondasi yang digunakan, lantai, dan dinding. Di samping itu, juga
ketinggian plafon dan lantai serta bentuk kuda-kuda lengkap dengan nama dan
ukuran kayu yang digunakan serta ketinggian bangunan.
33. Denah rencana kosen pintu dan jendela merupakan gambar penempatan bentuk
kosen pintu dan jendela pada denag bangunan di samping juga sebagai
penjelasan arah bukaan pintu dan jendela
36. Konstruksi tangki septic bermacam-macam bentuk dan jenisnya, tetapi pada
prinsip pembagiannya sebagai berikut:
1 2 3 5 6 7
Bagian (1) Pipa saluran air kotor dari kakus atau WC ke ruang penghancur
golakan)
Bagian (2) Ruang penghancur sebaiknya diberi pipa ventilasi Ø 1” sebagai
pengatur tekanan udara
Bagian (3) Tangki septic, terdiri atas ruang lumpur, air dan udara.Ruang ini
sebagai tempat pembusukan dari Lumpur segar menjadi Lumpur matang. Untuk
tangki septic yang baru sebelum digunakan sebaiknya diisi air hingga penuh
ditambah air comberan dari selokan yang berwarna hitam karena sudah
mengandung bibit pembusukan cukup seember saja. Ini diberikan sebagai awal
proses pembusukan dalam tangki septik.
Bagian (4) Ruang pengambilan Lumpur yang sudah matang kurang lebih 2 tahun
sekali. Dibuat sendiri ruangnya agar tidak mengganggu tangki septik dalam
proses pembusukan.
Bagian (5) Ruang pengeluaran air dari tangki septic ke ruang peresapan /
rembesan dan letak pipa pengeluaran lebih rendah dari pipa pemasukan kurang
lebih perbedaan tingginya 10 cm
Bagian (6) Ruang penggontor berguna mencairkan endapan dari tangki septik
yang akan masuk ke peresapan /rembesan
Bagian (7) Konstruksi peresapan / rembesan. air dari tangki septik disalurkan ke
peresapan/rembesan. Peresapan dibuat dari kerikil dan pasir yang sekelilingnya
dilapisi dengan ijuk ikatan batu bata untuk dinding, meliputi ikatan ½ bata, ikatan
silang, ikatan tegak, ikatan vlam dan rollag.
37. Jenis bangunan dapat dibedakan menjadi:
a. Bangunan teknik sipil kering, antara lain meliputi: bangunan rumah, gedung-
gedung. monumen, pabrik, gereja, masjid dan sebagainya.
b. Bangunan teknik sipil basah, antara lain meliputi: bendungan, bangunan
irigasi, saluran air, dermaga pelabuhan, turap-turap, jembatan dan sebagainya.
39. Dinding bangunan dari segi fisika bangunan mengemban fungsi antara lain:
- Penutup atau pembatas ruang
- Keamanan
40. Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan tenaga mesin,
terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:
a. Bata utuh
b. ¾ panjang bata
c. ½ panjang bata
d. ¼ panjang bata dengan lebar utuh
e. ½ lebar bata dengan panjang utuh
Catatan :
Panjang bata = bujur = b, panjangnya ± 23 – 25 cm
Lebar bata = kepala = k, lebarnya ± 11 – 12 cm
Tebal bata ± 5 – 5.5 cm
41. Batu bata disusun menggunakan adukan (spesi). Adukan ini terdiri dari
campuran agregat dengan perbandingan campuran isi (biasa dilakukan sehari-
hari). Adapun campuran yang digunakan tergantung kesediaan bahan campuran
yang ada didaerah masing-masing, maka dapat bervariasi yaitu antara lain:
a. 1 kapur : 1 semen merah : 2 pasir
b. 1 kapur : 3 tras
c. 1 Portland Cement (PC) : 4 pasir (5 pasir atau 6 pasir)
d. 1 Portland Cement (PC) : 1 tras : 3 pasir
42. Pada penyusunan bata ini ada 3 istilah bentuk pemasangan adukan (spesi)
yaitu:
a. Arah vertical disebut siar tegak (prepend).
b. Arah memanjang disebut siar bujur atau siar datar (bed joint).
c. Arah yang dipasang ke lebar bata disebut siar lintang.
43. Syarat pasangan dinding batu bata:
- Hubungan harus sesederhana mungkin
- Jangan memakai bata kurang dari ½ bata
- Siar tegak tidak boleh dibuat terus menerus
- Siar harus terisi penuh dengan spesi
- Lapisan strek dan kop hendaknya saling bergantian,
46. Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya
pada suatu bangunan. Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya
mempunyai kemiringan ± 40 º .
47. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran Optrade (tegak)
dan Aantrede (mendatar) harus sebanding. Rumus Tangga
1 Aantrade + 2 Optrade = 57 s.d 60 cm
49. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembuatan tangga antara lain:
- Bahan yang berkualitas
- Sambuangan harus baik
- Mendapat penerangan yang cukup
- Finishing
51. Spesi ini dapat dibuat dari campuran, yang untuk tanah yang tidak mengandung
air, dibuat dari: 1 Kp : 1 sm : 1 P atau 1 k : 1 Sm : 2 P . Sedangkan untuk tanah
yang mengandung air dibuat dari campuran: 1 Pc : 4 P atau 1 Pc : 5 Tras atau
1 Pc : ½ Kapur : 5 Pasir
52. Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan
bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikil dengan
perbandingan tertentu ditambah air secukupnya.
Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:
a. Berdasarkan atas perbandingan berat
b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)
53. Perbandingan campuran beton untuk konstruksi beton adalah 1 PC : 2 pasir : 3
kerikil atau 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton rapat air menggunakan
campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil.
54. Pelat pondasi diberi tulangan yang diletakkan pada daerah tarik yaitu dibidang
bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.
Besar diameter tulangan pokok Ø 13 - Ø 16 mm dengan jarak 10 cm – 15 cm,
sedang pada arah memanjang pelat dipasang tulangan pembagi Ø 6 - Ø 8 mm
dengan jarak 20 cm – 25 cm.
55. Campuran beton untuk konstruksi adalah 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk
lantai kerja sebagai peletakan tulangan dibuat beton dengan campuran 1 PC : 3
pasir : 5 kerikil setebal 6 cm.
56. Jenis Tulangan
Tulangan-tulangan yang terdapat pada konstruksi pelat beton bertulang adalah:
1) Tulangan pokok
� Tulangan pokok primer, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi
pelat arah lebar (sisi pendek) dan dipasang mendekati sisi luar beton.
� Tulangan pokok sekunder, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan
sisi pelat arah panjang dan letaknya dibagian dalam setelah tulangan pokok
primer.
2) Tulangan susut ialah tulangan yang dipasang untuk melawan
penyusutan/pemuaian dan pemasangannya berhadapan dan tegak lurus
dengan tulangan pokok dengan jarak dari pusat ke pusat tulangan susut
maksimal 40 cm.
3) Tulangan pembagi ialah tulangan yang dipasang pada pelat yang mempunyai
satu macam tulangan pokok, dan pemasangannya tegak lurus dengan
tulangan pokok. Besar tulangan pembagi 20 % dari tulangan pokok dan jarak
pemasangan dari pusat ke pusat tulangan pembagi maksimum 25 cm atau
tiap bentang 1 (satu) meter 4 batang. Pemasangan tulangan pembagi
biasanya terdapat pada konstruksi pelat luifel/atap/lantai dan dinding
58. Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi
� Di dalam : 2.0 cm
� Di luar : 2.5 cm
� Tidak kelihatan : 3.0 cm
Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
61. Besarnya kemiringan atap tergantung dari pada bahan yang dipakainya misalnya
- Genteng biasa miring 30o-35o
- Genteng istimewa miring 25o-30o
- Sirap miring 25o-40o
- Alang-alang atau umbia miring 40o
- Seng miring 20 – 25o
- Semen asbes gelombang miring 15 – 25o
- Beton miring 1 – 2o
- Kaca miring 10 – 20o
62. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah :
- rapat air serta padat
- letaknya mantap tak mudah tergiling-guling
- tahan lama ( awet )
- bobot ringan
- tidak mudah terbakar