Anda di halaman 1dari 30

RANCANGAN PERCOBAAN

(EXPERIMENTAL DESIGN)

UJI LANJUTAN

Dr. Ir. Rafiuddin, M.P.


UJI LANJUTAN
❑ DILAKSANAKAN APABILA
Ho DITOLAK atau
H1 DITERIMA
➔ ADA PERBEDAAN ANTARA PERLAKUAN
DICOBAKAN

CONTOH PERLAKUAN A, B, C, D, E
Ho : A = B = C = D = E
H1 : A ≠ B ≠ C ≠ D ≠ E
SEKURANG-KURANGNYA TERDAPAT SEPASANG
PERLAKUAN YANG TDK SAMA (BERBEDA)

❑ UJI LANJUTAN DIPILIH BERDASARKAN JUMLAH


PERLAKUAN YANG DICOBAKAN
 Uji lanjutan atau Pembanding berganda digunakan apabila
setelah dilakukan analisis ragam (anova) ternyata peneliti
ingin mengetahui lebih lanjut pasangan perlakuan mana yang
mempunyai nilai tengah berbeda
 Berdasarkan hasil uji lanjutan ini akan dibuat kesimpulan
sebagai rekomendasi akhir terhadap perlakuan yang telah
diberikan pada suatu obyek percobaan
 Untuk menentukan jenis uji lanjutan yang sesuai, maka harus
diperhatikan apakah uji yang akan digunakan adalah untuk
perbandingan yang bersifat terencana atau tidak
 Perbandingan terencana adalah perbandingan yang memang
direncanakan sebelum data suatu percobaan diperoleh atau
sebelum percobaan dilakukan, sedangkan perbandingan tidak
terencana adalah perbandingan yang dilakukan setelah data
diperoleh
 Untuk melakukan pembandingan berpasangan atau
pembandingan terencana antar perlakukan digunakan
beberapa jenis uji lanjutan
 Setiap jenis uji lanjutan memerlukan kriteria-kriteria
tertentu yang harus dipenuhi sehingga pengunaannya
tidak boleh sembarang
 Beberapa jenis uji lanjutan (uji pembanding berganda)
yang dapat digunakan antara lain:
- Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
- Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
- Uji Student Neuman’s Keuls (SNK)
- Uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
- Uji Dunnet’s
- Uji Scheffe
- dan lain-lain.
JENIS-JENIS UJI LANJUTAN
❑UJI BEDA NYATA TERKECIL = BNT (LEAST
SIGNIFICANT DIFFERENT = LSD)
❑UJI BEDA NYATA JUJUR = BNJ (HONESTLY
SIGNIFICANT DIFFERENT = HSD)
❑UJI JARAK BERGANDA DUNCAN = JBD
(DUNCAN’S MULTIPLE RANGE TEST = DMRT)
❑UJI ORTHOGONAL KONTRAS
❑UJI ORTHOGONAL POLYNOMIAL UNTUK
MELIHAT RESPON PERLAKUAN
Uji orthogonal polynomial digunakan
untuk melihat pengaruh perlakuan dan
membuat kurva respon

❑ Apabila perlakuan berupa dosis atau takaran


❖Pupuk ➔ 0 ; 25 ; 50 ; 75 ; 100 ; 125 ; 150 kg.ha-1
❖Pestisida ➔ 0,0 ; 0,15 ; 0,30 ; 0,45 liter.ha-1

❑ Angka atau nilai koefisien orthogonal


polynomial dapat dilihat pada tabel koefisien
orthogonal
UJI ORTHOGONAL KONTRAS
❑BILA PERLAKUAN TERDIRI DARI KELOMPOK
PERLAKUAN ATAU MERUPAKAN PENGUJIAN
TERENCANA
❖ KONTROL
❖ UREA 25 kg ha-1
❖ UREA 50 kg ha-1
❖ UREA 75 kg ha-1
❖ ZA 25 kg ha-1
❖ ZA 50 kg ha-1
❖ ZA 75 kg ha-1

❑ ANGKA ORTHOGONAL DIBUAT SENDIRI


Uji Beda Nyata Terkecil = BNT
(Least Significant Difference = LSD)
 Uji ini sangat cocok digunakan apabila pengujian nilai
tengah perlakuan yang akan dibandingkan sebelumnya
telah direncanakan
 Tingkat ketepatan uji BNT akan berkurang jika digunakan
untuk menguji semua kemungkinan pasangan nilai tengah
perlakuan (melakukan pembanding yang tidak terencana)
 Beberapa aturan dasar yang perlu diperhatikan agar uji ini
dapat digunakan secara efektif antara lain: gunakan uji
BNT hanya apabila F. Hitung > F. Tabel
 Tidak menggunakan uji BNT untuk membandingkan
semua kombinasi pasangan nilai tengah perlakuan karena
hanya cocok untuk membandingkan dengan kontrol atau
tidak lebih dari lima perlakuan.
Apabila setiap perlakuan mempunyai ulangan yang
sama yaitu r, maka formula untuk perhitungan nilai
pembanding (NP) BNT pada taraf nyata α adalah:

NP BNTα = tα .
Nilai tα dilihat pada tabel t dengan menggunakan
derajat bebas galat/acak yang digunakan.

➢Untuk menilai apakah dua nilai tengah perlakuan


berbeda secara statistika, maka bandingkan selisih
(beda) dua nilai tengah perlakuan tersebut dengan
nilai pembanding BNT.
➢ Kriteria kesimpulan: Jika beda dua nilai tengah perlakuan
> nilai NP BNT , maka dua nilai tengah perlakuan
tersebut dikatakan berbeda secara nyata pada taraf α, dan
➢ jika beda dua nilai tengah perlakuan ≤ nilai NP BNT,
maka dua nilai tengah perlakuan tersebut dikatakan
tidak berbeda nyata atau sama .
Contoh hasil analisis data menggunakan RAK

KELOMPOK Rata-
PERLAKUAN Jumlah
I II III IV rata
A 22 24 23 26 95 23.8
B 32 34 31 35 132 33.0
C 43 42 44 43 172 43.0
D 56 57 52 51 216 54.0
E 11 13 10 15 49 12.3
Jumlah 164 170 160 170 664 33.2

SIDIK RAGAM /ANOVA


SUMBER F. TABEL
DB JK KT F.HIT
KERAGAMAN 0.05 0.01
Kelompok 3 14,4 4.8 1.22 tn 3.49 5.95
Perlakuan 4 4227.7 1056,9 269,3 ** 3.26 5.41
Galat 12 47,1 3.925
Total 19 4289,2
KK = 5.97%
Simbol
Perlakuan Nilai Rata-rata Simbol Garis
Huruf
B = kontrol 33,0 a
C 43,0 b
D 54,0 b
A 23,8 b
E 12,3 b
NP BNT = Tabel t (db galat = 12; α = 0,01) x 2 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
=
2 𝑥 3,925
𝑟 4
= 3,055 x 1,400 = 4,280

Contoh : Diasumsikan Perlakuan B sebagai kontrol/standar


BC = 10 > 4,280 → beda
BD = 21 > 4,280 → beda
BA = 9,2 > 4,280 → beda
BE = 20,7 > 4,280 → beda
Sebagai contoh, digunakan data pengamatan percobaan
Populasi hama pada berbagai varietas padi.
Sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh sangat nyata
(Perlakuan A diasumsikan kontrol = K)
KOLOM Rata-
PERLAKUAN Jumlah
I II III IV V rata
A=K 349 330 341 304 315 1639 327,8
B 363 344 350 310 325 1692 338,4
C 293 275 301 285 292 1446 289,2
D 271 253 223 199 247 1193 238,6
E 248 212 198 164 192 1014 202,8
Jumlah 1524,00 1414,00 1413,00 1262,0 1371,0 6984 279,4

SIDIK RAGAM
SUMBER F.
F. TABEL
DB JK KT
HITUNG 0,05 0,01
KERAGAMAN
BARIS 4 471,76 117,94 0,502 3,26 5,41 tn
KOLOM 4 7114,96 1778,70 7,564 3,26 5,41 **
Perlakuan 4 67259,0 16814,7 71,499 3,26 5,41 **
Galat 12 2822,08 235,17
Total 24 77667,8
NP BNT = db galat = (12; α = 0,01) x
= 3,055 x 9,699 = 29,630

NP BNT selanjutnya dibandingkan dengan selisih nilai rata-rata


pasangan perlakuan yang diuji seperti berikut
YK – YB = (327,8 - 338,4) = 10,6 < 29,630 → tidak berbeda=sama
YK – YC = (327,8 – 289,2) = 38,6 > 29,630 → berbeda
YK – YD = (327,8 – 238,6) = 89,2 > 29,630 → berbeda
YK – YE = (327,8 – 202,8) = 125 > 29,630 → berbeda

Hanya membandingkan dengan Kontrol Membandingkan keseluruhan


 K= 327,8a Perbedaan simbol huruf (a atau b) B = 338,4a
 B= 338,4a dibelakang angka menunjukkan A = 327,8a
 C= 289,2b ada perbedaan rata-rata hasil antara C = 289,2b
 D= 238,6b kontrol dengan perlakuan lain yang D = 238,6c
 E= 202,8b dibandingkan E = 202,8d
Tabel t

0,05 0,01

db galat = 12 → 2,179 (α = 0,05) dan 3,055 (α = 0,01)


UJI BEDA NYATA JUJUR = BNJ
(Honestly Significant Difference = HSD)
➢ Uji BNJ atau uji Turkey, dapat digunakan untuk membandingkan
semua pasangan perlakuan yang ada
➢ Penggunaan uji ini sangat sederhana karena hanya
menggunakan satu nilai untuk menguji semua kombinasi
perlakuan yang akan dibandingkan seperti halnya pada uji BNT
➢ Kriteria uji BNJ sama dengan uji BNT.
➢ Rumus apabila setiap perlakuan mempunyai ulangan yang sama
yaitu r, maka formula untuk perhitungan nilai BNJ pada taraf
nyata α adalah:
NP BNJα = qα (p, fe).

Nilai qα dilihat pada tabel BNJ dimana p adalah jumlah perlakuan dan
fe adalah derajat bebas galat.
→ Jumlah perlakuan = 5 dan db galat = 12
Aturan Pengujian
1. Rata-rata perlakuan diurutkan dari nilai terbesar ke terkecil atau
sebaliknya dari terkecil ke terbesar (tergantung jenis parameter)
2. Berikan simbol awal pada perlakuan pertama (huruf a, p atau huruf lain)
3. Bandingkan antara selisih rata-rata perlakuan dengan nilai pembanding
(NP), yaitu: jika selisih rata-rata perlakuan > NP maka disebut berbeda,
namun jika selisih rata-rata perlakuan ≤ maka disebut sama
4. Bandingkan perlakuan pertama ke perlakuan berikutnya sampai ada yang
berbeda (tetap di titik awal jika masih sama). Bandingkan perlakuan ke
perlakuan berikutnya sampai ada yang berbeda)
5. Jika membandingkan ke bawah, berikan simbol berbeda (huruf
selanjutnya, contohnya: setelah a maka simbol selanjutnya adalah b) jika
perlakuan tersebut berbeda, namun berikan simbol yang sama jika
perlakuan tersebut dianggap masih sama (contohnya tetap simbol a)
6. Bandingkan kembali ke atas jika pada saat membandingkan ke bawah
terdapat lompatan beberapa perlakuan baru ada yang berbeda
7. Saat membandingkan ke atas terdapat perlakuan yang sama, maka
berikan simbol yang sama dengan simbol akhir, namun jika berbeda maka
tidak perlu diberikan simbol (simbolnya sudah beda)
8. Saat membandingkan lagi ke bawah, maka titik awal pembandingan
dimulai lagi dari perlakuan yang mempunyai simbol tertinggi yang
posisinya paling atas
NP BNJ = (5 ; 12 pada α = 0,01) x
= 5,84 x 6,858 = 40,05
Untuk memudahkan pengujian, maka urutkan rata-rata perlakuan
dari nilai terendah ke terbesar atau dari terbesar ke terkecil.

 YE – YD = (202,8 - 238,6) = 35,8 < 40,05 → tidak berbeda


 YE – YC = (202,8 - 289,2) = 86,4 > 40,05 → berbeda
 YE – YA = (202,8 - 327,8) = 125 > 40,05 → berbeda
 YE – YB = (202,8 - 338,4) = 135,6 > 40,05 → berbeda
 YD – YC = (238,6 - 289,2) = 50,6 > 40,05 → berbeda
 YD – YA = (238,6 - 327,8) = 89,2 > 40,05 → berbeda
 YD – YB = (238,6 - 338,4) = 99,8 > 40,05 → berbeda
 YC – YA = (289,2 - 327,8) = 38,6 < 40,05 → tidak berbeda
 YC – YB = (289,2 - 338,4) = 49,2 > 40,05 → berbeda
 YA – YB = (338,4 - 327,8) = 10,6 < 40,05 → tidak berbeda
Tabel BNJ = Tabel q

db perlakuan = 5 dan db galat = 12


→ 4,51 (α = 0,05) dan 5,84 (α = 0,01)
Simbol
Perlakuan Nilai Rata-rata Simbol Garis
Huruf
E 202,8 a
D 238,6 a
C 289,2 b
A 327,8 bc
B 338,4 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (a, b) pada kolom
berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ  = 0,01.
➢ Data di atas menggunakan hasil percobaan Populasi hama pada
berbagai varietas padi.
➢ Kesimpulan dari uji BNJ menunjukkan bahwa pada Varietas B terdapat
hama terbanyak (338,4 ekor) yang berbeda sangat nyata dengan
perlakuan C, D, dan E tetapi masih sama dengan A, sedangkan
Varietas E terdapat populasi hama terendah (202,8 ekor), berbeda
sangat nyata dengan perlakuan C, A, dan B, tetapi masih sama dengan
perlakuan D.
Uji Jarak Berganda Duncan = UJBD
(Duncan’s Multiple Range Test = DMRT)

 Uji DMRT digunakan untuk membandingkan semua


pasangan perlakuan, tetapi tidak perlu memperhatikan
jumlah perlakuan yang ada dari percobaan karena masih
dapat mempertahankan taraf nyata yang ditetapkan
 Walaupun jumlah perlakuan yang dibandingkan
jumlahnya banyak, tetapi uji ini tetap mempunyai
ketelitian tinggi karena nilai pembanding yang
digunakan didasarkan pada sekumpulan nilai
pembanding yang ukurannya semakin besar berdasarkan
jarak dari nilai tengah yang dibandingkan
 Uji DMRT dapat digunakan walaupun F. hitung < F.
Tabel
Langkah-langkah perhitungan uji ini adalah:
 Digunakan data hasil percobaan Populasi hama pada berbagai varietas padi.
 Urutkan nilai tengah perlakuan (varietas) dari terendah ke tertinggi
Varietas E = 202,8 D = 238,6 C = 289,2 A = 327,8 B = 338,4
 Hitung NP dengan rumus = Tabel DMRT x Sd

Sd = Sd = = 6,858

Jarak Perlakuan 2 3 4 5
Tabel DMRT
4,32 4,55 4,68 4,76
( db galat = 12 ; α = 0,01)

NP DMRT = Sd . Tabel DMRT 29,63 31,20 32,10 32,65


Tabel Duncan (DMRT) = SSR

db galat = 12
α = 0,01 → Jarak 2 = 4,32 ; Jarak 3 = 4,55; Jarak 4 = 4,68; Jarak 5 = 4,76
 Bandingkan selisih nilai tengah perlakuan dengan NP
DMRT (sesuai jaraknya) pada rata-rata perlakuan
(Varietas) yang telah diurutkan sehingga jarak diketahui

YE – YD = (202,8 - 238,6) = 35,8 > 29,63 → berbeda


YE – YC = (202,8 - 289,2) = 8, 64 > 31,20 → berbeda
YE – YA = (202,8 - 327,8) = 125 > 32,10 → berbeda
YE – YB = (202,8 - 338,4) = 135,6 > 32,65 → berbeda
YD – YC = (238,6 - 289,2) = 50,6 > 29,63 → berbeda
YD – YA = (238,6 - 327,8) = 89,2 > 31,20 → berbeda
YD – YB = (238,6 - 338,4) = 99,8 > 32,10 → berbeda
YC – YA = (289,2 - 327,8) = 38,6 > 29,63 → berbeda
YC – YB = (289,2 - 338,4) = 49,2 > 31,20 → berbeda
YA – YB = (338,4 - 327,8) = 10,6 < 29,63 → tidak berbeda
Nilai Rata-rata
Perlakuan (Populasi Hama)
Simbol Huruf Simbol Garis
Varietas E 202,8 a
Varietas D 238,6 b
Varietas C 289,2 c
Varietas A 327,8 d
Varietas B 338,4 d
➢Kesimpulan dari uji DMRT menunjukkan bahwa pada tanaman
padi varietas E terdapat populasi hama terendah (202,8 ekor)
yang berbeda sangat nyata dengan varietas lainnya (D, C, A dan
B). Tanaman padi varietas B terdapat populasi hama tertinggi
(338,4 ekor) dan berbeda sangat nyata dengan varietas E, D, dan
C tetapi masih sama dengan varietas A.
➢Terlihat bahwa perlakuan E pada uji BNJ masih sama dengan
perlakuan D, tetapi pada uji DMRT ternyata justeru berbeda
karena NP DMRT yang digunakan sesuai jarak.
Contoh Hasil Uji Lanjutan menggunakan SPSS

UJI Subset
Perlakuan N
1 2 3
N 4 2.0000 a

Tukey J 4 3.0000 3.0000 ab


I 4 3.0000 3.0000 ab
H
M 4 3.5000 3.5000 ab
S L 4 3.7500 b
K 4 4.0000 b
D
a
H 4 4.2500 b
Sig. .083 .209
N 4 2.0000 a
J 4 3.0000 3.0000 ab
I 4 3.0000 3.0000 ab
M 4 3.5000 3.5000 bc
Duncana L 4 3.7500 3.7500 bc
K 4 4.0000 4.0000 bc
H 4 4.2500 c
Sig. .071 .085 .183
Latihan Uji Lanjutan (Contoh lain)
Umpamanya di sidik ragam diketahui bahwa perlakuan berpengaruh nyata,
perlakuan ada 7 yaitu : H, I, J, K, L, M dan N, serta nilai pembanding yang
telah dihitung menggunakan rumus BNJ nilainya = 1,15 seperti tabel berikut

Perlakuan Nilai Rata-rata Simbol Huruf NP BNJ 0,05


N 2,00 a
J 3,00 ab
I 3,00 ab
M 3,50 bc 1,15
L 3,75 bc
K 4,00 bc
H 4,25 c
Langkah-langkah Pengujian
* Ikuti petunjuk pengujian pada slide 16
* Rata-rata perlakuan disusun dari nilai terendah ke tertinggi atau sebaliknya
• Perlakuan N sebagai nilai terendah, ditetapkan sebagai titik awal, maka diberi
simbol awal, boleh simbol awal abjad yaitu a, atau bpleh mulai dari p , dll
• Perlakuan awal yang dibandingkan adalah NJ (Panah warna biru)
• Selisih nilai NJ = 3,00 – 2,00 = 1,00. Nilai selisih NJ =1,00 < 1,15 → berarti
dianggap sama atau tidak ada perbedaan, maka perlakuan J diberi simbol yang
sama dengan N yaitu a (slide 16 point 3, 4 dan 5)
• Karena masih sama / belum berbeda maka titik awal tetap di N, selanjutnya yang
dibandingkan adalah NI (Panah warna biru)
• NI = 3,00 – 2,00 = 1,00 < 1,15 → sama (Perlakuan I diberi simbol yang sama
dengan perlakuan N yaitu a), selanjutnya NM
• NM = 3,50 – 2,00 = 1,50 > 1,15 → berbeda (Perlakuan M diberi simbol yang
berbeda dengan N yaitu huruf selanjutnya setelah a yaitu b. Membandingkan ke
bawah berhenti karena sudah ada yang berbeda
• Karena yang berbeda NM, tetapi belum dikelahui MI dan MJ maka dibandingkan ke
atas (Panah warna merah), (slide 16 point 6), yaitu MI
• MI = 3,50 – 3,00 = 0,50 < 1,15 → sama (Perlakuan I ditambah simbol yang sama
dengan M yaitu b (slide 16 point 7) sehingga di perlakuan I yang tadinya hanya
simbol a menjadi ab. Karena masih sama/ belum ada beda maka dilanjutkan ke MJ
• MJ = 3,50 – 3,00 = 0,50 < 1,15 → sama, berarti perlakuan J juga ditambah simbol b
menjadi ab. Membandingkan ke atas sudah tidak ada maka selanjutnya
dibandingkan lagi ke bawah.
• Untuk membandingkan lagi ke bawah, penentuan titik tolaknya ditentukan pada
perlakuan mana yang simbolnya yang tertinggi dan posisinya paling atas (slide 16 point
8. Ternyata simbol tertinggi adalah b, dan posisi teratas berada di perlakuan J sehingga
titik tolaknya dimulai di J, yang dibandingkan sekarang adalah JL (Panah warna hitam)
• JL = 3,75 – 3,00 = 0,75 < 1,15 → sama (Perlakuan L diberi simbol yang sama dengan J
yaitu b), selanjutnya tetap mulai di J karena masih sama yaitu JK
• JK = 4,00 – 3,00 = 1,00 < 1,15 → sama (Perlakuan K diberi simbol yang sama dengan J
yaitu b), selanjutnya tetap mulai di J karena masih sma yaitu JH
• JH = 4,25 – 3,00 = 1,25 > 1,15 → berbeda (Perlakuan H diberi simbol yang berbeda
dengan J yaitu huruf selanjutnya setelah b yaitu c. Membandingkan ke bawah berhenti
sementara karena sudah ada yang berbeda. Yang berbeda JH tetapi belum dikelahui
HK, HL, HM, dan HI, maka dibandingkan ke atas, yaitu HK
• HK = 4,25 – 4,00 = 0,25 < 1,15 → sama (Perlakuan K ditambah simbol yang sama
dengan H yaitu c sehingga di perlakuan K yang tadinya hanya simbol b menjadi bc
(Panah warna hijau), karena masih sama dilanjutkan ke HL
• HL = 4,25 – 3,75 = 0,50 < 1,15 → sama (Perlakuan L ditambah simbol yang sama
dengan H yaitu c sehingga di perlakuan L yang tadinya hanya simbol b menjadi bc,
karena masih sama dilanjutkan ke HM
• HM = 4,25 – 3,50 = 0,75 < 1,15 → sama (Perlakuan M ditambah simbol yang sama
dengan H yaitu c sehingga di perlakuan M yang tadinya hanya simbol b menjadi bc,
karena masih sama dilanjutkan ke HI
• HI = 4,25 – 3,00 = 1,25 > 1,15 → berbeda (Perlakuan I tidak perlu ditambah simbol lagi
karena sudah berbeda yaitu c dengan b (slide 16 point 8).
• Karena tidak ada lagi yang mau dibandingkan baik ke atas maupun ke bawah maka
pengujian dianggap selesai.
 Jika tidak tepat dalam pemilihan uji akibat salah prosedur maka hasil
akhirnya akan bias atau tidak tepatnya kesimpulan yang akan diambil,
hal ini berakibat fatal bagi pengguna rekomendasi kita.
 Sebagai ilustrasi pada penggunaan dosis pupuk untuk tanaman, jika
hasil penelitian tentang dosis pupuk tersebut salah dan kita
menggunakan rekomendasi yang salah tersebut, maka dampaknya
bukan meningkatkan produksi tanaman tetapi bisa menimbulkan
penurunan pertumbuhan atau malah mematikan tanaman karena
keracunan. Untuk itu perlu rambu-rambu yang harus dipenuhi agar
tidak bias kesimpulan akhir dalam pengujian Rerata nilai tengah
perlakuan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Jika koefisien keragaman besar (minimal 10% pada kondisi homogen
atau minimal 20% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang
sebaiknya digunakan adalah uji Duncan, karena uji dapat dikatakan
yang paling teliti.
2. Jika koefisien keragaman sedang (antara 5 - 10% pada kondisi
homogen atau minimal 10 - 20% pada kondisi heterogen), uji lanjutan
yang sebaiknya digunakan adalah uji BNJ (beda nyata Jujur) karena
uji dapat dikatakan juga berketelitian sedang.
3. Jika koefisien keragaman kecil (maksimal 5 % pada kondisi homogen
atau minimal 10% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya
digunakan adalah uji BNT (beda nyata terkecil) karena uji ini
tergolong kurang teliti
Hei, Belajar Yach !

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai