Anda di halaman 1dari 8

1.

Profil memanjang Profil memanjang merupakan suatu potongan/penampang suatu areal arah memanjang yang mempunyai jarak dan elevansi.

Contoh gambar profil memanjang

Pelaksanaan pengukuran Sipat datar profil memanjang tidak jauh berbeda dengan sipat datar memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya merupakan titik ikat bagi sipat datar profil melintangnya, sehingga mempunyai ketentuan sebagai berikut : 1. Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tenah (as jalur pengukuran dan dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan tanah. !. "ata ukuran jarak dengan pita ukur dan di#ek dengan jarak optis. Cara pengukuran profil memanjang: 1. $empatkan alat sipat datar diatas patok (% . !. &akukan centering, sehingga alat tepat di atas titik %. '. (elembung nivo ketengahkan dengan ' skrup klap. ). *kur tinggi alat diatas patok. +. ,idik rambu pada titik 1 kemudian ba#a ,%, ,$ dan ,,.

-. .itung d (jarak dari alat ke rambu, d/(,%0,, .111 2. &akukan hal yang sama (v, vi, vii pada setiap titik relief (ii, iii, dst ini pada seksi %,, untuk pengukuran pada seksi ,C, maka alat isa dipindahkan pada titik ,. 3. &akukan urut0urutan dari nomor i s/d vii. 4. .itungan : .1 / .%56.%1 !. Profil melintang Profil melintang merupakan potongan/penampang melintang dari suatu areal pengukuran tanah arah melintang dari suatu areal pengukuran tanah arah melintang yang memperlihatkan jarak dan elevansi tertentu. Pada pengurukuran profil melintang alat ditempatkan diatas setiap profil memanjang yang telah dihitung ketinggian dan jarak antara titik ke titk . setiap pengukuran harus diambil siku terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak sesui kebutuhan. Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang lebarnya dapat ditentukan sesuai peren#anaan dengan pita ukur misalnya pada jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. %rah potongan melintang tegak lurus dengan as, ke#uali pada titik tikungan (#ontoh pada titik , maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau bila perlu dibuatkan ! buah potongan melintang yang masing0masing tegak lurus pada arah datang dan arah belokan selanjutnya. Cara pengukuran profil melintang: 1. $empatkan alat di atas titik %. !. &akukan centering. '. (elembung nivo ketengahkan dengan ' skrup klap. ). *kur tinggi alat diatas patok. +. ,idik rambu diatas titik 1. ,a#a ,%, ,$ dan ,,.

-. .itung jarak optis dari alat ke rambu 1, d /(,%0,, .111 2. &akukan hal yang sama (v,vi,vii pada titik0titik !, ', ) dan seterusnya sebagai titik0titik relief. 3. "emikian juga point 1 s/d 3 dilakukan pada setiap potongan melintang.

(ambar profil melintang '. Poligon tertutup dan terbuka Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti sudut. Se#ara harfiahnya, poligon berarti sudut banyak. 7amun arti yang sebenarnya adalah rangkaian titik0titik se#ara berurutan sebagai kerangka dasar pemetaan. Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik0titik poligon harus diketahui atau ditentukan se#ara teliti. 8arena akan digunakan sebagai ikatan detil, pengukuran poligon harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu.,erdasarkan dasar bentuknya, poligon dibedakan menjadi tiga ma#am, yaitu poligon terbuka, tertutup, dan ber#abang. Poligon tertutup adalah titik a9al dan akhirnya menjadi satu. Poligon ini merupakan poligon yang paling disukai dan paling banyak dipakai di lapangan karena tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang sulit didapatkan di lapangan. 7amun demikian hasil ukurannya #ukup terkontrol. Poligon terbuka merupakan poligon dengan titik a9al dan titik akhir tidak berhimpit atau tak pada posisi yang sama.

(ambar Poligon tertutup

).8ontur (aris kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik0titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. 7ama lain garis kontur adalah garis tran#hes, garis tinggi dan garis tinggi hori:ontal. (aris kontur 5 !+ m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik0titik yang mempunyai ketinggian sama 5 !+ m terhadap tinggi tertentu. (aris kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. %plikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata0rata , atau irisan profil memanjang melintang

permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan dan perhitungan galian serta timbunan (#ut and fill permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. (aris kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi

tegak garis0garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. 8arena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami penge#ilan sesuai skala peta.

(aris0garis kontur merupakan #ara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan #ara ha#hures dan shading. ,entuk garis kontur dalam ' dimensi

Sifat garis kontur (aris0garis kontur merupakan #ara yang banyak dilakukan untuk melukiskan memberikan bentuk permukaan ketelitian yang tanah dan ketinggian Cara lain pada untuk peta, karena melukiskan lebih baik.

bentuk permukaan tanah yaitu dengan #ara ha#hures dan shading.

Theodolite

PENGERTIAN $heodolite adalah instrument / alat yang diran#ang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut hori:ontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut verti#al. "imana sudut ; sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.

KONSTRUKSI THEODOLITE 8onstruksi instrument theodolite ini se#ara mendasar dibagimenjadi ' bagian, lihat gambar di ba9ah ini : 1. ,agian ,a9ah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengun#i limbus. !. ,agian $engah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian ba9ah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. "iatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari ; jari plat pada bagian ba9ah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pemba#a nonius. "i atas plat nonius ini ditempatkan ! kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus.

&ingkaran dibuat dari ka#a dengan garis ; garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. (aris ; garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. &ingkaran dibagi dalam derajat se<agesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam '-1= atau dalam grades senti#imal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam )11 g. '. ,agian %tas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar. SYARAT SYARAT THEODOLITE Syarat ; syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb : 1.Sumbu kesatu benar ; benar tegak / verti#al. !.Sumbu 8edua haarus benar ; benar mendatar. '.(aris bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar. ).$idak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

Anda mungkin juga menyukai